1|1|[[1 ~ FATIHAH AL-KITAB (PEMBUKA KITAB SUCI) Pendahuluan: Makkiyyah, 7 ayat ~ Surat al-Fâtihah ini termasuk kelompok surat Makkiyyah yang turun di Mekah sebelum hijrah. Disebut al-Fâtihah (pembuka), karena letaknya yang berada urutan pertama surat-surat al-Qur'ân. Surat yang pertama diturunkan secara lengkap di antara surat-surat yang ada dalam al-Qur'ân ini merupakan intisari dari seluruh kandungan al-Qur'ân yang kemudian diperinci oleh surat-surat sesudahnya. Tema-tema pokok al-Qur'ân--seperti penjelasan tawhid dan keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang-orang Mukmin, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir dan pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya--semua itu tercermin secara singkat dalam surat ini. Oleh sebab itu, surat ini juga disebut dengan nama Umm al-Kitâb (induk al-Qur'ân).]] Surat ini dimulai dengan menyebut nama Allah--satu-satunya Tuhan yang berhak disembah--Yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan. Dialah Pemilik rahmah (sifat kasih) yang tak habis-habisnya, Yang menganugerahkan segala macam kenikmatan, baik besar maupun kecil. 1|2|Segala puja dan puji kita persembahkan kepada Allah semata, karena Dialah Yang menciptakan dan memelihara seluruh makhluk. 1|3|Dia adalah Pemilik dan Sumber rahmah yang tak pernah putus memberikan segala kenikmatan, baik besar maupun kecil. 1|4|Dan Dialah Penguasa satu-satunya pada hari kiamat, hari penghitungan dan pembalasan. wewenang-Nya pada hari itu bersifat mutlak dan tidak disekutui oleh suatu apa pun. 1|5|Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. 1|6|Kepada Engkaulah kami meminta untuk menunjuki kami jalan kebenaran, kebajikan dan membawa kepada kebahagiaan. 1|7|Yaitu jalan para hamba-Mu yang telah Engkau beri petunjuk untuk beriman kepada-Mu dan Engkau anugerahkan hidayah dan keridaan-Mu; bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat dari kebenaran dan kebajikan karena mereka tidak beriman dan mengingkari petunjuk-Mu. 2|1|[[2 ~ AL-BAQARAH (SAPI) Pendahuluan: Madaniyyah, 286 ayat ~ Surat yang termasuk dalam kelompok Madaniyyah yang diturunkan di Madinah setelah hijrah ini, adalah surat terpanjang di antara seluruh surat al-Qur'ân. Surat ini mulai memerinci hal-hal yang disebutkan secara singkat dan global pada surat sebelumnya (al-Fâtihah). Pada surat ini, misalnya, selain ditegaskan bahwa al-Qur'ân adalah sumber petunjuk kebenaran, juga disebut ihwal orang-orang yang memperoleh keridaan Allah dan orang-orang yang mendapatkan kemurkaan-Nya, yaitu golongan kafir dan munafik. Setelah penegasan bahwa al-Qur'ân adalah kitab petunjuk yang tidak diragukan kebenarannya, pada surat ini mulai dibicarakan tiga kelompok manusia, yaitu kelompok Mukmin, kafir dan munafik, seraya mengajak umat manusia untuk menyembah Allah semata dengan memberi ancaman bagi orang kafir dan kabar gembira bagi orang Mukmin. Kemudian, surat ini secara khusus berbicara mengenai Banû Isrâ'îl dan mengajak mereka untuk kembali kepada kebenaran. Mereka diingatkan tentang hari-hari Allah, tentang kejadian-kejadian yang menimpa mereka ketika menyertai Mûsâ a. s., tentang Ibrâhîm dan Ismâ'îl a. s. yang membangun Ka'bah. Di sela-sela pembicaraan mengenai kisah Banû Isrâ'îl yang cukup panjang hingga hampir mencapai setengah isi surat, seringkali didapati ajakan kepada orang-orang Mukmin untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah menimpa orang-orang Yahudi dan Nasrani itu. Selanjutnya, pembicaraan beralih kepada Ahl al-Qur'ân (orang-orang Mukmin) dengan mengingatkan kesamaan antara umat Mûsâ a. s. dan umat Muhammad saw. yang berasal dari keturunan Ibrâhîm a. s. Disebut pula ihwal kiblat dan sebagainya, lalu diutarakan pula tentang tauhid dan tanda-tanda kemahaesaan Allah, tentang syirik, tentang makanan yang diharamkan dan penegasan bahwa hanya Allahlah yang berhak menghalalkan dan mengharamkan sesuatu. Beberapa prinsip kebajikan juga dijelaskan dalam surat ini, seperti hukum puasa, wasiat, larangan memakan harta secara tidak benar, hukum kisas, hukum perang, manasik haji, larangan meminum khamar dan berjudi, hukum nafkah, larangan riba, hukum jual beli dan utang piutang, hukum nikah, talak, idah, dan sebagainya. Masalah tauhid, kenabian dan hari kebangkitan yang merupakan pokok-pokok akidah, juga disebutkan dalam surat ini. Sebagai khatimah, surat ini ditutup dengan doa orang-orang Mukmin agar Allah memberi pertolongan dan kemenangan kepada mereka. Ada beberapa kaidah yang dapat dipetik dari surat ini, antara lain, bahwa: a. hanya dengan mengikuti jalan Allah dan melaksanakan ajaran-ajaran agama-Nya, umat manusia akan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat; b. tidak selayaknya orang yang berakal mengajak orang lain kepada kebenaran dan kebajikan, sedangkan ia tidak melakukannya; c. wajib hukumnya mendahulukan kebaikan daripada kejahatan dan membuat suatu prioritas dengan melakukan yang terbaik dari yang baik; d. pokok-pokok ajaran agama ada tiga, yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada hari kebangkitan dan melakukan amal salih. Dan bahwa ganjaran itu diperoleh atas dasar keimanan dan amal sekaligus; e. syarat keimanan adalah tunduk dan pasrah kepada apa-apa yang dibawa oleh Rasul; f. bahwa orang-orang non Muslim tidak akan merasa puas sampai orang-orang Islam mengikuti agama mereka; g. kekuasaan yang benar dalam agama, harus berada di tangan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berlaku adil, bukan di tangan orang-orang kafir dan zalim; h. beriman kepada agama Allah sebagaimana yang diturunkan-Nya, mengarah kepada kesatuan dan persatuan, sementara meninggalkan petunjuk-Nya akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan; i. perkara-perkara yang terpuji bisa dicapai dengan kesabaran dan salat. Bahwa taqlîd (mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui dasarnya) adalah tidak benar dan dapat menimbulkan kebodohan dan kefanatikan; j. Allah Swt. menghalalkan bermacam-macam makanan yang baik kepada hamba-Nya dan mengharamkan dalam jumlah terbatas hal-hal yang kotor. Siapa pun selain Allah tidaklah berhak menentukan haram halalnya; k. sesuatu yang diharamkan dapat menjadi halal bagi orang yang dalam keadaan terpaksa, karena keadaan darurat dapat menghalalkan sesuatu yang dilarang dalam batas-batas tertentu; l. agama ditegakkan atas dasar kemudahan dan menghilangkan kesulitan. Allah tidak membebani manusia sesuatu di atas kemampuannya; m. menjerumuskan diri sendiri ke dalam kehancuran haram hukumnya; n. untuk mencapai sesuatu tujuan, seseorang harus menempuh jalan yang akan mengarah kepadanya (hukum sebab akibat); o. pemaksaan dalam beragama tidak dibenarkan; p. berperang melawan musuh diperintahkan untuk membela diri, demi menjamin kebebasan beragama dan tegaknya Islam dalam masyarakat; q. seorang Muslim boleh mengejar kebahagiaan di dunia sebagaimana ia melaksanakan kewajibannya demi kebahagiaan di akhirat; r. sesungguhnya sadd al-dzarâ'i' (mencegah perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada perbuatan haram) dan pencapaian maslahat, merupakan maqâshid syar'iyyah (tujuan-tujuan umum syariat Islam); s. keimanan dan kesabaran merupakan faktor penyebab kemenangan minoritas yang adil atas mayoritas yang tiran; t. memakan harta orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan adalah haram hukumnya; u. ganjaran seseorang ditentukan oleh amal perbuatannya sendiri, bukan amal perbuatan orang lain; v. Hikmah al-tasyrî' (falsafah hukum Islam) dapat dibuktikan oleh akal sehat, karena hukum Islam mengandung kebenaran, keadilan dan maslahat manusia.]] Alif, Lâm, Mîm. Allah Swt. memulai dengan huruf-huruf eja ini untuk menunjukkan mukjizat al-Qur'ân, karena al-Qur'ân disusun dari rangkaian huruf-huruf eja yang digunakan dalam bahasa bangsa Arab sendiri. Meskipun demikian, mereka tidak pernah mampu untuk membuat rangkaian huruf-huruf itu menjadi seperti al-Qur'ân. Huruf-huruf itu gunanya untuk menarik perhatian pendengarnya karena mengandung bunyi yang berirama. 2|2|Inilah kitab yang sempurna, yaitu al-Qur'ân yang telah Kami turunkan. Orang-orang yang berakal sehat tidak akan dihinggapi rasa ragu bahwa al-Qur'ân diturunkan oleh Allah Swt. dan membenarkan apa-apa yang tercakup di dalamnya berupa hukum, kebenaran dan petunjuk yang berguna bagi orang-orang yang siap mencari kebenaran, menghindari bahaya dan sebab yang menjurus kepada hukuman. 2|3|Mereka itu adalah orang-orang yang percaya dengan teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa kepada yang gaib--yaitu hal-hal yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, seperti malaikat dan hari kemudian, karena dasar beragama adalah beriman kepada yang gaib--melaksanakan salat dengan benar, tunduk dan khusyuk kepada Allah. Dan orang-orang yang menginfakkan sebagian dari apa yang dianugerakan oleh Allah kepada mereka di jalan kebaikan dan kebajikan. 2|4|Mereka beriman kepada al-Qur'ân yang diturunkan kepadamu, Muhammad, yang mengandung hukum dan kisah, dan melaksanakan yang diperintahkan. Mereka beriman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi dan rasul-rasul sebelummu seperti Tawrât, Injîl dan lain-lainnya, karena pada prinsipnya, risalah-risalah Allah itu satu. Dan ciri-ciri mereka adalah percaya dengan teguh akan datangnya hari kiamat, yaitu hari hisab, pembalasan dan hukuman. 2|5|Mereka yang mempunyai ciri-ciri sifat sebagaimana disebutkan adalah golongan yang telah dipersiapkan dan ditetapkan untuk memperoleh petunjuk ketuhanan. Mereka adalah satu-satunya golongan yang bakal mendapatkan kemenangan, pahala yang diharapkan dan didambakan, oleh sebab upaya dan kerja keras mereka dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan. 2|6|Begitulah ihwal golongan yang diberi petunjuk. Adapun golongan manusia yang bodoh, yang tidak memiliki kesiapan beriman oleh sebab keacuhan dan sikap membangkang mereka, baik kamu beri peringatan kepada mereka atau tidak, sekali-kali mereka tidak akan memenuhi panggilan Tuhan. 2|7|Mereka adalah golongan yang telah dikuasai oleh sikap ingkar (kufr), hingga hati mereka seolah tertutup oleh sekat yang tidak akan pernah dimasuki sesuatu pun. Pendengaran mereka terkunci, hingga tak sanggup mendengarkan kebenaran. Penglihatan mereka terhalang, hingga tak mampu melihat tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang akan menuntun kepada keimanan. Oleh sebab itulah mereka pantas menerima siksa yang keras. 2|8|Di antara golongan yang ingkar itu terdapat sekelompok manusia yang mengatakan sesuatu yang sesungguhnya tidak lahir dari dalam hati nurani mereka. Dengan maksud memperlihatkan keimanan, mereka berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari kiamat." Padahal sesungguhnya perkataan itu tidak benar. Maka dari itu, mereka tidak termasuk golongan orang yang beriman. 2|9|Dengan perbuatan itu mereka telah menipu orang-orang yang beriman dan mengira telah menipu Allah, karena mereka ragu bahwa Allah mengetahui rahasia mereka. Padahal sesungguhnya Allah mengetahui segala yang tersembunyi dan yang tampak, sehingga pada hakikatnya mereka hanya menipu diri sendiri. Sebab, cepat atau lambat, mereka akan merasakan akibat buruk perbuatan mereka itu. Maka, barangsiapa yang menipu orang lain dengan menganggapnya bodoh--padahal tidak demikian kenyataannya--berarti ia telah menipu diri sendiri. 2|10|Dalam hati mereka terdapat penyakit iri dan dengki kepada orang-orang yang beriman, di samping kerusakan akidah. Allah menambah parah penyakit mereka itu dengan memenangkan kebenaran, karena hal itu akan lebih menyakitkan, akibat iri, dengki dan keangkuhan mereka. Mereka akan mendapatkan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat akibat dusta dan ingkar. 2|11|Apabila salah seorang yang telah diberi petunjuk oleh Allah berkata kapada orang-orang munafik, "Janganlah kalian berbuat kerusakan di atas bumi dengan menghalang-halangi orang yang berjuang di jalan Allah, menyebarkan fitnah dan memicu api peperangan," mereka justru mengklaim bahwa diri mereka bersih dari perusakan. Mereka mengatakan, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang melakukan perbaikan." Itu semua adalah akibat rasa bangga diri mereka yang berlebihan. 2|12|Ingat dan waspadalah kalian, wahai orang-orang yang beriman, bahwa mereka itulah sebenarnya yang berbuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak menyadarinya karena rasa bangga atas diri sendiri, juga akibat buruk yang akan menimpa mereka oleh sebab kemunafikan. 2|13|Apabila seseorang bermaksud memberi nasihat dan arahan kepada mereka dengan mengatakan, "Terimalah sebagaimana mestinya, hendaknya kalian beriman secara ikhlas sebagaimana iman manusia- manusia sempurna yang telah menyambut seruan akal," orang-orang munafik itu mengejek, mencemooh dan menjawab, "Tidaklah pantas diri kami ini menjadi pengikut orang-orang bodoh dan lemah akal." Maka Allah membalas kecerobohan itu dengan menunjukkan bahwa hanya mereka sajalah orang-orang yang bodoh dan dungu, akan tetapi mereka tidak mengerti secara yakin bahwa kebodohan dan keterbatasan pengetahuan itu hanya ada pada mereka dan dalam diri mereka. 2|14|Orang-orang munafik itu, jika bertemu dengan orang-orang Mukmin yang ikhlas akan berkata, "Kami pun beriman seperti kalian. Kami percaya akan kebenaran Rasul dan seruannya, dan kami satu akidah dengan kalian." Namun jika mereka berpisah dan kembali kepada golongan mereka yang mempunyai watak menyerupai setan dalam upaya memfitnah dan membuat kerusakan, mereka berkata, "Kami bersama kalian di satu jalan dan dalam satu perbuatan. Sungguh, apa yang kami katakan kepada orang-orang yang beriman hanyalah kami maksudkan untuk merendahkan dan mengejek mereka." 2|15|Allah membalas ejekan mereka itu, dan menakdirkan mereka menjadi hina sebab cacian mereka terhadap orang-orang yang beriman. Allah memperlakukan mereka sebagai pengejek, menelantarkan mereka dalam jurang kesesatan yang membutakan mata mereka dari kebenaran, kemudian menyiksa mereka. 2|16|Mereka yang lebih memilih kesesatan daripada petunjuk, bagaikan seorang pedagang yang membeli barang yang telah rusak dan tidak laku jual. Akibatnya ia akan rugi dan kehilangan modal. Mereka tidak mendapatkan petunjuk dalam perbuatan mereka. 2|17|Keadaan mereka dalam kemunafikan seperti orang yang menyalakan api untuk digunakan bersama kaumnya. Ketika api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya yang menerangi mereka dan Allah membiarkan orang-orang yang menyalakan api itu dalam kegelapan yang kelam, tidak dapat melihat apa-apa. Hal itu disebabkan karena mereka tidak berpegang teguh kepada petunjuk yang telah diberikan, sehingga mata mereka menjadi tertutup, dan pantas untuk berada dalam kebimbangan dan kesesatan. 2|18|Mereka bagaikan orang tuli karena telah kehilangan fungsi pendengaran dengan tidak mendengarkan kebenaran untuk diterima atau diikuti. Mereka juga bagaikan bisu karena tidak berbicara sesuai dengan petunjuk atau kebenaran. Dan mereka juga bagaikan orang yang kehilangan penglihatan karena tidak memfungsikan penglihatannya untuk mendapatkan pelajaran atau peringatan. Mereka selalu tidak akan meninggalkan kesesatan. 2|19|Atau keadaan mereka yang penuh kebimbangan, kepedihan yang menimpa dan ketidaktahuan mereka akan manfaat dan bahaya, bagaikan keadaan orang-orang yang ditimpa hujan, kilat dan halilintar. Mereka meletakkan ujung jari di telinga agar tidak mendengar suara halilintar sebab mereka takut akan mati dan mengira bahwa dengan berbuat demikian mereka akan terhindar dari kematian. Apabila diturunkan al-Qur'ân--yang mengandung penjelasan tentang kekafiran dan ancamannya, keimanan dan cahayanya yang kemilau, dan peringatan dan macam-macam siksaan-mereka berpaling dan berusaha menghindar darinya. Mereka mengira sikap menghindar itu akan menyelamatkan mereka dari siksaan. Akan tetapi Allah Maha Mengetahui orang-orang yang kafir, menguasai dari segala penjuru dengan ilmu dan kekuasaan-Nya. 2|20|Kilat yang mengandung peringatan keras ini hampir-hampir menyambar penglihatan mereka dan dengan bantuan cahayanya mereka melangkah. Ketika cahaya itu sirna dan gelap semakin pekat mereka berhenti dalam keadaan bingung dan tersesat. Orang-orang munafik itu, apabila melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang membuat mereka terpesona, mereka langsung menyatakan keinginan untuk mengikuti petunjuk untuk beriman. Akan tetapi selang beberapa saat mereka kembali lagi kepada kekafiran dan kemunafikan. Sesungguhnya kekuasaan Allah amat luas. Jika berkehendak, Dia melakukan sesuatu. Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang menundukkan-Nya. 2|21|Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan dan memelihara kamu seperti halnya orang-orang sebelum kamu. Dia adalah Pencipta segala sesuatu. Semoga dengan begitu jiwa kalian selalu siap untuk mengagungkan Allah dan mengingatnya sehingga menjadi suci, tunduk kepada kebenaran dan takut akan hari pembalasan. 2|22|Sesungguhnya hanya Dialah yang mempersiapkan bumi dengan kekuasaan-Nya, membentangkan permukaannya agar mudah untuk ditempati dan didayagunakan. Dia menjadikan langit, benda-benda dan planetnya seperti bangunan yang kokoh. Dia juga memberikan kepada kalian sumber kehidupan dan segala nikmat, yaitu air. Dia menurunkan air dari langit dan menjadikannya sebagai sebab tumbuhnya tanaman dan pepohonan yang berbuah yang dapat kalian ambil manfaatnya. Dengan demikian, tidaklah benar kalian berpandangan bahwa Allah memiliki sekutu yang kalian sembah seperti menyembah Allah, sebab tiada sekutu bagi-Nya. Dengan fitrah dasar, kalian dapat mengetahui bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka janganlah kalian menyeleweng dari fitrah tersebut. 2|23|Jika kalian tetap meragukan kebenaran al-Qur'ân yang Kami turunkan berangsur-angsur kepada hamba Kami, Muhammad, maka sebenarnya ada bukti nyata di antara kalian yang dapat menjelaskannya. Yaitu: berusahalah membuat surat yang serupa dengan surat-surat al-Qur'ân, baik dari segi sastra, hukum, cakupan ilmu dan petunjuk lainnya, lalu panggillah saksi-saksi penguat bahwa kalian telah melakukannya dan mintalah bantuan mereka, maka sekali-kali tidaklah akan kalian dapatkan. Saksi-saksi penguat tadi tentunya yang selain Allah, sebab Dia selalu menolong hamba-Nya dan menyaksikan segala perbuatannya. Ini semua kalau keraguan kalian terhadap al-Qur'ân benar. 2|24|Jika kalian tidak dapat mendatangkan surat yang serupa--dan pasti kalian tidak akan bisa, sebab al-Qur'ân adalah kalam Tuhan, Sang Khalik, dan itu di luar kemampuan makhluk--maka yang harus kalian lakukan adalah menjauhi hal-hal yang dapat menjerumuskan kepada siksaan di akhirat, yaitu api yang bahan bakarnya terdiri atas orang-orang kafir dan patung-patung sembahan. Api tersebut disediakan untuk menyiksa orang-orang yang ingkar. 2|25|Jika neraka merupakan ganjaran bagi orang-orang kafir, maka surga adalah balasan bagi orang-orang Mukmin. Kabarkanlah kepada orang-orang yang percaya kepada Allah, Rasul dan Kitab-Nya; tunduk kepada kebenaran tanpa ada keraguan, dan mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka telah disediakan surga yang penuh dengan buah-buahan, pepohonan dan istana-istana, dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Setiap kali Allah memberikan rezeki kepada mereka di dalam surga dengan sebagian buah- buahannya, mereka berkata, "Ini seperti apa yang telah diberikan kepada kita sebelumnya." Karena, jenis dan bentuk buah-buahan yang mereka terima ini memang menyerupai apa yang mereka kenal, tetapi memiliki keistimewaan rasa dan kelezatan. Mereka juga diberikan pasangan yang benar-benar suci dan tidak tercela sedikit pun. Mereka akan kekal di dalam surga ini dan tidak akan keluar darinya. 2|26|Allah memberikan perumpamaan kepada manusia untuk menjelaskan segala hakikat dengan bermacam makhluk hidup dan benda, baik kecil maupun besar. Orang-orang yang tidak beriman menganggap remeh perumpamaan dengan makhluk-makhluk kecil seperti lalat dan laba-laba ini. Allah menjelaskan bahwa Dia tidak merasa enggan seperti yang dirasakan manusia, maka Dia pun tidak segan-segan untuk menggambarkan bagi hamba-hamba-Nya segala sesuatu yang dikehendaki-Nya meskipun dengan hal-hal yang sangat kecil. Allah dapat menjadikan nyamuk atau yang lebih rendah dari itu sebagai perumpamaan. Orang-orang yang beriman mengetahui maksud perumpamaan itu dan mengetahui pula bahwa hal itu adalah kebenaran dari Allah. Sedangkan orang-orang yang kafir menerimanya dengan sikap ingkar dengan mengatakan, "Apa yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?" Perumpamaan ini menjadi sebab kesesatan orang-orang yang tidak mencari dan menginginkan kebenaran, dan sebaliknya, merupakan sebab datanganya petunjuk bagi orang-orang Mukmin yang mencari kebenaran. Maka, tidak akan tersesat kecuali orang-orang yang membangkang dan keluar dari jalan-Nya. 2|27|Orang-orang yang membatalkan perjanjian Allah (yaitu orang-orang yang tidak menepati perjanjian Allah yang kukuh, yang ditumbuhkan-Nya dalam diri mereka sesuai dengan fitrah, dikuatkan dengan akal dan risalah) dan memutuskan apa yang diperintahkan-Nya untuk disambungkan (seperti menyambung hubungan persaudaraan dan bersikap saling menyayangi, mengenal dan berlemah-lembut kepada sesama manusia), serta membuat kerusakan di muka bumi dengan perilaku yang menyimpang dan menyebarkan fitnah serta menimbulkan peperangan dan merusak kehidupan, mereka itulah orang-orang yang merugi. Sebab, dengan tindakan perusakan seperti itu, berarti mereka telah melawan fitrah dan memutuskan apa- apa yang semestinya tersambung di antara sesama, yang berupa rasa saling mengasihi dan menyayangi. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan kehinaan di dunia dan siksaan di akhirat. 2|28|Perbuatan kalian sungguh mengherankan! Bagaimana kalian mengingkari Tuhan, padahal tidak ada alasan untuk membenarkan keingkaran itu? Bahkan wujud dan kehidupan kalian akan menolak dan tidak membenarkan sama sekali sikap kekufuran itu. Bukankah kalian sebelumnya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kalian dan menciptakan kalian dalam bentuk yang sempurna. Kemudian, ketika telah sampai ajal kalian, Dia kembali mematikan kalian. Setelah itu, Dia menghidupkan kalian lagi untuk hisab dan pemberian siksa kubur. Dan, hanya kepada-Nyalah--bukan kepada yang lain--kalian akan berpulang, agar Dia melakukan hisab dan memberikan ganjaran atas perbuatan kalian. 2|29|Sesungguhnya Allah yang harus disembah dan ditaati adalah yang memberikan karunia kepada kalian dengan menjadikan seluruh kenikmatan di bumi untuk kemaslahatan kalian. Kemudian bersamaan dengan penciptaan bumi dengan segala manfaatnya, Allah menciptakan tujuh lapis langit bersusun. Di dalamnya terdapat apa-apa yang bisa kalian lihat dan apa-apa yang tidak bisa kalian lihat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 2|30|Allah Swt. telah menerangkan bahwa Dialah yang menghidupkan manusia dan menempatkannya di bumi. Lalu Dia menerangkan asal penciptaan manusia dan apa-apa yang diberikan kepadanya berupa pengetahuan tentang berbagai hal. Maka ingatlah, hai Muhammad, nikmat lain dari Tuhanmu yang diberikan kepada manusia. Nikmat itu adalah firman Allah kepada malaikat-Nya, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan makhluk yang akan Aku tempatkan di bumi sebagai penguasa. Ia adalah Adam beserta anak- cucunya. Allah menjadikan mereka sebagai khalifah untuk membangun bumi." Dan ingatlah perkataan malaikat, "Apakah Engkau hendak menciptakan orang yang menumpahkan darah dengan permusuhan dan pembunuhan akibat nafsu yang merupakan tabiatnya? Padahal, kami selalu menyucikan-Mu dari apa-apa yang tidak sesuai dengan keagungan-Mu, dan juga selalu berzikir dan mengagungkan-Mu." Tuhan menjawab, "Sesungguhnya Aku mengetahui maslahat yang tidak kalian ketahui." 2|31|Setelah menciptakan Adam, lalu mengajarkannya nama dan karakteristik benda agar ia dapat hidup dan mengambil manfaat dari alam, Allah memperlihatkan benda-benda itu kepada malaikat."Sebutkanlah kepada-Ku nama dan karakteristik benda-benda ini, jika kalian beranggapan bahwa kalian lebih berhak atas kekhalifahan, dan tidak ada yang lebih baik dari kalian karena ketaatan dan ibadah kalian itu memang benar," firman Allah kepada malaikat. 2|32|Malaikat menyadari kelemahannya seraya berkata, "Ya Tuhan, kami benar-benar menyucikan-Mu dengan kesucian yang sesuai dengan zat-Mu. Kami mengakui kelemahan kami dan tidak akan membantah-Mu. Tidak ada yang kami ketahui kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu dan Mahabijaksana atas segala yang Engkau lakukan." 2|33|Allah berfirman kepada Adam, "Hai Adam, beritahulah nama benda-benda ini kepada malaikat." Adam kemudian melakukan perintah itu dan menunjukkan kelebihannya atas mereka. Di sini, Allah berfirman kepada mereka dengan mengingatkan keluasan ilmu-Nya, "Bukankah sudah Aku katakan kepada kalian bahwa Aku benar-benar mengetahui segala yang gaib di langit dan di bumi, dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Aku, dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dalam ucapan dan apa yang kalian sembunyikan di dalam hati?" 2|34|Dan renungkan kembali, wahai Nabi, ketika Kami berkata kepada malaikat, "Tunduklah kepada Adam sebagai penghormatan dan pengakuan atas kelebihan-kelebihannya!" Seluruh malaikat menaati perintah itu kecuali Iblîs yang enggan untuk bersujud, bahkan masuk ke dalam golongan yang mendurhakai-Nya dan mengingkari nikmat, hikmah dan ilmu-Nya. 2|35|Allah lalu menciptakan istri Adam dan memerintahkan mereka untuk tinggal di dalam surga. Firman Allah, "Tinggallah kamu dan istrimu di dalam surga dan makanlah makanan apa saja yang kalian sukai, yang baik dan banyak. Ambillah buah apa pun dan dari mana pun tanpa susah payah." Namun, Allah mengingatkan mereka terhadap pohon tertentu untuk tidak memakan buah atau bagian-bagiannya yang lain."Janganlah kalian mendekati dan memakan buah atau bagian-bagian pohon ini. Apabila kalian melanggar, maka kalian akan termasuk orang-orang yang lalim dan durhaka!" 2|36|Tetapi Iblîs yang iri dan dengki kepada Adam, mulai membujuk mereka berdua untuk memakan buah pohon ini, sehingga mengakibatkan mereka tergoda dan memakannya. Akibatnya, Allah mengeluarkan mereka dari kenikmatan dan kemuliaan itu, dan menyuruh mereka beserta keturunannya untuk turun dan tinggal di bumi. Mereka menjadi musuh satu sama lain, yang disebabkan oleh persaingan dan rayuan setan. Bagi mereka disediakan tempat kediaman di bumi dan kemudahan hidup serta kesenangan yang akan habis pada waktunya. 2|37|Adam dan istrinya merasa salah dan lalim terhadap diri sendiri. Allah lalu mengilhami Adam berupa kalimat(1) yang diucapkan untuk bertobat dan istigfar. Lalu Adam mengucapkan kalimat itu dan Allah pun menerima dan mengampuni mereka, karena Allah selalu menerima pertobatan. Dia Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang lemah. {(1) Ayat ini ditafsirkan oleh surat al-A'râf, sesuai dengan kaidah "Ayat al-Qur'ân menafsirkan ayat yang lain" (al-Qur'ân yufassiru ba'dluhu ba'dlan), yang dikenal di kalangan ahli tafsir. } 2|38|Telah Kami firmankan kepada Adam, istri, dan keturunannya kelak, serta kepada Iblîs, "Turunlah kalian ke bumi. Di sana kalian akan ditugasi dengan berbagai kewajiban. Apabila tugas itu datang kepada kalian--dan pasti akan datang--maka siapa yang menaati perintah-Ku dan mengikuti petunjuk-Ku, tidak akan merasakan takut dan tidak akan tertimpa kesedihan akibat hilangnya pahala. Sebab, Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. 2|39|Orang-orang yang ingkar serta mendustakan rasul-rasul Allah dan kitab-kitab-Nya adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya dan tidak akan dapat keluar serta tidak akan binasa. 2|40|Hai Banû Isrâ'îl, renungkanlah nikmat-Ku yang Aku anugerahkan hanya kepadamu dan nenek moyangmu dengan memikirkan dan melaksanakan kewajiban untuk mensyukurinya. Penuhilah janji-Ku yang Aku tetapkan dan telah kalian nyatakan dalam diri kalian, yaitu berupa iman, amal saleh dan pembenaran kepada nabi-nabi yang datang sebelum Mûsâ. Kalau kalian lakukan hal itu, niscaya Aku akan memenuhi janji-Ku kepada kalian, dengan memberikan pahala yang baik dan kenikmatan yang abadi. Janganlah kalian takut kepada siapa pun selain Aku, serta hati-hatilah terhadap hal-hal yang menyebabkan kemurkaan-Ku kepada kalian. 2|41|Benarkanlah al-Qur'ân yang Aku turunkan untuk membenarkan kitab-kitab yang ada pada kalian, juga membenarkan ilmu tentang tauhid dan ibadah kepada Allah dan prinsip keadilan di antara manusia. Jangan buru-buru mengingkari al-Qur'ân, karena dengan begitu kalian akan menjadi orang pertama yang mengingkarinya. Padahal, seharusnya kalian menjadi orang pertama yang mempercayainya. Jangan kalian tinggalkan ayat-ayat Allah untuk kemudian mengambil kesenangan hidup di dunia--yang sebenarnya sangat murah dan tidak abadi-sebagai pengganti. Takutlah kalian hanya kepada-Ku, kemudian ikutilah jalan-Ku dan tinggalkanlah kebatilan. 2|42|Janganlah kalian gabungkan antara kebenaran yang datang dari-Ku dengan kepalsuan yang kalian buat, agar tidak terjadi pencampuradukan. Janganlah kalian sembunyikan kebenaran, termasuk di dalamnya kebenaran Muhammad, sedangkan kalian mengetahui kebenaran hal itu. 2|43|Terimalah ajakan untuk beriman, lalu kerjakanlah salat dengan rukun yang benar dan berikanlah zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Salatlah berjamaah dengan orang-orang Muslim agar kalian mendapatkan pahala salat dan pahala jamaah. Hal ini menuntut kalian untuk menjadi orang-orang Muslim. 2|44|Apakah kalian meminta orang lain untuk selalu berbuat kebajikan dan tetap dalam ketaatan serta menghindari kemaksiatan, sedangkan kalian tidak melaksanakan apa yang kalian katakan dan tidak berpegang teguh kepada apa yang kalian minta? Sebenarnya hal ini merupakan penyia-nyiaan terhadap diri sendiri. Kalian seakan-akan melupakan diri sendiri. Padahal, kalian sudah membaca Tawrât yang memuat ancaman, seandainya perkataan bertentangan dengan perbuatan. Bukankah kalian memiliki akal yang membentengi kalian dari perilaku yang hina itu? 2|45|Jadikanlah kesabaran dan sikap menahan diri dari apa yang kalian benci sebagai penolong dalam menjalankan beban ini. Salah satu caranya adalah dengan berpuasa. Dan jadikan salat--yang sangat besar maknanya itu--sebagai penolong juga, karena salat itu menyucikan hati dan mencegah kekejian dan kemungkaran. Karenanya, beban itu akan terasa sangat berat dan sulit kecuali bagi orang-orang yang tunduk dan menyukai ketaatan. Yaitu orang-orang yang hatinya merasa tenteram dengan berzikir kepada Allah. 2|46|Orang-orang yang tunduk dan berhati tenang itu adalah mereka yang beriman kepada hari akhir dan meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhan pada hari kebangkitan. Hanya kepada-Nyalah mereka akan kembali untuk dihisab dan diberi ganjaran atas perbuatan mereka. 2|47|Hai Banû Isrâ'îl, renungkanlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepada kalian berupa pertolongan mengeluarkan kalian dari tirani Fir'aun, pemberian hidayah dan pemberian kekuasaan kepada kalian di bumi setelah sebelumnya tertindas. Bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan itu semua kepada kalian, dengan cara menaati-Nya. Ingatlah bahwa Aku telah memberi nenek moyang kalian apa-apa yang tidak Aku berikan kepada seorang pun pada masa kalian. Kata-kata ini ditujukan kepada orang orang Yahudi yang diwakili oleh orang-orang yang hidup pada zaman Rasulullah. 2|48|Takutlah kepada hari perhitungan yang sangat mengerikan, yaitu hari kiamat, ketika seseorang tidak dapat membela dan memberi pertolongan kepada orang lain. Tidak diterima pemberian syafaat apa pun. Tidak diterima juga suatu apa pun sebagai tebusan dosa. Tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan siksa bagi orang yang mendapat siksa. 2|49|Ingatlah salah satu nikmat yang Kami anugerahkan kepada kalian, yaitu bahwa Kami telah menyelamatkan kalian dari tirani Fir'aun dan pembantu-pembantunya yang meyiksa kalian secara kejam. Mereka menyembelih anak-anak lelaki kalian, karena beranggapan bahwa salah satu dari anak-anak itu kelak akan menggulingkan kekuasaan Fir'aun. Mereka membiarkan anak-anak perempuan untuk mereka pekerjakan. Sungguh dalam penyiksaan yang kejam dan hampir menghancurkan ini terdapat ujian yang sangat berat dari Tuhan kalian. 2|50|Ingatlah pula salah satu nikmat Allah kepada kalian, ketika Kami membelah laut untuk kalian. Air laut itu Kami pisahkan agar kalian bisa menyeberanginya, sehingga kalian dapat menghindar dari kejaran Fir'aun dan para tentaranya. Dengan anugerah Kami, kalian dapat selamat. Lalu kalian Kami bela dari kejaran mereka. Kami tenggelamkan mereka--di depan mata kalian--sehingga kalian dapat melihat mereka tenggelam, dan laut tertutup setelah kalian menyeberang dengan selamat. 2|51|Ingatlah ketika Tuhan kalian menjanjikan kepada Mûsâ empat puluh malam untuk bermunajat kepada- Nya. Dan ketika ia pergi ke tempat yang dijanjikan (bukit Tursina) lalu kembali kepada kalian, ia mendapatkan kalian telah menyeleweng dan menjadikan lembu yang dibuat oleh Sâmiriy sebagai sembahan. Kalian telah berbuat lalim dengan menjadikan sekutu bagi Allah yang telah menciptakan dan menyelamatkan kalian. 2|52|Lalu Kami maafkan kalian dan Kami hapuskan hukuman yang telah Kami tetapkan, ketika kalian bertobat dan meminta ampun, agar kalian bersyukur kepada Tuhan atas ampunan dan anugerah-Nya. 2|53|Dan ingatlah ketika Kami memberikan nikmat pada kalian, dengan menurunkan kitab suci, Tawrât, kepada nabi kalian, Mûsâ. Kitab inilah yang memisahkan antara yang benar dan palsu dan membedakan antara yang halal dan yang haram, agar kalian mendapat pegangan dengan cahayanya dan mendapat petunjuk dari kesesatan dengan merenungi apa yang ada di dalamnya. 2|54|Ingatlah hari ketika Mûsâ, rasul kalian, berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri sendiri dengan menjadikan lembu Sâmiriy sebagai sembahan. Bertobatlah kepada Tuhanmu yang menciptakan kalian dari ketiadaan, dengan jalan memarahi dan mencela jiwa kalian yang jahat dan selalu menyuruh berbuat jelek, agar berganti dengan jiwa yang suci. Allah akan membantu kalian dan memberi petunjuk untuk itu. Hal ini adalah lebih baik bagi kalian di sisi Tuhan yang telah menciptakan kalian. Maka dari itu, Dia menerima pertobatan dan permohonan maaf kalian. Dia Maha Pengampun lagi Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya." 2|55|Ingatlah ucapan kalian kepada Mûsâ, "Kami tidak akan beriman sebelum kami melihat Allah secara jelas dengan mata kepala kami dan tidak terhalang oleh sesuatu apa pun." Kemudian, petir dan api dari langit menyambar dan menggoncang kalian, sebagai akibat dari sikap membangkang, kelaliman dan permintaan kalian yang mustahil terjadi. Pada saat itu kalian melihat keadaan dan apa yang yang menimpa kalian, yaitu berupa musibah dan siksa yang ada dalam sambaran petir itu. 2|56|Kemudian Kami membangkitkan kalian dari ketidaksadaran dan Kami ajarkan agar kalian bersyukur atas nikmat Kami ini. Juga agar kalian melaksanakan hak Allah dengan jalan bersyukur. 2|57|Di antara anugerah Kami kepada kalian adalah bahwa Kami menjadikan awan sebagai naungan yang melindungi kalian dari panas yang terik. Kami turunkan mann--zat manis dan lengket seperti madu yang dikeluarkan beberapa jenis pepohonan--dan salwâ--yaitu burung yang dikenal dengan nama puyuh--yang datang kepada kalian dengan kelompoknya pada pagi dan sore hari. Kami menurunkan ini semua agar kalian dapat makan dan bersenang-senang. Kami katakan kepada kalian, "Makanlah dari makanan-makanan yang baik, yang telah Kami berikan." Kemudian mereka kufur terhadap nikmat Allah ini. Hal itu tidak menjadi masalah bagi Kami, tetapi sebenarnya merekalah yang mengainiaya diri mereka sendiri, karena bahaya dari ketidaktaatan itu menimpa mereka. (1) {(1) Pada firman Allah "Dan Kami turunkan atas kalian mann dan salwâ" terdapat fakta ilmiah yang ditemukan di bidang ilmu pengetahuan modern belakangan ini. Yaitu, bahwa protein yang diambil dari hewan, seperti daging hewan dan burung (di antaranya burung puyuh), merupakan makanan manusia yang lebih bergizi daripada protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dari segi asimilasi kehidupan dan pemanfaatannya untuk tubuh. Di samping itu, mann terbuat dari zat gula yang merupakan faktor terpenting dalam pembentukan kekuatan gerak bagi tubuh. } 2|58|Ingatlah wahai Banû Isrâ'îl ketika Kami memfirmankan kepada kalian, "Masuklah ke dalam kota besar (Bayt al-Maqdis) yang disebut oleh Mûsâ, nabi kalian. Makanlah dari hasil bumi yang banyak dan enak yang ada di dalamnya sekehendak kalian, dengan syarat, bahwa kalian harus masuk dari pintu yang telah disebutkan oleh nabi kalian dengan penuh kekhusyukan. Mohonlah kepada Allah di sana agar Dia mengampuni segala kesalahan kalian. Barangsiapa yang melakukannya dengan ikhlas, tentu akan Kami ampuni segala kesalahan-kesalahannya. Dan, di atas itu semua, barangsiapa yang berbuat baik dan taat, akan Kami tambahkan pahala dan kehormatan. 2|59|Tetapi orang-orang yang lalim dan melanggar perintah Tuhan, lalu mengatakan apa-apa yang tidak diperintahkan untuk dikatakannya sebagai sikap melecehkan dan durhaka, maka Allah akan menurunkan siksa dari atas mereka sebagai ganjaran atas kefasikan dan ketidaktaatan mereka kepada perintah Allah. 2|60|Ingatlah, wahai Banû Isrâ'îl, hari ketika Mûsâ, nabi kalian, memohonkan air kepada Tuhannya untuk kalian pada saat kalian sangat haus di padang Tîh. (1) Kami pun mengasihi kalian dan Kami memfirmankan kepada Mûsâ, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Kemudian memancarlah air dari dua belas mata air, sehingga setiap kelompok memiliki satu mata air. Karena mereka berjumlah dua belas kelompok, maka setiap kabilah bisa mendapatkan tempat minum mereka. Kami firmankan kepada kalian, "Makanlah mann dan salwâ, minumlah dari air yang memancar ini dan lupakanlah apa yang pernah kalian lakukan. Dan janganlah kalian berlebih-lebihan dalam berbuat kerusakan di bumi, tetapi tahanlah diri kalian dari perbuatan maksiat." {(1) Padang pasir tempat mereka berkeliaran dan hidup tidak menentu selama empat puluh tahun setelah keluar dari negeri Mesir. } 2|61|Dan ingatlah pula, hai orang-orang Yahudi, hari ketika keangkuhan menguasai nenek moyang kalian hingga tidak bersyukur terhadap nikmat Allah. Mereka berkata kepada Mûsâ, "Sesungguhnya kami tidak akan bisa bersabar dengan hanya satu macam makanan (mann dan salwâ). Mohonkanlah kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan segala yang ditumbuhkan bumi berupa sayur mayur, mentimun, kacang adas, bawang putih dan bawang merah." Mûsâ sangat terkejut dengan apa yang mereka minta dan tidak menerimanya, kemudian berkata, "Apakah kalian lebih mengutamakan semua jenis makanan itu daripada jenis yang lebih baik, yaitu mann dan salwâ. Kalau begitu, turunlah dari Sinai dan masuklah ke salah satu kota, niscaya akan kalian dapatkan apa yang kalian inginkan. Oleh sebab keangkuhan dan kedurhakaan itu, mereka ditimpa kehinaan, kemiskinan dan kenistaan serta kemurkaan Allah. Hal itu terjadi karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi. Dengan begitu, mereka telah melanggar kebenaran yang pasti. Yang membuat mereka berani melakukan itu semua (kekufuran dan pembunuhan) adalah apa yang ada di dalam diri mereka, berupa kedurhakaan, permusuhan dan sikap melampaui batas dalam kemaksiatan. 2|62|Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada para nabi terdahulu, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang yang mengultuskan bintang dan malaikat, siapa saja di antara mereka yang beriman kepada risalah Muhammad setelah ia diutus untuk menjadi rasul, yang mengesakan Allah, beriman kepada kebangkitan dan perhitungan pada hari kiamat dan mengerjakan amal saleh, mereka adalah orang-orang yang diberi pahala dari Tuhan dan tidak akan merasakan kekhawatiran dari hukuman serta tidak akan bersedih hati karena kehilangan pahala. Karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan. 2|63|Ingatlah ketika kalian berjanji kepada Kami dengan mengangkat gunung Tursina. Dengan kekuasaan Kami, Kami menjadikan gunung itu sebagai naungan di atas kalian sampai kalian merasa takut dan tunduk. Saat itu Kami berfirman kepada kalian, "Ambillah apa yang Kami berikan kepada kalian berupa petunjuk dan arahan, dengan sungguh-sungguh. Dan ingatlah pula ajaran yang dikandungnya sebagaimana orang-orang yang menerima dan melaksanakannya, agar, dengan demikian, kalian dapat menjaga diri dari hukuman." 2|64|Kemudian, setelah perjanjian itu, kalian berpaling. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah, serta penundaan siksa-Nya yang ditimpakan kepada kalian, tentu kalian akan menjadi orang-orang yang sesat dan binasa. 2|65|Sesungguhnya kalian telah mengetahui orang-orang di antara kelompok kalian yang melanggar pada hari Sabtu, yaitu dengan memancing ikan pada hari itu. Padahal, hari itu adalah hari libur dan hari raya bagi kalian. Kalian tidak boleh bekerja pada hari itu. Kemudian Allah mengganti hati orang-orang yang melanggar itu, sehingga mereka menjadi seperti kera dalam kecenderungan dan nafsunya. Kami jadikan mereka orang-orang yang jauh dari rahmat Allah dan terusir seperti anjing. Mereka akan dijauhi dan dihindari orang lain dari pergaulan karena rasa jijik. 2|66|Allah menjadikan keadaan mereka seperti ini sebagai pelajaran dan peringatan bagi orang lain untuk tidak mengerjakan seperti yang mereka kerjakan. Di samping itu, juga sebagai pelajaran bagi orang-orang yang hidup di masa mereka dan masa setelah mereka. Juga hal ini Kami jadikan sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan, karena merekalah yang dapat mengambil manfaat dari peringatan yang berupa nasihat dan pelajaran. 2|67|Dan ingatlah ketika Mûsâ berkata kepada kaumnya saat terjadi kasus pembunuhan yang tidak diketahui siapa pembunuhnya. "Allah memerintahkan kalian untuk menyembelih seekor sapi, karena hal ini adalah kunci untuk mengetahui si pembunuh," kata Mûsâ. Mereka merasa heran mengenai kaitan antara pembunuhan dengan penyembelihan sapi, seraya berkata, "Apakah kamu mengejek kami, Mûsâ?" Mûsâ menjawab, "Aku akan berpegang teguh dengan tuntunan Tuhanku agar tidak termasuk golongan orang-orang bodoh yang mengejek hamba-hamba-Nya." 2|68|Di sini mereka berkata kepada Mûsâ dengan ragu atas perintah penyembelihan sapi ini, "Mohonkan Tuhanmu agar menerangkan ciri-ciri sapi itu kepada kami." Mûsâ berkata, "Allah berfirman kepadaku bahwa sapi itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda: pertengahan antara tua dan muda. Sekarang lakukanlah apa yang diperintahkan kepada kalian." 2|69|Tetapi mereka tetap ragu-ragu, kemudian berkata, "Mintalah kepada Tuhanmu agar menerangkan kepada kami warna sapi itu." Kemudian Mûsâ menjawab dengan menyitir firman Allah, "Sapi itu berwarna kuning tua, jernih dan menyenangkan orang yang memandangnya karena kejelasan dan kejernihan warnanya itu." 2|70|Mereka bersikeras untuk bertanya lagi, "Mohonkan Tuhanmu untuk menerangkan kepada kami tentang hakikat sapi itu. Bagi kami, sapi itu masih samar. Kami, insya Allah, akan mengikuti petunjuk itu dengan seizin Allah." 2|71|Kemudian Mûsâ berkata kepada mereka, "Firman Allah, 'Sapi itu adalah sapi yang tidak pernah dipakai untuk membajak tanah untuk ditanami. Juga bukan sapi yang dipakai untuk menyirami tanah yang akan dipakai untuk bercocok tanam. Sapi itu tidak memiliki cela dan tidak memiliki warna yang berbeda dengan kebanyakan warna tubuhnya. '" Mereka berkata, "Sekarang kamu telah memberikan keterangan yang jelas tentang sapi itu." Mereka kemudian mencari sapi yang memiliki ciri-ciri itu untuk disembelih. Hampir saja mereka tidak dapat melaksanakannya akibat banyaknya pertanyaan mereka dan akibat kekeraskepalaan mereka yang terus-menerus. 2|72|Ingatlah ketika kalian membunuh seseorang dan saling berkelahi serta saling berbuat kejahatan. Lalu kalian saling menuduh mengenai pembunuhan itu. Allah mengetahui hakikat kejadian itu, dan Dia akan menyingkap dan menunjukkannya meskipun kalian menutupinya. 2|73|Kemudian Kami berfirman melalui Mûsâ, "Pukullah mayat itu dengan bagian tubuh sapi ini." Kalian pun lalu melakukannya. Allah menghidupkan mayat itu agar menyebut nama orang yang membunuhnya untuk kemudian jatuh kembali dan mati. Hal ini menjadi mukjizat Mûsâ dari Allah. (1) Karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, maka dengan kekuasaan-Nya inilah Dia menghidupkan orang-orang mati pada hari kiamat. Dia menunjukkan kepada kalian tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian memikirkan dan mengambil pelajaran darinya. {(1) Beberapa penulis kontemporer, di antaranya Syaikh 'Abd al-Wahhâb al-Najjâr, mengatakan bahwa maksud firman Allah "idlribûhu bi ba'dlihâ" adalah 'pukullah dengan bagian tubuh orang yang mati'. Sedang maksud "ihyâ'ihâ" (menghidupkannya kembali) adalah untuk memberikan kisas kepada si pembunuh. Sebab, memukul dengan bagian tubuh si terbunuh akan membuat si pembunuh mengaku. Pada umumnya, dengan melihat si terbunuh, seorang pembunuh akan terdorong untuk mengakui perbuatannya. Kisah ini terpisah dari hal penyembelihan dan perintah Allah untuk penyembelihan sapi. Dan sebenarnya perintah Allah kepada mereka untuk menyembelih sapi adalah untuk dimakan. Dalam hal ini terdapat pendidikan jiwa bagi mereka, karena sebelumnya mereka memuja dan mendewakan sapi bersama orang-orang Mesir. Pada diri mereka terdapat sisa pengultusan itu dengan bukti bahwa mereka setelah itu menyembah patung anak sapi. Maka, untuk menghilangkan sisa-sisa pengultusan pada mental mereka, mereka diperintahkan untuk menyembelih sapi. Dari sini turunlah perintah untuk menyembelih. Dan, karena itu pula, terjadi pertengkaran di antara mereka. Mereka akhirnya menyembelih sapi yang diperintahkan itu, dan hampir-hampir mereka tidak melakukannya. } 2|74|Kemudian, setelah terlihat bukti-bukti ini semuanya, kalian masih juga tidak mau memenuhi panggilan dan seruan Mûsâ. Kalian masih juga tidak mau berjalan di jalan yang benar. Masih belum lunak dan belum tunduk juga hati kalian. Bahkan sebaliknya, hati kalian menjadi semakin keras bagai batu atau bahkan lebih keras dari batu. Batu terkadang masih bisa terpengaruh dan berubah oleh benda lain. Ada bebatuan yang memancarkan air sehingga membentuk sungai. Ada pula batu yang terbelah kemudian memancarkan mata air yang menyembur. Ada pula batu yang terpengaruh di bawah kekuasaan Allah dan tunduk pada kehendak-Nya, sehingga meluncur jatuh dari puncak gunung untuk memenuhi kehendak Allah. Sedangkan hati kalian, wahai orang-orang Yahudi, tidak terpengaruh dan tidak menjadi lunak sedikit pun. Sungguh celaka kalian karena perbuatan itu. Allah tidak akan lengah dari perbuatan kalian. Dia akan memberikan pelajaran bagi kalian dengan berbagai macam musibah, apabila kalian tidak mau bersyukur atas nikmat- nikmat-Nya 2|75|Wahai orang-orang yang beriman, tidak seharusnya kalian selalu berharap bahwa orang-orang Yahudi akan mempercayai agama kalian dan tunduk kepada kalian, karena telah terkumpul bermacam keburukan dalam kelompok-kelompok mereka yang membuat mereka jauh dari beriman kepada kebenaran. Sebenarnya salah satu kelompok mereka (kelompok pendeta Yahudi) mendengar firman Allah yang ada pada Tawrât dan benar-benar memahaminya. Kemudian mereka sengaja mengubahnya, padahal mereka benar-benar tahu bahwa itu adalah kebenaran. Mereka juga tahu bahwa kitab-kitab Allah yang diturunkan tidak boleh diubah. 2|76|Apabila bertemu dengan orang-orang yang beriman, dengan maksud menipu, orang-orang munafik di antara mereka berkata, "Kami percaya bahwa kalian adalah benar dan bahwa Muhammad adalah nabi yang telah diberitakan di dalam Tawrât." Tetapi apabila mereka berkumpul dengan sesama mereka, sebagian dari kelompok mereka yang lain mencela kelalaian orang-orang munafik itu. Karena, ketika mereka menipu orang-orang Mukmin, terucap kata-kata yang justru dapat menguntungkan orang-orang Mukmin. Ucapan mereka itu bukan merupakan tipuan, karena mereka menyebutkan apa yang tertulis di dalam Tawrât, berupa sifat-sifat Muhammad. Maka, dengan begitu, mereka telah memberikan alasan kepada orang-orang Mukmin yang dapat mengalahkan mereka pada hari kiamat nanti. 2|77|Apakah mereka semua tidak mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan alasan seperti ini, karena Dia Maha Mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan mereka tunjukkan. 2|78|Di antara orang-orang Yahudi itu terdapat kelompok orang yang bodoh, buta huruf dan tidak mengetahui apa pun tentang Tawrât kecuali kebohongan yang sesuai dengan angan-angan mereka. Yaitu kebohongan yang dihiasi oleh pendeta-pendeta Yahudi itu dan diberikan anggapan pada mereka bahwa hal ini adalah kebenaran dari kitab. 2|79|Karena itu, kebinasaan dan siksaan diperuntukkan bagi pendeta-pendeta Yahudi. Mereka menulis kitab dengan tangan mereka, lalu berkata, "Ini adalah Tawrât yang diturunkan Allah." Mereka melakukan itu dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan dunia yang murah. Mereka menukar hal yang murah ini dengan harga yang mahal, yaitu kebenaran. Maka celakalah mereka akibat perkataan yang mereka buat- buat tentang Allah, dan kecelakaanlah bagi mereka akibat kebohongan yang mereka perbuat. 2|80|Di antara hal-hal yang mereka perselisihkan adalah apa yang mereka terima dari pendeta-pendeta mereka bahwa api neraka tidak akan menyentuh orang Yahudi kecuali hanya beberapa hari saja, meskipun mereka telah berbuat bermacam maksiat. Maka katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, "Apakah kalian telah membuat perjanjian dengan Allah untuk itu, sehingga kalian merasa tenang karena Allah tidak akan memungkiri janji-Nya? Ataukah kalian hanya membuat kebohongan terhadap Allah?" 2|81|Yang benar adalah bahwa kalian membuat kebohongan terhadap Allah, karena hukum Allah secara umum diterapkan kepada seluruh makhluk-Nya. Tidak ada beda antara orang Yahudi dan selain Yahudi. Karena, barangsiapa yang berbuat dosa dan telah diliputi oleh dosa-dosanya hingga tidak lagi ada jalan keluar baginya, maka merekalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. 2|82|Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, merekalah ahli surga, karena mereka telah beriman dan menjalankan apa yang diwajibkan kepada mereka berupa amal saleh. Mereka kekal dan abadi di dalamnya. 2|83|Di samping itu, wahai orang-orang Yahudi, kalian telah memiliki masa lampau yang penuh dosa, ingkar janji, serta pelanggaran terhadap batas-batas yang telah ditetapkan Allah untuk kalian. Ingatlah ketika kalian berjanji kepada Kami di dalam Tawrât. Yaitu bahwa kalian tidak akan menyembah selain Allah; akan berbuat baik kepada kedua orangtua, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin; menggunakan ungkapan-ungkapan baik yang dapat mempersatukan dan tidak menjauhkan kalian dengan orang lain; melaksanakan apa yang diwajibkan kepada kalian, yaitu salat dan zakat. Ingatlah apa yang kalian perbuat terhadap perjanjian ini. Kalian telah mengingkarinya dan berpaling darinya. Hanya beberapa orang saja yang tunduk pada kebenaran. 2|84|Ingatlah ketika kalian berjanji kepada Kami di dalam Tawrât, bahwa kalian tidak akan saling melakukan pertumpahan darah sesama kalian dan tidak akan saling mengusir dari kampung halaman. Ini adalah janji yang kalian akui keberadaannya di dalam kitab kalian, dan kalian juga bersaksi akan kebenarannya. 2|85|Inilah kalian (Banû Isrâ'îl) yang saling membunuh satu sama lain. Kalian saling mengusir satu sama lain dari kampung halamannya, dengan cara saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Apabila salah satu kelompok kalian menjadi tawanan orang-orang yang membantu mereka, kalian berusaha membebaskannya dengan membayar tebusan. Dan apabila kalian ditanya, "Apakah yang membuat kalian menebus mereka?" kalian menjawab, "Kitab-kitab kami memerintahkan kami menebus tawanan-tawanan kami dari golongan Yahudi." Apakah kitab kalian tidak memerintahkan juga untuk tidak menumpahkan darah saudara-saudara kalian dan tidak mengusir dari kampung halaman mereka? Apakah kalian tunduk kepada sebagian ajaran yang ada dalam kitab kalian dan mengingkari sebagian yang lain? Maka balasan bagi siapa yang melakukan demikian di antara kalian adalah kenistaan dalam kehidupan dunia dan di hari kiamat. Allah Yang Maha Mengetahui segala perbuatan dan rahasia mereka akan mengembalikan mereka kepada siksa yang sangat berat. (1) {(1) Di Madinah, sebelum Islam datang, terdapat dua kabilah Arab yang saling bermusuhan, yaitu al-Aws dan al-Khazraj, dan juga ada dua kelompok orang-orang Yahudi, yaitu Banû Quraizhah dan Banû al-Nadlîr. Banû Quraizhah adalah sekutu al-Aws dan Banû al-Nadlîr adalah sekutu al-Khazraj. Apabila dua kabilah Arab itu saling berperang, maka sekutu-sekutu masing-masing ikut bergabung dengan mereka, dan juga mereka bergabung dalam peperangan dengan kabilah lain dan juga dalam peperangan dengan kabilah di mana terdapat saudara-saudara seagama mereka. Mereka tidak segan-segan untuk membunuh dan mengusir saudara-saudara mereka itu dari kampung halaman mereka. Tetapi masing-masing kelompok Yahudi itu berusaha untuk menebus tawanan-tawanan Yahudi yang ada di tangan sekutunya. Dan apabila mereka ditanya 'mengapa kalian menebus mereka, sedangkan sebelumnya mereka telah memerangi kalian bersama dengan musuh-musuh kalian', mereka menjawab 'karena Allah memerintahkan kami di dalam Tawrât untuk menebus tawanan-tawanan Yahudi'. Mereka tidak tahu bahwa Allah memerintahkan di dalam Tawrât untuk tidak saling menumpahkan darah dan tidak saling mengusir dari kampung halaman mereka. Maka sebenarnya mereka beriman terhadap sebagian kitab dan mengingkari sebagian yang lain. } 2|86|Hal ini disebabkan karena mereka lebih mengutamakan kesenangan dunia yang fana daripada kenikmatan akhirat yang abadi. Dengan begitu, mereka bagaikan orang yang menukar akhirat dengan dunia. Maka Allah tidak akan meringankan siksa Jahanam dari mereka, dan mereka tidak akan menemukan seseorang yang bisa menolong mereka dari kekejaman neraka. 2|87|Ingatlah pula, wahai orang-orang Yahudi, sikap kalian yang sesat dan berdosa terhadap Mûsâ dan rasul- rasul yang Kami utus setelahnya kepada kalian. Kami utus Mûsâ dan Kami datangkan Tawrât kepadanya. Kami utus setelahnya beberapa rasul, termasuk di antaranya 'Isâ putra Maryam, yang Kami berikan mukjizat dan Kami kuatkan dengan Rûh al-Quddûs, yaitu Jibrîl, penyampai wahyu yang terpercaya. Ketika datang salah seorang mereka kepada kalian dengan membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kalian, kalian angkuh dan enggan untuk mengikutinya. Lalu beberapa orang dari mereka kalian dustakan dan sebagian yang lain kalian bunuh. 2|88|Begitu juga sikap kalian terhadap Rasul Kami, Muhammad Penutup nabi-nabi. Ketika ia mengajak memeluk Islam, kalian mengatakan, "Hati kami benar-benar tertutup hingga menghalangi seruanmu untuk menembusnya. Hampir-hampir saja kami tidak mengerti sama sekali apa yang kamu serukan." Tetapi, sesungguhnya hati mereka bukan seperti apa yang mereka kira. Mereka sebenarnya angkuh dan lebih mengutamakan kesesatan daripada petunjuk. Maka Allah melaknat mereka karena kekufuran mereka dan melemahkan keyakinan serta keimanan mereka. 2|89|Dan ketika rasul Kami datang dengan membawa al-Qur'ân--yaitu kitab yang diturunkan Allah untuk membenarkan Tawrât yang diturunkan kepada mereka sebelumnya--sementara mereka mengetahui, melalui Tawrât, kebenaran yang ada dalam al-Qur'ân, mereka mengingkarinya dengan sikap membangkang dan iri karena rasul yang datang kepada mereka bukan dari bangsa mereka, Banû Isrâ'îl. Padahal sebelumnya, jika terjadi bentrokan dengan orang-orang musyrik dalam peperangan atau perkelahian, mereka mengatakan bahwa Allah akan menolong mereka dengan mengutus nabi terakhir yang disebut sebagai kabar gembira dalam kitab mereka. Sifat-sifatnya sesuai dengan sifat-sifat Muhammad. Ketahuilah bahwa laknat Allah akan menimpa orang-orang yang membangkang dan ingkar seperti mereka. 2|90|Alangkah buruknya apa yang mereka lakukan dengan menjual diri dengan sikap lalim dan permusuhan! Mereka condong kepada bangsa mereka dengan hawa nafsu dan kefanatikan, sehingga mereka ingkar terhadap apa yang Kami turunkan. Mereka membalas dendam terhadap bangsa lain yang diberi anugerah oleh Allah dengan mengirimkan rasul dari golongan mereka. Mereka juga mengingkari kekuasaan Allah, bahwa Dia memiliki hak mutlak untuk menurunkan anugerah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu, mereka mendapatkan kemurkaan yang berlipat ganda disebabkan kekufuran, keingkaran dan kedengkian mereka. Bagi orang-orang kafir seperti mereka siksa yang pedih dan menghinakan. 2|91|Inilah yang tersembunyi di dalam diri mereka, tetapi mereka selalu beralasan di hadapan makhluk-Nya tentang keengganan mereka untuk beriman kepada al-Qur'ân ketika diperintahkan untuk beriman. Alasan itu adalah bahwa mereka tidak akan beriman kecuali kepada apa yang diturunkan kepada mereka saja dan mereka akan mengingkari yang lain. Mereka sebenarnya berdusta ketika mengaku bahwa mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepada mereka, yaitu Tawrât. Sebab, mengingkari al-Qur'ân yang membenarkan apa yang ada dalam Tawrât sama artinya dengan mengingkari kitab mereka sendiri. Juga karena mereka telah membunuh nabi-nabi yang menyeru kepada apa yang diturunkan kepada mereka. Pembunuhan nabi-nabi ini adalah bukti yang paling kuat tentang ketidakimanan mereka terhadap nabi-nabi itu. 2|92|Bahkan kalian telah benar-benar ingkar terhadap kitab-kitab kalian, wahai orang-orang Yahudi. Kalian telah kembali kepada kesyirikan, bahkan ketika Mûsâ masih hidup. Sesungguhnya Mûsâ telah datang dengan membawa ajaran-ajaran yang jelas dan mukjizat yang memperkuat kebenaran yang dibawanya. Tetapi ketika ia pergi untuk bermunajat kepada Tuhannya, kalian menyembah anak sapi dan kembali kepada kesyirikan kalian dengan kebatilan dan kebohongan. 2|93|Ketika ia datang dengan membawa Tawrât dan kalian melihat tugas-tugas yang berat di dalamnya, kalian merasa keberatan dan ragu-ragu dengan beban-beban itu. Allah telah memperlihatkan kebenaran dan manfaat pengajaran kitab ini kepada kalian. Dia mengangkat bukit Tursina di atas kepala mereka sampai seakan-akan seperti naungan dan kalian mengira bahwa gunung itu akan jatuh di atas kalian. Pada saat itu kalian memberitahukan bahwa kalian akan menerima dan menaati ajaran Tawrât. Lalu Kami ambil janji kalian, yaitu bahwa kalian tidak akan tergoda oleh hawa nafsu hingga berpaling dari sikap taat kepada pesan-pesan yang dikandung di dalam kitab ini. Kalian lalu berkata, "Kami percaya dan mendengar." Tetapi perbuatan kalian memperlihatkan kedurhakaan dan pembangkangan. Keimanan belum merasuk dalam hati kalian. Keimanan tidak akan mungkin merasuk ke dalam hati orang-orang yang suka menyembah anak sapi. Sungguh buruk apa yang diperintahkan oleh keimanan kalian itu! 2|94|Kalian menganggap bahwa Allah akan memberi kekhususan pada kalian di antara manusia-manusia lain dengan kenikmatan surga setelah mati. Jika kalian benar-benar mengimani apa yang kalian katakan itu, jadikanlah kematian sebagai sesuatu yang kalian inginkan. Mintalah kematian, agar nikmat yang kalian kira ini akan segera datang. 2|95|Tetapi sebenarnya mereka selamanya tidak menginginkan kematian itu oleh sebab apa yang mereka perbuat berupa kelaliman yang mustahil tidak diketahui Allah. Dia memberitahu bahwa mereka berdusta atas apa yang mereka anggap. Juga memberitahu bahwa kenikmatan pada hari kiamat adalah untuk orang-orang yang bertakwa, bukan untuk orang-orang yang keji seperti mereka. 2|96|Bahkan kamu sungguh mendapatkan mereka sebagai orang yang sangat tamak kepada kehidupan dengan segala bentuk, baik maupun buruk. Ketamakan mereka melebihi ketamakan orang-orang musyrik yang tidak beriman kepada kebangkitan dan surga. Maka dari itu, mereka ingin diberi umur seribu tahun. Umur mereka yang panjang sekali-kali tidak akan menjauhkan mereka dari siksa Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui orang-orang yang lalim, dan akan membalas apa yang mereka lakukan. 2|97|Sebagian mereka beranggapan bahwa mereka memusuhi dan ingkar terhadap al-Qur'ân karena mereka adalah musuh-musuh Jibrîl yang telah menyampaikan kitab ini kepadamu. Maka katakanlah kepada mereka, wahai Nabi, "Barangsiapa yang menjadi musuh Jibrîl, maka ia adalah musuh Allah. Sebab, Jibrîl tidak membawa kitab ini dari dirinya sendiri, tetapi ia menurunkannya atas perintah Allah untuk membenarkan kitab-kitab samawi yang terdahulu dan juga untuk membenarkan kitab mereka sendiri. Juga sebagai petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman." 2|98|Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibrîl, Mikâ'îl, rasul dari jenis malaikat, atau rasul-rasul Allah yang tidak akan melakukan atau menyampaikan apa pun kecuali apa yang diperintahkan oleh-Nya, maka dengan begitu ia akan menjadi musuh bagi Allah dan kafir terhadap-Nya. Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir. 2|99|Jibrîl tidak akan menurunkan ke dalam hatimu selain bukti-bukti yang jelas. Tidak ada jalan lain bagi pencari kebenaran kecuali mengimaninya. 2|100|Sebagaimana mereka ragu-ragu dalam akidah dan keimanan, mereka juga ragu terhadap janji-janji yang telah mereka ucapkan. Maka, setiap kali mereka mengikat janji dengan orang-orang Muslim atau selain mereka, sekelompok mereka melanggarnya, karena sebagian besar dari mereka tidak mempercayai kemuliaan dan kesucian perjanjian itu. 2|101|Ketika datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah yang sifatnya sesuai dengan apa yang termaktub dalam kitab-kitab mereka, yaitu Muhammad, sekelompok mereka mendustakan apa yang tersebut dalam kitab-kitab mereka itu. Hal ini seolah tidak ada dalam kitab-kitab itu. Dan mereka juga seakan tidak mengetahui sesuatu pun tentang nabi itu. 2|102|Mereka mempercayai apa yang dibuat-buat oleh setan mereka dan orang-orang yang keji dari mereka tentang kekuasaan Sulaymân. Mereka mengira bahwa Sulaymân bukanlah nabi atau rasul yang menerima wahyu dari sisi Allah, melainkan hanya seorang penyihir yang selalu meminta bantuan kepada ilmu sihirnya. Mereka juga mengira bahwa sihir inilah yang memperkuat kerajaan Sulaymân dan membuatnya menguasai jin, burung dan angin. Mereka menisbatkan kekufuran itu kepada Sulaymân, padahal Sulaymân tidak kafir. Setan-setan yang berbuat keji itulah yang sebenarnya kafir. Mereka telah membuat-buat dongeng dan mengajarkan sihir kepada manusia, baik dari diri mereka sendiri maupun dari sisa-sisa peninggalan yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia: Hârût dan Mârût. Padahal, dua malaikat ini tidak mengajarkan sesuatu kepada siapa pun, sebelum mengingatkan orang itu dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami mengajarkan sesuatu yang menyebabkan fitnah dan kekufuran, maka dari itu ketahuilah dan hati-hatilah dalam mengerjakannya." Tetapi manusia tidak mendengar nasihat itu. Mereka menggunakan apa yang mereka pelajari dari kedua malaikat itu untuk memisahkan suami dari istrinya. Setan-setan yang keji itu memang kufur, karena mereka telah membuat-buat dongeng itu sebagai perantara untuk mengajar sihir kepada orang-orang Yahudi. Dengan sihir ini, mereka tidak akan bisa memberi mudarat kepada orang lain. Hanya Allahlah yang memberi izin atas suatu kemudaratan, jika Dia menghendaki. Sebenarnya sihir yang diambil dari mereka itu membahayakan orang yang mempelajarinya, baik dunia maupun agamanya. Sihir itu tidak akan dapat memberikan manfaat. Sebenarnya mereka benar- benar mengetahui bahwa barangsiapa yang berjalan di jalan ini, tidak akan mendapatkan bagian dari kenikmatan akhirat. Alangkah buruknya apa yang mereka pilih untuk diri mereka ini apabila mereka masih memiliki ilmu. 2|103|Sesungguhnya jika mereka beriman kepada kebenaran dan takut terhadap kekuasaan Tuhan, Allah pasti akan memberikan pahala yang baik kepada mereka. Hal itu sebenarnya lebih baik daripada dongeng- dongeng yang mereka sampaikan dan kejelekan yang mereka simpan, apabila mereka membedakan antara yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat. 2|104|Wahai orang-orang yang beriman, berhati-hatilah terhadap orang-orang Yahudi itu. Janganlah kalian katakan kepada Rasul, ketika ia menyampaikan wahyu kepada kalian, "Râ'inâ" (peliharalah kami), dengan maksud agar rasul memelihara kalian dan membaca wahyu itu dengan perlahan sehingga kalian dapat mengucapkan dan menghafalnya. Hal ini disebabkan karena orang-orang Yahudi yang jahat itu selalu berpura-pura mengikuti kalian untuk mengucapkannya dan menghiasi perkataan mereka dengan kalimat ini. Hingga, lama kelamaan, menjadi sesuai dengan kata-kata celaan yang ditujukan kepada Rasulullah untuk mengejeknya di antara kelompok mereka. Tetapi pakailah, wahai orang-orang yang beriman, kata lain yang tidak dapat digunakan mereka untuk mengejek. Katakan, "Unzhurnâ" (lihatlah kami). Dengarkan dengan baik apa yang dibacakan Rasul kepada kalian. Sesungguhnya Allah telah menyimpan siksa yang pedih pada hari kiamat bagi orang-orang yang mengejek Rasul itu. 2|105|Ketahuilah bahwa orang-orang kafir dari golongan orang-orang Yahudi dan musyrik penyembah berhala itu tidak akan mengharapkan apa-apa kecuali hanya kemudaratan. Mereka juga tidak suka apabila Tuhan memberikan kebaikan kepada kalian. Allah tidak akan memperhatikan apa yang mereka harapkan dan mereka benci. Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya untuk menerima rahmat-Nya. Dan Allahlah yang memiliki karunia yang sangat besar. 2|106|Mereka telah meminta kamu, wahai Muhammad, untuk memperlihatkan mukjizat kepada mereka, sebagaimana yang dibawa oleh Mûsâ dan nabi-nabi Banû Isrâ'îl. Cukuplah bagi Kami untuk menguatkan kamu dengan al-Qur'ân. Sesungguhnya apabila Kami tidak memperkuat nabi yang datang terakhir dengan mukjizat yang dimiliki oleh nabi sebelumnya, atau apabila Kami menjadikan manusia lupa terhadap peninggalan mukjizat ini, maka Kami akan memberikan kepadanya mukjizat yang lebih baik dari itu atau sebanding dengannya dalam memperkuat kebenaran yang dibawanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. 2|107|Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Kalian, wahai manusia, tidak memiliki pelindung dan sandaran yang dapat menolong kalian selain Dia. 2|108|Mungkin dengan permintaan kalian tentang mukjizat yang tertentu ini, kalian bermaksud mengikuti Banû Isrâ'îl yang hidup pada masa Nabi Mûsâ. Mereka meminta mukjizat khusus. Sesungguhnya di belakang permintaan kalian ini tersembunyi sikap membangkang dan kecondongan kepada kekufuran seperti sikap yang terdapat pada permintaan Banû Isrâ'îl kepada rasul mereka. Barangsiapa yang lebih mengutamakan pembangkangan dan kekufuran daripada keikhlasan terhadap kebenaran dan keimanan, maka ia telah menyimpang dari jalan yang benar dan lurus. 2|109|Di antara orang-orang Yahudi itu banyak yang berharap untuk dapat mengembalikan kalian, orang-orang Muslim, kepada kekufuran setelah kalian berada dalam keimanan. Padahal telah jelas dari kitab mereka sendiri bahwa kalian berada dalam kebenaran. Hal ini tidak lain karena mereka dengki terhadap kalian dan takut bahwa kekuasaan akan hilang dari mereka dan pindah ke tangan kalian. Maka berpalinglah dari mereka dan maafkanlah mereka sampai Allah memberikan jalan yang lain bagi kalian dari mereka. Sesungguhnya Dialah yang berkuasa untuk memberdayakan kalian atas mereka dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 2|110|Jagalah syiar agama kalian. Kerjakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Segala apa yang kalian usahakan bagi diri kalian, berupa perbuatan-perbuatan baik dan sedekah, akan kalian dapatkan pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. 2|111|Di antara dongeng dan angan-angan kosong orang-orang Yahudi dan Nasrani adalah anggapan bahwa surga tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang seagama dengan mereka. Maka mintalah kepada mereka untuk mendatangkan bukti-bukti yang memperkuat itu jika mereka memang benar. 2|112|Mereka tidak akan mendapatkan bukti untuk itu. Yang benar adalah bahwa orang-orang yang akan menerima kenikmatan surga yang Allah simpan bagi mereka, dan orang-orang yang diberi pahala pada hari kiamat serta dijaga dari ketakuatan dan kesedihan, adalah mereka yang menyembah Allah dengan ikhlas dan mengikuti kebenaran serta mengerjakan perbuatan yang baik. 2|113|Sungguh aneh, bahwa sebagaimana mereka memusuhi Islam, mereka juga saling bermusuhan satu sama lain. Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya orang-orang Nasrani sama sekali tidak berada dalam kebenaran." Orang-orang Nasrani pun mengatakan hal yang sama. Keduanya mengambil dalil dari kitab suci masing-masing. Dan orang-orang musyrik dari kaum Arab yang sama sekali tidak mengetahui apa pun tentang kitab suci orang Yahudi dan Nasrani, juga mengatakan seperti yang dikatakan mereka satu sama lain, lalu mereka mempercayainya semua. Tidak ada satu kelompok pun di antara mereka yang benar. Hal ini akan jelas ketika Allah memutuskan apa yang mereka perselisihkan di antara mereka pada hari kiamat kelak. 2|114|Kehidupan mereka itu memang sarat permusuhan, baik permusuhan antarmereka sendiri atau antara mereka dengan orang-orang Muslim. Buktinya, orang-orang musyrik itu saling menghancurkan tempat peribadatan sendiri dan mereka menghalang-halangi orang-orang Muslim untuk mendatangi al-Masjid al-Harâm. Sungguh tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang menghalang-halangi siapa yang hendak mengumandangkan zikir di tempat-tempat peribadatan dan selalu berusaha untuk menghancurkannya. Mereka itu akan mendapatkan kehinaan di dunia dan siksa yang berat di akhirat. Sungguh tidak sepatutnya mereka malakukan perbuatan berbahaya itu, bahkan seharusnya mereka menjaga kehormatan dan memasuki tempat-tempat peribadatan tersebut dengan hati khusyuk serta tidak melarang orang lain untuk berzikir dan mengingat asma Allah di dalamnya. 2|115|Kalaulah orang-orang musyrik itu telah berhasil melarang orang-orang Muslim untuk salat di al-Masjid al-Harâm itu bukan berati bahwa mereka dapat mencegah orang-orang Muslim itu untuk melakukan salat dan beribadah kepada Allah di tempat lain, karena pada dasarnya semua arah dan kawasan di bumi itu adalah milik Allah. Dia akan menyambut dan menerima salat orang-orang Muslim dengan perkenan-Nya di mana pun mereka berada. Sesungguhnya Allah Mahalapang dan tidak bermaksud mempersulit hamba- hamba-Nya. Dia Mahatahu niat seorang yang menghadap kepada-Nya. 2|116|Selama apa yang ada di jagat ini tunduk pada perintah dan kehendak-Nya, maka Allah lebih tinggi dan lebih besar dari sekadar butuh pada keturunan atau anak, seperti yang dikatakan orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik. 2|117|Bagaimana mungkin Allah membutuhkan keturunan dan mengambil anak padahal Dia yang mula-mula menciptakan bumi, langit dan menundukkan apa yang ada di antara keduanya pada kehendak-Nya. Tidak ada perbuatan yang sukar bagi Allah. Apabila menghendaki sesuatu, cukup Allah mengatakan, "Jadilah" (kun), maka jadilah apa yang dikehendaki-Nya itu. 2|118|Sementara orang-orang musyrik dari kalangan bangsa Arab, masih terus memperlihatkan sikap membangkang pada Muhammad. Mereka mengajukan permintaan-permintaan padanya seperti apa yang diminta oleh umat-umat terdahulu pada nabi-nabi mereka. Mereka mengatakan bahwa tidak sekali-kali beriman kecuali jika Allah sendiri berbicara kepada mereka dan mendatangkan tanda-tanda (mukjizat) inderawi sebagai bukti kebenaran Muhammad. Itu seperti yang dikatakan Banû Isrâ'îl kepada Mûsâ, "Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dan Dia berbicara langsung kepada kami." Sebagaimana pengikut 'Isâ meminta kepadanya agar Allah menurunkan hidangan dari langit. Semuanya itu menjadi bukti bahwa hati para pembangkang itu tidak ada bedanya. Sungguh tidak ada yang bisa membaca kebenaran kecuali orang yang berhati bersih, berpikiran lurus dan mempunyai semangat mencari kebenaran. 2|119|Kami mengutusmu, Muhammad, dengan membawa kebenaran sebagai berita kabar gembira bagi orang-orang beriman sekaligus sebagai peringatan bagi orang-orang kafir. Kamu tidak lebih dari sekadar penyampai pesan-pesan suci risalah Kami, dan kamu tidak akan ditanya mengapa para penghuni neraka itu enggan beriman. 2|120|Janganlah kamu menyusahkan dirimu demi memuaskan para pembangkang dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi rela. Sungguh mereka itu tidak akan merelakanmu sehingga kamu mau menjadi pengikut agama yang dalam pandangan mereka itu berisi petunjuk. Katakan kepada mereka, "Tidak ada yang lebih benar daripada petunjuk yang diturunkan Allah dalam Islam." Barangsiapa tergoda untuk mengikuti kehendak hawa nafsu mereka setelah mengetahui kebenaran yang Kami turunkan kepadamu, maka sungguh mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong dari azab neraka selain Allah. 2|121|Akan tetapi, masih ada di sana sebagian pengikut dari umat yang kepada mereka Kami turunkan Tawrât dan Injîl, (pengikut agama Yahudi dan Nasrani) yang mengkaji kitab suci mereka yang otentik dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka mengetahui mana yang palsu. Mereka beriman pada ajaran yang terkandung di dalamnya yang berarti beriman pula pada al-Qur'ân. Barangsiapa yang mengingkari kebenaran kitab suci yang diturunkan oleh Tuhan maka mereka itu adalah orang-orang yang merugi. 2|122|Hai Banû Isrâ'îl, berimanlah! Ingatlah akan keagungan karunia yang Kami limpahkan kepada kalian. Kami telah memerdekakan kalian dari tirani Fir'aun. Kami menirimkan buah mann dan salwâ. Kami mengutus nabi-nabi. Kami mengajarkan kitab suci, dan berbagai karunia lainnya. Dan Kami telah melebihkan derajat kalian di atas bangsa-bangsa lain sebagai poros kenabian dalam kurun waktu yang cukup panjang. 2|123|Takutlah akan siksa Allah pada hari ketika tidak seorang pun mampu menolong diri sendiri. Tidak ada tebusan, tidak ada syafaat dan orang-orang kafir tidak punya penolong kecuali Allah. 2|124|Simaklah kembali ketika Allah menguji leluhurmu, Ibrâhîm, dengan berbagai tugas berat, lalu ia mengerjakan dengan sempurna dan sepenuh hati. Kemudian Tuhan berfirman kepadanya, "Kami hendak menjadikanmu pemimpin (imam) sebagai contoh dan teladan bagi semua manusia." Ibrâhîm lantas memohon agar Tuhan menjadikan keturunannya sebagai pemimpin-pemimpin juga. Tuhan menjawab bahwa karunia yang agung itu tidak akan didapat oleh orang-orang yang zalim, dan anak cucu Ibrâhîm ada yang baik dan tidak kurang pula yang jahat. 2|125|Renungkanlah pula kisah pembangunan Rumah Allah (Bayt Allâh) di Mekah oleh Ibrâhîm dan Ismâ'îl, anaknya. Di dalamnya terkandung pelajaran yang amat berharga bagi yang memiliki hati nurani bersih. Kami menjadikan rumah peribadatan itu sebagai rujukan bagi seluruh makhluk dan tempat perlindungan yang damai. Kami memerintahkan manusia untuk menjadikan lokasi berdirinya Ibrâhîm saat pembangunan rumah itu sebagai musala. Kami memerintahkan Ibrâhîm dan Ismâ'îl untuk menjaga rumah itu dari segala unsur yang menodai kesuciannya, mempersiapkannya dengan baik untuk mereka yang tawaf, beriktikaf dan bersembahyang. 2|126|Ingatlah saat Ibrâhîm memohon kepada Tuhannya agar menjadikan bumi tempat tinggalnya sebagai negeri yang damai, memberi rezeki dari hasil bumi kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Allah menjawab bahwa Dia tidak akan menjamin penghidupan orang-orang kafir di dunia yang fana ini, bahkan menjerumuskan mereka ke dalam jurang siksa. Sungguh, alangkah buruknya tempat mereka kembali. 2|127|Ingatlah pula ketika Ibrâhîm dan Ismâ'îl meninggikan dasar-dasar Bayt Allâh seraya memanjatkan doa kepada Allah, "Wahai Tuhan kami, Pencipta kami, sudilah Engkau menerima perbuatan kami yang kami ikhlaskan untuk-Mu. Engkau Maha Mendengar doa kami dan Mahatahu ketulusan niat kami. (1) {(1) Ka'bah atau Bayt Allâh, yang terletak di Mekah, dianggap sebagai tempat suci yang paling kuno. Orang-orang Arab sebelum Islam sejak masa Ibrâhîm telah melakukan ibadah haji di tempat itu. Riwayat-riwayat yang cukup meyakinkan (mutawâtir) menyatakan bahwa yang membangun rumah suci itu adalah Ibrâhîm dan Ismâ'îl. Merekalah yang mula-mula meletakkan pondasi Ka'bah. Ada pula yang mengatakan bahwa bangunan pertama dibangun oleh para malaikat dengan batu-batu surga pada saat Adam turun ke bumi. Bangunan Ka'bah itu tidak berubah sejak masa pembangunannya oleh Ibrâhîm dan Ismâ'îl hingga diperbaiki oleh Qushayy bin Kilâb, kakek kelima Nabi dari bangsa Arab yaitu Muhammad saw. Selanjutnya mengalami perbaikan pada masa-masa Islam. Terakhir, diperbaiki pada tahun 1040 H/1630 M, seperti yang kita lihat saat ini. } 2|128|Wahai Tuhan kami, restuilah kami. Jadikanlah kami dan anak cucu kami manusia yang ikhlas berbuat demi Engkau. Ajarkanlah kepada kami tata cara peribadatan kami di rumah suci ini. Terimalah tobat kami jika kami lalai dan bersalah. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima tobat dan Maha Mengampuni dosa dengan karunia dan rahmat-Mu. 2|129|Wahai Tuhan kami, utuslah seorang rasul dari keturunan dan kerabat kami yang mengajarkan kitab suci yang diwahyukan kepadanya, ilmu pengetahuan, hukum-keagamaan yang kokoh dan menyucikan mereka dari perilaku buruk. Engkau Maha Menguasai, Maha Menundukkan dan Mahabijaksana atas perbuatan, perintah dan larangan-Mu." 2|130|Betapa bijak perbuatan Ibrâhîm, betapa baik doanya, dan betapa lurus agama yang dianutnya. Tidak akan berpaling dari agama Ibrâhîm kecuali orang yang merendahkan derajat kemanusiaan dan akalnya sendiri. Allah telah memilihnya di dunia sebagai rasul dan di akhirat akan termasuk orang-orang saleh yang dekat dengan Tuhannya. 2|131|Ibrâhîm telah memenuhi perintah Tuhan untuk tunduk kepada-Nya dengan mengatakan, "Aku tunduk kepada Penguasa alam semesta, Penguasa jin, manusia dan malaikat." 2|132|Tidak cukup dengan hanya melaksanakan perintah, Ibrâhîm bahkan berpesan pada anaknya agar meniti jalan yang telah ia lalui dan berpesan pula kepada cucunya, Ya'qûb. Ya'qûb pun berpesan demikian kepada anak-anaknya, menjelaskan kepada mereka bahwa Allah telah memilihkan agama tauhid dan mengambil janji dari mereka agar tidak mati kecuali dalam keadaan berserah diri dan berpegang teguh pada agama ini. 2|133|Hai kaum Yahudi, kalian yang menyangka sebagai pengikut agama Ya'qûb, apakah kalian menyaksikan saat-saat Ya'qûb mendekati ajalnya? Tahukah kalian apa agama yang dipertahankannya sampai mati? Ketahuilah, bahwa Ya'qûb dan anak-anaknya adalah orang-orang Muslim, penganut ajaran tauhid, bukan penganut agama Yahudi seperti kalian dan juga bukan penganut agama Nasrani. Dia memanggil semua anaknya dan berpesan pada mereka, "Siapa yang akan kalian sembah sesudahku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu, Tuhan para leluhurmu Ibrâhîm, Ismâ'îl dan Ishâq, Tuhan Yang Mahaesa. Kami tunduk kepada-Nya." 2|134|Lantas apa maksud kalian mempertentangkan mereka? Mereka adalah umat yang telah berlalu, mereka yang akan mendapat balasan atas perbuatan mereka. Kalian tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka sebagaimana perbuatan mereka itu tidak akan mendatangkan pahala bagi kalian kecuali apa yang kalian kerjakan sendiri. 2|135|Akan tetapi mereka tetap mempertahankan sikap keras kepala mereka dan masing-masing kelompok menganggap bahwa agamanyalah yang paling benar. Orang-orang Yahudi berkata kepadamu, "Jadilah kamu penganut agama Yahudi agar kalian mendapat petunjuk." Sementara itu, orang-orang Nasrani berkata, "Jadilah penganut agama Nasrani agar kalian mencapai kebenaran." Sanggahlah pernyataan mereka dan katakan, "Kami tidak akan menjadi pengikut agama Yahudi atau Nasrani, sebab kedua agama itu telah diubah, dan diselewengkan dari pokok-pokok ajaran yang sesungguhnya dan dicemari oleh kesyirikan sehingga amat jauh dari agama Ibrâhîm. Kami hanya akan menjadi pengikut agama Islam yang menghidupkan ajaran Ibrâhîm secara murni dan suci." 2|136|Katakan kepada mereka, "Kami beriman kepada Allah dan ajaran yang diturunkan kepada kami dalam al-Qur'ân sebagaimana kami beriman pada apa yang diturunkan atas Ibrâhîm, Ismâ'îl, Ishâq, Ya'qûb dan anak cucu mereka. Kami beriman pada Tawrât asli (yang belum mengalami perubahan) yang diturunkan Allah kepada Mûsâ, dan beriman pada Injîl (yang belum mengalami perubahan) yang diturunkan Allah kepada 'Isâ dan semua yang diwahyukan Allah kepada nabi-nabi-Nya. Kami tidak membeda-bedakan mereka antara satu dengan yang lain sehingga kami mempercayai yang satu dan ingkar pada yang lain. Dalam persoalan ini kami semua tunduk kepada Allah." 2|137|Kalau mereka beriman sebagaimana kalian beriman, maka sesungguhnya mereka telah mendapatkan petunjuk. Akan tetapi, jika mereka tetap bersikeras membangkang dan berpaling, maka mereka akan selamanya berseteru dan berselisih dengan kalian. Allah akan melindungimu, wahai Nabi, dan mengamankanmu dari permusuhan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar perkataan mereka lagi Maha Mengetahui rahasia yang tersimpan dalam hati mereka. 2|138|Katakanlah, "Tuhan telah memberikan petunjuk-Nya kepada kami dan menuntun kami kepada hujjah- Nya. Adakah yang lebih baik petunjuk dan hujjahnya daripada Allah? Sungguh kami tidak akan tunduk kepada selain Allah dan tidak akan mengikuti kecuali petunjuk dan tuntunan-Nya." 2|139|Katakan kepada mereka, "Apakah kalian akan memperdebatkan kami tentang Allah karena Dia tidak memilih seorang Nabi pun selain dari kaum kalian? Padahal Dia adalah Tuhan kalian, Tuhan segala sesuatu, bukan hanya Tuhan sekelompok kaum. Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki dan memberi balasan setiap manusia sesuai perbuatan masing-masing tanpa memandang keturunan ataupun derajat mereka. Allah telah memberikan petunjuk bagi amal perbuatan kami dan mengaruniai kami jiwa yang ikhlas." 2|140|Katakan pada mereka, "Apakah kalian juga akan memperdebatkan dengan kami tentang Ibrâhîm, Ismâ'îl, Ishâq, Ya'qûb beserta anak keturunannya dengan menganggap bahwa mereka itu penganut agama Yahudi atau Nasrani seperti kalian? Padahal Tawrât dan Injîl keduanya diturunkan Allah jauh sesudah masa mereka, sebagaimana Allah mengabarkannya kepada kami. Apakah kalian merasa lebih tahu daripada-Nya? Bahkan Allah telah memberitahukan pula hal itu dalam kitab-kitab kalian, maka janganlah lantas menyembunyikan kebenaran yang termuat dalam kitab-kitab kalian sendiri. Tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kebenaran yang ia ketahui dari kitabnya. Allah akan memberi balasan sebab keterpurukan kalian dalam kepalsuan dan sesungguhnya Allah tiada akan lalai atas perbuatan kalian."(1) {(1) Hukum-hukum konvensional di berbagai negara telah banyak menyinggung soal persaksian palsu sebagaimana disinggung oleh al-Qur'ân. Akan tetapi ayat di atas menggolongkan hanya sekadar merahasiakan kesaksian sebagai suatu dosa dan sebuah tindakan kriminal yang memiliki risiko hukum tanpa menentukan secara baku bentuk hukumannya. Ini yang dikenal dengan istilah ta'zîr, yaitu hukuman yang model dan bentuknya diserahkan pada kebijaksanaan pemimpin negara (waliy al-amr). } 2|141|Lalu mengapa kalian, orang-orang Yahudi dan Nasrani, memperdebatkan mereka? Mereka adalah umat yang telah berlalu. Mereka akan mendapatkan balasan atas amal perbuatan mereka sendiri dan kalian tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka sebagaimana perbuatan mereka tidak akan mendatangkan pahala bagi kalian selain apa yang kalian perbuat sendiri. 2|142|Orang-orang lemah akal yang dipalingkan oleh kehendak hawa nafsu dari upaya berpikir dan merenung (dari kalangan pengikut agama Yahudi, Nasrani dan orang-orang munafik) niscaya akan mengingkari beralihnya kiblat orang-orang beriman dari Bayt al-Maqdis--sebagai kiblat paling benar dalam anggapan mereka--ke arah kiblat yang baru yaitu Ka'bah. Oleh karena itu katakan pada mereka, wahai Nabi, "Sesungguhnya seluruh arah mata angin itu adalah milik Allah. Tidak ada nilai keutamaan yang melebihkan antara satu arah atas arah yang lain. Allah yang menentukan arah mana yang akan dijadikan kiblat untuk salat. Dengan kehendak-Nya, Dia memberi petunjuk kepada suatu umat menuju jalan yang lurus. Syariat Muhammad yang diturunkan bertugas menggantikan risalah para nabi sebelumnya telah menetapkan kiblat yang benar, yaitu Ka'bah. (1) {(1) Sejarah mencatat bahwa perpindahan kiblat dari Bayt al-Maqdis ke Ka'bah terjadi kurang lebih tujuh belas bulan semenjak kedatangan Rasulullah di Madinah. } 2|143|Atas dasar kehendak Kami, Kami memberi kalian petunjuk menuju jalan yang paling lurus. Kami menjadikan kalian umat penengah, umat pilihan. Kami merestui agama yang kalian anut dan amal saleh yang kalian lakukan, sehingga kalian akan menjadi pengikrar ajaran-ajaran yang benar dari syariat-syariat sebelum kalian. Rasul akan mengayomi dan mengukuhkan kalian melalui ajaran-ajarannya semasa ia hidup, pedoman dan sunnah-sunnahnya sesudah ia mati. Adapun maksud Kami menetapkan Bayt al-Maqdis sebagai kiblat bagimu selama beberapa masa adalah untuk menguji orang-orang Muslim agar Kami membedakan siapa yang tunduk dan menerima perintah Kami dengan sukarela, dan siapa yang dikuasai oleh sikap fanatis pada bangsa Arab dan peninggalan Ibrâhîm sehingga mereka menyalahi perintah Allah dan tergelincir dari jalan yang lurus. Sebenarnya perintah menghadap Bayt al-Maqdis yang merupakan salah satu dari rukun iman adalah pekerjaan yang berat, kecuali bagi orang yang mendapat izin Allah. Maka barangsiapa yang menghadapkan wajahnya ke Bayt al-Maqdis saat diperintahkan, maka sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan iman dan ibadahnya sebagai wujud belas kasih dan rahmat-Nya. 2|144|Sungguh Kami mengetahui bagaimana kamu, Muhammad, menengadahkan wajahmu ke langit mengharap turunnya wahyu berisi perintah pengalihan kiblat dari Bayt al-Maqdis ke arah Ka'bah yang kau cintai, kiblat Ibrâhîm, penghulu para nabi, bapak bangsa Yahudi dan Arab, kiblat tempat terletak maqâm Ibrâhîm. Sehingga, dengan demikian, Ka'bah merupakan kiblat yang menyatukan, meskipun menyalahi kiblat orang-orang Yahudi. Kini Kami telah mengabulkan permohonanmu, maka palingkanlah wajahmu dan semua orang yang beriman dalam salat ke arah al-Masjid al-Harâm di mana pun kalian berada. Ahl al-Kitâb yang mengingkari perpindahan kiblatmu dari Bayt al-Maqdis benar-benar mengetahui dari kitab suci mereka bahwa kalian adalah orang-orang yang semestinya berkiblat ke arah Ka'bah, sebagaimana mereka mengetahui pula bahwa syariat Allah telah menetapkan kiblat tertentu bagi suatu agama secara khusus. Inilah kebenaran yang datang dari Tuhanmu. Mereka itu tidak bermaksud selain meyebarkan fitnah dan membuat kalian ragu akan kebenaran Islam, akan tetapi Allah tidak lalai dan akan memberikan balasan bagi perbuatan mereka. 2|145|Bukannya keingkaran Ahl al-Kitâb atas apa yang kalian lakukan atas perintah Allah itu oleh sebab alasan yang meragukan, tapi karena mereka itu membangkang dan keras kepala. Maka meskipun kamu mendatangkan kepada mereka semua bukti yang meyakinkan bahwa kiblatmu itu yang benar, sekali-kali mereka tidak akan mengikuti kiblatmu. Orang-orang Yahudi itu sangat tamak berharap agar kamu kembali menghadap kiblat mereka dan menjadikannya syarat bagi keislaman mereka. Jika demikian halnya, harapan mereka itu hanyalah angan-angan kosong saja karena engkau tidak akan pernah mengikuti kiblat mereka. Demikian pula halnya Ahl al-Kitâb, masing-masing bersikeras mempertahankan kiblatnya. Orang-orang Nasrani tidak akan mengikuti kiblat orang Yahudi dan sebaliknya orang-orang Yahudi tidak akan mau mengikuti kiblat orang-orang Nasrani. Masing-masing menganggap bahwa golongan lain tidak benar. Maka berpegang teguhlah pada kiblatmu, Muhammad, dan jangan mengikuti kehendak hawa nafsu mereka. Barangsiapa yang mengikuti kehendak hawa nafsu mereka setelah mengetahui mana yang benar dan mana yang palsu, maka ia benar-benar termasuk golongan yang zalim. 2|146|Pada hakikatnya Ahl al-Kitâb itu mengetahui bahwa soal perpindahan kiblat itu benar. Mereka menerimamu, Muhammad, sebagai nabi yang sifat-sifatmu termaktub dalam kitab suci mereka. Dan di antara sifat-sifat itu adalah bahwa engkau berkiblat ke Ka'bah. Pengetahuan mereka akan kenabian dan kiblatmu itu begitu jelas sebagaimana mereka kenal anak sendiri, akan tetapi sebagaian kalangan dari mereka menutup-nutupi kebenaran itu, mengikuti kehendak hawa nafsu sendiri dan sikap fanatis palsu demi mempertahankan agama dan kedudukan mereka sehingga kalian tersesat. 2|147|Sesungguhnya kebenaran itu adalah yang berasal dari Allah, bukan yang justru menyesatkan Ahl al-Kitâb, maka yakinlah akan kebenaran itu dan jangan bimbang ataupun ragu. Persoalan kiblat adalah sebagian dari kebenaran, maka laksanakan terus perintah itu dan jangan hiraukan orang-orang yang menentang. 2|148|Bahwasanya kiblat yang Aku perintahkan dirimu, Muhammad, untuk beralih kepadanya (Ka'bah), bukan hanya untukmu saja tetapi juga kiblat umatmu. Demikianlah, bahwa tiap umat memiliki kiblat tempat mereka menghadap dalam salat sesuai syariat masing-masing. Dalam hal ini Tuhan tidak bermaksud melebihkan satu umat atas umat yang lain, karena kelebihan itu sesungguhnya terletak pada kadar ketaatan dan kebajikan. Maka berlomba-lomba dan bersainglah dalam mengejar berbagai kebaikan dan Allah akan membalas perbuatan baik kalian. Allah akan mengumpulkan kalian semua di mana pun berada dan tidak akan ada seorang pun yang luput dari perhitungan-Nya. Di tangan-Nyalah kekuasaan untuk mematikan, menghidupkan, membangkitkan manusia dan mengumpulkannya di hari kiamat. 2|149|Maka hadapkanlah wajahmu ke arah al-Masjid al-Harâm di mana pun kamu berada, tatkala kamu sedang menetap ataupun sedang dalam perjalanan. Sesungguhnya yang demikian itu sebagai suatu kebenaran yang selaras dengan hikmah Tuhanmu Yang Penyantun. Maka bersegeralah kamu dan umatmu melaksanakan perintah itu, kelak Allah akan memberi kalian balasan yang baik dan Allah Mahatahu perbuatan kalian dan tidak satu pun luput dari pengetahuan-Nya. 2|150|Pegang teguhlah perintah Allah dalam persoalan kiblat, bersegeralah engkau dan umatmu memenuhi seruan itu. Hadapkan wajahmu ke arah al-Masjid al-Harâm dari tempat perjalananmu dan di bumi mana pun kalian berpijak. Yang demikian itu agar memutuskan argumentasi mereka yang menentang dan memperdebatkan. Seandainya engkau tidak menaati perintah peralihan kiblat ini niscaya orang-orang Yahudi akan berkata, "Bagaimana mungkin Muhammad bersembahyang menghadap Bayt al-Maqdis, padahal di antara sifat yang disebutkan dalam kitab-kitab kami bahwa ia berkiblat ke Ka'bah." Sementara orang-orang musyrik berkata, "Bagaimana Muhammad mengaku sebagai pengikut agama Ibrâhîm, sementara ia menyalahi kiblatnya?" Kenyataannya adalah bahwa orang-orang zalim yang menyimpang dari kebenaran tidak akan pernah menghentikan perdebatan dan menyadari kesesatan mereka, bahkan mereka berkata, "Sungguh bahwa peralihan kiblat ke arah Ka'bah itu semata-mata didorong oleh kecondongan pada agama leluhur dan cinta negeri sendiri." Jangan kau hiraukan mereka, sebab hujatan-hujatan mereka itu tidak akan mendatangkan mudarat bagi kamu. Takutlah pada Kami dan jangan kalian melanggar perintah, karena dengan perintah ini Kami bermaksud menyempurnakan nikmat Kami pada kalian. Penentuan Ka'bah sebagai kiblat kalian akan lebih memantapkan dan mendekatkan diri kalian pada petunjuk Kami. 2|151|Meyampaikan perintah yang Kami tujukan pada orang-orang yang beriman untuk menjadikan Ka'bah sebagai kiblat salat adalah di antara tujuan Kami mengutus Rasul. Ia akan membacakan kepada kalian nikmat yang telah Kami sempurnakan dengan karunia turunnya al-Qur'ân. Menyucikan jiwa kalian dari noda-noda kemusyrikan, kerendahan moral dan tradisi, mengajak kalian berdialog secara ilmiah tentang kandungan al-Qur'ân, ilmu pengetahuan yang berguna serta mengajarkan pada kalian segala yang tidak kalian ketahui. Sebelum itu kalian semua berada dalam jurang kebodohan dan kesesatan yang membutakan. 2|152|Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Kami dengan melakukan ketaatan, niscaya Kami akan mengingat kamu dengan pemberian pahala. Syukurilah segala nikmat yang telah Kami curahkan dan jangan mengingkarinya dengan menyalahi perintah Kami. 2|153|Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup dan salat--yang merupakan induk dari segala peribadatan--sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah Yang Maha Menundukkan selalu bersama orang-orang yang penyabar. Dialah pelindung dan penolong mereka. 2|154|Karena kesabaran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, maka janganlah kalian berpangku tangan, enggan berjihad di jalan Allah dan jangan takut pada kematian. Karena barangsiapa yang mati dalam berjihad sesungguhnya ia barada dalam kehidupan yang tinggi derajatnya meskipun dalam pandangan manusia ia itu mati. 2|155|Sabar adalah perisai dan senjata orang-orang beriman dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. Itulah ujian yang akan kalian hadapi berupa perasaan takut pada musuh, kelaparan, kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah-buahan. Tidak ada yang melindungi kalian dari ujian-ujian berat itu selain jiwa kesabaran. Maka sampaikanlah, wahai Nabi, berita sukacita yang menggembirakan kepada meraka yang bersabar dengan hati dan ucapanmu. 2|156|Sesungguhnya orang-orang yang ditimpa musibah dan merasa yakin bahwa kebaikan, keburukan dan segala sesuatu itu berasal dari Allah, berkata, "Diri kami ini adalah milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Untuk-Nya kami persembahkan puji syukur atas segala karunia dan kami harus bersabar jika mendapatkan ujian atau diberi pahala dan balasan." 2|157|Orang-orang yang bersabar dan beriman kepada Allah akan menerima berita yang baik berupa pengampunan Tuhan dan karunia-Nya. Mereka itulah yang diberi petunjuk menuju jalan kebaikan dan kebenaran. 2|158|Allah telah mengangkat martabat dua buah bukit, Safa dan Marwa, dan menjadikannya bagian dari manasik haji, sebagaimana Dia telah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat salat. Maka barangsiapa yang menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi dirinya untuk melakukan sai (sa'y: berlari-lari kecil) di antara dua bukit itu tujuh kali. Sebelumnya, sebagian kalangan Muslim sendiri menyangka bahwa sai itu merupakan bagian dari tradisi jahiliah. Padahal tidak demikian sesungguhnya. Sai adalah syiar keislaman. Maka tidak berdosa jika seseorang melakukan sai di kawasan kedua bukit itu ketika sedang berhaji atau berumrah. Dan hendaknya orang-orang yang beriman berbuat kebajikan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui perbuatan seseorang dan memberi pahala atas kebaikannya. 2|159|Ada dua golongan yang mendustakan agamamu, Muhammad. Pertama, dari kalangan Ahl al-Kitâb yang mengetahui kebenaran tapi mereka menutup-nutupinya disebabkan watak mereka yang membangkang dan keras kepala. Kedua, dari kalangan orang-orang musyrik yang buta hati dalam melihat kebenaran hingga mereka menjadikan selain Allah sebagai Tuhan. Kalangan Ahl al-Kitâb yang mengetahui alasan-alasan yang membenarkan kenabianmu dari kitab sucimu lantas menutup-nutupi dan merahasiakan kebenaran itu pada manusia, niscaya meraka itu akan mendapat murka Allah dan mereka akan didoakan oleh malaikat, manusia dan jin yang beriman agar dijauhkan dari rahmat-Nya. 2|160|Tidak akan ada yang terhindar dari laknat itu kecuali mereka yang bertobat, berbuat kebajikan, tidak lagi menyembunyikan kebenaran yang dulu ditutup-tutupinya dan meluruskan kembali ucapan-ucapan mereka yang salah tentang Rasul dan agama Islam. Jika mereka mau melakukan semua itu maka Allah akan benar-benar menerima tobat dan mengampuni dosa-dosa mereka, sebagai perwujudan sifat lemah lembut dan kasih sayang-Nya. 2|161|Adapun mereka yang tetap bersikukuh mempertahankan kekufuran mereka sampai mati tanpa ada rasa sesal dan bertobat maka mereka akan dilaknat oleh Allah, malaikat dan seluruh umat manusia. 2|162|Mereka akan abadi dalam kutukan dan siksa neraka, tidak sedikit pun mereka diringankan dari siksa itu dan tidak akan diterima pula permohonan mereka agar siksa itu ditangguhkan. 2|163|Sesungguhnya Allah yang kalian murnikan peribadatan kepada-Nya itu, Mahaesa. Tiada tuhan selain Dia. Tiada kekuasaan selain kekuasaan-Nya. Dia Maha Pengasih dan Penyayang pada hamba-Nya yang telah diciptakan dan dijadikan-Nya. 2|164|Allah telah menjadikan bukti-bukti sebagai pertanda wujud dan ketuhanan-Nya bagi mereka yang mau mempergunakan akalnya untuk berpikir. Di antara bukti itu adalah langit yang tampak olehmu, bintang- bintang yang beredar padanya secara teratur, tidak saling mendahului dan bertabrakan, yang sebagian memancarkan cahaya bagi alam ini. Bumi yang terdiri atas laut dan daratan, silih bergantinya siang dan malam serta manfaat yang terkandung di dalamnya. Kapal-kapal mengarungi samudera, mengangkut manusia dan kekayaan. Siapa yang membuatnya berlayar selain Allah? Dia mengirimkan angin, menerbangkan awan, mencurahkan hujan, menghidupkan binatang, menyiram bumi dan menumbuhkan tanaman. Dia mendatangkan angin dari tempat berhembus yang berbeda-beda, menjaring awan yang tergantung di antara langit dan bumi. Apakah hukum yang sedemikian teratur dan teliti itu ada dengan sendirinya ataukah diciptakan oleh Zat Yang Mahatahu lagi Mahakuasa?(1) {(1) Ayat tersebut di atas telah terlebih dahulu mengisyaratkan fakta ilmiah yang belakangan baru terungkap oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa alam semesta ini sarat oleh benda-benda langit. Ayat di atas berisi perintah untuk mengamati fakta-fakta ilmiah yang ada di jagat ini, termasuk di dalamnya penciptaan berjuta gugusan bintang yang jaraknya sangat berjauhan satu sama lain, planet-planet yang ada di dalamnya serta hukum Allah yang mengatur semuanya. Juga perputaran (rotasi) bumi pada porosnya yang melahirkan siang dan malam. Kemudian ayat di atas menyinggung sarana transportasi laut, lalu mengarahkan perhatian pada proses terjadinya hujan dalam siklus yang berulang-ulang, bermula dari air laut yang menguap berkumpul menjadi awan, menebal, menjadi dingin dan akhirnya turun sebagai hujan yang merupakan sumber kehidupan di bumi. Juga disinggung pula tentang angin dan perputarannya. Dengan penjelasan-penjelasan semacam itu semestinya orang yang benar-benar mengamati akan bisa meraba adanya kekuasaan Allah di balik itu semua. } 2|165|Dengan berbagai argumentasi yang tampak sangat jelas seperti itu, sebagian manusia yang sesat pikirannya masih saja ada yang menjadikan selain Allah sebagi Tuhan. Mereka menyembahnya seperti menyembah Allah dan memeperlakukannya seperti Allah. Akan tetapi orang yang beriman menerima hanya kepemimpinan Allah semata dan tidak akan terputus ketaatannya pada Allah, sedangkan orang-orang musyrik itu perwalian pada tuhan-tuhan mereka seringkali tergoncang saat mereka ditimpa malapetaka lalu mencari perlindungan kepada Allah Swt. Manusia-manusia yang menganiaya diri mereka sendiri, andai saja tahu siksa yang telah menanti mereka di hari pembalasan ketika segala kerajaan ada pada-Nya, saat semuanya tunduk pada Allah, pasti mereka akan menghentikan kejahatan dan dosa mereka. 2|166|Pada hari itu para pengikut sangat berharap dari pembesar dan pemimpin agar menyelamatkan mereka dari kesesatan, namun mereka tiada dihiraukan. Para pembesar itu justru melepaskan diri dari pengikut mereka dan berkata, "Bukan kami yang menyuruh kalian menaati kami untuk melanggar perintah Tuhan, tapi hawa nafsu dan tingkah laku kalian sendiri." Putuslah semua keterkaitan dan kasih sayang yang ada di antara mereka dan berubah menjadi sikap permusuhan. 2|167|Di sini menjadi jelas bagi para pengikut itu bahwa selama di dunia mereka ada dalam kesesatan saat menjadi pengikut pemimpin mereka itu. Mereka berangan-angan andai saja dapat kembali ke dunia lalu mengingkari perintah para pemimpin itu seperti apa yang dilakukan pemimpin itu pada mereka saat ini. Akan tampak kejahatan-kejahatan mereka di akhirat sebagai penyesalan-penyesalan tiada guna. Mereka akan dilemparkan ke dalam api neraka dan tidak akan kuat menahan siksaannya. 2|168|Wahai manusia, makanlah apa yang Kami ciptakan di bumi dari segala yang halal yang tidak Kami haramkan dan yang baik-baik yang disukai manusia. Janganlah mengikuti jejak langkah setan yang merayu kalian agar memakan yang haram atau menghalalkan yang haram. Kalian sesungguhnya telah mengetahui permusuhan dan kejahatan-kejahatan setan. 2|169|Setan menampakkan perbuatan jahat dan membahayakan kehidupan menjadi baik di mata kalian. Kemudian kalian berjalan di bawah keraguan dan kebimbangan, kalian menisbatkan pada Allah yang ini halal dan ini haram tanpa kalian bisa membuktikannya dengan dalil yang meyakinkan. 2|170|Orang-orang yang menyeleweng dari jalan kebenaran itu terbiasa memegang teguh kepercayaan dan tradisi peninggalan bapak-bapak mereka. Mereka itu apabila diajak untuk menerima ajaran yang terkandung dalam petunjuk Allah, berkata, "Kami tidak akan meninggalkan apa yang kami warisi dari para bapak kami." Sungguh merupakan kebodohan yang teramat besar jika seseorang rela mengikuti tradisi dan peninggalan nenek moyangnya dengan mengesampingkan sikap taat dan menuruti perintah Tuhan, karena sesungguhnya bapak-bapak mereka itu tidak sedikit pun memahami agama dan menerangi diri dengan cahaya iman dan hidayah. 2|171|Perumpamaan orang yang mengajak golongan kafir yang ingkar itu untuk menerima kebenaran dan petunjuk Tuhan namun mereka tidak mau memahami dan menjawab seruan itu, seumpama pengembala yang memanggil domba-dombanya. Tentunya domba-domba itu tidak akan mengerti, hanya mendengar suara dan tidak lebih dari itu. Pendengaran mereka tuli, penglihatan mereka buta, lidah mereka bisu karena tidak bisa berkata baik yang bersumber dari akal pikiran. 2|172|Telah Kami izinkan manusia untuk memakan semua yang halal(1) yang Kami ciptakan di bumi bagi mereka, dan Kami melarang mereka agar tidak mengikuti jejak langkah setan. Apabila mereka melaksanakan ketentuan itu semua maka mereka akan mendapatkan petunjuk. Namun jika mereka ingkar maka Kami akan memberikan petunjuk Kami hanya pada orang-orang yang beriman dan Kami akan menjelaskan kepada mereka yang halal dan yang haram. Maka, wahai orang-orang yang beriman, dihalalkan bagi kalian semua untuk memakan makanan yang enak dan baik dan bukan yang kotor dan keji. Syukurilah karunia Allah yang telah menghalalkan makanan yang baik-baik. Syukurilah pula karunia ketaatan dan kemampuan diri kalian untuk melaksanakan perintah-Nya demi sempurnanya ibadah kalian. {(1) Al-Qur'ân telah lama mendahului ilmu kedokteran modern dalam soal makanan. Diharamkannya bangkai itu sangat beralasan sekali karena binatang yang mati oleh sebab faktor ketuaan, atau mati karena terjangkit penyakit itu pada dasarnya mati karena zat beracun. Kalau kemudian binatang yang mati dengan cara seperti itu dikonsumsi oleh manusia, sangat mungkin ia akan mengalami keracunan. Lebih-lebih binatang yang mati dengan cara demikian (juga yang mati tercekik), darahnya akan mengendap di dalam tubuhnya, padahal seperti diketahui, darah itu menyimpan zat beracun yang bersembunyi dalam pembuluh darah dan urine. Demikian pula halnya dengan babi, dagingnya mengandung berbagai bibit penyakit yang jelas akan membahayakan orang yang memakannya. } 2|173|Bukanlah yang haram itu apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Tapi sesungguhnya yang haram bagi kalian, orang-orang beriman itu adalah bangkai binatang yang mati bukan karena disembelih, daging babi dan binatang yang disembelih bukan atas nama Allah tapi atas nama berhala dan sejenisnya. Dengan ketentuan bahwa siapa saja yang berada dalam keadaan darurat(1) dan terpaksa harus makan yang haram itu karena rasa lapar dan tidak mendapatklan makanan lain kecuali yang terlarang atau diperintah secara paksa, maka ia tidak berdosa, asalkan tidak dengan cara yang dilakukan oleh orang-orang pada masa jahiliah--di mana mereka cenderung menyukai yang haram dan selalu meminta kepada Tuhan untuk memperbolehkan makan yang haram--dan tidak lebih dari hanya sekadar mengobati rasa lapar. {(1) Kondisi darurat membolehkan seseorang untuk memakan bangkai, berdasarkan kaidah Ilmu Fikih bahwa "risiko kematian yang jelas, lebih diutamakan daripada adanya bahaya yang relatif". Dan dari sisi lain, seorang yang sangat lapar mungkin sekali terdorong untuk makan apa saja yang justru barangkali lebih membahayakan dirinya. Oleh alasan inilah maka yang kebetulan mendapat keringanan untuk makan makanan haram, agar tidak melampaui batasan kondisi darurat. } 2|174|Di antara mereka yang mengetahui hukum yang diturunkan Allah ada kalangan yang sengaja menyembunyikan sebagian wahyu demi mengejar kesenangan-kesenangan duniawi. Orang-orang Yahudi seringkali menyembunyikan apa yang terkandung dalam kitab suci mereka (Tawrât) antara lain merahasiakan sifat-sifat Rasulullah oleh perasaan khawatir bahwa pengikut-pengikut mereka itu akan mengikuti ajarannya sehingga mereka akan kehilangan mata pencarian, kedudukan dan kesenangan hidup. Maka barangsiapa yang sumber kehidupannya berasal dari pekerjaan-pekerjaan semacam itu seolah-olah menelan api sebab perbuatan itulah yang kelak akan menjerumuskan mereka ke neraka. Allah akan berpaling dari mereka, tidak akan menyucikan mereka dari dosa dan di depan mereka menunggu siksa yang keras dan menyakitkan. 2|175|Mereka adalah orang-orang berdosa yang lebih memilih jalan sesat daripada petunjuk, maka dari itu mereka berhak mendapat siksa dan bukan pengampunan. Mereka bagaikan menukar yang benar (haqq) dengan kepalsuan (bâthil) atau sesuatu yang menyesatkan dengan petunjuk. Sungguh keadaan mereka itu mengundang tanya, betapa mereka senang bergelimang dalam perbuatan yang mendatangkan siksa. 2|176|Mereka telah mendapatkan balasan yang ditentukan bagi mereka karena mereka ingkar pada kitab Allah yang telah diturunkan dengan benar. Kemudian mereka berselisih dalam suatu perselisihan yang besar karena watak mereka yang suka berdebat, menolak kebenaran dan tunduk pada hawa nafsu. Mereka mengubah, merusak dan menafsirkan kitab itu dengan penafsiran-penafsiran yang tidak benar. 2|177|Sering dan banyak sekali manusia berbicara tentang kiblat seolah-olah kiblat itu sebagai satu-satunya kebaikan, padahal tidak demikian. Sekadar menghadapkan muka ke barat atau ke timur bukan merupakan pokok persoalan keagamaan atau kebajikan. Sumber kebajikan itu bermacam-macam, sebagian merupakan pokok-pokok kepercayaan (akidah) dan sebagian lagi induk kebajikan dan ibadah. Termasuk dalam kategori pertama, beriman pada Allah, pada hari kebangkitan, hari pengumpulan seluruh makhluk dan hari pembalasan. Beriman pada malaikat dan pada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para nabi dan beriman pada para nabi itu sendiri. Kedua, menafkahkan harta secara sukarela untuk para fakir dari kerabat terdekat, anak-anak yatim dan bagi siapa yang sangat membutuhkan juga para musafir yang kehabisan sebelum sampai di tempat tujuan, para peminta-minta dan mengeluarka harta demi memerdekakan budak. Ketiga, menjaga dan memelihara sembahyang. Keempat, menunaikan kewajiban zakat. Kelima, menepati janji pada diri sendiri dan hak milik. Keenam, bersabar atas segala cobaan yang menimpa diri dan harta atau termasuk bersabar di tengah medan perang mengusir musuh. Orang-orang yang menyatukan dalam diri mereka pokok-pokok kepercayaan (akidah) dan kebajikan, mereka adalah orang yang benar-benar beriman. Mereka itulah yang membentengi diri dari kufur dan moral yang rendah. 2|178|Di antara syariat yang Kami wajibkan atas orang-orang beriman adalah hukum yang mengatur soal pembunuhan dengan sengaja. Telah Kami wajibkan pelaksanaan kisas atas kalian sebagai hukuman bagi pelaku pembunuhan. Janganlah kalian mencontoh tirani kaum jahiliah. (1) Mereka menghukum orang merdeka bukan pelaku pembunuhan sebagai balasan atas terbunuhnya seorang budak. Laki-laki sebagai ganti wanita. Petinggi kaum sebagai ganti rakyat jelata tanpa memberi hukuman pada pelaku pembunuhan itu sendiri. Maka dengan hukum kisas ini Kami mewajibkan bahwa orang merdeka harus dikisas karena membunuh orang merdeka lain, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Jadi, landasan hukum kisas ini adalah semata-mata untuk menghentikan kejahatan si pembunuh dengan memberikannya hukuman yang setimpal. Tapi apabila pihak keluarga korban berhati lapang dan memilih sesuatu yang lebih baik dari itu dengan tidak menuntut balas, dan memberi maaf pada terdakwa, maka mereka berhak mendapatkan diyat. Jika itu yang dikehendaki oleh pihak keluarga korban, maka hendaknya ia menerima pilihan mereka sendiri secara sukarela tanpa menekan apalagi menggunakan kekerasan terhadap pelaku. Si pelaku semestinya menyerahkan diyat itu secepatnya dan tidak menundanya. Dan sesungguhnya di dalam hukum kisas yang Kami wajibkan itu terdapat keringanan bagi orang-orang Mukmin, jika dibandingkan dengan hukum Tawrât, yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku pembunuhan kecuali dihukum bunuh. Sebagaimana terdapat pula rahmat bagi mereka sehingga tidak hanya mengharap maaf dari keluarga korban. Barangsiapa yang melanggar ketentuan hukum ini maka baginya azab yang pedih di dunia dan akhirat. {(1) Orang-orang Arab pada masa jahiliah membedakan antara petinggi kaum dengan orang biasa. Misalnya ketika salah seorang kepala suku terbunuh, pembalasan atas pembunuhan itu tidak hanya terbatas pada si pembunuh. Bagi mereka terdapat perbedaan antara darah orang biasa dengan darah petinggi, antara jiwa orang biasa dengan jiwa petinggi. Ketika Islam datang, kebiasaan itu ditinggalkan dengan memberlakukan hukum kisas, yaitu suatu ketentuan hukum yang menetapkan bahwa pembalasan terhadap tindak pembunuhan hanya diberlakukan terhadap si pembunuh. Jika seorang yang merdeka terbunuh, siapa pun orangnya, tebusannya adalah orang merdeka pula, hamba dengan hamba, wanita dengan wanita dan seterusnya. Dapat dipahami secara eksplisit bahwa seorang budak tidak akan dikisas karena melakukan pembunuhan terhadap orang merdeka dan sebaliknya seorang merdeka tidak dikisas karena membunuh budak. Akan tetapi, pada ayat lain kita menemukan bahwa hukum kisas itu berlaku secara umum tanpa memandang status dan jenis kelamin. Ini merupakan suatu hukum yang telah diundangkan dalam kitab Tawrât, Injîl dan al-Qur'ân. Allah berfrman, "Dan telah Kami tentukan terhadap mereka di dalamnya (Tawrât) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa" (lihat surat al-Mâ'idah). Dan Rasululullah bersabda, "Orang-orang Muslim itu saling melindungi hak hidup masing-masing," dan, "Nyawa dibalas dengan nyawa." Tampaknya, bahwa dalam hukum kisas ini Islam memiliki sudut pandang yang berbeda dengan pandangan para ahli hukum, dengan menjadikan kisas itu sebagai hak bagi keluarga si terbunuh, sebagai peredam kemarahan di satu sisi dan sebagai upaya prefentif untuk menjaga hak hidup orang yang tak berdosa di sisi lain. Oleh karena itu dalam hal ini pihak keluarga korban memiliki hak memaafkan pelaku di samping hak menuntut balas (kisas) itu sendiri, sementara pihak penguasa (waliy al-amr) memiliki kekuasaan untuk memberi hukuman mati sebagai ta'zîr jika dalam hal itu terdapat maslahat. Dalam penetapan hukum kisas ini, Islam tidak memandang dari sudut motif, karena si pelaku dianggap zalim apa pun motif yang melatarbelakangi kejahatannya. Bahkan, melihat kejahatan dari sisi motifnya akan melahirkan rasa kasihan pada si pelaku dan mengabaikan maslahat korban yang semua itu sering kali mendorong tindak balas dendam yang tidak ada habisnya. Belakangan ini teori hukum Islam dalam persoalan kisas banyak mendapat tanggapan dan kajian serius di berbagai perguruan tinggi di Eropa. } 2|179|Sesungguhnya rahmat Allah atas kalian sangat besar dalam perundangan hukum kisas itu, yaitu terjaminnya kehidupan yang aman dan tenteram. Karena apabila seseorang yang berniat untuk membunuh menyadari risiko kebinasaan diri sendiri dalam perbuatan itu, maka ia akan mengurungkan niatnya. Tindak pencegahan yang terkandung dalam hukum kisas itulah yang menjamin kelanggengan hidup seorang yang hendak melakukan tindak pembunuhan di satu pihak, dan orang yang akan menjadi korban di pihak lain. Dan apabila seorang petinggi kaum dikisas sebagai ganti dari seorang rakyat jelata yang membunuh, orang yang tidak bersalah dihukum karena kejahatan yang dilakukan orang lain, sebagaimana terjadi pada masa jahiliah, maka hal ini akan menjadi pemicu fitnah dan ketimpangan sistem sebuah masyarakat. Maka orang-orang yang berakal akan menerima hukum kisas ini sebab di dalam hukum itu mereka dapat merasakan kasih sayang Allah yang mendorong mereka ke jalan ketakwaan dan menepati perintah-Nya. 2|180|Setelah Kami mensyariatkan hukum kisas demi mempertahankan norma-norma kebaikan dan menjaga keutuhan masyarakat, kami selanjutnya menetapkan tata aturan hukum berkaitan dengan wasiat yang akan menjamin kebaikan dan keutuhan institusi keluarga. Seorang yang merasa telah mendekati ajal dan merasa yakin akan kematiannya, sedangkan ia orang yang berharta, maka hendaknya ia memberikan sebagian hak miliknya itu pada kedua orang tua atau kerabat dekatnya yang bukan ahli waris, dengan mempertimbangkan segi-segi kebaikan, kemaslahatan dan kewajaran akal pikiran yang sehat. Tidak memberikan hartanya pada si kaya dan menelantarkan si miskin atau, dengan kata lain, mengutamakan mereka yang sangat membutuhkan. Perintah yang demikian itu wajib hukumnya bagi siapa yang menjadikan takwa sebagai prioritas utama dalam hidupnya dan mengikuti perintah-perintah agama. 2|181|Apabila seorang pemberi wasiat itu telah mengutarakan wasiatnya, maka wasiat itu wajib untuk dilaksanakan, tidak bisa diubah atau diganggu gugat, kecuali jika wasiat itu dirasa tidak adil. Maka, barangsiapa mengubah ketentuan atau merusak wasiat yang adil dan benar sementara ia mengerti perihal hukum waris, sesungguhnya ia telah melakukan dosa besar dan berhak mendapat hukuman. Dalam hal ini si pemberi wasiat telah terbebas dari tanggung jawabnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dan tidak sesuatu pun luput dari pengetahuan-Nya. 2|182|Namun jika isi wasiat itu menyeleweng dari keadilan dan jalan lurus yang telah Kami jelaskan, seperti apabila pemberi wasiat mendahulukan si kaya dari si miskin yang sangat membutuhkan, atau mengabaikan kerabat dekat demi para fakir yang bukan ahli waris yang tidak memiliki hubungan kekerabatan, lalu ada seorang yang bermaksud baik dan meluruskan persoalan dengan mengajak para penerima wasiat itu kembali kepada kebenaran, maka ia tidak berdosa dan Allah tidak akan menghukumnya atas tindakan mengubah wasiat jika demikian bentuknya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 2|183|Setelah Kami mengundangkan hukum kisas dan wasiat demi kebaikan sosial sebuah masyarakat dan keluarga, Kami mewajibkan puasa sebagai upaya pembersihan jiwa, pengekangan hawa nafsu dan sebagai perwujudan kehendak Kami melebihkan derajat manusia dari binatang yang tunduk hanya pada instink dan hawa nafsu. Berpuasa(1) merupakan syariat yang juga telah diwajibkan atas umat terdahulu, maka janganlah kalian merasa berat untuk melakukannya. Dengan puasa itu Kami bermaksud menanamkan jiwa ketakwaan, menguatkan daya inderawi dan mendidik jiwa kalian. {(1) Di samping hikmah spiritual-edukatif, ilmu kedokteran modern banyak menyinggung manfaat medis puasa. Antara lain, bahwa puasa bisa menjadi terapi berbagai macam jenis penyakit seperti darah tinggi, penyempitan pembuluh nadi (arterios klerosis), penyakit lemah jantung dan diabetes. Puasa mampu memperbaiki sistem pencernaan, mencegah infeksi persendian dan memberi kesempatan pada jaringan tubuh untuk istirahat, melenyapkan sisa-sisa organik yang berbahaya bagi tubuh dan memberikan perlindungan pada tubuh dari berbagai jenis penyakit lain. } 2|184|Allah mewajibkan kalian berpuasa di hari yang terbatas hitungannya. Seandainya saja berkehendak, maka Dia akan menambah jumlah hari-hari itu, akan tetapi Allah tidak akan memberati hamba-Nya dengan pekerjaan yang berada di luar batas kemampuannya. Maka barangsiapa yang sedang sakit dan puasa akan membahayakan dirinya atau sedang dalam perjalanan, maka mereka boleh tidak berpuasa pada hari itu tapi wajib menggantinya di hari lain saat sembuh atau sekembali dari perjalanan. Adapun mereka yang tidak mampu berpuasa kecuali dengan susah payah--bukan karena alasan sakit atau bepergian, tapi oleh alasan yang bersifat tetap seperti usia lanjut atau penyakit yang tidak bisa diharap kesembuhannya--mereka itu boleh tidak berpuasa. Sebagai gantinya mereka diwajibkan memberi makan orang-orang fakir yang tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan. Barangsiapa melakukan puasa sunnah sebagai tambahan atas puasa yang wajib, itu baik bagi dirinya karena puasa itu selamanya baik bagi yang memahami hakikat ibadah. 2|185|Waktu yang ditetapkan Allah sebagai hari wajib puasa itu adalah bulan Ramadan yang sangat tinggi kedudukannya dalam pandangan Allah. Di bulan itu Allah menurunkan al-Qur'ân sebagai petunjuk bagi semua manusia menuju jalan kebenaran melalui keterangan-keterangan yang jelas sebagai pengantar menuju kebajikan dan pembatas antara yang benar (haqq) dan yang palsu (bâthil) selamanya, sepanjang masa dan usia manusia. Maka barangsiapa yang hadir menyaksikan bulan ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam perjalanan, maka ia wajib berpuasa. Tapi barangsiapa yang sakit, dan puasa akan membahayakan dirinya, atau sedang dalam perjalanan, ia diperbolehkan tidak berpuasa tapi tetap diwajibkan mengganti puasa yang ditinggalkan itu pada hari yang lain. Allah tidak ingin memberati hamba- Nya dengan perintah-perintah, tapi justru Dia menghendaki keringanan bagi mereka. Allah telah menjelaskan dan memberi petunjuk tentang bulan suci itu agar kalian melengkapi jumlah hari puasa dan membesarkan nama Allah atas petunjuk dan taufik-Nya. 2|186|Kami benar-benar mengamati segala yang dilakukan dan ditinggalkan manusia. Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu, Muhammad, "Apakah Allah itu dekat dengan kami, dan tahu apa yang kami rahasiakan, kami tampakkan dan yang kami tinggalkan?" jawablah, "Sesungguhnya Kami dekat dengan hamba-hamba Kami, lebih dekat dari yang mereka sangka." Buktinya bahwa doa seseorang akan sampai pada Allah dan dikabulkan pada saat ia berdoa. Maka jika Allah telah memperkenankan dan mengabulkan doa mereka, hendaknya mereka itu membalasnya dengan iman dan ketaatan karena hal itu akan menjadi jalan kebenaran dan kebaikan mereka. 2|187|Allah telah menghalalkan bagi kamu sekalian menggauli istri pada malam hari di bulan puasa sebagai suatu bentuk keringanan, karena sulit bagi kalian menjauhi mereka, dan pertemuan kalian dengan mereka dalam keseharian hampir tak bisa dihindarkan. Allah mengetahui bahwa kalian sebelumnya merasa bersalah dan, karenanya, kalian mengharamkan menggauli istri pada malam hari puasa. Allah telah mengampuni sikap berlebih-lebihan yang kalian lakukan itu. Kini, setelah penghalalan itu menjadi jelas, pergaulilah istri- istri kalian itu, makan dan minumlah pada malam Ramadan hingga muncul cahaya fajar yang berbeda dengan kegelapan malam--sebagaimana jelas perbedaannya antara benang putih dengan benang hitam. Apabila fajar terbit, maka berpuasalah dan sempurnakanlah puasa itu hingga matahari terbenam. Jika berpuasa merupakan ibadah yang harus diisi sebaik mungkin dengan menahan hawa nafsu dan tidak menggauli istri di siang hari, maka demikian halnya dengan iktikaf (i'tikâf) di masjid. Iktikaf merupakan ibadah yang, jika seseorang berniat melaksanakannya, harus dilakukan sepenuh hati dan dengan tidak menggauli istri. Dalam puasa dan iktikaf itu ada batas-batas yang telah Allah syariatkan. Maka peliharalah batas-batas itu. Janganlah kalian mendekatinya agar tidak melanggar batas-batas itu. Allah telah secara gamblang menjelaskan hal ini kepada manusia agar mereka menaati-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 2|188|Diharamkan atas kalian memakan harta orang lain secara tidak benar. Harta orang lain itu tidaklah halal bagi kalian kecuali jika diperoleh melalui cara-cara yang ditentukan Allah seperti pewarisan, hibah dan transaksi yang sah dan dibolehkan. Terkadang ada orang yang menggugat harta saudaranya secara tidak benar. (1) Untuk mendapatkan harta saudaranya itu, ia menggugat di hadapan hakim dengan memberi saksi dan bukti yang tidak benar, atau dengan memberi sogokan yang keji. Perlakuan seperti ini merupakan perlakuan yang sangat buruk yang akan dibalas dengan balasan yang buruk pula. {(1) Ayat ini mengisyaratkan bahwa praktek sogok atau suap merupakan salah satu tindak kriminal yang paling berbahaya bagi suatu bangsa. Pada ayat tersebut dijelaskan pihak-pihak yang melakukan tindakan penyuapan. Yang pertama, pihak penyuap, dan yang kedua, pihak yang menerima suap, yaitu penguasa yang menyalahgunakan wewenangnya dengan memberikan kepada pihak penyuap sesuatu yang bukan haknya. } 2|189|Suatu kaum bertanya kepadamu, Muhammad, tentang bulan sabit, yang mulanya tampak tipis seperti benang kemudian lambat laun makin membesar hingga sempurna. Setelah itu ia pun perlahan-lahan mengecil kembali hingga tampak seperti semula. Hal ini berbeda dengan matahari yang tidak berubah-ubah. Apa gerangan hikmah di balik itu sehingga setiap bulan muncul sabit baru? Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Berulang-ulangnya kemunculan bulan sabit dan perubahan yang terjadi itu, selain mengandung hikmah, juga untuk kemaslahatan agama dan kehidupan keseharianmu. Di samping untuk menentukan waktu-waktu keseharianmu, ia juga menentukan waktu pelaksanaan haji yang merupakan salah satu sokoguru agamamu. (1) Kalaulah bulan sabit itu tidak berubah-ubah sebagaimana halnya matahari, tentu kamu tidak dapat menentukan waktu-waktu tersebut. Tetapi ketidaktahuanmu tentang hikmah perubahan bulan sabit itu tidak semestinya membuat kamu ragu akan adanya Sang Maha Pencipta. Dan bukanlah termasuk kebaktian memasuki rumah dari arah belakang, suatu tindakan yang menyalahi kebiasaan. Tetapi kebaktian adalah ketakwaan dan keikhlasan, memasuki rumah melalui pintu-pintunya sebagaimana dilakukan setiap orang, dan mencari kebenaran dengan mengikuti dalil yang argumentatif. Maka mohonlah perkenan Allah, takutlah akan siksa-Nya dan mintalah keselamatan dari siksa api neraka." {(1) Bulan memantulkan sinar matahari ke arah bumi dari permukaannya yang tampak dan terang, hingga terlihatlah bulan sabit. Apabila, pada paruh pertama, bulan berada pada posisi di antara matahari dan bumi, bulan itu menyusut, yang berarti bulan sabit baru muncul untuk seluruh penduduk bumi. Dan apabila berada di arah berhadapan dengan matahari, ketika bumi berada di tengah, akan tampak bulan purnama. Kemudian, purnama itu kembali mengecil sedikit demi sedikit sampai kepada paruh kedua. Dengan begitu, sempurnalah satu bulan komariah selama 29,5309 hari. Atas dasar itu, dapat ditentukan penanggalan Arab, sejak munculnya bulan sabit hingga tampak sempurna. Bila bulan sabit itu tampak seperti garis tipis di ufuk barat, kemudian tenggelam beberapa detik setelah tenggelamnya matahari, dapat dilakukan ru'yah terhadap bulan baru. Dengan cara demikian dapat ditentukan dengan mudah penanggalan bulan komariah. Perputaran bulan itulah yang mengajarkan manusia cara penghitungan bulan, termasuk di antaranya bulan haji. } 2|190|Di antara ketakwaan kepada Allah adalah menanggung beban dalam menaati-Nya. Dan beban terberat bagi manusia adalah berperang melawan musuh-musuh Allah(1) yang menyerang lebih dulu. Dari itu, janganlah kalian lebih dulu menyerang atau membunuh mereka yang ikut berperang dan mereka yang tidak ada sangkut pautnya dengan peperangan itu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai mereka yang melampaui batas. {(1) Ayat ini merupakan salah satu ayat yang menolak tuduhan bahwa Islam adalah "agama pedang", agama yang tersebar melalui perang, seperti yang dikatakan sebagian orang. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kaum Muslimin tidak dibolehkan memulai serangan (agresi). Ayat ini merupakan ayat kedua yang diturunkan seputar masalah perang, setelah lebih dulu turun surat al-Hajj: "Telah diizinkan (beperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka." Bukti bahwa Islam bukanlah agama yang disebarkan dengan pedang, adalah karakter dakwah Islam--seperti yang diperintahkan Allah kepada Rasul-Nya--yang dilakukan dengan hikmah, nasihat dan berdebat dengan cara yang terbaik. Di samping itu, Islam mengajak umat manusia untuk beriman melalui pemberdayaan rasio guna merenungi ciptaan-ciptaan Allah. Dengan cara itulah Rasul menyebarkan dakwahnya selama 13 tahun di Mekah. Tak ada pedang yang terhunus, dan tak setetes darah pun yang mengalir. Bahkan ketika kaum Quraisy menyiksa para pengikut-Nya, beliau tidak menyuruh mereka membalas. Rasul malah menyuruh para pengikutnya yang setia untuk berhijrah ke Habasyah (Etiopia) untuk menyelamatkan keyakinan mereka. Suatu saat, kaum Quraisy mengisolasikan Banû Hâsyim dan Banû 'Abd al-Muththalib, dua klan yang merupakan kerabat dekat Nabi. Mereka dipaksa menyerahkan Nabi untuk dibunuh atau, jika tidak, mereka akan diusir dari kota Mekah. Ketika mereka menolak menyerahkan Rasul, kaum Quraisy pun mulai melakukan tindakan perang yang nyata, yaitu memboikot mereka di Syi'b Banû Hâsyim, Mekah. Dibuatlah perjanjian untuk tidak melakukan jual beli dan tidak melakukan perkawinan dengan Banû Hâsyim. Perjanjian ini kemudian digantung di dalam Ka'bah. Pemboikotan yang berlangsung selama tiga tahun ini membuat kaum Muslim hidup sangat sengsara, hingga ada yang mengganjal perut dengan rerumputan menahan rasa lapar. Melihat itu, Rasul memerintahkan mereka--secara sembunyi-sembunyi--untuk berhijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya. Ketika kaum Quraisy mendengar berita bahwa Rasul akan berhijrah ke Madinah, mereka pun bersekongkol untuk segera membunuh Nabi. Tetapi, dengan pertolongan Allah, Rasul selamat dari makar mereka ini. Kegagalan ini membuat kebencian Quraisy terhadap kaum Muslim semakin bertambah. Siksaan terhadap kaum Muslim semakin sering dilakukan, sehingga mereka memutuskan untuk menyusul Nabi berhijrah ke Madinah dengan meninggalkan harta, rumah dan sanak saudara. Kendatipun kaum Muslim sudah menetap di Madinah, genderang perang yang telah dibunyikan kaum Quraisy sejak peristiwa pemboikotan masih terus berkumandang. Kedua belah pihak pun saling mengintai. Dan ketika kaum Muslim membuntuti kafilah Abû Sufyân, kaum Quraisy semakin beralasan untuk menyerang kaum Muslim di Madinah, meskipun kafilah Abû Sufyân itu tidak diserang oleh kaum Muslim. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh kaum Muslim kecuali bertahan. Di sinilah lalu turun ayat yang mengizinkan Rasul dan pengikutnya berperang, ayat pertama yang berbicara tentang perang (al-Hajj: 39-41). Ayat ini secara eksplisit menegaskan bahwa perang ini dibolehkan, adalah karena adanya serangan kaum Quraisy yang zalim. Setelah kekalahan kaum Quraisy dalam perang Badar ini, sebelum meninggalkan medan pertempuran, salah seorang pembesar Quraisy berkata, "Perang telah tercatat, pertemuan kita tahun depan di Uhud." Ini jelas merupakan ultimatum bahwa kaum Quraisy masih ingin melanjutkan peperangan. Dan begitulah, peperangan kemudian berkecamuk di Uhud, 6 mil dari Madinah. Kaum Muslim harus bertahan dari serangan Quraisy. Serangan Quraisy seperti ini juga terjadi di perang Khandak ketika kaum Muslim dikepung di Madinah. Lalu Rasul pun memerintahkan membuat parit-parit (khandaq) untuk bertahan dari serangan musuh. Alhasil, umat Islam di Madinah kemudian menjadi suatu kekuatan yang diperhitungkan. Rasul pun mengutus delegasi ke beberapa kerajaan untuk mengajak mereka kepada Islam. Tetapi di Persia, Raja Kisra menyobek surat Rasul dan mengutus orang yang sanggup memenggal kepala Muhammad. Dengan demikian, Rraja Kisra telah menyatakan perang terhadap kaum Muslim. Kaum Muslim harus bertahan dan akhirnya dapat menaklukkan imperium Persia dan kerajaan-kerajaan Arab yang berada di bawah koloninya. Penaklukan Islam atas imperium Romawi Timur juga tidak keluar dari konteks di atas. Adalah Syarhabîl ibn 'Amr, raja Ghassasinah di Syâm, kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Romawi, membunuh kurir Rasul yang bermaksud menemui Heraclius. Dia pun membunuh setiap warganya yang memeluk Islam. Puncaknya, ia mempersiapkan satu balatentara untuk menyerang negara Islam di Jazirah Arab. Kaum Muslim harus bertahan hingga akhirnya dapat menaklukkan imperium Romawi di Timur. Demikianlah, Islam tidak pernah memerintahkan menghunus pedang kecuali untuk bertahan dan menjamin keamanan dakwah Islam. Mahabenar Allah ketika berfirman, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah" (Q., s. al-Baqarah: 256). } 2|191|Dan perangilah di mana saja kalian jumpai mereka yang lebih dulu memerangi dan mengusir kalian dari Mekah, tanah tumpah darah kalian. Jangan kalian merasa ragu melakukan hal itu, karena tindakan mereka itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan di al-Masjid al-Harâm. Mereka telah berusaha memfitnah agar orang-orang Mukmin keluar dari agama Islam dengan cara menyiksa, hingga mereka terpaksa lari dari tanah air dengan membawa agama mereka. Meskipun demikian, al-Masjid al-Haram memiliki kehormatan tersendiri. Karenanya, jangan kalian nodai kehormatan itu kecuali jika mereka lebih dulu menodainya dengan memerangi kalian di dalamnya. Jika mereka menyerang kalian, maka perangilah mereka. Dengan karunia Allah, kalian akan mendapat kemenangan. Demikianlah balasan yang menimpa orang-orang kafir: mereka akan diperlakukan seimbang dengan perlakuan mereka terhadap orang lain. 2|192|Jika mereka keluar dari kekufuran dan beralih kepada Islam, maka keislaman mereka itu akan menghapus apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Allah akan mengampuni--dengan karunia dan rahmat-Nya--apa yang telah mereka lakukan ketika mereka masih dalam kekafiran. 2|193|Perangilah mereka yang berupaya membunuh dan menghalangi kalian dari agama dengan menyiksa dan menindas. Perangi mereka agar fitnah mereka itu hilang hingga akar-akarnya dan agar agama itu hanya untuk Allah semata. Tetapi, jika mereka berhenti dari kekafiran, berarti mereka telah menyelamatkan diri dari siksaan. Dalam kondisi seperti ini, mereka tidak boleh dimusuhi. Karena yang berhak dimusuhi adalah mereka yang melakukan kezaliman, kemaksiatan dan tidak menegakkan keadilan. 2|194|Apabila mereka menyerang kalian di bulan haram, maka jangan kalian berdiam diri. Sesungguhnya berperang pada bulan itu diharamkan kepada mereka sebagaimana diharamkan kepada kalian. Tetapi bila mereka merusak kehormatan bulan ini, maka balaslah dengan melakukan perlawanan, karena dalam hal-hal yang menyangkut keutamaan dan kesucian dibolehkan melakukan kisas dan perlakuan setimpal. Dengan demikian, jika mereka menyerang kesucian-kesucian kalian, maka balaslah dengan penyerangan setimpal. Takutlah kepada Allah, dan janganlah berlebih-lebihan dalam melakukan pembalasan dan kisas. Ketahuilah, sesungguhnya Allah penolong orang-orang yang bertakwa. 2|195|Sebagaimana berjihad bisa dilakukan dengan pengorbanan jiwa, ia juga dapat disalurkan lewat pengorbanan harta. Maka infakkanlah harta kalian untuk menyiapkan peperangan. Ketahuilah, memerangi mereka itu merupakan perang di jalan Allah. Janganlah kalian berpangku tangan dan dermakanlah harta kalian untuk peperangan itu. Sebab, dengan berpangku tangan dan kikir mendermakan harta, berarti kalian rela dikuasai dan dihina musuh. Itu sama artinya kalian menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan. Maka lakukanlah kewajiban kalian seserius dan sebaik mungkin. Sesungguhnya Allah menyukai hamba-Nya yang melakukan suatu pekerjaan secara optimal. 2|196|Lakukanlah ibadah haji dan umrah secara sempurna dengan mengharap perkenan Allah semata. Janganlah kalian melakukannya untuk kepentingan dunia, semisal prestise dan sebagainya. Jika di perjalanan kalian dikepung musuh, sedangkan kalian telah berniat haji dan telah mengenakan pakaian ihram, maka kalian boleh melepas ihram itu setelah mencukur rambut. Sebelumnya, kalian harus menyembelih kurban yang mudah didapat, seperti kambing, unta atau sapi. Lalu sedekahkanlah kurban itu pada orang-orang miskin. Dan janganlah kalian mencukur rambut kecuali setelah menyembelih kurban. Barangsiapa telah berihram kemudian ada gangguan di kepalanya karena sakit atau luka di kepala, maka ia boleh mencukur rambut. Tetapi ia diwajibkan berfidyah yaitu dengan berpuasa selama tiga hari, atau bersedekah dalam bentuk makanan pokok kepada enam orang miskin, atau menyembelih seekor kambing yang disedekahkan kepada fakir miskin. Dan bila berada di negeri yang aman dan damai yang tidak dihalangi oleh musuh, kalian boleh melakukan umrah lebih dulu (tamattu') hingga tiba waktu haji. Lalu berihramlah untuk niat haji. Di sini, kalian diwajibkan menyembelih seekor kambing yang dagingnya disedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram. Jika kambing sulit didapatkan atau kalian tidak mampu mengeluarkan dana seharga kambing, maka berpuasalah selama tiga hari di Mekah dan tujuh hari sekembalinya kalian ke tengah-tengah keluarga. Kewajiban seperti ini hanya dikhususkan bagi mereka yang bukan penduduk kota Mekah. Bagi penduduk Mekah, tidak diwajibkan apa-apa ketika melakukan haji tamattu'. 2|197|Ibadah haji itu dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu yang sudah kalian ketahui sejak masa Nabi Ibrâhîm a. s. Bulan-bulan tesebut adalah Syawal, Zulkaidah dan Zulhijah. Maka barangsiapa yang berniat haji dan telah masuk di bulan-bulan itu, ia harus memelihara etika haji. Etika haji itu, di antaranya, adalah bahwa seseorang yang berihram dilarang menggauli istri; menjauhi kemaksiatan seperti mencaci, berdebat, bertengkar dan sebagainya; dan menghindari hal-hal yang akan menimbulkan perselisihan dan permusuhan. Dengan demikian, diharapkan seorang yang berihram haji itu jiwanya menjadi bersih. Berusahalah melakukan kebajikan seraya memohon ganjaran Allah melalui tindakan-tindakan amal saleh. Sesungguhnya Allah mengetahui yang demikian itu dan Dia akan memberikan balasan-Nya. Berbekallah untuk akhiratmu dengan bertakwa dan menjalankan segala perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Itulah bekal yang terbaik untuk kalian. Dan takutlah kepada Allah atas apa yang kalian lakukan dan tinggalkan sesuai tuntutan akal dan kebajikan. Maka janganlah kalian nodai perbuatan-perbuatan kamu sekalian dengan hawa nafsu dan tujuan-tujuan duniawi. 2|198|Sebelumnya ada di antara kalian yang merasa bersalah jika melakukan perniagaan dan mencari rezeki pada musim haji. Sebenarnya, kalian tidak berdosa melakukan hal itu. Maka berniagalah dengan cara-cara yang disyariatkan, carilah karunia dan nikmat Allah. Apabila para haji telah beranjak dari Arafah setelah melakukan wukuf dan mereka tiba di Muzdalifah pada malam Idul Adha, maka hendaknya mereka berzikir kepada Allah di al-Masy'ar al-Harâm, di bukit Muzdalifah. Hendaknya mereka memperbanyak tahlîl (membaca "lâ ilâha illâ Allâh"), talbiyah (membaca "labbayka Allâhumma labbayk", dst.) dan takbîr (membaca "Allâhu Akbar"). Agungkan dan pujilah nama Tuhanmu yang telah memberi hidayah untuk memeluk agama yang benar dan melakukan ibadah haji. Sebelumnya mereka itu berada dalam kesesatan. 2|199|Dahulu, sekelompok orang Arab dari kabilah Quraisy tidak melakukan wukuf di Arafah seperti yang dilakukan kabilah-kabilah lain. Padahal mereka tahu bahwa tempat itu merupakan tempat wukuf leluhur mereka, Ibrâhîm a. s. Keengganan mereka untuk wukuf di Arafah itu sebenarnya didorong oleh perasaan superioritas karena domisili mereka di tanah haram dan posisi mereka sebagai penjaga rumah Allah. Mereka juga--dengan tidak berwukuf di Arafah--mengklaim bahwa tindakan itu merupakan salah satu pengejawantahan sikap hormat mereka terhadap tanah haram. Sebab, dengan pergi ke Arafat yang berada di luar tanah haram, mereka merasa telah meninggalkan tanah haram. Maka Allah menyuruh mereka membuang kebiasaan jahiliah ini dan memerintahkan mereka untuk berwukuf di Arafah seperti layaknya dilakukan orang lain. Sebab, tidak ada perbedaan antara satu dan lainnya dalam masalah-masalah ibadah. Di seluruh tempat yang berkah ini, berdoalah untuk memohon ampunan Allah. Itulah cara terbaik agar segala kesalahan dan dosa yang mereka lakukan diampuni Allah. 2|200|Apabila kalian telah menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa jahiliah, kini berzikirlah dan agungkanlah Tuhan kalian. Berzikirlah dengan menyebut nama Allah sebagaimana kalian dahulu menyebut dan berbangga-bangga dengan leluhur. Bahkan, berzikir kepada Allah itu seharusnya lebih banyak ketimbang membangga- banggakan leluhur. Sebab Dialah yang telah memberikan karunia, bukan saja kepada kalian, tetapi juga kepada leluhur yang kalian bangga-banggakan itu. Dan tempat-tempat melakukan ibadah haji itu, seluruhnya merupakan tempat yang baik untuk berdoa dan meminta karunia dan rahmat Allah. Hanya saja ada di antara jamaah haji itu yang hanya berdoa untuk kemaslahatan dunia dengan melupakan kepentingan akhirat. Orang-orang seperti itu tidak akan mendapatkan apa-apa di akhirat kelak. 2|201|Sebagian manusia ada yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga, dengan sepenuh hati, mereka memohon kebaikan dunia dan akhirat serta memohon kepada Allah agar dijauhi siksa api neraka. 2|202|Maka kepada mereka itu akan diberi ganjaran sesuai dengan apa yang mereka lakukan, melalui doa- doa dan pendekatan diri kepada Allah. Dan Allah akan memberi ganjaran kepada mereka yang berhak mendapatkannya, karena Dia sangat cepat perhitungan dan balasan-Nya. 2|203|Berzikirlah kepada Allah dengan mengucap takbir dan sebagainya, di hari-hari yang berbilang, yaitu pada hari-hari melempar jumrah tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah. Tetapi kalian tidak diharuskan melakukannya di semua hari itu, karena tolok ukur kebajikan adalah ketakwaan kepada Allah, bukan jumlah bilangan. Bertakwalah kepada Allah dan ingatlah bahwa kepada-Nyalah kalian akan dikumpulkan. Pada saat itulah kalian harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan. 2|204|Karena tolok ukur kebajikan adalah ketakwaan kepada Allah, maka merugilah sekelompok orang yang ucapannya berbeda dengan apa yang ada di dalam hatinya. Mereka ini selalu membumbui ucapannya dengan kata-kata manis sehingga menimbulkan kekaguman. Padahal mereka melakukan itu hanya untuk mendapatkan kemaslahatan dunia. Bahkan, untuk menyembunyikan kebohongan yang mereka ucapkan, mereka tidak segan-segan mengatakan bahwa Allah mengetahui ketulusan hati mereka. Mereka inilah musuh yang paling keras dan berbahaya bagi kalian. 2|205|Apabila mereka memegang suatu kekuasaan, mereka tidak mengusahakan perbaikan. Bahkan mereka menggunakannya untuk merusak dan menghancurkan tanam-tanaman dan binatang ternak. Allah tidak menyukai orang-orang seperti ini, karena Dia tidak menyukai kerusakan. 2|206|Apabila diberi nasihat agar takut kepada Allah, temperamen mereka pun naik karena hal itu dianggap sebagai telah mengusik kehormatan mereka. Maka mereka pun menjadi keras kepala dan perbuatan dosanya makin bertambah. Biarlah siksa neraka menjadi balasannya, dan sungguh neraka itu merupakan tempat yang paling buruk. 2|207|Alangkah jauh perbedaannya antara orang-orang munafik itu dengan orang-orang Mukmin. Yang disebut kedua ini adalah mereka yang mempersembahkan diri mereka untuk mendapatkan perkenan Allah serta memperjuangkan kebenaran. Sikap ini sangat berbeda dengan kelompok pertama. Bagi orang-orang Mukmin, kekuasaan menjadi salah satu wujud kasih sayang Allah kepada manusia. Sebab, Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada manusia dengan menjadikan orang-orang Mukmin sebagai pemimpin mereka untuk menghapus kerusakan dan keburukan. 2|208|Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang cenderung berdamai. Janganlah kalian menumbuhkan sikap fanatisme jahiliah atau sejenisnya yang sering menimbulkan permusuhan dan perpecahan. Dan janganlah kalian berjalan di jalan setan yang selalu mendorong kepada perpecahan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang amat jelas bagi kalian. (1) {(1) Ayat ini merupakan perintah kepada kaum Muslimin untuk mencintai perdamaian. Peperangan dan permusuhan digambarkan sebagai mengikuti jalan setan. Hidup damai antar sesama Muslim atau dengan kelompok lain menjadi ajaran terpenting Islam. Karenanya peperangan inter dan antar umat sedapat mungkin dihindari. Ayat ini juga meletakkan perdamaian sebagai suatu sikap dasar dalam hubungan internasional sebagaimana yang dianut semua agama samawi. Sebelumnya prinsip yang dipraktekkan oleh bangsa-bangsa di dunia adalah hukum rimba: yang kuat akan menindas dan mengeksploitasi yang lemah. Islam datang menghapus prinsip ini dan menggantikannya dengan prinsip yang luhur, yaitu prinsip hidup berdampingan secara damai (koeksistensi). Dari itu, dalam Islam perang hanya dibolehkan sebagai tindakan defensif sehingga dapat mengajak musuh untuk berdamai. Maka perang yang diperintahkan Islam dan agama-agama samawai lainnya adalah untuk menopang perdamaian dan menegakkan keadilan. } 2|209|Maka, jika kalian menyeleweng dari jalan ini, jalan yang benar dan diperkuat dengan argumentasi- argumentasi tak terbantah, ketahuilah bahwa kalian akan ditanya mengapa melakukan penyelewengan ini. Allah Mahaperkasa untuk memberi siksa orang yang berpaling dari jalan-Nya, dan Allah Mahabijaksana dalam memberi siksaan sesuai dengan kadar kejahatan yang dilakukan. 2|210|Apakah berpalingnya mereka itu dari Islam karena masih menunggu kelonggaran untuk melihat Allah secara langsung di bawah naungan para malaikat-Nya? Allah telah memutuskan untuk tidak menuruti kemauan mereka itu. Dan semuanya berada dalam kekuasaan Allah, Dia berhak melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Karena Allah telah memutuskan untuk menolak angan-angan mereka, maka hal itu pasti akan terlaksana. 2|211|Tanyakanlah kepada Banû Isrâ'îl, berapa banyak sudah bukti-bukti yang kuat yang Kami turunkan kepada mereka mengenai kebenaran Rasulullah. Sebenarnya itu semua merupakan nikmat agar mereka menaati Allah. Akan tetapi mereka ternyata mengingkari bukti-bukti kuat itu dan mendustakannya dengan mengubah tujuan diturunkannya bukti-bukti itu. Maka, yang semestinya bukti-bukti itu dapat dijadikan petunjuk, kini malah menambah kesesatan mereka. Barangsiapa yang mengganti nikmat-nikmat Allah dengan cara seperti itu maka ia berhak mendapatkan siksa. Dan Allah amat keras siksaan-Nya. 2|212|Sesungguhnya penyelewengan dan kekufuran mereka itu tidak lain disebabkan oleh nafsu duniawi. Orang-orang kafir itu sungguh telah dihiasi oleh keindahan dunia sehingga mereka menghina orang-orang beriman yang lebih mengutamakan kehidupan akhirat. Di akhirat kelak, orang-orang yang beriman berada di tempat yang lebih unggul dari orang-orang kafir. Adapun kelebihan orang-orang kafir dalam harta dan perhiasan dunia tidak berarti mereka lebih utama. Karena rezeki Allah itu ditentukan bukan atas dasar keimanan dan kekufuran, tapi kembali kepada kehendak-Nya. Dari itu, ada yang diuji dengan rezeki yang berlimpah, sementara yang lain dicoba dengan rezeki amat sedikit (kemelaratan). 2|213|Sesungguhnya manusia itu memiliki karakter yang sama berupa kesiapan untuk tersesat. Sebagian mereka ada yang lebih diberi sebab-sebab untuk berbuat baik sementara yang lain memiliki kesiapan untuk tersesat. Karena itulah manusia kemudian saling berbeda. Di sinilah Allah mengutus para nabi kepada mereka untuk memberi petunjuk, memberikan kabar gembira dan peringatan. Akan tetapi yang mengambil faedah dari petunjuk-petunjuk itu hanyalah orang-orang yang beriman yang telah diberi petunjuk untuk memutuskan apa yang diperselisihkan. Allah akan memberi petunjuk kepada siapa saja yang mencari kebenaran, asalkan mereka ikhlas mencarinya. 2|214|Apakah kalian mengira akan masuk surga dengan hanya menyatakan keislaman tanpa diuji seperti halnya orang-orang sebelum kalian? Mereka diuji dan dingoncangkan dengan berbagai cobaan. Sampai- sampai Rasulullah sendiri dan orang-orang yang bersamanya, berkata, "Bilakah pertolongan Allah akan tiba?" Saat itu Allah menepati janji-Nya dan mengatakan kepada mereka bahwa pertolongan itu sudah dekat. 2|215|Orang-orang Mukmin bertanya kepadamu mengenai masalah infak. Katakan, "Infak itu dikeluarkan dari harta yang baik, untuk diberikan kepada orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang terputus dari keluarga dan hartanya. Kebaikan apa saja yang kalian perbuat, akan diketahui dan akan dibalas pahala oleh Allah." 2|216|Kalau infak kepada anak yatim, orang miskin dan lain-lainnya merupakan perlindungan masyarakat dari dalam, maka perang adalah perlindungan dari luar. Untuk itu, Allah mewajibkan perang kepada kalian, wahai orang-orang Mukmin, sebagai perlindungan terhadap agama dan jiwa kalian. Sesungguhnya jiwa manusia, secara tabiat, sangat tidak menyukai perang. Tetapi, mungkin saja di dalam hal-hal yang tidak kalian sukai itu terdapat kebaikan dan, sebaliknya, di dalam hal-hal yang kalian sukai justru terdapat keburukan. Allah sungguh mengetahui maslahat yang kalian ketahui. Maka, sambutlah apa yang diwajibkan kepada kalian. 2|217|Orang-orang Muslim tidak suka berperang di bulan haram,(1) maka mereka pun bertanya kepadamu tentang hal itu. Katakan, "Ya, berperang di bulan haram itu memang merupakan dosa besar." Tetapi ada yang lebih besar dari itu yaitu menghalang-halangi jalan Allah dan al-Masjid al-Harâm, dan pengusiran umat Islam dari Mekah yang dilakukan musuh-musuh kalian. Penindasan musuh terhadap umat Islam untuk mengeluarkan mereka dari agamanya, itu lebih besar dari segala bentuk pembunuhan. Oleh karena itu, perang di bulan suci dibolehkan karena kejamnya kejahatan-kejahatan itu. Perang itu adalah sebuah pekerjaan berat demi menghindari sesuatu yang lebih besar. Ketahuilah, wahai orang-orang Muslim, bahwa cara yang mereka tempuh adalah cara-cara curang. Mereka tidak menerima sikap adil dan logis yang kalian lakukan. Mereka masih akan memerangi sampai dapat mengeluarkan kalian dari agama Islam. Maka orang-orang yang lemah menghadapi serangan mereka, kemudian keluar dari Islam hingga mati dalam keadaan kafir, pekerjaan saleh mereka di dunia dan di akhirat akan sia-sia. Mereka adalah penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya. (1) Ada empat bulan harâm (suci), disebutkan pada surat al-Tawbah: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ada dua belas dalam kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Dia antaranya terdapat empat bulan haram. Itulah agama yang lurus. Maka, jangan kalian menganiaya diri sendiri pada bulan-bulan itu." Dan dalam hadits riwayat al-Bukhâriy dari khutbah yang disampaikannya pada haji perpisahan (hajjat al-wadâ'), Rasulullah menyebutkan nama-nama bulan itu. Sabdanya, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya al-nasî'' adalah penambahan kekufuran yang menyesatkan orang-orang kafir. Mereka menghalalkannya satu tahun kemudian menghalalkannya di tahun yang lain. Waktu itu berputar seperti pada bentuk semula saat penciptaan langit dan bumi. Jumlah bulan menurut Allah ada dua belas, empat di antaranya adalah bulan suci: Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajabnya suku Mudlarr yang berada di antara bulan Jumadilakhir dan Syakban." Saat itu, suku Rabî'ah merasa berat melaksanakan perang di bulan Ramadan karena suhu yang sangat panas. Mereka lalu menamakan bulan Ramadan itu sebagai Rajab, menganggapnya suci dan tidak membolehkan perang di dalamnya. Oleh karena itu, Rasulullah menegaskan bahwa bulan Rajab yang harâm adalah Rajabnya suku Mudlarr yang berada di antara Jumadilakhir dan Syakban. Hikmah diharamkannya perang pada bulan-bulan haram ini adalah pemberlakuan gencatan senjata secara paksa untuk memberikan kesempatan istirahat dan mencari penghidupan. Pelarangan ini telah berlaku sejak zaman Ibrâhîm a. s. Kemudian, sejak diwajibkannya haji ke Bayt Allâh (Ka'bah) dan wukuf di padang Arafah pada 10 Zulhijah, perang pada hari ini pun dilarang juga. Diharamkannya perang pada bulan sebelum dan sesudah musim haji itu merupakan wujud kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, agar orang-orang yang melaksanakan haji pada bulan-bulan itu merasa aman terhadap jiwa dan kekayaannya, saat mulai meninggalkan kampung halaman sampai kembali lagi. Sedangkan bulan keempat, Rajab, merupakan pertengahan antara bulan-bulan itu. Perang di bulan-bulan haram itu terkadang dapat dibolehkan kalau bertujuan mempertahankan diri. Latar belakang turunnya ayat ini adalah kasus 'Abd Allâh ibn Jahsy yang membawa surat. Oleh Rasulullah, ia dipesan agar tidak membuka surat itu sebelum menempuh waktu perjalan dua hari. Tetapi 'Abd Allâh membukanya dan membacakannya di depan sahabat-sahabatnya. Setelah tahu isi surat itu, ia tidak memaksakan kepada salah seorang sahabatnya itu untuk melanjutkan perjalanan. Surat itu berbunyi: "Berjalanlah bersama beberapa orang yang mengikutimu sampai ke Nakhlah--tempat yang terletak di antara Nejd dan Taif. Amatilah kafilah Quraisy dan kabarkan kami tentang mereka." Naskah surat itu memang menyebutkan secara jelas tidak adanya perintah perang. Hanya ada perintah untuk mengamati dan memata-matai pihak lawan. Akan tetapi, yang terjadi setelah membaca surat Rasulullah itu, dua orang pengikut 'Abd Allâh ibn Jahsy memisahkan diri untuk mencari gembalanya yang hilang dan kemudian ditawan Quraisy. Dua orang itu bernama Sa'd ibn Abî Waqqâsh dan 'Utbah ibn Ghazwân. Pasukan 'Abd Allâh ibn Jahsy kemudian tiba di Nakhlah. Di sana mereka melihat kafilah Quraisy berlalu membawa barang dagangan di bawah pimpinan 'Amr ibn al-Hadlramiy. Peristiwa ini terjadi di akhir bulan Rajab. Ketika masa hijrahnya umat Islam dari Mekah ke Madinah dahulu, orang-orang Quraisy sempat menahan harta dan barang-barang beberapa orang Muslim. Di antara mereka yang hartanya ditahan Quraisy itu ada yang bersama pasukan 'Abd Allâh ibn Jahsy. Mereka akhirnya membicarakan apakah hendak memerangi Quraisy atau tidak. Mereka bingung, karena jika membiarkan kafilah Quraisy itu berlalu pada malam itu, mereka akan kehilangan kesempatan untuk merebut harta Quraisy sebagai ganti dari harta mereka yang dirampas dulu. Dan jika memerangi mereka, berarti mereka melakukan perang di bulan suci, Rajab. Akan tetapi mereka terdorong untuk perang dan berhasil membunuh 'Amr al-Hadlramiy, menawan dua orang musyrik dan merebut harta rampasan. Ketika kembali ke Madinah dan menyerahkan satu perlima rampasan perang itu kepada Rasulullah, mereka ditolak. Rasul tidak mau menerima pemberian itu dan menilai buruk perbuatan mereka. Sabda Rasul, "Aku tidak memerintahkan kalian untuk perang di bulan suci." Orang-orang Madinah pun akhirnya tidak menyambut baik mereka. Turunlah kemudian ayat ini. 2|218|Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan keimanan yang mendorong mereka untuk berhijrah demi membela agama dan berjuang menjunjung tinggi kalimat Allah, akan selalu mengharapkan menanti pahala yang besar dari Allah, meskipun mereka tidak sempurna dalam mengerjakan beberapa hal. Karena Allah Maha Pengampun dosa, Maha Penyayang, yang menyayangi hamba-Nya dengan memberi petunjuk dan pahala. 2|219|Mereka juga bertanya kepadamu, Muhammad, tentang hukum khamar dan perjudian. Katakan bahwa khamar dan perjudian banyak bahayanya. Di antaranya adalah merusak kesehatan, menghilangkan akal dan harta, menyebar kebencian dan permusuhan di antara sesama. Kendatipun mengandung kegunaan seperti hiburan, keuntungan dan kemudahan, tetapi bahayanya lebih banyak daripada kegunaannya, maka jauhilah. Mereka bertanya juga tentang barang apa yang mereka infakkan. Jawablah kepada mereka bahwa harta yang diinfakkan di jalan Allah adalah yang mudah dan tidak memberatkan kalian. Begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu sekalian agar kalian berfikir tentang apa yang dapat membawa kemanfaatan dan maslahat dunia dan akhirat. (1) (1) Ayat ini menegaskan bahwa khamar (minuman keras: miras), dan perjudian mengandung manfaat dan dosa besar dam dosanya lebih besar daripada manfaatnya. Seorang peminum miras dapat merasakan nikmat ketika mencapai klimaks. Tetapi kenikmatan itu mengarah pada hilangnya kesadaran dan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan. Lebih dari itu, bahaya yang ditimbulkan miras itu juga dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti susunan pencernaan dan saraf. Sedang manfaat miras, terutama dari segi materi, dapat dilihat keuntungan materi yang dihasilkan dari penjualannya. Namun, betapa pun besarnya manfaat miras, masih belum seberapa jika dibandingkan dengan bahayanya. Begitu juga judi. Nafsu ingin berjudi terus menerus dapat merusak urat saraf. Di samping itu, keuntungan yang diperoleh seseorang dari sekian kali perjudian, betapa pun besarnya, dapat hilang dalam waktu sekejap yang, lebih dari itu, bisa jadi mengakibatkannya bangkrut dengan menjual semua harta miliknya. Sedangkan kalau dilihat dari segi sosial, judi dapat memicu permusuhan, perkelahian dan sebagainya yang tentu tidak dapat diganti dengan keuntungan materi saja. 2|220|Mereka juga bertanya tentang pengasuhan anak yatim yang baik menurut Islam. Katakan, "Sesungguhnya yang baik buat kalian dan buat mereka adalah memperbaiki dan menggabungkan mereka ke dalam rumah kalian, dengan tujuan perbaikan, bukan kerusakan. Mereka adalah saudara kalian juga yang pantas bergabung bersama kalian. Allah mengetahui orang yang berbuat kebaikan dan orang yang berbuat kerusakan di antara kalian, maka waspadalah. Kalau Allah berkehendak untuk memberatkan kalian, Dia mewajibkan kalian mengasuh anak-anak yatim tanpa tinggal dalam satu rumah dengan mereka, atau membiarkan anak-anak yatim itu tanpa ada kewajiban kalian untuk mengasuhnya. Dengan begitu, mereka akan tumbuh dengan rasa benci terhadap masyarakat, yang akan berakibat rusaknya tata masyarakat. Karena keterlantaran dan keterhinaan mereka dapat mendorong kepada sikap benci yang destruktif. Sungguh, Allah Mahaperkasa dan Mahamenang atas urusan-Nya. Tetapi, Dia juga Mahabijaksana, tidak menetapakan hukum kecuali yang mengandung maslahat kalian. 2|221|Tidak berdosa mempergauli anak-anak yatim. Yang berdosa adalah mempergauli orang-orang musyrik. Maka, seorang Mukmin tidak boleh menikahi wanita musyrik yang tidak beriman kepada kitab-kitab suci samawi. Janganlah kekayaan, kecantikan, status sosial dan keturunan yang dimiliki seorang wanita musyrik membuat salah seorang di antara kalian menikahinya. Seorang wanita budak Mukmin lebih baik daripada wanita musyrik merdeka yang memiliki kekayaan, kecantikan, kedudukan dan keturunan terhormat. Dan seorang Mukmin yang mempunyai hak perwalian juga tidak boleh menikahkan wanita dengan seorang musyrik yang tidak beriman kepada kitab-kitab suci samawi. Jangan sampai ada di antara kalian lebih memilih seorang musyrik hanya karena kekayaan dan status sosialnya yang tinggi. Seorang budak yang Mukmin lebih baik daripada dia. Orang-orang musyrik itu selalu berusaha mengajak keluarganya untuk berbuat maksiat yang akan menjerumuskan ke dalam api neraka. Allah, ketika memisahkan kalian dari orang-orang musyrik dalam masalah perkawinan, sebenarnya mengajak kalian kepada kebaikan dan petunjuk yang benar. Dengan begitu, kalian akan memperoleh surga dan ampunan serta mengarungi jalan kebaikan dengan mudah. Allah telah menjelaskan syariat dan petunjuk-Nya kepada manusia agar mereka mengetahui apa-apa yang mengandung maslahat dan baik buat mereka. 2|222|Mereka bertanya kepadamu tentang hukum menggauli istri di waktu haid. Berilah jawaban bahwa sesugguhnya haid itu adalah kotoran. Maka janganlah kalian gauli mereka selama masa haid, sampai benar- benar suci. Jika telah suci, gaulilah mereka di tempat yang seharusnya. Barangsiapa yang melanggar ketentuan itu maka bertobatlah. Allah menyukai hamba-hamba yang banyak bertobat dan bersuci dari segala kotoran dan kekejian. 2|223|Istri-istri kalian adalah tempat mengembangkan keturunan seperti tempat biji yang membuahkan tumbuhan. Maka, kalian boleh menggauli mereka dengan cara apa pun selama pada tempatnya. Takutlah kalian kepada Allah kalau melanggar ketentuan-Nya dalam menggauli istri. Ketahuilah bahwa kalian akan menjumpai-Nya, mempertanggungjwabkan segala sesuatu di hadapan-Nya. Kabar gembira hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mengetahui ketentuan-ketentuan Allah dan tidak melanggarnya. 2|224|Janganlah kalian terlalu mudah menyebut nama Allah dengan sering menggunakannya dalam sumpah. Sebab, hal itu tidak sesuai dengan keagungan nama-Nya. Menjaga diri dengan tidak sering bersumpah dengan nama Allah menyebabkan kebaktian, ketakwaan dan kemampuan melakukan perbaikan di antara manusia. Sebab orang yang tidak sering bersumpah akan menjadi terhormat dan terpercaya di hadapan orang sehingga omongannya diterima. Allah Maha Mendengar ucapan dan sumpah kalian, Maha Mengetahui segala niat kalian. 2|225|Allah memaafkan sebagian sumpah kalian. Sumpah yang diucapkan dengan tidak disertai maksud dan ketetapan hati, atau sumpah atas sesuatu yang diyakini telah terjadi padahal belum terjadi, tidak dinilai oleh Allah. Tetapi Dia menghukumi sumpah yang berdasarkan keinginan hati kalian untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu perbuatan, serta kebohongan yang diperkuat dengan sumpah. Allah Maha Pemberi ampun kepada hamba-Nya yang bertobat dan Maha Penyantun, serta memaafkan segala sesuatu yang tidak dikehendaki hati. 2|226|Orang-orang yang bersumpah untuk tidak menggauli istri, diberi tenggang waktu empat bulan. Jika mereka menggaulinya di tengah-tengah masa tersebut, maka perkawinan tetap berlangsung. Bagi mereka diharuskan membayar kafarat. (1) Allah mengampuni mereka dan menerima kafarat itu sebagai wujud kasih sayang-Nya kepada mereka. (1) Penjelasan tentang kafarat akibat melanggar sumpah terdapat pada surat al-Mâ'idah. 2|227|Jika pada masa itu mereka tidak menggauli istri, maka itu berarti melukai wanita. Tidak ada jalan lain kecuali harus bercerai. Allah Maha Mendengar semua sumpah mereka, Maha Mengetahui keadaan mereka dan akan memperhitungkan semua itu pada hari kiamat. 2|228|Wanita-wanita yang dijatuhi talak, diharuskan menunggu, tidak bersegera kawin lagi, selama tiga kali haid,(1) agar diketahui betul rahimnya kosong dari janin(2) dan kesempatan untuk rujuk tetap terbuka. Mereka tidak boleh menyembunyikan isi rahim mereka yang berupa janin atau darah haid. Itulah sifat wanita-wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Suami-suami mereka berhak untuk kembali mengawini mereka selama masa menunggu. Ketika menggunakan hak tersebut, para suami hendaknya bertujuan mengadakan perbaikan, bukan sebaliknya, menimbulkan kemudaratan. Para istri mempunyai hak- hak di samping kewajiban sepanjang tidak dilarang agama. Para suami mempunyai kewajiban lebih terhadap istri-istri mereka berupa memelihara dan menjaga keutuhan serta kelangsungan kehidupan rumah tangga dan urusan anak-anak. (3) Allah Swt. menggungguli hamba-hamba-Nya, menggariskan ketentuan untuk mereka yang sesuai dengan kebijakan-Nya. (1) Ada dua catatan. Pertama, kata "qurû'" yang disebut dalam ayat ini ditafsirkan 'haid'. Maka, atas dasar ini, masa idah ('iddah) wanita yang ditalak adalah tiga kali haid. Ini adalah pendapat kebanyakan ulama (jumhûr). Imam Syâfi'iy menafsirkan kata "qurû'" sebagai 'masa suci di antara dua haid'. Atas dasar itu, menurut Syâfi'iy, masa idah adalah selama tiga kali bersuci. Kedua, jenis dan hukum tentang idah lainnya akan dijelaskan kemudian di tempat lain. (2) Masa idah disyariatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk mengetahui bahwa rahim itu kosong dari janin. Dan itu dapat diketahui dengan jelas setelah tiga kali haid. Sebab, biasanya, wanita hamil tidak mengalami haid. Kalaupun mengalami, paling banyak hanya satu atau dua kali saja. Sebab, pada saat itu janin telah tumbuh hidup mengisi rahim, sehingga darah haid tidak lagi bisa keluar. Itulah ketentuan Allah dalam ciptaan-Nya. Sebelumnya, orang-orang Arab, bahkan Rasulullah sendiri yang ummiy--tidak bisa baca tulis--tidak mengetahuinya. Kemudian Allah menurunkan al-Qur'ân dan mengajarkannya dan umatnya. Kedua, idah juga disyariatkan agar suami yang menjatuhkan talak mempunyai kesempatan untuk merujuk istrinya. Sebab, kadang-kadang seorang suami menjatuhkan talak kepada istrinya dalam keadaan marah dan emosi. Kalau keadaan sudah normal kembali, biasanya dia menyesal. Saat itulah kasih sayang Allah terasa sangat luas. Begitu juga syariat-Nya yang terasa bijak. Cukup dengan mengatakan "râja'tuki" ('aku rujuk kamu'), istrinya sudah bisa kembali kepadanya. Tetapi, talak sudah terhitung jatuh satu. (3) Allah memberikan kepada istri hak yang sama seperti kewajibannya. Kepada suami, Allah memberikan kelebihan tanggung jawab menjaga dan memelihara keutuhan rumah tangga. Maka ia harus berlaku adil. Persamaan hak dan kewajiban suami-istri bagi wanita adalah sebuah prinsip yang belum pernah ada pada bangsa-bangsa sebelum Islam. Pada masa Romawi, istri hanyalah seorang budak di rumah suaminya, hanya mempunyai kewajiban saja tanpa memiliki hak sedikit pun. Begitu juga di Persia. Islam paling dahulu memperkenalkan prinsip keadilan tersebut. 2|229|Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (1) Suami dapat merujuk kembali istrinya setelah talak pertama dan kedua selama masa idah atau mengembalikannya sebagai istri dengan akad baru. Dalam kondisi demikian suami wajib meniatkan usaha mengembalikan istri itu sebagai tindakan yang adil demi perbaikan. Meskipun jika suami bermaksud mengakhiri perkawinan, tetap diharuskan menempuh jalan terbaik dengan tetap menghormati wanita bekas istrinya itu tanpa memperlakukannya dengan kasar. Tidak diperbolehkan bagi kalian, wahai para suami, untuk meminta kembali harta yang telah kalian serahkan kepada istri itu, kecuali apabila kalian merasa khawatir tidak mampu melaksanakan hak dan kewajiban hidup bersuami istri sebagaimana dijelaskan dan diwajibkan Allah Swt. Apabila kalian, wahai orang-orang Muslim, merasa khawatir istri-istri kalian tidak akan sanggup melaksanakan kewajiban mereka sebagai istri secara sempurna, maka mereka juga telah diberi ketetapan hukum untuk menyerahkan sejumlah harta kepada suami sebagai imbalan perceraian istri-istri itu dari suami mereka. Inilah adanya ketentuan hukum Allah itu, maka barang siapa melanggar atau menyalahi ketentuan itu, ia benar-benar telah berbuat zalim terhadap diri sendiri dan pada masyarakatnya. (1) Allah mensyariatkan talak dan menjadikannya sebagai hak prerogatif di tangan suami. Sebagian kalangan mengklaim bahwa kedudukan hak semacam ini akan menjadi faktor yang bisa membahayakan tata kehidupan sosial dan menghancurkan institusi keluarga. Statemen ganjil itu, menurut mereka, telah dikuatkan oleh kenyataan bahwa persentase kasus talak di Mesir (sebagai sampel) dinyatakan termasuk cukup tinggi jumlahnya hingga mencapai angka 30 %, bahkan lebih. Hal itu akan berujung pada meningkatnya jumlah anak-anak terlantar. Di sini kita mencoba mengklarifikasikan persoalan, dengan mengulas maksud hak prerogatif suami dalam talak dan menjelaskan benar tidaknya statemen di atas. Pertama, hak talak yang diberikan kepada suami tidak bebas begitu saja, tapi ada ketentuannya--baik yang bersifat psikologis atau kwantitatif--berkaitan dengan istri yang sudah digauli. Ketentuan- ketentuan tersebut di antaranya: (1) Suami tidak menjatuhkan talak kepada istri lebih dari satu kali talak raj'iy, yang mengandung pengetian bahwa suami berhak merujuk kembali istrinya selama masa idah atau membiarkannya tanpa rujuk. Alternatif kedua ini menandakan bahwa suami tidak lagi menyukai istrinya. Dan sebagaimana dimaklumi, tidak akan ada perkawinan tanpa didasari oleh rasa suka sama suka. (2) Suami tidak boleh mencerai istrinya jika sedang dalam masa haid, karena dalam kondisi seperti ini istri mudah marah. Di samping itu, selama masa haid wanita tidak bisa melaksanakan tugas (menuruti kehendak suami untuk melakukan hubungan seksual) seperti pada masa suci. Barangkali persoalan sepele ini justru sebagai hal yang melatarbelakangi perceraian. (3) Suami tidak boleh menjatuhkan talak kepada istrinya dalam keadaan suci tapi telah terjadi hubungan seksual pada masa itu. Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa kasus perceraian di Mesir tergolong tinggi, kalau saja benar itu masih berada di bawah jumlah kasus yang terjadi di beberapa negara maju seperi Inggris, Amerika Serikat dan Perancis. Di sisi lain bahwa kasus-kasus semacam itu tidak seluruhnya berakibat pada perceraian yang mengakhiri perkawinan atau bubarnya sebuah rumah tangga. Dapat dijelaskan, bahwa talak yang terjadi sebelum suami berhubungan dengan istri tidak tergolong sebagai bencana, tapi justru sebagai upaya menghindari bencana itu sendiri. Sementara kita juga menemukan bukti bahwa kasus rujuk, kasus talak sebelum suami istri berhubungan, talak yang sama-sama dikehendaki oleh kedua belah pihak secara sukarela dan termasuk perkawinan yang diperbarui lagi sesudah talak, cukup besar jumlahnya. Kalau saja jumlah itu kita bandingkan dengan kasus talak yang 30% dan bersifat umum itu, maka persentase itu akan turun drastis sehingga kasus talak yang benar-benar berakhir dengan perpisahan suami istri hanya akan berkisar antara 1 sampai dengan 2% saja. Ketiga, menyangkut persoalan anak terlantar akibat perceraian orang tua bisa dipastikan tidak benar. Penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa kasus talak jarang sekali terjadi setelah kelahiran anak. Secara rinci dibuktikan bahwa 75% kasus talak terjadi pada pasangan muda yang belum mempunyai keturunan, dan 17% terjadi pada pasangan suami istri yang mempunyai tidak lebih dari seorang anak. Persentase itu semakin menurun sebanding dengan bertambahnya anak hingga mencapai 0,25% pada pasangan suami istri yang mempunyai lima orang anak atau lebih. Dari hasil penelitian ini sepertinya tidak ada lagi bukti yang menguatkan bahwa keterlantaran anak itu sebagai akibat dari talak. Justru yang benar adalah bahwa problem anak terlantar itu diakibatkan oleh lemahnya pengawasan orangtua dalam pendidikan anak. Hal itu diperkuat oleh hasil penelitian lain bahwa kasus kriminalitas lebih banyak disebabkan oleh kurangnya perhatian edukatif orangtua dan bukan faktor perceraian. 2|230|Apabila suami menjatuhkan talak kepada istri untuk ketiga kalinya, maka si istri tidak lagi halal baginya kecuali setelah ia dikawini oleh laki-laki lain dan telah terjadi hubungan suami istri antara keduanya. Apabila suami kedua itu telah menjatuhkan talak kepadanya sehingga menjadi wanita yang halal dinikahi, maka suami pertama boleh menikahi wanita bekas istrinya itu dengan akad baru dan membangun kembali rumah tangganya dengan niat yang benar dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum syar'i yang telah ditetapkan oleh Allah. Ketentuan itu telah diterangkan dengan jelas bagi orang-orang yang beriman yang mau memahami dan mengamalkannya. 2|231|Apabila kalian menjatuhkan talak kepada istri, dan mereka hampir menghabiskan masa idahnya, maka kalian diperbolehkan merujuknya dengan niat menegakkan keadilan, memperbaiki hubungan dan tidak bermaksud jahat. Kalian diperbolehkan juga membiarkan wanita-wanita itu menghabiskan masa idah dengan tetap memberikan perlakuan baik di masa pisah itu dan tidak dibenarkan berlaku kasar. Kalian tidak dibenarkan sama sekali merujuk istri yang telah dijatuhi talak dengan maksud mengulur-ulur masa idah atau berbuat sesuatu yang membahayakan wanita. Barangsiapa melakukan perbuatan yang demikian itu maka ia telah mengharamkan diri sendiri dari kebahagiaan hidup berkeluarga, menghilangkan kepercayaan manusia dari dirinya dan akan mendapat murka Allah. Janganlah kalian menjadikan tatanan hukum Allah dalam kehidupan berkeluarga yang telah diterangkan oleh ayat-ayat yang berkaitan dengan itu, sebagai bahan ejekan dan permainan, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang sia-sia, dengan menjatuhkan talak kepada istri tanpa alasan jelas dan merujuknya kembali dengan niat jahat yang tersembunyi. Renungkanlah nikmat Allah yang telah menjelaskan norma-norma hukum kehidupan berkeluarga dalam satu tatanan yang tinggi, menurunkan kitab berisi penjelasan kerasulan Muhammad, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, perumpamaan, dan kisah-kisah yang dapat memberikan pelajaran. Buatlah penghalang antara diri kalian dan murka Allah. Ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang kalian rahasiakan, apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian niatkan dalam berbuat. Allah Maha Memberi pahala atas apa yang kalian kerjakan. 2|232|Apabila kalian menjatuhkan talak kepada istri, dan mereka telah menghabiskan masa idahnya lalu berniat memulai kembali kehidupan berumah tangga yang baru dengan bekas suaminya atau dengan laki- laki lain, maka tidak dibenarkan bagi para wali atau suami untuk menghalang-halangi kehendak mereka. Demikian pula apabila kedua belah pihak (suami-istri) saling berkenan untuk membuat akad baru dan berkeinginan membangun kehidupan yang terhormat yang menjamin kebaikan bersama antara mereka berdua. Demikianlah, hal itu dimaksudkan untuk memberi pelajaran bagi siapa yang beriman dari kalangan kalian kepada Allah dan hari akhir. Norma-norma hukum yang demikian itulah yang akan meningkatkan keterkaitan sosial yang baik, dan membersihkan diri kalian dari noda dan bentuk hubungan masyarakat yang meragukan. Allah mengetahui kebaikan-kebaikan bersama maslahat dan rahasia-rahasia pribadi manusia yang mereka sendiri tidak tahu. 2|233|Ibu berkewajiban menyusui(1) anaknya selama dua tahun penuh demi menjaga kemaslahatan anak, kalau salah satu atau kedua orangtua ingin menyempurnakan penyusuan karena anaknya membutuhkan hal itu. Dan ayah berkewajiban--karena sang anak adalah keturunan ayah--untuk memberikan nafkah kepada sang ibu dengan memberikan makan dan pakaian sesuai dengan kemampuannya, tidak boros dan tidak pula terlalu sedikit. Karena manusia tidak diwajibkan apa pun kecuali sesuai dengan kemampuannya. Nafkah itu hendaknya tidak merugikan sang ibu, dengan mengurangi hak nafkahnya atau dalam mengasuh anaknya. Begitu juga sang anak tidak boleh menyebabkan kerugian ayahnya dengan membebaninya di atas kemampuannya, atau mengurangi hak ayah pada anak. Apabila sang ayah wafat atau jatuh miskin sehingga tidak mampu mencari penghidupan, maka kewajiban memberi nafkah dilimpahkan kepada pewaris anak jika ia memiliki harta. Apabila salah satu atau kedua orangtua menginginkan untuk menyapih anak sebelum dua tahun secara sukarela dan dengan melihat maslahat anak, maka hal itu dibolehkan. Kalau sang ayah hendak menyusukan anak kepada wanita lain, hal itu juga dibolehkan. Dalam hal ini, orang tua harus membayar upah dengan rida dan cara yang baik. Jadikanlah Allah sebagai pengawas dalam segala perbuatanmu. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahaperiksa perbuatan itu dan akan memberikan balasannya. (1) Teks al-Qur'ân menegaskan kewajiban menyusui ada pada ibu, bukan pada orang lain. Menyusukan anak kepada orang lain hanya boleh dilakukan bila si ibu tidak mampu melakukannya. Ahli-ahli fikih telah sepakat mengenai kewajiban menyusui anak pada ibu. Sebab, air susu ibu adalah makanan alami bagi bayi, karena sangat sesuai dengan kebutuhan hidup bayi pada masa itu. Air susu ibu dapat bertambah banyak seiring dengan bertambah besarnya bayi. Selain itu air susu ibu juga memiliki kandungan yang bermacam- macam sesuai dengan kebutuhan bayi. Menyusui anak akan bermanfaat bagi si ibu, dan tidak merugikannya kecuali dalam hal-hal tertentu. Menyusui dapat memperbaiki kondisi kesehatan bayi secara umum melalui perangsangan pertumbuhan sistem pencernaan dan merangsang untuk mendapatkan zat-zat makanan yang dibutuhkan bayi. Di samping itu menyusui juga bermanfaat bagi sang ibu, karena dapat mengembalikan alat reproduksinya kepada kepada keadaan semula setelah proses kelahiran. Ilmu kedokteran modern membolehkan secara berangsur-angsur menyapih anak bayi di bawah dua tahun kalau bayi itu memiliki kesehatan yang memadai. Tetapi apabila kondisi kesehatannya tidak memungkinkan dan ia tidak mampu mengunyah makanan luar, maka penyusuan harus disempurnakan menjadi dua tahun. Setelah itu bayi dapat memakan makanan selain air susu ibu. 2|234|Istri yang ditinggal mati oleh suaminya dalam keadaan tidak hamil, maka harus menunggu masa idah selama empat bulan sepuluh hari tanpa kawin, untuk melihat kondisi rahim dan pernyataan bela sungkawa atas meninggalnya sang suami. Apabila masa idah telah berakhir, maka kalian, para wali, boleh membiarkannya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik hingga sampai akhir masa idah. Sebaliknya, ia tidak boleh melakukan pekerjaan yang dilarang oleh agama. Sebab, Allah Mahaperiksa atas segala rahasia kalian dan mengetahui apa yang kalian lakukan untuk kemudian memperhitungkannya. 2|235|Tidak ada dosa bagi kalian, wahai kaum lelaki, untuk meminang wanita-wanita yang sedang dalam idah karena ditinggal mati oleh suaminya dengan memberikan isyarat (sindiran) dan menyembunyikan maksud itu dalam hati kalian. Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa kalian tidak akan dapat bersabar untuk tidak membicarakan mereka. Karena laki-laki, secara fitrah, mempunyai kecenderungan kepada wanita. Karena itu Allah membolehkan isyarat atau sindiran, bukan dengan terang-terangan. Maka jangan kalian memberi janji kawin kepada mereka kecuali dengan cara isyarat atau sindiran yang baik. Jangan kalian mengadakan akad perkawinan sebelum berakhir masa idahnya. Yakinlah bahwa Allah Mahaperiksa terhadap apa yang kalian sembunyikan dalam hati. Maka takutlah akan hukuman-Nya dan jangan berani melakukan larangan-Nya. Juga, jangan kalian berputus asa dari kasih sayang-Nya, apabila kalian melanggar perintah-Nya. Sebab, Allah Mahaluas ampunan, memaafkan kesalahan dan menerima pertobatan dari hamba-hamba-Nya. Allah juga Maha Penyabar yang tidak segera menjatuhkan hukuman terhadap orang yang melakukan kejahatan. 2|236|Kalian, para suami, tidak berdosa dan tidak berkewajiban membayar maskawin apabila kalian mencerai istri sebelum menggaulinya dan sebelum kalian tetapkan maskawinnya. Tetapi berilah mereka sesuatu yang dapat menyenangkan dirinya dan meringankan derita jiwanya. Itu semua hendaknya dilakukan secara sukarela dan lapang dada. Orang yang kaya hendaknya memberikannya sesuai dengan kekayaannya dan yang miskin sesuai dengan keadaannya. Pemberian itu termasuk kebajikan yang selalu dilakukan oleh orang-orang yang berakhlak baik. 2|237|Sedangkan apabila kalian menjatuhkan talak kepada istri sebelum kalian menggaulinya dan sudah menentukan maskawinnya, maka kalian berkewajiban membayar separuh maskawin kepada mereka, kecuali kalau istri itu tidak menuntut. Sebaliknya, sang istri tidak boleh diberi lebih dari separuh kecuali jika suami rela untuk memberikan seluruhnya. Kerelaan kedua suami istri itu lebih terhormat dan lebih diridai oleh Allah serta lebih sesuai dengan sifat orang-orang yang bertakwa, maka janganlah kalian tinggalkan perbuatan itu. Dan ingatlah bahwa kebaikan ada dalam sikap mengutamakan dan perlakuan yang baik kepada orang lain karena hal itu lebih dapat untuk membawa kepada cinta kasih antara sesama manusia. Allah Mahaperiksa atas hati-hati kalian dan akan memberikan balasan atas sikap mengutamakan itu. 2|238|Berusahalah melaksanakan semua salat dan lakukan secara terus menerus. Usahakan agar salat kalian menjadi lebih baik dengan cara melaksanakan seluruh rukun dengan niat sepenuh hati karena Allah Swt. Dan sempurnakanlah ketaatan kalian kepada Allah dengan sikap ikhlas dan khusyuk kepada-Nya. 2|239|Bila datang waktu salat dan kalian sedang dalam keadaan takut bahaya, maka janganlah kalian tinggalkan. Tetapi lakukanlah semampu kalian, dengan cara sambil berjalan atau berkendaraan. Dan jika rasa takut itu telah hilang, salatlah sesuai ketentuaan yang ditetapkan dengan mengingat Allah, mensyukuri tuntunan dan rasa aman yang telah diberikan-Nya kepada kalian. 2|240|Allah berpesan kepada wanita-wanita yang ditinggal mati suaminya untuk menetap di rumah (dengan tidak disuruh pindah) selama satu tahun penuh, agar diri mereka terhibur dan terkendali. Tidak seorang pun boleh memaksa mereka keluar. Jika mereka sendiri pindah di tengah-tengah waktu yang ditentukan tadi secara suka rela, maka tidak ada dosa bagi kalian, sebagai ahli waris, untuk membiarkan mereka bertindak sesuka hati selama tidak melanggar syariat. Taatilah hukum-hukum Allah dan laksanakanlah segala ketentuan-Nya. Sesungguhnya Dia Mahakuasa untuk membalas setiap orang yang melanggar perintah-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, tidak menetapkan hukum kecuali ada maslahat meskipun kalian tidak mengetahuinya. 2|241|Wanita-wanita yang dijatuhi talak suaminya setelah digauli, berhak memperoleh harta sesuai keinginan mereka, sebagai penghibur diri. Harta itu diberikan dengan cara yang terbaik dengan melihat kondisi finansial suami. Sebab yang demikian itu merupakan konsekuensi ketakwaan dan keimanan. 2|242|Dengan keterangan semacam ini dan ketentuan hukum yang mewujudkan kemaslahatan, Allah menjelaskan hukum, nikmat dan tanda kekuasaan-Nya, agar kalian merenunginya dan melakukan sesuatu yang baik. 2|243|Perhatikan dan ketahuilah, hai Nabi, sebuah kisah yang unik. Yaitu kisah tentang suatu kaum yang meninggalkan kampung halaman dan melarikan diri dari medan perang karena takut mati. Mereka berjumlah ribuan orang. Lalu Allah menakdirkan untuk mereka kematian dan kekalahan melawan musuh. Sampai akhirnya, ketika jumlah yang tersisa itu berjuang dengan semangat patriotisme, Allah menghidupkan mereka kembali. Sesungguhnya hidup terhormat setelah mendapatkan kehinaan merupakan karunia Allah yang patut disyukuri, akan tetapi kebanyakan orang tidak mensyukurinya. 2|244|Jika kalian telah mengetahui bahwa tiada guna melarikan diri dari kematian, maka berjuanglah dengan seluruh jiwa demi menegakkan agama Allah. Yakinlah bahwa Allah mendengar apa yang dikatakan orang yang enggan berperang dan orang yang rela berjuang. Dan Dia mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati. Maka kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Sebaliknya, kejahatan juga akan dibalas dengan kejahatan. 2|245|Berjuang di jalan Allah memerlukan harta, maka korbankanlah harta kalian. Siapa yang tidak ingin mengorbankan hartanya, sementara Allah telah berjanji akan membalasnya dengan balasan berlipat ganda? Rezeki ada di tangan Allah. Dia bisa mempersempit dan memperluas rezeki seseorang yang dikehendaki sesuai dengan kemaslahatan. Hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan, lalu dibuat perhitungan atas pengorbanan kalian. Meskipun rezeki itu karunia Allah dan hanya Dialah yang bisa memberi atau menolak, seseorang yang berinfak disebut sebagai 'pemberi pinjaman' kepada Allah. Hal itu berarti sebuah dorongan untuk gemar berinfak dan penegasan atas balasan berlipat ganda yang telah dijanjikan di dunia dan akhirat. 2|246|Perhatikanlah, hai Muhammad, sebuah kisah unik tentang sekelompok Banû Isrâ'îl setelah masa Nabi Mûsâ. Kepada Nabi mereka saat itu, mereka meminta agar diberi seorang penguasa yang diharapkan dapat mempersatukan mereka serta memimpin mereka dalam menegakkan agama Allah dan mengembalikan kejayaan mereka. Allah menguji kesungguhan mereka dengan mengatakan, "Bukankah di antara kalian akan ada yang takut berjuang setelah diperintahkan?" Mereka menfikan pertanyaan itu seraya berkata, "Bagaimana mungkin kami tidak berjuang untuk memperoleh kembali hak-hak kami setelah kami diusir dari negeri kami." Ketika Allah memenuhi keinginan mereka dan mengeluarkan perintah berperang, hanya beberapa orang saja yang menerima perintah itu. Keengganan mereka itu sebenarnya sebuah kelaliman terhadap diri, Nabi dan agama mereka sendiri. Allah mengetahui itu semua dan akan membalasnya dengan balasan orang-orang yang lalim. 2|247|Nabi mereka berkata, "Allah telah mengabulkan permintaan kalian dengan memilih Thâlût sebagai penguasa." Pemuka-pemuka mereka menolak pilihan Allah itu dengan mengatakan, "Bagaimana ia akan memerintah kami, sedangkan kami lebih berhak? Thâlût bukan keturunan orang berada dan tidak punya kekayaan." Nabi mereka menjawab, "Allah telah memilih Thâlût sebagai penguasa kalian karena ia memiliki kriteria kepemimpinan, seperti pengalaman luas dalam soal perang, kemampuan politik pemerintahan dan fisik yang kuat. Kekuasaan berada di tangan Allah, diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki tanpa memandang keturunan dan kekayaan. Ilmu dan karunia Allah sangatlah luas. Tentu Dia memilih sesuatu yang ada maslahatnya untuk kalian." 2|248|Nabi mereka berkata, "Bukti kebenaran pemilihan Thâlût sebagai penguasa kalian ialah kembalinya peti tempat menyimpan Tawrât yang telah dirampas dari kalian. Peti itu dibawa oleh malaikat. Di situ terdapat sebagian peninggalan keluarga Mûsâ dan keluarga Hârûn yang datang setelahnya. Kembalinya peti tersebut membuat hati kalian tenang. Sesungguhnya itu semua mengandung bukti yang kuat bagi kalian untuk mengikuti dan rela menerimanya, jika kalian tunduk pada kebenaran dan meyakininya." 2|249|Ketika keluar bersama mereka, Thâlût berkata, "Sesungguhnya Allah menguji kalian dengan sebuah sungai di jalan yang akan kalian lalui. Janganlah kalian meminum dari sungai itu kecuali seciduk tangan saja. Yang meminum lebih dari itu bukan termasuk tentara dan kelompok kita, karena ia telah melanggar ketentuan Allah. Yang menemaniku hanyalah orang yang minum tidak lebih dari seciduk air." Mereka tidak tahan uji, lalu meminum air sungai berkali-kali, kecuali sebagian kecil mereka saja. Kelompok kecil yang tahan uji itu berangkat menemani Thâlût menyeberangi sungai. Ketika melihat musuh dalam jumlah besar, mereka berkata, "Kita tidak akan bisa mengalahkan Jâlût saat ini, karena jumlah mereka banyak dan jumlah kita sedikit." Sebagian mereka yang telah diteguhkan hatinya karena hanya berharap pahala dari Allah di hari kelak berkata, "Jangan takut! Betapa banyak kelompok kecil yang beriman mampu mengalahkan kelompok besar yang kafir. Bersabarlah, sesungguhnya pertolongan Allah akan diberikan kepada orang-orang yang sabar." 2|250|Ketika orang-orang Mukmin bersiap-siap memerangi Jâlût dan tentaranya, mereka berdoa kepada Allah agar diberi kesabaran, kekuatan batin, keteguhan hati di medan perang dan kemenangan atas musuh yang kafir. 2|251|Berkat izin Allah, mereka berhasil mengalahkan musuh. Dan Dâwûd, salah seorang tentara Thâlût, berhasil membunuh Jâlût, pemimpin pasukan mereka. Allah telah memberikan Dâwûd kekuasaan, kenabian dan ilmu yang bermanfaat, serta mengajarkan apa saja kepadanya. Menurut sunnatullah, pertolongan-Nya akan diberikan kepada orang-orang yang melakukan perbaikan di bumi, bukan sebaliknya, yang merusak. Jika saja Allah tidak memenangkan tentara-Nya untuk mencegah perusakan, dan tidak mengalahkan orang-orang jahat dengan mengadu sesama mereka, niscaya bumi ini tidak akan terpelihara. Akan tetapi Allah selalu memberikan kebaikan dan karunia kepada hamba-hamba-Nya. 2|252|Kisah tersebut merupakan sebagian pelajaran yang Kami ceritakan kepadamu dengan sebenarnya, agar menjadi teladan dan bukti kebenaran risalahmu. Kamu kemudian mengerti bahwa Kami akan menolongmu sama seperti para rasul sebelummu. 2|253|Rasul-rasul yang telah Kami sebutkan, masing-masing Kami lebihkan satu dari yang lain. Di antara mereka ada yang Kami ajak bicara tanpa perantara, seperti Mûsâ. Ada yang derajatnya Kami angkat melebihi yang lain, yaitu Muhammad, yang risalahnya berlaku untuk umum. Syariatnya sempurna dan sekaligus menjadi penutup semua risalah. Di antara mereka terdapat 'Isâ putra Maryam yang Kami berikan mukjizat seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan dan orang yang berpenyakit lepra. Ia Kami perkuat dengan Jibrîl, Rûh al-Quddûs. Para rasul tersebut datang dengan membawa petunjuk, agama kebenaran dan beberapa penjelasan. Maka, sudah semestinya semua manusia beriman, tidak berselisih dan tidak saling memerangi. Jika Allah menghendaki manusia untuk tidak saling memerangi setelah kedatangan para rasul dengan membawa bukti yang jelas kepada kebenaran, niscaya tidak akan ada peperangan dan perselisihan. Tetapi Allah tidak menghendaki demikian, maka mereka tetap berselisih. Di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Kalau Allah menghendaki, mereka tidak akan saling membunuh dan berselisih bahkan mereka akan berada dalam kebenaran. Akan tetapi Allah melaksanakan kehendak-Nya sesuai dengan hikmah yang Dia tentukan. 2|254|Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, belanjakanlah sebagian harta yang telah Allah berikan kepada kalian di jalan kebaikan. Bergegaslah melakukan itu sebelum datang hari kiamat. Yaitu suatu hari yang sepenuhnya hanya untuk kebaikan dan tidak ada penyebab perselisihan. Pada hari itu kalian tidak bisa mengembalikan apa-apa yang telah lalu di dunia. Hari itu juga tidak ada jual beli, persahabatan dan syafaat seseorang selain Allah. Sesungguhnya kelaliman orang-orang kafir akan tampak pada hari itu oleh sebab tidak memenuhi panggilan kebenaran. 2|255|Hanya Allahlah yang berhak untuk disembah. Dia hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk ciptaan-Nya tanpa pernah lalai. Dia tidak pernah ceroboh atau tidur, sebab Dia tidak memiliki sifat kekurangan. Hanya Dialah yang memiliki langit dan bumi, tidak ada seorang pun yang menyertai-Nya. Maka dari itu, tak seorang makhluk pun dapat memberi syafaat kepada yang lainnya kecuali dengan izin Allah. Allah Swt. mengetahui segala sesuatu yang telah dan akan terjadi. Tidak ada seorang pun mampu mengetahui ilmu Allah kecuali orang-orang yang dipilih-Nya. Kekuasaan-Nya sangat luas, meliputi langit dan bumi. Tidak sulit bagi-Nya mengatur itu semua, sebab Dia terhindar dari sifat kurang dan lemah, dan Mahaagung dengan kekuasaan-Nya. 2|256|Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk suatu agama. Jalan kebenaran dan kesesatan telah jelas melalui tanda-tanda kekuasaan Allah yang menakjubkan. Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengingkari segala sesuatu yang mematikan akal dan memalingkannya dari kebenaran, maka sesungguhnya ia telah berpegang-teguh pada penyebab terkuat untuk tidak terjerumus ke dalam kesesatan. Perumpamaannya seperti orang yang berpegangan pada tali yang kuat dan kokoh, sehingga tidak terjerumus ke dalam jurang. Allah Maha Mendengar apa yang kalian katakan, Maha Melihat apa yang kalian lakukan. Maka Dia pun akan membalasnya dengan yang setimpal. (1) (1) Komentar mengenai ayat ini dari segi hukum internasional telah disinggung pada ayat-ayat peperangan, dari nomor 190-195 surat al-Baqarah. 2|257|Allah mengurus segala urusan orang-orang Mukmin, menolong mereka dengan mengeluarkan mereka dari keraguan dan kebimbangan kepada cahaya kebenaran dan ketenangan. Orang-orang kafir dikuasai setan dan para propagandis kejahatan. Setan dan propagandis kejahatan itu selalu berusaha mengeluarkan mereka dari cahaya keimanan yang telah menjadi fitrah dan jelas dengan tanda-tanda kekuasaan Allah, kepada kekafiran dan kerusakan. Orang-orang kafir itu adalah penghuni neraka yang akan kekal di dalamnya. 2|258|Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang buta akan bukti-bukti kebenaran dan mendebat Ibrâhîm, khalîl Allâh (kesayangan Allah), dalam hal ketuhanan dan keesaan Allah. Perhatikanlah bagaimana kesombongan terhadap kekuasaan yang telah Tuhan berikan mengeluarkan mereka dari cahaya fitrah (keimanan) kepada kekafiran. Ketika Ibrâhîm berkata, "Sesungguhnya Allah menghidupkan dan mematikan dengan cara meniupkan ruh ke dalam tubuh dan mencabutnya," orang kafir itu berkata, "Saya dapat memberikan kehidupan dan kematian dengan cara mengampuni dan membunuh." Lalu, untuk menyudahi perdebatannya, Ibrâhîm berkata, "Allah menerbitkan matahari dari timur. Terbitkanlah dari barat jika kamu benar-benar Tuhan." Orang kafir itu pun menjadi bingung dan terputuslah perdebatan karena kuatnya bukti yang menyingkap kelemahan dan keangkuhannya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang terus ingkar. 2|259|Renungkanlah kisah aneh berikut ini: kisah seseorang yang melewati suatu negeri yang hancur, atap dan temboknya roboh dan penghuninya binasa. Ia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali penduduk negeri yang telah mati?" Kemudian Allah mematikan orang tersebut selama seratus tahun. Setelah itu ia dibangkitkan kembali agar tahu betapa mudahnya proses kebangkitan, untuk menghilangkan keraguannya. Ia lalu ditanya, "Berapa lama kamu mati?" Ia menjawab, "Aku tidak bisa merasakan berapa lamanya, mungkin sehari atau beberapa hari." Dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya kamu telah mati selama seratus tahun." Kemudian Allah mengalihkan pandangannya kepada bukti kekuasaan-Nya yang lain dengan mengatakan, "Lihatlah! Makanan dan minumanmu tidak rusak dan keledaimu tidak berubah. Kami lakukan itu semua agar proses kebangkitan setelah mati yang kamu nafikan menjadi jelas dan kamu menjadi saksi hidup kebenaran hal tersebut." Selanjutnya Allah memerintahkan orang itu untuk melihat ciptaan-Nya yang lain. Bagaimana makhluk-makhluk hidup disusun tulangnya, dibalut dengan daging, ditiupkan ruh ke dalamnya sehingga dapat bergerak. Ketika kekuasaan Allah dan mudahnya proses kebangkitan menjadi jelas baginya, ia berkata, "Aku yakin bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." 2|260|Ingatlah pula kisah Ibrâhîm ketika ia berkata, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku proses menghidupkan kembali orang yang telah mati." Lalu Allah mananyakan keimanannya terhadap proses kebangkitan agar keraguannya hilang dengan mengatakan, "Apakah kamu tidak percaya?" Ibrâhîm menjawab, "Aku percaya, tetapi aku minta itu sekadar untuk menambah kemantapan hatiku." Allah berfirman, "Ambillah empat ekor burung dan dekatkanlah kepadamu agar kamu kenali betul. Lalu potong- potonglah setelah disembelih dan letakkan potongan-potongan tersebut di atas gunung-gunung yang berdampingan. Kemudian panggillah burung-burung itu, niscaya mereka akan datang menghampirimu dalam keadaan hidup seperti sediakala. Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa atas segala sesuatu, Mahabijaksana dalam segala hal. (1) (1) Imam Fakhr al-Dîn al-Râzî dan ahli tafsir lainnya menyebutkan adanya pendapat lain dalam menafsirkan ayat ini. Dikatakan, Ibrâhîm tidak menyembelih burung-burung tersebut dan tidak diperintahkan untuk itu. Ia disuruh memeliharanya agar menjadi jinak. Empat ekor burung tersebut dipisah, di tiap gunung masing-masing diletakkan satu ekor. Kemudian keempatnya dipanggil dan datang. Ini adalah gambaran bagaimana Allah menciptakan segala sesuatu yaitu dengan perintahnya "kun" (jadilah), fa yakûn (maka sesuatu itu pun terjadi). Sama halnya dengan keempat burung tersebut, dipanggil lalu datang. 2|261|Orang yang mengeluarkan hartanya untuk ketaatan dan kebaikan akan memperoleh pahala berlipat ganda dari Allah. Perumpamaan keadaanya seperti orang yang menabur sebutir benih unggul di tanah. Dari benih tersebut tumbuh pohon kecil yang terdiri atas tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Inilah gambaran betapa banyaknya pahala berinfak yang diberikan Allah di dunia. Allah melipatgandakan pemberian-Nya untuk orang yang dikehendaki-Nya. Dia Mahaluas karunia, Maha Mengetahui orang yang berhak dan yang tidak berhak. 2|262|Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan kebaikan tanpa menyebut-nyebut pemberiannya, berbangga diri atau menyakiti si penerima, bagi mereka pahala besar yang telah dijanjikan Tuhan. Mereka tidak akan pernah takut dan sedih dalam menghadapi segala sesuatu. 2|263|Perkataan yang menentramkan hati dan menutup-nutupi aib si fakir dengan tidak menceritakannya kepada orang lain, lebih baik dari sedekah yang disertai perkataan dan perbuatan yang menyakitkan. Allah tidak butuh kepada pemberian yang disertai sikap menyakiti. Dia akan memberikan rezeki yang baik kepada orang-orang fakir. Dan Dia tidak akan menyegerakan hukuman-Nya terhadap orang yang tidak bersedekah dengan harapan orang itu akan berubah sikapnya kemudian. 2|264|Hai orang-orang Mukmin, janganlah kalian hilangkan pahala sedekah dengan menyebut-nyebut kebaikan kalian di hadapan orang-orang yang membutuhkan dan dengan menyakiti mereka. Sebab, dengan begitu, kalian seperti orang-orang yang berinfak dengan motif ketenaran dan ingin dipuji. Mereka itu tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Keadaan orang yang berinfak dengan motif riya, perumpamaannya seperti batu licin yang di atasnya terdapat tanah. Begitu hujan deras turun menyirami batu itu, hilanglah tanah itu semua. Seperti halnya tanah yang subur dan produktif itu hilang dari batu yang licin karena diterpa hujan deras, begitu pula pahala sedekah akan hilang karena perbuatan riya dan menyakiti. Tidak ada sedikit pun yang dapat diambil manfaatnya. Itulah sifat-sifat kaum kafir, maka hindarilah. Sebab Allah tidak akan menunjuki orang-orang kafir kepada kebaikan. 2|265|Orang-orang yang menafkahkan hartanya untuk memperoleh keridaan Allah dan memantapkan keimanan mereka, perumpamaannya seperti pemilik kebun di sebuah dataran tinggi yang subur. (1) Di tempat tersebut bisa tumbuh pepohonan dengan sedikit atau banyak air. Jika hujan deras, hasilnya dua kali lipat. Dan kalau yang turun sedikit, tanah yang subur itu cukup untuk menghasilkan buah. Dalam dua keadaan di atas ia bisa menghasilkan. Orang-orang Mukmin yang ikhlas tidak akan sia-sia perbuatannya. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tidak diketahui Allah. (1) Di sini al-Qur'ân menggunakan kata "rabwah" yang dalam bahasa Arab berarti 'tanah subur yang berada di dataran tinggi'. Ini sesuai dengan penemuan ilmiah modern. Semakin tinggi sebuah dataran, akan semakin jauh dari sumber air yang mengakibatkan akar tumbuh-tumbuhan menjadi semakin memanjang. Serabut yang berfungsi menyerap makanan pun menjadi banyak, sehingga makanan yang membentuk zat hijau daun (klorofil) mejadi banyak pula. Dengan demikian, pohon itu menjadi produktif menghasilkan buah. Hujan yang deras memiliki banyak fungsi selain sebagai makanan. Fungsi itu, antara lain, melunakkan zat-zat yang diperlukan tumbuhan, membersihkannya dari zat-zat yang menghambat pertumbuhan dan menjaga hama. 2|266|Tidak seorang pun di antara kalian ingin memiliki sebuah kebun kurma dan anggur. Kebun tersebut diairi oleh sungai-sungai yang mengalir di sela-selanya. Buah yang dihasilkannya sesuai dengan keinginan. Ketika ia semakin tua dan tidak bisa berusaha, sementara keturunannya masih kecil-kecil dan belum bekerja, tiba-tiba kebun tersebut kering karena angin keras yang mengandung panas yang membakarnya. (1) Padahal pemilik kebun dan keturunannya sedang sangat membutuhkan. Begitulah keadaan orang yang berinfak dan bersedekah dengan disertai riya dan sikap menyakiti. Pahalanya hilang. Dan setelah itu ia tidak bisa lagi bersedekah dengan hati lapang. Dengan keterangan ini, Allah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian pikirkan dan ketahui. (1) Al-Qur'ân mengungkapkannya dengan kata "i'shâr" yang menurut ilmu pengetahuan modern berarti cuaca tidak stabil, ditandai angin keras yang disertai halilintar, kilat dan hujan. Kadang-kadang mengandung api apabila disertai pengosongan listrik dari awan, atau mengandung semburan api yang datang dari letupan gunung berapi yang menghancurkan lingkungan sekitarnya. Kata "i'shâr" tersebut mengandung pengertian itu semua. 2|267|Hai orang-orang beriman, berinfaklah dari hasil kerja kalian yang baik-baik dan hasil bumi yang kalian dapatkan seperti pertanian, tambang dan sebagainya. Janganlah kalian sengaja berinfak dengan yang buruk-buruk. Padahal kalian sendiri, kalau diberikan yang buruk seperti itu, akan mengambilnya dengan memicingkan mata seakan tidak ingin memandang keburukannya. Ketahuilah Allah tidak membutuhkan sedekah kalian. Dia berhak untuk dipuji karena kemanfaatan dan kebaikan yang telah ditunjuki-Nya. 2|268|Setan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan, memalingkan dari amal saleh sehingga kalian tidak berinfak di jalan kebaikan dan menyuruh kalian berbuat kejahatan. Ampunan Allah amatlah luas. Dia Mahakuasa untuk membuat kalian kaya. Tidak ada satu masalah pun yang tidak diketahui-Nya. 2|269|Dia memberi sifat bijak, berupa kebenaran dalam setiap perkataan dan perbuatan, kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Orang yang diberikan itu sesungguhnya telah memperoleh kebaikan dan kebijakan yang sangat banyak. Sebab, dengan sifat bijak, urusan dunia dan akhirat menjadi teratur. Hanya orang-orang yang berakal sehatlah yang mampu memetik pelajaran dan nasihat al-Qur'ân. Sebab akal sehat dapat mengetahui kebenaran hakiki tanpa dipengaruhi hawa nafsu. 2|270|Apa yang kalian nafkahkan di jalan kebaikan atau kejahatan, dan untuk meningkatkan ketaatan, pasti diketahui oleh Allah. Dan Dia akan memberikan balasannya. Orang-orang lalim yang berinfak dengan motif riya atau diiringi sikap menyakiti dan untuk kemaksiatan, tidak punya penolong yang dapat menyelamatkannya dari siksa Allah di akhirat. 2|271|Jika kalian menampakkan sedekah tanpa riya, itu sangat terpuji dan diridai. Tuhan pun juga memuji. Dan jika kalian bersedekah kepada orang-orang fakir dengan sembunyi-sembunyi agar mereka tidak tersakiti dan tidak timbul riya, maka itu lebih baik lagi. Allah akan mengampuni semua dosa kalian karena ikhlas dalam bersedekah. Allah mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan nyatakan. Dan Dia mengetahui maksud hati kalian ketika menyatakan dan menyembunyikan. 2|272|Bukanlah kewajibanmu, Muhammad, untuk menjadikan orang-orang sesat itu mendapat petunjuk dan kebaikan. Kewajibanmu hanyalah memberi penjelasan. Dan Allah yang akan memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Bantuan yang kalian berikan kepada orang lain, manfaatnya akan kembali kepada diri kalian sendiri. Allah akan membalas itu semua. Ini jika apa yang kalian nafkahkan itu hanya untuk mengharap perkenan Allah. Kebaikan yang kalian lakukan dengan cara seperti ini, manfaatnya akan kalian rasakan sendiri. Dan pahalanya akan kalian terima secara lengkap tanpa dikurangi. 2|273|Infak tersebut diberikan kepada orang-orang yang fakir karena berjuang di jalan Allah sehingga tidak sempat mencari nafkah. Atau karena mereka terluka di medan perang yang membuat tidak bisa bekerja. Orang-orang yang tidak tahu, menganggap mereka kaya lantaran mereka menghindarkan diri dari meminta- minta. Padahal, jika kamu perhatikan, niscaya akan kamu ketahui keadaan sebenarnya melalui tanda- tandanya. Segala kebaikan yang kalian lakukan pasti Allah ketahui. Dan Dia akan membalasnya dengan yang setimpal. 2|274|Orang-orang yang terbiasa berinfak, jiwanya menjadi mulia di setiap saat, malam dan siang, di depan umum maupun sendirian. Mereka mendapat balasan di sisi Allah, tidak takut menghadapi masa depan, dan tidak bersedih terhadap yang telah lewat. 2|275|Orang-orang yang melakukan praktek riba, usaha, tindakan dan seluruh keadaan mereka akan mengalami kegoncangan, jiwanya tidak tenteram. Perumpamaannya seperti orang yang dirusak akalnya oleh setan sehingga terganggu akibat gila yang dideritanya. Mereka melakukan itu, sebab mereka mengira jual beli sama dengan riba: sama-sama mengandung unsur pertukaran dan usaha. Kedua-duanya halal. Allah membantah dugaan mereka itu dengan menjelaskan bahwa masalah halal dan haram bukan urusan mereka. Dan persamaan yang mereka kira tidaklah benar. Allah menghalalkan praktek jual beli dan mengharamkan praktek riba. Barangsiapa telah sampai kepadanya larangan praktek riba lalu meninggalkannya, maka baginya riba yang diambilnya sebelum turun larangan, dengan tidak mengembalikannya. Dan urusannya terserah kepada ampunan Allah. Dan orang yang mengulangi melakukan riba setelah diharamkan, mereka itu adalah penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya(1). (1) Riba yang dimaksud dalam ayat ini adalah riba jahiliah. Prakteknya berupa pungutan tambahan dari utang yang diberikan sebagai imbalan menunda pelunasan. Sedikit atau banyak hukumnya tetap haram. Imam Ahmad mengatakan, "Tidak seorang Muslim pun berhak mengingkarinya." Kebalikannya adalah riba dalam jual beli. Dalam sebuah sabda Rasulullah saw. ditegaskan, "Gandum ditukar dengan gandum yang sejenis dengan kontan, begitu pula emas dengan emas, perak dengan perak, kurma dengan kurma, yang sejenis dan dibayar kontan. Barangsiapa menambah atau minta ditambah sesungguhnya ia telah melakukan riba." Para ahli fikih sepakat bahwa hukum penambahan dalam tukar-menukar barang yang sejenis adalah haram. Mereka membolehkan penambahan kalau jenisnya berbeda, tetapi haram menunda pembayarannya. Mereka berselisih dalam masalah barang-barang yang disebut di atas. Pendapat yang paling bisa diterima, semua itu dikiaskan dengan bahan makanan yang dapat disimpan. Dalam hal riba ala jahiliah, ahli fikih menyepakati keharamannya. Yang mengingkari, berarti telah kafir. Riba tersebut membuat pihak yang terlibat mengalami depresi atau gangguan jiwa sebagai akibat terlalu terfokus pada uang yang dipinjamkan atau diambil. Pihak yang mengutangi gelisah karena jiwanya terbebas dari kerja. Sementara yang berutang dihantui perasaan was-was dan khawatir tak bisa melunasinya. Para pakar kedokteran menyimpulkan banyaknya terjadi tekanan darah tinggi dan serangan jantung adalah akibat banyaknya praktek riba yang dilakukan. Pengharaman riba dalam al-Qur'ân dan agama-agama samawi lainnya adalah sebuah aturan dalam perilaku ekonomi. Ini sesuai dengan pendapat para filosof yang mengatakan bahwa uang tidak bisa menghasilkan uang. Para ahli ekonomi menetapkan beberapa cara menghasilkan uang. Di antara cara yang produktif adalah dengan bekerja di beberapa bidang usaha seperti industri, pertanian dan perdagangan. Dan yang tidak produktif adalah bunga atau praktek riba, karena tidak berisiko. Pinjaman berbunga selamanya tidak akan merugi, bahkan selalu menghasilkan. Bunga adalah hasil nilai pinjaman. Kalau sebab penghasilannya pinjaman, maka berarti usahanya melalui perantaraan orang lain yang tentunya tidak akan rugi. Banyaknya praktek riba juga menyebabkan dominasi modal di suatu bidang usaha. Dengan begitu, akan mudah terjadi kekosongan dan pengangguran yang menyebabkan kehancuran dan kemalasan. 2|276|Allah memusnahkan (meniadakan berkah) pungutan tambahan dari praktek riba, dan memberikan berkah kepada harta yang disedekahkan serta membalasnya dengan balasan berlipat ganda. Allah tidak menyukai orang-orang yang terus menghalalkan segala yang diharamkan seperti riba. Begitu juga terhadap orang yang terus melakukannya. 2|277|Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah, menaati perintah-Nya dengan mengerjakan amal saleh, meninggalkan segala larangan-Nya, melaksanakan salat secara sempurna, memberikan zakat kepada orang yang berhak, bagi mereka pahala yang besar di sisi Tuhan. Mereka tidak akan khawatir menghadapi segala sesuatu di masa depan. Dan tidak akan bersedih merenungi sesuatu yang tertinggal di masa lalu. 2|278|Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan rasakanlah keagungan-Nya dalam hati kalian. Tinggalkan sisa riba yang belum diambil dan masih dalam tanggungan orang lain, jika kalian benar- benar beriman. 2|279|Jika kalian belum melaksanakan perintah Allah berupa meninggalkan riba, maka yakinlah bahwa saat itu kalian sedang berperang melawan Allah dan Rasul-Nya, oleh sebab mengingkari perintah-Nya. Kalau kalian menghendaki pertobatan yang diterima, maka cukuplah mengambil modal pokok harta. Jangan memungut tambahan, sedikit atau banyak, apa pun juga sebab utangnya. Sebab, memungut tambahan berarti menganiaya orang lain. Begitu juga meninggalkan sebagian modal pokok berarti menganiaya diri kalian sendiri. 2|280|Kalau ada yang kesulitan membayar, berilah ia tenggang waktu ketika tiba masa pelunasan sampai betul-betul mampu. Sedekah kalian kepadanya dengan membebaskan semua utang atau sebagiannya sungguh baik sekali. Itu jika kalian tahu dan mengerti pesan-pesan moral dan kemanusiaan yang diajarkan Allah. 2|281|Takutlah kalian akan seramnya hari ketika kalian akan dikembalikan kepada Allah. Kemudian kebaikan dan kejahatan setiap orang akan diberi balasan yang sesuai. 2|282|Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang (tidak secara tunai) dengan waktu yang ditentukan, maka waktunya harus jelas, catatlah waktunya untuk melindungi hak masing- masing dan menghindari perselisihan. Yang bertugas mencatat itu hendaknya orang yang adil. Dan janganlah petugas pencatat itu enggan menuliskannya sebagai ungkapan rasa syukur atas ilmu yang diajarkan-Nya. Hendaklah ia mencatat utang tersebut sesuai dengan pengakuan pihak yang berutang, takut kepada Allah dan tidak mengurangi jumlah utangnya. Kalau orang yang berutang itu tidak bisa bertindak dan menilai sesuatu dengan baik, lemah karena masih kecil, sakit atau sudah tua, tidak bisa mendiktekan karena bisu, karena gangguan di lidah atau tidak mengerti bahasa transaksi, hendaknya wali yang ditetapkan agama, pemerintah atau orang yang dipilih olehnya untuk mendiktekan catatan utang, mewakilinya dengan jujur. Persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki. Kalau tidak ada dua orang laki- laki maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan untuk menjadi saksi ketika terjadi perselisihan. Sehingga, kalau yang satu lupa, yang lain mengingatkan. Kalau diminta bersaksi, mereka tidak boleh enggan memberi kesaksian. Janganlah bosan-bosan mencatat segala persoalan dari yang kecil sampai yang besar selama dilakukan secara tidak tunai. Sebab yang demikian itu lebih adil menurut syariat Allah, lebih kuat bukti kebenaran persaksiannya dan lebih dekat kepada penghilangan keraguan di antara kalian. Kecuali kalau transaksi itu kalian lakukan dalam perdagangan secara langsung (tunai), kalian tidak perlu mencatatnya, sebab memang tidak diperlukan. Yang diminta dari kalian hanyalah persaksian atas transaksi untuk menyelesaikan perselisihan. Hindarilah tindakan menyakiti penulis dan saksi. Sebab yang demikian itu berarti tidak taat kepada Allah. Takutlah kalian kepada-Nya. Dan rasakanlah keagungan-Nya dalam setiap perintah dan larangan. Dengan begitu hati kalian dapat memandang sesuatu secara proporsional dan selalu condong kepada keadilan. Allah menjelaskan hak dan kewajiban kalian. Dan Dia Maha Mengetahui segala perbuatan kalian dan yang lainnya(1). (1) Masalah hukum yang paling pelik di semua perundang-undangan modern adalah kaidah afirmasi. Yaitu, cara-cara penetapan hak bagi seseorang jika mengambil jalur hukum untuk menuntut pihak lain. Al-Qur'ân mewajibkan manusia untuk bersikap proporsional dan berlaku adil. Jika mereka sadar akan itu, niscaya akan meringankan pekerjaan para hakim. Akan tetapi jiwa manusia yang tercipta dengan berbagai macam tabiat seperti cinta harta, serakah, lupa dan suka balas dendam, menjadikan hak-hak kedua pihak diperselisihkan. Maka harus ada kaidah-kaidah penetapan yang membuat segalanya jelas. 2|283|Jika kalian sedang dalam perjalanan dan tidak ada yang dapat mencatat utang, maka jaminannya berupa barang yang diperoleh pihak yang mengutangi dari pihak yang berutang. Kalau seseorang menitipkan sesuatu kepada orang lain sebagai amanat, dan ia dipercayakan untuk itu, maka orang yang diamanatkan harus menyerahkannya saat diminta. Dan hendaknya ia takut kepada Allah yang memelihara dan mengawasinya, sehingga nikmat-Nya di dunia dan akhirat tidak diputus. Janganlah menyembunyikan keterangan atau persaksian ketika diminta. Dan barangsiapa menyembunyikannya, maka ia adalah orang yang berdosa dan buruk hati. Allah Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Dan Dia akan memberi balasan sesuai hak kalian. 2|284|Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang di langit dan di bumi adalah milik Allah. Kekuasaan dan ilmu- Nya meliputi semua itu. Apa yang kalian nyatakan dan sembunyikan dalam diri kalian, Allah mengetahuinya. Dia akan menuntut pertanggungjawaban kalian atas itu semua pada hari kiamat. Lalu mengampuni dan menyiksa siapa saja yang dikehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. 2|285|Sesungguhnya apa yang diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad, itu adalah kebenaran dari Allah. Ia telah mengimaninya. Begitu juga orang-orang Mukmin yang bersamanya. Mereka semuanya beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan Rasul-rasul-Nya. Mereka menyamakan penghormatan dan keimanan kepada rasul-rasul Allah dengan mengatakan, "Kami tidak membeda-bedakan rasul-rasul-Nya, satu dengan yang lainnya." Dan mereka menegaskan keimanan hati dengan ungkapan lisan seraya menengadah kepada Allah, "Ya Tuhan, kami dengar pesan-pesan-Mu dan kami ikuti, maka berikanlah kami ampunan, ya Allah. Hanya kepada-Mulah tempat kembali." 2|286|Allah tidak membebani hamba-hamba-Nya kecuali dengan sesuatu yang dapat dilaksanakan. Maka, setiap orang yang mukallaf, amalnya akan dibalas: yang baik dengan kebaikan, dan yang jelek dengan kejelekan. Tunduklah kamu sekalian, hai orang-orang Mukmin, dengan berdoa, "Ya Tuhan, jangan hukum kami jika kami lupa dalam melaksanakan perintah-Mu, atau bersalah karena beberapa sebab. Janganlah Engkau beratkan syariat untuk kami seperti Engkau memberatkan orang-orang Yahudi oleh sebab kekerasan dan kelaliman mereka. Dan janganlah Engkau bebankan kepada kami tugas yang tidak mampu kami lakukan. Berilah kami maaf dengan kemuliaan-Mu. Ampunilah kami dengan karunia-Mu. Berikan kami rahmat-Mu yang luas. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami, ya Tuhan--untuk menegakkan dan menyebarkan agamamu--terhadap kaum yang kafir." 3|1|[[3 ~ ALI 'IMRAN (KELUARGA 'IMRAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 200 ayat ~ Melalui kisah-kisah, al-Qur'ân berbicara tentang hukum-hukum alam dan pelajaran yang dapat dipetik. Dalam kisah-kisah tersebut dijelaskan banyak masalah menyangkut akidah, hukum dan akhlak. Pada surat terdahulu diceritakan sebagian sejarah Banû Isrâ'îl berupa berbagai macam penyelewengan yang mereka lakukan. Pada surat ini disebutkan beberapa hal, antara lain: a. Sisi-sisi lain kesesatan dan penyelewengan Banû Isrâ'îl. b. Petunjuk bagaimana seharusnya seorang Mukmin berakidah dan berperilaku. c. Hakikat agama samawi. d. Etika bertobat. e. Petunjuk bagaimana menyikapi kemenangan dan kekalahan. f. Keterangan tempat orang-orang yang gugur dalam perang di jalan Allah. g. Balasan dari Allah berlaku umum, untuk laki-laki dan perempuan. h. Jalan menunju kemenangan. Permulaan surat ini sama dengan permulaan surat terdahulu.]] Alif, Lâm, Mîm, adalah huruf-huruf yang disebut untuk menjelaskan bahwa al-Qur'ân yang penuh kemukjizatan itu terdiri atas huruf-huruf tersebut. Disebut juga, untuk menarik perhatian mereka agar mendengarkan. 3|2|Allah itu Esa, tidak ada tuhan selain Dia. Segala ciptaan dan keberaturan yang ada di alam raya ini dapat menjadi saksi akan hal itu. Dia hidup kekal tanpa akan pernah mati. Dia mengatur dan mengurus seluruh isi alam. 3|3|Dia menurunkan al-Qur'ân kepadamu, hai Muhammad. Kitab itu berisikan kebenaran yang menyangkut pokok-pokok ajaran samawi dalam kitab-kitab terdahulu. Sebelumnya Dia telah menurunkan Tawrât kepada Mûsâ dan Injîl kepada 'Isâ. 3|4|Kedua kitab tersebut diturunkan sebelum al-Qur'ân agar dapat menjadi petunjuk bagi umat manusia. Ketika mereka menyeleweng dari ajarannya, Allah menurunkan al-Qur'ân sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan, penjelas antara petunjuk dan kesesatan. Al-Qur'ân adalah kitab yang selalu benar. Siapa saja yang meninggalkan ajaran yang dikandung di dalamnya dan mengingkari ayat-ayatnya, akan mendapatkan siksaan yang pedih. Allah Mahakuasa. Tidak ada sesuatu apa pun yang dapat mengalahkan- Nya. Dia akan membalas siapa saja yang perlu dibalas. 3|5|Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Tidak ada sesuatu apa pun di langit dan di bumi, kecil atau besar, tampak dan tidak tampak, yang tersembunyi bagi-Nya. 3|6|Dialah yang membentuk kalian ketika masih berupa janin dalam rahim dengan berbagai macam bentuk yang dikehendaki. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Mahaperkasa dalam kekuasaan- Nya, Mahabijaksana dalam ciptaan-Nya. (1) (1) Ayat ini menunjukkan satu sisi kemukjizatan berupa kekuasaan Tuhan Sang Pencipta, yaitu berubahnya sebuah sel telur (ovum) yang subur menjadi seorang manusia sempurna dengan organ tubuh lengkap dan terdiri atas jutaan sel-sel dengan tugas sendiri- sendiri. Nanti akan disebutkan dalam al-Qur'ân ayat-ayat yang memerinci beberapa fase perkembangan janin. Yang diisyaratkan dalam ayat ini khusus berkenaan dengan kekuasaan mutlak Tuhan dalam proses pembentukan janin. Yaitu, dalam sebuah sel telur yang sangat kecil, Allah meletakkan seluruh gen yang menentukan jenis kelamin, ciri-ciri fisik dan kepribadian seperti bakat, intelegensia dan kejiwaan. Penentuan bentuk seseorang dari hasil pertemuan sel telur dan sel sperma dari jutaan sel-sel lainnya merupakan bukti kehendak mutlak Tuhan, sehingga tidak ada di dunia ini orang yang sama persis dari segala segi. 3|7|Dialah yang telah menurunkan al-Qur'ân kepadamu. Di antara hikmah-Nya, sebagian ayat al-Qur'ân muhkamât: jelas arti dan maksudnya, dan yang lain mutasyâbihât: sulit ditangkap maknanya oleh kebanyakan orang, samar bagi orang-orang yang belum mendalam ilmunya. Ayat-ayat mutasyâbihât itu diturunkan untuk memotivasi para ulama agar giat melakukan studi, menalar, berpikir, teliti dalam berijtihad dan menangkap pesan-pesan agama. Orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan, mengikuti ayat-ayat mutasyâbihât untuk menebar fitnah dan untuk menakwilkan sesuka hati mereka. Takwil yang benar dari ayat-ayat tersebut tak dapat diketahui kecuali oleh Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka berkata, "Kami meyakini itu datangnya dari Allah. Kami tidak membedakan keyakinan kepada al-Qur'ân antara yang muhkam dan yang mutasyâbih." Tidak ada yang mengerti itu semua kecuali orang-orang yang memiliki akal sehat yang tidak mengikuti keinginan hawa nafsu. 3|8|Mereka yang berakal sehat itu selalu berdoa, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyeleweng dari kebenaran setelah Engkau tunjuki kami. Berikanlah kami rahmat dari sisi-Mu berupa kesesuaian dan kemantapan hati. Sesungguhnya hanya Engkaulah pemberi dan penolak." 3|9|"Ya Tuhan kami, Engkau mengumpulkan manusia pada hari yang kedatangannya pasti, untuk memberi pembalasan kepada setiap orang sesuai amal dan usahanya. Engkau telah menjanjikan itu. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji." 3|10|Orang-orang kafir, pada hari itu, harta dan anak-anaknya tidak dapat menyelamatkan mereka dari siksaan, meskipun jumlahnya banyak. Mereka akan menjadi bahan bakar yang membuat api neraka menyala. 3|11|Keadaan mereka seperti keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang memusuhi Allah sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah, padahal ayat-ayat itu cukup jelas. Lalu Allah menyiksa mereka karena dosa-dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya. 3|12|Hai Nabi, katakanlah kepada orang-orang kafir, "Sesungguhnya kalian di dunia akan dikalahkan dan di akhirat akan binasa." Neraka Jahanam akan menjadi tempat bagi mereka. Itulah tempat yang paling buruk. 3|13|Bagi kalian sebuah tanda yang jelas dan pelajaran yang berharga. Ada dua kelompok yang berperang bertemu pada persitwa Badar. Kelompok yang satu beriman: berperang untuk menegakkan agama Allah dan menyebarkan kebenaran. Sedang kelompok yang lain kafir: berperang untuk kepentingan hawa nafsu. Sebagai dukungan Allah terhadap orang-orang Mukmin, Allah menjadikan orang-orang kafir melihat jumlah mereka menjadi dua kali lebih banyak dari jumlah sebenarnya. Dengan begitu, hati mereka menjadi kacau lalu kalah. Allah memberikan kemenangan dan dukungan kepada yang dikehendaki-Nya. Pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berhati bersih, memiliki pandangan yang jernih, yang tidak menyeleweng dari kebenaran dalam memandang. 3|14|Manusia dijadikan fitrahnya cinta kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita, anak-anak, emas dan perak yang banyak, kuda bagus yang terlatih, binatang ternak seperti unta, sapi dan domba. Kecintaan itu juga tercermin pada sawah ladang yang luas. Akan tetapi semua itu adalah kesenangan hidup di dunia yang fana. Tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya ketika kembali kepada-Nya di akhirat nanti. 3|15|Katakan, hai Nabi, "Maukah kalian aku beritahukan sesuatu yang lebih baik dari yang dicintai manusia di dunia? Bagi orang-orang yang bertakwa pahala yang terjamin di sisi Allah, yaitu surga yang dialiri sungai- sungai di antara pepohonannya. Mereka bersenang-senang dengan kehidupan yang baik di dalamnya, tidak pernah dihantui rasa takut nikmat itu akan hilang, sebab mereka dibuat kekal di dalamnya. Bagi mereka juga istri-istri yang suci, bersih dari sesuatu yang menodai wanita-wanita dunia serta keridaan Allah yang dengannya mereka merasakan nikmat yang sangat agung. Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-Nya. Tidak ada satu pun urusan dan rahasia mereka yang tersembunyi dari-Nya. 3|16|Balasan ini akan diterima orang-orang yang hatinya penuh dengan keimanan, yang tampak dari ucapan mereka, "Ya Tuhan kami, kami sungguh benar-benar beriman memenuhi panggilan-Mu. Maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari siksa neraka." 3|17|Juga akan diterima oleh orang-orang yang menahan derita di dalam beribadat kepada Allah dan menjauhi maksiat, orang-orang yang jujur dalam perkataan dan perbuatannya, orang-orang yang selalu taat dengan penuh khusyuk, dan orang-orang yang mendermakan harta, kehormatan dan lain-lainnya, dalam aktifitas merenungkan kebesaran Pencipta. 3|18|Melalui bukti-bukti dan tanda-tanda dalam alam raya yang tidak dapat dipungkiri lagi oleh orang yang berakal sehat, Allah menerangkan bahwa Dia Mahaesa, tak bersekutu, dan bahwa Dia mengatur urusan makhluk-Nya secara seimbang. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu mengakui dan meyakini hal itu. Demikian juga, Allah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan, yang tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun, dan yang meliputi segala sesuatu dengan kebijakan-Nya. 3|19|Agama yang benar dan diterima di sisi Allah adalah agama yang membawa ajaran tauhid dan tunduk kepada Allah dengan penuh keikhlasan. Masing-masing umat Yahudi dan Nasrani saling berselisih tentang agama yang dimaksud itu, hingga mengakibatkan mereka melakukan penyimpangan dan penyelewengan. Perselisihan yang terjadi di antara mereka itu bukan disebabkan oleh ketidaktahuan mereka--karena mereka sebenarnya sudah tahu--tetapi lebih disebabkan oleh rasa saling iri dan dengki mereka. Biarkan orang yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah menanti perhitungan Allah yang cepat itu. 3|20|Kalau mereka masih menentangmu mengenai agama itu setelah kau jelaskan bukti dan alasan, jangan lagi kau teruskan melayani perdebatan itu. Katakan, "Aku dan orang-orang Mukmin yang mengikuti ajaranku hanya menyembah kepada Allah dengan penuh ikhlas." Katakan pula kepada orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik Arab, "Bukti telah jelas buat kalian, maka berserah dirilah." Apabila mereka berserah diri, berarti mereka telah mengerti dan mengikuti jalan hidayah. Tetapi, jika mereka berpaling, kamu tidak perlu bertanggung jawab. Kamu hanya berkewajiban menyampaikan risalah Allah. Allah Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya, dan bagi-Nya tak ada satu pun ihwal dan perbuatan mereka yang tersembunyi. 3|21|Sesungguhnya orang-orang yang mengakui tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang berupa alam raya maupun yang berupa kitab suci, kemudian membunuh nabi yang diutus untuk memberi petunjuk kepada mereka--padahal perbuatan itu sama sekali tidak dibenarkan, bahkan merupakan kezaliman yang paling besar--dan juga membunuh orang yang menyerukan keadilan, pantas merasakan siksa yang amat pedih. Kabarkanlah mereka tentang hal itu. 3|22|Amal perbuatan mereka yang memiliki karakter seperti ini akan lenyap--meskipun sebagiannya merupakan perbuatan baik. Tak ada manfaat keduniaan apa-apa yang dapat mereka petik dari perbuatan yang akan mendatangkan penyesalan di akhirat kelak. Pada saat itu tak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari penyesalan dan siksaan. 3|23|Tidak tahukah kamu, Muhammad, ihwal orang-orang yang diberi nasib berupa kitab suci dan pengetahuan, lalu diajak berpegang teguh kepada al-Qur'ân untuk membedakan antara yang benar dan yang palsu atas perselisihan yang terjadi di antara mereka, kemudian tidak bersegera menyambut ajakan itu? Bahkan sekelompok mereka menolak dan berpaling dari ajaran itu? 3|24|Orang-orang Yahudi yang berpaling itu memang telah tertipu oleh anggapan dan angan-angan kosong mereka. Mereka, misalnya, menganggap bahwa mereka hanya akan disiksa api neraka beberapa hari saja. Anggapan dan angan-angan kosong itu dilatarbelakangi oleh kesombongan dan kebohongan mereka yang terus menerus dalam sikap beragama mereka. 3|25|Jika demikian, bagaimana keadaan mereka ketika dikumpulkan Allah di akhirat dan hari perhitungan yang pasti akan datang? Saat itu, masing-masing jiwa mendapat balasan yang penuh. Mereka, orang-orang yang berpaling itu, pantas menerima siksa neraka. 3|26|Katakan, wahai Muhammad, dengan mengakui kelemahanmu dan kemahakuatan Allah, "Ya Allah, hanya Engkaulah pemilik hak mengatur dalam segala hal. Engkau memberi kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki dan mengambilnya dari siapa saja yang Engkau kehendaki pula. Engkau memberi kejayaan kepada hamba-Mu yang Engkau kehendaki dengan cara menunjukkan faktor-faktor penyebabnya. Engkau merendahkan siapa saja yang Engkau kehendaki. Hanya Engkau yang memiliki segala kebaikan. Tak satu pun yang dapat mencegah-Mu melaksanakan kehendak-Mu dan melaksanakan sesuatu yang sejalan dengan kebijaksanaan-Mu dalam tata kehidupan makhluk ciptaan-Mu." 3|27|Dengan hukum sebab akibat yang Engkau tetapkan, Engkau memasukkan sebagian waktu malam ke dalam waktu siang yang membuat siang menjadi lebih panjang, dan memasukkan sebagian waktu siang ke dalam waktu malam yang membuat malam menjadi lebih panjang. (1) Engkau mendatangkan sesuatu yang memiliki sifat hidup dari sesuatu yang tidak memilikinya dan mendatangkan sesuatu yang mati dari sesuatu yang hidup. Engkau bebas memberikan karunia luas-Mu kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, sejalan dengan hukum kemahabijaksanaan-Mu. Tak seorang pun dapat mengawasi-Mu. Dan Engkau yang memiliki sifat-sifat seperti ini, tentu tak akan menjadi lemah dengan memberi kepemimpinan, kekuasaan, kekayaan dan kemudahan kepada rasul dan hamba-hamba pilihan-Mu, sebagaimana telah Engkau janjikan(2). (1) Keadaan ini terjadi di sejumlah negara yang jauh dari garis katulistiwa. Di negara-negara itu perbedaan waktu siang dan malam berubah sedemikian rupa di setiap musim. (2) Siklus kehidupan dan kematian merupakan rahasia keajaiban alam dan rahasia kehidupan. Ciri utama siklus ini adalah bahwa zat-zat hitrogen, karbon dioksida, nitrogen dan garam yang nonorganik di bumi, berubah menjadi zat-zat organik yang merupakan bahan kehidupan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, berkat bantuan sinar matahari. Selanjutnya, zat-zat itu kembali menjadi mati dalam bentuk kotoran makhluk hidup dan dalam bentuk tubuh yang aus karena faktor disolusi bakteri dan kimia yang mengubahnya menjadi zat non organik untuk memasuki siklus kehidupan baru. Begitulah, Sang Pencipta Yang Mahakuasa mengeluarkan kehidupan dari kematian dan mengeluarkan kematian dari kehidupan, di setiap saat. Siklus ini terus berputar dan hanya terjadi pada makhluk yang diberi kehidupan, seperti bibit tanaman, misalnya. Ayat ini mengingatkan ilmuwan akan keajaiban penciptaan kehidupan dari benda yang mati, kemudian pengulangan siklus itu seperti diterangkan tadi. 3|28|Kalau hanya Allah Swt. yang memiliki kerajaan, meninggikan dan merendahkan siapa saja, dan hanya pada-Nya pula segala bentuk kebaikan, penciptaan dan rezeki, maka orang-orang Mukmin tidak dibenarkan mempercayakan kekuasaan kepada orang lain untuk mengatur, apalagi dengan mengabaikan kepentingan orang-orang Mukmin. Sebab, hal itu berarti merendahkan agama dan pemeluknya di samping akan melemahkan kekuasaan Islam. Orang yang menempuh jalan ini, berarti tidak mengakui kekuasaan Allah. Seorang Mukmin hendaknya tidak rela menerima kekuasaan orang lain kecuali jika terpaksa. Oleh karena itu, hendaknya ia menghindari kekejaman yang mungkin timbul dari penguasa non Mukmin itu dengan menunjukkan ketundukannya. Orang-orang Mukmin hendaknya selalu berada dalam kekuasaan Islam, yaitu kekuasaan Allah. Hendaknya mereka mawas diri jangan sampai keluar dari kekuasaan Allah. Hal itu akan berakibat bahwa Allah menangani sendiri hukumannya, yaitu dengan merendahkannya setelah sebelumnya tinggi. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali. Tidak ada jalan untuk lari dari kekuasaan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. 3|29|Katakanlah, wahai Nabi, "Kalau kalian menyembunyikan apa yang ada dalam hati atau kalian tampakkan dalam bentuk perbuatan dan perkataan, niscaya tetap diketahui Allah. Dia mengetahui semua yang ada di langit dan di bumi, baik yang tampak maupun yang tak tampak." 3|30|Orang-orang yang menentang perintah Allah hendaknya mewaspadai suatu hari ketika masing-masing jiwa menyaksikan hasil perbuatan baiknya, walaupun hanya sedikit. Sedang mengenai hasil perbuatan buruknya, masing-masing menginginkan antara dirinya dan hasil perbuatan buruknya itu terdapat jarak yang jauh agar ia tidak melihatnya, karena benci dan takut akibatnya. Allah mengancam dengan hukuman- Nya kalau kalian keluar dari kekuasaan-Nya yang merupakan belas kasih dan kasih sayang untuk hamba- hamba-Nya. 3|31|Katakan, "Kalau kalian benar-benar jujur dengan pengakuan cinta dan ingin dicintai Allah, ikutilah perintah dan laranganku, karena aku adalah penyampai risalah Allah. Hal itu akan membuat Allah mencintai dan memberimu pahala, yaitu melalui pemberian karunia kepadamu dan pemaafan kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya." 3|32|Katakan, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya!" Jika mereka berpaling darimu, berarti mereka telah mengingkarimu dan mengingkari Allah. Dan ingat, Allah tidak menyukai orang-orang yang ingkar. 3|33|Selain memilih Muhammad sebagai penyampai risalah--dengan menjadikan upaya meneladaninya sebagai sarana untuk memperoleh kecintaan, ampunan dan kasih sayang Allah--Allah juga memilih Adam, Nûh, Ibrâhîm dan keturunanya, Ismâ'îl dan Ishâq, serta nabi-nabi lain keturunan mereka berdua seperti Mûsâ, 'alayhim al-salâm. Di samping itu, Allah juga memilih keluarga 'Imrân, di antaranya 'Isâ dan bundanya. 'Isâ dijadikan sebagai rasul untuk Banû Isrâ'îl, sedangkan Maryam dijadikan sebagai ibunya tanpa bapak. 3|34|Mereka dipilih sebagai keluarga suci, yang mewarisi kesucian, kelebihan dan kebaikan turun temurun. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui perkataan, perbuatan dan rahasia-rahasia hamba-Nya. 3|35|Renungkan pula, wahai Nabi, kisah istri 'Imrân yang bernazar menyerahkan anak yang masih dikandungnya untuk berbakti kepada Allah semata kelak ketika ia lahir. Katanya, "Ya Tuhan, sesungguhnya aku bernazar menyerahkan bayiku untuk berbakti kepada-Mu dan untuk rumah-Mu. Terimalah persembahanku, ya Tuhan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar setiap perkataan dan Maha Mengetahui segala sesuatu." 3|36|Dengan meminta maaf setelah melahirkan bayinya, ia berkata, "Aku melahirkan bayi permpuan." Padahal Allah mengetahui bayi yang dilahirkan. Dan bayi perempuan yang dilahirkannya itu lebih baik dari bayi laki-laki yang dimintanya. Ia berkata, "Aku menamakannya Maryam dan aku memohon agar Engkau melindunginya dan keturunannya dari setan yang terkutuk." 3|37|Allah menerima Maryam sebagai persembahan dan mengabulkan doa ibunya. Maryam diberi pertumbuhan yang baik, penuh keberkahan, pengawasan dan pendidikan yang membentuk pertumbuhan tubuhnya. Kemudian Allah menjadikan Zakariyyâ a. s. sebagai pengasuhnya. Setiap kali memasuki tempat ibadah Maryam, Zakariyyâ mendapatkan rezeki yang tidak biasa pada waktunya."Dari mana ini semua, Maryam?" tanya Zakariyyâ heran. "Ini semua rezeki dari Allah. Allah memberi rezeki tanpa perhitungan dan tanpa batas kepada hamba yang dikehendaki-Nya." 3|38|Ketika melihat karunia yang diberikan kepada Maryam, Zakariyyâ menghadapkan diri kepada Allah seraya memohon agar dikaruniai anak, atas karunia dan kekuasaan-Nya. Sungguh Allah mendengar doa orang-orang yang mengakui kelemahannya dan Mahakuasa untuk mengabulkan doanya, walaupun faktor ketuaannya atau kemandulan istrinya tidak memungkinkan hal itu. 3|39|Doa Zakariyyâ dikabulkan. Ketika sedang menghadapkan diri kepada Allah di tempat ibadahnya, ia diseru oleh malaikat, "Sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepadamu dengan memberikan anak bernama Yahyâ. Yahyâ percaya bahwa 'Isâ akan lahir, dengan kalimat(1) Allah, di luar kebiasaan proses kelahiran. Yahyâ dijadikan panutan untuk kaumnya dengan ilmu dan kesalehannya, dan dijadikan tidak tertarik kepada nafsu, serta dijadikan sebagai salah seorang nabi yang saleh." (1) Kalimat di sini adalah ungkapan "kun" (jadilah) yang diucapakan Allah saat menciptakan Nabi 'Isâ. 3|40|Setelah mendengar kabar gembira, Zakariyyâ kembali menghadapkan diri kepada Allah. Ia ingin sekali mengetahui proses kelahiran anak itu, mengingat usianya yang telah lanjut dan istrinya yang mandul. Allah menanggapi keingintahuan Zakariyyâ itu dengan penjelasan bahwa jika Allah berkehendak menciptakan sesuatu, Dia akan menciptakan faktor penyebabnya atau menciptakannya tanpa faktor penyebab. Allah bebas melakukan apa saja yang Dia kehendaki. 3|41|Zakariyyâ lalu meminta agar diberikan tanda kabar gembira itu. Allah mengabulkan permintaannya dan menyatakan bahwa tandanya adalah sikap diam dan tidak berbicara kepada orang selama tiga hari selain dengan mengisyaratkan apa yang diinginkan. Juga, tanda lainnya, adalah dengan secara tabah berzikir dan menyucikan Allah di pagi dan sore hari. 3|42|Renungkan pula, wahai Nabi, ketika malaikat berucap kepada Maryam, "Hai Maryam, sesugguhnya Allah memilihmu untuk menjadi ibu bagi seorang nabi-Nya. Dia menyucikanmu dari segala noda dan memberikan kelebihan kepadamu, bukan kepada wanita-wanita lain di dunia, sebagai ibu 'Isâ. 3|43|Hal ini menuntutmu, Maryam, untuk bersyukur kepada Tuhan. Maka taatlah kepada-Nya, salatlah untuk- Nya dan bergabunglah bersama orang-orang yang beribadah dan mengerjakan salat untuk-Nya." 3|44|Cerita yang dikisahkan al-Qur'ân kepadamu, Muhammad, mengenai orang-orang pilihan Allah, itu termasuk perkara gaib yang diwahyukan Allah kepadamu. Engkau tidak berada di antara mereka saat mereka mengadakan undian dengan anak panah untuk menentukan siapa yang mengasuh Maryam. Demikian juga saat mereka saling berselisih untuk memperoleh kehormatan yang besar ini. 3|45|Renungkan juga, wahai Nabi, saat Allah memberi kabar gembira kepada Maryam dengan seorang bayi bernama 'Isâ putra Maryam, yang diciptakan melalui kalimat-Nya, di luar kebiasaan proses kelahiran. Allah memposisikan 'Isâ di dunia sebagai orang yang terhormat dengan menjadikannya sebagai nabi dan terbebas dari cela. Sedangkan di akhirat, dengan memasukkannya ke dalam kelompok nabi-nabi pilihan yang dekat kepada Allah, yaitu ulû al-'azm. 3|46|'Isâ dilebihkan dengan beberapa keistimewaan. Ia, misalnya, dapat berkata bijak dan dipahami sejak masih bayi hingga usia tua, tanpa ada perbedaan antara masa kanak-kanak dan masa tuanya. Ia juga termasuk orang yang diberi kesalehan. 3|47|Dengan penuh heran atas kemungkinan lahirnya bayi di luar kebiasaan itu, Maryam bertanya, "Dari mana aku dapat mempunyai anak, sedangkan aku tak pernah tersentuh seorang laki-laki pun?" Allah menyebutkan kepadanya bahwa Dia menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa terikat hukum sebab akibat. Maka, jika Dia berkehendak menciptakan sesuatu, Dia menciptakannya dengan pengaruh kekuasaan-Nya pada kehendak-Nya, tanpa memerlukan pengaruh lain. 3|48|Bayi yang baru lahir itu diajar menulis oleh Allah, diberi pengetahuan yang benar dan bermanfaat, kitab Tawrât (kitab suci Nabi Mûsâ) dan Injîl yang diwahyukan kepadanya. 3|49|Ia diutus sebagai rasul kepada Banû Isrâ'îl dengan bertumpu pada mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya. Di antara mukjizat itu adalah penciptaan burung dari tanah liat yang dibentuk seperti burung kemudian ditiup, hingga menjadi burung bernyawa atas kehendak Allah. Juga penyembuhan orang yang buta sejak lahir, penyembuhan penyakit lepra, penghidupan kembali orang yang telah mati, dan pemberitahuan kepada kaumnya ihwal apa saja yang mereka simpan dan mereka makan di rumah, dan lain-lain. Semua itu terjadi atas izin dan kehendak Allah. Kemudian 'Isâ berkata kepada kaumnya, "Tanda- tanda yang Allah tampakkan padaku ini adalah benar-benar bukti kebenaran risalahku, jika kalian sungguh- sungguh tunduk dan percaya kepada-Nya." 3|50|"Aku diutus kepada kamu sekalian untuk membenarkan hukum-hukum Tawrât yang diturunkan kepada Mûsâ dan untuk menghalalkan sebagian dari apa yang sebelumnya diharamkan kepada kalian, atas perintah Allah. Dan aku datang kepada kalian dengan bukti-bukti dari Allah atas kebenaran risalah yang aku bawa. Oleh karena itu, sadarlah selalu akan kehadiran Allah dan taatilah aku." 3|51|"Aku memerintahkan demikian, karena Allah telah melimpahkan berbagai karunia-Nya kepadaku dan kepada kamu sekalian dengan memberikan pendidikan kepadaku dan kepada kalian. Oleh karena itu, tuluskanlah ibadah kalian hanya kepada Allah semata, sebab hal itu merupakan jalan yang lurus." 3|52|Ketika 'Isâ diutus lalu mengajak kaumnya ke jalan yang lurus, sebagian besar mereka menolaknya. Ketika merasakan adanya penolakan itu, ia berkata, "Siapa lagikah yang akan menolongku membela kebenaran yang aku bawa?" Sebagian kecil mereka, yang beriman kepada Allah dan kepadanya, berkata, "Kami akan membelamu karena engkau mengajak ke jalan Allah. Saksikanlah bahwa kami benar-benar tulus dan tunduk kepada Allah." 3|53|Mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, kami sungguh membenarkan kitab yang Engkau turunkan kepada nabi-nabi-Mu, dan kami menjalankan perintah 'Isâ, nabi-Mu. Tetapkanlah kami sebagai orang yang menjadi saksi atas penyampaian risalah oleh Rasul-Mu dan atas sikap kafir dan ingkar Banû Isrâ'îl." 3|54|Pengikut-pengikut 'Isâ yang ingkar, secara sembunyi-sembunyi merencanakan hendak memerangi ajakannya. Allah kemudian menggagalkan rencana dan tipu daya itu sehingga mereka pun tidak berhasil mencapai tujuan. Dan, Allah adalah perencana yang paling tepat dan paling kuat. 3|55|Renungkan, wahai Nabi, ketika Allah berfirman, "Wahai 'Isâ, Aku telah menentukan ajalmu dan Aku tidak memberdayakan seorang pun untuk membunuhmu. Aku mengangkatmu ke tempat kemuliaan-Ku dan menyelamatkanmu dari orang-orang yang memusuhimu dan berniat membunuhmu. Aku membela dan memenangkan pengikutmu yang tidak menyimpang ajaranmu, dari orang-orang yang tidak mau mengikuti petunjuk-Ku, sampai hari kiamat. Saat itu Aku akan memutuskan persoalan agama yang kalian perselisihkan." 3|56|Orang-orang yang ingkar, akan Aku siksa dengan kehinaan dan hukuman. Yaitu dengan membiarkan bangsa lain menguasai mereka di dunia. Dan, siksa akhirat jauh lebih kejam. Tak seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari siksa Allah. 3|57|Sedangkan orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah dan selalu berbuat baik, akan Aku beri balasan yang penuh. Salah satu ketentuan Allah adalah bahwa Dia tidak akan memberikan pahala kepada orang-orang yang melampaui batas dan mengingkari karunia-Nya, dan tidak akan mengangkat derajat mereka. 3|58|Itulah beberapa bukti kebenaran risalahmu, Muhammad, yang Aku kisahkan kepadamu dari al-Qur'ân yang mengandung ilmu yang bermanfaat. 3|59|Sejumlah orang telah menyimpang tentang ihwal 'Isâ itu. Mereka, misalnya, menganggapnya sebagai anak Allah karena dilahirkan tanpa bapak. Kepada mereka, Allah berfirman, "Ihwal penciptaan 'Isâ tanpa bapak sama dengan ihwal penciptaan Adam tanpa bapak dan ibu. Allah membentuk Adam dan menghendakinya hidup, maka jadilah Adam sebagai manusia sempurna." 3|60|Keterangan mengenai penciptaan 'Isâ ini adalah kebenaran yang menjelaskan realitas dengan wahyu Tuhan. Tetaplah kamu dalam keyakinan, dan jangan sekali-kali ragu. 3|61|Oleh karena itu, katakan kepada orang-orang yang mengingkarimu, wahai Muhammad, tentang ihwal 'Isâ ini setelah datang wahyu dari Allah yang tidak mengandung keraguan, sesuatu yang menguatkan keyakinanmu dan membuktikan kebohongan mereka. Katakan, "Mari kita panggil istri dan anak kita masing- masing, lalu kita mintakan kepada Allah agar menimpakan murka-Nya kepada siapa yang tidak mempercayai kerasulan dan penciptaan 'Isâ yang tanpa ayah." 3|62|Itulah kebenaran yang tidak mengandung keraguan sedikit pun. Sebab, memang, tidak ada tuhan di jagat raya ini selain Allah yang menciptakan segalanya. Hanya Dialah satu-satunya yang Mahaagung dan Mahabijaksana atas makhluk-Nya. 3|63|Jika mereka menolak ajakanmu dan tetap tidak meninggalkan kesesatan mereka setelah kebenaran tampak jelas, berarti mereka adalah orang-orang perusak. Allah Maha Mengetahui ihwal mereka. 3|64|Katakan, wahai Nabi, "Hai Ahl al-Kitâb, mari kita berpegang kepada kalimah sawâ' (titik temu) yang selalu kita ingat bersama-sama. Yaitu, bahwa masing-masing kita hanya menyembah kepada Allah, tidak mengakui adanya sekutu bagi-Nya, dan tidak tunduk dan taat kepada pihak lain demi menghalalkan atau mengharamkan sesuatu dengan meninggalkan hukum Allah yang telah ditetapkan." Kalau mereka menolak ajakanmu yang benar itu, katakan kepada mereka, "Persaksikanlah bahwa kami patuh dan tunduk kepada hukum dan ketentuan Allah. Kami tidak berdoa selain kepada-Nya." 3|65|Wahai Ahl al-Kitâb, mengapa kalian saling bersengketa tentang ihwal Ibrâhîm: masing-masing mengklaim Ibrâhîm sebagai penganut agamanya, padahal Ibrâhîm sudah ada dengan syariat tersendiri sebelum diturunkannya Tawrât dan Injîl? Tawrât dan Injîl baru diturunkan setelah masa Ibrâhîm, maka bagaimana mungkin ia membawa syariat yang sama dengan Tawrât dan Injîl? Bukankah kalian mempunyai akal pikiran yang dapat mengetahui kepalsuan ucapan yang bertentangan dengan kenyataan ini? 3|66|Begitulah! Kalian ini telah berselisih tentang ihwal 'Isâ dan Mûsâ yang, menurut pengakuan kalian, telah kalian ketahui. Mengapa sekarang kalian mempertentangkan apakah Ibrâhîm penganut agama Nasrani atau Yahudi, padahal kalian tidak tahu apa-apa tentang dirinya? Dan, Allah mengetahui hakikat apa yang kalian pertentangkan, sedangkan kalian tidak mengetahuinya. 3|67|Ibrâhîm a. s. sama sekali bukan penganut agama orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Nasrani. Ia jauh dari agama yang tidak benar, menuju kepada agama yang benar dengan penuh tulus dan tunduk kepada Allah. Ia tidak pernah menyekutukan Allah dengan apa pun dalam beribadah. 3|68|Sesungguhnya orang yang paling berhak mengakui Ibrâhîm sebagai golongannya adalah orang-orang yang menerima dan mengikuti ajakan petunjuknya pada masa hidupnya. Begitu juga Nabi Muhammad saw. dan orang-orang yang beriman bersamanya. Sebab, mereka adalah penganut tauhid murni yang merupakan agama Ibrâhîm. Dan, Allah akan mencintai dan membela orang-orang Mukmin, karena mereka adalah pembela agama Allah. 3|69|Sebagian Ahl al-Kitâb merasa ingin sekali menyesatkan dan menebar fitnah pada agama orang-orang Mukmin dengan melemparkan berbagai tuduhan yang menggoyah keyakinan. Mereka, dalam perbuatannya itu, hanya akan menyesatkan diri sendiri dengan tetap berada dalam kesesatan yang hanya meliputi mereka sendiri. Mereka tidak tahu bahwa akibat perbuatannya itu pasti akan sampai kepada mereka, dan tidak merugikan orang-orang Mukmin. 3|70|Wahai Ahl al-Kitâb, mengapa kalian mendustakan ayat-ayat Allah yang diturunkan untuk menunjukkan kebenaran risalah Muhammad saw., padahal kalian mengetahui bahwa risalah itu benar? 3|71|Wahai Ahl al-Kitâb, mengapa kalian mencampurkan kebenaran yang dibawa para nabi dan dikandung kitab-kitab suci, dengan sejumlah tuduhan yang lemah dan penafsiran yang tidak benar? Mengapa pula kalian tidak menyiarkan kebenaran secara jelas, jauh dari pencampuradukan, padahal kalian mengetahui bahwa hukuman Allah terhadap perbuatan semacam ini amat besar? 3|72|Dalam upaya menyesatkan orang-orang Mukmin, Ahl al-Kitâb berkata, "Percayailah al-Qur'ân yang diturunkan kepada Muhammad dan diikuti oleh orang-orang Mukmin itu di pagi hari, dan ingkarilah di sore hari. Bisa jadi dengan begitu kalian dapat menanamkan fitnah keraguan, hingga akhirnya mereka meninggalkan agamanya." 3|73|Mereka berkata pula, "Jangan tunduk selain kepada orang yang mengikuti agamamu, agar tidak ada orang yang mengaku diberi sesuatu yang sama dengan apa yang diberikan kepadamu, atau menentang dengan merendahkan kalian di hadapan Tuhan!" Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Sesungguhnya petunjuk itu datang dari Allah. Hanya Dialah yang melimpahkannya kepada orang yang dipilih-Nya." Katakan pula, "Sesungguhnya karunia itu datang dari Allah. Dia memberikannya kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Dia Mahaluas karunia dan Mahatahu tentang siapa yang berhak diberi karunia." 3|74|Allah memberikan kenabian dan kerasulan kepada siapa yang dihekendaki, semata-mata karena karunia-Nya. Allah adalah Pemilik karunia yang besar. Tidak ada yang dapat menentang-Nya. Dia tidak membatasi pemberian-Nya. 3|75|Itu adalah perilaku mereka dalam masalah ketuhanan. Sedang dalam urusan harta, lain lagi. Di antara mereka ada yang, jika kau amanatkan dengan satu qinthâr(1) emas atau perak, melaksanakannya tanpa berkurang sedikit pun. Ada juga yang, jika kau amanatkan satu dînâr saja, tidak melaksanakannya kecuali kalau selalu kau kontrol dan kau desak. Hal itu disebabkan karena orang semacam ini beranggapan bahwa orang selain mereka buta huruf, dan bahwa hak-hak mereka tidak terpelihara. Mereka beranggapan bahwa itu adalah ketentuan Allah, padahal mereka tahu bahwa anggapan itu hanyalah dusta belaka terhadap Allah Swt. (1) Qinthâr adalah satuan ukuran berat yang kurang lebih sama dengan 44. 928 kg. 3|76|Benar, mereka sungguh telah membohongi dan mendustakan Allah. Sesungguhnya orang yang melaksanakan hak orang lain, menepatinya sesuai waktu yang mereka janjikan, dan takut kepada Allah dengan tidak menguranginya dan menundanya, tentu akan beruntung mendapatkan kecintaan Allah, karena ia bertakwa kepada-Nya(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan kewajiban menepati janji. Banyak ayat lain sebelum ayat ini yang juga berbicara tentang kewajiban menepati janji, seperti ayat 27 surat al-Baqarah, misalnya. Umat Islam dituduh tidak memelihara perjanjian. Mereka, menurut tuduhan itu, melakukan perjanjian hanya demi tujuan yang bersifat sementara, untuk kemudian melanggarnya di mana ada kesempatan. Tuduhan semacam itu telah pernah disanggah oleh Imam 'Aliy ibn Abî Thâlib dalam suratnya yang ditujukan kepada al-Asytar al-Nakh'iy. Bunyinya, "Kalau terdapat perjanjian di antara kamu dengan musuhmu atau dengan ahl al-dzimmah (non Muslim yang tinggal di kawasan pemerintahan Islam yang mendapatkan perlindungan menyangkut hak hidup, kepemilikan dan kebebasan beragama, melalui suatu perjanjian, pen.), maka tepatilah perjanjian itu dan peliharalah kewajiban melindungi itu dengan jujur. Jadikan dirimu sebagai perisai yang melindungimu dari pemberian mereka kepadamu. Sebab tidak ada perintah Allah yang lebih disepakati perlunya oleh orang banyak, meskipun mereka berbeda-beda keinginan, daripada perintah untuk menepati janji. Maka, jangan khianati perlindunganmu dan perjanjianmu." Dalam sejarah peradaban Islam pernah terjadi suatu peristiwa ketika seorang pemimpin Islam mengembalikan jizyah (upeti) yang telah dibayarkan Ahl al-Kitâb kepadanya. Hal itu dilakukannya setelah ia merasa tidak lagi mampu melindungi mereka. Dan itu merupakan syarat perjanjian. 3|77|Sesungguhnya orang-orang yang tidak menepati perjanjian yang telah ditetapkan Allah, seperti melaksanakan hak-hak orang lain dan melaksanakan kewajiban, serta tidak menepati sumpah yang mereka buat sendiri dan mereka janjikan untuk menepatinya, demi mengejar kenikmatan dunia--meskipun tampak besar di mata mereka--tidak akan mendapat bagian apa-apa dari kenikmatan akhirat. Mereka akan ditolak oleh Allah dan tidak akan dilihat dengan kasih di hari kiamat. Dosa mereka tidak akan diampuni, dan mereka memperoleh siksa yang memilukan dan abadi selamanya. 3|78|Di antara mereka sungguh ada sekelompok yang menyelewengkan perkataannya. Mereka berkata sesuatu yang bukan dari kitab, tetapi berusaha menyerupakannya dengan redaksi kitab, agar dikira oleh orang yang mendengarnya sebagai perkataan yang berasal dari kitab. Padahal, perkataan itu sama sekali bukan dari kitab. Mereka mengklaim ucapan itu sebagai wahyu dari Allah, padahal sama sekali bukan wahyu. Dengan begitu, mereka berarti mendustakan Allah, dan mereka sendiri sebenarnya mengetahui bahwa mereka berbuat dusta. Seorang nabi tidak akan menyuruh manusia menyembah dirinya 3|79|Tidak dapat diterima akal dan tidak akan sampai hati, seorang nabi yang menerima wahyu dan ilmu pengetahuan dari Allah serta berbicara tentang Allah, untuk meminta orang lain menyembahnya, bukan menyembah Allah. Yang dapat diterima akal dan sesuai dengan kenyataan adalah bahwa nabi meminta oang lain menyembah Allah swt., yang menciptakan mereka, dengan penuh ketulusan sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan dan mereka pelajari dari kitab. 3|80|Seorang nabi juga tidak akan mungkin memerintah kalian untuk menjadikan malaikat atau nabi-nabi sebagai tuhan selain Allah. Sebab, hal itu termasuk kekufuran yang tidak mungkin diperintahkan kepada kalian setelah kalian berserah diri kepada Allah. 3|81|Ingatkan kepada mereka, wahai Nabi, bahwa Allah mengambil perjanjian setiap nabi yang menerima wahyu dan ilmu yang bermanfaat. Yaitu, bahwa jika seorang rasul datang dengan ajaran yang sesuai dengan ajaran mereka, hendaknya mereka mempercayainya dan membelanya. Allah mengambil pernyataan dari setiap nabi mengenai perjanjian itu. Mereka, para nabi itu, pun menyatakan hal itu dan menjadi saksi atas diri sendiri, dan Allah menjadi saksi atas mereka. Mereka menyampaikan hal ini kepada umatnya masing-masing. Perjanjian itu mengharuskan umat masing-masing nabi untuk mempercai dan membelanya, baik mengalami hidup bersamanya atau tidak. Masing-masing umat mereka berkewajiban mengimani dan membela rasul-Nya, sebagai penepatan janji dan sebagai bentuk mengikuti komitmen mereka. 3|82|Maka, barangsiapa yang menolak mempercayai nabi setelah perjanjian yang kuat itu, berarti ia adalah orang fasik yang keluar dari agama Allah, dan orang kafir yang mengingkari semua rasul. 3|83|Apakah mereka menginginkan agama lain selain agama Muhammad, yang juga merupakan agama seluruh nabi, yaitu satu-satunya agama Allah, Tuhan yang seluruh isi langit dan bumi tunduk kepada-Nya baik secara sadar maupun secara terpaksa? Secara sadar melalui kehendak dan pilihannya sendiri, terpaksa karena diciptakan dan dijadikan demikian. Dan, hanya kepada-Nyalah seluruh makhluk akan dikembalikan. 3|84|Allah menekankan konsep keesaan Tuhan dan kesatuan risalah. Untuk itu, Dia menyuruh nabi-nabi-Nya dan orang-orang yang bersamanya untuk berkata, "Kami beriman kepada Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan yang mengutus rasul-rasul-Nya. Kami beriman kepada al-Qur'ân yang diturunkan kepada kami dengan segala kandungan hukumnya. Kami juga beriman kepada kitab-kitab dan ajaran- ajaran lain yang diturunkan kepada Ibrâhîm, Ismâ'îl, Ishâq, Ya'qûb dan anak keturunan mereka yang berjumlah dua belas kabilah. Begitu juga kepada Tawrât yang diturunkan kepada Mûsâ, Injîl yang diturunkan kepada 'Isâ, dan segala apa yang diturunkan kepada seluruh nabi lainnya. Tidak ada perbedaan dalam beriman kepada salah seorang dari mereka. Dengan begitu, kami berarti telah berserah diri kepada Allah." 3|85|Barangsiapa yang menghendaki agama lain, setelah diutusnya Muhammad saw., selain agama dan syariat Islam yang dibawanya, tidak akan diperkenankan Allah. Pada hari pembalasan nanti, dalam pandangan Allah ia termasuk orang yang menyengsarakan diri sendiri. Mereka berhak merasakan siksa yang pedih. 3|86|Sesungguhnya Allah tidak akan menunjukkan orang-orang yang bersaksi bahwa para rasul itu benar dan telah didatangkan bukti-bukti untuk itu, lalu mengingkari mukjizat yang dibawanya. Itu adalah kelaliman dari mereka. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. 3|87|Di hadapan Allah, mereka akan dibalas hukuman murka dan laknat-Nya, dan laknat semua malaikat dan manusia pilihan. 3|88|Mereka tidak dibebaskan dari laknat itu dan tidak diringankan siksanya. Mereka juga tidak akan ditangguhkan. 3|89|Tetapi, orang-orang yang menghentikan perbuatan dosanya lalu bergabung ke dalam golongan orang-orang saleh dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang mereka perbuat, akan diampuni Allah dengan sifat kasih-Nya. Sebab, pemberian ampun (maghfirah) dan sifat kasih (rahmah) adalah dua dari sifat-sifat luhur Allah. 3|90|Syarat untuk dapat memperoleh pengampunan Tuhan dengan rahmah dan maghfirah-Nya adalah dengan selalu memelihara keimanan. Sedangkan orang yang mengingkari kebenaran setelah sebelumnya tunduk dan percaya, bahkan semakin ingkar, rusak dan semakin menyakiti orang-orang Mukmin, Allah tidak akan menerima pertobatan mereka. Itu disebabkan karena pertobatan mereka tidak dilakukan secara sungguh-sungguh dan tulus. Dengan perbuatan mereka itu, mereka menjadi jauh dari kebenaran. 3|91|Orang-orang yang mengingkari dan tidak tunduk kepada kebenaran serta terus berbuat demikian sampai mati dalam keadaan ingkar, seorang pun dari mereka tidak akan dapat menebus siksa Allah dengan tebusan apa saja, meskipun tebusan yang mereka ajukan berupa emas sepenuh bumi dan langit--kalau mereka mampu. Dan, siksa mereka sungguh sangat memilukan. 3|92|Kalian, wahai orang-orang Mukmin, tidak akan memperoleh kebajikan dan kebaikan sempurna dan diridai seperti yang kalian harapkan, kecuali apabila kalian mengeluarkan sebagian barang kecintaan kalian untuk berbagai jalan Allah. Apa pun yang kalian keluarkan itu, sedikit atau banyak, berupa materi atau lainnya, pasti diketahui Allah. Sebab, Allah Maha Mengetahui, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya, baik di langit maupun di bumi. 3|93|Orang-orang Yahudi memprotes penghalalan sebagian makanan--seperti daging dan susu unta--kepada umat Islam, dan mengklaim bahwa syariat Ibrâhîm tidak menghalalkan beberapa jenis makanan itu. Allah kemudian membantah protes itu dengan penjelasan bahwa segala macam makanan pada dasarnya dihalalkan kepada anak keturunan Ya'qûb sebelum diturunkannya Tawrât, kecuali yang diharamkan oleh Ya'qûb untuk dirinya sendiri karena suatu sebab. Maka mereka pun mengharamkannya pula. Dan Allah memerintah nabi-Nya untuk memintakan kepada mereka bukti dari Tawrât yang menyatakan bahwa syariat Ibrâhîm menghalalkan beberapa makanan itu, kalau klaim mereka memang benar. Tetapi, ternyata, mereka tidak mampu melakukannya. 3|94|Kalau ternyata mereka tidak dapat mendatangkan bukti itu, maka siapa saja di antara mereka yang membuat-buat dusta terhadap Allah setelah kuatnya bukti, adalah orang yang benar-benar tetap bersikap lalim. 3|95|Setelah membuktikan kelemahan mereka, Allah memerintah Rasul-Nya untuk menjelaskan kebenaran wahyu yang disampaikan. Katakan kepada mereka, "Ikutilah syariat yang dibawa Ibrâhîm tapi kalian dustakan itu! Agama Ibrâhîm jauh dari agama-agama sesat, dan ia bukan orang musyrik." 3|96|Di antara bentuk mengikuti millat Ibrâhîm adalah salat menghadap dan berziarah ke Ka'bah yang dibangunnya. Hal itu dijelaskan Allah sebagai berikut, "Sesungguhnya rumah pertama dan paling terhormat yang dijadikan Allah sebagai tempat peribadatan adalah yang terletak di kota Mekah. Rumah itu penuh dengan segala bentuk kebaikan dan berbagai macam keberkahan." Allah menitipkan keberkahan-Nya kepada rumah itu yang merupakan tempat hidayah bagi umat manusia dengan mendatanginya dan menghadap kepadanya saat melakukan salat(1). (1) Ka'bah yang berada di kota Mekah adalah rumah pertama yang dibangun di muka bumi sebagai tempat peribadatan kepada Allah Swt. Bangsa dan kabilah lain di dunia ini membangun rumah untuk menyembah patung. Orang-orang Mesir kuno, misalnya, menyembah sejumlah tuhan dalam satu waktu sekaligus, atau dalam waktu-waktu terpisah. Mulai dari menyembah matahari dengan dewanya yang bernama Râ', kemudian menyembah gambar, sampai kepada menyembah tiga tuhan: Ozerus, Ozis dan anaknya, Horis. Untuk keperluan itu mereka membangun sejumlah patung. Orang-orang Asiria menyembah Ba'l Masymûsy, dewa matahari, dan membuat patung dalam bentuk yang mirip Spinx (berkepala manusia dan bertubuh singa) dan bersayap. Orang-orang Kan'ân juga menyembah Ba'l, juga mirip dengan Spinx yang patungnya masih ada sampai sekarang, meskipun dalam bentuk yang tidak sempurna lagi, di kota Ba'albak, Lebanon. Pada ayat ini, kota Mekah disebut Bakkah, bukan Makkah. Kedua-duanya sama dan benar. Sebab, dalam dialek beberapa kabilah Arab terdapat gejala perubahan fonem /b/ menjadi /m/ dan, sebaliknya, fonem /m/ menjadi /b/. Kata makân, misalnya, menjadi bakân, dan bakr menjadi makr. Gejala bahasa seperti ini masih terdapat sampai sekarang pada beberapa kabilah di bagian selatan Mesir. 3|97|Di dalamnya terdapat petunjuk yang jelas mengenai kesucian dan keutamaannya. Di antaranya adalah maqâm (tempat berdiri) Ibrâhîm ketika mengerjakan salat. Barangsiapa yang memasukinya akan merasa aman dan tidak akan terkena kehinaan. Mendatangi rumah ini untuk tujuan ibadah haji adalah suatu kewajiban bagi orang yang mampu melaksanakannya. Sedangkan orang yang enggan, melawan dan menentang perintah Allah, akan merasakan kerugian diri sendiri. Allah Mahakaya, yang tidak pernah merasa butuh kepada seluruh manusia. 3|98|Allah Swt. memerintahkan Rasul-Nya untuk mencela Ahl al-Kitâb karena mereka tidak berubah dari kekufuran dan kesesatannya. Allah berfirman kepada Rasul-Nya, "Katakan kepada mereka, 'Wahai Ahl al-Kitâb, tidak ada alasan untuk terus bersikap kufur. Sebab apa lagikah yang membuat kalian tetap mengingkari bukti-bukti yang menerangkan kebenaran risalah Muhammad, padahal Allah mengetahui perbuatanmu dan akan memberikan balasannya? 3|99|Wahai Ahl al-Kitâb, bagaimana kalian berusaha memalingkan orang yang telah percaya dan tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya ke jalan yang tidak lurus, padahal kalian mengetahui bahwa jalan mereka itu benar? Allah sungguh tidak akan lalai terhadap perbuatan kalian dan pasti akan memberikan balasannya. '" 3|100|Allah mengingatkan orang-orang Mukmin akan bahaya tuduhan sebagian Ahl al-Kitâb, dengan mengatakan, "Apabila kalian menuruti tuduhan yang dituduhkan Ahl al-Kitâb terhadap agama kalian, kalian akan kembali kepada kesesatan semula sebelum kalian mendapat hidayah. Dan mereka akan mengembalikan kalian menjadi orang yang ingkar." 3|101|Renungkanlah keadaan kalian yang aneh ini! Kalian kembali kepada kekufuran semula sebelum kalian beriman, sedang al-Qur'ân dibacakan kepada kalian, dan Rasul berada di tengah-tengah kalian menjelaskan agama dan menghilangkan keraguan. Barangsiapa yang kembali kepada Tuhannya dan berpegang teguh kepada ajaran agamanya, perbuatannya itu sungguh baik! Ia telah ditunjukkan oleh Tuhannya ke jalan keberuntungan dan kebahagiaan. 3|102|Pintu neraka akan terbuka bagi kalian, jika kalian tidak memiliki kesadaran akan kehadiran Tuhan. Oleh karena itu, wahai orang-orang yang beriman, takutilah Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tetaplah dalam keislaman sampai kalian menghadap Allah kelak! 3|103|Berpegang teguhlah kepada agama Allah dan tetaplah bersatu. Janganlah berbuat sesuatu yang mengarah kepada perpecahan. Renungkanlah karunia Allah yang diturunkan kepada kalian pada masa jahiliah, ketika kalian masih saling bermusuhan. Saat itu Allah menyatukan hati kalian melalui Islam, sehingga kalian menjadi saling mencintai. Saat itu kalian berada di jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dengan Islam. Dengan penjelasan yang baik seperti itulah, Allah selalu menerangkan berbagai jalan kebaikan untuk kalian tempuh. 3|104|Jalan terbaik untuk bersatu dalam kebenaran di bawah naungan al-Qur'ân dan Rasul-Nya, adalah dengan menjadi umat yang menyerukan segala bentuk kebaikan dunia dan akhirat, menyerukan kewajiban mendorong manusia pada kebaikan bersama dan mencegah kejahatan (amar makruf nahi munkar, al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar). Mereka yang melakukan prinsip itu adalah orang-orang yang memperoleh keberuntungan yang sempurna. 3|105|Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang menyepelekan prinsip al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar yang merupakan faktor keberadaan kalian dalam kebenaran dan kebaikan. Mereka yang melakukan hal itu menjadi terpecah ke dalam beberapa kelompok dan saling berselisih dalam masalah agama setelah didatangkan keterangan yang jelas mengenai kebenaran. Mereka yang berpecah dan berselisih itu akan mendapatkan siksa yang amat besar. 3|106|Yaitu siksa besar yang terjadi pada hari ketika wajah orang-orang Mukmin menjadi berseri karena gembira dan wajah orang-orang kafir memucat karena sedih. Sebagai penghinaan, kepada mereka dikatakan, "Apakah kalian menjadi kafir setelah dikaruniai fitrah iman dan tunduk kepada kebenaran, dan setelah didatangkan berbagai keterangan yang jelas? Rasakanlah siksa ini oleh sebab kekufuran kalian!" 3|107|Sedangkan orang-orang yang wajahnya berseri karena gembira, berada di dalam surga tempat mereka dicurahkan rahmat Allah. Dan mereka hidup kekal di dalamnya. 3|108|Ayat-ayat yang Kami bacakan mengenai balasan orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat jahat, mengandung kebenaran dan keadilan. Allah sama sekali tidak berkehendak curang terhadap siapa pun, baik jin maupun manusia. 3|109|Hanya pada Allah sajalah hak mencipta, hak memiliki dan hak mengatur segala yang ada di langit dan di bumi. Kepada-Nyalah urusan mereka semua akan dikembalikan, kemudian diberi balasan yang pantas. 3|110|Kalian, wahai umat Muhammad, adalah umat paling baik yang diciptakan Allah di muka bumi untuk manfaat orang banyak. Yaitu, selama kalian tetap berpegang pada prinsip al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar dan beriman dengan sesungguhnya kepada Allah. Kalau saja Ahl al-Kitâb jujur seperti kalian dalam beriman, hal itu tentu lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka lakukan sekarang. Akan tetapi, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan lainnya keluar dari batas-batas keimanan. 3|111|Orang-orang yang fasik itu tidak akan dapat merugikan kalian. Kalaupun dapat, hal itu tidak akan berpengaruh apa-apa. Kalau mereka memerangi kalian, mereka pasti akan kalah dan lari dari pertempuran. Kemudian, mereka tidak akan menang selama kalian tetap berpegang pada prinsip al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar. 3|112|Kemudian Allah Swt. menegaskan bahwa orang-orang fasik itu akan selalu ditimpa kehinaan di mana saja, kecuali jika mereka mengadakan perjanjian perlindungan (dzimmah) yang merupakan ketetapan Allah. Mereka akan mendapat murka Allah dan akan selalu rendah dan tunduk kepada orang lain. Hal itu disebabkan oleh keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Allah yang membuktikan kebenaran Muhammad. Juga disebabkan oleh ketegaan mereka membunuh nabi-nabi yang sama sekali tidak dapat dibenarkan, bahkan merupakan tindakan maksiat dan melawan. 3|113|Namun demikian, tidak semua Ahl al-Kitâb seperti itu. Karena, di antara mereka ada golongan yang selalu beristikamah pada kebenaran, memandang sesuatu secara seimbang dan selalu membaca ayat-ayat Allah sambil mengerjakan salat di waktu malam. 3|114|Golongan ini juga membenarkan wujud Allah dan keesaan-Nya, adanya para rasul--dengan tetap tidak menyembah selain Allah--dan membenarkan kedatangan hari kiamat, mengajak kepada ketaatan, melarang perbuatan maksiat dan selalu bergegas untuk melakukan banyak kebaikan. Mereka itu, menurut Allah, termasuk dalam golongan orang saleh. 3|115|Mereka juga tidak terhalangi dari pahala perbuatan baik yang mereka lakukan. Dan Allah Maha Mengetahui ihwal mereka serta akan membalas mereka atas hal itu. 3|116|Sesungguhnya orang-orang kafir tidak akan diselamatkan oleh tebusan harta mereka dan pertolongan anak-anak mereka dari siksaan Allah di hari akhir. Sebaliknya, mereka akan kekal dalam neraka. 3|117|Harta yang mereka belanjakan untuk sedekah dan pendekatan diri kepada Tuhan di dunia ini akan sia- sia di akhirat kelak. Perumpamaannya seperti hilangnya tanaman suatu kaum yang menganiaya diri sendiri dengan sikaf kafir dan perbuatan maksiat. Yaitu, ketika diterpa angin dingin hingga musnah. Allah tidak akan curang dengan menghilangkan pahala perbuatan mereka. Tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan melakukan hal-hal yang bisa menghilangkan pahala itu. Yaitu, pengingkaran terhadap bukti-bukti keimanan dan kekufuran terhadap Allah. 3|118|Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekalian mengangkat selain pengikut agamamu sebagai orang-orang kepercayaan, tempat kalian meminta bantuan dan mengungkapkan rahasia! Karena, mereka tidak akan segan-segan merusak urusan kamu sekalian. Mereka akan senang bila dapat menyusahkan dan mendatangkan mudarat yang paling berat atas diri kamu sekalian. Telah tampak dengan jelas tanda-tanda kebencian dari ucapan yang mereka kemukakan. Dan yang tersimpan dalam hati lebih besar dari itu. Sungguh Kami telah menunjukkan kepadamu tanda-tanda yang membedakan antara kawan dan lawan, jika kamu sekalian termasuk golongan yang berpikir dan berpengetahuan benar. 3|119|Begitulah kamu sekalian, wahai orang-orang Mukmin: mencintai orang-orang kafir-munafik itu karena hubungan kekerabatan, persahabatan, atau cinta kasih, sementara mereka tidak mencintai kalian karena fanatik kepada agama mereka. Padahal, kalian mengimani semua kitab yang diturunkan. Apabila bertemu dengan kamu sekalian mereka pura-pura beriman, dan setelah pergi mereka menggigit jari sebagai ungkapan kebencian. Katakan, wahai Nabi, "Bawalah kebencianmu itu sampai mati! Allah Maha Mengetahui segala yang tersimpan dalam dada, dan akan membalas kalian atas hal itu." 3|120|Jika kalian semua mendapat kesenangan seperti kemenangan dan harta rampasan perang, mereka semua bersedih. Dan bila kalian tertimpa bencana seperti kekeringan dan kalah perang, mereka semua bergembira. Tetapi apabila kalian semua tegar menghadapi kejahatan mereka dan selalu menghindari larangan untuk menjadikan mereka sebagai penolong, sama sekali tidak akan membahayakan kalian tipu daya dan permusuhan mereka. Karena Allah Swt. Maha Mengetahui tipu daya yang mereka lakukan. Dari situ, mustahil Dia tidak mampu untuk menahannya dari kamu sekalian. 3|121|Renungkanlah, wahai Nabi, ketika kamu bertolak dari rumah keluargamu menuju suatu tempat di Uhud dengan maksud menempatkan orang-orang Mukmin di pos-pos peperangan. Allah Maha Mendengar perkataan dan Maha Mengetahui niat kamu sekalian. 3|122|Pada saat terdetik dalam benak dua golongan orang-orang Mukmin bahwa mereka akan kalah dan ingin mundur, Allah, sebagai penolong, menjaga mereka hingga menjadi tetap teguh meneruskan peperangan. Maka hendaknya orang-orang Mukmin dapat memetik pelajaran dari peristiwa itu, dan hendaknya mereka berserah diri kepada Allah agar Dia menolong mereka. 3|123|Allah telah mengingatkan orang-orang Mukmin akan karunia kemenangan pada perang Badar(1) saat mereka sama-sama tabah. Dia menegaskan bahwa pada saat itu Dia memenangkan mereka walaupun jumlah dan persiapan mereka sedikit. Kemudian Dia meminta mereka menaati-Nya sebagai rasa syukur atas karunia ini. (1) Badar terletak di kejauhan 120 mil barat daya kota Madinah. Nabi dan para sahabat bertolak dari Madinah pada tanggal 8 Ramadan 2 H (5 Maret 624 M). Pertempuran terjadi pada tanggal 17 Ramadan atau 13 Maret dalam tahun yang sama. Tentara Islam pada saat itu berjumlah 300 orang atau lebih sedikit, sedang tentara musyrik tiga kali lipat mereka. Pada peperangan ini Allah telah menepati janji-Nya dengan memberikan kemenangan yang tidak mungkin dicapai oleh kekuatan materi. Suatu kemenangan yang membuat kata "iman" menjadi yang paling tinggi dan merupakan pembuka dari kemenangan-kemenangan selanjutnya. Wilayah kekuasaan Islam pun kemudian meluas hingga mencapai seluruh kawasan jazirah Arab dan menembus ke kawasan lainnya. 3|124|Dan datanglah kemenangan pada saat Rasulullah berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tidakkah cukup menenangkan hati kamu sekalian pertolongan Allah yang berupa pengiriman tiga ribu malaikat untuk menguatkan kamu sekalian?" 3|125|Ya, cukup. Bahkan bila kalian sama-sama bertahan dalam peperangan dan istikamah dalam ketakwaan, kemudian musuh-musuh datang pada saat itu juga, niscaya Allah akan menambah bantuan-Nya menjadi lima ribu malaikat. 3|126|Allah tidak mengirimkan malaikat seperti itu kecuali untuk memberikan kabar gembira tentang kemenangan dan untuk menenangkan hati kamu semua. Dan suatu kemenangan tidak akan datang kecuali dari Allah Yang Mahaperkasa, meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan mengatur urusan hamba- hamba-Nya yang beriman. 3|127|Juga, sungguh, Dia telah memenangkan kamu sekalian untuk menghancurkan segolongan orang kafir dengan dibunuh, atau dihinakan dengan kekalahan dan kedinaan, hingga mundur dari peperangan dengan kekalahan. 3|128|Kamu tidak mempunyai kewenangan apa-apa dalam urusan manusia. Semua itu adalah urusan Allah. Dia bebas memberi ampunan kepada mereka karena mereka adalah orang-orang Mukmin. Sebaliknya, Dia juga bebas menyiksa mereka dengan mematikan, menimpakan kehinaan, atau menyiksanya di hari kiamat. Yang disebut terakhir, itu karena mereka adalah orang-orang yang lalim. 3|129|Sungguh hanya wewenang Allahlah penciptaan dan penguasaan segala yang ada di langit dan bumi. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, mengampuni atau menyiksa siapa saja yang Dia kehendaki. Walaupun demikian, ampunan-Nya jauh lebih dekat dan kasih sayang-Nya jauh lebih dapat diharapkan. Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 3|130|Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menarik piutang yang kalian pinjamkan kecuali pokoknya saja. Jangan sampai kalian memungut bunga yang terus bertambah dari tahun ke tahun hingga berlipat ganda, dan takutlah kepada Allah. Juga, jangan mengambil atau memakan harta orang lain dengan jalan yang tidak dibenarkan. Karena kamu sekalian akan bisa berhasil dan beruntung hanya bila menjahui riba, banyak maupun sedikit. (1) (1) Pada ayat ini, riba diberi sifat 'berlipat-ganda', hingga membuat kita perlu untuk membicarakannya dari segi ekonomi. Ada dua macam riba: nasî'ah dan fadll. Yang pertama, riba al-nasî'ah, adalah yang secara tegas diharamkan oleh teks al-Qur'ân. Batasannya adalah suatu pinjaman yang mendatangkan keuntungan kepada si pemilik modal sebagai imbalan penundaan pembayaran. Sama saja apakah keuntungan itu banyak atau sedikit, berupa uang atau barang. Tidak seperti hukum positif yang membolehkan riba bila tidak lebih dari 6%, misalnya. Sedang riba al-fadll adalah suatu bentuk tukar-menukar dua barang sejenis yang tidak sama kwantitasnya. Contoh: penukaran 50 ton gandum dengan 50,5 ton gandum atas kesepakatan kedua belah pihak. Tukar-menukar itu bisa terjadi pada bahan makanan yang wajib dikeluarkan zakatnya ataupun pada uang. Adapun yang menjadi dasar pengharaman riba jenis ini adalah hadis Nabi yang disebut sebelumnya dan dikuatkan dengan hadis riwayat Ibn 'Umar sebagai berikut. Nabi bersabda, "Janganlah kalian semua menukar emas dengan emas kecuali dengan yang semisalnya juga jangan menukar wariq (mata uang yang terbuat dari perak) kecuali dengan yang semisal dan sama persis jumlahnya, karena sungguh aku mengkhawatirkan kalian terjerumus dalam rima' yaitu riba!" Tetapi sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa riba yang pertama sajalah yang dengan tegas diharamkan oleh teks al-Qur'ân. Karena riba ini adalah laba ganda yang bila dimakan akan terwujud praktek memakan riba berlipat-lipat seperti yang tersebut dalam ayat, sesuatu hal yang tidak terjadi pada riba al-fadll, maka tidak diharamkan. Pengharamannya pun, menurut sebagian ulama ini, tidak langsung didasarkan pada hadis itu sendiri. Tetapi didasarkan pada kaidah sadd al-dzarâ'i' (mencegah suatu perbuatan yang bisa membawa kepada yang perbuatan haram). Hal itu karena praktek riba al-fadll bisa menggiring orang untuk melakukan riba al-nasî'ah yang telah jelas haram, walau terkadang masih dapat dibolehkan dalam keadaan darurat. Adapun dari sisi ekonomi, riba merupakan cara pengumpulan harta yang membahayakan karena riba merupakan cara penimbunan harta tanpa bekerja. Sebab harta dapat diperoleh hanya dengan memperjual-belikan uang, suatu benda yang pada dasarnya diciptakan untuk alat tukar-menukar dan pemberian nilai untuk suatu barang. Agama Yahudi pun mengharamkan praktik riba ini. Hanya saja, anehnya, pengharaman itu hanya belaku di kalangan mereka sendiri. Sedangkan praktik riba dengan orang lain dibolehkan. Tujuan mereka adalah untuk menyengsarakan orang lain dan untuk memegang kendali perekonomian dunia. Alangkah jeleknya perbuatan mereka ini! 3|131|Dan waspadalah terhadap api neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir, dengan menjahui sebab-sebabnya berupa penghalalan riba. 3|132|Kemudian taatilah Allah dan rasul-Nya dalam setiap perintah dan larangan agar kamu sekalian mendapatkan kasih sayang di dunia dan akhirat. 3|133|Lalu bergegaslah untuk melaksanakan amal saleh, agar kalian mendapatkan ampunan yang besar dari Allah atas dosa-dosa kalian! Juga, agar kalian mendapatkan surga yang amat luas, seluas langit dan bumi, yang hanya disediakan untuk orang-orang yang takut kepada Allah dan siksa-Nya. 3|134|Mereka adalah orang-orang yang membelanjakan hartanya, baik dalam keadaan cukup, kurang, mampu maupun tidak mampu, demi mendapatkan perkenan Allah. Kemudian, di samping itu, juga menahan marah sehingga tidak sampai membalas terutama kepada orang yang berbuat tidak baik kapada mereka, bahkan memaafkannya. Mereka itu termasuk orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah akan selalu memberi pahala dan perkenan-Nya kepada orang-orang seperti ini. 3|135|Juga orang-orang yang--apabila berbuat dosa, besar atau kecil-segera mengingat Allah dengan keagungan, siksa, pahala, kasih sayang, dan murka-Nya, kemudian menyesal dan memomohon ampunan- Nya. Hanya Allahlah, memang, yang dapat mengampuni dosa. Di samping, setelah itu semua, mereka juga tidak terus melakukan dosa dan perbuatan yang mereka ketahui tidak baik. 3|136|Pahala mereka yang mempunyai sifat-sifat seperti itu adalah ampunan yang besar dari Tuhan dan surga-surga yang dialiri bermacam-macam sungai di antara pohon-pohonnya. Di sana mereka akan hidup kekal selamanya. Itulah sebaik-bakinya pahala bagi orang-orang yang mengerjakan perintah Allah. 3|137|Sebelum masa kalian, wahai orang-orang Mukmin, ketentuan-ketentuan Allah telah berlalu dan berlaku pada bangsa-bangsa yang mendustakan kebenaran. Lalu Allah menyiksa mereka karena dosa-dosa yang mereka perbuat. Maka renungkanlah bagaimana nasib orang-orang yang mendustakan kebenaran itu. 3|138|Apa yang disebutkan tadi, baik mengenai karakter orang-orang Mukmin maupun mengenai ketentuan- ketentuan Allah yang berlaku di masa lampau, mengandung penjelasan dan petunjuk bagi manusia menuju ke jalan yang benar, di samping juga mengandung peringatan akan jalan yang sesat dan tidak benar. 3|139|Selain itu, janganlah kalian merasa lemah lalu tidak berjuang dan berperang karena hal-hal yang menimpa diri kamu sekalian! Jangan pula meratapi saudara-saudara kalian yang gugur! Kalian, berkat dukungan Allah, keimanan, dan kekuatan kebenaran yang kalian bela, adalah lebih tinggi dari itu semua. Dan kemenangan akan selalu berada di pihak kalian bila keimanan kalian betul-betul kuat dan sepenuh hati. 3|140|Apabila di antara kalian terdapat banyak korban yang terbunuh atau terluka parah pada perang Uhud, kemudian hal itu berpengaruh pada kondisi kejiwaan, kalian tidak perlu merasa hina dan sedih. Hal yang sama pernah juga menimpa musuh-musuh kalian pada perang Badar. Sebab, masa-masa kemenangan memang akan selalu dipergilirkan oleh Allah di antara umat manusia. Suatu saat kemenangan berada pada suatu kelompok, sementara di saat lain akan berada pada kelompok lain. Semua itu dilakukan agar menjadi cobaan bagi orang-orang Mukmin, di samping agar Allah memberikan kelebihan kepada orang yang tegar imannya. Juga, memberikan penghargaan kepada suatu kaum dengan mati syahid di jalan-Nya. Namun demikian, Allah tidak akan pernah menyukai orang-orang musyrik lagi zalim, walaupun mereka memperoleh kemenangan dengan bantuan orang lain. 3|141|Dengan kekalahan sementara itu, Allah melakukan seleksi atas orang-orang Mukmin untuk membersihkan mereka dari orang-orang yang hatinya sakit dan imannya lemah, juga dari orang-orang yang menyerukan kekalahan dan menebarkan keragu-raguan. Dengan kekalahan itu pula, Allah akan menumpas habis kekufuran dan orang-orang kafir. 3|142|Janganlah kalian semua mengira, wahai orang-orang Mukmin, bahwa kamu semua akan masuk surga begitu saja tanpa kejelasan siapa saja pejuang-pejuang kalian yang tabah dan tersaring oleh berbagai cobaan dan kesulitan. 3|143|Sungguh, kalian dulu pernah menginginkan kematian di jalan Allah sebelum menyaksikan dan mengetahui bagaimana menakutkannya hal itu. Kemudian kalian sama-sama mengetahuinya pada saat melihat terbunuhnya teman-teman kalian di depan kamu semua. 3|144|Pada saat tersebar isu terbunuhnya Nabi Muhammad para perang Uhud, sebagian orang Islam ada yang berniat hendak keluar dari agama (murtad). Allah menyayangkan hal itu terjadi pada mereka dengan mengatakan, "Muhammad hanyalah seorang rasul, sama seperti rasul-rasul yang telah mati sebelumnya. Ia sendiri akan mati dan berlalu sebagaimana mereka telah mati dan berlalu. Oleh karena itu, apabila ia mati, apakah kalian akan kembali berbalik kepada kekufuran?" Barangsiapa kembali kepada kekufuran setelah menyatakan keimanan, tidak akan merugikan Allah sedikit pun, bahkan akan merugikan diri mereka sendiri: mereka terancam siksaan. Allah akan selalu memberi pahala kepada mereka yang tetap teguh dalam keislaman dan mensyukuri nikmat-Nya. 3|145|Seseorang tidak akan mungkin mati kecuali dengan izin Allah. Karena, hal itu benar-benar telah dicatat oleh Allah dalam buku yang mengandung semua ajal manusia. Barangsiapa berharap kesenangan dunia akan diberi, dan barangsiapa berharap imbalan akhirat akan diberi juga. Allah akan memberi imbalan kepada mereka yang mensyukuri nikmat dan menaati semua perintah-Nya, termasuk perintah jihad. 3|146|Betapa banyak nabi yang pada saat berperang disertai oleh banyak orang Mukmin yang tulus kepada Tuhan. Hati mereka tidak kecut dan tunduk kepada musuh karena musibah yang menimpa mereka dalam berjuang di jalan Allah. Hal itu disebabkan karena mereka selalu berada dalam lingkup ketaatan kepad-Nya. Allah akan selalu memberi pahala kepada orang-orang yang tabah menghadapi cobaan. 3|147|Tidak ada yang dapat meraka lakukan ketika mengalami kekejaman perang selain berucap, "Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kecil dan besar yang pernah kami perbuat. Mantapkan jiwa kami di medan pertempuran. Dan menangkanlah kami atas musuh-musuh agama-Mu, yang kafir kepada-Mu dan risalah rasul-rasul-Mu." 3|148|Dengan begitu, mereka diberi kemenangan dan keberhasilan di dunia, dan dijamin akan mendapatkan balasan yang baik di akhirat. Allah akan selalu memberi pahala kepada orang-orang yang bekerja dengan baik. 3|149|Hai orang-orang yang beriman, jika kalian mengikuti ajakan lisan maupun perbuatan orang-orang kafir--baik yang jelas-jelas menampakkan kekafirannya maupun yang tidak menampakkannya--kalian akan dikembalikan kepada kekufuran. Akibatnya, kalian akan menderita kerugian dunia dan akhirat. 3|150|Bukan mereka, tapi Allahlah, penolong kalian! Tidak perlu takut kepada mereka karena Allah adalah sebaik-baik penolong. 3|151|Juga, kalian tidak perlu menjadi lemah karena terkena musibah pada perang Uhud! Kami akan menanamkan rasa takut dan gentar ke dalam hati musuh-musuh kalian, karena mereka menyekutukan Allah dengan menyembah tuhan-tuhan lain yang tidak dapat mendatangkan keuntungan dan kerugian, tanpa suatu bukti pun yang pernah diturunkan Allah. Tempat tinggal mereka adalah neraka. Sungguh, neraka merupakan sejelek-jelek tempat tinggal bagi orang-orang zalim. 3|152|Pertolongan Allah benar-benar jelas terjadi. Dia telah memenuhi janji-Nya untuk memenangkan kalian, ketika pada awal-awal peperangan, kalian membunuh sejumlah besar dari mereka dengan kehendak Allah. Namun, cara pandang kalian terhadap perang ternyata mulai melemah, dan kalian saling berselisih dalam memahami perintah Nabi untuk menetap pada pos masing-masing: ada yang mengira kemenangan telah datang dan, oleh karenanya, boleh meninggalkan posnya, ada pula yang memilih menetap sampai akhir pertempuran. Yang lain bahkan tidak mematuhi sama sekali perintah Rasul dengan terus mencari harta rampasan setelah tampak kemenangan yang kalian inginkan. Pada akhirnya kalian terpecah menjadi dua: golongan yang lebih menginginkan dunia dan golongan yang lebih mengutamakan akhirat. Dalam keadaan seperti itu semua, Allah menahan pertolongan-Nya, hingga kalian kembali menderita kekalahan melawan musuh. Semua itu dimaksudkan untuk menguji, agar tampak siapa saja di antara kalian yang tulus ikhlas dan siapa saja yang tidak. Kemudian Allah mengampuni kalian setelah kalian semua menyesal. Allah mempunyai karunia atas kamu sekalian dengan mengampuni dan menerima pertobatan kalian. 3|153|Renungkanlah, wahai orang-orang Mukmin, ketika kalian lari dari medan perang hingga tidak sempat menoleh kepada siapa pun. Padahal, Rasul menyeru dari belakang untuk kembali. Lalu Allah menimpakan kesedihan secara berturut-turut ke dalam diri kalian, dengan maksud agar kalian tidak bersedih atas harta rampasan, yang tidak dapat kalian peroleh dan atas kekalahan yang kalian derita. Allah Maha Mengetahui maksud dan perbuatan kalian semua. 3|154|Setelah kesedihan itu, Allah memberi kalian nikmat ketenangan, berupa rasa kantuk yang menyelimuti golongan yang tulus iman dan penyerahan dirinya kepada Allah. Adapun golongan yang lain, hanya memikirkan diri sendiri. Oleh karena itu, mereka berprasangka buruk kepada Allah seperti prasangka jahiliah. Dengan tidak percaya, mereka berkata, "Apakah kita mempunyai peran mengenai soal kemenangan yang dijanjikan Allah kepada kita?" Katakan, wahai Nabi, "Semua urusan mengenai kemenangan dan kekalahan itu adalah wewenang Allah. Dia yang akan mengatur hal itu pada hamba-hamba-Nya, apakah mereka mengerjakan faktor-faktor kemenangan atau sebaliknya." Sebenarnya, ketika mengatakan hal itu, dalam hati mereka ada hal yang tidak terungkap. Dalam hati, mereka berkata, "Kalau kita mempunyai kebebasan, kita tidak akan pergi berperang sehingga tidak akan menderita kalah." Katakan kepada mereka, "Kalaupun kalian berada di rumah, kemudian di antara kalian ada yang sudah ditentukan akan terbunuh di medan perang, maka mereka pasti akan keluar menuju tempat kematian itu." Allah melakukan semua yang telah terjadi pada perang Uhud demi kemaslahatan yang banyak. Di antaranya, untuk menguji keikhlasan yang ada di dalam dada kalian, dan juga untuk membersihkan hati kalian. Allah Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi di dalam hati. 3|155|Orang-orang yang meninggalkan posnya di saat terjadi pertempuran antara pasukan kalian dengan pasukan orang-orang kafir pada perang Uhud, sebenarnya telah ditarik dan digelincirkan setan untuk berbuat dosa, akibat pelanggaran yang mereka lakukan. Tapi Allah yang luas ampunan-Nya dan penuh kelembutan telah mengampuni mereka. 3|156|Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian bersikap seperti orang-orang kafir. Mereka, apabila mengalami saudaranya mati dalam perjalanan jauh mencari penghidupan atau terbunuh ketika berperang, mengatakan, "Kalau saja mereka tetap tinggal bersama kita, mereka tidak akan mati atau terbunuh." Allah menjadikan perkataan dan prasangka itu suatu penyesalan di dalam hati mereka. Dia yang menghidupkan dan mematikan, di tangan-Nyalah ketentuan mengenai segala sesuatu. Dia selalu mengetahui semua amalan baik dan buruk yang kalian lakukan, kemudian akan membalasnya. 3|157|Dan jika kalian terbunuh atau mati pada saat berjihad, sungguh ampunan dan kasih sayang dari Allah jauh lebih baik bagi kamu sekalian daripada kesenangan dunia yang akan kalian kumpulkan bila kamu sekalian tetap hidup. 3|158|Juga, jika kalian mati atau terbunuh pada saat berjihad, sungguh amalan-amalan kalian tidak akan hilang. Kalian akan dikumpulkan di hadapan Allah, kemudian diberi pahala oleh-Nya atas jihad dan keikhlasan kalian. 3|159|Sebagai wujud kasih sayang Allah kepada kamu dan mereka, kamu bersikap lemah lembut dan tidak berkata kasar karena kesalahan mereka. Dan seandainya kamu bersikap kasar dan keras, mereka pasti akan bercerai berai meninggalkanmu. Oleh sebab itu, lupakanlah kesalahan mereka. Mintakanlah ampunan untuk mereka. Dan ajaklah mereka bermusyawarah untuk mengetahui pendapat mereka dalam berbagai persoalan yang tidak disebut dalam wahyu. Apabila kamu telah bertekad untuk mengambil suatu langkah setelah terebih dahulu melakukan musyawarah, laksanakanlah langkah itu dengan bertawakkal kepada Allah, karena Allah benar-benar mencintai orang-orang yang menyerahkan urusan kepada-Nya (1). (1) Musyawarah atau syûrâ adalah salah satu pokok ajaran yang sangat penting dalam Islam. Dalam adagium Arab-Islam dikatakan, "Orang beristikharah tak akan gagal, orang bermusyawarah tak akan menyesal." Sesuai dengan kebiasaan gayanya dalam menetapkan hukum, al-Qur'ân hanya menjelaskan prinsip-prinsip umum dan garis besarnya saja. Selanjutnya, perinciannya diserahkan kepada manusia, sesuai tuntutan ruang dan waktu. Oleh sebab itu, adakalanya sistem perwakilan dalam suatu pemerintahan, di mana semua anggota pemerintahan bertanggung jawab kepada parlemen, cocok untuk negara-negara tertentu seperti Inggris dan Perancis. Pengalaman sejarah membuat mereka terbiasa dengan model pemerintahan seperti itu. Adakalanya pula sistem presidensial, dengan syûrâ yang relatif luas, karena keinginan perkembangan cepat dan tidak mau terlalu terganggu oleh jatuh bangunnya kabinet, lebih cocok untuk negar-negara tertentu seperti Amerika Serikat. Dan, adakalanya pula syûrâ model pertengahan antara presidensial dan parlementer lebih cocok untuk negara lain seperti Mesir. Dengan demikian, tiap negara dan kelompok bebas menentukan model syûrâ yang mereka anggap sesuai dengan dimensi ruang dan waktu masing-masing. Yang penting, prinsip syûrâ harus terwujud untuk menghindari dominasi dan kesewenang-wenangan individu. Demikianlah, al-Qur'ân telah mencantumkan prinsip musyawarah sejak 14 abad yang lalu. 3|160|Bila Allah mendukung kalian dengan pertolongan-Nya, seperti yang terjadi dalam perang Badar, tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian. Dan apabila Dia menarik pertolongan-Nya dari kamu semua, karena tidak menyiapkan syarat-syarat kemenangan, seperti yang terjadi pada perang Uhud, maka tidak akan ada penolong bagi kamu semua. Hanya kepada Allahlah orang-orang Mukmin boleh bersandar dan menyerahkan urusan. 3|161|Tidak benar, Nabi berkhianat atau berbuat curang dalam pembagian harta rampasan seperti yang diisukan oleh orang-orang munafik yang pembohong itu. Sebab, perbuatan curang atau khianat bertentangan dengan kenabian. Maka dari itu, janganlah kalian curiga mengenai hal itu. Barangsiapa berbuat curang atau khianat akan datang pada hari kiamat dengan dosa kecurangan atau pengkhianatannya. Lalu setiap orang akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Mereka tidak dicurangi dengan kurangnya pahala atau lebihnya hukuman. 3|162|Orang yang berusaha mendapatkan perkenan Allah dengan amal saleh dan ketaatan, tidak seperti orang yang mendapat kemurkaan yang besar dari Allah karena maksiat. Tempat kembali orang yang berbuat maksiat itu adalah neraka Jahanam, sejelek-jelek tempat kembali. 3|163|Dua golongan itu tidaklah sama. Mereka berbeda tingkatan di sisi Allah. Dia Mahatahu tentang keadaan dan tingkatan-tingkatan mereka, dan akan memberi balasan sesuai tingkatan-tingkatan itu. 3|164|Allah telah berbuat baik kepada orang-orang Mukmin terdahulu yang hidup bersama Nabi, dengan mengutus kepada mereka seorang rasul dari bangsa mereka sendiri. Yaitu, seorang rasul yang membacakan ayat-ayat kitab suci, membersihkan mereka dari keyakinan yang salah, dan mengajari mereka ilmu al-Qur'ân dan teladan. Sebelum diutusnya rasul itu, mereka berada dalam kebodohan, kebingungan dan perasaan tidak berarti. 3|165|Apakah kalian merasa cemas dan kaget ketika kalian menderita kekalahan pada perang Uhud--padahal kalian telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada orang-orang kafir pada perang Badar? Apakah kalian mengatakan, "Dari mana kematian dan kekalahan yang menimpa kita, padahal kita semua telah memeluk Islam, dan Rasul bersama kita?" Katakan, "Yang menimpa kamu semua itu adalah akibat dari pelanggaran terhadap Rasul yang pernah kalian perbuat sendiri. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan akan membalas kalian semua sesuai apa yang pernah kalian perbuat." 3|166|Yang telah kalian derita pada saat pertemuan antara pasukan kalian, orang-orang Mukmin, dengan pasukan orang-orang kafir dalam perang Uhud, benar-benar terjadi karena ketentuan Alah dengan maksud agar tampak di hadapan manusia, keimanan orang-orang Mukmin sejati yang telah Dia ketahui. 3|167|Di samping itu, juga untuk menunjukkan kemunafikan orang-orang munafik. Yaitu orang-orang yang lari dari peperangan pada peristiwa Uhud yang, ketika diseru, "Kemarilah kalian semua untuk berperang, demi ketaatan kepada Allah atau untuk membela diri," menjawab, "Kalau kami tahu bahwa kalian akan menghadapi suatu peperangan, kami pasti pergi bersama kalian!" Ketika mengatakan itu mereka lebih dekat kepada kekufuran daripada keimanan. Mereka lalu mengatakan pula, "Tidak akan ada perang!" Padahal, di dalam hati, mereka yakin bahwa perang pasti terjadi. Allah lebih tahu tentang kemunafikan yang mereka sembunyikan, karena Dia mengetahui akibat dari rahasia-rahasia mereka. 3|168|Mereka juga adalah orang-orang yang tidak mau pergi berperang dan berkata mengenai saudara- saudara mereka yang terbunuh dalam medan pertempuran, "Jika mereka mengikuti kita dan tidak pergi berperang seperti kita, mereka pasti akan selamat seperti kita juga." Katakan, "Tolaklah kematian dari diri kalian bila kalian yakin bahwa kehati-hatian itu bisa menolak takdir." 3|169|Janganlah kamu mengira bahwa mereka yang terbunuh di jalan Allah itu benar-benar mati. Tidak! Mereka hidup dalam suatu kehidupan yang sifat dan bentuknya hanya diketahui oleh Allah sendiri. Di sisi Tuhan, mereka diberi suatu rezeki yang sifat dan bentuknya juga hanya diketahui sendiri oleh Allah. 3|170|Wajah mereka berseri-seri penuh kegembiraan karena kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Mereka senang melihat saudara-saudaranya yang ditinggalkan di dunia tetap berada pada jalan keimanan dan perjuangan. Selain itu, mereka yang mati di jalan Allah itu juga tidak mempunyai rasa takut akan sesuatu yang tidak disenangi. Mereka tidak akan bersedih karena kehilangan sesuatu yang disenangi. 3|171|Wajah para syuhadâ' (pahlawan yang gugur di medan perang demi membela agama Allah) itu berseri- seri karena karunia mati syahid, kesenangan surga dan penghormatan besar yang diberikan Allah kepada mereka. Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang Mukmin. 3|172|Mereka adalah orang-orang yang memenuhi seruan Rasul untuk memulai kembali perjuangan setelah luka dalam yang menimpa mereka pada perang Uhud. Dengan begitu, mereka telah berbuat baik dan menghindari melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu, mereka berhak mendapatkan pahala yang besar di surga, tempat yang penuh kenikmatan. 3|173|Mereka juga orang-orang yang tidak gentar lalu patah semangat ketika ditakut-takuti oleh orang lain dengan mengatakan, "Musuh kalian telah mengumpulkan tentaranya, maka takutlah kepada mereka." Sebaliknya, mereka justru bertambah yakin terhadap pertolongan Allah, dan menjawab, "Allah cukup bagi kami. Dia yang mengatur urusan-urusan kami. Dan Dialah sebaik-baik yang diserahi urusan." 3|174|Mereka kemudian pergi untuk berperang menghadapi pasukan yang besar. Akan tetapi, orang-orang musyrik itu tidak berani bertempur. Orang-orang Mukmin pulang kembali dengan membawa kemenangan berupa nikmat keselamatan yang disertai dengan semangat perang dan pahala yang diperoleh. Mereka juga mendapatkan karunia Allah berupa rasa takut yang ditimpakan ke dalam hati musuh-musuh mereka, hingga akhirnya orang-orang Mukmin tidak menderita apa-apa. Mereka, orang-orang Mukmin, hanya mengharapkan perkanan Allah semata. Dengan begitu, mereka berhak menerima karunia-Nya. Dan Allah adalah pemilik karunia yang amat besar. 3|175|Allah menjelaskan kepada orang Mukmin bahwa mereka yang berusaha menanamkan rasa takut, hingga membuat kalian benar-benar takut menghadapi musuh, tidak lain adalah pembantu-pembantu setan. Setan selalu menakut-nakuti pengikutnya dan menjadikan mereka pengecut. Kalian bukan termasuk kelompok mereka. Maka jangan kalian perhatikan propaganda mereka. Takutlah hanya kepada Allah semata jika kalian jujur dan benar dalam beriman dan melaksanakan segala konsekuensi keimanan. 3|176|Jangan bersedih, wahai Nabi, apabila engkau melihat orang yang semakin bertambah kufur dan berpindah dari kondisi buruk kepada kondisi yang lebih buruk. Mereka tidak akan merugikan Allah sama sekali, sebab Dialah yang Mahakuasa atas hamba-hamba-Nya. Bahkan Allah tidak memberikan jatah pahala kepada mereka di ahirat. Dan mereka, disamping tidak menerima pahala itu, akan mendapat siksa yang amat berat. 3|177|Orang-orang yang menukar keimanan dengan kekufuran dengan meninggalkan keimanan dan mengejar kekufuran, tidak akan merugikan Allah sama sekali. Di akhirat nanti mereka akan mendapat siksa yang amat pedih dan memilukan. 3|178|Orang-orang kafir hendaknya tidak beranggapan bahwa penundaan Kami terhadap mereka ketika Kami panjangkan usia mereka dan Kami berikan kenikmatan dunia, itu lebih baik. Pemberian usia panjang dan rezeki yang luas justru akan menjurus kepada perbuatan dosa yang terus-menerus, di samping akan menjurus kepada perolehan siksa yang menghinakan dari Allah. 3|179|Allah tidak akan membiarkan kalian, hai orang-orang Mukmin, bercampur dengan orang-orang munafik sebelum memberikan ujian berupa penugasan kewajiban, agar Dia membedakan kalian dari mereka. Juga, agar kalian dapat melihat orang munafik yang buruk dan orang Mukmin yang baik. Bukan merupakan sunnatullah, jika ada seorang makhluk-Nya yang diberitahu rahasia kegaiban-Nya. Tetapi Allah memilih Rasul yang dikehendaki-Nya untuk mengetahui itu. Kalau kalian beriman dan menyadari kehadiran Tuhan dengan selalu menaatinya, Dia tentu akan memasukkanmu ke dalam surga sebagai balasannya. Alangkah baiknya balasan itu karena merupakan balasan yang amat besar. 3|180|Orang-orang yang kikir dan tidak mau membelanjakan sebagian harta yang diberikan Allah kepadanya, hendaknya jangan mengira bahwa sikap kikir itu memang lebih baik. Tidak! Sikap kikir itu justru amat buruk akibatnya bagi mereka. Mereka akan diberi balasan yang buruk di hari kiamat kelak. Siksa itu akan selalu menyertai mereka, bagaikan kalung yang selalu menyertai leher. Semua makhluk di alam raya ini akan kembali kepada Allah. Dialah Pemilik semua makhluk itu. Dia Maha Mengetahui segala apa yang kalian kerjakan dan akan memberi balasannya. 3|181|Meskipun Allah adalah pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, sebagian orang Yahudi ada yang menganggap-Nya miskin. Buktinya, kata mereka, Dia meminta kita meminjamkan harta atau uang melalui infak. "Kitalah yang kaya. Kita bebas mengeluarkan infak atau tidak," kata mereka. Allah mendengar dan mencatat ucapan mereka itu, seperti Dia mencatat kasus pembunuhan nabi-nabi secara lalim dan melampaui batas. Pada hari kiamat, Allah akan berkata kepada mereka, "Rasakanlah siksa neraka yang membakar." 3|182|Siksa dan hukuman Allah yang mereka terima akibat perbuatan dosa yang dilakukan itu, tidak lain adalah sebuah manifestasi sifat keadilan-Nya. Sebab, Allah sama sekali tidak akan berbuat curang kepada hamba-Nya. 3|183|Merekalah yang berkata, "Allah memerintahkan kami di dalam Tawrât, agar kami tidak percaya dan tidak tunduk kepada seorang rasul, kecuali jika ia dapat membuktikan kebenarannya dengan mendatangkan sesuatu untuk dikorbankan demi perkenan Allah, lalu datang api dari langit untuk memakannya." Katakan kepada mereka, wahai Nabi, "Sejumlah rasul telah datang kepada kalian sebelumnya dengan bukti yang jelas seperti yang kalian minta. Tetapi kalian tetap mendustakan dan bahkan membunuh mereka. Mengapa kalian lakukan hal itu, jika kalian benar-benar jujur dalam berjanji dengan menunjukkan keimanan ketika apa yang kalian inginkan itu terjadi?" 3|184|Kalau mereka mendustakanmu, wahai Muhammad, kamu tidak perlu bersedih. Nabi-nabi dan rasul- rasul terdahulu pun banyak yang didustakan karena sikap keras-kepala kaumnya. Padahal, mereka juga mendatangkan bukti-bukti nyata dan kitab yang diturunkan dari langit yang membuktikan kebenaran risalah mereka. 3|185|Setiap jiwa yang hidup pasti akan merasakan mati. Apabila kamu sekalian mendapatkan kesengsaraan hidup di dunia, maka sesungguhnya kamu akan mendapatkan pahala secara penuh di hari kiamat. Barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka, maka sesungguhnya ia telah memperoleh kemenangan. Dan kehidupan dunia itu tidak lebih dari perhiasan sementara yang menipu. 3|186|Yakinlah, wahai orang-orang yang beriman, bahwa kalian akan mengalami cobaan harta (dengan perintah untuk berinfak) dan cobaan jiwa (dengan perintah berjihad, dengan penyakit dan kesengsaraan). Dan sesungguhnya kalian akan mendengar ucapan-ucapan yang menyakitkan berupa cercaan dan hujatan, yang harus kamu terima dengan sabar dan takwa. Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu adalah sebagian dari kesalehan yang dikerjakan dengan niat yang bulat. 3|187|Wahai Nabi, ingatlah saat Allah mengambil janji yang dikukuhkan dari Ahl al-Kitâb agar mereka menjelaskan makna yang terkandung di dalamnya dan tidak menyembunyikan satu ayat pun kepada orang lain. Lalu mereka mencampakkan kitab itu untuk ditukar dengan kesenangan duniawi yang mereka cari. Padahal dunia, bagaimanapun menyenangkannya, tidak lebih dari sekadar perhiasan mata uang yang tak berharga dibandingkan hidayah dan petunjuk. Maka alangkah buruknya perbuatan mereka itu. 3|188|Janganlah kamu menduga bahwa mereka yang selalu merasa senang dengan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka kerjakan dan merasa senang dengan sanjungan atas apa yang tidak mereka lakukan, akan selamat dari siksa. Karena, dengan perbuatan itu mereka telah menutup pintu hati mereka bagi keimanan dan kebenaran seperti orang-orang Yahudi. Bagi merekalah siksa yang pedih di hari kiamat. 3|189|Hanya Allah semata pemilik urusan bumi dan langit. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia akan menghukum orang-orang yang berdosa atas dosa-dosa mereka, dan akan memberi pahala orang-orang yang berbuat baik atas perbuatan baik mereka. 3|190|Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi oleh Allah dengan kesempurnaan dan ketepatan, perbedaan antara siang dan malam, cahaya dan kegelapan, rentang panjang dan pendeknya waktu, merupakan tanda- tanda yang jelas bagi mereka yang memiliki akal yang mengetahui keesaan dan kekuasaan Tuhan(1). (1) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, perbedaan rentang waktu siang dan malam adalah sebagai tanda-tanda kekuasaan Tuhan bagi para Ulû al-Albâb (orang-orang yang berpengetahuan mendalam). Teks ayat tersebut memberi isyarat pada fakta-fakta kosmis yang menunjuk pada keagungan Pencipta. Marilah kita coba mengamati langit. Warna langit bisa tertangkap oleh penglihatan kita berkat radiasi sinar matahari yang mengenai lapisan udara yang menyelubungi bumi. Pada saat radiasi sinar matahari itu jatuh pada atom unsur-unsur kimia yang membentuk molekul udara, dan udara itu sendiri yang menyimpan partikel debu-debu halus dengan gerak balik (refleksi), atom-atom itu memancarkan bias ke berbagai penjuru angkasa. Sebenarnya cahaya warna putih itu merupakan gabungan dari berbagai jenis warna. Di sini atom-atom itu saling menyerap warna-warna itu ke dalam dirinya. Dari beberapa eksperimen didapat kesimpulan bahwa warna yang paling kuat biasnya adalah warna biru. Hal itu akan semakin menjadi jelas pada saat matahari berada pada puncak ketinggiannya. Kemudian, warna kebiruan itu menjadi berkurang hingga ketika matahari berada di ufuk barat atau timur, bias cahaya matahari itu menembus lapisan udara dari jarak yang relatif amat jauh, sehingga pada posisi seperti ini bias warna merah terlihat lebih dominan dari warna yang lain. Ringkasnya, cahaya di waktu siang membutuhkan radiasi matahari dan partikel-partikel debu halus dalam porsi yang cukup. Hal itu dibuktikan oleh peristiwa cukup unik yang terjadi pada tahun 1944. Pada waktu tengah hari, secara tiba-tiba langit menjadi gelap dan siang itu hampir-hampir berubah menjadi malam karena pekatnya. Peristiwa itu terjadi beberapa saat, kemudian langit berubah memerah, berangsur-angsur menjadi oranye, menguning dan akhirnya kembali normal kurang lebih satu jam berikutnya. Belakangan diketahui bahwa fenomena alam yang cukup unik itu dilahirkan oleh bias cahaya langit yang berlapis-lapis, membentuk warna abu-abu dan terbawa oleh angin menuju kawasan cukup jauh di bagian tengah Afrika, menuju ke utara melewati bagian barat Asia dan dapat diamati dengan jelas di beberapa kawasan di Syria. Peristiwa itu bisa ditafsirkan bahwa partikel-partikel halus debu yang beterbangan di angkasa telah menghalangi radiasi matahari, dan ketika semakin menipis warnanya berubah merah, kuning dan seterusnya. Jika pada saat itu orang bisa naik ke angkasa, maka ia akan merasa melewati lapisan udara bumi yang berlapis-lapis, yang masing-masing memiliki corak dan keistimewaan tersendiri. Berangsur-angsur ia akan menyaksikan warna langit menjadi biru pekat, hingga apabila sampai pada lapisan bumi paling luar yang sama sekali tidak mengandung partikel-partikel debu yang ada pada lapisan udara dalam, langit akan tampak gelap bagai malam hari, meskipun matahari berada di ufuk. Kesimpulannya adalah bahwa di sana ada lapisan langit lain dalam bentuk kubah (celestial sphere) yang warna dan corak masing-masing berbeda dan memanjang sampai ke inti angkasa. Ini salah satu bukti kekuasaan Allah Swt. Cahaya di siang hari membutuhkan jatuhnya radiasi matahari menjadi atom-atom yang terdapat dalam atmosfer bumi, yang membawa gumpalan-gumpalan debu halus dalam porsi yang berbeda. Cahaya siang hari itu begitu kuatnya sehingga menghalangi cahaya redup yang memancar dari bintang atau cahaya dari pergesekan meteor dan bintang berekor dengan lapisan udara luar. Proses terjadinya siang dan malam berawal dari perputaran bumi pada porosnya, sementara perputaran bumi mengelilingi matahari mengakibatkan adanya pertautan waktu antara siang dan malam. Dan kecondongan bumi dari garis edarnya (orbit) berpengaruh pada rentang waktu malam dan siang yang panjang dan pendeknya tergantung pada musim dan letak geografis masing- masing kawasan. Dan dari sebagian hikmah Tuhan Yang Mahakuasa bahwa pertautan siang-malam dan perkisaran keduanya dalam waktu relatif pendek membuat cuaca menjadi seimbang sehingga melahirkan iklim yang cocok bagi adanya kehidupan di bumi. 3|191|Telah menjadi ciri Ulû al-Albâb bahwa mereka selalu merenungkan keagungan dan kebesaran Allah dalam hati di mana pun mereka berada, dalam keadaan duduk, berdiri dan berbaring. Mereka selalu merenungkan penciptaan langit dan bumi, dan keunikan yang terkandung di dalamnya sambil berkata, "Tuhanku, tidak Engkau ciptakan jagat ini tanpa ada hikmah yang telah Engkau tentukan di balik itu. Engkau tersucikan dari sifat-sifat serba kurang, bahkan ciptaan-Mu itu sendiri adalah bukti kekuasaan dan hikmah-Mu. Hindarkanlah kami dari siksa neraka, dan berilah kami taufik untuk menaati segala perintah-Mu. 3|192|Wahai Zat yang menciptakan, mengendalikan segala urusan dan memelihara kami. Sesungguhnya orang yang berhak atas api neraka dan telah Engkau masukkan ke dalamnya, sungguh ia telah Engkau hinakan. 3|193|Wahai Zat yang menciptakan, mengendalikan segala urusan dan memelihara kami. Kami mendengar Rasul-Mu mengajak beriman kepada-Mu. Kami menaatinya dan kami menyatakan beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa besar kami. Hapuskanlah dosa-dosa kecil kami. Dan jadikanlah kami, setelah mati, hidup bersama hamba-hamba pilihan-Mu. 3|194|Wahai Zat yang menciptakan, mengendalikan segala urusan dan yang memelihara kami. Berikanlah kepada kami janji yang telah Engkau sampaikan kepada rasul-rasul-Mu. Yaitu pertolongan dan dukungan di dunia. Janganlah Engkau masukkan kami ke dalam api neraka, sehingga kami menjadi terhina di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah melanggar janji. 3|195|Tuhan memenuhi permintaan mereka dengan menjelaskan bahwa Dia tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan. Sebab laki-laki berasal dari perempuan dan sebaliknya. Orang-orang yang berhijrah karena mencari perkenan Allah, diusir dari kampung halamannya, disakiti saat berperang di jalan Allah, yang berperang dan terbunuh, Allah telah menetapkan untuk menghapus dosa-dosa kecil mereka. Dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang dialiri sungai- sungai, sebagai balasan yang mulia dan tinggi dari Allah. Hanya Allahlah yang memiliki balasan yang baik dan bagus. 3|196|Wahai Nabi, janganlah engkau terpengaruh oleh apa yang kau lihat pada orang-orang kafir! Mereka bergelimang dalam kemewahan dan bergerak bebas dalam dagang dan usaha. 3|197|Semua itu adalah kesenangan sekejap yang akan hilang. Setiap yang hilang itu sedikit. Tempat kembali mereka adalah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat kembali. 3|198|Begitulah balasan bagi orang-orang kafir. Adapun orang-orang yang beriman dan takut kepada Tuhan, bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir bermacam-macam sungai. Mereka kekal di dalalamnya, singgah dalam kemuliaan Allah. Apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti, daripada kesnangan sekejap yang dirasakan orang-orang kafir. 3|199|Sebagian Ahl al-Kitâb beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Muhammad dan rasul- rasul sebelumnya. Kamu lihat mereka tunduk kepada Allah, tidak menggantikan bukti-bukti nyata dengan kesenangan dunia, meskipun melimpah. Sebab pada hakikatnya semua itu sedikit. Bagi mereka balasan yang setimpal dari Allah di akhirat kelak. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Dia tidak pernah lemah karena menghitung dan membalas perbuatan mereka. Dan Dia Mahakuasa untuk itu. Balasan dari-Nya pasti akan mereka terima. 3|200|Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah! Kalahkan musuh kalian dengan kesabaran! Bersiap- siaplah di tempat-tempat yang rawan diserang musuh! Dan takutlah pada Tuhan kalian! Harapan keberuntungan ada pada itu semua. 4|1|[[4 ~ AN-NISA' (WANITA) Pendahuluan: Madaniyyah, 176 ayat ~]] Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan yang telah menciptakan kalian dari satu nafs (jiwa). Dari satu nafs itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari sepasang nafs tersebut Dia kemudian memperkembangbiakkan banyak laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya dari nafs yang satu itulah kalian berasal. Takutlah kepada Allah, tempat kalian memohon segala yang kalian butuhkan dan yang nama-Nya kalian sebut dalam setiap urusan. Peliharalah tali silaturahmi dan janganlah kamu putuskan hubungan silaturahmi itu, baik yang dekat maupun yang jauh. Sesungguhnya Allah selalu mengawasi diri kalian. Tidak ada satu pun urusan kalian yang tersembunyi dari-Nya. Allah akan membalas itu semua. 4|2|Berikanlah kepada anak yatim harta yang berhak mereka miliki. Peliharalah harta itu demi kemaslahatan mereka. Berikan kepada mereka yang baik dan jangan kalian berikan yang buruk. Jangan pula kalian mengambil harta mereka lalu memasukkannya ke dalam bagian dari harta kalian. Sungguh, hal itu merupakan dosa besar. 4|3|Jika kalian merasa takut berbuat lalim kepada anak-anak yatim, karena merupakan dosa besar, maka takutlah juga akan penderitaan yang dialami oleh istri-istri kalian jika kalian tidak berlaku adil kepada mereka dan jika kalian kawin dengan lebih dari empat istri. Kawinilah, di antara mereka itu, dua, tiga atau empat, jika kalian yakin akan mampu berlaku adil. Jika kalian merasa takut tidak bisa berlaku adil, maka cukup seorang saja. Atau, kawinilah budak-budak perempuan kalian. Hal itu lebih dekat untuk menghindari terjadinya kezaliman dan aniaya,(1) juga lebih dekat untuk tidak memperbanyak anak, yang membuat kalian tidak mampu memberikan nafkah. (1) Prinsip poligami telah disyariatkan sebelumnya oleh agama-agama samawi selain Islam. Syariat Tawrât menetapkan seorang laki- laki boleh menikah dengan siapa saja yang dikehendakinya. Disebutkan bahwa para nabi menikah dengan puluhan wanita. Tawrât adalah kitab perjanjian lama yang menjadi rujukan orang Nasrani manakala mereka tidak menemukan ketentuan hukum dalam Injîl atau risalah-risalah rasul yang bertentangan dengannya. Akan tetapi belum pernah didapatkan ketentuan yang dengan jelas bertentangan dengan Injîl. Pada abad pertengahan, gereja membolehkan praktek poligami. Sebagaimana diketahui dalam sejarah Eropa, para raja banyak melakukan praktek poligami. Dalam hal ini, Islam berbeda dengan syariat agama samawi lainnya. Dalam agama Islam, poligami ada batasannya. Islamlah agama samawi pertama yang membatasi poligami. Ada tiga syarat mengapa Islam membolehkan poligami. Pertama, jumlah istri tidak boleh lebih dari empat. Kedua, suami tidak boleh berlaku zalim terhadap salah satu dari mereka (harus berbuat adil). Ketiga, suami harus mampu memberikan nafkah kepada semua istrinya. Para ahli fikih menetapkan ijmâ' (konsensus) bahwa barangsiapa merasa yakin dirinya tidak akan dapat bersikap adil terhadap wanita yang akan dinikahinya, maka pernikahan itu haram hukumnya. Namun, larangan itu hanya terbatas pada tataran etika keagamaan yang tidak masuk dalam larangan di bawah hukum peradilan. Alasannya, pertama, bersikap adil terhadap semua istri merupakan persoalan individu yang hanya diketahui oleh yang bersangkutan. Kedua, kemampuan memberi nafkah merupakan perkara nisbi yang tidak bisa dibatasi oleh satu ukuran tertentu. Ukurannya sesuai dengan pribadi masing-masing. Ketiga, sikap zalim atau tidak mampu memberi nafkah berkaitan dengan hal-hal yang akan terjadi kemudian. Kesahihan sebuah akad tidak bisa didasarkan pada prediksi, tetapi harus didasarkan pada hal-hal yang nyata. Kadang-kadang seorang yang zalim bisa menjadi adil, dan seorang yang kekurangan harta pada suatu saat akan mampu memberi nafkah. Sebab, harta kekayaan tidak bersifat langgeng. Meskipun demikian, Islam menentukan bila seorang suami berlaku zalim terhadap istrinya atau tidak mampu memberikan nafkah kepadanya, maka istri berhak menuntut cerai. Namun demikian, juga tidak ada larangan bagi suami untuk tetap meneruskan ikatan pernikahannya bila hal itu merupakan pilihan dan kehendaknya. Dengan membolehkan poligami yang dipersempit dengan syarat-syarat di atas, Islam telah menanggulangi berbagai masalah sosial, di antaranya: Pertama, ada kemungkinan jumlah laki-laki berada di bawah jumlah wanita, terutama pada masa-masa setelah terjadi perang. Di beberapa negara Eropa, misalnya, setelah terjadi perang, perbandingan antara laki-laki dan wanita layak nikah mencapai 1:7. Maka merupakan kehormatan bagi seorang wanita untuk menjadi istri, meskipun harus dimadu, daripada harus berpindah-pindah dari satu lelaki ke lelaki lain. Kedua, kadang-kadang terdapat laki-laki dan perempuan yang tidak bisa untuk tidak melakukan hubungan seksual, baik secara sah atau tidak. Maka, demi kemaslahatan umum, akan lebih baik kalau hubungan itu dilegitimasi oleh agama. Bagi wanita, lebih baik menjadi istri daripada berpindah tangan dari yang satu kepada yang lainnya. Meskipun dibolehkannya poligami ini memiliki dampak negatif, tetapi dampak itu jauh lebih kecil daripada jika poligami dilarang, sebab terbukti dapat mencegah terjadinya masalah sosial yang lebih besar dari sekadar berpoligami. Ketiga, tidak mungkin seorang wanita kawin dengan laki-laki beristri kecuali dalam keadaan terpaksa. Kalaupun istri pertama akan menderita lantaran suaminya kawin lagi dengan wanita lain, maka wanita lain itu juga akan mengalami penderitaan lebih besar jika tidak dikawini. Sebab ia bisa menjadi kehilangan harkatnya sebagai wanita atau menjadi wanita tuna susila. Sesuai dengan kaidah yurisprudensi Islam, Ushûl al-Fiqh, risiko yang besar dapat dihindari dengan menempuh risiko yang lebih kecil. Keempat, kadangkala seorang istri menderita penyakit yang membuatnya tidak bisa melakukan hubungan seksual atau mengalami kemandulan. Maka perkawinan dengan wanita lain akan membawa dampak positif bagi yang bersangkutan, di samping dampak sosial. Karena itulah Islam membuka pintu poligami dengan sedikit pembatasan, tidak menutupnya rapat-rapat. Islam adalah syariat Allah yang mengetahui segala sesuatu. Dia Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. 4|4|Berikanlah maskawin kepada wanita yang kalian nikahi dengan penuh kerelaan. Tidak ada hak bagi kalian terhadap maskawin itu. Tetapi jika mereka dengan senang hati menyerahkan sebagian hak maskawin itu, ambillah dan manfaatkanlah pemberian itu dengan baik dan terpuji. 4|5|Janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, yang tidak bisa mengatur harta benda, harta yang menjadi hak milik mereka. Karena harta mereka dan harta anak yatim itu seolah- olah harta kalian juga yang harus dijaga agar tidak hilang. Allah telah menjadikannya sebagai sumber penghidupan. Dari keuntungannya, berilah kepada mereka sekadar bagian yang mereka butuhkan untuk makan. Berikan pula mereka pakaian. Pergaulilah mereka dengan baik dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik, tanpa menyakiti dan merendahkannya. 4|6|Ujilah kemampuan berpikir anak-anak yatim tersebut, selidikilah keadaannya dan kemampuannya menggunakan harta sebelum menginjak dewasa. Jika mereka telah memenuhi kelayakan untuk menikah, dan menurut pendapat kalian mereka telah pandai memelihara harta, maka serahkanlah harta-harta mereka. Janganlah kalian memakan harta anak-anak yatim dengan melampaui batas dan juga janganlah tergesa-gesa memanfaatkannya selagi mereka belum dewasa. Barangsiapa, di antara pemelihara harta itu, yang mampu, maka hendaknya ia menahan diri untuk tidak memakannya. Barangsiapa yang fakir, maka ia cukup memakan harta itu menurut yang sepatutnya. Dan, bila kalian telah benar-benar menyerahkan harta itu kepada mereka, hendaknya kalian menyediakan saksi. Cukuplah Allah sebagai pembalas dan pengawas atas persaksian itu. 4|7|Laki-laki mendapatkan hak bagian dari harta peninggalan orangtua dan kerabat karibnya sebagai warisan. Demikian pula bagi wanita, ada hak bagian dari harta peninggalan itu, tanpa dihilangkan atau dikurangi. Bagian-bagian tersebut telah ditentukan demikian, baik harta itu sedikit maupun banyak. 4|8|Apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim atau orang-orang miskin yang tidak memiliki hak atas bagian itu, maka berikanlah kepada mereka secukupnya dari bagian itu sebagai penghargaan atas mereka agar terhindar dari rasa dengki di hati mereka. Dan, sebaiknya, pemberian itu disertai dengan ucapan yang baik. 4|9|Manusia sekali-kali tidak boleh berlaku zalim terhadap anak-anak yatim. Hendaklah mereka merasa takut terhadap keturunannya yang lemah akan menerima perlakuan zalim sebagaimana yang dirasakan oleh anak-anak yatim. Bertakwalah kepada Allah dalam menghadapi anak-anak yatim. Berbicaralah dengan ucapan yang mengarah kepada kebenaran tanpa berlaku zalim kepada siapa pun. 4|10|Orang-orang yang berlaku zalim terhadap anak-anak yatim dengan memakan hartanya secara tidak benar, sebenarnya mereka memakan sesuatu yang menggiringnya ke api neraka. Mereka akan menerima siksa pada hari kiamat berupa api neraka yang sangat menyakitkan. 4|11|Allah memerintahkan kalian, dalam urusan warisan anak-anak dan kedua orangtua kalian bila kalian meninggal dunia, untuk melakukan sesuatu yang bisa mewujudkan keadilan dan perbaikan. Apabila anak yang ditinggalkan terdiri atas laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang anak laki-laki dua kali bagian anak perempuan. Apabila semua anaknya perempuan, dan lebih dari dua orang, maka mereka mendapat dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Secara tersirat, ayat ini bisa dipahami bahwa bila jumlah anak perempuan itu hanya dua orang, bagian mereka sama dengan bila mereka berjumlah lebih dari dua orang. Jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta yang ditinggalkan. Apabila si mayit meninggalkan bapak dan ibu, maka bagian masing-masing seperenam, jika ia mempunyai anak, laki- laki atau perempuan. Tetapi bila ia tidak mempunyai anak, dan yang mewarisi hanya ibu dan bapak saja, maka bagian ibu adalah sepertiga dan sisanya menjadi bagian bapak. Jika mayit itu mempunyai saudara, maka ibunya menerima seperenam, dan sisanya menjadi bagian bapak, tanpa ada bagian untuk saudara- saudaranya. Bagian-bagian ini diberikan kepada yang berhak setelah dibayar utang-utangnya dan telah dilaksanakan apa yang diwasiatkan, selama dalam batasan syariat. Inilah hukum Allah yang adil dan mengandung kebijaksanaan. Kalian tidak mengetahui siapa di antara bapak dan anak kalian yang lebih banyak manfaatnya bagi kalian. Sesungguhnya kebaikan ada pada perintah Allah. Allah Maha Mengetahui maslahat kalian dan Mahabijaksana pada apa-apa yang diwajibkan kepada kalian. 4|12|Suami mendapatkan separuh dari harta yang ditinggalkan oleh istri, jika si istri tidak mempunyai anak darinya atau dari suami yang lain. Jika sang istri mempunyai anak, maka suami mendapatkan seperempat dari harta yang ditinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau sesudah utangnya dibayar. Istri--satu atau lebih--memperoleh seperempat harta yang ditinggalkan suami, jika suami tidak mempunyai anak dari istri yang ditinggalkan atau dari istri yang lain. Jika si suami mempunyai anak dari istri itu atau dari istri yang lain, maka si istri menerima seperdelapan dari harta yang ditinggalkan sesudah dipenuhi wasiat atau sesudah dibayar utang-utangnya. Bagian cucu sama dengan bagian anak seperti di atas. Jika si pewaris itu, baik laki-laki maupun perempuan, tidak meninggalkan ayah dan anak tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki atau perempuan seibu, maka masing-masing mendapat seperenam dari harta yang ditinggalkan. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama menerima sepertiga dari harta yang ditinggalkan, sesudah utang-utangnya dibayar atau setelah dilaksanakan wasiat yang tidak mendatangkan mudarat bagi ahli waris, yaitu yang tidak melampaui sepertiga dari harta yang ditinggalkan setelah melunasi utang. Laksanakanlah, wahai orang-orang yang beriman, apa-apa yang diwasiatkan Allah kepada kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat adil dan zalim di antara kalian dan Maha Panyabar, tidak menyegerakan hukuman bagi yang melanggar. 4|13|Hukum-hukum yang telah disebutkan tentang warisan itu merupakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah kepada hamba-Nya agar dikerjakan dan tidak dilanggar. Barangsiapa taat kepada hukum- hukum Allah dan Rasul-Nya, maka ganjarannya adalah surga yang dialiri sungai-sungai. Mereka akan kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar(1). (1) Sistem pembagian warisan yang telah dijelaskan al-Qur'ân merupakan aturan yang paling adil dalam semua perundang-undangan di dunia. Hal itu diakui oleh seluruh pakar hukum di Eropa. Ini merupakan bukti bahwa al-Qur'ân adalah benar-benar datang dari Allah, sebab saat itu belum ada sistem hukum yang mengatur hal-hal seperti itu, termasuk dalam sistem hukum Romawi, Persia atau sistem hukum yang ada sebelumnya. Secara garis besar, keadilan sistem tersebut terangkum dalam hal-hal berikut. Pertama, hukum waris ditetapkan oleh syariat, bukan oleh pemilik harta, tanpa mengabaikan keinginannya. Pemilik harta berhak menetapkan wasiat yang baik sepertiga dari harta peninggalan sebagai pengganti dari ketentuan-ketentuan agama yang belum dilaksanakan seperti mengeluarkan zakat, atau pemberian kepada mereka yang membutuhkan selain yang berhak menerima bagian. Wasiat tidak boleh dilaksanakan bila bermotifkan maksiat atau mendorong berlanjutnya maksiat. Syariat menentukan sepertiga dari harta yang ditinggalkan, bila ada wasiat. Bila tidak, seluruh harta dibagikan kepada yang berhak menerima. Bisa juga di bawah sepertiga, dan selebihnya dibagikan sesuai dengan ketentuan syariat. Kedua, harta waris dua pertiga yang diatur oleh Allah, diberikan kepada kerabat yang terdekat, tanpa membedakan antara kecil dan besar. Anak-anak mendapatkan bagian lebih banyak dari yang lainnya karena mereka merupakan pelanjut orang yang meninggal yang pada umumnya masih lemah. Meskipun demikian, selain mereka, masih ada lagi yang berhak menerima warisan seperti ibu, nenek, bapak, kakek, walaupun dengan jumlah yang lebih sedikit. Ketiga, dalam pembagian warisan juga diperhatikan sisi kebutuhan. Atas dasar pertimbangan itu, bagian anak menjadi lebih besar. Sebab, kebutuhan mereka itu lebih besar dan mereka masih akan menghadapi masa hidup lebih panjang. Pertimbangan kebutuhan itu pulalah yang menyebabkan bagian wanita separuh dari bagian laki-laki. Sebab, kebutuhan laki-laki terhadap harta lebih besar, seperti tuntutan memberi nafkah kepada anak dan istri. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia di mana wanita mempunyai tanggung jawab mengatur rumah dan mengasuh anak. Sedangkan laki-laki bekerja mencari nafkah di luar rumah dan menyediakan anggaran kebutuhan rumah tangga. Maka, dengan demikian, keadilan diukur sesuai dengan kebutuhan. Merupakan sikap yang tidak adil apabila keduanya diperlakukan secara sama, sementara tuntutan kebutuhan masing-masing berbeda. Keempat, dasar ketentuan syariat Islam dalam pembagian harta waris adalah distribusi, bukan monopoli. Maka, harta warisan tidak hanya dibagikan kepada anak sulung saja, atau laki-laki saja, atau anak-anak mayit saja. Kerabat yang lain seperti orang tua, saudara, paman, juga berhak. Bahkan hak waris juga bisa merata dalam satu kabilah, meskipun dalam prakteknya diutamakan dari yang terdekat. Jarang sekali terjadi warisan dimonopoli oleh satu orang saja. Kelima, wanita tidak dilarang menerima warisan seperti pada bangsa Arab dahulu. Wanita juga berhak menerima. Dengan begitu berarti Islam menghormati wanita dan memberikan hak-haknya secara penuh. Lebih dari itu Islam juga memberikan bagian warisan kepada kerabat pihak wanita seperti saudara laki-laki dan perempuan dari ibu. Ini juga berarti sebuah penghargaan terhadap kaum wanita yang belum pernah terjadi sebelum Islam. 4|14|Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, maka neraka merupakan ganjaran baginya dan ia kekal di dalamnya. Tubuhnya akan disiksa dengan api. Bagitu pula jiwanya akan menderita karena siksa yang pedih. 4|15|Bagi wanita yang melakukan zina, bila dipersaksikan oleh empat orang saksi yang adil, harus dikurung dalam rumah untuk menjaga dan menghindari kerusakan dan kejahatan, sampai datang ajalnya atau sampai Allah membuka jalan kehidupan yang lurus dengan cara perkawinan atau tobat. 4|16|Laki-laki dan wanita yang melakukan zina tanpa ada ikatan pernikahan, keduanya dikenai hukuman yang sudah ditentukan. Hal itu apabila disaksikan oleh empat orang saksi yang adil. Jika, setelah dikenai hukuman, mereka bertobat, maka janganlah kalian sebut-sebut perbuatan mereka dan jangan pula kalian hina. Sesungguhnya Allah, dengan kasih sayang-Nya, akan menerima pertobatan orang-orang yang bertobat. 4|17|Sesungguhnya pertobatan akan dijamin oleh Allah bagi mereka yang melakukan kejahatan dalam keadaan tidak tahu lantaran bodoh atau tidak sadar, lalu segera bertobat sebelum datang ajalnya. Pertobatan mereka akan diterima oleh Allah Swt. Allah Maha Mengetahui kesungguhan tobat lagi Mahabijaksana, tidak pernah salah dalam menentukan. 4|18|Pertobatan tidak akan diterima dari orang-orang yang berbuat dosa kemudian tidak segera menyesali perbuatannya, hingga, ketika ajalnya tiba, mereka berkata, "Sekarang aku menyatakan penyesalan dan pertobatan." Begitu juga pertobatan mereka yang mati dalam keadaan kafir. Allah telah menyediakan untuk kedua golongan ini siksaan yang pedih di hari pembalasan. 4|19|Wahai orang-orang yang beriman, kalian tidak diperkenankan memperlakukan wanita seperti barang pusaka yang kalian warisi sebagai istri tanpa mahar, sedang mereka dalam keadaan terpaksa. Jangan merugikan mereka dengan menekan agar tidak mengambil mahar. Jangan memaksa mereka mengembalikan harta yang telah kalian berikan kecuali bila mereka jelas-jelas berbuat dosa seperti berselingkuh atau berperilaku buruk. Kalian boleh menekan atau mengambil sebagian apa yang telah diberikan kepada mereka ketika bercerai. Hendaknya kalian, hai orang-orang yang beriman, mempergauli istri dengan ucapan dan tindakan yang baik. Apabila kalian tidak menyukai mereka karena cacat fisik, cacat moral atau lainnya, maka bersabarlah dan jangan tergesa-gesa menceraikan mereka. Sebab, bisa jadi dalam sesuatu yang tidak kalian senangi, Allah memberikan kebaikan yang banyak. Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu. 4|20|Jika kalian ingin mengganti istri dengan wanita lain, sementara kalian telah memberikan banyak harta kepada salah satunya, maka kalian tidak diperkenankan mengambil sedikit pun dari harta itu. Apakah kalian akan mengambilnya secara tidak benar dan dalam bentuk dosa yang nyata? 4|21|Bagaimana kalian sampai hati mengambil kembali mahar yang telah kalian berikan, padahal kalian telah saling bergaul sebagai suami istri, dan istri-istri kalian telah berjanji dengan teguh dan secara sah untuk menjadi pasangan suami yang baik. 4|22|Janganlah mengawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayah kalian. Hal itu merupakan perbuatan keji dan buruk yang dimurkai Allah dan manusia. Itulah jalan dan tujuan yang paling jelek. Walaupun demikian, Allah tetap akan memaafkan apa yang telah lampau di zaman jahiliah(1). (1) Bangsa Arab jahiliah mempunyai tradisi yang menempatkan wanita pada posisi yang rendah. Apabila seorang bapak meninggal dunia dan meninggalkan anak laki-laki dan istri lain selain ibunya, maka anak laki-laki harus mengawini janda ayahnya itu tanpa akad nikah baru. Seorang istri yang sudah digauli suami kemudian dijatuhi talak, berkewajiban mengembalikan maskawin yang pernah diterimanya. Lebih dari itu, di antara orang-orang Arab jahiliah ada yang melarang dengan semena-mena istri yang ditinggalkan bapaknya untuk kawin kecuali dengan dirinya. Setelah Islam datang, semua perilaku tersebut dihilangkan. Al-Qur'ân menyebut perbuatan-perbuatan tersebut dengan kata "maqt" yang sering diartikan sebagai 'kemurkaan', karena semua itu merupakan hal yang sangat jelek yang dimurkai Allah dan orang-orang yang berakal sehat. Di situlah letak keadilan Allah. 4|23|Kalian diharamkan mengawini ibu, anak perempuan, saudara perempuan, saudara perempuan bapak, saudara perempuan ibu, anak perempuan dari saudara perempuan, ibu susu, saudara perempuan sepersusuan dan ibu istri (mertua). (1) Selain itu, kalian juga diharamkan mengawini anak tiri perempuan dari istri yang sudah kalian gauli, dan istri anak kandung (menantu) serta menghimpun dalam perkawinan dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terlanjur terjadi sejak zaman jahiliah. Untuk yang satu ini, Allah mengampuninya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun atas segala yang telah lampau sebelum aturan ini datang dan sangat menyayangi kalian setiap kali Dia menetapkan ketentuan hukum. (1) Syariat Islam memiliki kelebihan dibandingkan dengan syariat lainnya ketika melarang perkawinan karena hubungan persusuan. Seorang anak yang disusui mengambil makanan dari tubuh ibu yang menyusuinya, seperti memakan makanan dari tubuh ibu ketika masih berada di dalam kandungan. Keduanya sama, merupakan bagian dari darah daging. Wanita yang menyusui haram dikawini karena posisinya sama dengan ibu. Di sini terdapat motifasi untuk menyusui anak, karena susu ibu merupakan makanan alami bagi bayi. Sebelum ilmu genetika ditemukan, ayat ini sejak dini telah mengungkapkan larangan menikah antarkerabat karib. Belakangan ini ditemukan secara ilmiah bahwa pernikahan seperti itu menyebabkan keturunan mudah terjangkit penyakit, cacat fisik, serta tingkat kesuburan yang rendah bahkan mendekati kemungkinan mandul. Namun, sebaliknya, perkawinan dengan orang yang tidak mempunyai hubungan kerabat tidak akan menghasilkan seperti itu. Keturunannya akan memiliki keunggulan dalam hal kepribadian, kelebihan secara fisik, daya tahan tubuh yang kuat, pertumbuhan yang cepat dan rendahnya angka kematian. 4|24|Kalian juga diharamkan menikah dengan wanita yang bersuami, baik wanita merdeka maupun budak, kecuali wanita-wanita tawanan dari hasil perang antara kalian dan orang-orang kafir. Ikatan tali pernikahan mereka sebelumnya dengan sendirinya telah batal dan halal hukumnya untuk kalian kawini bila terbukti mereka tidak sedang hamil. Tepatilah apa yang telah ditentukan oleh Allah untuk kalian yang berupa pelarangan hal-hal itu. Selain wanita-wanita yang diharamkan tadi, carilah wanita dengan harta kalian untuk dijadikan istri, bukan untuk maksud zina atau menjadikannya wanita simpanan. Semua wanita yang telah kalian gauli setelah pernikahan secara sah dengan yang halal dikawini, berilah mereka mahar yang telah kalian tentukan, sebagai kewajiban yang harus dibayar pada waktunya. Kalian semua tidak berdosa, selama telah ada kesepakatan secara suka rela antara suami dan istri, jika istri hendak melepas hak maharnya, atau jika suami hendak menambah jumlah maharnya. Sesungguhnya Allah selalu memantau urusan hamba-Nya, mengatur segala sesuatu yang membawa maslahat bagi mereka dengan bijaksana. 4|25|Barangsiapa di antara kalian tidak mampu menikahi wanita merdeka yang beriman, maka ia boleh mengawini budak wanita beriman. Allah paling mengetahui hakikat keimanan dan keikhlasan kalian. Dan janganlah kalian segan untuk mengawini mereka karena, dalam pandangan agama, kalian dan mereka tidak berbeda. Kawinilah mereka dengan izin tuannya. Berilah mahar yang telah kalian tentukan sesuai dengan perjanjian yang kalian sepakati untuk bergaul dengan baik. Pilihlah wanita-wanita yang menjaga kehormatannya, bukan pezina dan bukan pula gundik. Jika setelah dinikahi mereka melakukan zina, maka hukuman mereka separuh hukuman wanita merdeka. Menikahi budak wanita dalam kondisi tidak mampu, diperbolehkan bagi orang yang khawatir akan mengalami kesulitan yang mengarah kepada perbuatan zina. Kesabaran kalian dalam menikahi budak wanita yang selalu menjaga kehormatan adalah lebih baik. Ampunan Allah amat luas dan kasih sayang-Nya amat besar. 4|26|Allah ingin menjelaskan kepada kalian jalan yang paling benar. Sedang orang-orang kafir, yang selalu berbuat maksiat dan mengikuti hawa nafsu, sebelum kalian, dan mengembalikan kalian untuk taat kepada- Nya. Allah Maha mengetahui segala urusan kalian dan Mahabijaksana dalam menetapkan hukum-hukum yang sesuai dengan keadaan kalian. (1) (1) Dalam tafsir edisi bahasa Arab pada ayat ini terdapat kesalahan cetak yang dapat mengaburkan pemahaman. Menurut hemat kami, kalimat "Sedang orang-orang kafir, yang selalu berbuat maksiat dan mengikuti hawa nafsu, sebelum kalian" semestinya tidak ada. Kalimat itu merupakan terjemahan ayat selanjutnya. Penafsiran yang mungkin lebih bisa dipahami adalah sebagai berikut: Allah ingin menjelaskan kepada kalian jalan yang paling benar, menunjukkan kalian ketentuan-ketentuan yang telah diberlakukan kepada orang-orang sebelum kalian, dan mengembalikan kalian untuk taat kepada-Nya. Allah Maha Mengetahui segala urusan kalian dan Mahabijaksana dalam menetapkan hukum-hukum yang sesuai dengan keadaan kalian. Wa Allâh a'lam bi al-shawâb. 4|27|Allah menghendaki kalian untuk bertobat dan kembali menaati-Nya. Orang-orang kafir, yang selalu berbuat maksiat dan mengikuti hawa nafsu, menghendaki kalian agar menjauh dari jalan yang benar sejauh-jauhnya. 4|28|Allah hendak memberikan keringanan melalui syariat dan ketentuan-ketentuan yang mudah dan ringan. Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan lemah dalam menghadapi segala macam kecenderungan batin. Maka, sangatlah sesuai jika beban-beban yang diberikan kepadanya mengandung unsur kemudahan dan keluasan. Itulah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya sebagai karunia dan kemudahan. 4|29|Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil harta orang lain dengan cara tidak benar. Kalian diperbolehkan melakukan perniagaan yang berlaku secara suka sama suka. Jangan menjerumuskan diri kalian dengan melanggar perintah-perintah Tuhan. Jangan pula kalian membunuh orang lain, sebab kalian semua berasal dari satu nafs. Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian. 4|30|Barangsiapa melakukan perbuatan yang diharamkan oleh Allah dengan memusuhi dan melanggar hak- Nya, maka ia akan Kami masukkan ke dalam api neraka yang membakar. Hal itu adalah mudah bagi Allah. 4|31|Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang oleh Allah, maka Kami akan menghapus dosa-dosa kecil, selama kalian selalu berusaha untuk tetap istikamah. Akan Kami tempatkan kalian di dunia dan di akhirat, di tempat yang penuh kebaikan dan kemuliaan. 4|32|Laki-laki hendaknya tidak iri hati terhadap karunia yang diberikan Allah kepada wanita. Begitu juga, sebaliknya, wanita tidak boleh iri hati terhadap apa-apa yang dikaruniakan Allah kepada laki-laki. Masing- masing mendapatkan bagian, sesuai dengan tabiat perbuatan dan haknya. Maka hendaknya masing-masing berharap agar karunianya ditambah oleh Allah dengan mengembangkan bakat dan memanfaatkan kelebihan yang dititipkan Allah kepadanya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, dan memberikan kepada setiap jenis makhluk sesuatu yang sesuai dengan kejadiannya. 4|33|Bagi setiap laki-laki dan perempuan, Kami jadikan pewaris yang berhak menerima harta peninggalan dan menjadi penerus mereka. Mereka adalah kedua orangtua, kerabat, dan orang-orang yang telah dijanjikan oleh si mayit akan diberi warisan dari selain jalur kerabat, sebagai imbalan atas pertolongan yang harus mereka berikan bila diminta. Berilah hak mereka dan jangan menguranginya. Sesungguhnya Allah mengawasi segala sesuatu dan selalu hadir menyaksikan segala yang kalian perbuat. 4|34|Suami memiliki hak memelihara, melindungi dan menangani urusan istri, karena sifat-sifat pemberian Allah yang memungkinkan mereka melakukan hal-hal yang ia lakukan itu, dan kerja keras yang ia lakukan untuk membiayai keluarga. Oleh karena itu, yang disebut sebagai istri yang salehah adalah istri yang taat kepada Allah dan suami, dan menjaga segala sesuatu yang tidak diketahui langsung oleh suami. Karena, memang, Allah telah memerintahkan dan menunjukkan istri untuk melakukan hal itu. Kepada istri yang menampakkan tanda-tanda ketidakpatuhan, berilah nasihat dengan perkataan yang menyentuh, jauhi ia di tempat tidur, kemudian beri hukuman berupa pukulan ringan yang tidak melukai, ketika ia tidak menampakkan perbaikan. Jika dengan salah satu cara itu ia sadar dan kembali mematuhi suami, maka suami tidak boleh menempuh cara lain yang lebih kejam dengan maksud menyakiti dan menganiaya istri. Allah sungguh lebih mampu--untuk melakukan itu--dan membalas suami, jika suami terus menyakiti dan menganiaya istri. 4|35|Jika terjadi perselisihan di antara sepasang suami-istri, dan kalian khawatir perselisihan itu akan berakhir dengan perceraian, tentukanlah dua orang penengah: yang pertama dari pihak keluarga suami, dan yang kedua dari pihak keluarga istri. Kalau pasangan suami-istri itu benar-benar menginginkan kebaikan, Allah pasti akan memberikan jalan kepada keadaan yang lebih baik, baik berupa keharmonisan rumah tangga maupun perceraian secara baik-baik. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui perbuatan lahir dan batin hamba-hamba-Nya. 4|36|Beribadahlah kalian hanya kepada Allah dan janganlah menjadikan sekutu bagi-Nya dalam hal-hal ketuhanan dan peribadatan. Berbuat baiklah kepada orangtuamu tanpa kelalaian. Juga kepada sanak keluarga, anak yatim, orang-orang yang memerlukan bantuan karena ketidakmampuan atau karena tertimpa bencana, tetangga dekat, baik ada hubungan keluarga maupun tidak, teman dekat seperjalanan, sepekerjaan atau sepergaulan, orang musafir yang membutuhkan bantuan karena tidak menetap di suatu negeri tertentu, dan budak laki-laki atau perempuan yang kalian miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri kepada sesama, yaitu orang yang tidak memiliki rasa belas kasih dan orang yang selalu memuji diri sendiri. 4|37|Mereka adalah orang-orang yang, di samping sombong dan membanggakan diri, kikir dengan hartanya, menjauhi sesama manusia, dan mengajak orang lain untuk berbuat kikir seperti mereka. Mereka menganggap kecil karunia yang telah diberikan Allah kepadanya, suatu anggapan yang tidak ada manfaatnya sama sekali bagi mereka dan juga bagi orang lain. Bagi orang-orang yang mengingkari nikmat seperti mereka, Kami sediakan siksa yang menyakitkan dan merendahkan. 4|38|Allah tidak menyukai orang yang mengeluarkan hartanya secara riyâ'(1) dengan tujuan agar dipuji dan dibanggakan orang lain. Padahal mereka tidak beriman kepada Allah dan hari pembalasan, karena mereka mengikuti setan lalu disesatkan. Alangkah buruknya setan bagi orang yang berteman dengannya! (1) yâ' berarti melakukan sesuatu dengan motif ingin dilihat dan dipuji orang lain, bukan ikhlas karena Allah. 4|39|Alangkah buruknya mereka itu! Apakah yang akan merugikan mereka kalau mereka mau beriman kepada Allah dan hari akhir, lalu menginfakkan harta yang dikaruniakan Allah kepadanya sebagai konsekwensi keimanan itu dengan niat ikhlas dan penuh pengharapan pahala? Allah Mahatahu atas segala persoalan batin dan lahir. 4|40|Sesungguhnya Allah tidak akan berbuat curang kepada seseorang pun. Dia tidak akan mengurangi pahala atau menambahkan siksa seseorang. Bahkan akan melipatgandakan pahala orang-orang yang berbuat baik meskipun sedikit. Allah, dengan karunia-Nya, akan melimpahkan pemberian yang banyak. 4|41|Bagaimanakah keadaan mereka yang kafir dan menentang apa yang diperintahkan Allah kepadanya, ketika Kami mendatangkan semua nabi sebagai saksi atas kaumnya pada hari kiamat, dan Kami mendatangkan kamu, wahai Muhammad, sebagai saksi atas kaummu yang di antaranya terdapat orang-orang yang menentang itu? 4|42|Di hari itu orang-orang yang ingkar dan durhaka berharap ditelan bumi seperti orang-orang mati di dalam kubur. Mereka tidak akan bisa menyembunyikan hal ihwal mereka kepada Allah, karena Dia akan menampakkan segala keadaan dan perbuatan mereka. 4|43|Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melakukan salat di masjid dalam keadaan mabuk, sebelum kalian sadar dan mengerti apa yang kalian ucapkan. Jangan pula kalian memasuki masjid dalam keadaan junub, kecuali bila sekadar melintas tanpa maksud berdiam di dalamnya, sampai kalian menyucikan diri. Jika kalian sakit dan tidak mampu menggunakan air karena khawatir akan menambah parah penyakit, atau sedang bepergian dan sulit mendapatkan air, maka ambillah debu yang bersih untuk bertayamum. Begitu juga bila kalian kembali dari tempat buang hajat atau bersentuhan dengan perempuan, sedangkan kalian tidak mendapatkan air untuk bersuci, bertayamumlah dengan debu yang suci. Tepuklah debu itu dengan tangan kalian, lalu usapkan ke muka dan kedua tangan. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. 4|44|Apakah kalian tidak merasa heran melihat orang-orang yang diturunkan kepada mereka bagian berupa kitab-kitab suci terdahulu? Mereka meninggalkan petunjuk Allah, mengikuti kesesatan dan menginginkan kalian menjauhi jalan kebenaran, yaitu jalan Allah yang lurus. 4|45|Allah lebih mengetahui musuh-musuh kalian yang sebenarnya daripada kalian sendiri. Dia pun lebih mengetahui apa yang ada dalam diri mereka. Allahlah yang akan melindungi kalian, dan cukuplah Dia sebagai penjaga kalian. Maka hendaknya kalian jangan mencari pertolongan selain pertolongan-Nya. Cukuplah Allah sebagai penolong kalian. 4|46|Di antara orang-orang Yahudi ada sekelompok orang yang cenderung mengubah-ubah perkataan dari makna sebenarnya. Mereka berkata kepada Nabi mengenai diri mereka, "Kami mendengar ucapan dan kami melanggar perintah." Mereka juga berkata, "Dengarlah ucapan kami," dengan mengarahkan pembicaraan kepadamu. Mereka mengatakan pula, "Isma' ghayra musma'" (dengarlah, semoga kamu tidak mendengar apa-apa). Ungkapan ini dibuat begitu rupa sehingga seolah-olah mereka mengharapkan kebaikan kepada Nabi Muhammad saw. Padahal, sebenarnya, keburukanlah yang mereka harapkan menimpa Nabi. Mereka pun mengucapkan "Râ'inâ" (sudilah kiranya kamu memperhatikan kami) dengan cara memutar-mutar lidah. Mereka, dengan cara seperti itu, menginginkan orang lain menganggap maksudnya "undzurnâ" ("sudilah kiranya kamu memperhatikan kami") karena dengan memutar-mutar lidah ketika menyebut "râ'inâ", seolah- olah mereka memang meminta agar diperhatikan. Padahal, sebenarnya, mereka tengah mencela agama dengan mencela Nabi saw., pembawa risalah, sebagai orang yang bodoh ("ru'ûnah": bentuk nomina abstrak [mashdar] dari verba [fi'l] ra'ana yang berarti 'kebodohan'). Jika saja mereka mau bersikap jujur dengan mengatakan "Sami'nâ wa atha'nâ" (kami dengar dan kami taati) sebagai pengganti tambahan "Sami'nâ wa 'ashaynâ" (kami dengar dan kami langgar), dan mengatakan "Isma'" tanpa tambahan "ghayr musma'", serta mengganti ucapan "Râ'inâ" dengan "unzhurnâ", tentulah itu lebih baik dan lebih bijaksana bagi mereka. Akan tetapi begitulah kenyataannya, Allah menjauhkan mereka dari rahmat-Nya disebabkan oleh kemungkaran yang mereka lakukan. Dan kamu tidak mendapatkan mereka itu sebagai orang-orang yang memenuhi ajakanmu untuk beriman, kecuali sedikit saja. 4|47|Hai orang-orang yang diberi kitab suci, berimanlah kalian kepada al-Qur'ân yang telah Kami turunkan kepada Muhammad, yang membenarkan apa yang ada pada kalian, sebelum Kami turunkan siksa untuk kalian yang membuat bentuk muka kalian terbalik menyerupai bagian belakang kepala, tanpa hidung, mata, dan alis, atau sebelum Kami kutuk kalian sebagaimana kutukan Kami atas mereka yang telah melanggar perintah untuk tidak menangkap ikan pada hari Sabtu. Ketetapan Allah pasti berlaku. 4|48|Sesungguhnya Allah tidak memberi ampunan dosa syirik dan memberi ampunan segala dosa selain syirik bagi hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa besar yang tidak ada ampunannya. 4|49|Janganlah kalian merasa heran melihat orang-orang kafir yang selalu mengada-ada dalam perbuatan mereka. Kami jelaskan buruknya perbuatan mereka, tetapi mereka malah menganggapnya baik. Mereka memuji diri sendiri dengan mengaku sebagai orang-orang suci. Hanya Allahlah yang mengetahui yang keji dan yang suci. Dia membersihkan jiwa siapa saja yang dikehendaki-Nya serta tidak menzalimi hak siapa pun, yang sangat sedikit sekalipun. 4|50|Bagaimana mereka dapat mengada-ada kebohongan terhadap Allah dengan cara seperti itu? Cukuplah kebohongan itu menjadi dosa yang nyata, yang mengungkap segala keburukan yang mereka sembunyikan. 4|51|Tidakkah kamu heran dengan perlakuan orang-orang yang diberi bagian dari ilmu kitab suci. Mereka dengan rela menyembah berhala dan setan, dan mengatakan kepada orang-orang yang menyembah berhala, "Sesungguhnya mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman." 4|52|Mereka itulah orang-orang yang ditelantarkan Allah dan dijauhkan dari kasih sayang-Nya. Maka, barangsiapa yang ditelantarakan oleh Allah dan dijauhkan dari kasih sayang-Nya, niscaya ia tidak akan mendapatkan penolong dan pelindung dari murka Allah. 4|53|Selain tidak mendapatkan nikmat tunduk kepada kebenaran, mereka juga tidak layak memegang kekuasaan. Kalaupun diberi kekuasaan, hal itu tidak akan mendatangkan manfaat sedikit pun bagi orang lain. 4|54|Mengapa mereka selalu ingin melebihi bangsa Arab, agar Allah mengutus nabi dari kalangan mereka, padahal Allah telah memberikan kepada Ibrâhîm dan keluarganya, kitab, kenabian dan kerajaan yang besar. Dan Ibrâhîm adalah bapak kalian dan bapak mereka. 4|55|Di antara mereka, pengikut Nabi Ibrâhîm, ada yang beriman kepada kitab suci yang diturunkan kepada mereka, dan ada juga yang tidak beriman kepadanya. Cukuplah neraka Jahanam yang sangat panas sebagai tempat bagi mereka yang menolak mengimani kebenaran. 4|56|Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari bukti-bukti yang jelas dan mendustakan para nabi, kelak akan Kami masukkan ke dalam api neraka yang akan menghanguskan kulit mereka. Dan setiap kali rasa pedih akibat siksaan itu hilang, Allah menggantinya dengan kulit yang baru, agar rasa sakitnya berlanjut. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa dan Mahabijaksana. Dia akan memberikan siksaan bagi orang yang sampai saat kematiaannya tetap mengingkari-Nya(1). (1) Ayat ini merupakan bukti betapa dahsyatnya siksaan yang diderita oleh penghuni neraka. Sebuah temuan ilmiah membuktikan bahwa urat saraf yang tersebar dalam lapisan kulit merupakan yang paling sensitif terhadap pengaruh panas dan dingin. 4|57|Orang-orang yang percaya kepada apa yang datang dari Tuhannya dan melakukan amal saleh, akan Kami karuniakan pahala atas keimanan dan perbuatan itu. Kami akan memasukkan mereka ke dalam surga yang dialiri berbagai sungai di bawah pepohonannya, dengan ditemani oleh istri-istri yang suci, tiada cela, serta Kami akan memberikan kepada mereka kehidupan yang teduh dan kenyamanan yang abadi. 4|58|Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian, wahai orang-orang yang beriman, untuk menyampaikan segala amanat Allah atau amanat orang lain kepada yang berhak secara adil. Jangan berlaku curang dalam menentukan suatu keputusan hukum. Ini adalah pesan Tuhanmu, maka jagalah dengan baik, karena merupakan pesan terbaik yang diberikan-Nya kepada kalian. Allah selalu Maha Mendengar apa yang diucapkan dan Maha Melihat apa yang dilakukan. Dia mengetahui orang yang melaksanakan amanat dan yang tidak melaksanakannya, dan orang yang menentukan hukum secara adil atau zalim. Masing-masing akan mendapatkan ganjarannya. 4|59|Wahai orang-orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa Muhammad, taatilah Allah, rasul-rasul- Nya dan penguasa umat Islam yang mengurus urusan kalian dengan menegakkan kebenaran, keadilan dan melaksanakan syariat. Jika terjadi perselisihan di antara kalian, kembalikanlah kepada al-Qur'ân dan sunnah Rasul-Nya agar kalian mengetahui hukumnya. Karena, Allah telah menurunkan al-Qur'ân kepada kalian yang telah dijelaskan oleh Rasul-Nya. Di dalamnya terdapat hukum tentang apa yang kalian perselisihkan. Ini adalah konsekwensi keimanan kalian kepada Allah dan hari kiamat. Al-Qur'ân itu merupakan kebaikan bagi kalian, karena, dengan al-Qur'ân itu, kalian dapat berlaku adil dalam memutuskan perkara-perkara yang kalian perselisihkan. Selain itu, akibat yang akan kalian terima setelah memutuskan perkara dengan al-Qur'ân, adalah yang terbaik, karena mencegah perselisihan yang menjurus kepada pertengkaran dan kesesatan. 4|60|Tidakkah kamu heran, wahai Nabi, melihat orang-orang yang mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang diturunkan sebelummu? Dalam pertengkaran, mereka mendasarkan hukum-hukum dengan selain hukum Allah yang mengandung kesesatan dan kerusakan. Padahal, mereka diperintah Allah untuk tidak berpegang kepada hukum selain hukum Allah itu. Setan hendak menyesatkan mereka dari jalan yang benar dan lurus sehingga mereka menjadi sangat tersesat. 4|61|Apabila kamu katakan kepada mereka, "Terimalah al-Qur'ân dan syariat yang diturunkan Allah dan kemudian dijelaskan oleh rasul-Nya," niscaya kamu akan mendapatkan orang-orang munafik menolak ajakan itu dengan keras. 4|62|Betapa buruk keadaan mereka, saat mereka tertimpa musibah dan tidak mendapatkan tempat mengadu kecuali kepadamu, lalu mereka mendatangimu dan bersumpah bahwa perkataan dan tindakan yang mereka lakukan itu tidak lain untuk mendapatkan kebaikan dan mencari petunjuk. 4|63|Orang-orang yang bersumpah bahwa mereka hanya menginginkan kebaikan dan petunjuk itu, Allah mengetahui kebohongan serta hakikat yang ada di dalam hati mereka. Oleh karena itu, jangan hiraukan ucapan mereka dan ajaklah mereka kepada kebenaran dengan nasihat yang baik. Katakan kepada mereka kata-kata yang bijak dan penuh arti, hingga merasuk ke dalam kalbu mereka. 4|64|Kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun kecuali agar risalahnya ditaati dengan seizin Allah. Dan barangsiapa yang bersikap munafik, mendustakan atau menentangnya, berarti telah menganiaya diri sendiri. Andai saja orang-orang yang menganiaya diri sendiri itu kembali kepada petunjuk, lalu datang kepadamu dan meminta ampunan Allah atas apa yang mereka lakukan, dan kamu pun mengharap ampunan untuk mereka sesuai dengan risalah dan perubahan pada diri mereka, mereka pasti akan mendapatkan Allah Maha Penerima tobat dan Mahakasih kepada hamba-Nya. 4|65|Demi Tuhanmu, mereka tidak dianggap beriman dan tunduk kepada kebenaran, sebelum mereka menjadikan kamu sebagai hakim yang memutuskan persengketaan yang timbul di antara mereka, lalu tidak merasa berat hati dengan keputusan yang kamu ambil, dan tunduk kepadamu setunduk orang-orang Mukmin yang benar. 4|66|Kalau saja Kami menentukan tugas yang sangat berat dengan memerintahkan jihad terus menerus, membiarkan mereka mati atau meninggalkan rumah terus menerus untuk berjihad, tentu hanya sedikit yang menaatinya. Tetapi Allah Swt. memang tidak mewajibkan sesuatu kecuali sesuai kemampuan manusia. Kalau saja mereka melakukan perintah itu, tentu akan membawa kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan, tentu akan mengarah kepada kemantapan iman, kestabilan dan ketenteraman. 4|67|Kalau mereka benar-benar melaksanakan kewajiban Tuhan sesuai kemampuan, mereka pasti akan diberikan pahala yang besar dari karunia-Nya. 4|68|Selain itu, mereka tentu akan ditunjukkan Allah jalan yang lurus dan jelas, oleh sebab ketaatan mereka terhadap tugas yang mampu dilaksanakan. 4|69|Barangsiapa mematuhi Allah dan rasul-Nya dengan menyerah dan menerima perintah dan keputusan- Nya, akan bersama orang-orang yang dikaruniai petunjuk di dunia dan di akhirat. Yaitu para nabi dan pengikutnya yang mempercayai dan meneladani ajarannya, para syuhadâ' yang mati di jalan Allah dan orang-orang saleh yang memiliki kesesuaian antara apa yang mereka tampakkan dan yang mereka tidak tampakkan. Alangkah baiknya mereka sebagai teman. Orang yang berteman dengan mereka tidak akan sengsara, karena perkataannya tidak membosankan. 4|70|Derajat yang mulia itu akan diberikan pada orang-orang yang menaati Allah dan rasul-Nya, sebagai karunia yang agung dari Allah, Yang Maha Mengetahui dan memberi balasan terhadap semua perbuatan. Cukuplah pengetahuan Allah atas perbuatan orang yang beriman ketika ia menaati-Nya dan memohon perkenan-Nya. 4|71|Wahai orang-orang yang beriman, waspadalah selalu terhadap musuh-musuh kalian dan persiapkanlah diri kalian untuk menghadapi tipu daya mereka. Keluarlah dengan terpisah, berkelompok-kelompok atau bersatu untuk memerangi mereka. 4|72|Waspadalah terhadap orang yang enggan dan merasa berat untuk berperang karena di antara orang-orang yang hidup bersama kalian ada yang enggan dan merasa berat untuk maju ke medan perang. Jika kalian mendapat musibah dalam perang, maka mereka akan mencela kalian seraya berkata, "Allah telah memberiku nikmat, karena aku tidak ikut berperang bersama mereka." 4|73|Dan jika kalian mendapat kemenangan dari Allah dan keberuntungan berupa harta rampasan perang, maka--dengan penuh penyesalan dan harapan-mereka berkata, "Seandainya aku ikut perang bersama mereka, pasti aku mendapatkan harta rampasan yang banyak." Mereka mengucapkan demikian, seakan-akan tidak ada hubungan cinta kasih yang mengikat antara mereka dan kalian. 4|74|Jika di antara kalian ada yang merasa enggan untuk berperang disebabkan oleh imannya yang lemah, atau karena tidak memiliki keinginan yang kuat, maka orang-orang yang menganggap rendah kehidupan dunia demi kehidupan akhirat hendaknya berperang demi menegakkan kebenaran dan meninggikan kalimat Allah. Barangsiapa berperang demi menegakkan kebenaran dan meninggikan kalimat Allah, maka ia akan memperoleh satu dari dua kebaikan. Jika terbunuh dalam medan peperangan, ia akan memperoleh pahala mati syahid di jalan Allah. Dan, jika menang, ia akan memperoleh keberuntungan di dunia. Dalam kedua kondisi tersebut Allah akan memberinya pahala yang mulia di akhirat kelak. 4|75|Bagaimana kalian sampai hati untuk tidak berperang di jalan Allah, sedangkan orang tua laki-laki, wanita dan anak-anak yang lemah selalu memohon pertolongan kepada Allah seraya berkata, "Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari kekuasaan orang-orang yang zalim. Tempatkanlah kami berada di dalam kekuasaan orang-orang yang beriman dengan kekuasaan dan rahmat-Mu. Berikanlah kami penolong dari sisi-Mu yang akan menolong kami." 4|76|Orang-orang yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, berperang demi menegakkan kalimat Allah, keadilan dan kebenaran. Sedangkan orang-orang yang ingkar dan membangkang, berperang di jalan kezaliman dan kerusakan. Mereka adalah penolong-penolong setan. Maka dari itu, wahai orang-orang yang beriman, perangilah mereka dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan menang melawan mereka dengan pertolongan Allah. Karena, tipu daya setan itu sebenarnya sangat lemah, meskipun dapat mendatangkan kerusakan amat besar. Kemenangan hanya untuk yang benar. 4|77|Wahai Muhammad, tidakkah kamu melihat dan heran terhadap orang-orang yang menginginkan perang sebelum datang perintah perang? Kepada mereka dikatakan, "Belum tiba saatnya berperang, tahanlah dirimu, jagalah selalu salat dan zakat kalian." Akan tetapi, tatkala datang perintah berperang, sebagian mereka takut kepada manusia seperti halnya kepada Allah, bahkan lebih. Dengan penuh heran, mereka berkata, "Mengapa Engkau mewajibkan berperang kepada kami?" Mereka mengira bahwa kewajiban perang itu akan mempercapat kematian mereka. Oleh karena itu mereka mengatakan, "Mengapa tidak Engkau tangguhkan beberapa waktu lagi, hingga kami dapat menikmati apa yang ada di dunia ini?" Katakan kepada mereka, "Majulah ke medan pertempuran, meskipun perang itu akan menyebabkan kematian. Kenikmatan dunia, meskipun tampak besar, sangat kecil dibanding kenikmatan akhirat. Akhirat jauh lebih baik dan lebih besar artinya bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah. Kalian akan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan kalian di dunia tanpa berkurang sedikit pun. 4|78|Kematian yang kalian takuti itu pasti akan datang di mana saja, walaupun kalian berada di benteng yang sangat kokoh sekalipun. Orang-orang yang takut karena imannya lemah, jika mendapat kemenangan dan harta rampasan perang, akan berkata, "Harta rampasan itu dari sisi Allah." Tetapi, jika mendapat kekalahan, orang-orang itu akan berkata kepadamu, Muhammad, "Kekalahan itu datang dari dirimu." Padahal, nasib buruk itu bukan dari dirimu. Katakan kepada mereka, "Semua yang menimpa kalian, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, merupakan takdir Allah. Semuanya berasal dari Allah sebagai ujian dan cobaan." Mengapa orang-orang yang lemah itu tidak mengetahui perkataan benar yang dikatakan kepada mereka? 4|79|"Wahai Nabi, semua kenikmatan, kesehatan dan keselamatan yang kamu rasakan adalah karunia dan kebaikan Allah yang diberikan kepadamu. Sedang kesusahan, kesulitan, bahaya dan keburukan yang menimpa kamu adalah berasal dari dirimu sendiri, sebagai akibat dari dosa yang telah kamu perbuat." (Ungkapan ini ditujukan kepada Rasulullah saw. sebagai gambaran jiwa manusia pada umumnya, meskipun beliau sendiri terpelihara dari segala bentuk keburukan). "Kami mengutusmu sebagai rasul Kami kepada seluruh umat manusia. Kami, akan menjadi saksi atas penyampaianmu dan atas jawaban mereka. Cukuplah Allah Maha Mengetahui." 4|80|Barangsiapa mematuhi rasul berarti telah mematuhi Allah. Sebab, Rasulullah tidak memerintahkan dan melarang sesuatu, kecuali sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Oleh karena itu, orang yang menaati Rasulullah saw. dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya, berarti juga menaati Allah. Sedangkan orang yang tidak mematuhimu, Muhammad, ketahuilah bahwa Kami mengutusmu sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, bukan untuk menguasai dan memelihara amal perbuatan mereka, yang merupakan tanggung jawab Kami, bukan tanggung jawabmu. 4|81|Golongan yang ragu-ragu itu mengatakan, "Perintahmu telah dilaksanakan, dan tidak ada pilihan lain bagi kami kecuali menaati perintah dan larangan itu." Tetapi jika mereka telah pergi dan menjauh darimu, sebagian mereka ada yang menyusun siasat yang berbeda dengan perintah dan laranganmu, di malam hari. Janganlah kamu mengikuti mereka. Jauhilah mereka. Serahkan segala urusanmu kepada Allah dan bertawakallah kepada-Nya. Cukuplah Allah menjadi pemelihara dan pelindung. 4|82|Apakah orang-orang munafik itu tidak merenungkan kitab Allah agar mengetahui alasan yang datang dari Allah mengapa mereka wajib menaati-Nya dan mengikuti perintahmu? Sesungguhnya al-Qur'ân ini benar-benar berasal dari Allah, karena keselarasan makna dan hukum yang dikandungnya serta keterpaduan ayat-ayatnya yang saling menguatkan. Ini adalah bukti yang kuat bahwa al-Qur'ân itu benar- benar berasal dari Allah. Kalau al-Qur'ân bukan berasal dari Allah tentu makna-maknanya akan saling bertentangan dan hukum-hukumnya banyak yang saling berbeda. 4|83|Ketika mengetahui kekuatan atau kelemahan umat Islam, orang-orang munafik langsung menyebarkan dan menyiarkannya dengan tujuan menipu dan menakut-nakuti umat Islam, atau menyalurkan berita itu kepada pihak musuh. Seandainya masalah aman dan takut itu mereka kembalikan kepada Rasulullah saw. atau ulû al-amr, yaitu para pemimpin dan pembesar-pembesar sahabat, atau seandainya mereka bermaksud mencari hakikat yang sebenarnya, mereka pasti akan mengetahuinya langsung dari Rasulullah dan pemimpin-pemimpin sahabat. Kalau bukan karena karunia Allah dengan pemantapan iman dalam hatimu dan pencegahan fitnah, dan bukan pula karena rahmat-Nya yang mengantarkanmu kepada kemenangan dan keberuntungan, maka sebagian besar kalian tentu akan mengikuti bujukan setan. Dan hanya sebagian kecil saja yang selamat dari bujukan dan godaannya. 4|84|Jika di antara kalian terdapat orang yang bersifat seperti munafik, maka jauhilah mereka. Berperanglah di jalan Allah dan jalan kebenaran, sebab kamu hanya bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Lalu ajaklah orang-orang Mukmin untuk berperang. Semoga, dengan demikian, Allah menjauhkan kalian dari kekejaman orang-orang kafir. Dialah penolong kalian. Allah amat besar kekuatan-Nya dan amat kejam siksaan-Nya terhadap orang-orang kafir. 4|85|Orang-orang munafik itu selalu mempertahankan kerusakan, sedangkan orang-orang Mukmin akan tetap membela kebenaran. Barangsiapa menolong dan menjunjung kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa memihak kepada orang-orang yang berbuat kejahatan, maka ia akan mendapatkan dosa dan siksa. Sesungguhnya Allah Mahakuasa lagi Maha Mengetahui segala sesuatu. 4|86|Jika seseorang--siapa pun ia--memberimu penghormatan berupa ucapan salam, ucapan selamat, doa dan semacamnya, maka balaslah penghormatan itu dengan penghormatan yang lebih baik atau yang sama. Sebab, sesungguhnya Allah selalu memperhitungkan segala sesuatu yang kecil maupun yang besar. 4|87|Allah, yang tidak ada tuhan selain Dia dan tidak ada kekuasaan bagi selain Dia, benar-benar akan membangkitkan dan mengumpulkan kalian setelah mati untuk dihisab. Dia telah mengatakan hal itu, maka janganlah ragu dengan perkataan-Nya. Adakah perkataan yang lebih benar dari perkataan Allah? 4|88|Wahai orang-orang yang beriman, tidak sepantasnya kalian berselisih tentang orang-orang munafik yang menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran: apakah mereka beriman atau kafir, apakah mereka layak diperangi atau tidak, atau apakah mereka memiliki kesiapan untuk mendapat petunjuk atau tidak. Sungguh akal mereka telah membalikkan apa yang telah mereka perbuat dan menjadikan kejahatan menguasai diri mereka. Maka janganlah kamu mengharapkan petunjuk orang yang telah ditakdirkan oleh Allah, dalam ilmu-Nya yang azali, tidak mendapatkan petunjuk. Karena barangsiapa ditakdirkan sesat oleh Allah, dalam ilmu-Nya yang azali, maka sedikit pun ia tidak akan mendapat petunjuk. 4|89|Kalian berupaya agar orang-orang munafik itu mendapat petunjuk, sedangkan mereka menginginkan kalian menjadi kafir seperti mereka. Jika demikian keadaan mereka, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai penolong kalian dan jangan pula menganggap mereka bagian dari golongan kalian, sampai mereka berhijrah dan berperang di jalan Islam. Karena, hanya dengan berhijrah dan berperang di jalan Islam itulah kemunafikan mereka akan hilang. Tetapi jika mereka berpaling dan bergabung dengan musuh-musuh kalian, perangilah mereka di mana saja kalian temui. Jangan anggap mereka sebagai bagian dari golongan kalian, dan jangan pula jadikan mereka sebagai penolong-penolong kalian. 4|90|Karena merusak persatuan masyarakat Muslim, semua orang munafik itu berhak diperangi, kecuali mereka yang mempunyai hubungan dengan suatu bangsa yang telah mengadakan perjanjian dengan umat Islam untuk tidak saling membunuh antara masing-masing anggota dua kelompok itu. Juga mereka yang bimbang: apakah ikut bergabung bersama orang-orang munafik yang merupakan musuh umat Islam, sementara tidak ada perjanjian untuk itu, atau bergabung perang bersama kelompok umat Islam? Larangan memerangi kelompok pertama didasarkan pada adanya ikatan perjanjian, sedang kelompok kedua dilakukan karena mereka sedang berada di dalam kesulitan. Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan mereka memerangi kalian. Dan jika mereka menghendaki perdamaian, maka tidak ada jalan bagimu untuk memerangi mereka. 4|91|Jika kalian menampakkan kemusyrikan, mereka akan bersama kalian. Tetapi jika orang-orang musyrik itu menampakkan keislaman, maka mereka tetap bersama orang-orang musyrik, karena mereka ingin selamat dari orang-orang Islam dan orang-orang musyrik. Mereka selalu berada dalam kesesatan dan kemunafikan. Jika mereka tidak berhenti memerangi kalian dan tidak mau menyatakan damai, maka perangilah mereka di mana pun kalian temukan. Karena, jika mereka tidak menghentikan peperangan, orang-orang Mukmin beralasan untuk melawan mereka. Allah menjadikan alasan yang jelas bagi orang-orang yang beriman untuk memerangi mereka. 4|92|Pembagian orang munafik ke dalam dua golongan itu didasarkan pada asas kehati-hatian, dengan maksud agar tidak terjadi pembunuhan terhadap orang Muslim karena diduga munafik. Sementara, membunuh orang Muslim itu diharamkan, kecuali kalau terjadi secara salah atau tidak sengaja. Bila terjadi pembunuhan terhadap orang Muslim secara salah atau tidak sengaja, kalau si korban itu tinggal di dalam wilayah Islam, maka pelaku pembunuhan dikenakan sanksi membayar diyat kepada keluarga korban sebagai ganti atas hilangnya seorang anggota keluarga, dan sanksi memerdekakan seorang budak Muslim sebagai ganti atas hilangnya seorang anggota masyarakat Muslim. Sebab, memerdekakan seorang budak Muslim itu berarti menciptakan suasana hidup bebas dalam masyarakat Muslim. Pembebasan seorang budak Muslim seolah-olah cukup untuk mengganti hilangnya salah seorang anggota masyarakat Muslim. (1) Tetapi, kalau si terbunuh itu berasal dari golongan yang memiliki perjanjian damai dengan umat Islam, maka sanksi yang dikenakan kepada pelaku pembunuhan adalah memerdekakan seorang budak Muslim dan membayar diyat kepada keluarga korban sebagai ganti salah satu anggotanya yang meninggal. Karena, dengan adanya perjanjian itu, mereka tidak akan menggunakan diyat itu untuk menyakiti orang Muslim. Bila si pelaku pembunuhan tidak mendapatkan budak untuk dimerdekakan, maka ia harus berpuasa dua bulan berturut- turut. Hal itu akan menjadi pelajaran bagi dirinya agar selalu berhati-hati dan waspada. Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam jiwa dan hati seseorang serta Mahabijaksana dalam menetapkan setiap hukuman. (1) Ialah tidak menyamakan antara hukuman pembunuhan yang tidak disengaja dengan pembunuhan yang dilakukan secara sengaja. Hal itu disebabkan karena pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja, palakunya berniat melakukan maksiat. Oleh karena itu kejahatannya telah terhitung berat dan besar sesuai dengan beratnya hukuman yang diterimanya. Adapun pembunuhan yang dilakukan dengan tidak sengaja, pelakunya tidak berniat melakukan maksiat. Kemaksiatan yang dilakukannya itu berkaitan dengan perbuatannya. Ketentuan ini merupakan variasi hukum pidana Islam sesuai jenis yang dilakukan. Ayat ini menjelaskan hukum kafarat pembunuhan yang dilakukan dengan tidak sengaja, yaitu memerdekakan budak Muslim, dan berpuasa jika tidak mendapatkan budak untuk dimerdekakan. Kafarat ini mengandung nilai hukuman dan nilai ibadah. Secara lahiriah yang bertanggung jawab membayar kafarat adalah pelaku kejahatan, karena di dalam kafarat tersebut terdapat pelajaran dan pendekatan diri kepada Allah, sehingga Allah mengampuni dosa yang diperbuatnya. Selain kafarat, pada pembunuhan tidak sengaja terdapat sanksi diyat. Diyat ini telah ditentukan oleh Allah Swt. Tidak ada pembedaan antara satu korban dengan yang lainnya. Di sini terdapat nilai persamaan yang paling tinggi antara semua manusia. Diyat ini diwajibkan kepada kerabat si pembunuh, karena jika mereka bersepakat untuk mencegah pembunuhan itu, niscaya mereka akan dapat melakukannya. Tanggung jawab semacam ini dapat mengurangi tindak kejahatan. Namun, hal itu semua tidak menghalangi waliy al-amr (pemerintah atau penguasa) untuk memberi sanksi kepada pelaku kejahatan jika dalam sanksi itu terdapat kemaslahatan. Sebab, pembunuhan tidak disengaja pun termasuk tindak kejahatan, oleh karenanya disebutkan dalam ayat ini. Pada bagian akhir ayat ini, Allah menjelasakan bahwa sanksi kafarat dan diyat itu diundangkan sebagai syarat diterimanya pertobatan. Hal ini menunjukkan adanya sikap kurang hati-hati dari pelaku pembunuhan tidak disengaja. Oleh karena itu, para ahli hukum Islam menyatakan bahwa risiko dosa yang diterima pelaku pembunuhan tak disengaja itu bukan dosa karena membunuh, melainkan dosa karena sikap kurang waspada dan kurang teliti. Sebab perbuatan mubah (halal, boleh) itu boleh dilaksanakan dengan syarat tidak merugikan orang lain. Kalau perbuatan mubah itu merugikan orang lain, maka terbuktilah ketidakhati-hatian pelakunya dan, oleh karenanya, ia berdosa. Disebutkan pula bahwa pembunuhan tidak disengaja dapat dihindari dengan sikap hati-hati dan waspada. (Al-Kasânîy, juz 7 hlm. 252) Semua sanksi yang ditetapkan itu sesuai dengan besarnya bahaya yang diakibatkan pembunuhan, hingga Allah pun melarangnya. Jika dibanding dengan hukum positif, kita akan mendapatkan perbedaaan yang sangat besar. Dalam hukum positif, orang tidak lagi takut dengan sanksi yang ditetapkan, yang berakibat merebaknya kejahatan semacam ini. Dengan banyaknya akibat negatif hukum positif itu, belakangan muncul seruan menuntut ditetapkannya sanksi lebih keras kepada pelaku pembunuhan tak disengaja ini. Seandainya umat manusia mengikuti syariat al-Qur'ân, niscaya mereka akan memberikan sesuatu yang dapat meringankan beban jiwa dan kerugian materi kepada keluarga si korban, baik berupa kafarat atau diyat yang harus dibayar oleh kelurga pembunuh. Di samping itu, satu sama lain akan saling mencegah untuk melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan pembunuhan. 4|93|Barangsiapa dengan sengaja membunuh seorang Muslim dengan maksud permusuhan, dan ia membenarkan tindakannya itu, maka balasannya adalah neraka Jahanam. Ia akan kekal di dalamnya. Allah pun akan murka kepadanya dan menjauhkannya dari kasih sayang-Nya. Allah akan menyiapkan baginya siksa yang sangat pedih di akhirat nanti. Sebab, pembunuhan merupakan kejahatan terbesar yang ada di dunia. 4|94|Sikap berhati-hati dan waspada dalam perang agar tidak terjadi pembunuhan terhadap orang Muslim, adalah suatu keharusan. Apabila kalian pergi berperang di jalan Allah, maka telitilah terlebih dahulu siapa orang yang akan diperangi. Apakah mereka telah memeluk Islam, atau masih dalam keadaan musyrik. Janganlah kalian mengatakan, "Kamu bukan orang Muslim," kepada orang yang berucap salam atau isyarat damai, hanya karena kalian menginginkan harta rampasan. Terimalah ucapan salam perdamaian mereka. Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan harta yang banyak kepada kalian. Dan kalian, wahai orang-orang Mukmin, dulu juga berada dalam kekufuran, kemudian Allah menunjuki kalian. Maka telitilah orang-orang yang kalian temui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan Dia akan mengadakan perhitungan dengan kalian sesuai dengan ilmu-Nya. 4|95|Berjuang, yang disertai sikap hati-hati, mempunyai keutamaan yang sangat besar. Maka, tidaklah sama antara orang yang duduk berpangku tangan di rumah dan tidak ikut berperang, dengan orang yang berjuang dengan harta dan jiwa. Allah memberikan kepada orang-orang yang berjihad derajat yang lebih tinggi di atas orang-orang yang tidak ikut perang, kecuali bila ada uzur yang menghalangi mereka untuk berperang. Sebab, uzur itu membebaskan mereka dari celaan. Meskipun orang-orang yang berjihad mempunyai keutamaan dan derajat khusus, namun Allah tetap menjanjikan kepada masing-masing kelompok itu kedudukan dan balasan yang baik. 4|96|Begitu tingginya derajat itu, hingga seolah menjadi seperti sekumpulan beberapa derajat jika dibandingkan dengan derajat yang lain. Di samping itu, mereka masih akan memperoleh ampunan yang besar dan kasih sayang yang luas. 4|97|Seorang Muslim berkewajiban untuk hijrah ke wilayah Islam demi menghindari hidup dalam kehinaan. Kepada mereka yang tidak berhijrah, malaikat akan bertanya, "Dalam keadaan bagaimana kalian ini, hingga rela hidup tercela dan hina?" Mereka menjawab, "Kami adalah orang-orang yang tertindas di muka bumi dan orang-orang lain telah menghinakan kami." Malaikat bertanya lagi, "Bukankah bumi Allah sangat luas sehingga kalian dapat berhijrah ke berbagai tempat dan tidak lagi hidup dalam keadaan hina dan tercela?" Orang-orang yang rela hidup dalam keadaan hina, sedangkan mereka mampu untuk berhijrah, tempat kembalinya adalah neraka Jahanam. Dan Jahanam adalah seburuk-buruk tempat kembali. Orang Muslim harus hidup mulia dan tidak terhina. 4|98|Ketentuan ini tidak berlaku bagi orang-orang yang tidak mampu berhijrah, baik orang-orang lemah, laki-laki, wanita atau anak-anak, yang memang tidak mempunyai kekuatan dan tidak mengetahui jalan keluar untuk berhijrah. Mereka telah dibebaskan dan diampuni dari siksa tersebut. 4|99|Mereka, mudah-mudahan, akan memperoleh ampunan. Allah memang sungguh Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. 4|100|Orang-orang yang berhijrah dengan tujuan membela kebenaran, akan menemukan banyak tempat di muka bumi ini dan terhindar dari tekanan dan kekerasan orang-orang yang memusuhi kebenaran. Mereka juga akan mendapatkan kebebasaan dan tempat tinggal yang mulia, di samping disediakan pahala yang besar. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah ke tempat yang mulia, yaitu negeri Allah dan rasul-Nya, kemudian mati sebelum sampai pada tempat tujuan, pahalanya telah ditetapkan. Allah berkuasa untuk memberikan pahala, ampunan dan rahmat-Nya, karena Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Pemberi rahmat. 4|101|Salat adalah suatu kewajiban yang kokoh dan tidak dapat gugur dengan alasan bepergian. Namun, meskipun tetap berkewajiban melaksanakan salat, seseorang yang sedang dalam perjalanan boleh memendekkan (mengqasar) salatnya. Maka, bila ada orang yang bepergian dan takut diserang oleh orang-orang kafir, ia boleh menyingkat salatnya, sehingga salat empat rakaat menjadi dua rakaat. Waspada terhadap orang-orang kafir adalah suatu keharusan, sebab mereka adalah musuh orang-orang Islam. 4|102|Ketika kamu, Rasulullah, sedang berada di tengah-tengah mereka, kemudian datang waktu salat, kalian harus tetap berhati-hati dan waspada terhadap musuh dengan mengelompokkan umat Islam ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama melakukan salat bersamamu, sedang yang lain berada di belakang sambil memegang senjata untuk berjaga-jaga. Bila kamu telah menyelesaikan separuh salat, kelompok pertama yang salat di belakangmu tadi mundur menggantikan posisi kelompok kedua, dan kelompok kedua maju untuk melakukan salat bersamamu. Kemudian, masing-masing kelompok menyempurnakan sendiri- sendiri rakaat yang belum dikerjakan. Kelompok pertama yang belum mengerjakan rakaat kedua disebut lâhiqah dan kelompok kedua yang belum mengerjakan rakaat pertama disebut masbûqah. (1) Ketentuan ini diambil demi ketertiban agar salat kalian tidak terlewatkan, dan untuk berjaga-jaga terhadap orang-orang kafir yang selalu menginginkan kalian lengah dan tidak memperhatikan senjata dan perlengkapan, lalu menyerbu kalian secara serentak ketika kalian sedang melaksanakan salat. Selain itu, ketentuan ini ditetapkan untuk menegaskan bahwa memerangi orang-orang musyrik tetap diwajibkan, meskipun pada waktu salat. Tetapi, jika kalian sakit, luka akibat perang, atau jika turun hujan lebat, kalian boleh "beristirahat" perang, dengan tidak melupakan kewaspadaan dan kehati-hatian. Itulah hukuman Allah di dunia bagi orang-orang kafir. Sedang di akhirat kelak, Allah telah menyiapkan bagi mereka siksa yang menghinakan. (1) Kelompok lâhiqah adalah kelompok yang mengerjakan bagian awal salat bersama imam dan menunda bagian akhir dengan mengerjakannya sendiri. Sedang kelompok masbûqah adalah kelompok yang melakukan bagian akhir salat secara berjamaah bersama imam dan mengerjakan bagian awalnya sendiri. 4|103|Apabila kalian selesai melaksanakan salat khauf, yaitu salat dalam situasi perang seperti di atas, jangan lupa berzikir kepada Allah. Berzikirlah kepada-Nya dalam keadaan berdiri, berperang, duduk dan tidur. Karena, zikir dengan menyebut nama Allah akan dapat memantapkan dan menenangkan hati. Jika rasa takut telah hilang, laksanakanlah salat dengan sempurna. Sebab, pada dasarnya, salat merupakan kewajiban umat Islam yang mempunyai waktu-waktu tertentu. 4|104|Jangan berhati lemah mengejar orang-orang kafir yang telah menyatakan perang terhadap kalian dan selalu berusaha mengintai dari setiap penjuru. Perang, memang, sungguh menyakitkan. Maka, kalau kalian merasa sakit dengan luka-luka perang yang kalian alami, mereka juga merasakan hal yang sama. Bedanya, mereka melakukan itu semua bukan untuk mencari kebenaran dan mengharapkan sesuatu dari Allah. Sedangkan kalian, orang-orang Mukmin, mekakukan itu semua demi mencari kebenaran dan mengharapkan perkenan Allah dan kenikmatan abadi, surga. Allah Maha Mengetahui segala apa yang kalian dan mereka perbuat, Mahabijaksana yang memberi balasan setiap orang sesuai dengan perbuatannya. 4|105|Kami telah menurunkan al-Qur'ân kepadamu, Muhammad, dengan benar: mengandung dan menjelaskan segala kebenaran sampai hari kiamat. Al-Qur'ân menjadi pedoman dalam memutuskan hukum di antara manusia. Tentukanlah hukum mereka--dengan berpedoman pada al-Qur'ân-dan jangan kamu membela orang-orang yang berkhianat. 4|106|Ketika kamu menentukan suatu putusan hukum, hadapkanlah dirimu kepada Allah, renungkan keagungan-Nya dan mintalah ampunan dan kasih sayang-Nya. Karena, sesungguhnya, ampunan dan kasih sayang adalah sifat-sifat Allah. 4|107|Janganlah kamu membela orang-orang yang berkhianat dan selalu menyembunyikan pengkhianatannya dalam diri mereka. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berbuat khianat dan dosa. 4|108|Di hadapan manusia, mereka dapat menyembunyikan khianat itu, tapi di hadapan Allah tidak demikian. Pengkhianatan mereka tak akan luput dari pengetahuan Allah, sebab Dia selalu mengawasi mereka. Mereka bersepakat, di malam hari, melakukan penganiayaan terhadap orang yang tak bersalah, sesuatu yang tidak diperkenankan oleh Allah. Allah Mahatahu segala sesuatu yang mereka kerjakan. 4|109|Kalau di dunia ini kalian dapat membela mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa dunia, di akhirat kelak tidak akan ada yang dapat membela mereka di hadapan Allah. Bahkan, tidak akan ada pula yang siap menjadi pelindung dan penolong mereka. 4|110|Pintu tobat itu selalu terbuka lebar. Barangsiapa melakukan kejahatan atau menganiaya diri sendiri dengan melakukan maksiat, kemudian memohon ampun kepada Allah, Allah pasti akan menerima pertobatan itu dan akan mengampuni dosanya. Sebab, pengampunan dan kasih sayang merupakan sifat- sifat Allah. 4|111|Akibat buruk perbuatan dosa hanya akan kembali kepada pelakunya sendiri. Maka, barangsiapa berbuat dosa, berarti telah merugikan diri sendiri dan akan merasakan sendiri akibatnya. Allah Maha Mengetahui apa yang diperbuat orang itu dan akan memperlakukannya sesuai kebijakan-Nya. Allah bebas memberi siksa atau ampunan, sesuai kemahabijaksanaan-Nya. 4|112|Barangsiapa yang melakukan dosa lalu menuduh orang tak bersalah telah melakukannya, bagaikan orang yang mencuri sesuatu lalu menuduh orang lain yang melakukannya. Dengan begitu, orang itu telah melakukan dua dosa sekaligus: pertama, dosa karena bohong dan menuduh orang lain, dan, kedua, dosa karena perbuatan yang dilakukannya. 4|113|Seandainya Allah tidak mengaruniakan wahyu kepadamu dan tidak menyayangimu dengan ketepatan daya pikirmu, tentu segolongan dari mereka bermaksud untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka itu tidak akan dapat menyesatkan siapa pun selain diri mereka sendiri, karena Allah selalu mengawasimu, dan akal pikiranmu selalu tertuju kepada kebenaran. Kesesatan dan rencana mereka tidak dapat mendatangkan mudarat sedikit pun kepadamu, karena Allah telah menurunkan al-Qur'ân sebagai ukuran kebenaran, menanamkan sifat bijak di dalam hatimu, dan mengajarkanmu syariat dan ketentuan-ketentuan yang hanya dapat kamu ketahui melalui wahyu. Sungguh, karunia Allah kepadamu selamanya sangat besar. 4|114|Sesungguhnya omongan-omongan yang akan mereka bisikkan kepada diri mereka sendiri, atau kepada sesama mereka, kebanyakannya tidak baik. Sebab, kejahatan biasanya lahir dari bisikan-bisikan seperti itu. Tetapi, jika pembicaraan itu mengenai perintah mengeluarkan sedekah, mengenai rencana melakukan suatu perbuatan yang tidak dilarang, atau mengenai rencana perbaikan di antara sesama manusia, itu baik-baik saja. Barangsiapa melakukan hal itu demi mencari perkenan Allah, Dia pasti akan memberinya pahala yang besar atas perbuatannya itu, di dunia dan di akhirat. 4|115|Barangsiapa menentang rasul sesudah melihat jelas jalan kebenaran dan petunjuk, mengikuti selain jalan yang ditempuh orang-orang Muslim dan masuk ke dalam perwalian musuh orang-orang Muslim, maka ia termasuk golongan mereka karena lebih memilih dan menjadikan mereka sebagai penolong. Allah akan memasukkannya ke dalam api nereka di hari kiamat. 4|116|Tempat kembali yang menyakitkan itu diperuntukkan bagi orang-orang seperti itu, karena mereka telah memusuhi Islam. Sikap memusuhi Islam sama dengan sikap menyekutukan Allah. Setiap dosa dapat diampuni kecuali dosa syirik, menyembah selain Allah dan menentang Rasulullah saw. Sebab, Allah memang bersifat pengampun kecuali terhadap dosa syirik. Dia akan mengampuni dosa selain syirik. Barangsiapa yang menyekutukan Allah dalam beribadah dan perwalian, berarti telah sesat dan jauh dari kebenaran, karena merusak akal dan jiwanya. 4|117|Tanda kesesatan paling jelas yang membuat seorang musyrik jauh dari kebenaran adalah bahwa ia beribadah kepada sesuatu yang tidak dapat mendengar dan melihat, serta tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat. Tanda lain adalah menamakan tuhan-tuhan palsu dengan nama perempuan seperti Lâta, 'Uzzâ, Manâh dan sebagainya. Dengan ibadah seperti itu, ia berarti telah mengikuti jejak langkah setan. 4|118|Setan itu sendiri telah diusir Allah dari naungan kasih sayang-Nya dan berada di jalan kesesatan. Setan telah bersumpah kepada dirinya sendiri untuk menggoda dan mengganggu sejumlah manusia. 4|119|Sumpah setan itu akan menyesatkan orang-orang yang berhasil digodanya dengan menjauhkan mereka dari kebenaran, dan merangsang nafsu mereka. Setan akan menyesatkan mereka dalam angan- angan kosong itu. Dengan hawa nafsu dan angan-angan kosong itu mereka berada dalam kekuasaannya. Mereka didorong kepada hal-hal yang tidak masuk akal dan mengiranya sebagai ibadah, padahal itu hanya kebohongan belaka. Selanjutnya setan mengganggu mereka supaya memotong telinga sebagian unta dan mengubah ciptaan Allah. Hewan yang dipotong telinganya itu tidak boleh disembelih dan dipekerjakan, dan harus dilepas mencari makan. Semua itu adalah perintah setan. Setan kemudian membisikkan bahwa semua itu adalah perintah agama. Jika mereka melakukan itu semua berarti mereka telah mengikuti setan dan menjadikannya sebagai penolong selain Allah. Barangsiapa menjadikan setan sebagai penolong, maka ia telah menderita kerugian yang nyata, karena telah sesat dari kebenaran dan tidak lagi menggunakan akal pikirannya, dan akan merasakan kerusakan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat kelak. 4|120|Bagi mereka, kejahatan menjadi tampak indah akibat tipuan setan. Mereka dijanjikan keuntungan kalau mau melakukan kejahatan itu. Mereka diberikan harapan-harapan kosong. Semua janji itu hanyalah tipu daya belaka. 4|121|Orang-orang yang tidak menggunakan akal pikiran mereka dan mengikuti bisikan setan itu, tempat kembalinya adalah neraka Jahanam. Mereka tidak akan dapat menyelamatkan diri dari siksa itu. 4|122|Neraka Jahanam itu adalah tempat kembali orang yang mengikuti jejak langkah setan. Sedangkan tempat kembali orang yang mengikuti jalan Allah adalah kebaikan. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan melakukan amal saleh, dan tidak tertipu oleh angan-angan kosong. Di hari kiamat kelak, mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang dialiri bermacam-macam sungai. Surga itu jauh lebih besar dari taman-taman yang ada di dunia. Hal itu pasti akan terbukti, karena merupakan janji Allah. Dan janji Allah selalu benar, karena Dialah yang memiliki segala sesuatu. Tidak ada seorang pun yang perkataan dan janjinya melebihi ketepatan perkataan dan janji Allah. 4|123|Pahala tidak mungkin diperoleh dengan impian dan angan-angan manusia tanpa melakukan perbuatan baik. Pahala juga tidak akan kalian peroleh, wahai umat Islam, hanya dengan angan-angan kosong. Begitu juga, tidak dapat diperoleh dengan angan-angan kosong Ahl al-Kitâb: Yahudi dan Nasrani. Pahala dan keselamatan dari siksa hanya dapat diperoleh melalui iman dan amal saleh. Maka, barangsiapa melakukan kejahatan, niscaya akan mendapat balasannya dan ia tidak akan mendapat pelindung dan penolong selain Allah. 4|124|Barangsiapa mengerjakan amal saleh sesuai dengan kemampuannya dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka mereka akan masuk surga dan tidak akan dikurangi derajatnya walau sedikit pun. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena perempuan juga dibebankan tugas-tugas keagamaan (mukallafah), yang berhak mendapat pahala kebaikan dan siksa kejahatan. 4|125|Sesungguhnya dasar berbuat baik adalah keyakinan yang benar. Sikap beragama yang paling baik adalah ikhlas bribadah hanya kepada Allah. Wajah, pikiran dan jiwa hanya diarahkan kepada Allah semata. Tidak ada yang diharapkan selain perkenan-Nya. Orang yang berbuat demikian, pikirannya akan benar hingga dapat mengetahui misi para rasul. Selain itu, termasuk sikap beragama yang baik juga, adalah mengerjakan perbuatan-perbuatan baik secara terus menerus, dengan mengikuti ajaran Nabi Ibrâhîm a. s., bapak para nabi. Agama yang dibawanya adalah agama yang berasal dari Allah, yaitu agama yang memiliki semangat pencarian kebenaran. Pada diri Ibrâhîm terdapat titik temu agama antara umat Islam, Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu, ikutilah agamanya. Sesungguhnya Allah telah memuliakan Ibrâhîm dengan menamakannya sebagai khalîl (kesayangan). 4|126|Sikap ikhlas berserah diri kepada Allah berarti ikhlas kepada Pencipta dan Pemilik alam semesta. Semua apa yang ada di langit dan di bumi, bintang, planet, matahari, bulan, gunung, jurang, padang pasir dan sawah ladang adalah milik Allah. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang diperbuat manusia dan Dialah yang akan memberi balasannya sesuai dengan baik dan buruknya perbuatan itu. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan pula. 4|127|Orang-orang meminta fatwa kepadamu, Muhammad, tentang wanita-wanita yang masih dalam keadaan lemah. Allah menjelaskan kepadamu untuk menerangkan mereka mengenai wanita, anak-anak kecil dan anak-anak yatim yang masih dipandang lemah di dalam keluarga. Wanita-wanita yatim yang dikawin dan tidak mengambil maskawinnya, anak-anak kecil dan anak-anak yatim, mereka semua harus diperlakukan secara adil, penuh kasih sayang dan penuh perhatian. Allah Maha Mengetahui setiap kebaikan yang diperbuat dan Dia yang akan memberi balasannya. 4|128|Jika seorang istri khawatir akan sikap ketidakpedulian suaminya terhadap urusan keluarga atau sikap tak acuh terhadap dirinya, maka mereka boleh mengadakan perbaikan dan pendekatan secara baik-baik. Suami atau istri yang mengerti adalah yang memulai upaya damai itu. Dan cara damai itu selalu baik. Sebenarnya yang menghalangi terciptanya kedamaian di antara suami istri adalah sikap keras masing- masing pihak dalam mempertahankan haknya secara utuh karena dikuasai oleh sikap kikir. Tidak ada jalan untuk mengembalikan cinta kasih mereka kecuali jika salah satu pihak bersedia melepas sebagian haknya. Ia, yang bersedia melepas sebagian haknya itu, adalah orang yang berbuat baik dan bertakwa. Barangsiapa mengerjakan kebaikan dan bertakwa kepada Allah, maka Allah Maha Mengetahui segala amal perbuatan dan akan memberi balasannya. 4|129|Bersikap adil terhadap istri dengan selalu mencintainya dan selalu saling memberi, adalah sesuatu yang tidak selamanya dapat dicapai. Begitu juga bersikap adil kepada istri-istri, kalau suami memiliki lebih dari satu istri, tidak selamanya dapat dicapai. Tetapi, apabila kalian tetap ingin memiliki lebih dari satu istri, maka jangan menyakiti salah seorang istri dengan lebih cenderung kepada yang lain. Jangan biarkan dirinya "menggantung": tidak bersuami dan juga tidak dicerai. Kalian berkewajiban memperbaiki diri, membangun rumah tangga atas dasar perbaikan, bukan perusakan, dan bertakwa kepada Allah. Allah tentu akan mengampuni dosa kalian dan akan melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian, karena Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 4|130|Jika jalan perbaikan tidak dapat ditempuh, sedang kalian telah mengambil keputusan cerai, maka cerai itu harus terjadi. Jika suami istri itu bercerai, niscaya Allah akan melimpahkan keluasan kasih sayang-Nya kepada masing-masing pihak. Rezeki berada di tangan Allah. Rahmat dan karunia-Nya sungguh amat luas, dan Dia Mahabijaksana yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. 4|131|Inti sikap beragama adalah tunduk dan taat kepada Pencipta alam yang Mahaagung dan Mahamulia dan mengakui kekuasaan-Nya yang mutlak. Hanya milik Allahlah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dengan kekuasaan-Nya yang mutlak, Allah berkata, "Kami telah mewasiatkan kepada pemeluk agama- agama samawi dari golongan Ahl al-Kitâb--termasuk juga kalian, umat Islam--untuk selalu takut dan beribadah kepada-Nya, dan tidak kufur. Dialah satu-satunya pemilik kekuasaan terbesar di langit dan di bumi. Dengan kekuasaan Allah, tidak ada sesuatu pun yang tampak ganjil. Dia Mahakaya, tidak membutuhkan kalian. Tetapi, meskipun demikian, Dia selalu memuji keimanan kalian. Dia memang tidak membutuhkan apa-apa tetapi selalu memuji kebajikan yang dilakukan hamba-hamba-Nya 4|132|Hanya Allahlah yang mengatur semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah Penguasa, Penggerak dan Pengatur segalanya. Cukuplah Allah sebagai penguasa alam semesta agar dapat berjalan dengan tertib, dan penguasa manusia agar mereka menyembah, bertakwa dan menyerahkan semua urusan kepada-Nya. 4|133|Kalian, wahai umat manusia, berada di bawah kekuasaan Allah. Dia Mahakuasa dan Maha Penakluk. Jika Allah berkehendak, niscaya Dia akan mematikan kalian kemudian menciptakan yang lain. Dia Mahaagung lagi Mahakuasa untuk berbuat demikian. Juga Mahakuasa atas segala sesuatu. 4|134|Barangsiapa mengharap kenikmatan dan manfaat dunia yang halal melalui jalan yang benar, Allah akan memberinya kenikmatan dunia dan akhirat sekaligus. Karena Dialah satu-satunya yang memiliki kedua kenikmatan itu." 4|135|Keadilan adalah sistem kehidupan yang tidak dipertentangkan lagi. Dari itu, wahai orang-orang yang patuh dan tunduk kepada Allah dan seruan rasul-Nya, biasakanlah dirimu dan orang lain--dalam upaya mematuhi prinsip keadilan--untuk selalu tunduk kepada keadilan. Berbuat adillah terhadap orang-orang yang teraniaya. Jadilah kalian semua penegak keadilan, bukan karena menyukai orang kaya atau mengasihi orang miskin. Karena Allahlah yang menjadikan seseorang kaya dan miskin, dan Dia lebih tahu kemaslahatannya. Sesungguhnya hawa nafsu itu telah menyimpang dari kebenaran, maka janganlah kalian mengikutinya, supaya kalian dapat berlaku adil. Jika kalian bepaling atau enggan menegakkan keadilan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan dan akan memberi balasannya. Yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan yang buruk akan dibalas dengan keburukan pula. 4|136|Risalah-risalah samawi pada hakikatnya adalah satu, karena yang mengutus para rasul hanya satu pula: Allah Swt. Maka tunduklah, wahai orang-orang yang beriman, kepada Allah dan ikhlaskan dirimu kepada-Nya. Percayalah kepada Nabi Muhammad dan apa yang dibawa dalam al-Qur'ân yang diturunkan kepadanya, dan laksanakanlah. Percayalah kepada kitab-kitab suci yang turun sebelumnya seperti saat diturunkan tanpa penyelewengan dan kealpaan. Barangsiapa yang ingkar kepada Allah, Sang Pencipta, malaikat, alam gaib, kitab-kitab Allah dan rasul-rasul-Nya, serta hari akhir, maka ia telah tersesat dari jalan yang benar dan berada dalam jalan kesesatan. 4|137|Iman berarti tunduk secara mutlak dan mengerjakan kebenaran secara terus menerus. Maka, orang yang ragu-ragu bukan termasuk orang yang beriman. Orang-orang yang beriman lalu kufur, kemudian beriman dan kembali lagi kepada kekufuran, maka hal itu hanya akan menambah kekufuran mereka. Allah tidak akan mengampuni kejahatan yang telah mereka perbuat dan tidak pula memberi mereka petunjuk ke jalan yang benar. Allah akan mengampuni orang-orang yang bertobat dan menjauhi kejahatan, dan akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang selalu mencari kebenaran. 4|138|Wahai Rasulullah, berilah peringatan kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih di hari kiamat kelak. 4|139|Mereka memberikan kekuasaan dan perwalian mereka kepada orang-orang kafir, bukan kepada orang-orang Mukmin. Apakah mereka mengharapkan kejayaan dan bangga dengan orang-orang kafir itu? Kejayaan hanya milik Allah yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Barangsiapa mencari kejayaan dan bangga dengan Allah, akan jaya. Sebaliknya, barangsiapa mencari kejayaan dan bangga dengan selain Allah maka akan hina. 4|140|Allah telah menurunkan al-Qur'ân kepada kalian. Setiap kali kalian mendengar ayat al-Qur'ân dibacakan, di antara kalian ada yang mempercayainya dan ada juga yang mengingkari dan mengolok- oloknya. Kalau demikian keadaan orang-orang kafir dan munafik, dan kalian sendiri mendengar olok-olok mereka, janganlah kalian duduk bersama mereka sampai mereka berbicara yang lain. Karena, kalau tidak, kalian akan menjadi seperti mereka yang mengolok-olok al-Qur'ân itu. Sesungguhnya orang-orang kafir dan munafik akan mendapat siksa yang amat pedih, karena Allah akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di neraka Jahanam. 4|141|Orang-orang munafik itu selalu menunggu-nunggu seperti orang dengki yang selalu menunggu- nunggu dan mengharapkan agar kalian mendapatkan musibah dan mati terbunuh jika kalian berperang melawan musuh. Jika kalian mendapat kemenangan dari Allah menuju jalan yang benar, mereka berkata kepada orang-orang Mukmin, karena kemenangan itu telah menghinakan mereka dan Allah telah menolong orang-orang yang beriman, "Bukankah kami bersama kalian dan termasuk kelompok kalian?" Tetapi, jika orang-orang kafir mendapat kemenangan, mereka berkata, "Bukankah kami turut memenangkan kalian dan kami telah memberikan kasih sayang kami kepada kalian serta membela kalian dari orang-orang Mukmin?" Allah akan memberi keputusan di antara kalian dan orang-orang munafik pada hari kiamat. Dia sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang Mukmin selama orang-orang Mukmin tetap beriman dan mengerjakan amal saleh. 4|142|Sesungguhnya orang-orang munafik, dengan kemunafikannya, telah mengira bahwa mereka akan dapat menipu Allah dan menyembunyikan hakikat diri mereka dari-Nya. Allahlah yang akan membalas tipuan mereka. Allah akan mebiarkan mereka bergelimang dalam kejahatan dan akan membuat perhitungan terhadap apa yang mereka perbuat. Orang-orang munafik itu mempunyai ciri lahir dan ciri batin. Yang pertama tampak pada sikap bermalas-malasan dalam melaksanakan salat. Salatnya itu hanya dimaksudkan untuk riya, bukan salat yang sebenarnya. Sedang yang kedua, ciri batin, tampak pada sedikitnya berzikir kepada Allah. Karena jika mereka selalu menyebut Allah, niscaya mereka akan meninggalkan kemunafikannya. 4|143|Orang-orang munafik berada dalam keragu-raguan: tidak termasuk kelompok kalian dan juga tidak sepenuhnya termasuk kelompok kafir. Hal itu akibat lemahnya iman dan jiwa mereka, di samping akibat kesesatan mereka dari kebenaran. Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan untuk memberi petunjuk baginya. 4|144|Di antara faktor penyebab kemunafikan adalah menjadikan orang-orang yang tidak beriman sebagai pemimpin dan penolong. Oleh karena itu, jauhilah hal semacam ini, wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kalian menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong yang memiliki kekuasaan dan kalian taati. Jika kalian melakukan hal itu, maka Allah mempunyai alasan yang jelas untuk menghukum kalian. Sehingga, dengan demikian, kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang munafik dan akan menjadi hina. Sebab, kalian tidak meminta pertolongan dan kejayaan dari Allah, kebenaran, dan amal saleh. 4|145|Sesungguhnya orang-orang munafik berada di dalam neraka Jahanam yang paling dalam akibat kemunafikan mereka. Mereka berada di bagian terendah neraka. Dan kamu, Muhammad, tidak akan menemukan penolong yang dapat melindungi mereka dari siksa neraka. 4|146|Kecuali sebagian mereka yang bertobat, kembali ke jalan Allah, berpegang teguh, ikhlas berserah diri kepada-Nya dan mengerjakan amal saleh. Dengan demikian, mereka termasuk orang-orang Mukmin dan akan menerima pahala seperti yang akan mereka dapatkan. Allah telah menyediakan bagi orang-orang Mukmin balasan yang sangat besar di dunia dan di akhirat. 4|147|Allah hanya menuntut kalian untuk beriman dan bersyukur atas nikmat-Nya. Jika kalian lakukan itu, niscaya kalian tidak akan merasakan siksa. Kalian bahkan akan mendapatkan pahala atas kebaikan dan kesyukuran kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri perbuatan baik hamba-Nya dan Maha Mengetahui segala kebaikan dan keburukan mereka. 4|148|Allah melarang hamba-Nya untuk berkata buruk, kecuali orang yang dianiaya. Ia boleh memaparkan dan mengungkapkan keburukan orang yang menganiayanya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan orang yang dianiaya dan Maha Mengetahui kezaliman orang yang menganiaya. Dia akan memberi balasan yang setimpal terhadap apa yang dilakukannya. (1) (1) Hukum positif melarang seseorang untuk mengucapkan perkataan buruk secara terang-terangan di hadapan orang lain dengan alasan untuk melindungi pendengaran dan moral manusia dari hal-hal yang dapat merusak dan menyakitkan. Sebab, ucapan buruk dapat menyakiti hati orang yang menjadi obyeknya. Dalam hal ini al-Qur'ân mengatakan lâ yuhibb-u Allâh-u al-jahr-a bi al-sû' min al-qawl yang berarti 'Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan secara terus terang'. Seandainya ayat itu berhenti sampai kata al-sû' 'keburukan', 'kejahatan' saja, sehingga ayat itu berbunyi lâ yuhibb-u Allâh-u al-jahr-a bi al-sû', maka pengertiannya tidak hanya mencakup kejahatan yang dilakukan dengan kata-kata, tetapi mencakup juga kejahatan yang dilakukan dengan perbuatan secara terus terang seperti membuka aurat di tempat umum, atau membuka pakaian wanita supaya terlihat auratnya. Pembatasan kejahatan pada ayat ini hanya pada bentuk ucapan atau kata-kata, mengindikasikan adanya larangan mengenai kejahatan dalam bentuk lain. Dan, memang, kejahatan dalam bentuk lain disinggung pada ayat lain, yaitu ayat ke-19 surat al-Nûr yang artinya berbunyi 'Sesungguhnya orang-orang yang menginginkan tersiarnya berita amat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, akan mendapatkan siksa yang pedih di dunia dan akhirat'. Pembicaraan mengenai hal ini akan diterangkan lagi pada kesempatan lain, menyangkut apa yang dalam hukum positif disebut dengan berbagai istilah, seperti menghina, mencela, menuduh dan sebagainya. Juga termasuk terbebasnya pelaku tindakan menghina dan menuduh dari hukuman apabila tindakannya itu merupakan reaksi atas orang lain yang menghina dan menuduhnya. Oleh karena itu, ayat ini dilanjutkan dengan illâ man zhulim 'kecuali bagi orang yang dizalimi'. Berdasarkan pengecualian ini, orang yang teraniaya boleh mengucapkan kata-kata buruk semacam celaan dengan terus terang selama tidak dilakukan secara berlebihan dan melampaui batas. Ayat ini tidak menyebutkan secara khusus bentuk aniaya dalam pengecualian 'kecuali orang yang dizalimi' tadi, tidak seperti pada kejahatan yang disebut pada awal ayat yang hanya terbatas pada kejahatan kata-kata. Tidak adanya pembatasan bentuk aniaya ini mengindikasikan bahwa aniaya itu mencakup perkataan dan perbuatan, sehingga balasan terhadap tindak kezaliman seperti itu dapat dimaafkan dan pelakunya tidak terkena sanksi. Termasuk juga orang yang dirampas hartanya. Makna lahir ayat ini bahwa barangsiapa dizalimi atau dimusuhi dengan perkataan atau perbuatan kemudian membalasnya dengan caci maki, maka ia tidak berdosa. Ayat berikutnya berusaha mencegah timbulnya sikap ekstrim dalam memahami alasan pembalasan tersebut dengan menyatakan bahwa memafkan suatu kejahatan itu lebih baik daripada membalasnya dengan bentuk kejahatan lain, supaya tidak timbul kekacauan di tengah-tengah masyarakat. Arti ayat itu berbunyi 'Jika kalian menampakkan atau menyembunyikan kebaikan atau memaafkan suatu kejahatan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Kuasa'. 4|149|Jika kalian menampakkan atau menyembunyikan kebaikan, atau memaafkan orang yang berbuat tidak baik kepada kalian, Allah pasti akan melimpahkan pahala karena kalian beretika dengan etika ketuhanan, yaitu memberi maaf meskipun pada saat mampu untuk tidak memaafkan. Sesungguhnya Allah Mahabesar ampunan-Nya dan Mahasempurna kekuasaan-Nya. 4|150|Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara beriman kepada Allah dan beriman kepada rasul-rasul-Nya dengan mengatakan, "Kami beriman kepada sebagian rasul dan tidak beriman kepada sebagian yang lain," (berarti hanya beriman kepada nabi-nabi tertentu yang mereka cintai dan tidak beriman kepada yang lain yang mereka benci) padahal seharusnya mereka beriman kepada semuanya, karena iman itu tidak mengenal pemisahan, 4|151|mereka adalah orang-orang yang bergelimang dalam kekufuran yang jelas. Sesungguhnya Allah benar- benar akan menyediakan siksa yang pedih bagi mereka dan orang-orang yang seperti mereka. 4|152|Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan tidak mendustakan salah satu dari mereka, maka Allah akan memberi pahala yang besar atas kesempurnaan iman mereka. Sungguh Allah Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat, Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. 4|153|Orang-orang Yahudi yang ingkar meminta kepadamu, wahai Rasulullah, untuk mendatangkan bukti yang membenarkan kenabianmu dengan mendatangkan kepada mereka kitab suci khusus yang turun dari langit, membuktikan kebenaran kerasulanmu dan mengajak mereka beriman dan menaatimu. Kalau permintaan mereka semakin banyak, kamu tidak perlu terburu-buru untuk memenuhinya. Sebab, para pendahulu mereka telah meminta yang lebih besar dari itu kepada Nabi Mûsâ dengan mengatakan, "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Allah menurunkan siksa berupa petir yang menyambar dan memusnahkan mereka karena kezaliman yang mereka perbuat. Kemudian ingatlah dosa mereka yang lebih besar dan lebih buruk dari itu, yaitu menjadikan anak sapi sebagai tuhan selain Allah setelah mereka menyaksikan bukti yang diperlihatkan Nabi Mûsâ kepada Fir'aun dan kaumnya. Kemudian Allah memberi ampunan setelah mereka bertobat kepada-Nya, dan Allah telah menguatkan Nabi Mûsâ dengan bukti yang nyata. 4|154|Allah mengangkat bukit di atas kepala Banû Isrâ'îl, sebagai ancaman karena mereka tidak mau menerima hukum Tawrât, sampai mereka menerimanya. Allah juga mengambil perjanjian dari mereka lalu memerintahkan kepada mereka untuk memasuki kampung dengan tunduk kepada-Nya dan tidak melanggar perintah-Nya dengan tetap beribadah pada hari Sabtu. Sesungguhnya Allah telah mengambil itu semua dari mereka sebagai perjanjian yang kokoh. 4|155|Allah kemudian menjadi murka, karena mereka melanggar perjanjian, mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah dan membunuh nabi-nabi secara zalim. Selain itu, juga karena tetap lebih memilih kesesatan dengan mengatakan, "Hati kami telah tertutup dan tidak akan menerima apa yang diserukan kepada kami." Mereka tidak jujur mengatakan hal itu. Allahlah yang menutup dan mengunci hati mereka akibat kekufuran mereka. Hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman. 4|156|Allah murka kepada mereka, karena kekufuran dan dusta besar yang mereka tuduhkan kepada Maryam. 4|157|Allah juga murka kepada mereka, sebab dengan nada meremehkan dan menghina, mereka berkata, "Kami telah membunuh 'Isâ al-Masîh putra Maryam, Rasulullah." Padahal sebenarnya mereka tidak membunuh dan menyalib 'Isâ putra Maryam seperti pengakuan mereka. Tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang dijadikan tampak mirip 'Isâ. Mereka mengira telah membunuh dan menyalib 'Isâ, padahal mereka hanya membunuh dan menyalib orang yang mirip 'Isâ putra Maryam. Setelah itu mereka saling berbeda pendapat mengenai siapa sebenarnya yang mereka bunuh: 'Isâ atau bukan. Mereka benar-benar ragu dalam hal ini. Sebenarnya, yang terjadi adalah bahwa mereka mengatakan hal itu tanpa dasar pengetahuan selain prasangka saja. Mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh adalah 'Isâ. 4|158|Malah, yang sebenarnya terjadi, adalah bahwa Allah mengangkat 'Isâ ke sisi-Nya dan menyelamatkannya dari serangan musuh. Mereka tidak menyalib dan tidak pula membunuh 'Isâ. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana dalam semua perbuatan-Nya. 4|159|Tidak ada seorang pun dari Ahl al-Kitâb yang sebelum wafat tidak mengetahui hakikat Nabi 'Isâ yang merupakan hamba dan rasul Allah. Ia, sebelum wafat, pasti beriman kepada 'Isâ, tapi keimanan itu tidak berguna lagi karena waktunya sudah berlalu. Pada hari kiamat nanti 'Isâ a. s. akan menjadi saksi atas mereka bahwa ia telah menyampaikan risalah Tuhan-Nya, dan bahwa dia adalah hamba Allah dan rasul- Nya. 4|160|Akibat kezaliman yang dilakukan orang-orang Yahudi, Allah pun menyiksa mereka dengan mengharamkan sejumlah makanan yang baik-baik yang sebelumnya halal. Di antara bentuk kezaliman itu adalah menghalangi manusia untuk masuk agama Allah. 4|161|Karena mereka memberlakukan riba--padahal Allah telah mengharamkan--dan karena memakan harta orang secara tidak benar, agama memberikan hukuman berupa pengharaman makanan yang baik-baik kepada mereka. Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi orang kafir siksa yang menyakitkan. 4|162|Tetapi orang-orang Yahudi yang mendalami ilmu dan orang-orang yang beriman dari umatmu, Muhammad, percaya kepada apa yang diwahyukan kepadamu dan apa yang diwahyukan kepada rasul-rasul sebelummu. Orang-orang yang melaksanakan salat dengan benar, menunaikan zakat, percaya kepada Allah, hari kebangkitan dan pembalasan, maka Allah akan memberi pahala yang baik kepada mereka atas keimanan dan ketaatannya. 4|163|Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu al-Qur'ân dan syariat. Begitu juga, Kami telah memberi wahyu kepada Nûh dan nabi-nabi yang datang sesudahnya. Juga, Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrâhîm, Ismâ'îl, Ishâq, Ya'qûb dan Asbâth (yaitu nabi-nabi dari keturunan Ya'qûb), 'Isâ, Ayyûb, Yûnus, Hârûn dan Sulaymân. Selain itu, Kami telah mewahyukan pula kepada Dâwûd dengan menurunkan kitab Zabûr kepadanya. 4|164|Begitulah, Kami telah mengutus banyak rasul sebelummu. Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kisahnya kepadamu, dan ada pula yang tidak Kami ceritakan. Cara Allah memberikan wahyu kepada Mûsâ adalah dengan berbicara secara langsung dari balik tabir, tanpa perantara. 4|165|Semua rasul itu Kami utus sebagai pembawa berita gembira berupa pahala bagi siapa yang percaya, dan pemberi peringatan berupa siksa bagi siapa yang kufur. Hal itu agar tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk membantah Allah setelah diutusnya rasul-rasul itu. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, Mahamenang dan tidak ada yang menyaingi-Nya, lagi Mahabijaksana dalam segala perbuatan-Nya. 4|166|Namun jika mereka tidak mau mengakui kebenaranmu, Allah akan tetap memberikan persaksian atas kebenaran al-Qur'ân yang diturunkan kepadamu. Dia menurunkannya sesuai dengan ilmu-Nya. Malaikat- malaikat pun menjadi saksi atas hal itu. Persaksian Allah sudah cukup bagimu, Muhammad, hingga kamu tidak memerlukan lagi persaksian yang lain. 4|167|Sesungguhnya orang-orang kafir yang tidak percaya kepadamu dan menghalang-halangi manusia untuk masuk ke dalam agama Allah, benar-benar telah tersesat jauh dari kebenaran. 4|168|Orang-orang yang kafir dan menganiaya diri mereka dengan kekufuran, menganiaya Rasulullah saw. dengan mengingkari rislahnya, dan menganiaya manusia dengan menyembunyikan kebenaran, sungguh tidak akan diampuni Allah selama mereka masih kafir. Mereka juga tidak akan ditunjukkan Allah ke jalan keselamatan. Allah memang tidak akan mengampuni orang-orang yang sesat seperti mereka. 4|169|Tetapi, sebaliknya, mereka akan ditunjukkan Allah jalan ke neraka. Mereka akan kekal abadi di dalamnya. Hal itu sungguh mudah bagi Allah. 4|170|Wahai manusia, sesungguhnya Rasulullah (Muhammad) membawa agama yang benar dari sisi Tuhan kalian. Maka, percayailah ajaran yang dibawanya, karena hal itu lebih baik bagi kalian. Jika kalian menolak ajarannya dan lebih memilih kekufuran, maka Allah sebenarnya tidak membutuhkan keimanan kalian, karena Dia adalah penguasa kalian. Segala apa yang ada di langit dan bumi adalah hak-Nya: hak milik, hak cipta dan hak pakai. Dialah yang Maha Mengetahui semua makhluk-Nya lagi Mahabijaksana dalam berbuat. Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik dan tidak akan melalaikan balasan orang-orang yang berbuat jahat. 4|171|Wahai Ahl al-Kitâb, janganlah kalian menentang kebenaran dan melampaui batas dalam beragama. Jangan berbuat dusta kepada Allah dengan mengingkari risalah 'Isâ a. s atau dengan menjadikannya sebagai tuhan selain Allah. 'Isâ al-Masîh hanyalah rasul Allah seperti rasul-rasul yang lain. 'Isâ diciptakan Allah dengan kekuasaan dan kalimat-Nya yang disampaikan dan ditiupkan oleh malaikat Jibrîl kepada Maryam. Hal itu merupakan salah satu rahasia kekuasaan Allah. Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul- rasul-Nya dengan benar dan jangan beranggapan bahwa tuhan itu ada tiga. Tinggalkanlah kebatilan itu, karena hal itu lebih baik. Sesungguhnya Allah Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah Mahasuci dari kemungkinan mempunyai anak. Segala yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara dan pengatur kepunyaan-Nya. 4|172|'Isâ al-Masîh tidak akan sombong lalu enggan menjadi hamba Allah. Begitu juga malaikat-malaikat yang dekat kepada-Nya. Barangsiapa sombong dan enggan menyembah Allah, maka ia tidak akan lepas dari siksa-Nya pada hari ketika Dia mengumpulkan manusia untuk diperhitungkan amal perbuatannya. 4|173|Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah akan memberikan secara penuh pahala amal perbuatan mereka dan akan memberikan tambahan dengan karunia-Nya, sebagai penghormatan dan pelimpahan nikmat. Sedangkan orang-orang yang enggan beribadah dan bersyukur kepada Allah, maka Allah benar-benar akan menyediakan bagi mereka siksa yang menyakitkan. Mereka tidak akan mendapatkan seorang penolong pun yang akan menolong dan melindungi mereka dari siksa itu. 4|174|Wahai umat manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti-bukti nyata yang membenarkan kerasulan Muhammad. Melalui ucapannya, Kami menurunkan al-Qur'ân yang jelas bagai cahaya kepada kalian, yang menerangi dan menunjukkan kalian ke jalan keselamatan. 4|175|Orang-orang yang beriman kepada Allah dan kerasulan Muhammad serta berpegang teguh pada agamanya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga di akhirat kelak, dan akan memberi mereka rahmat serta karunia yang luas. Sedang di dunia, mereka akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus. 4|176|Wahai Rasulullah, mereka bertanya kepadamu mengenai warisan orang yang wafat tanpa mempunyai anak dan ayah. Ketentuan Allah dalam hal ini adalah sebagai berikut. Jika orang yang wafat itu meninggalkan saudara perempuan, maka ia memperoleh setengah bagian dari harta waris. Jika ia meninggalkan saudara laki-laki, maka ia akan memperoleh semua harta waris. Jika ia mempunyai dua saudara perempuan, maka keduanya mendapat dua pertiga dari harta waris. (1) Dan jika ahli waris itu terdiri atas saudara-saudara laki dan perempuan, maka bagian laki-laki dua kali lebih banyak dari bagian perempuan. Allah menjelaskan hukum ini semua, supaya kamu tidak sesat dalam membagi warisan masing- masing ahli waris. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala amal perbuatanmu, dan Dia yang akan memberi balasan kepadamu sesuai dengan amal perbuatan yang kamu lakukan. (1) Hadis Rasulullah saw. menyebutkan juga saudara perempuan yang berjumlah lebih dari dua orang, di samping ketentuan ayat yang menyebutkan bahwa anak perempuan lebih dari dua orang memperoleh dua pertiga bagian. Ketentuan ini tentu lebih berlaku lagi pada dua saudara perempuan, karena hubungan anak lebih dekat. Sedangkan undang-undang Eropa yang diambil dari undang-undang Romawi menetapkan bahwa saudara (laki-laki dan perempuan) dengan anaknya tidak mendapatkan harta waris. Lebih dari itu, undang-undang itu memberi kewenangan penuh kepada pemilik harta untuk tidak memberikan warisan kepada seluruh ahli warisnya. Hal itu kemudian dilarang oleh Islam, dengan hanya memberikan hak wasiat kepada pewaris pada sepertiga hartanya. 5|1|[[5 ~ AL-MA'IDAH (HIDANGAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 120 ayat ~ Surat al-Mâ'idah termasuk kelompok surat Madaniyyah. Surat ini berisikan 120 ayat, dan merupakan surat yang terakhir kali turun. Dalam surat ini terdapat berbagai hukum mengenai kewajiban memenuhi janji secara umum, baik janji antara hamba dengan Tuhannya maupun janji antar sesama manusia, mengenai makanan yang halal dan yang haram, dan mengawini wanita Ahl al-Kitâb; serta rukun wudu dan tayamum. Selain itu, juga terdapat keterangan mengenai pencarian keadilan bersama musuh, isyarat akan nikmat Allah kepada orang-orang Islam, kewajiban menjaga dan memelihara kitab suci, keterangan mengenai orang-orang Yahudi yang mengubah firman-firman Allah dari yang sebenarnya, keterangan mengenai orang-orang Nasrani yang melupakan sebagian dari apa yang diingatkan kepada mereka. Juga terdapat keterangan mengenai kekafiran orang-orang Nasrani itu dengan mengatakan bahwa 'Isâ al-Masîh adalah anak Allah, dan keterangan mengenai sikap orang-orang Yahudi yang menganggap bohong orang-orang Nasrani dengan mengaku bahwa Yahudi adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah. Di samping itu, surat ini juga berisi kisah kaum Yahudi, kisah dua anak Adam yang melukiskan bahwa permusuhan merupakan tabiat anak cucu Adam, hukum kisas sebagai pendidikan bagi jiwa yang cenderung memusuhi yang lain, hukuman zina dan mencuri. Setelah itu, surat ini menerangkan kembali tentang orang-orang Yahudi yang telah mengubah syariat yang terdapat dalam kitab Tawrât, keterangan bahwa Tawrât dan Injîl mengandung kebenaran sebelum terjadi perubahan. Keharusan menerapkan hukum kitab suci yang diturunkan Allah, juga diterangkan dalam surat ini. Kemudian surat ini juga menerangkan tentang, sikap permusuhan orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap masyarakat Islam dan larangan tunduk serta rela dengan apa yang mereka lakukan. Surat ini juga menetapkan kekafiran kaum Nasrani yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari tiga tuhan, dan penjelasan al-Qur'ân bahwa sebagian kaum Nasrani telah mengikuti kebenaran dan beriman kepadanya, larangan bagi orang yang beriman untuk mengharamkan sebagian makanan yang dihalalkan baginya, kafarat melanggar sumpah, larangan meminum khamar, keterangan manasik haji dan kemuliaan Ka'bah serta bulan-bulan suci, kebatilan orang-orang Arab yang telah mengharamkan sesuatu kepada diri mereka tanpa bukti dan alasan, dan hukum wasiat dalam bepergian. Selanjutnya pada akhir surat ini dijelaskan mengenai mukjizat Nabi 'Isâ a. s dan kekufuran Banû Isrâ'îl terhadapnya serta terbebasnya Nabi 'Isâ dari mereka yang menyembahnya. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah semata, dan Dia adalah Mahakuasa.]] Hai orang-orang yang beriman, penuhilah semua janji kalian kepada Allah dan janji antara sesama kalian. Allah telah menghalalkan daging unta, sapi dan kambing, kecuali apa yang telah diharamkan-Nya. Kalian tidak boleh berburu binatang darat pada saat melaksanakan ihram, atau ketika sedang berada di tanah haram. Sesungguhnya Allah menetapkan semua apa yang dikehendaki dengan adil, dan ini semua adalah perjanjian Allah dengan kalian(1). (1) termasuk dalam janji yang harus dipenuhi dalam ayat ini adalah janji yang diucapkan kepada sesama manusia. 'Uqûd (bentuk jamak dari 'aqd ['janji', 'perjanjian']) yang digunakan dalam ayat ini, pada dasarnya berlangsung antara dua pihak. Kata 'aqd itu sendiri mengandung arti 'penguatan', 'pengukuhan', berbeda dengan 'ahd ('janji', 'perjanjian') yang berasal dari satu pihak saja, dan termasuk di dalamnya memenuhi kehendak pribadi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa al-Qur'ân lebih dahulu berbicara mengenai pemenuhan janji daripada undang-undang positif. Ayat ini bersifat umum dan menyeluruh. Sebab, dalam Islam terdapat hukum mengenai dua pihak yang melakukan perjanjian. Tidak ada hukum positif mana pun yang lebih mencakup, lebih jelas dan lebih terperinci daripada ayat ini mengenai pentingnya memenuhai dan menghormati janji. 5|2|Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syiar-syiar Allah seperti manasik haji pada waktu ihram sebelum tahallul ('berhalal' dengan cara mencukur rambut) dan hukum-hukum syariat yang lainnya. Jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram dengan mengobarkan api peperangan, dan jangan pula menghalangi binatang yang dikhususkan untuk dibawa ke Bayt Allâh (Baitullah, Ka'bah) dengan merampas atau menghalanginya untuk sampai ke tempatnya. Jangan melepas kalung-kalung yang ada pada leher binatang sebagai tanda bahwa binatang itu akan dibawa ke Bayt Allâh untuk disembelih pada musim haji, dan jangan pula menghalangi orang-orang yang pergi ke Bayt Allâh dengan maksud mencari karunia dan keridaan-Nya. Jika kalian selesai melaksanakan ihram kemudian melakukan tahallul, maka kalian boleh berburu. Janganlah kebencian kalian kepada kaum yang menghalangi kalian pergi ke al-Masjid al-Haram, mendorong kalian untuk memusuhi mereka. Hendaknya kalian, wahai orang-orang Mukmin, saling menolong(1) alam berbuat baik dan dalam melaksanakan semua bentuk ketaatan dan jangan saling menolong dalam berbuat kemaksiatan dan melanggar ketentuan-ketentuan Allah. Takutlah hukuman dan siksa Allah, karena siksa-Nya amat kejam bagi orang-orang yang menentang-Nya. (1) Ayat ini menunjukkan bahwa al-Qur'ân telah terlebih dahulu beberapa ratus tahun menganjurkan konsep kerjasama dalam kebaikan, dibanding semua undang-undang positif yang ada. 5|3|Hai orang-orang yang beriman, diharamkan bagi kalian memakan daging bangkai (binatang yang mati dengan tidak disembelih), darah yang mengalir, daging babi, binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, binatang yang mati tercekik, binatang yang mati dipukul, binatang yang mati karena jatuh, binatang yang mati ditanduk oleh binatang lain, dan binatang yang mati dimakan binatang buas. Tetapi jika binatang itu masih hidup dan halal untuk dimakan, lalu kamu menyembelihnya, maka binatang itu halal. Allah mengharamkan kepada kalian binatang yang disembelih untuk mendekatkan diri kepada berhala, mengetahui sesuatu yang telah ditentukan di alam gaib dengan cara undian dengan melempar anak panah. Memakan makanan yang telah diharamkan Allah itu adalah dosa besar dan merupakan sikap tidak patuh kepada Allah. Mulai sekarang telah pupus harapan orang kafir untuk menghapus agama kalian. Maka, jangan khawatir mereka akan dapat menguasai kalian, dan jangan berani melanggar perintah-Ku. Hari ini Aku sempurnakan hukum-hukum agama, Aku sempurnakan nikmat-Ku kepada kalian dengan memberikan kejayaan dan menguatkan pendirian kalian, dan Aku jadikan Islam sebagai agama kalian. Barangsiapa terpaksa memakan makanan yang diharamkan Allah karena alasan lapar dan demi mempertahankan diri dari kematian, dengan tidak cenderung berbuat maksiat, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni orang yang terpaksa atas makanan yang dimakannya demi mempertahankan hidup. Allah Maha Penyayang kepadanya dalam hal-hal lain yang dibolehkan(1). (1) Kematian binatang dapat disebabkan oleh ketuaan, penyakit organik, parasit, atau karena terkena racun luar yang, dengan sendirinya, mengakibatkan daging binatang itu mengandung zat yang membahayakan pemakannya. Lebih dari itu, binatang yang mati bukan karena disembelih, darahnya akan mengalami pemacetan. Keadaan seperti itu dapat berlangsung lama dan sulit diketahui dengan pasti, sehingga dapat mengakibatkan disolusi dan kerusakan. Darah merupakan saluran yang mengandung seluruh zat metabolis (asimilasi) yang sebagiannya bermanfaat dan yang lain berbahaya. Zat yang membahayakan itu dapat merusak anggota tubuh yang dapat menghilangkan dan mengeluarkan racun yang ada dalam tubuh. Selain itu, di dalam darah juga terdapat racun yang dikeluarkan oleh hewan-hewan parasit dalam tubuh. Di antara hewan parasit yang hidup dalam tubuh manusia itu banyak yang melalui beberapa fase, ada yang panjang dan ada juga yang pendek. Karena alasan-alasan itulah, terutama, memakan darah diharamkan. Sedangkan babi merupakan binatang yang mudah terserang hewan parasit yang menyerang tubuh manusia seperti berbagai virus, sporadis, leptoseri dan protozoa, cacing pipih dan cacing gelang. Di antara parasit yang paling berbahaya adalah: a. Hewan ciliata yang diberi nama antidium-colay yang dapat menyebabkan disentri plantidi yang ganasnya sama dengan disentri amuba. Sumber satu-satunya penyakit ini adalah babi. Penyakit ini hanya akan menyerang orang yang memelihara dan menyembelih serta menjual-beli danging babi. b. Gelendong hati dan usus yang berjangkit di negara-negara Timur Jauh, khususnya gelendong usus besar yang banyak menyebar di Cina, gelendong usus kecil yang banyak berjangkit di Bangladesh, Burma dan Asam, dan gelendong hati yang banyak tersebar di Cina, Jepang dan Korea. Nah, babi merupakan binatang yang banyak menyimpan parasit-parasit ini. Oleh karena itu, pembasmian penyakit yang diakibatkan oleh parasit-parasit ini tidak dapat dilakukan hanya pada manusia penderita, tetapi juga harus sampai kepada sumber asalnya: babi. c. Cacing pita yang ada dalam tubuh babi. Sel telur cacing ini berpindah dari manusia kepada babi yang melahirkan cacing ganda dalam daging babi. Cacing itu kemudian berpindah lagi kepada manusia yang memakan daging babi dan cacing pita yang hidup dan berkembang di dalam usus. Pada dasarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya, karena hampir sama dengan cacing pita yang terdapat dalam daging sapi. Tetapi cacing pita yang terdapat dalam daging babi sangat berbeda dengan cacing pita yang ada dalam daging sapi. Apabila sel telur cacing itu tertelan oleh manusia melalui tangannya yang kotor, atau melalui makanan yang kotor, atau apabila ia memotong bagian cacing yang mengandung telur, atau memotong telur cacing dari ususnya hingga telur itu pecah dan larvanya mengena bagian otot yang bersangkutan, maka hal itu kemungkinan besar menyebabkan kematian apabila menyerang otak, urat saraf, atau hati dan organ penting lainnya. Penyakit berbahaya seperti ini hampir tidak kita dapatkan di negara-negara Islam, karena Islam telah mengharamkan memakan daging babi. d. Cacing berbentuk spiral. Terjangkitnya seseorang dengan cacing spiral yang larvanya berceceran pada otot-ototnya akan menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya, seperti rematik, sulit mengunyah dan bernafas serta menggerakkan mata, radang otak dan jaringan urat saraf serta radang selaput otak. Penyakit urat saraf dan otak yang menyebabkan keracunan, stress dan komplikasi. Jika seseorang terkena penyakit yang mematikan ini, ia akan meninggal dunia dalam jangka waktu antara empat sampai enam minggu. Dan babi adalah penyebab utamanya. Penyakit ini banyak menyebar di Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Sedangkan di dunia Islam, alhamdulillah, penyakit seperti ini tidak banyak berjangkit. Usaha untuk mencegah berjangkitnya penyakit ini dilakukan dengan cara memelihara babi secara sehat dan pengobatan secara medis terhadap daging babi. Tetapi itu semua tidak membuahkan hasil. Sebagai contoh, Amerika Serikat adalah salah satu dari tiga negara terbesar di dunia yang terjangkit penyakit ini, mencapai 16%. Jumlah ini sangat jauh dari yang sebenarnya. Di negara-negara bagian Amerika Serikat persentase berjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh babi ini berkisar antara 5%-27%. Selain itu, lemak minyak babi sangat berbeda dengan minyak nabati dan lemak hewani lainnya. Oleh karena itu, kelayakan daging babi untuk digunakan sebagai bahan makanan sangat diragukan sebagian besar ahli. Hal ini dijelaskan oleh Prof. Ram, seorang ahli kimia dari Denmark yang memperoleh hadiah nobel, bahwa seseorang tidak boleh banyak mengkonsumsi minyak babi karena akan menyebabkan penyakit empedu dan menutupi salurannya, pengerasan urat nadi dan penyakit jantung. Perlu disebutkan di sini bahwa jumhûr (mayoritas) ahli hukum Islam mengartikan kata "lahm" sebagai 'daging', termasuk 'lemak'. Sedangkan soal hewan yang disembelih dengan tidak menyebut nama Allah, dan hewan yang yang disembelih dengan nama berhala, berkaitan dengan persoalan ibadah. Sedang hewan yang mati tercekik, terpukul, mati ditanduk dan diterkam binatang buas, mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan bangkai, meskipun sebab kematiannya berbeda. 5|4|Orang-orang Mukmin bertanya kepadamu, Muhammad, mengenai makanan dan lain-lain yang dihalalkan untuk mereka. Katakan kepada mereka, "Allah menghalalkan semua yang baik menurut akal yang sehat, dan hewan buruan yang ditangkap oleh binatang buas yang telah kalian latih sesuai dengan apa yang diajarkan Allah kepada kalian. Makanlah dari apa yang ditangkap oleh binatang itu untuk kalian, dan sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya. Bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan apa yang disyariatkan kepada kalian dan jangan melanggar perintah-Nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. 5|5|Pada hari ini--hari diturunkannya ayat--Allah telah menghalalkan segala yang baik menurut selera yang sehat, makanan dan sembelihan Ahl al-Kitâb selama tidak ada ketentuan baru yang mengharamkannya. Selain itu, Allah juga menghalalkan makanan kalian untuk mereka dan membolehkan kalian mengawini wanita-wanita yang menjaga kehormatannya di antara wanita-wanita Ahl al-Kitâb yang beriman, bila kalian membayar maskawin mereka dengan maksud mengawininya, dan bukan untuk melegalkan hubungan yang tidak sah (zina), atau menjadikan mereka sebagai wanita simpanan. Barangsiapa mengingkari agama, maka hilanglah pahala amal perbuatannya yang semula dikira sebagai usaha pendekatan diri kepada Allah. Di akhirat kelak, ia akan termasuk orang-orang yang binasa. 5|6|Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan salat, sedang kalian belum berwudu, maka berwudulah dengan membasuh muka dan tangan sampai sikunya. Lalu usaplah kepala--seluruhnya atau sebagian--dan basuhlah kaki sampai dengan kedua matanya. Apabila hendak melaksanakan salat, dan kalian dalam keadaan junub karena menggauli istri, maka mandilah dengan membasuh seluruh badan. Jika kalian menderita sakit yang tidak memungkinkan penggunaan air, atau dalam perjalanan yang tidak memungkinkan kalian mendapatkan air, atau ketika kalian selesai buang air, atau menggauli istri(1) lalu kalian tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan debu yang suci. Usaplah muka dan tangan kalian dengan debu itu. Sesungguhnya Allah tidak bermaksud menyulitkan kalian pada semua perintah-Nya. Allah menetapkan ketentuan itu semua dengan maksud untuk membersihkan kalian secara lahir dan batin, dan menyempurnakan nikmat-Nya dengan memberi petunjuk dan kemudahan kepada kalian, agar kalian bersyukur atas petunjuk dan hidayah-Nya dengan selalu menaati-Nya. (2). (1) bagian besar ahli tafsir mengartikan kata "lâmastum" dalam ayat ini dengan 'menyentuh'. Ada juga yang mengartikannya dengan 'menggauli'. Perbedaan penafsiran ini mempunyai konsekuensi hukum masing-masing. Jika kata "lâmastum" diartikan 'menyentuh', maka wudu seseorang menjadi batal dengan sekadar sentuhan. Tetapi jika diartikan 'menggauli', wudu seseorang tidak batal hanya karena menyentuh wanita. (2) rsuci (thahârah) dalam Islam mengandung dua pengertian. Pertama, mengarahkan hati kepada Allah dengan penuh persiapan agar dapat menghadap Allah dengan jiwa bersih dan ikhlas. Kedua, bersuci secara lahiriah dengan melakukan wudu, yaitu membersihkan sebagian anggota badan dari kotoran. Bersuci dalam pengertian kedua ini kadang-kadang terulang sampai lima kali dalam sehari. Dapat pula dengan cara mandi setelah mengadakan hubungan suami istri, atau setelah bersuci dari haid dan nifas. Wudu dan mandi ini mempunyai manfaat yang besar, yaitu membersihkan dan menjaga tubuh dari kotoran dan debu yang membawa bibit penyakit, melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot-otot. Oleh karena itu, Rasulullah saw. bersabda, "Kalau kamu [sedang] marah, berwudulah." Sedangkan tayamum mengandung makna bersuci dalam pengertian pertama, yaitu mengarahkan hati kepada Allah dengan penuh persiapan, agar dapat mengahadap Allah dengan jiwa bersih dan ikhlas. 5|7|Renungkanlah, wahai orang-orang yang beriman, nikmat Allah kepada kalian dengan menunjukkan kalian kepada agama Islam. Peliharalah pelaksanaan janji yang telah kalian ucapkan saat membaiat Rasulullah, Muhammad, untuk mau mendengar dan patuh. Bertakwalah kepada Allah dengan menjaga dan melaksanakan janji-janji itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati kalian, dan Dialah yang akan memberi balasannya. 5|8|Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan melaksanakan persaksian di antara manusia dengan benar. Janganlah kebencian kalian yang sangat kepada suatu kaum membawa kalian untuk bersikap tidak adil kepada mereka. Tetaplah berlaku adil, karena keadilan merupakan jalan terdekat menuju ketakwaan kepada Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya(1). Takutlah kalian kepada Allah dalam setiap urusan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua yang kalian perbuat dan Dia akan memberi balasan yang setimpal. (1) Islam telah menyeru umat manusia untuk selalu konsisten dengan keadilan, baik dengan penguasa maupun dengan musuh. Maka, merupakan tindakan yang tidak benar kalau kebencian mengakibatkan perlakuan tidak adil. Hal itu diterapkan pada hubungan antar individu, dan hubungan antar institusi atau negara. Bersikap adil terhadap musuh diterangkan oleh al-Qur'ân secara sangat jelas, sebagai sikap yang mendekatkan diri kepada takwa. Seandainya prinsip keadilan itu diterapkan dalam hukum internasional, maka tidak akan ada peperangan. Dan kalau setiap agama mempunyai ciri khas tersendiri, maka ciri khas Islam adalah konsep tauhid dan keadilan. 5|9|Allah memberi karunia-Nya dengan menjanjikan orang-orang yang beriman kepada agama-Nya dan selalu mengerjakan amal saleh, untuk mengampuni dosa-dosa dan melimpahkan pahala yang besar kepada mereka. 5|10|Orang-orang yang membangkang terhadap agama Allah dan mendustakan ayat-ayat yang membuktikan keesaan dan kebenaran risalah-Nya adalah penghuni neraka yang akan kekal di dalamnya. 5|11|Hai orang-orang yang beriman, renungkanlah nikmat Allah saat kalian mengalami kesusahan, ketika suatu kaum--yaitu sekelompok orang musyrik--hendak menghancurkan kalian dan Rasulullah, lalu Allah melindungi dan menyelamatkan kalian dari siksa mereka. Bertakwalah kepada Allah dan bersandarlah hanya kepada-Nya dalam segala urusan, karena Dia yang mencukupimu. Selayaknya bagi orang yang beriman untuk selalu bersandar kepada Allah. 5|12|Sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Banû Isrâ'îl untuk selalu mendengar dan taat kepada perintah-Nya. Dia mengangkat dua belas pemimpin di antara mereka untuk melaksanakan perjanjian itu. Allah menguatkan janji-Nya akan menolong dan memberi kemenangan, jika mereka melaksanakan salat sebagaimana mestinya, mengeluarkan zakat yang diwajibkan, beriman kepada semua rasul-Nya dan membelanjakan harta di jalan kebaikan. Jika mereka melaksanakan itu semua, maka Allah akan mengampuni dosa mereka dan memasukkan mereka ke dalam surga yang dialiri bermacam-macam sungai di dalamnya. Barangsiapa ingkar dan merusak perjanjian itu, maka mereka telah tersesat dari jalan yang benar dan lurus. 5|13|Karena Banû Isrâ'îl telah melanggar janji, maka mereka berhak dilaknat dan dijauhkan dari rahmat Allah. Hati mereka menjadi keras dan tidak dapat menerima kebenaran. Mereka kemudian mulai mengubah arti firman Allah menurut kehendak dan hawa nafsu mereka dan meninggalkan apa yang telah diperintahkan kepada mereka dalam Tawrât. Kamu, Rasulullah, masih akan melihat berbagai bentuk pengkhianatan dan perusakan perjanjian, kecuali sebagian kecil dari mereka yang beriman kepadamu. Mereka tidak akan berkhianat. Maka maafkanlah kesalahan mereka, wahai Rasulullah, ampuni dan berbuat baiklah kepada mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. 5|14|Allah juga mengambil perjanjian dari orang-orang Nasrani yang berkata, "Dengan beriman kepada Injîl dan dengan mengakui konsep keesaan Tuhan, kami adalah orang-orang Nasrani." Tetapi kemudian mereka melupakan sebagian besar dari apa yang diperintahkan kepada mereka dalam Injîl. Allah akan menyiksa mereka dengan menimbulkan permusuhan di antara mereka, sehingga mereka menjadi beberapa kelompok yang saling bermusuhan sampai hari kiamat nanti. Allah akan memberitahukan apa yang mereka perbuat dan akan memberi balasannya. 5|15|Wahai Ahl al-Kitâb, sungguh telah datang kepada kalian utusan Kami, Muhammad, yang menyeru kepada kebenaran dan menampakkan kepada kalian sebagian besar isi Tawrât dan Injîl yang kalian sembunyikan dan meninggalkan banyak lainnya yang memang tidak perlu dijelaskan. Sesungguhnya telah datang kepada kalian syariat sempurna dari sisi Allah, yang merupakan cahaya, dan dijelaskan dalam kitab suci. 5|16|Dengan kitab suci itu Allah telah memberi petunjuk orang-orang yang mengharapkan keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari gelapnya kekufuran kepada terangnya cahaya keimanan serta memberi petunjuk ke jalan yang benar. 5|17|Orang-orang yang mendakwakan--secara tidak benar--bahwa Allah adalah 'Isâ al-Masîh putra Maryam, sungguh telah kafir. Katakan, wahai Muhammad, kepada orang-orang yang berani menuhankan 'Isâ a. s. itu, "Tidak ada seorang pun yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah bila Dia berkehendak membinasakan 'Isâ dan bundanya serta semua orang di muka bumi ini. Sebab hanya milik Allahlah kerajaan langit dan bumi serta apa-apa yang berada di antara keduanya. Dia menciptakan bentuk apa saja yang dikehendaki." Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya. 5|18|Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutamakan, karena kami adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah." Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Kalau benar demikian, mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa yang kalian perbuat dan memasukkan kalian ke dalam neraka Jahanam? Sungguh, kalian benar-benar dusta! Sebab kalian, seperti manusia lainnya, adalah makhluk ciptaan Allah: seluruh amal perbuatan kalian akan diperhitungkan kelak. Hanya Allah yang mengampuni dan menyiksa siapa saja yang dikehendaki-Nya, karena langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya adalah milik Allah, dan semua akan kembali kepada-Nya. 5|19|Wahai Ahl al-Kitâb, sesungguhnya telah datang rasul Kami kepada kalian untuk menjelaskan kebenaran, setelah terhentinya pengutusan rasul-rasul untuk beberapa waktu, supaya kalian tidak memiliki alasan bahwa Allah tidak mengutus seorang pembawa kabar gembira maupun seorang pemberi peringatan kepada kalian. Sekarang telah datang seorang pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada kalian. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, termasuk menurunkan risalah, dan akan membuat perhitungan terhadap apa yang kalian lakukan. 5|20|Ingatlah, wahai Rasulullah, ketika Mûsâ berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, renungkanlah nikmat Allah yang diberikan kepada kalian dengan mensyukuri dan menaati-Nya, karena Dia telah memilih banyak nabi dari kalangan kalian dan menjadikan kalian berjaya, setelah sebelumnya kalian hina di bawah kekuasaan Fir'aun. Selain itu, Dia juga memberikan nikmat yang belum pernah diberikan kepada seorang pun di antara umat yang lain. 5|21|Wahai kaumku, taatilah perintah Allah. Masuklah ke Bayt al-Maqdis (Jerusalem) yang telah ditentukan Allah untuk kalian. Jangan gentar menghadapi penghuninya yang perkasa lalu kembali dalam keadaan merugi dan tidak mendapatkan kemenangan dan keridaan Allah." 5|22|Dengan melanggar perintah Allah, Banû Isrâ'îl mengatakan, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya di dalam negeri itu terdapat orang-orang yang gagah perkasa, dan kami tidak sanggup menghadapi mereka. Oleh karena itu, kami tidak akan memasuki negeri itu selama mereka masih berada di sana. Tetapi, jika mereka keluar, kami akan memasukinya." 5|23|Dua orang dari pemimpin-pemimpin mereka yang takut kepada Allah dan diberi nikmat keimanan dan ketaatan berkata, "Wahai kaum, serbulah orang-orang yang perkasa itu dan masuklah melalui pintu gerbang negeri itu secara tiba-tiba. Jika kalian melakukannya, niscaya kalian akan memperoleh kemenangan. Bertawakallah kepada Allah dalam segala urusan jika kalian benar-benar beriman." 5|24|Mereka terus melanggar dan berkata, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya kami sama sekali tidak akan memasuki negeri ini, selagi orang-orang yang perkasa itu masih berada di dalamnya. Biarkan kami, sebab kamu tidak mempunyai kekuasaan apa-apa atas kami. Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan perangilah mereka. Kami akan tetap tinggal di tempat ini." 5|25|Ketika itu Mûsâ meminta pertolongan kepada Tuhannya sambil berkata, "Ya Tuhanku, aku tidak kuasa selain atas diriku dan saudaraku. Maka tentukanlah keputusan, dengan keadilan-Mu, antara kami dan orang-orang yang durhaka itu." 5|26|Allah mengabulkan doa Nabi Mûsâ, dan mengharamkan orang-orang yang melanggar perintah tadi untuk memasuki tanah Bayt al-Maqdis selama empat puluh tahun. Mereka tersesat di padang pasir, tak tahu arah. Kemudian Allah berfirman kepada Mûsâ, "Janganlah kamu gelisah dengan musibah yang menimpa mereka, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik dan keluar dari perintah Allah." 5|27|Senang kepada permusuhan adalah tabiat sebagian manusia. Oleh karena itu, wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada orang-orang Yahudi--dan kamu adalah orang yang jujur dan benar--kisah dua putra Adam (Qâbîl dan Hâbîl) ketika mempersembahkan korban kepada Allah. Lalu Allah menerima korban Hâbîl karena keikhlasannya, dan tidak menerima korban Qâbîl karena ia tidak ikhlas. Maka, dengan rasa dengki, Qâbîl mengancam akan membunuh Hâbîl. Hâbîl kemudian menjelaskan bahwa Allah tidak akan menerima suatu perbuatan selain dari orang-orang yang bertakwa dan ikhlas berkorban. 5|28|Hâbîl berkata kepada Qâbîl, "Kalaupun kamu tersesatkan oleh setan untuk menggerakkan tanganmu hendak membunuhku, aku tidak akan melakukan seperti yang kamu lakukan. Aku tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu, karena aku takut siksa Tuhanku. Dialah Allah Tuhan semesta alam. 5|29|Aku tidak akan melawanmu kalau kamu membunuhku, supaya kamu menanggung sendiri dosa pembunuhan terhadap diriku dan dosa dirimu karena tidak berbuat ikhlas kepada Allah sebelumnya. Dengan demikian, kamu berhak mendapat siksa api neraka di akhirat kelak. Itulah balasan yang adil dari Allah bagi orang yang zalim." 5|30|Qâbîl terdorong oleh hawa nafsunya untuk melawan fitrah dan membunuh saudaranya. Ia pun benar- benar membunuh Hâbîl. Dalam ketentuan hukum Allah, Qâbîl termasuk orang-orang yang merugi, sebab telah kehilangan imannya dan kehilangan saudaranya. 5|31|Setelah membunuh Hâbîl, Qâbîl merasa menyesal dan bingung, tak tahu apa yang harus diperbuat dengan mayat saudaranya. Lalu Allah mengutus burung gagak yang kemudian menggali tanah untuk mengubur mayat burung gagak lain yang telah mati. Qâbîl pun akhirnya mengetahui bagaimana cara mengubur jasad saudaranya yang telah meninggal. Dengan merasakan akibat buruk apa yang dilakukannya dan penyesalan atas kejahatannya, Qâbîl berkata, "Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku?" Karena itu, ia pun menjadi orang yang menyesal atas kejahatan dan perbuatannya yang menyalahi fitrah(1). (1) Ayat ini menunjukkan penguburan pertama dalam sejarah umat manusia, di samping menunjukkan bahwa cara penguburan itu merupakan wahyu dari Allah melalui burung gagak. Di antara hikmahnya adalah untuk memberi petunjuk kepada manusia bahwa penguburan itu dapat mencegah tersebarnya berbagai penyakit. Lebih dari itu, penguburan seperti itu merupakan penghormatan kepada mayat. 5|32|Karena kezaliman dan sikap menyukai permusuhan yang ada pada sebagian manusia itu, maka Kami mewajibkan hukum bunuh terhadap orang yang menganiaya. Sebab, barangsiapa yang membunuh seseorang tanpa sebab, atau tanpa alasan perbuatan kerusakan di muka bumi, ia seakan-akan membunuh semua manusia karena telah merusak kehormatan darah mereka. Kemurkaan dan siksa Allah akibat tindakan membunuh satu orang sama seperti kemurkaan dan siksa-Nya akibat tindakan membunuh semua orang. Barangsiapa memelihara kehidupan manusia, dengan menegakkan hukum kisas, maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan semua orang, karena telah melindungi darah mereka. Untuk itu, mereka akan mendapatkan pahala yang besar dari Tuhannya. Sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul Kami kepada mereka dengan memperkuat hukum Kami dengan bukti-bukti dan keterangan yang jelas. Akan tetapi, kemudian, banyak di antara Banû Isrâ'îl sesudah itu yang benar-benar melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi (1). (1) Ayat ini menerangkan bahwa melakukan kezaliman dengan membunuh satu nyawa berarti melakukan kezaliam kepada semua anggota masyarakat. Hal ini telah membenarkan cara dakwa tentang hak masyarakat yang dilakukan olah seorang ketua atau wakilnya atau badan-badan yang didirikan oleh negara untuk melaksanakan tugas ini seperti yang kita dapatkan dalam undang-undang modern. Hal ini sama dengan hak Allah yang ada dalam syariat Islam. Barangsiapa berbuat baik kepada seseorang dengan menyelamatkan hidupnya, maka ia telah berbuat baik kepada masyarakat. Ayat di atas mengandung dua makna yang menerangkan bahwa Islam telah memelihara undang-undang dalam suatu masyarakat dan dasar tolong menolong sesama individu dan masyarakat. Dengan kata lain, Islam telah memelihara keselamatan, keamanan dan tolong menolong antara individu dan masyarakat. 5|33|Sesungguhnya hukuman orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dengan keluar dari aturan dan hukum-hukum agama, dan membuat kerusakan di muka bumi dengan jalan membegal di jalan atau merampas harta benda adalah sebagai berikut: hukum bunuh bagi orang yang membunuh, hukum salib bagi orang yang membunuh dan merampas harta, hukum potong tangan dan kaki secara silang bagi orang yang merampok di jalan dan merampas harta tetapi tidak membunuh, hukum buang dari satu negeri ke negeri lain atau hukum penjara bagi orang yang hanya menakut-nakuti saja. Hukuman itu merupakan penghinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat kelak mereka akan mendapatkan siksa yang pedih yaitu siksa api neraka(1). (1) Pada ayat ini dan ayat 38 surat ini, al-Qur'ân menerangkan bahwa hukuman yang ditetapkan itu hanya bermaksud untuk kemaslahatan dan mencegah kejahatan. Kalau saja ketentuan hukum ini diterapkan dengan benar, maka akan dapat menghapus kejahatan dan menciptakan masyarakat yang harmonis, tenteram, aman dan damai. Di samping itu, hukuman ini dengan sendirinya akan dapat mencegah kejahatan dan mengurangi kekacauan. Hukuman ini sangat sesuai dengan kehormatan nyawa pribadi dan masyarakat. Orang yang melihat begitu mengerikannya hukuman ini, akan sangat berhati-hati dan tidak akan melakukan kejahatan. Hukum ini telah mencapai suatu hasil yang tidak dicapai oleh hukum sipil buatan manusia dalam mencegah terjadinya suatu kejahatan. Di samping itu, hukum ini juga sesuai di segala zaman dan masyarakat. Itulah syariat abadi yang telah Allah turunkan untuk merealisasikan kemaslahatan. Bagi siapa yang mengklaim bahwa hukuman itu mengerikan, hendaknya ia melihat terlebih dahulu dampak buruk kejahatan itu sendiri. 5|34|Hukum itu tidak berlaku bagi orang-orang yang bertobat di antara orang-orang yang memerangi dan membegal di jalan sebelum kalian menguasai dan menangkap mereka. Mereka tidak akan mendapat siksa Allah yang tersebut di atas, dan mereka hanya bertanggung jawab terhadap hak-hak manusia saja. Ketahuilah bahwa ampunan dan rahmat Allah amat luas. 5|35|Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mohonlah kebaikan atau ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada pahala-Nya. Berjuanglah di jalan Allah dengan menegakkan agama dan memerangi musuh-musuh-Nya, agar kalian memperoleh kemuliaan dan pahala-Nya. 5|36|Seandainya orang-orang kafir itu memiliki seluruh kekayaan yang ada di bumi ini dan berbagai keindahan hidup lainnya, atau memiliki kekayaan lebih dari yang ada di muka bumi ini, untuk menebus diri mereka dari siksa Allah pada hari kiamat atas kekufuran mereka, sungguh mereka tidak akan dapat menebusnya. Allah tidak akan menerima tebusan itu, dan mereka tidak akan selamat dari siksa yang amat pedih. 5|37|Orang-orang kafir selalu mendambakan untuk dapat keluar dari neraka, padahal mereka sama sekali tidak akan dapat keluar. Mereka akan mendapatkan siksa yang kekal. 5|38|Laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan mereka sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai peringatan bagi orang lain agar tidak melakukannya. Itulah ketentuan hukum mereka dari Allah. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana dalam menentukan hukum-Nya dan menetapkan sanksi dan hukuman bagi setiap kejahatan, yang dapat mencegah merebaknya kejahatan itu. 5|39|Barangsiapa bertobat, memperbaiki perbuatannya dan beristikamah setelah melakukan kezaliman, maka Allah akan menerima pertobatannya. Sesungguhnya Allah Mahaluas ampunan dan rahmat-Nya 5|40|Wahai orang mukallaf (orang yang terkena tugas-tugas agama), ketahuilah dengan yakin bahwa Allah mempunyai apa yang ada di langit dan di bumi. Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki dengan kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya, dan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dengan kebijaksanaan dan rahmat-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. 5|41|Wahai Rasulullah, janganlah perbuatan orang-orang kafir yang tingkat kekufurannya selalu berpidah- pindah dan segera menampakkan kekufuran itu membuatmu sedih dan gelisah. Di antara mereka ada orang-orang yang selalu menipu dan mengatakan, "Kami beriman," padahal hati mereka tidak mengikuti kebenaran. Juga orang-orang Yahudi yang selalu mendengarkan berita-berita dusta dari para pendeta mereka dan mempercayainya, dan mereka suka mendengarkan dan mempercayai perkataan dari sebagian golongan mereka yang tidak menghadiri majlismu karena sombong dan benci. Mereka mengubah apa yang ada dalam kitab Tawrât setelah ditetapkan Allah pada tempatnya, dan berkata kepada para pengikutnya, "Jika didatangkan kepada kalian perkataan yang diubah dan diganti ini, maka terimalah dan taatilah; dan jika tidak didatangkan kepadamu, maka berhati-hatilah untuk menerima perkataan yang lain. Janganlah kamu bersedih hati, wahai Muhammad. Sebab barangsiapa disesatkan oleh Allah dan ditutup hatinya, maka kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepadanya. Mereka itu benar-benar sesat dan durhaka, dan Allah tidak akan menyucikan hati mereka dari sifat dengki, durhaka dan kufur. Mereka di dunia akan mendapat kehinaan berupa aib dan kekalahan, sedang di akhirat kelak mereka akan mendapat siksa yang amat pedih. 5|42|Mereka adalah orang-orang yang suka mendengarkan berita bohong, banyak memakan harta haram yang tidak berkah seperti suap, riba dan lainnya. Jika mereka datang kepadamu untuk meminta putusan perkara, maka putuskanlah perkara di antara mereka apabila dalam hal itu kamu mendapatkan kebaikan. Atau, berpalinglah dari mereka. Sebab jika kamu berpaling dari mereka, mereka tidak akan dapat mendatangkan bahaya sedikit pun kepadamu, karena Allah telah menjagamu dari manusia. Jika kamu memutuskan perkara di antara mereka, maka putuskanlah dengan adil sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil, dan Dia akan menjaga serta memberi pahala kepada mereka. 5|43|Sungguh aneh mereka itu! Bagaimana mereka meminta kamu untuk memutuskan perkara, sedangkan hukum Allah telah termaktub dalam kitab suci mereka, Tawrât! Lebih aneh lagi, mereka berpaling dari apa yang kamu putuskan, jika keputusan itu tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, padahal keputusan itu sesuai dengan apa yang ada dalam kitab suci mereka. Mereka itu tidak termasuk orang-orang beriman yang tunduk kepada kebenaran. 5|44|Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada Mûsâ kitab Tawrât yang berisikan petunjuk kepada kebenaran dan penjelasan tentang hukum-hukum yang digunakan oleh nabi-nabi untuk memutuskan perkara, oleh orang-orang yang ikhlas menyerahkan diri kepada Tuhannya, dan ulama-ulama yang mengikuti para nabi, serta orang-orang yang diperintahkan untuk menjaga kitab mereka dan menjadi saksi atas kebenarannya. Maka janganlah kalian takut kepada manusia, karena keputusan yang telah kalian tetapkan. Takutlah kepada-Ku, Tuhan alam semesta. Janganlah kalian mengganti ayat-ayat-Ku yang telah Aku turunkan dengan harga yang lebih murah dari kenikmatan dunia seperti suap dan pangkat. Barangsiapa tidak memutuskan hukum menurut syariat yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir. 5|45|Di dalam Tawrât, Kami mewajibkan hukum kisas kepada orang-orang Yahudi agar Kami memelihara kelangsungan hidup manusia. Kami tetapkan bahwa nyawa dibalas dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung dan gigi dengan gigi. Luka-luka pun sedapat mungkin dikenakan kisas pula. Barangsiapa memaafkan dan menyedekahkan hak kisasnya terhadap pelaku kejahatan, maka sedekah itu merupakan kafarat yang dapat menghapus sebagian dosanya. Barangsiapa yang tidak menerapkan hukum kisas dan lain-lainnya yang telah ditetapkan Allah, akan termasuk orang-orang yang zalim. 5|46|Setelah nabi-nabi itu, Kami mengutus 'Isâ putra Maryam yang mengikuti jejak mereka dan mempercayai Tawrât yang diturunkan sebelumnya. Kepada 'Isâ, Kami menurunkan Injîl yang mengandung petunjuk kepada kebenaran dan keterangan tentang hukum. Di samping itu, Injîl merupakan pembenar terhadap Tawrât yang diturunkan sebelumnya yang mengandung petunjuk dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. 5|47|Kemudian Kami memerintahkan pengikut 'Isâ, pemilik Injîl, untuk menerapkan ketentuan-ketentuan hukum yang terkandung di dalamnya. Barangsiapa tidak menerapkan hukum yang telah ditetapkan Allah, akan termasuk orang-orang yang tidak patuh dan menentang syariat Allah. 5|48|Kami turunkan kepadamu, Muhammad, kitab suci yang sempurna, yaitu al-Qur'ân, yang berisikan kebenaran dalam segala hukum dan beritanya, membenarkan kitab-kitab suci Kami sebelumnya, sebagai saksi atas kebenarannya dan sebagai pengawas kitab-kitab suci yang lain, karena terpelihara dari perubahan. Maka, apabila Ahl al-Kitâb mengadukan suatu perkara kepadamu, putuskanlah menurut apa yang Allah turunkan kepadamu. Jangan mengikuti hawa nafsu dan keinginan mereka dalam mengambil keputusan, sehingga kamu menyeleweng dari kebenaran yang datang dari Kami. Tiap-tiap umat di antara kalian, wahai manusia, Kami berikan cara untuk menjelaskan kebenaran dan cara beragama yang jelas. Jika Allah berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan kalian satu kelompok yang jalan petunjuknya tidak berbeda sepanjang masa. Akan tetapi Allah menjadikan kalian sedemikian rupa, untuk menguji pelaksanaan kalian terhadap syariat-syariat yang diberikan, sehingga dapat diketahui siapa yang taat dan siapa yang ingkar di antara kalian. Pergunakanlah kesempatan dan bergegaslah dalam berbuat kebaikan. Sesungguhnya hanya kepada Allahlah kalian akan kembali. Allah akan memberitahukan kepada kalian hakikat apa yang kalian perselisihkan. Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang di antara kalian sesuai dengan perbuatannya. 5|49|Kami telah memerintahkan kepadamu, wahai Rasulullah, untuk memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah. Jangan kau ikuti hawa nafsu mereka dalam menentukan keputusan. Berhati-hatilah, supaya mereka tidak memalingkanmu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka barpaling dari hukum Allah dan menginginkan yang lainnya, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah akan menimpakan kerusakan dalam urusan-urusan mereka di dunia, karena jiwa mereka yang rusak oleh sebab dosa-dosa yang mereka perbuat dengan melanggar hukum dan syariat Allah. Sedang di akhirat kelak, Allah akan memberikan ganjaran atas segala perbuatan mereka. (1) Sesungguhnya kebanyakan manusia menentang hukum-hukum Allah. (1) Ayat ini menunjukkan bahwa al-Qur'ân menetapkan asas teritorial hukum, dalam artian bahwa syariat Islam diterapkan pada penduduk di wilayah-wilayah Islam. Belakangan asas ini baru dikenal dalam hukum modern. 5|50|Apakah mereka, orang-orang yang melanggar perintah dan larangan Allah, hendak berhukum dengan hukum jahiliah yang tidak mengandung keadilan, bahkan hawa nafsulah yang berkuasa dengan menjadikan kecenderungan dan kepura-puraan sebagai asas hukum? Ini adalah cara orang-orang jahiliah. Adakah hukum yang lebih baik dari hukum Allah bagi kaum yang yakin akan syariat dan tunduk kepada kebenaran? Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang tahu akan kebaikan hukum-hukum Allah. 5|51|Wahai orang-orang yang beriman, kalian tidak diperkenankan menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai penolong yang kalian taati. Mereka itu sama saja dalam menentang kalian. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka ia telah masuk ke dalam golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka yang menzalimi diri sendiri, dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai penguasa mereka. 5|52|Jika yang mengikuti mereka hanya orang-orang yang menzalimi diri sendiri, maka kamu akan melihat betapa mereka telah dihinggapi penyakit berupa sikap lemah dan kemunafikan, ketika mereka mengatakan, "Kami takut suatu saat tertimpa bencana, sedang mereka tidak menolong kami." Mudah-mudahan Allah mendatangkan kemenangan kepada Rasul-Nya dan kemenangan umat Islam atas musuh-musuhnya serta memperlihatkan kepura-puraan orang munafik, sehingga mereka menyesali keingkaran dan keraguan yang mereka sembunyikan dalam diri mereka. 5|53|Dengan penuh keheranan terhadap orang-orang munafik, pada saat itu orang-orang yang beriman berkata, "Mereka itukah orang-orang yang bersumpah--bahkan dengan sangat berlebihan--dengan nama Allah bahwa mereka akan bersama kalian dalam agama dan beriman seperti kalian? Mereka telah berbohong dan perbuatan mereka menjadi sia-sia, hingga rugi iman dan rugi pertolongan orang-orang Mukmin." 5|54|Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian kembali kepada kekafiran setelah sebelumnya beriman, mereka tidak akan mendatangkan mudarat sedikit pun bagi Allah dengan kekufurannya itu. Allah Mahasuci dari itu semua. Allah akan mendatangkan suatu kaum yang lebih baik sebagai pengganti mereka. Mereka dicintai oleh Allah sehingga mereka diberikan petunjuk dan ketaatan. Sebaliknya, mereka pun mencintai Allah dan taat kepada-Nya. Mereka bersikap merendah dan saling menyayangi sesama Mukmin, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, berjuang di jalan Allah dan tidak merasa takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki untuk menjadi baik. Karunia Allah amat luas dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang berhak menerimanya. 5|55|Sesungguhnya penolong kalian, wahai orang-orang Mukmin, hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang melaksanakan salat, mengeluarkan zakat dengan tunduk sepenuhnya kepada Allah. 5|56|Barangsiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman sebagai penguasa dan penolongnya, sesungguhnya mereka termasuk golongan Allah dan mereka pasti akan menang. 5|57|Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan musuh-musuh Islam--yaitu orang-orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik--yang menjadikan agama kalian sebagai bahan ejekan dan main- mainan, sebagai penolong. Jangan jadikan perwalian kalian kepada mereka. Takutlah kepada Allah jika kalian benar-benar beriman. 5|58|Di antara hinaan mereka terhadap kalian adalah bahwa apabila kalian mengajak salat dengan azan, mereka mengejek, menertawakan salat dan mempermainkannya. Hal itu disebabkan karena mereka adalah kaum yang tidak berakal, tidak mengetahui perbedaan antara petunjuk dan kesesatan. 5|59|Wahai Muhammad, katakan kepada Ahl al-Kitâb, "Apakah kalian memandang kami saleh karena kami beriman kepada Allah dan kepada apa-apa yang diturunkan kepada kami, serta kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya kepada para nabi? Kami yakin bahwa kebanyakan dari kalian telah keluar dari syariat Allah." 5|60|Katakan kepada mereka, "Maukah kalian aku beritahukan perbuatan yang paling jelek balasannya di sisi Allah? Itulah perbuatan kalian, wahai orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah dan dimurkai karena keingkaran dan kemaksiatan, dikunci mata hatinya sehingga mereka bagaikan kera dan babi, menyembah setan dan mengikuti kesesatan! Kejahatan mereka adalah yang paling besar karena mereka adalah orang-orang yang paling jauh dari jalan kebenaran." 5|61|Apabila orang-orang munafik datang kepada kalian, mereka membohongi kalian dengan ucapan, "Kami telah beriman," padahal mereka datang dan pergi dari kalian dengan kekafirannya. Allah lebih mengetahui kepura-puraan yang mereka sembunyikan dan akan memberikan balasannya. 5|62|Kalian akan melihat kebanyakan mereka selalu bersegera dalam berbuat maksiat, menyakiti sesama dan memakan harta haram seperti harta yang didapat dari suap dan riba. Sungguh amat buruk perbuatan jelek yang mereka lakukan itu. 5|63|Mengapa ulama-ulama dan pendeta-pendeta mereka tidak melarang mengucapkan perkataan bohong dan memakan harta yang haram? Sungguh buruk perbuatan mereka yang berupa meninggalkan amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-ma'rûf wa al-nahy 'an al-munkar). 5|64|Orang-orang Yahudi berkata, "Tangan Allah terbelenggu, tidak terulur untuk memberi." Semoga Allah membelenggu tangan mereka dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya. Allah Mahakaya dan Maha Pemurah: memberikan apa saja kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Kebanyakan mereka--karena terpukau pada kesesatan--bertambah kekafiran dan kezaliman dengan diturunkannya al-Qur'ân kepadamu akibat rasa iri dan dengki. Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan melawan Rasulullah dan orang-orang Mukmin, Allah memadamkan api itu dengan kekalahan mereka dan kemenangan Rasulullah dan para pengikutnya. Mereka bersungguh-sungguh dalam menyebarkan kerusakan di muka bumi dengan tipu daya, fitnah dan menimbulkan peperangan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. 5|65|Sekiranya Ahl al-Kitâb, Yahudi dan Nasrani, meyakini Islam dan nabinya serta menjauhi dosa-dosa yang telah Kami sebutkan, maka Kami pasti akan menghapus dosa-dosa kecil mereka. Kami akan memasukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan. 5|66|Dan sekiranya mereka menjaga keaslian Tawrât dan Injîl sebagaimana diturunkan dan menjalankan ajarannya, percaya kepada al-Qur'ân, maka niscaya Allah akan melapangkan rezeki-Nya yang dapat diperoleh dari segala penjuru. Tidak semua mereka berada dalam kesesatan, akan tetapi di antara mereka ada kelompok yang adil dan berakal, yaitu mereka yang beriman kepada Muhammad dan al-Qur'ân. Alangkah buruknya ucapan dan perbuatan kebanyakan mereka yang jauh dari kebenaran. 5|67|Wahai utusan Allah, berikanlah kabar kepada manusia akan apa-apa yang telah diwahyukan Tuhan kepadamu. Ajaklah mereka untuk mengikutinya. Jangan takut disakiti oleh seseorang. Bila kamu takut, maka berarti kamu tidak menyampaikan risalah Allah. Sebab, kamu telah diperintahkan untuk menyampaikannya kepada semua. Allah akan memelihara kamu dari gangguan orang-orang kafir. Sebab, sudah merupakan ketentuan Allah yang berlaku bahwa kebatilan tidak akan mengalahkan kebenaran. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang-orang kafir kepada jalan yang lurus. 5|68|Wahai Rasulullah, katakan kepada Ahl al-Kitâb, "Sesungguhnya kalian tidak beragama dengan benar kecuali jika kalian menegakkan dan mengerjakan semua hukum-hukum Tawrât dan Injîl, serta beriman kepada al-Qur'ân yang telah diwahyukan kepada Rasul-Nya agar dapat menjadi petunjuk bagi manusia. Yakinlah, wahai Muhammad, bahwa kebanyakan Ahl al-Kitâb akan terus bertambah zalim, ingkar dan keras kepala terhadap al-Qur'ân disebabkan rasa iri dan dengki mereka. Maka janganlah bersedih hati terhadap mereka yang dijadikan selalu ingkar. 5|69|Sesungguhnya orang-orang yang percaya kepada Allah, kaum Yahudi, pengikut Mûsâ, orang-orang yang tidak beragama dan kaum Nasrani pengikut 'Isâ, jika mereka dengan tulus beriman kepada Allah dan hari kebangkitan dan beramal saleh sebagaimana yang diajarkan Islam, maka mereka akan selamat dari siksaan. Mereka berada dalam kesenangan surga pada hari kiamat nanti. 5|70|Sesungguhnya kami telah mengambil perjanjian dengan orang-orang Yahudi Banû Isrâ'îl dengan tegas untuk mengikuti ajaran-ajaran Tawrât. Kami telah mengutus kepada mereka nabi-nabi untuk menjelaskan Tawrât dan menegaskan perjanjian yang telah Kami buat. Tetapi mereka melanggar perjanjian itu. Setiap kali seorang rasul datang kepada mereka dengan membawa ajaran yang bertentangan dengan hawa nafsu, mereka mendustakan sebagian dari rasul-rasul itu dan membunuh sebagian yang lain. 5|71|Orang-orang Yahudi Banû Isrâ'îl itu mengira bahwa tidak akan diturunkan kepada mereka bencana yang akan menyeleksi orang-orang yang tabah dan yang tidak. Maka dari itu, mereka tidak bersabar dalam menghadapi bencana. Bahkan kebanyakan mereka sesat hingga menjadi seperti orang buta dan tuli. Mereka berpaling dari kebenaran. Lalu Allah menjadikan orang-orang yang hina menguasai mereka. Setelah beberapa saat, mereka kembali bertobat kepada Allah. Pertobatan mereka pun diterima. Allah mengembalikan keinginan keras mereka untuk menjadi benar. Akan tetapi setelah itu mereka sesat kembali, sehingga menjadi buta dan tuli. Allah Maha Mengetahui ihwal mereka, menyaksikan perbuatan mereka dan akan memberi balasannya. 5|72|Tidak beriman kepada Allah orang-orang yang mengira bahwa Allah masuk ke dalam tubuh 'Isâ putra Maryam dan menjadikan 'Isâ sebagai Tuhan, sebagaimana dikatakan orang-orang Nasrani sekarang ini. Padahal, 'Isâ sendiri terbebas dari sangkaan itu. Sesungguhnya 'Isâ memerintahkan Banû Isrâ'îl agar dengan tulus beriman kepada Allah semata dengan mengatakan, "Sesungguhnya Allahlah yang menciptakan aku dan kalian, dan menguasai segala urusan kita. Barangsiapa mengira bahwa Allah mempunyai sekutu, maka neraka adalah ganjaran baginya. Ia tidak akan masuk surga selamanya karena telah melampaui batas-batas yang telah ditentukan Allah. Orang-orang yang melampaui batas dan berbuat zalim, tidak akan mendapatkan penolong yang menyelamatkan mereka dari siksaan-Nya. 5|73|Juga tidak beriman kepada Allah orang yang mengira bahwa Allah adalah salah satu dari tiga tuhan, sebagaimana yang diyakini orang-orang Nasrani sekarang. Yang benar dan pasti adalah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Jika orang-orang yang sesat itu tidak meninggalkan keyakinan mereka yang salah dan kembali taat kepada Allah, maka mereka pasti akan disiksa dengan siksaan yang pedih. 5|74|Tidakkah mereka meninggalkan keyakinan-keyakinan yang salah dan kembali beriman kepada Allah serta meminta ampun dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat? Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 5|75|'Isâ putra Maryam tidak lain hanyalah seorang hamba yang dikaruniakan risalah oleh Allah, sebagaimana yang telah Allah karuniakan kepada hamba-hamba sebelumnya. Bunda 'Isâ adalah wanita biasa yang selalu benar dalam setiap ucapannya dan mempercayai Tuhannya. Keduanya membutuhkan makanan dan minuman untuk mempertahankan hidup. Itulah bukti bahwa mereka manusia biasa. Maka perhatikanlah, wahai orang-orang yang mendengar, keadaan mereka yang buta akan tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah dijelaskan kepada mereka. Kemudian perhatikan pula bagaimana mereka berpaling dari kebenaran, padahal kebenaran itu sangat jelas. 5|76|Katakanlah kepada mereka yang sesat, "Mengapa kalian menyembah berhala yang, bila ditinggalkan, tidak mendatangkan mudarat bagi kalian dan, bila disembah, tidak mendatangkan manfaat. Bagaimana kalian meninggalkan ibadah kepada Allah, padahal Dia Mahakuasa atas segala sesuatu lagi Maha Mendengar dan Mengetahui." 5|77|Katakanlah, wahai Rasulullah, kepada Ahl al-Kitâb (Yahudi dan Nasrani), "Sesungguhnya Allah melarang kalian melampaui batas-batas keyakinan yang benar kepada yang palsu sehingga kalian menjadikan sebagian ciptaan-Nya sebagai Tuhan. Allah juga melarang kalian mengingkari risalah sebagian rasul dan mengikuti hawa nafsu orang-orang sebelum kalian yang telah jauh dari jalan kebenaran. Mereka mencegah banyak orang untuk menempuh jalan itu. Mereka terus berada jauh dari kebenaran yang nyata. 5|78|Allah menjauhkan orang-orang kafir Banû Isrâ'îl dari kasih sayang-Nya. Hal ini tercantum dalam Zabûr yang diturunkan kepada Dâwûd dan dalam Injîl yang diturunkan kepada 'Isâ putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan karena mereka mendurhakai Allah dan selalu berbuat kezaliman dan kerusakan. 5|79|Kebiasaan mereka adalah tidak mau saling menasihati satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada seseorang dari mereka yang mau melarang lainnya dari perbuatan buruk. Sesungguhnya perbuatan mereka yang mungkar dan menolak untuk saling melarang berbuat buruk itu merupakan perbuatan yang sangat jelek. 5|80|Kami melihat kebanyakan Banû Isrâ'îl bersekutu dengan orang-orang musyrik. Mereka menjadikan orang-orang musyrik itu sebagai penolong, saling membahu dalam memerangi Islam. Sesungguhnya kejahatan ini merupakan perbuatan yang mereka simpan dalam diri mereka, agar mendapatkan ganjaran yang berupa murka Allah dan kekekalan siksa di dalam neraka Jahanam. 5|81|Jika akidah mereka dalam mengimani Allah dan rasul-Nya, Muhammad, serta al-Qur'ân yang diturunkan kepadanya itu benar, niscaya keimanan itu akan dapat mencegah mereka dari menolong orang-orang kafir dalam melawan orang-orang Mukmin. Akan tetapi kebanyakan Banû Isrâ'îl berbuat maksiat dan keluar dari agama. 5|82|Kami tegaskan kepadamu, wahai Rasulullah, bahwa kamu akan mendapati para penganut Yahudi dan mereka yang menyekutukan Allah sebagai orang-orang yang paling keras kedengkian dan kebenciannya kepadamu dan kepada orang-orang yang beriman kepadamu. Dan kamu akan mendapati pengikut Nabi 'Isâ yang menyebut dirinya Nasrani sebagai orang-orang yang paling dekat kasih sayang dan kecintaannya kepadamu. Hal itu disebabkan karena di antara mereka terdapat pendeta-pendeta yang mengerti agama, dan rahib-rahib yang selalu takut kepada Tuhannya. Selain itu, juga karena mereka tidak menyombongkan diri bila mendengar kebenaran. 5|83|Di samping itu, juga disebabkan karena mereka, bila mendengar al-Qur'ân yang diturunkan kepada Rasulullah saw., merasa terkesan dan mencucurkan air mata, karena tahu bahwa apa yang mereka dengar itu benar. Hati mereka pun condong untuk mengikutinya. Mereka mengucapkan doa, "Ya Tuhan, kami beriman kepada-Mu dan kepada rasul-rasul-Mu serta kepada kebenaran yang telah Engkau turunkan kepada rasul-rasul-Mu. Maka terimalah keimanan kami. Jadikanlah kami umat Muhammad yang Engkau jadikan saksi-saksi dan hujjah atas manusia di hari kiamat. 5|84|Larangan apakah yang menghalangi kami untuk beriman kepada Allah dan kepada ajaran-ajaran yang diturunkan kepada Muhammad? Kami memohon kepada Tuhan agar dimasukkan ke dalam surga bersama orang-orang yang benar akidah dan perbuatannya." 5|85|Karena pengakuan mereka, Allah memberikan pahala berupa surga-surga yang dialiri bermacam sungai di bawah pepohonan dan istana-istananya. Mereka hidup kekal di dalamnya. Balasan yang mereka terima itu adalah balasan bagi setiap orang yang berbuat kebaikan seperti mereka. 5|86|Orang-orang yang mengingkari Allah dan rasul-rasul-Nya serta mengingkari ayat-ayat yang diturunkan kepada mereka sebagai petunjuk kebenaran, hanya merekalah yang mendapat siksaan yang pedih di dalam neraka Jahanam. 5|87|Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengharamkan sesuatu yang baik yang telah dihalalkan Allah untuk kalian. Jangan pula melampaui batas-batas yang disyariatkan Allah kepada kalian dengan menjaga keseimbangan dalam segala urusan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 5|88|Makanlah apa saja yang halal dan baik menurut selera kalian, dari makanan yang diberikan dan dimudahkan Allah untuk kalian. Takutlah dan taatlah selalu kepada Allah selama kalian beriman kepada- Nya. 5|89|Allah tidak akan menghukum kalian karena sumpah yang tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh. Allah hanya akan menghukum kalian oleh sebab melanggar sumpah yang kalian maksudkan dan kalian yakini sebagai sumpah. Jika kalian melanggar sumpah, maka kalian harus melakukan sesuatu yang dapat menebus dosa-dosa kalian akibat pelanggaran sumpah. Sesuatu yang harus kalian lakukan itu adalah memberi makan kepada sepuluh fakir miskin dalam satu hari, dari makanan yang biasa kalian berikan kepada keluarga, tanpa berlebihan dan tanpa harus kikir. Atau memberikan pakaian kepada mereka dengan pakaian yang pantas, atau memerdekakan seorang budak. Jika orang-orang yang bersumpah itu tidak mampu melakukan demikian, maka ia harus berpuasa selama tiga hari. Masing-masing ketentuan itu dapat menebus dosa akibat melanggar sumpah yang dimaksud. Peliharalah sumpah kalian dan janganlah kalian tempatkan pada bukan tempatnya. Dengan cara seperti ini, Allah menjelaskan hukum-hukum-Nya agar kalian mensyukuri nikmat-Nya dengan mengetahui dan melaksanakan hak-Nya(1). (1) Seperti halnya ayat-ayat al-Qur'an yang lain, ayat ini juga mengisyaratkan pembebasan budak. Al-Qur'ân memang memperluas jalan ke arah pembebasan budak dan penghapusan perbudakan. 5|90|Hai orang-orang yang beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya dan tunduk kepada kebenaran, sesungguhnya meminum minuman keras yang memabukkan, berjudi, menancapkan batu sebagai landasan menyembelih kurban untuk mendekatkan diri kepada patung-patung yang kalian sembah, melepaskan anak panah, batu kerikil atau daun untuk mengetahui ketentuan-ketentuan yang gaib, semua itu tiada lain hanyalah kekotoran jiwa yang merupakan tipu daya setan bagi pelakunya. Maka, tinggalkanlah itu semua agar kalian mendapatkan kemenangan di dunia dengan kehidupan yang mulia dan di akhirat dengan kenikmatan surga. 5|91|Sesungguhnya setan telah memperdaya kalian dengan meminum khamar dan bermain judi, agar terjadi perselisihan, perpecahan dan kebencian di antara kalian. Dengan demikian, kalian menjadi lemah dengan hilangnya rasa kasih sayang di antara kalian dan pecahnya persatuan yang disebabkan oleh tipu daya setan yang berupa meminum minuman yang memabukkan dan berjudi. Setan berbuat seperti itu juga untuk merintangi kalian dari menyembah Allah dan melaksanakan salat sehingga kehidupan kalian di dunia dan akhirat menjadi buruk. Maka, setelah kalian ketahui akibat-akibat buruk tersebut, jauhilah larangan- larangan-Ku agar selamat dari godaan iblis(1). (1) Dalam ayat ini Allah menyebutkan empat sebab mengapa minuman keras (khamar, khamr) dan perjudian diharamkan. Pertama, khamar adalah sesuatu yang kotor dan buruk, sehingga tidak mungkin disandangkan sifat baik karena mengandung unsur negatif yang jelas. Khamar, misalnya, dapat merusak akal. Begitu pula judi yang mengandung unsur negatif yaitu menghabiskan harta. Kedua- duanya mengandung perusakan mental. Setanlah yang membuat minuman keras dan judi itu tampak baik, menarik dan indah. Kedua, menyebarkan permusuhan dan saling dengki. Perjudian sering kali berakhir dengan perkelahian. Kalaupun tidak berakhir dengan perkelahian, pada umumnya perjudian sangat berpotensi menimbulkan rasa iri dan dengki. Khamar merupakan induk dosa besar. Secara garis besar, alasan diharamkannya khamar adalah sebagai berikut. Allah telah memuliakan manusia dengan memberinya akal yang mengandung sel-sel di dalam otak yang berfungsi mengendalikan kehendak, kecerdasan, kemampuan membedakan antara baik dan buruk, dan sifat-sifat baik lainnya. Khamar, khususnya, dan narkotik lainnya, umumnya, dapat menyerang bagian-bagian otak ini. Akibatnya, sel-sel itu menjadi tidak berfungsi lagi, baik sementara maupun selamanya, sesuai kadar yang diminum. Ketika sel-sel itu mengalami rangsangan atau hambatan, hal itu akan mempengaruhi bagian bawah sel-sel tadi hingga mengakibatkan orang yang bersangkutan bereaksi. Akibatnya, otak akan terserang atau tidak berfungsi. Itu artinya bahwa orang yang bersangkutan kehilangan keseimbangan akal yang pada gilirannya akan berdampak pada tindakan yang dilakukannya. Selain itu, khamar memiliki dampak negatif terhadap pencernaan, ginjal dan hati. Di antara itu semua, dampak terhadap hati merupakan yang paling besar, karena dapat menimbulkan sirosis hati Ketiga, bila seseorang telah kehilangan keseimbangan, maka ia akan lupa berzikir kepada Allah yang merupakan sarana untuk menghidupkan kalbu. Keempat, pada gilirannya khamar dapat menghalangi orang untuk melaksanakan salat secara sempurna. Pengharaman khamar dalam jumlah sedikit, meskipun tidak memabukkan, didasarkan pada asas kehati-hatian dan khawatir terbiasa atau larut yang berakhir pada kecanduan. Oleh para ahli fikih disepakati bahwa khamar mempunyai pengertian 'segala sesuatu yang dapat memabukkan dengan sendirinya, baik berupa minuman atau bukan'. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw., "Segala sesuatu yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram." Selain itu, juga didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abû Dâwûd, bahwa Rasulullah saw. melarang segala sesuatu yang memabukkan dan melemahkan. 5|92|Taatilah perintah Allah dan perintah Rasul-Nya pada setiap hal yang disampaikan Tuhannya. Jauhilah apa-apa yang memungkinkan kalian mendapat siksaan jika kalian melanggar. Sebab, jika kalian menolak ajakannya, Rasulullah tentu tidak akan memerintahkan kalian. Yakinlah bahwa Allah akan menghukum kalian. Tidak ada alasan bagi kalian setelah Rasulullah menjelaskan hukuman orang-orang yang melanggar. Tugas Rasul Kami hanyalah menyampaikan hukum-hukum Kami dan menjelaskannya dengan penjelasan yang sempurna. 5|93|Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta beramal saleh tidaklah berdosa karena memakan makanan yang baik dan halal. Juga tiada dosa bagi mereka yang memakan makanan haram di masa lalu sebelum diketahui pengharamannya, selagi mereka takut kepada Allah dan menjauhinya setelah mengetahui pengharamannya, kemudian selalu takut kepada Allah dan membenarkan hukum-hukum yang disyariatkan, tetap dalam ketakutan kepada Allah di setiap masa, tulus ikhlas dalam perbuatan dan melaksanakannya dengan sempurna. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang ikhlas dalam perbuatannya sesuai dengan tingkat keikhlasan dan perbuatan mereka. 5|94|Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kalian di musim haji dengan mengharamkan sebagian hewan dan burung yang mudah ditangkap, baik dengan tangan maupun dengan tombak. Yang demikian itu agar tampak orang-orang yang tetap bertakwa meskipun jauh dari penglihatan orang banyak. Orang-orang yang melampaui batas setelah Allah menjelaskannya, akan memperoleh azab yang pedih. 5|95|Hai orang-orang yang beriman, jika kalian telah berniat melaksanakan ibadah haji dan umrah, janganlah kalian membunuh binatang buruan. Barangsiapa di antara kalian membunuhnya dengan sengaja, maka ia harus membayar denda yang setara dengan binatang yang dibunuh, yaitu dengan mengeluarkan unta, sapi atau kambing. Hewan pengganti yang setara itu harus diketahui oleh dua orang yang adil untuk memutuskannya. Daging hewan-hewan tersebut dibagikan kepada fakir miskin yang tinggal di sekitar Ka'bah. Bisa juga dengan membayar kepada mereka seharga hewan pengganti. Atau dengan memberi makan kepada fakir miskin--masing-masing memperoleh bagian yang cukup untuk sehari--sebesar harga hewan pengganti binatang yang dibunuhnya. Hal itu dimaksudkan untuk menebus dosa yang dilanggar akibat berburu. Selain itu, denda dapat pula dilakukan dengan puasa beberapa hari sejumlah fakir miskin yang berhak menerima makanan. Ketetapan itu telah ditentukan agar orang yang melanggar merasakan dampak kejahatannya dan keburukan akibatnya. Allah memaafkan pelanggaran-pelanggaran yang telah lalu sebelum ketentuan ini ditetapkan. Barangsiapa kembali melanggar setelah mengetahui pengharamannya, maka sesungguhnya Allah akan menghukum kejahatan yang diperbuat. Allah Mahakuasa dan hukuman-Nya amat keras bagi siapa yang terus menerus berbuat dosa. 5|96|Allah menghalalkan kalian berburu dan memakan binatang laut. Orang-orang yang menetap (tidak berada dalam perjalanan) dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, keduanya juga dibolehkan memanfaatkannya. Kalian diharamkan menangkap binatang buruan darat yang liar, yang biasa terlatih di dalam rumah, selama kalian menunaikan ibadah haji dan umrah di tanah suci. Hadirkanlah Allah dalam diri kalian setiap saat dan takutlah hukuman-Nya. Janganlah kalian melanggar perintah-perintah-Nya. Sesungguhnya kepada-Nyalah kalian kembali pada hari kiamat dan Dia akan membalas perbuatan kalian. 5|97|Allah telah menjadikan Ka'bah--yaitu rumah yang diagungkan, di mana menyakiti manusia dan hewan liar di dalamnya dan di sekitarnya tidak diperbolehkan--berdiri tegak dan diagungkan yang melindungi dan memberikan keamanan bagi manusia. Kepadanya orang-orang menghadapkan wajah dalam salat, dan kepadanya orang-orang berkunjung untuk melaksanakan ibadah haji sebagai tamu Allah dan dalam membentuk persatuan. Demikian pula, Allah menjadikan bulan haji dan hewan korban yang dipersembahkan ke Ka'bah, khususnya yang di lehernya digantungkan kalung supaya orang-orang yang melihat merasakan itu sebagai persembahan Ka'bah. Dengan melaksanakan itu semua, diharapkan kalian yakin bahwa pengetahuan Allah meliputi langit, tempat asal turunnya wahyu, dan meliputi bumi, sehingga dapat menentukan syariat yang sesuai dengan maslahat mereka. Sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. 5|98|Ketahuilah, wahai manusia, bahwa siksaan Allah itu pedih, diperuntukkan bagi siapa yang menghalalkan hal-hal yang haram. Allah Maha Pengampun atas dosa-dosa orang yang bertobat dan mempertahankan ketaatan kepadanya. Dia juga Maha Penyayang, tidak segera menghukum mereka oleh sebab dosa yang mereka lakukan. 5|99|Kewajiban rasul hanyalah menyampaikan kepada manusia apa yang diwahyukan kepadanya, agar bukti- bukti menjadi jelas dan tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak beriman. Maka laksanakanlah apa yang telah disampaikan kepada kalian. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian tampakkan dan yang kalian sembunyikan. 5|100|Katakanlah kepada manusia, wahai Rasulullah, "Tidaklah sama kebaikan-kebaikan yang dihalalkan dan keburukan-keburukan yang diharamkan Allah kepada kalian. Sesungguhnya perbedaan antara keduanya sangat besar menurut Allah, meskipun yang buruk itu banyak jumlahnya dan memesona hati orang banyak. Jadikanlah ketaatan kepada Allah itu, hai orang-orang yang berakal, sebagai penangkal kalian dari siksanya, dengan memilih kebaikan dan menjauhi keburukan agar kalian termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat." 5|101|Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meminta kepada Nabi untuk menampakkan perkara- perkara yang disembunyikan Allah. Apabila kalian menanyakan tentang hal itu ketika Rasulullah masih hidup, saat al-Qur'ân diturunkan kepadanya, Allah pasti akan menjelaskannya kepada kalian. Tentang hal itu, Allah memaafkan kalian tanpa memberikan hukuman. Allah amat banyak ampunan-Nya dan amat luas santun-Nya, hingga tidak tergesa-gesa memberi hukuman. 5|102|Telah ada segolongan orang sebelum kalian yang menanyakan masalah-masalah yang rumit seperti ini. Kemudian, setelah mereka dibebankan berbagai kewajiban itu melalui para nabi, mereka merasa berat melaksanakannya. Mereka pun berpaling darinya dan menjadi ingkar. Allah melarang kalian seperti itu, karena Dia menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan, di samping karena Dia hanya membebankan manusia sesuai kemampuannya. 5|103|Allah tidak mengizinkan kalian untuk mengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan seperti, misalnya, memotong telinga unta dan tidak mau menggunakannya yang kemudian kalian beri nama bahîrah. Atau seperti membiarkan hewan itu berdasarkan suatu nazar yang kemudian kalian namakan sâ'ibah. Atau, bisa juga, seperti mengharamkan domba jantan dari betinanya dan mempersembahkan yang jantan itu kepada patung-patung, sampai akhirnya ketika domba betina melahirkan anak jantan dan betina yang kalian beri nama washîlah, di mana anak jantannya itu tidak kalian sembelih. Allah juga tidak pernah membolehkan kalian untuk tidak memanfaatkan unta jantan yang telah mengawini sepuluh unta betina yang kalian beri nama hâm! Allah sama sekali tidak membolehkan semua itu! Akan tetapi orang-orang kafir menciptakan kebohongan dan menisbatkannya kepada Allah. Kebanyakan mereka tidak berpikir (1). (1) Orang-orang jahiliah mempunyai kebiasaan mengharamkan hal-hal yang tidak diharamkan Allah. Di antaranya: a. Apabila seekor unta betina melahirkan lima ekor anak dan yang terakhir adalah jantan, kuping unta betina itu dipotong, tidak boleh ditunggangi dan tidak boleh diusir dari ladang gembalaan. Unta betina itu kemudian dinamakan bahîrah, yaitu yang terpotong telinganya. b. Di antara mereka ada yang bernazar dengan mengatakan, "Jika saya tiba dari perjalanan dengan selamat atau tidak terjangkit penyakit, maka unta saya menjadi sâ'ibah." Sâ'ibah sama dengan bahîrah. c. Jika seekor domba betina beranak betina, anak betina itu diambil pemiliknya. Tetapi, apabila anak yang lahir itu jantan, ia akan dipersembahkan kepada tuhan mereka. Akan tetapi, apabila domba itu melahirkan jantan dan betina, anak yang jantan tidak disembelih dan dipersembahkan kepada tuhan mereka. Mereka malah menyembelih anak betina dengan anggapan bahwa anak betina itu cukup mewakili untuk "menyampaikan" persembahan itu kepada tuhan. Anak betina itu kemudian mereka namakan washîlah (asal kata washala: 'menyambungkan', 'menyampaikan'). d. Apabila unta jantan telah menghasilkan sepuluh anak betina, mereka mengatakan, "Punggung unta itu harus dilindungi dan tidak boleh ditunggangi atau dimanfaatkan untuk mengangkut sesuatu." Unta seperti itu dikenal dengan nama hâm (asal kata hamâ: 'melindungi'). 5|104|Apabila dikatakan kepada orang-orang kafir, "Marilah mengikuti al-Qur'ân yang diturunkan oleh Allah dan mengikuti apa yang dijelaskan Rasul-Nya agar kita berpetunjuk," mereka menjawab, "Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami." Benarkah yang mereka katakan ini, walaupun nenek moyang mereka seperti binatang ternak yang tidak mengetahui kebenaran dan jalan yang benar? 5|105|Hai orang-orang yang beriman, berusahalah memperbaiki diri dengan taat kepada Allah. Kesesatan orang lain tidak akan membahayakan kalian selama kalian telah mendapat petunjuk dan menyerukan kebenaran. Hanya kepada Allahlah kalian kembali pada hari kiamat. Dia akan memberitahukan perbuatan kalian dan membalas masing-masing kalian sesuai dengan perbuatannya. Dia tidak akan menghukum seseorang karena dosa orang lain. 5|106|Hai orang-orang yang beriman, manakala tampak tanda-tanda kematian salah seorang di antara kalian, sedang ia hendak berwasiat, hendaknya ada persaksian atas wasiat itu oleh dua orang saksi yang adil dari kerabat karib, atau dua orang saksi dari selain kerabat, jika kalian sedang bepergian lalu tampak tanda-tanda kematian. Tahanlah dua orang saksi itu setelah menunaikan salat di mana orang banyak berkumpul. Kedua saksi itu hendaknya bersumpah dengan nama Allah dengan mengucapkan, "Kami tidak mengganti sumpah kami walaupun manfaat ada pada kami atau ada pada salah seorang kerabat karib. Kami tidak menyembunyikan persaksian sebagaimana yang diperintahkan Allah untuk melaksanakannya dengan benar. Sesungguhnya jika kami menyembunyikan persaksian atau menyatakan sesuatu yang tidak benar, kami akan termasuk orang-orang zalim yang berhak menerima siksa Allah." 5|107|Jika diketahui bahwa kedua saksi itu berbohong atau menyembunyikan sesuatu dalam persaksiannya, maka dua orang terdekat penerima hak waris adalah yang paling berhak untuk menempati posisi kedua saksi itu, lalu bersumpah atas nama Allah, "Dua saksi itu telah berbohong dan persaksian kami lebih layak diterima daripada kedua saksi itu. Kami tidak pernah melampaui kebenaran dalam bersumpah dan tidak pernah menuduh persaksian kedua orang itu palsu. Sesungguhnya jika kami melakukan hal itu, maka kami termasuk orang-orang zalim yang akan menerima hukuman." 5|108|Ketentuan ini adalah cara yang paling efektif untuk menjadikan para saksi mengemukakan persaksiannya secara benar dan memelihara sumpah mereka kepada Allah. Di samping itu, juga efektif untuk mencegah kekhawatiran terungkapnya kebohongan mereka jika ahli waris bersumpah menolak sumpah mereka. Hadirkanlah Allah dalam melaksanakan sumpah dan amanat kalian. Taatilah hukum- hukum-Nya dengan penuh kerelaan. Sesungguhnya di situ terdapat maslahat bagi kalian. Janganlah kalian melanggarnya, sebab, dengan begitu, kalian termasuk orang-orang yang keluar dari jalan Allah. Petunjuk Allah tidak akan bermanfaat bagi orang-orang yang tidak menaati-Nya. 5|109|Ingatlah kalian akan hari kiamat, di mana Allah mengumpulkan dan menanyakan para rasul dengan berkata, "Apa jawaban kaum kalian? Berimankah mereka, atau ingkar?" Pada hari itu semua umat hadir untuk mendengarkan persaksian rasul-rasul-Nya. Para rasul pun menjawab, "Kami tidak mengetahui ihwal mereka setelah kami tinggalkan. Hanya Engkaulah yang mengetahui itu semua, karena hanya Engkaulah yang mengetahui apa-apa yang tersembunyi dan yang tampak." 5|110|Saat itu Allah memanggil 'Isâ putra Maryam lalu berfirman, "Ingatlah apa yang Aku karuniakan kepadamu dan ibumu di dunia, yaitu ketika Aku menguatkanmu dengan wahyu, dan Aku menjadikanmu dapat berbicara yang membebaskan bundamu dari tuduhan mereka, sedang kamu masih dalam buaian. Aku juga memberikan kepadamu kemampuan berbicara melalui wahyu-Ku saat kamu dewasa. Ingatlah ketika Aku mengajarkanmu menulis dan Aku menunjukkan ucapan dan perbuatanmu kepada kebenaran. Telah Aku ajarkan kepadamu kitab Tawrât dan Injîl. Ingatlah pula ketika Aku berikan mukjizat kepadamu manakala kamu membentuk burung dari tanah dengan seizin-Ku, lalu kamu meniupkan kepadanya sehingga menjadi burung yang sebenarnya karena kekuasaan-Ku, bukan karena kehebatanmu. Aku berikan mukjizat berupa kemampuan menyembuhkan orang yang buta sejak kanak-kanak, menyembuhkan penyakit lepra dengan seizin dan kekuasaan-Ku. Juga mukjizat menghidupkan orang mati dengan seizin-Ku. Ingatlah ketika Aku menghalang-halangi orang Yahudi untuk membunuh dan menyalibmu ketika kamu menunjukkan mukjizat agar mereka beriman. Akan tetapi segolongan dari mereka menentangnya. Mereka mengira bahwa mukjizat-mukjizat yang telah kamu tunjukkan tiada lain kecuali sihir yang nyata. 5|111|Ingatkanlah umatmu, wahai Rasulullah, yang terjadi ketika Aku ilhamkan kepada sekelompok orang yang menyeru beriman kepada Allah dan rasul-Nya, 'Isâ, lalu mereka menyambut seruan itu sehingga mereka menjadi sahabat-sahabat setianya. Mereka berkata, "Kami beriman dan saksikanlah, wahai Tuhan kami, bahwa kami orang-orang yang takut dengan perintah-perintah-Mu." 5|112|Ingatlah, wahai Muhammad, yang terjadi ketika para pengikut setia 'Isâ berkata, "Hai 'Isâ putra Maryam, apakah Tuhanmu mengabulkan permintaanmu agar diturunkan makanan dari langit?" 'Isâ menjawab, "Takutlah kalian kepada Allah jika kalian beriman kepada-Nya. Taatilah perintah dan larangan- Nya dan janganlah mencari alasan-alasan selain yang aku kemukakan." 5|113|Mereka berkata, "Sesungguhnya kami ingin memakan hidangan itu, supaya hati kami tenteram dengan keimanan kami kepada kekuasaan Allah. Melalui pengamatan, kami mengetahui bahwa kami telah berkata benar dengan mukjizat ini dan kami sebagai saksi bagi orang-orang yang tidak menyaksikannya. 5|114|'Isâ putra Maryam mengabulkan permohonan mereka dan berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya hidangan dari langit kepada kami yang hari turunnya menjadi hari raya bagi orang-orang yang beriman, baik yang telah lalu maupun yang datang kemudian. Juga agar menjadi mukjizat yang akan memperkuat seruan-Mu. Karuniakanlah kepada kami rezeki yang baik. Engkau adalah sebaik-baik Pemberi rezeki." 5|115|Allah berfirman, "Aku akan menurunkan kepadamu hidangan dari langit. Barangsiapa di antara kalian yang ingkar terhadap nikmat ini setelah diturunkan hidangan, maka Aku pasti akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara manusia karena ingkar setelah menyaksikan bukti keimanan yang mereka usulkan." 5|116|Ingatlah, wahai Nabi, apa yang akan terjadi pada hari kiamat, ketika Allah berfirman kepada 'Isâ putra Maryam, "Adakah kamu mengatakan kepada mereka, 'Jadikanlah aku dan ibuku Tuhan' dengan mengabaikan keesaan-Ku?"'Isâ menjawab, "Engkau Mahasuci dari segala bentuk sekutu. Tidaklah patut bagiku memohon sesuatu yang tidak berhak aku pinta. Jika aku pernah mengatakannya, pasti Engkau telah mengetahuinya. Sebab Engkau Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam diriku dan apa yang tampak dari ucapanku. Aku tidak mengetahui apa yang Engkau sembunyikan dariku. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dan yang gaib." 5|117|Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk disampaikan kepada mereka. Telah aku katakan kepada mereka, 'Sembahlah Allah Yang Mahakuasa. Aku tahu keadaan mereka karena aku berada di tengah-tengah mereka. ' Maka ketika ajalku telah tiba sebagaimana yang Engkau tetapkan, Engkaulah satu-satunya pemeriksa atas mereka. Hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. 5|118|Jika Engkau menyiksa mereka oleh sebab perbuatan yang mereka lakukan, sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba-Mu. Dan, jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya hanya Engkaulah yang Mahaperkasa, sangat Bijaksana dalam setiap ketentuan yang Engkau buat." 5|119|Allah berfirman, "Ini adalah hari ketika keimanan orang-orang beriman menjadi bermanfaat. Mereka disediakan surga yang dialiri sungai-sungai di bawah pepohonannya dan mereka hidup kekal di dalamnya. Mereka menikmatinya dengan perkenan Allah dan mereka pun puas dengan pahala dari-Nya. Itulah kenikmatan dan keberuntungan yang besar." 5|120|Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya. Dialah satu-satunya yang patut disembah. Dia memiliki kekuasaan yang sempurna untuk mewujudkan segala kehendak-Nya. 6|1|[[6 ~ AL-AN'AM (HEWAN TERNAK) Pendahuluan: Makkiyyah, 165 ayat ~ Surat al-An'âm yang berisikan 165 ayat ini, termasuk kelompok surat Makkiyyah, kecuali ayat-ayat 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152 dan 153 diturunkan di Madinah. Al-An'âm diturunkan setelah surat al-Hijr, dan secara ringkas mengandung hal-hal sebagai berikut: a. Mengingatkan kepada manusia bahwa pada alam dan isinya ini terdapat bukti-bukti kebesaran, keperkasaan dan keesaan Sang Pencipta, serta bukti bahwa tidak ada yang menyertai-Nya dalam penciptaan alam dan keberhakan disembah. b. Kisah beberapa orang nabi, dimulai dengan kisah Nabi Ibrâhîm dan bagaimana ia menyimpulkan kewajiban ibadah dan keesaan Allah dengan mengamati berbagai fenomena alam. Mulai dari bintang- bintang, bulan, kemudian matahari, sampai akhirnya ia menemukan bahwa hanya Allahlah Tuhan yang patut disembah. c. Mengarahkan pandangan kepada keajaiban-keajaiban ciptaan Allah dan menerangkan bagaimana Allah menumbuhkan zat hidup yang hijau segar dari sesuatu yang kering dan padat. Juga bagaimana Dia memecahkan biji-bijian sehingga dari biji-bijian itu tercipta tumbuh-tumbuhan. d. Sifat orang-orang yang ingkar dan bagaimana mereka menggantungkan diri kepada angan-angan kosong yang menyesatkan dan menjauhkan mereka dari kebenaran. e. Keterangan tentang makanan-makanan yang dihalalkan oleh Allah dan sesatnya orang-orang musyrik karena mengharamkan makanan-makanan halal tanpa dalil. Kemudian, juga bagaimana mereka menyandarkan pengharaman itu kepada Allah. f. Keterangan tentang sepuluh pesan yang merupakan esensi dari pokok-pokok ajaran Islam dan moral, yaitu: larangan menyekutukan Allah, larangan berzina, larangan membunuh, larangan memakan harta anak yatim, kewajiban untuk tidak mengurangi dan melebihkan takaran dan timbangan, mewujudkan keadilan, menepati janji, berbakti kepada kedua orang tua dan larangan membunuh anak perempuan.]] Pujian dan penghormatan bagi Allah yang menciptakan langit, bumi, kegelapan dan cahaya demi kemaslahatan manusia dengan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Namun, dengan nikmat yang besar seperti itu, ternyata orang-orang kafir tetap menyekutukan Allah dalam beribadah. 6|2|Dialah yang mula-mula menciptakan kalian dari tanah,(1) lalu menetapkan bagi kehidupan tiap orang di antara kalian suatu umur tertentu. Hanya wewenang Dia juga penentuan waktu pembangkitan dari kubur. Kemudian kalian, wahai orang-orang kafir, setelah itu memperdebatkan kemampuan Allah dalam pembangkitan, dan keberhakan-Nya untuk disembah. (1) Maksud ayat ini bisa dipahami bahwa penciptaan Adam a. s., bapak manusia, adalah dari tanah seperti yang tersebut dalam ayat- ayat lain, juga bahwa badan manusia terdiri atas semua unsur yang dipunyai oleh tanah. Tetapi, berkat kekuasaan-Nya, dari unsur- unsur itu Allah menciptakan suatu kehidupan sehingga terwujudlah manusia yang sempurna. 6|3|Hanya Dia sendirilah yang berhak disembah di langit dan di bumi. Dia mengetahui segala sesuatu yang kalian sembunyikan dan kalian perlihatkan serta mengetahui apa-apa yang kalian kerjakan dan akan membalas kalian atas hal itu. 6|4|Orang-orang musyrik, setiap kali diberikan suatu bukti dari Pencipta mereka tentang keesaan-Nya dan kebenaran utusan-utusan-Nya, selalu berpaling dan tidak merenungkannya. 6|5|Sungguh, mereka telah mendustakan al-Qur'ân pada saat diturunkan kepada mereka. Padahal, al-Qur'ân adalah suatu kebanaran yang tidak akan pernah salah. Mereka pasti akan ditimpa siksaan dunia dan akhirat seperti yang telah diberitakan oleh al-Qur'ân. Kebenaran ancaman yang dulu mereka cemoohkan akan menjadi jelas. 6|6|Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Kami telah menghancurkan banyak bangsa sebelum mereka. Kami beri mereka sebagian faktor kekuatan untuk bertahan di bumi, yang belum pernah Kami berikan kepada kalian. Kami luaskan rezeki mereka, Kami turunkan kepada mereka hujan deras yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan Kami alirkan sungai-sungai di bawah istana-istana mereka. Tetapi mereka tidak mensyukuri nikmat-nikmat itu. Maka, karena kesyirikan dan banyaknya dosa mereka itu, mereka Kami hancurkan lalu Kami ganti dengan bangsa lain yang lebih baik. 6|7|Apabila Kami turunkan kepadamu, wahai Nabi, bukti kerasulanmu tertulis di atas kertas, lalu mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri dan meyakininya dengan memegangnya, dengan keras kepala mereka mengatakan, "Yang kita pegang ini hanyalah sihir yang nyata." 6|8|Mereka juga mengatakan, "Kami minta agar Allah menurunkan seorang malaikat yang membenarkanmu." Apabila Kami penuhi permintaan mereka itu, lalu Kami utus juga bersama nabi itu seorang malaikat seperti yang mereka minta, kemudian mereka tetap keras kepala dan tidak beriman, maka sungguh akan terlaksana perintah untuk membinasakan mereka, tanpa ditunda sedetik pun. 6|9|Jika Kami memang menjadikan pendukung rasul dari seorang malaikat seperti yang mereka minta, maka Kami tentu akan membuatnya dalam bentuk manusia, agar mereka dapat menyaksikan dan memahaminya. Sebab, mereka tidak akan mampu melihat malaikat dalam bentuk aslinya. Lagi pula, tentu persoalannya bukan semakin jelas, dan mereka tetap mengira bahwa yang diutus itu adalah seorang manusia. Akhirnya, mereka Kami jerumuskan ke dalam kesalahan yang sama. 6|10|Sungguh, orang-orang kafir telah banyak mengejek rasul-rasul sebelummu, wahai Nabi. Para pengejek itu kemudian ditimpa siksaan yang pernah diingatkan oleh para rasul yang pernah mereka ejek sebelumnya. 6|11|Katakan, wahai Nabi, kepada orang-orang kafir itu, "Berjalanlah kalian di semua penjuru dunia, dan renungkan bagaimana kehancuran adalah akhir dari orang-orang yang mendustakan rasul mereka. Ambillah pelajaran dari kesudahan dan nasib mereka itu." 6|12|Katakan juga, "Siapakah pemilik langit dan bumi beserta isinya?" Bila mereka tidak menjawab, katakan, "Pemiliknya adalah Allah sendiri, tanpa sekutu." Dia telah mewajibkan diri-Nya untuk menyayangi para hamba-Nya, tidak cepat-cepat menyiksa, dan menerima pertobatan mereka. Sungguh, Dia akan mengumpulkan kalian pada hari kiamat yang tiada keraguan padanya. Mereka yang menyia-nyiakan diri sendiri dan menjerumuskannya ke dalam siksaan, pada hari ini adalah mereka yang tidak mempercayai Allah dan hari perhitungan. 6|13|Milik Allahlah segala sesuatu yang ada dalam ruang dan waktu. Dia yang Maha Mendengar segala sesuatu yang mungkin didengar dan Maha Mengetahui segala yang mungkin diketahui. 6|14|Katakan, wahai Muhammad, "Aku tidak akan menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan dan penolong. Hanya Allahlah pencipta langit dan bumi menurut aturan yang belum pernah ada sebelumnya. Dia juga yang memberi makan kepada hamba-Nya dan tidak memerlukan makanan dari mereka." Katakan lagi, "Aku benar-benar telah diperintahkan oleh Allah untuk menjadi orang yang pertama-tama masuk Islam dan dilarang untuk menyekutukan-Nya dalam beribadah." 6|15|Katakan pula, "Aku sungguh takut, bila melanggar perintah Tuhanku, akan siksaan hari kiamat yang amat keras. 6|16|Barangsiapa dipalingkan dari siksa itu pada hari kiamat, ia benar-benar telah disayangi oleh Allah. Hal itu merupakan keberuntungan yang pasti dan jelas." 6|17|Apabila Allah menimpakan kejelekan kepadamu, tidak ada yang bisa menghilangkannya kecuali Dia. Apabila memberimu kebaikan, tidak ada penghalang bagi karunia-Nya. Karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 6|18|Dia yang menaklukkan hamba-hamba-Nya dengan kekuasaan-Nya. Namun demikian, Dia juga mempunyai sifat bijaksana dalam semua pekerjaan yang Dia lakukan. Pengetahuan-Nya meliputi segala yang kelihatan dan yang tersembunyi. 6|19|Katakanlah, wahai Muhammad, kepada mereka yang tidak mendustakanmu dan meminta saksi atas kerasulanmu, "Saksi apa lagi yang lebih besar dan lebih bisa dipercaya?" Katakan pula, "Sungguh Allah adalah saksi paling besar antara kami dan kalian atas kebenaran misi yang aku bawa. Dia telah menurunkan al-Qur'ân kepadaku sebagai bukti kebenaranku, dan agar aku menjadikannya sebagai peringatan buat kalian dan semua orang yang kabarnya sampai kepada mereka. Al-Qur'ân adalah bukti dan saksi yang kuat atas kebenaranku, karena kalian tidak akan mampu mendatangkan yang semisalnya." Tanyakan kepada mereka, "Kaliankah yang mengatakan, dengan penuh keyakinan, bahwa di samping Allah ada tuhan-tuhan lain?" Kemudian katakan juga, "Aku tidak bersaksi dan tidak mengatakan hal itu. Juga tidak menyetujui apa yang kalian lakukan. Yang benar dan berhak disembah hanyalah satu. Aku tidak bertanggung jawab atas berhala- berhala yang kalian jadikan sekutu Allah." 6|20|Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang Kami beri kitab-kitab suci, mengetahui Muhammad dan kebenaran misinya sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka, melalui kitab suci itu. Orang-orang yang menyia-nyiakan diri mereka dengan tidak mengakui apa yang mereka lihat, benar-benar tidak beriman. 6|21|Tidak seorang pun yang lebih zalim kepada dirinya sendiri dan kepada kebenaran daripada seseorang yang membuat kebohongan atas Allah swt., menganggap bahwa Dia mempunyai anak atau sekutu, menyandangkan sesuatu yang tidak pantas kepada-Nya, atau mengingkari dalil-dalil yang membuktikan keesaan-Nya dan kebenaran para rasul-Nya. Sungguh, orang-orang yang lalim itu tidak akan mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhirat. 6|22|Sebutkan kepada mereka hal-hal yang akan terjadi saat Kami mengumpulkan semua makhluk untuk diadili. Lalu, dengan nada mencela, Kami katakan kepada mereka yang, di samping menyembah Allah, juga menyembah tuhan lain, "Mana yang kalian jadikan sekutu Allah? Datangkanlah mereka agar bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi kalian." 6|23|Kemudian bencana berat yang menimpa mereka pada keadaan yang seperti itu membuat mereka berusaha melepaskan diri dari kesyirikan yang lampau dengan kepura-puraan. Dengan bohong, mereka mengatakan, "Demi Allah, Tuhan kami, kami tidak pernah menyekutukan-Mu dalam beribadah." 6|24|Lihatlah, bagaimana mereka membohongi diri sendiri dengan perbuatan itu. Patung-patung yang mereka buat, mereka sembah dan mereka anggap sebagai sekutu-sekutu Allah, dan penyembahan mereka kepada patung-patung tersebut, lenyap dari hadapan mereka. 6|25|Di antara mereka ada yang mendengarkanmu saat kamu membaca al-Qur'ân bukan untuk memahami dan menjadikannya sebagai petunjuk, tetapi untuk mencari kelemahan dan celah untuk mengejeknya. Oleh sebab itu, mereka Kami buat tidak bisa memanfaatkan akal pikiran dan pendengaran mereka. Akal mereka seolah-olah berada dalam bungkusan yang membuat mereka tidak dapat mengetahui sesuatu dengan semestinya. Di telinga mereka seolah-olah terdapat penutup yang menghalangi mereka dari mendengar al-Qur'ân. Jika mereka melihat semua dalil, mereka tidak mempercayainya. Hingga, ketika mereka mendatangimu untuk berdebat dengan cara yang tidak benar, orang-orang kafir--karena didorong oleh kekufuran mereka--mengatakan, "Ini hanyalah kebatilan-kebatilan yang telah ditanamkan oleh para pendahulu di dalam hatimu." 6|26|Mereka melarang manusia untuk beriman kepada al-Qur'ân, setelah mereka sendiri menjauhinya. Mereka tidak memanfaatkan al-Qur'ân dan tidak membiarkan orang lain memanfaatkannya. Mereka hanya merugikan diri sendiri, tetapi tidak menyadari kejelekan yang mereka kerjakan. 6|27|Jika kamu, Muhammad, melihat orang-orang kafir itu saat berdiri di ambang neraka, dan mereka mulai merasakan kepedihan-kepedihannya, pasti kamu akan melihat hal yang aneh dan hebat. Karena mereka berangan-angan untuk kembali ke dunia dan mengatakan, "Andai kata kami dikembalikan ke dunia untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah kami perbuat, tidak membohongi ayat-ayat Allah dan menjadi orang-orang Mukmin." 6|28|Mereka mengatakan itu karena telah terwujud suatu hal yang pernah diberitahukan Rasulullah dan tidak mungkin disembunyikan dan dipungkiri lagi. Apabila mereka dikembalikan ke dunia seperti mereka yang mereka angan-angankan, mereka pasti akan kembali kepada kekufuran yang telah dilarang oleh Allah, karena tertipu oleh hiasan-hiasannya dan menuruti hawa nafsu. Mereka benar-benar bohong atas pengakuan iman, bila dikembalikan ke dunia." 6|29|Jika betul-betul dikembalikan ke dunia, mereka pasti akan kembali kepada keadaan mereka semula dan mengatakan, "Kami tidak mempunyai kehidupan selain kehidupan dunia ini. Setelah itu kita tidak akan dibangkitkan." 6|30|Jika kamu melihat mereka pada saat berdiri untuk diadili di hadapan Tuhan mereka, dan mengetahui kebenaran yang telah diturunkan kepada utusan-utusan-Nya, niscaya kamu akan melihat buruknya keadaan mereka. Yaitu ketika Allah mengatakan, "Bukankah hal yang kalian saksikan sekarang ini adalah kebenaran yang di dunia dulu kalian ingkari?" Dengan perasaan tunduk, menjawab, "Ya, itu adalah kebenaran." Setelah itu Allah mengatakan kepada mereka, "Masuklah ke dalam neraka, akibat kekufuran yang dulu selalu kalian pertahankan!" 6|31|Sungguh telah merugi orang-orang yang mengingkari pertemuan dengan Allah untuk perhitungan dan pembalasan di hari kiamat, serta tetap dalam keingkaran mereka. Hingga, apabila dikejutkan oleh pemandangan-pemandangan hari kiamat, mereka menyesal dan mengatakan, "Alangkah meruginya kita ini, karena lalai mengikuti kebenaran di dunia!" Pada hari itu mereka roboh tertimpa beban dosa-dosa mereka. Alangkah buruknya dosa-dosa yang mereka pikul itu. 6|32|Kehidupan dunia yang, oleh orang-orang kafir, dikira tidak ada kehidupan lain selainnya, dan tidak ada amalan yang dikerjakan demi mendapatkan perkenan Allah di dalamnya, hanyalah suatu permainan dan merupakan suatu hal yang tidak berguna. Sedang negeri akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya, dan lebih bermanfaat bagi orang-orang yang takut kepada Allah, dan menjalankan perintah-perintah-Nya. Tidakkah kalian memikirkan hal yang jelas itu, dan memahami mana yang merugikan dan mana yang bermanfaat? 6|33|Sungguh Kami mengetahui, wahai Muhammad, bahwa tuduhan yang orang-orang kafir katakan itu sangat menyedihkanmu. Jangan bersedih atas hal itu. Karena sebenarnya mereka tidak menuduhmu berbohong. Tetapi, karena aniaya mereka terhadap diri mereka sendiri dan terhadap kebenaran, mereka menjadi keras kepala. Dari itu mereka mengingkari bukti-bukti dan tanda-tanda kebenaran dan kenabianmu. 6|34|Sungguh rasul-rasul sebelummu telah disambut oleh kaum mereka dengan pembohongan dan penganiayaan sebagaimana yang dilakukan kaummu terhadap dirimu. Tetapi mereka bersabar hingga Kami menolong mereka. Dari itu bersabarlah, wahai Nabi, sampai datang pertolongan Kami. Tidak ada yang bisa mengubah janji Allah untuk menolong orang-orang yang sabar. Hal itu pasti akan terpenuhi. Kami benar- benar telah menceritakan kepadamu berita-berita tentang para rasul dan dukungan Kami untuk mereka itu, karena mengandung suatu hiburan buat dirimu dalam mengemban tugas kerasulan. 6|35|Apabila berpalingnya mereka dari seruanmu itu memberatkanmu, dan kamu bisa membuat jalan di dalam perut bumi atau tangga menuju langit untuk mencari bukti kebenaranmu, lakukanlah! Tetapi hal itu di luar kemampuanmu. Oleh karena itu, jangan bebani dirimu dan terimalah ketentuan Tuhanmu. Karena, apabila Allah menghendaki untuk memberi petunjuk kepada mereka, niscaya Dia akan memaksa mereka untuk mempercayai pesan suci yang kamu bawa. Tetapi Dia membiarkan mereka bebas memilih. Maka jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang tidak tahu ketentuan dan hukum-Nya yang berlaku pada makhluk! 6|36|Yang akan memenuhi seruan kebenaran dan menghampirinya hanyalah orang yang mendengarkannya sambil memahami dan merenungkan. Adapun mereka yang berpaling dari itu tidak akan bisa mengambil manfaat dari seruanmu, karena mereka seolah-olah sudah mati. Pada hari kiamat, Allah akan membangkitkan mereka dari kubur, mengembalikan mereka pada diri-Nya, dan memghitung pekerjaan yang pernah mereka perbuat. 6|37|Dengan keras kepala, orang-orang kafir mengatakan, "Kami meminta agar diturunkan kepada Muhammad bukti materi yang menguatkan kebenaran seruannya." Katakan kepada mereka, wahai Nabi, "Sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk menurunkan bukti apa saja yang kalian usulkan." Tetapi mereka tidak mengetahui hikmah Allah dalam menurunkan tanda-tanda kebenaran, dan bagaimana hal itu tidak menurut kemauan mereka. Apabila Dia memenuhi usulan mereka, kemudian mereka tidak mempercayainya, niscaya mereka akan dimusnahkan. Namun sebagian besar mereka tidak mengetahui akibat dari perbuatan- perbuatan mereka. 6|38|Bukti paling kuat atas kekuasaan, kebijaksanaan, dan kasih sayang Allah adalah bahwa Dia mencipta segala sesuatu. Tiada binatang yang melata di bumi atau burung yang terbang di awang-awang kecuali diciptakan oleh Allah dengan berkelompok-kelompok seperti kalian, lalu Dia beri ciri khusus dan cara hidup tersendiri. Tidak ada sesuatu apa pun yang luput dari catatan Kami dalam kitab yang terjaga di sisi Kami (al-lawh al-mahfûzh), walau mereka tidak mempercayainya. Pada hari kiamat, mereka akan dikumpulkan bersama bangsa-bangsa lain untuk diadili(1). (1) Makhluk hidup dikelompokkan menurut keluarga-keluarga yang mempunyai ciri-ciri genetik, tugas, dan tabiat tersendiri. Dalam ayat ini terdapat isyarat tentang perbedaan bentuk dan cara hidup antara makhluk-makhluk hidup itu, suatu ketentuan yang berlaku pada manusia dan makhluk hidup yang lain. 6|39|Orang-orang yang tidak mempercayai bukti-bukti kekuasaan Kami dan kebenaran misi kerasulanmu, mereka tidak mempergunakan indra mereka dalam mencari kebenaran. Dari itu mereka bingung dalam kesesatan syirik dan sikap keras kepala seperti bingungnya orang yang tuli dan bisu dalam kegelapan malam. Tidak ada jalan untuk selamat dari kesesatan. Jika saja pada diri mereka ada suatu kesiapan untuk kebaikan, niscaya Allah akan menolong mereka dalam hal itu. Karena apabila Allah Swt. hendak menyesatkan seseorang--karena tujuannya yang tidak benar--Dia akan membiarkan orang itu seperti apa adanya. Dan, apabila hendak memberi petunjuk--karena tujuannya yang benar--Dia akan memudahkannya dalam melewati jalan keimanan yang jelas dan lurus. 6|40|Katakan kepada orang-orang kafir itu, wahai Rasulullah, "Beritahukan kepadaku, apabila kalian ditimpa azab Allah di dunia ini atau didatangi kiamat dengan segala kedahsyatannya, apakah kalian lari dan memohon doa kepada selain Allah agar berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi kalian, jika kalian orang-orang yang benar dalam peribadatan kepada selain Allah?" 6|41|Kalian hanya akan lari kepada-Nya, yaitu ketika kalian memohon kepada-Nya, lalu Dia menghentikan azab dari kalian seperti yang kalian minta bila menghendaki. Dalam keadaan yang susah seperti itu kalian melupakan sekutu-sekutu Allah yang pernah kalian buat. 6|42|Wahai Nabi, tidak akan memberatkanmu segala perlakuan yang engkau dapatkan dari kaummu. Karena sebelum mengutusmu, Kami telah mengutus rasul-rasul kepada banyak bangsa sebelum bangsamu, tapi mereka semua tidak mempercayai rasul-rasul itu. Maka, Kami lalu menghukum mereka dengan menimpakan bermacam kesulitan dan hal-hal yang membahayakan tubuh mereka, agar mereka khusyuk dan kembali kepada Allah. 6|43|Sudah seharusnya mereka kembali kepada Tuhan mereka. Tetapi mereka tidak melakukan hal itu. Bahkan hati mereka terus membatu, dan setan membuat indah perbuatan jahat mereka. 6|44|Ketika mereka tidak mengambil pelajaran dari kemiskinan dan sakit yang Kami timpakan kepada mereka, Kami uji mereka dengan rezeki yang banyak. Kami bukakan semua pintu untuk memperoleh rezeki tersebut. Hingga, pada saat mereka senang dan tidak bersyukur dengan apa yang Kami berikan kepada mereka, datanglah azab dengan tiba-tiba. Maka mereka lalu bingung, putus asa, dan tidak mendapatkan jalan keselamatan. 6|45|Bangsa yang zalim itu kemudian dihancurkan tanpa terkecuali. Segala puji bagi Allah yang mendidik makhluk-Nya dengan bencana dan karunia serta yang membersihkan bumi dari rusaknya orang-orang yang zalim. 6|46|Katakan kepada mereka, wahai Nabi, "Beritahukan kepadaku, bila Allah merampas pendengaran kalian, dan menutupi hati kalian dengan sesuatu yang bisa menghalanginya dari pengetahuan, lalu menjadikan kalian bisu, buta, dan tidak memahami apa pun, siapakah yang kalian sembah selain Allah?" Tuhan apa yang bisa mengembalikan sesuatu yang telah dirampas oleh Allah dari kalian?" Lihatlah, wahai Rasulullah, bagaimana Kami menjelaskan bukti-bukti dan membuatnya bermacam-macam. Meskipun demikian, mereka ternyata masih tetap tidak mau merenungkan dan memanfaatkannya. 6|47|Katakan, "Beritahukan kepadaku, bila kalian tertimpa azab Allah dengan tiba-tiba, tanpa diperkirakan, atau datang terang-terangan sesuai dengan peringatan sebelumnya, apakah azab itu hanya menimpa kaum yang menganiaya diri sendiri dengan bersikeras pada kesyirikan dan kesesatan? Azab itu tidak menimpa selain mereka." 6|48|Kami tidak mengutus para rasul kecuali untuk memberi kabar gembira kepada orang yang mempercayai kebaikan dan pahala, dan memberi ancaman kepada orang yang mengingkari adanya azab. Barangsiapa mempercayai seruan mereka lalu mengerjakan amal saleh, tidak akan mempunyai rasa takut terhadap bencana yang menimpa dan tidak merasa sedih terhadap kesenangan yang tidak mereka dapatkan. 6|49|Orang-orang yang tidak mempercayai bukti-bukti yang jelas tentang kebenaran misi yang dibawa oleh para rasul, akan ditimpa azab akibat keluarnya mereka dari ketaatan dan keimanan. 6|50|Katakan kepada orang-orang kafir itu, wahai Rasul, "Aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku mempunyai wewenang untuk mengatur segala sesuatu yang dimiliki oleh Allah, hingga dapat mengabulkan apa-apa yang kalian minta. Aku juga tidak mengaku bahwa aku mengetahui hal-hal gaib yang tidak diberitahukan oleh Allah. Aku tidak mengatakan bahwa aku seorang malaikat yang bisa naik ke langit. Aku hanyalah seorang manusia yang hanya mengikuti sesuatu yang diwahyukan Allah kepadaku." Katakan pula, wahai Nabi, "Apakah sama orang yang tersesat dan yang mendapat petunjuk dalam mengetahui kebenaran- kebenaran ini? Apakah pantas kalian berpaling dari petunjuk yang aku bawa kepada kalian, hingga tidak merenungkannya dengan akal pikiran supaya menjadi jelas kebenaran itu bagi kalian?" 6|51|Berilah peringatan, dengan isi kandungan al-Qur'ân ini, mereka yang takut kepada kedahsyatan suatu hari, ketika mereka digiring oleh malaikat untuk pengadilan dan pembalasan, dan tidak mempunyai penolong atau pemberi syafaat kecuali dengan izin Allah, agar mereka menjauhi hal-hal yang dapat membuat Allah murka! 6|52|Wahai Muhammad, jangan engkau penuhi seruan orang-orang kafir yang sombong hingga engkau mengusir orang-orang Mukmin lemah yang selalu menyembah Allah dan hanya mengharapkan rida-Nya! Jangan engkau perhatikan penindasan mereka terhadap orang-orang Mukmin! Karena kamu tidak bertanggung jawab di hadapan Allah atas sesuatu yang mereka perbuat, sebagaimana mereka juga tidak bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatanmu. Apabila engkau memenuhi seruan orang-orang kafir yang keras kepala itu, lalu engkau mengusir orang-orang Mukmin, maka engkau telah termasuk orang-orang yang lalim. 6|53|Seperti cobaan yang telah ditetapkan dalam ketentuan Kami ini, Kami menguji orang-orang yang sombong dengan membuat kaum lemah lebih dulu memeluk Islam, sehingga mereka mengatakan, dengan nada mengejek, "Apakah orang-orang miskin itu golongan kita yang mendapatkan karunia dari Allah yang telah dijanjikan oleh Muhammad?" Orang-orang miskin itu memahami bahwa karunia Allah adalah petunjuk kepada keimanan, maka mereka lalu menyucikan-Nya. Allah Maha Mengetahui orang-orang yang mensyukuri nikmat dan karunia-Nya. 6|54|Apabila kamu didatangi oleh orang-orang yang mempercayai al-Qur'ân, katakan kepada mereka, sebagai penghormatan, "Selamat atas kalian. Aku beri kabar gembira tentang kasih sayang yang Allah wajibkan kepada diri-Nya. Suatu kasih sayang yang mengharuskan bahwa bila seseorang di antara kalian berbuat kejahatan karena tidak mengetahui akibatnya, kemudian ia kembali kepada Allah dengan perasaan menyesal dan bertobat serta memperbaiki perbuatannya, Allah pasti akan memaafkannya. Sebab ampunan dan rahmat Allah amat luas." 6|55|Dengan keterangan yang jelas itu, Kami menerangkan bukti-bukti yang bermacam-macam, agar menjadi tampak jalan kebenaran yang dilalui oleh orang-orang Mukmin dan menjadi jelas jalan kebatilan yang dilalui oleh orang-orang kafir. 6|56|Katakan kepada orang-orang kafir itu, wahai Nabi, "Sesungguhnya Allah telah melarangku untuk menyembah apa yang kalian sembah selain Allah. Aku tidak mengikuti hawa nafsu kalian. Karena, bila aku mengikuti kalian, pasti akan menyeleweng dari kebenaran dan tidak termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." 6|57|Katakan kepada mereka lagi, "Aku benar-benar berada pada syariat yang jelas yang diturunkan dari Tuhanku melalui al-Qur'ân yang kalian tidak percayai. Di luar kemampuanku, mempercepat azab seperti yang kalian tantang. Hal itu hanya ada dalam kekuasaan Allah dan tergantung kepada kehendak, kebijaksanaan, dan wewenang-Nya. Bila Dia menghendaki, Dia akan mempercepatnya, dan bila menghendaki, Dia akan melambatkannya. Semuanya menurut hikmah yang Dia ketahui. Dia adalah sebaik- baik pemutus persoalan antara aku dan kalian." 6|58|Katakan, "Apabila aku mampu menimpakan azab yang kalian tantang untuk dipercepat, niscaya aku akan menimpakannya kepada kalian, atas nama kemurkaan Tuhanku. Dengan demikian, akan selesai permasalahan antara aku dan kalian. Tetapi hal itu adalah wewenang Allah. Dia yang Mahatahu azab--baik yang cepat maupun yang lambat--yang sesuai dengan orang-orang kafir. 6|59|Allah mengetahui segala macam hal yang gaib. Tidak ada yang mengetahui hal itu kecuali diri-Nya dan orang yang Dia beritahu sebagian ilmunya. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu yang ada di darat dan di laut. Daun--daun apa saja--yang jatuh, biji-bijian yang jatuh di perut bumi, atau sesuatu yang basah dan yang kering, semuanya diketahui oleh Allah dengan sempurna. 6|60|Dia yang menidurkan kalian di waktu malam, membuat kalian berjaga di waktu siang, dan mengetahui segala sesuatu yang kalian perbuat di waktu siang hingga tiap orang di antara kalian mencapai ajalnya. Kemudian, pada hari kiamat kelak, kalian akan kembali kepada Allah yang akan memberitahu dan memberi balasan kepada kalian atas perbuatan baik dan buruk yang pernah kalian perbuat. 6|61|Dia yang menaklukkan hamba-hamba-Nya dengan kekuasaan-Nya, dan yang mengutus malaikat- malaikat-Nya untuk menghitung perbuatan-perbuatan kalian sampai datang ajal dari masing-masing orang di antara kalian. Lalu nyawanya akan dicabut oleh malaikat-malaikat Kami yang Kami utus khusus untuk itu. Malaikat-malaikat itu tidak pernah melalaikan tugas yang dilimpahkan kepada mereka. 6|62|Kemudian Dia membangkitkan orang-orang yang sudah mati itu di hari kiamat. Mereka akan berdiri di hadapan Tuhan mereka yang akan menangani urusan mereka dengan benar. Ketahuilah bahwa hanya Dia yang mempunyai hak mengadakan perhitungan dan memutuskan permasalahan antar makhluk pada hari itu. Dia adalah secepat-cepat yang melaksanakan perhitungan dan pembalasan. 6|63|Katakan kepada orang-orang musyrik itu, wahai Muhammad, "Siapa yang mampu menyelamatkan kalian dari bencana-bencana darat dan laut, apabila menimpa, hingga kalian meminta perlindungan kepadanya dengan penuh tunduk mengatakan, 'Kami bersumpah, apabila engkau selamatkan kami dari bencana- bencana itu, kami tidak akan melupakan kebaikanmu, dan akan sangat berterima kasih kepadamu. '" 6|64|Katakan, "Hanya Allah yang bisa menyelamatkan kalian dari bencana-bencana itu, juga dari bencana- bencana yang lain. Tetapi, walaupun begitu, selain menyembah-Nya, kalian tetap saja menyembah tuhan lain yang tidak bisa menolak bahaya dan tidak bisa mendatangkan manfaat." 6|65|Katakan juga, "Hanya Allah yang kuasa menimpakan azab yang bisa datang dari arah atas atau bawah kalian, atau menanamkan permusuhan di antara kalian, hingga menjadi kelompok-kelompok yang berpecah-belah dan saling menyakiti." Lihatlah, bagaimana bukti-bukti itu menunjukkan kekuasaan dan keberhakan Kami sendiri untuk disembah. Semoga mereka mau merenungkannya dan memahami kebenaran. 6|66|Lalu kaummu mendustakan al-Qur'ân, suatu kebenaran yang tidak mungkin didustakan. Katakan kepada mereka, wahai Nabi, "Aku tidak ditugasi untuk menjaga, menghitung amalan, dan mengganjar kalian atas hal itu. Semuanya hanyalah wewenang Allah." 6|67|Setiap kabar yang dibawa al-Qur'ân mempunyai jadwal waktu untuk terjadi. Kalian benar-benar akan mengetahui kebenaran kabar-kabar itu saat terjadinya. 6|68|Apabila engkau mendatangi perkumpulan orang-orang kafir, kemudian mendapati mereka menghujat atau menghina al-Qur'ân, pergilah dari situ sampai mereka beralih kepada pembicaraan lain! Apabila kamu lupa, lalu menemani mereka dalam membicarakan hal-hal yang batil, kemudian kamu ingat bahwa hal itu dilarang, janganlah kamu duduk bersama mereka lagi. 6|69|Orang-orang yang bertakwa kepada Allah tidak bertanggung jawab apa pun atas dosa orang-orang yang lalim itu, apabila mereka terus-menerus dalam kesesatan. Walaupun begitu, orang-orang yang bertakwa itu harus mengingatkan mereka, barang kali mereka menjadi takut kepada Allah dan berhenti mengerjakan hal-hal yang batil. 6|70|Tinggalkanlah, wahai Rasulullah, orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan bahan ejekan serta tertipu oleh kehidupan dunia sehingga melupakan kehidupan akhirat. Ingatkan mereka, dengan al-Qur'ân, bahwa alangkah menakutkannya hari ditahannya setiap orang bersama amal perbuatannya. Suatu hari ketika tidak ada penolong selain Allah dan semua tebusan untuk selamat dari siksaan tidak ada yang diterima. Orang-orang kafir yang ditahan di dalam siksaan akibat perbuatan jahat yang mereka lakukan itu, di neraka jahannam akan mendapatkan siksa berupa air yang sangat panas dan siksaan yang sangat pedih akibat kekufuran mereka. 6|71|Katakan kepada mereka, "Apakah pantas disembah, sesuatu selain Allah yang tidak bisa mendatangkan keuntungan maupun kerugian? Lalu, karena hal itu, kita kembali kepada kemusyrikan setelah mendapat petunjuk menuju keimanan dari Allah, hingga kita menjadi seperti orang yang di dunia digoda dan disesatkan oleh setan hingga bingung dan tidak bisa mendapatkan jalan yang lurus. Orang seperti itu seringkali akan diselamatkan oleh kawan-kawannya yang mendapat petunjuk dengan mengatakan, 'Kembalilah kepada jalan kami yang lurus,' tapi tidak menuruti." Katakan lagi, wahai Nabi, "Sesungguhnya hanya Islamlah petunjuk itu, sedang yang lain-lain adalah kesesatan. Kami sungguh telah diperintah oleh Allah agar tunduk kepada-Nya. Dia pencipta seluruh alam, pemberi rezeki, dan yang mengatur urusannya." 6|72|Berpalinglah kalian dari orang-orang musyrik setelah mengajak mereka kepada petunjuk. Pergilah untuk menyembah Tuhan kalian. Kerjakanlah salat dengan sebaik-baiknya. Takutlah kepada Allah, dan laksanakan perintah-perintah-Nya. Karena di sisi-Nyalah kalian akan dikumpulkan. 6|73|Hanya Dia yang menciptakan langit dan bumi atas dasar kebenaran dan kebijaksanaan. Kapan saja kehendak-Nya tertuju kepada penciptaan sesuatu, pasti akan terjadi dengan segera. Dia menciptakan segala sesuatu dengan mengatakan, "Jadilah!" Tiap kata yang berasal dari-Nya adalah kebenaran dan kejujuran. Kepunyaan Dia sendiri kewenangan untuk mengatur segala sesuatu secara mutlak di hari kiamat. Yaitu hari ditiupnya sangkakala sebagai tanda akan datangnya pembangkitan. Dia yang sama pengetahuan- Nya atas hal-hal yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Yang melakukan semua perbuatan-Nya dengan bijaksana dan pengetahuan-Nya meliputi bagian dalam dan luar dari segala sesuatu. 6|74|Ingatlah, wahai Muhammad, ketika Ibrâhîm berkata kepada bapaknya, Azar, "Tidak selayaknya engkau menjadikan patung-patung itu sebagai Tuhan. Aku melihatmu dan kaum yang menyertaimu dalam penyembahan itu berada dalam jarak yang sangat jauh dari jalan kebenaran." 6|75|Sebagaimana Ibrâhîm mengetahui--dengan petunjuk Kami--kesesatan kaumnya pada saat menyembah patung-patung itu, Kami juga menunjukkan kepadanya kerajaan Kami yang besar yang berada di langit, di bumi dan di antara keduanya, agar dapat dijadikan bukti kebenaran atas kaumnya dan bertambah iman. 6|76|Ibrâhîm mencari Tuhannya, lalu diberi petunjuk oleh Allah. Ketika kegelapan malam datang, dan ia melihat bintang berbinar-binar, ia mengatakan, "Ini Tuhanku." Tetapi setelah bintang itu tenggelam, ia menolak menjadikannya Tuhan dengan mengatakan, "Aku tidak bisa menerima tuhan-tuhan yang bisa menghilang dan berubah-ubah." 6|77|Pada saat melihat bulan terbit, setelah itu, ia berkata dalam hatinya, "Ini Tuhanku." Tetapi, setelah bulan itu pun tenggelam dan menjadi tampak ketidakbenaran sifatnya sebagai tuhan, ia mengatakan untuk mengarahkan kaumnya kepada pencarian hidayah, "Aku bersumpah, bila aku tidak ditunjuki Tuhanku kepada kebenaran, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang sesat." 6|78|Ketika melihat matahari muncul ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ini Tuhanku, karena ia yang paling besar." Tetapi setelah matahari tenggelam ia mengatakan, "Wahai kaumku, aku tidak bertanggung jawab atas berhala-berhala yang engkau jadikan sekutu Allah dalam beribadah." 6|79|Setelah mengetahui kelemahan makhluk-makhluk itu, ia menghadap Pencipta dan mengatakan, "Sungguh aku mengarahkan tujuanku hanya kepada penyembahan Allah semata, yang menciptakan langit dan bumi, dengan mengesampingkan semua yang bukan jalan-Nya. Setelah bukti-bukti keesaan yang aku lihat itu, aku tidak termasuk dalam orang-orang yang rela untuk menjadi musyrik." 6|80|Meskipun demikian, ia masih didebat oleh kaumnya mengenai keesaan Allah. Ia ditakut-takuti akan kemurkaan tuhan-tuhan mereka. Maka ia berkata kepada mereka, "Apakah kalian mendebatku tentang keesaan Allah padahal aku telah diberi petunjuk menuju kebenaran. Aku tidak takut marahnya tuhan-tuhan yang kalian jadikan sekutu Allah. Tetapi, apabila Tuhanku menghendaki suatu kemudaratan, niscaya akan terjadi. Karena Dia sendiri yang kuasa atas hal itu. Pengetahuan Tuhanku juga meliputi segala sesuatu, sedang tuhan-tuhan kalian tidak mengetahui apa pun tentang hal itu. Apakah kalian lalai tentang itu, hingga tidak tahu mana yang bodoh, lemah, dan tidak pantas untuk disembah." 6|81|"Aneh bila aku takut kepada tuhan-tuhan kalian yang batil itu, sedang kalian tidak takut bahwa kalian selain menyembah Allah yang telah jelas bukti keesaan-Nya menyembah juga tuhan-tuhan yang tidak jelas bukti keberhakannya untuk disembah. Siapa di antara kita, dalam keadaan ini, yang lebih berhak untuk mendapatkan ketenangan dan keamanan, bila kalian mengetahui kebenaran?" 6|82|Orang-orang yang beriman kepada Allah, dan tidak mencampur keimanan mereka itu dengan penyembahan siapa pun selain-Nya, hanya merekalah yang lebih berhak untuk mendapatkan ketenangan, dan petunjuk menuju jalan kebenaran dan kebaikan. 6|83|Bukti besar tentang ketuhanan dan keesaan Kami itu, Kami berikan kepada Ibrâhîm agar ia menyampaikannya kepada kaumnya. Dengan begitu ia menjadi lebih tinggi dari kaumnya. Sesuai dengan hukum Kami yang berlaku bagi hamba-hamba Kami, Kami akan mengangkat, dengan ilmu dan kebijaksanaan, derajat siapa saja yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Muhammad, Mahabijaksana, meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, dan Maha Mengetahui siapa saja yang berhak mendapat derajat tinggi dan siapa yang tidak berhak. 6|84|Lalu Ibrâhîm Kami karuniai Ishâq dan Ya'qûb, anak Ishâq. Kemudian keduanya Kami beri petunjuk menuju kebenaran dan kebaikan seperti bapak mereka berdua. Sebelumnya Kami juga telah memberi petunjuk kepada Nûh, dan anak keturunannya, Dâwûd, Sulaymân, Ayyûb, Yûsuf, Mûsâ, dan Hârûn kepada hal itu. Sebagaimana Kami telah mengganjar mereka, Kami juga akan mengganjar orang-orang yang berbuat baik sesuai dengan hak mereka. 6|85|Kemudian Kami memberi petunjuk kepada Zakariyyâ, Yahyâ, 'Isâ, dan Ilyâs. Semuanya termasuk dalam hamba-hamba Kami yang saleh. 6|86|Juga kepada Ismâ'îl, Alyasa', Yûnus dan Lûth. Pada masanya, mereka Kami beri kelebihan atas semesta alam dengan hidayah dan kenabian. 6|87|Lalu Kami memilih sebagian bapak, anak keturunan, dan saudara-saudara mereka untuk diberi petunjuk kepada jalan yang tidak bengkok sama sekali. 6|88|Petunjuk besar yang mereka dapatkan itu adalah petunjuk dari Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Tetapi apabila mereka yang terpilih itu menjadi musyrik, sungguh akan hilang perbuatan baik yang telah mereka kerjakan dan mereka tidak akan mendapat pahala. 6|89|Mereka itu adalah orang-orang yang Kami beri kitab suci, ilmu yang bermanfaat, dan kehormatan kenabian. Apabila orang-orang musyrik Makkah mengingkari tiga hal itu, Kami telah menyerahkan hak pemeliharaan dan pemanfaatannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. 6|90|Yaitu mereka yang diberi petunjuk oleh Allah kepada jalan kebenaran dan kebaikan. Dari itu, ikutilah pokok-pokok agama, dan etika yang telah mereka sepakati, serta jangan berjalan pada yang bukan jalan mereka! Katakan kepada kaummu, wahai Nabi, sebagaimana mereka mengatakan kepada kaumnya, "Aku tidak mengharapkan imbalan dari kalian dalam menyampaikan firman Allah ini. Karena al-Qur'ân ini tidak lain hanyalah peringatan untuk alam semesta, dan aku tidak mempunyai tujuan kecuali agar kalian memanfaatkannya." 6|91|Orang-orang kafir itu tidak memandang Allah, kasih sayang, dan kebijaksanaan-Nya sebagaimana mestinya, karena mereka mengingkari akan diturunkannya kerasulan kepada salah seorang di antara manusia. Wahai Nabi, tanyakan kepada orang-orang musyrik dan sekutu mereka dari orang-orang Yahudi, "Siapa yang menurunkan kitab yang dibawa Mûsâ, yang bagaikan cahaya yang menyinari, dan hidayah yang membimbing? Kitab yang kalian tulis pada lembaran-lembaran kertas yang terpisah-pisah, kalian perlihatkan bagian yang sesuai dengan hawa nafsu, dan kalian sembunyikan banyak bagian yang bisa membawa kalian untuk mempercayai al-Qur'ân. Juga kitab yang darinya kalian banyak mengetahui hal-hal yang sebelumnya kalian dan bapak-bapak kalian tidak mengetahuinya." Jawablah, wahai Nabi, dengan mengatakan, "Allahlah yang menurunkan Tawrât." Lalu biarkanlah mereka berlalu dalam kesesatan dan bermain-main seperti anak kecil. 6|92|Al-Qur'ân yang Kami turunkan, sebagaimana halnya Tawrât, adalah kitab yang mempunyai banyak kebaikan, kekal sampai hari kiamat, membenarkan dan membawa berita tentang penurunan kitab-kitab sebelumnya dengan maksud untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin, dan menakut- menakuti orang-orang musyrik Makkah dan sekitarnya dengan murka Allah apabila tidak tunduk kepadanya. Orang-orang yang mempercayai hari pembalasan itu, mempercayainya karena harapan mereka untuk mendapatkan pahala dan takut siksaan. Dari itu, mereka kemudian selalu berdisiplin untuk mengerjakan salat dengan sempurna. 6|93|Nabi tidak berbohong ketika mengatakan bahwa al-Qur'ân datang dari Allah. Tidak ada yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat kebohongan tentang Allah, atau orang yang mengatakan, "Aku menerima wahyu dari Allah," padahal tidak pernah menerima wahyu apa pun. Juga tidak ada yang lebih lalim daripada orang yang mengatakan, "Aku akan mendatangkan ucapan seperti wahyu yang diturunkan Allah." Kalau engkau tahu keadaan orang-orang zalim--ketika menghadapi kekejaman maut--dan saat itu malaikat sedang mencabut nyawa dari tubuh mereka dengan amat keras dan kejamnya, engkau tentu akan melihat ketakutan yang luar biasa pada diri mereka. Saat itu dikatakan kepada mereka, "Hari ini dimulai pembalasan kalian dengan siksa yang menghinakan dan menyakitkan, sebagai balasan atas kebohongan yang kalian katakan tentang Allah, yang sama sekali tidak benar. Juga sebagai balasan atas kesombongan kalian untuk memikirkan dan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah, baik yang berupa alam raya maupun yang berupa al-Qur'ân. 6|94|Pada hari kiamat, Allah akan berkata kepada mereka, "Sekarang kalian membuktikan sendiri bahwa kalian dibangkitkan kembali dari kubur sebagaimana Kami ciptakan untuk pertama kali. Kalian datang kepada Kami tanpa ditemani harta kekayaan, anak dan sahabat. Kalian tinggalkan semua kenikmatan yang sempat menipu kalian. Hari ini Kami tidak melihat bersama kalian pemberi syafaat yang kalian anggap sekutu-sekutu Kami. Terputuslah sudah segala bentuk ikatan yang mengikat kalian dengan mereka. Musnahlah sudah anggapan bahwa mereka akan dapat memberi manfaat kepada kalian." 6|95|Bukti kekuasaan Allah tentang hari kiamat, keberhakan-Nya untuk disembah dan kebangkitan kembali manusia dari dalam kuburnya, sungguh bermacam-macam. Allah, misalnya, membelah berbagai biji sumber bibit untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan baru. Dia juga membelah tunas untuk menumbuhkan pohon- pohon baru. Dia mengeluarkan benda hidup dari benda mati--seperti manusia dari tanah--dan mengeluarkan benda mati dari benda hidup--seperti susu yang keluar dari tubuh hewan. Zat yang Mahakuasa dan Mahaagung itu adalah Tuhan yang sebenarnya. Tak ada yang menolehkan kalian dari penyembahan-Nya, selain Dia(1). (1) Ayat ini menunjukkan salah satu bukti kekuasaan Allah swt., yaitu penciptaan biji dan embrio tanaman di setiap tempat yang sempit. Sedangkan bagian lain biji itu, terdiri atas zat-zat tidak hidup terakumulasi. Ketika embrio itu mulai bernyawa dan tumbuh, zat- zat yang terakumulasi itu berubah menjadi zat yang dapat memberi makan embrio. Ketika mulai pertumbuhan, dan sel-sel hidup mulai terbentuk, biji kedua berubah pula dari fase biji/bibit ke fase tunas. Saat itu tumbuhan mulai dapat memenuhi kebutuhan makanannya sendiri, dari zat garam yang larut dalam air di dalam tanah dan diserap oleh akar serabut, dan terbentuknya zat hijau daun dari karbohidrat, seperti gula dengan bantuan cahaya matahari. Ketika siklus itu sampai pada titik akhirnya, buah-buahan kembali mengandung biji-bijian yang merupakan bahan kehidupan baru lagi. Dan begitu seterusnya. (Lihat juga catatan kaki tafsir ayat 28, surat Alu 'Imrân). 6|96|Dialah yang memecahkan keremangan pagi dengan munculnya cahaya siang, agar makhluk hidup bergegas mencari penghidupan masing-masing. Dia juga yang menciptakan malam sebagai waktu istirahat dan ketenangan jiwa dan raga. Dia juga menjadikan peredaran bulan dan matahari dengan sistem yang sangat teratur rapi. Dengan peredaran bulan dan matahari itu dapat diketahui waktu untuk beribadat dan bermuamalat. Itulah sistem yang sangat sempurna dan akurat, yang diatur oleh Zat yang Mahakuasa, yang mengetahui segala apa yang terjadi di seluruh alam raya(1). (1) Peredaran matahari mengilhami perhitungan hari dan tahun. Sedang peredaran bulan mengilhami perhitungan bulan. (Lihat juga catatan kaki tafsir ayat 189, surat al-Baqarah). 6|97|Dialah yang menciptakan bintang-bintang agar kalian dapat mengetahui arah yang hendak kalian tuju, dengan melihat letaknya di tengah kegelapan malam, di darat dan di laut. Sungguh, Kami telah menunjukkan bukti kasih sayang dan kekuasaan Kami untuk orang-orang yang dapat memanfaatkan ilmunya(1). (1) Sejak awal peradaban umat manusia sempai sekarang, benda-benda langit merupakan tanda penunjuk perjalanan manusia, baik di darat maupun di laut. Dengan meneropong matahari, bulan dan bintang--terutama bintang-bintang tak bergerak--seseorang yang akan bepergian dapat menentukan arah yang hendak dituju. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pelayaran dan penerbangan kini menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, dengan menggunakan alat canggih dan dengan merujuk kepada daftar khusus untuk itu. Bahkan, para antariksawan belakangan ini berpedoman pada matahari dan bintang dalam menentukan arah perjalanan pada suatu masa tertentu. Mereka juga menggunakan gugus bintang dalam menentukan waktu, seperti gugus Bintang Biduk. Dengan demikian, manusia dapat mengenal tempat dan waktu melalui bantuan bintang, persis seperti yang diisyaratkan ayat ini. 6|98|Dialah yang menciptakan kalian dari satu keturunan, Adam, bapak manusia. Adam sendiri tercipta dari tanah. Tanah, kemudian, menjadi tempat kalian menetap selama hidup dan tempat kalian disimpan setelah mati. Telah Kami terangkan dengan jelas bukti-bukti kekuasaan Kami kepada orang-orang yang menangkap dan memahami segala sesuatu secara benar dan apa adanya. 6|99|Dialah yang menurunkan air hujan dari awan untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman. Dia mengeluarkan buah-buahan segar dari bermacam tumbuhan dan berbagai jenis biji-bijian. Dari pucuk pohon korma, Dia mengeluarkan pelepah kering, mengandung buah yang mudah dipetik. Dengan air itu, Dia menumbuhkan berbagai macam kebun: anggur, zaitun dan delima. Ada kebun-kebun yang serupa bentuk buahnya, tetapi berbeda rasa, aroma dan kegunaannya. Amatilah buah-buahan yang dihasilkannya, dengan penuh penghayatan dan semangat mencari pelajaran. Juga, amatilah proses kematangannya yang melalui beberapa fase. Sungguh, itu semua mengandung bukti yang nyata bagi orang-orang yang mencari, percaya dan tunduk kepada kebenaran(1). (1) Ayat tentang tumbuh-tumbuhan ini menerangkan proses penciptaan buah yang tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, hingga sampai pada fase kematangan. Pada saat mencapai fase kematangan itu, suatu jenis buah mengandung komposisi zat gula, minyak, protein, berbagai zat karbohidrat dan zat tepung. Semua itu terbentuk atas bantuan cahaya matahari yang masuk melalui klorofil yang pada umumnya terdapat pada bagian pohon yang berwarna hijau, terutama pada daun. Daun itu ibarat pabrik yang mengolah komposisi zat-zat tadi untuk didistribusikan ke bagian-bagian pohon yang lain, termasuk biji dan buah. Lebih dari itu, ayat ini menerangkan bahwa air hujan adalah sumber air bersih satu-satunya bagi tanah. Sedangkan matahari adalah sumber semua kehidupan. Tetapi, hanya tumbuh-tumbuhan yang dapat menyimpan daya matahari itu dengan perantaraan klorofil, untuk kemudian menyerahkannya kepada manusia dan hewan dalam bentuk bahan makanan organik yang dibentuknya. Kemajuan ilmu pengetahuan telah dapat membuktikan kemahaesaan Allah. Zat hemoglobin yang diperlukan untuk pernapasan manusia dan sejumlah besar jenis hewan, berkaitan erat sekali dengan zat hijau daun. Atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, mengandung atom zat besi di dalam molekul hemoglobin. Hemoglobin itu sendiri mengandung atom magnesium dalam molekul klorofil. Di dunia kedokteran ditemukan bahwa klorofil, ketika diasimilasi oleh tubuh manusia, bercampur dengan sel-sel manusia. Percampuran itu kemudian memberikan tenaga dan kekuatan melawan bermacam bakteri penyakit. Dengan demikian, ia berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh dari serangan segala macam penyakit. Di bagian akhir ayat ini disebutkan "Unzhurû ilâ tsamarihi idzâ atsmara wa yan'ih" (amatilah buah- buahan yang dihasilkannya). Perintah ini mendorong perkembangan Ilmu Tumbuh-tumbuhan (Botanik) yang sampai saat ini mengandalkan metode pengamatan bentuk luar seluruh organnya dalam semua fase perkembangannya. 6|100|Meskipun bukti-bukti itu sudah sedemikian jelas, orang-orang kafir masih saja menjadikan malaikat dan setan sebagai pesaing Allah. Padahal malaikat dan setan sama-sama makhluk ciptaan Allah juga. Maka tidak benar--kalau mereka mengetahui hal itu--sikap mereka yang menyembah selain Allah. Allahlah yang menciptakan mereka semua. Tidak benar juga, tindakan penyembahan makhluk kepada sesama makhluk! Di samping itu, orang-orang kafir itu mengada-ada anak Allah. Pengikut Nasrani, misalnya, menyebut- nyebut 'Isâ sebagai anak Allah. Begitu juga orang-orang musyrik Arab yang menyebut-nyebut malaikat sebagai anak perempuan Allah. Sungguh suatu kebodohan! Allah Mahasuci dari sifat yang mereka tuduhkan itu. 6|101|Allahlah yang menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya. Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak, seperti anggapan mereka, padahal Dia tidak beristri? Dia menciptakan segala sesuatu, termasuk makhluk-makhluk yang mereka jadikan sebagai pesaing Allah. Dia Mahatahu tentang segala sesuatu. Dia menghitung semua perkataan dan perbuatan manusia. Dia akan membalas mereka atas perkataan dan perbuatannya itu. 6|102|Yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan itulah sebenarnya Tuhanmu! Tidak ada tuhan selain Dia. Dia menciptakan segala sesuatu yang telah ada dan yang akan ada. Hanya Dialah yang mengendalikan segala urusan dan segala sesuatu, maka hanya kepada-Nya sajalah segalanya akan kembali. 6|103|Dia tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi Dia mengetahui partikel-partikel kecil mata, dan selain mata. Dia Mahalembut, maka tak ada sesuatu pun yang luput dari pandangan-Nya. Dia Mahatahu, maka tak ada sesuatu yang tidak diketahui-Nya. 6|104|Katakan, wahai Muhammad, kepada umat manusia, "Alasan-alasan dan keterangan-keterangan yang jelas dalam al-Qur'ân dari Tuhan Pencipta dan Penguasa urusan kalian, telah datang membawa sinar kebenaran. Barangsiapa menerima dan mengambil manfaat dari keterangan-keterangan itu, maka manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Aku tidak diutus untuk menjaga kalian! Aku hanya seorang rasul pembawa pesan-pesan Tuhan kepadamu." 6|105|Demikianlah, melalui berbagai penjelasan yang indah dalam pemaparan tanda-tanda kekuasaan Kami pada alam semesta, Kami menunjukkan ayat-ayat Kami dalam al-Qur'ân juga secara variatif dan terperinci, untuk memberikan bukti kepada orang-orang yang ingkar. Dengan begitu mereka tidak bisa berbuat sesuatu selain membuat-buat kebohongan. Mereka, misalnya, akan mengatakan bahwa kamu belajar ayat- ayat itu dari sesama manusia, bukan dari Allah. Juga, di samping itu, agar Kami menerangkan kebenaran- kebenaran apa yang Kami turunkan kepadamu tanpa terpengaruh oleh hawa nafsu, untuk orang-orang yang mengerti dan tunduk kepada kebenaran. 6|106|Ikutilah, wahai Nabi, wahyu yang diturunkan kepadamu oleh Allah, Pemilik dan Pengatur segala urusanmu. Hanya Dialah satu-satunya Tuhan yang pantas ditaati dan dipatuhi. Jangan hiraukan sikap keras- kepala orang-orang musyrik. 6|107|Kalau Allah berkehendak agar mereka hanya menyembah kepada-Nya, Dia pasti memaksa mereka untuk itu dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya. Tetapi Dia membiarkan mereka untuk memilih. Kami tidak menjadikan kamu sebagai pengawas perbuatan mereka. Engkau tidak dibebani untuk mewakili mereka mengurus dan mengadakan perbaikan atas perkara mereka. 6|108|Janganlah kalian, wahai orang-orang Mukmin, mencela patung-patung yang disembah oleh orang-orang musyrik selain Allah. Hal itu akan membuat mereka marah lantaran perbuatan kalian, dengan berbalik mencela Allah akibat sikap melampaui batas dan kedunguan mereka. Seperti apa yang Kami hiasi mereka dengan rasa cinta terhadap patung-patungnya, masing-masing umat juga Kami hiasi dengan pekerjaannya sesuai kesiapannya. Kemudian, semuanya hanya akan kembali kepada Allah di hari kiamat. Dia akan memberitahu mereka hasil perbuatannya dan akan memberikan balasannya. 6|109|Orang-orang musyrik bersumpah dengan sumpah sangat teguh, bahwa jika datang kepada mereka bukti yang berbentuk materi, seperti yang mereka minta, mereka pasti akan beriman karena bukti itu. Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Sesungguhnya tanda-tanda itu datang dari Allah. Hanya Dialah yang mampu melakukan itu. Aku tidak memiliki peran atau kemampuan apa-apa." Kalian, wahai orang-orang Mukmin, tidak mengerti apa yang telah aku ketahui bahwa jika bukti-bukti itu datang, mereka tidak akan beriman. 6|110|Kalian juga tidak mengerti bahwa Kami membalik hati mereka ketika bukti-bukti itu datang, dengan berbagai pikiran dan penafsiran. Kami membalikkan penglihatan mereka dengan memberikan ilusi dan khayalan, hingga keadaan mereka setelah datangnya bukti-bukti itu sama dengan keadaan sebelum datangnya ayat. Kami membiarkan mereka tenggelam dalam kezaliman dan sikap keras-kepala mereka. 6|111|Orang-orang yang bersumpah bahwa jika datang suatu bukti mereka akan beriman, benar-benar bohong. Allah lebih tahu tentang keimanan mereka yang sebenarnya. Kalaupun Kami menurunkan malaikat yang dapat mereka lihat dengan mata kepala, kemudian mereka diajak bicara (mendengar pembicaraan) orang mati setelah dihidupkan kembali dan dikeluarkan dari kubur, serta Kami kumpulkan segala sesuatu yang menerangkan kebenaran, mereka tidak juga akan beriman kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, kebanyakan mereka tidak memahami dan tidak tunduk kepada kebenaran, karena hati mereka telah tertutup oleh perilaku jahiliah. 6|112|Seperti halnya mereka memusuhi dan membantahmu, padahal kamu ingin memberi petunjuk kepada mereka, Kami juga menciptakan musuh berupa kelompok tinggi hati dari jin dan manusia untuk setiap nabi yang menyampaikan pesan-pesan Kami, yang tidak dapat kau lihat. Mereka saling membisikkan perkataan yang indah penuh tipuan tapi kosong tak berarti. Dengan begitu, mereka menebarkan rasa sombong dengan tidak benar. Semua itu terjadi atas takdir dan kehendak Allah. Kalau Dia menghendaki, mereka pasti tidak akan melakukan itu. Akan tetapi, yang demikian itu untuk membersihkan hati orang-orang Mukmin, maka biarkan saja orang-orang yang sesat itu berada dalam kekufuran lantaran kata-kata bohong yang mereka lontarkan. 6|113|Mereka memutarbalikkan perkataan palsu itu untuk merayu diri sendiri agar mereka senang, dan untuk menjadikan hati orang-orang yang seperti mereka condong kepada jin dan manusia arogan yang tidak tunduk kepada akhirat itu. Mereka berkeyakinan bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di dunia ini. Juga agar mereka jatuh oleh sebab sikap tidak percaya kepada hari akhir dengan kebohongan- kebohongan mereka ke dalam lembah dosa. 6|114|Katakanlah kepada mereka, wahai Nabi, "Ini adalah ketentuan Allah yang benar, yang dijelaskan oleh bukti-bukti yang nyata. Maka tidak pantas aku meminta penengah selain Dia, untuk menengahi antara aku dan kalian. Padahal, Dia telah memberikan hukum dengan menurunkan al-Qur'ân sebagai hujjah bagiku atas kalian. Kalian tidak mampu mendatangkan suatu surat yang sama seperti al-Qur'ân, yang menerangkan kebenaran dan keadilan. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab suci mengetahui bahwa al-Qur'ân itu diturunkan dari sisi Allah dan mengandung kebenaran, seperti dikabarkan dalam kitab mereka. Walaupun mereka berusaha menyembunyikan hal itu, janganlah engkau, wahai Nabi, dan juga pengikut-pengikutmu, menjadi orang-orang yang meragukan kebenaran setelah dijelaskan. 6|115|Sesungguhnya ketentuan Allah telah turun. Sempurnalah kalimat Allah yang benar dan adil dengan menurunkan al-Qur'ân yang mengandung kebenaran. Al-Qur'ân itu juga mengandung ukuran yang benar dan jujur antara yang benar dan yang palsu. Tidak seorang pun dapat mengubah firman-firman dan kitab- kitab Allah. Dia Maha Mendengar perkataan, Mahatahu segala apa yang terjadi. 6|116|Kalau Allah adalah hakim yang Mahaadil, dan al-Qur'ân yang diturunkan-Nya menjadi rujukan dalam mencari kebenaran, maka janganlah kamu dan pengikut-pengikutmu mengikuti orang yang perkataannya bertentangan dengan kebenaran, walaupun jumlah mereka banyak. Sebab, kalau kamu mengikuti kebanyakan orang yang tidak bersandar pada syariat samawi yang diturunkan, mereka pasti akan menjauhkan kamu dari jalan kebenaran yang lurus, jalan Allah. Sesungguhnya mereka hanya berjalan di balik praduga dan ilusi belaka. Mereka hanya mengatakan praduga yang tidak berdasar pada bukti. 6|117|Tuhanmu sungguh Mahatahu--dengan pengetahuan yang tidak sama dengan pengetahuan siapa pun-- tentang orang-orang yang menjauh dari jalan kebenaran, dan juga tentang orang-orang yang mengambilnya sebagai petunjuk hingga benar-benar berpetunjuk. 6|118|Kalau hanya Allah yang mengetahui orang yang berpetunjuk dan orang yang sesat, maka janganlah kalian menoleh kepada kesesatan orang-orang musyrik dalam mengharamkan beberapa jenis hewan. Makanlah hewan-hewan itu, karena Allah telah mengaruniakannya kepada kalian dan menjadikannya halal, baik dan tidak mengandung bahaya. Sebutlah nama Allah, dengan membaca basmalah, ketika menyembelih hewan tersebut, selama kalian beriman dan tunduk kepada-Nya dan kepada bukti-bukti kekuasaan-Nya. 6|119|Tidak ada bukti dan alasan yang dapat melarang kalian memakan hewan yang kalian sembelih dengan menyebut nama Allah. Allah telah menjelaskan makanan-makanan yang diharamkan dalam keadaan tidak terpaksa, seperti bangkai dan darah. Banyak di antara manusia yang menjauh dari kebenaran karena terdorong hawa nafsu tanpa pengetahuan atau bukti apa pun, seperti orang-orang Arab yang mengharamkan diri dari sejumlah jenis hewan itu. Kalian tidak melanggar batas dalam memakan hewan yang beranak itu, bahkan mereka yang melampaui batas dengan mengharamkan sesuatu yang halal. Allah sajalah yang Mahatahu dengan sebenarnya tentang orang-orang yang melampaui batas. 6|120|Ketakwaan bukan terletak pada pengharaman sesuatu yang telah dihalalkan. Ketakwaan justru terletak pada sikap meninggalkan dosa, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Maka tinggalkanlah segala bentuk perbuatan dosa itu. Sebab, orang-orang yang berbuat dosa akan dibalas setimpal dengan keburukan-keburukan yang diperbuatnya. 6|121|Kalau hewan-hewan itu halal kalian makan dengan cara menyembelihnya terlebih dahulu, maka janganlah kalian memakan hewan-hewan yang disembelih dengan tidak membaca basmalah, kalau meninggalkan basmalah itu dilakukan dengan sengaja, atau disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Sebab, perbuatan itu berarti kefasikan dan keluar dari ketentuan Allah. Iblis dan pembantu- pembantunya yang arogan, akan terus membisik-bisikkan kedalam dada orang-orang yang mereka kuasai, untuk mendebat kalian secara tidak benar, dan untuk menarik kalian kepada pengharaman sesuatu yang dihalalkan Allah. Kalau kalian mengikuti mereka, kalian berarti sama-sama musyrik seperti mereka. 6|122|Dengan keimanan yang ada pada kalian, kalian tidaklah sama dengan orang-orang musyrik. Orang yang dahulu sesat layaknya orang mati, lalu hatinya diberi cahaya petunjuk bagai kehidupan, diberi cahaya keimanan dan hujjah yang jelas, hingga berjalan di bawah cahaya itu, tidaklah sama dengan orang yang hidup dalam kegelapan yang bertumpuk. Seperti Allah membuat indah keimanan bagi orang-orang yang beriman, setan pun membuat indah kemusyrikan bagi orang-orang yang zalim dan ingkar. 6|123|Jangan heran, wahai Muhammad, kalau engkau melihat pembesar pelaku kejahatan di Makkah menyusun siasat makar. Sebab, setiap kota besar pun demikian juga. Para pembesar pelaku kejahatan melakukan siasat makar. Akibat perbuatan itu akan kembali kepada mereka sendiri dan mereka tidak menyadari itu semua. 6|124|Para pembesar pelaku kejahatan itu merasa iri terhadap orang lain yang diberikan ilmu, kenabian dan petunjuk oleh Allah. Maka ketika datang bukti yang kuat kepada mereka, mereka tidak mau tunduk. Mereka malah berkata, "Kami tidak akan percaya kepada kebenaran itu sebelum Allah menurunkan wahyu kepada kami seperti halnya kepada Rasul." Allah sajalah yang memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk membawa pesan-pesan-Nya. Orang-orang yang membangkang, kalau menginginkan kepemimpinan dengan sikap angkuh itu, akan mendapatkan kehinaan dan kerendahan di dunia. Dan di akhirat mereka akan merasakan siksa yang kejam akibat siasat makar yang buruk itu. 6|125|Kalau mereka telah sesat dan kalian telah mendapatkan petunjuk, itu memang karena kehendak dan takdir Allah. Maka, orang yang telah ditentukan akan mendapat petunjuk, dadanya akan lapang untuk menerima cahaya Islam. Sedangkan orang yang telah ditentukan akan sesat, dadanya akan sangat sempit, karena sempitnya, ia bak orang yang menanjak ke tempat sangat jauh tinggi bagaikan langit. Nafasnya terus menaik, sedangkan ia tidak bisa apa-apa. Dengan cara demikian, Allah menetapkan kerusakan dan kehinaan terhadap orang-orang yang tidak memiliki keimanan. 6|126|Yang Kami terangkan ini adalah jalan kebenaran yang lurus, yang telah Kami perinci secara jelas bagi umat manusia. Tidak akan mendapatkan manfaatnya kecuali orang-orang yang mau merenung untuk menangkap pesan-pesan Tuhan dan mencari petunjuk. 6|127|Bagi orang-orang yang merenung dan menangkap pesan itu disediakan tempat aman, yaitu surga. Mereka berada di dalam kekuasaan, kecintaan dan pertolongan Allah, oleh sebab kebaikan yang mereka perbuat di dunia. 6|128|Kalau orang-orang yang menempuh jalan lurus itu akan mendapat tempat aman dengan kekuasaan Allah, maka orang-orang yang menempuh jalan setan akan mendapat balasan juga atas pelanggaran itu pada saat semua manusia dikumpulkan di hari kiamat. Saat itu, Allah berkata kepada jin dan manusia yang berbuat dosa, "Wahai sekumpulan jin, kalian telah banyak menggoda manusia, hingga banyak yang mengikuti kalian." Manusia-manusia yang mengikuti jin itu berkata, "Wahai Pencipta dan Penguasa kami, masing-masing kami telah memanfaatkan yang lain dan kami bersenang-senang dengan berbagai kenikmatan dunia. Kini kami telah sampai kepada ajal yang telah Engkau tentukan." Allah berkata lagi, "Tempat kalian semua adalah neraka dan kalian akan kekal abadi di dalamnya. Kecuali orang-orang yang dikehendaki Allah untuk diselamatkan, yaitu orang-orang yang tidak mengingkari pesan-pesan Allah. Sungguh, perbuatan Allah selamanya selalu sejalan dengan kebijaksanaan dan pengetahuan-Nya. 6|129|Demikian pula, sebagaimana Kami jadikan masing-masing jin dan manusia yang berbuat maksiat untuk saling menikmati yang lain, Kami jadikan pula orang-orang zalim sebagai penguasa bagi yang lain, akibat dosa besar yang mereka lakukan. 6|130|Pada hari kiamat, Allah berkata kepada mereka, "Wahai sekumpulan jin dan manusia, rasul-rasul telah datang kepada kalian memberi peringatan dengan berbagai bukti dan keterangan, membacakan ayat-ayat dan mengingatkan kalian tentang hari pertemuan dengan Allah ini. Mengapa kalian mendustai mereka? Mereka menjawab, "Kami mengaku atas kesalahan yang kami lakukan." Mereka telah tertipu oleh kenikmatan hidup duniawi. Mereka mengaku bahwa mereka memang ingkar. 6|131|Sesungguhnya pengutusan rasul sebagai pemberi peringatan dan pembawa penjelasan hanyalah karena Tuhanmu, wahai Muhammad, tidak akan menghancurkan penduduk suatu tempat akibat kezaliman mereka, sedangkan mereka adalah orang-orang yang tidak tahu kebenaran. Tetapi sebaliknya, Dia mesti menjelaskan dan mengingatkan terlebih dahulu. 6|132|Masing-masing orang yang berbuat baik dan buruk ada tingkatan-tingkatan balasannya. Yang berbuat baik akan dibalas kebaikan dan yang berbuat buruk akan dibalas dengan keburukan pula. Allah adalah Pencipta dan Penentu kadar sesuatu, tidak akan lengah dengan apa yang mereka kerjakan. Pekerjaan mereka ada dalam buku yang mencatat semua yang kecil dan yang besar. 6|133|Allah, Tuhanmu, adalah Mahakaya, yang tidak membutuhkan hamba dan peribadatan mereka. Hanya Dialah pemilik sifat kasih yang menyeluruh. Atas dasar sifat kasih itu, Dia memerintahkan kalian berbuat baik dan melarang berbuat buruk. Dia Mahakuasa. Kalau memang berkehendak, Dia dapat melenyapkan kalian dan menciptakan pengganti setelah kalian di muka bumi sesuai dengan kehendak-Nya. Sungguh, hal itu bagi Allah tidaklah sulit. Dia menciptakan kalian dari keturunan orang-orang sebelum kalian, dan kalian adalah pewaris bumi ini sesudah mereka. 6|134|Sesungguhnya hukuman yang diperingatkan dan pahala yang dijanjikan kepada kalian setelah kebangkitan kembali, pertemuan dan perhitungan, itu pasti akan datang. Hari itu, kalian tidak akan dapat mencegah Allah sesuai dengan janji-Nya kepada kalian. Maka, kalian pasti tidak berdaya menolak pertemuan dan perhitungan itu. 6|135|Wahai Nabi, ancamlah kepada mereka dengan mengatakan, "Berbuatlah sesuai cara yang kalian kehendaki dengan segala kekuasaan yang kalian miliki, dan aku akan berbuat dengan memihak kebenaran. Kalian nanti pasti akan tahu, siapakah di antara kita yang bernasib baik di akhirat. Tentu orang-orang yang memihak kebenaran sebab kalian adalah orang-orang yang zalim. Dan sungguh, Allah tidak pernah menakdirkan kemenangan bagi orang-orang yang zalim." 6|136|Orang-orang musyrik yang menyembah berhala, berada dalam khayalan terus menerus. Dari tanaman dan hewan yang diciptakan Allah seperti onta, sapi dan domba, mereka membuat sebagiannya untuk Allah dengan menyuguhkannya kepada tamu dan memberikannya kepada orang yang membutuhkan. Sedangkan sebagian lainnya lagi dipersembahkan kepada berhala-berhala yang dianggap sekutu Allah. Apa yang mereka berikan kepada berhala-berhala itu akan sampai, dan yang mereka anggap diberikan kepada Allah tidak akan sampai kepada tamu dan orang-orang miskin. Alangkah buruknya ketentuan zalim mereka! Mereka menjadikan bandingan bagi Allah, Pencipta tanaman dan hewan. Mereka juga tidak menyalurkan bagian yang menurutnya untuk Allah, kepada yang berhak. 6|137|Selain membuat indah pembagian yang tidak adil terhadap tanaman dan hewan (unta, sapi dan domba) ciptaan Allah, khayalan dan angan-angan kosong mereka tentang berhala yang mereka anggap sebagai sekutu-sekutu Allah, Allah juga membuat indah perlakuan membunuh anak laki-laki ketika lahir, dan mempersembahkannya kepada tuhan-tuhan palsu itu. Angan-angan itu telah mengacaukan pemahaman agama mereka. Akibatnya, mereka tidak akan mengerti agama dengan baik. Kalau angan-angan itu begitu menguasai akal pikiran mereka, tinggalkanlah mereka dengan kebohongan-kebohongan yang mereka buat terhadap Allah dan terhadapmu. Mereka akan merasakan sendiri hukumannya. Itu adalah kehendak Allah. Kalau Dia berkehendak, tentu mereka tidak akan melakukan itu. 6|138|Di antara khayalan mereka, misalnya, apa yang mereka katakan, "Unta, sapi, domba dan tanaman- tanaman ini adalah terlarang. Hanya orang yang hendak berbakti kepada berhala saja yang memakannya." Itu adalah anggapan yang salah, bukan ketentuan dari Allah. Mereka juga mengatakan, "Punggung onta- onta ini adalah haram, tidak boleh ditunggangi." Namun demikian, mereka tidak menyebut nama Allah ketika menyembelih onta, sapi atau domba. Hal itu disebabkan oleh pendustaan mereka terhadap Allah dengan sikap menyekutukan-Nya. Allah akan membalas mereka dengan siksa di akhirat, oleh sebab kedustaan dan pengharaman mereka terhadap sesuatu tanpa ketetapan dari Allah. 6|139|Selain itu, mereka juga membuat khayalan-khayalan lain dengan mengatakan, "Janin yang ada di dalam perut hewan-hewan ini--yang mereka haramkan untuk disembelih dan ditunggangi--hanya boleh untuk laki-laki dan haram bagi wanita." Namun, kalau janin itu lahir mati, mereka semua, laki-laki dan wanita, boleh memakannya. Allah akan membalas kebohongan mereka yang mengaku bahwa pengharaman itu adalah ketentuan Allah. Allah Mahatahu segala sesuatu dan Mahabijaksana yang segala perbuatan-Nya sejalan dengan hikmah kebijaksanaan-Nya. Allah akan membalas orang yang berbuat dosa itu akibat dosanya. 6|140|Orang-orang yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan, khayalan, dan karena tidak menyadari akibat dan pendorong pekerjaannya, itu sungguh telah merugi. Mereka mengharamkan diri dari tanaman dan hewan yang dianugerahkan Allah, seraya membuat dusta dengan mengaku bahwa pengharaman itu adalah ketentuan Allah. Oleh sebab itu, mereka menjadi jauh dari kebenaran. Dengan kebohongan itu, mereka tidak termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. 6|141|Hanya Allahlah yang menciptakan berbagai kebun. Ada yang ditanam dan disanggah tiang, ada pula yang tidak. Allah menciptakan pula pohon korma dan tanaman-tanaman lain yang menghasilkan buah- buahan dengan berbagai warna, rasa, bentuk dan aroma yang berbeda-beda. Juga, Allah menciptakan buah zaitun dan delima yang serupa dalam beberapa segi, tetapi berbeda dari beberapa segi lain. Padahal, itu semua tumbuh di atas tanah yang sama dan disiram dengan air yang sama pula. Makanlah buahnya yang baik dan keluarkan zakatnya saat buah-buah itu masak. Namun, janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memakan buah-buahan itu, sebab hal itu akan membahayakan diri sendiri dan akan mengurangi hak orang miskin. Allah tidak akan memberi perkenan atas perbuatan orang-orang yang berlebih-lebihan. 6|142|Allah menciptakan beberapa jenis hewan--seperti onta, sapi, domba dan kambing--yang dapat mengangkut barang-barang kalian yang berat dan dapat kalian manfaatkan bulu dan rambutnya sebagai alas tidur. Itu semua adalah rezeki yang Allah karuniakan untuk kalian. Makanlah rezeki yang halal itu, dan janganlah kalian mengikuti jejak langkah setan dan penolong-penolongnya dalam membuat-buat penghalalan dan pengharaman seperti yang dilakukan orang-orang jahiliah. Sungguh, setan tidak menginginkan kebaikan buat kalian, karena ia adalah musuh yang nyata. 6|143|Dari masing-masing hewan itu diciptakan sepasang: jantan dan betina. Seluruhnya berjumlah empat pasang (delapan ekor): sepasang domba dan sepasang kambing, Katakan, wahai Muhammad, kepada orang-orang musyrik dengan mengingkari pengharaman yang mereka lakukan, "Apa alasan pengharaman pasangan-pasangan hewan itu? Apakah karena jantan? Tidak, sebab kalian kadang-kadang menghalalkan yang jantan. Atau karena betina? Juga tidak, sebab kalian kadang-kadang menghalalkan yang betina. Atau karena hewan-hewan itu dikandung di dalam rahim? Tidak juga, sebab kalian tidak selalu mengharamkan janin. Beritahukan aku, dengan berdasar pada pijakan yang dapat dipercaya, kalau kalian memang benar dalam penghalalan dan pengharaman itu." 6|144|Selain itu, Allah menciptakan sepasang dari onta dan sepasang dari sapi. Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Apa alasan kalian mengharamkan pasangan-pasangan itu? Apakah karena jantannya? Tidak, sebab kalian kadang-kadang menghalalkan yang jantan. Atau karena betinanya? Juga tidak, sebab kalian kadang-kadang menghalalkan yang betina juga. Atau karena pasangan-pasangan itu dikandung rahim? Tidak juga, sebab kalian tidak selamanya mengharamkan janin. Kalian menganggap pengharaman itu adalah ketentuan Allah. Apakah kalian ada saat Allah mengeluarkan larangan itu sehingga kalian mendengar sendiri pelarangan-Nya? Tidak sama sekali! Hentikanlah apa yang kalian lakukan itu, karena merupakan kezaliman. Tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan Allah dengan menyandangkan sesuatu kepada-Nya tanpa pernah Dia melakukannya dan tanpa berdasar pada ilmu yang dapat dijadikan sandaran. Dengan kezaliman itu, ia bermaksud menyesatkan orang lain. Allah tidak akan menunjuki jalan orang-orang zalim kalau mereka memilih jalan kesesatan." 6|145|Katakan, wahai Rasulullah, "Aku tidak menemukan dalam sumber wahyu yang diturunkan kepadaku sesuatu yang diharamkan selain yang tidak disembelih secara benar, sesuai dengan ketentuan hukum (syar'iy), darah yang mengalir atau daging babi. Sebab, makanan-makanan itu membahayakan dan kotor, hingga tidak boleh dimakan. Selain itu, juga termasuk yang diharamkan, adalah apabila perbuatan itu mengandung risiko keluar dari akidah yang benar, seperti menyebut nama selain Allah--patung atau sesembahan lainnya--saat menyembelih hewan." Namun demikian, barangsiapa terpaksa memakan salah satu dari makanan yang telah diharamkan itu, tanpa bermaksud bersenang-senang dan melampaui batas keterpaksaan, ia boleh memakannya. Sebab, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(1). (1) Pada ayat ini terdapat larangan memakan daging babi dengan alasan bahwa daging itu kotor dan najis. Menurut kamus al-Muhîth, kata "rijs" berarti 'pekerjaan yang kotor, mengandung dosa dan tidak layak dilakukan'. Termasuk juga perbuatan yang mengarah kepada risiko siksa. Dengan demikian, kata "rijs" mengandung cakupan makna sangat luas: jelek, kotor, dan tidak layak. Makna-makna itu disandangkan pada babi, bahkan oleh bangsa-bangsa yang memakannya sekalipun. Babi termasuk binatang pemakan segala (omnivora), atau pemakan organik yang sudah mati atau busuk (saprofit), termasuk kotoran manusia dan binatang. Itulah sebabnya, terutama, mengapa babi mudah menjangkitkan penyakit kepada manusia, seperti telah disinggung pada komentar sebelumnya. (Lihat juga catatan kaki tafsir ayat 3, surat al-Mâ'idah). 6|146|Itulah beberapa jenis makanan yang Kami haramkan kepada kalian, umat Islam. Sedangkan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan daging dan lemak hewan yang berkuku seperti onta dan binatang buas. Sementara sapi dan kambing, Kami hanya mengharamkan lemaknya saja, selain lemak yang terdapat pada bagian punggung atau pada usus, atau yang bercampur dengan tulang. Pengharaman itu adalah sebagai hukuman atas tindak kezaliman mereka, sekaligus sebagai pemutusan nafsu mereka yang selalu cenderung kepada kenikmatan. Sesungguhnya, Kami selalu benar dalam menyampaikan berita Kami, termasuk berita ini. 6|147|Kalau orang-orang pendusta itu mendustakanmu, Muhammad, mengenai apa yang diwahyukan kepadamu, katakan kepada mereka dengan mengingatkan, "Sesungguhnya Tuhan yang harus kalian percayai dan ikuti ketentuan-ketentuan-Nya itu, memiliki kasih sayang amat luas bagi orang-orang yang takut dan orang-orang yang tidak takut kepada-Nya. Kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang tidak menakuti-Nya itu berbentuk penundaan hukuman. Namun demikian, para pendusta itu tidak boleh terlena oleh keluasan kasih sayang Allah, sebab siksa-Nya juga pasti akan dijatuhkan kepada orang-orang yang berbuat jahat. 6|148|Dengan maksud mencari alasan atas sikap musyrik dan pengharaman makanan yang diharamkan Allah, serta dengan tujuan mendustakan murka Allah atas perbuatan mereka yang telah engkau sampaikan, orang-orang Quraisy itu berkata, "Sikap musyrik dan pengharaman kami atas makanan yang halal itu adalah atas izin dan perkenan Allah. Kalau Allah tidak menghendaki dan tidak menyukai apa yang kami lakukan, tentu kami dan nenek moyang kami tidak akan musyrik dan tidak mengharamkan sesuatu yang dihalalkan." Orang-orang sebelum mereka dahulu telah mendustakan rasul-rasulnya. Kini, mereka pun mendustakanmu, Muhammad, sampai datang siksaan Kami untuk mereka. Katakan kepada mereka, "Apakah kalian mempunyai pegangan yang kuat bahwa Allah memperkenankan sikap musyrik dan penghalalan kalian sehingga dapat kalian tampakkan kepada kami? Kalian hanya mengikuti dugaan yang tak mengandung kebenaran sama sekali. Kalian hanya pendusta belaka dengan anggapan kalian itu." 6|149|Katakan, wahai Nabi, "Allah mempunyai bukti yang jelas atas kebohongan dan pengakuan kalian bahwa Dia memperkenankan perbuatan kalian. Kalian tidak memiliki bukti apa-apa tentang pengakuan syirik, penghalalan dan pengharaman itu. Jika Allah berkehendak memberikan petunjuk kepada kalian, niscaya Dia akan menunjukkan kalian jalan kebenaran. Tetapi Allah tidak berkehendak demikian, karena kalian lebih memilih jalan kesesatan." 6|150|Katakan kepada mereka, "Panggillah penolong-penolong kalian yang bersaksi bahwa Allah benar-benar telah mengharamkan makanan yang kalian anggap haram itu. Kalau mereka datang dan mau bersaksi, janganlah kalian percayai, karena mereka bohong belaka. Jangan pula kalian ikuti nafsu orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di dalam alam raya dan di dalam ayat-ayat al-Qur'ân. Mereka adalah orang-orang yang tidak mempercayai akhirat dan penyekutu Allah, yang menyamakan Allah dengan sembahan-sembahan palsu lain." 6|151|Katakan pula, "Kemarilah kalian, akan aku terangkan larangan-larangan yang harus kalian perhatikan dan jauhi. Pertama, jangan menyekutukan Allah dengan apa pun dan dalam bentuk apa pun. Kedua, jangan berbuat tidak baik (artinya: harus berbuat baik) kepada orang tua. Perbanyaklah berbuat baik kepada mereka. Ketiga, jangan membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan yang melanda kalian atau yang akan melanda mereka kelak. Kalian tidak memberikan rezeki kepada mereka. Kamilah yang memberikan rezeki kepada kalian dan kepada mereka. Keempat, jangan dekati perbuatan zina, sebab zina adalah perbuatan yang sangat jelek dan hina. Larangan ini berlaku pada zina yang tampak, diketahui oleh orang, juga pada zina yang tidak tampak dan hanya diketahui oleh Allah. Kelima, jangan membunuh jiwa yang memang dilarang karena tidak ada alasan yang sah, kecuali kalau membunuh itu dilakukan secara benar, karena melaksanakan keputusan hukum. Allah sangat menekankan perintah menjauhi larangan itu, sesuatu yang oleh akal sehat pun dinilai demikian, agar kalian berpikir. 6|152|Keenam, jangan menggunakan harta anak yatim kecuali dengan cara terbaik yang dapat menjamin dan mengembangkannya, sampai ia mencapai usia dewasa dan mampu mengatur sendiri keuangannya dengan baik. Saat itu, serahkan harta itu kepadanya. Ketujuh, jagan mengurangi timbangan atau ukuran saat kalian memberi dan jangan meminta lebih atau tambahan saat kalian menerima. Lakukanlah timbangan itu secara adil semampu kalian. Allah tidak membebani manusia kecuali sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya, tanpa merasa terpaksa. Kedelapan, apabila kalian mengucapkan sesuatu tentang hukum, persaksian, berita dan sebagainya, jangan sampai condong kepada perilaku tidak adil dan tidak jujur. Lakukanlah itu tanpa melihat hubungan kebangsaan, warna kulit, kekerabatan, dan sebagainya. Kesembilan, jangan melanggar janji kepada Allah yang telah memberikan tugas. Juga, jangan mlanggar janji di antara sesama kalian, berkenaan dengan urusan yang disyariatkan. Tepatilah semua janji itu. Allah menekankan perintah menjauhi larangan ini kepada kalian, agar kalian ingat bahwa ketentuan itu memang untuk maslahat kalian. 6|153|Terakhir, kesepuluh, jangan kalian keluar dari ketentuan yang telah Aku gariskan. Sebab, ketentuan- ketentuan itu adalah jalan yang lurus yang akan mengantarkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ikutilah jalan itu dan jangan sekali-kali mengikuti jalan lain yang tidak benar, yang telah dilarang Allah, agar kalian tidak terpecah menjadi kelompok-kelompok dan golongan-golongan, dan tidak menjauh dari jalan Allah yang lurus. Allah menegaskan perintah menjauhi larangan itu, agar kalian tidak sekali-kali melanggarnya." 6|154|Kami telah menurunkan Tawrât kepada Mûsâ sebagai penyempurna atas nikmat yang Kami berikan kepada orang yang melakukan agama dengan baik. Selain itu, juga sebagai perincian ajaran yang sesuai dengan mereka, sebagai petunjuk ke jalan yang benar, dan sebagai kasih sayang Kami kepada mereka dan pengikut-pengikutnya. Itu semua, agar Banû Isrâ'îl percaya kepada hari pertemuan dengan Tuhan, yaitu hari kiamat, ketika pelaksanaan mereka terhadap tugas-tugas dan kewajiban itu akan dihitung. 6|155|Al-Qur'ân ini adalah kitab suci penuh berkah yang Kami turunkan kepada kalian. Al-Qur'ân mengandung berbagai karunia Allah dan kebaikan dalam beragama dan hidup di dunia. Ikutilah al-Qur'ân dan hindari upaya melanggarnya, agar kalian memperoleh kasih sayang Tuhan. 6|156|Kami turunkan al-Qur'ân ini agar kalian, umat Islam, tidak bisa lagi beralasan atas ketidakpatuhan kalian dengan mengatakan, "Wahyu hanya diturunkan kepada dua gologan sebelum kami: Tawrât kepada Yahudi dan Injîl kepada Nasrani. Sedangkan kami sama sekali tidak dapat membaca dan memahami ajaran kitab suci mereka itu." 6|157|Selain itu, juga agar kalian tidak mengatakan, "Kalau kepada kami diturunkan wahyu yang diturunkan kepada mereka, kami tentu akan lebih berpetunjuk dan lebih baik dari mereka oleh karena kelebihan akal kami dan kesiapan kami." Setelah ini, tidak ada lagi alasan atas ketidaktaatan kalian. Perkataan kalian ini tak akan ada tempatnya lagi. Karena al-Qur'ân telah diturunkan kepada kalian sebagai bukti yang jelas atas kebenaran Muhammad, dan sebagai penjelas tentang segala kebutuhan agama dan dunia yang kalian butuhkan. Juga, selain itu, sebagai penunjuk ke jalan yang benar, dan sebagai rahmat bagi kalian dengan mengikutinya. Tidak ada yang lebih zalim daripada orang-orang yang mendustakan dan berpaling dari ayat- ayat Allah yang telah diturunkan melalui kitab-kitab suci-Nya dan ayat-ayat yang diciptakan-Nya pada alam raya, hingga tidak beriman dan tidak melaksanakannya. Kami akan menghukum orang-orang yang berpaling dan tidak mencermati ayat-ayat Kami itu dengan siksa yang amat pedih. 6|158|Bukti atas keharusan beriman sudah jelas, tetapi mereka tetap saja tidak beriman. Apa gerangan yang mereka tunggu untuk mau beriman? Apakah mereka menunggu kedatangan malaikat sebagai pengganti rasul jenis manusia, atau sebagai saksi atas kebenaranmu? Atau, apakah mereka menunggu kedatangan Tuhan agar dapat melihat-Nya atau agar Dia menyaksikan kebenaranmu? Atau menunggu tanda-tanda Tuhanmu yang membuktikan kebenaranmu? Ketika tanda-tanda itu datang dan membuat mereka beriman, keimanan itu tidak berarti apa-apa bagi mereka, karena merupakan keimanan yang terpaksa. Sekarang tidak ada gunanya lagi pertobatan dan ketaatan orang yang berbuat maksiat. Fase penugasan kewajiban (taklîf) telah berakhir. Katakan kepada pembangkang-pembangkang yang mendustakan itu, "Tunggulah salah satu dari tiga hal di atas ini. Teruskan pendustaan kalian. Kami pun menunggu ketentuan hukum Allah tentang kalian." 6|159|Orang-orang yang memecah agama yang satu dan benar, dengan akidah dan hukum-hukum palsu, hingga mereka menjadi beberapa kelompok, engkau mengira mereka bersatu, padahal hati mereka tidak bersatu. Engkau tidak akan ditanya mengenai perpecahan dan ketidaktaatan mereka. Engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada mereka, sebab engkau hanya penyampai risalah. Hanya Allahlah yang memiliki urusan mereka untuk diberi petunjuk atau diberi pahala. Allah akan memberitahu mereka di hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka lakukan di dunia, kemudian akan membalasnya. 6|160|Barangsiapa melakukan perbuatan baik, akan memperoleh pahala sepuluh kali lipat, sebagai karunia dan pemberian Allah. Barangsiapa melakukan perbuatan tidak baik hanya akan disiksa seberat dosanya, atas dasar keadilan Allah. Kelak tidak akan ada kecurangan dengan mengurangi pahala atau menambah hukuman. 6|161|Katakan kepada mereka, wahai Rasulullah, dengan menjelaskan kebenaran agama yang engkau bawa, "Sesugguhnya Tuhanku menunjukkan aku ke jalan yang lurus, dan sangat lurus. Jalan itu adalah agama yang dianut Ibrâhîm, jauh dari pemahaman akidah palsu. Ibrâhîm sendiri tidak pernah beribadah kepada tuhan selain Allah seperti yang dituduhkan orang-orang musyrik." 6|162|Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, seluruh ibadahku, ketaatanku selama hidup, iman dan amal saleh yang akan aku bawa mati, semuanya murni hanya untuk Allah yang telah menciptakan semua makhluk. Hanya Allah yang pantas disembah dan ditaati. 6|163|Dia tidak mempunyai sekutu dalam penciptaan makhluk dan dalam keberhakan-Nya untuk disembah. Allah, Tuhanku, memerintahkan aku untuk selalu ikhlas memurnikan ibadah, baik dalam pengesaan Allah maupun dalam amal perbuatan. Aku adalah orang pertama yang patuh dan taat. Aku adalah orang yang paling sempurna kepatuhan dan penyerahan dirinya." 6|164|Katakanlah, wahai Muhammad, dengan menolak ajakan orang-orang musyrik kepadamu untuk mengikuti kesyirikan mereka, "Apakah aku mencari tuhan selain Allah untuk disembah, padahal Dia adalah Pencipta segala sesuatu?" Katakan pula, dengan menolak anggapan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas kesalahanmu kalau kamu mengikuti mereka, "Masing-masing jiwa hanya akan mendapat pahala dari perbuatannya saja, dan tidak akan dibebani dosa orang lain. Kalian akan dibangkitkan kembali setelah mati untuk dikumpulkan di hadapan Allah. Dia akan memberitahukan kalian tentang akidah kepercayaan yang dahulu kalian pertentangkan di dunia. Dia akan memberikan kalian balasan atas itu semua. Bagaimana aku melawan perintah Allah dengan berdasar kepada janji-janji kalian yang palsu?" 6|165|Allahlah yang menjadikan kalian sebagai pengganti umat-umat yang lalu dalam mengembangkan alam. Dia meninggikan derajat kesempurnaan materi dan maknawi sebagian kalian di atas yang lain, karena menempuh sebab-sebabnya? Itu semua agar Dia menguji kalian atas nikmat yang telah dikaruniakan-Nya, apakah kalian bersyukur atau tidak. Juga atas hukum-hukum syariat, apakah kalian laksanakan atau tidak. Allah Mahacepat hukumannya terhadap orang-orang yang melanggar. Sebab, hukuman-Nya pasti akan datang. Segala yang akan datang adalah dekat. Sesungguhnya ampunan-Nya terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh orang-orang yang bertobat dan berbuat baik sangat besar. Kasih sayang-Nya kepada mereka amat luas. 7|1|[[7 ~ AL-A'RAF (TEMPAT TERTINGGI ANTARA SURGA DAN NERAKA)(1) Pendahuluan: Makkiyyah, 206 ayat ~ Surat yang berisi 206 ayat ini termasuk kelompok surat Makkiyyah yang diturunkan di Mekkah, kecuali ayat 163 sampai ayat 170 yang diturunkan di Madinah. Permulaan surat ini merupakan kelanjutan dari bagian akhir surat al-An'âm. Setelah pada bagian akhir surat al-An'âm itu dibicarakan tentang hewan ternak, awal surat al-A'râf mengandung kisah awal mula penciptaan manusia. Diceritakan, misalnya, kisah penciptaan Adam dan Hawâ', kisah keluarnya mereka dari dalam surga akibat godaan setan, keterangan lebih lanjut mengenai godaan setan yang terus menerus kepada manusia dalam pakaian dan makanan. Seperti surat-surat yang lain, surat ini pun menyinggung perintah mengamati dan menghayati sistem yang begitu teratur di dalam langit dan bumi. Selain itu, surat al-A'râf mengandung beberapa kisah. Di antaranya kisah Nabi Nûh, Nabi Hûd dengan pengikutnya, kaum 'Ad, Nabi Shâlih dengan kaum Tsamûd yang terkenal kuat dan memiliki kekayaan, Nabi Lûth dengan kaumnya dan tindakan makar yang mereka lakukan dan Nabi Syu'ayb dengan penduduk Madyan. Juga kisah-kisah nyata yang mengandung nasihat dan pelajaran. Setelah itu dalam surat ini Allah mengisahkan cerita Nabi Mûsâ a. s. dan Fir'aun. Sebagai penutup, surat ini menggambarkan nasib orang yang telah mendapat petunjuk kemudian terlepas lagi akibat godaan setan yang semestinya tidak terjadi. Di samping itu, juga ajakan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. yang benar. (1) Al-A'râf adalah pembatas antara surga dan neraka yang mempunyai pintu. Kata a'râf adalah bentuk jamak dari 'urf yang berarti 'sesuatu yang tinggi' atau 'sesuatu yang terhormat'. Dinamakan demikian, karena pembatas antara surga dan neraka itu sangat tinggi.]] Alif, Lâm, Mîm, Shâd, adalah huruf-huruf fonemis yang disebut di awal beberapa surat Makkiyyah untuk mengingatkan orang-orang musyrik bahwa al-Qur'ân terdiri atas huruf yang sama dengan fonem yang mereka bunyikan. Meskipun begitu, mereka tidak mampu mendatangkan sesuatu yang sama dengan al-Qur'ân. Selain itu, huruf ini mengajak mereka untuk mendengarkannya, meskipun mereka saling menasihati agar tidak mendengarkan. 7|2|Al-Qur'ân diturunkan kepadamu supaya, dengan al-Qur'ân itu, kamu memberi peringatan kepada orang-orang yang mendustakannya agar mereka beriman, dan juga untuk mengingatkan orang-orang Mukmin supaya bertambah iman. Maka, karena alasan takut didustakan, jangan sampai kamu merasa sempit dada dalam menyampaikan al-Qur'ân itu. 7|3|Ikutilah apa yang diwahyukan kepada kalian dan jangan mengikuti pemimpin-pemimpin dengan menerima ajakan dan meminta bantuan kepada mereka. Kalian akan sedikit sekali mendapat nasihat dan pelajaran saat kalian meninggalkan agama Allah dan mengikuti yang lain. Padahal, di dalam agama Allah itu terdapat banyak sekali pelajaran dan nasihat. 7|4|Sungguh telah Kami binasakan banyak negeri karena penduduknya menyembah selain Allah dan mengikuti selain jalan-Nya. Siksaan Kami tersebut datang menimpa mereka di malam hari, di saat mereka lalai dan terlelap tidur, seperti yang terjadi pada kaum Nabi Lûth. Atau di siang hari, saat mereka beristirahat tidur siang, seperti yang menimpa kaum Nabi Syu'ayb. 7|5|Mereka mengakui dosa-dosa yang menjadi penyebab bencana. Tidak ada yang dapat mereka lakukan ketika menyaksikan siksaan Kami selain berkata, "Sesungguhnya kamilah yang menzalimi diri sendiri dengan berbuat maksiat. Tuhan tidak menzalimi kami dengan siksaan-Nya." Padahal ungkapan itu sudah tidak berguna lagi. 7|6|Pembalasan Allah pada hari kiamat nanti akan sangat teliti dan adil. Kami akan menanyakan orang-orang yang Kami datangkan para rasul apakah pesan-pesan Kami telah sampai kepada mereka dan bagaimana rasul-rasul itu disambut. Kami juga akan menanyakan para rasul, apakah mereka telah menyampaikan segala apa yang diturunkan oleh Tuhan, dan bagaimana kaum mereka menyambutnya. 7|7|Akan Kami kabarkan kepada mereka semua kabar yang benar, yang sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Sebab Kami telah menghitung semua apa yang mereka kerjakan. Kami tidak pernah jauh dari mereka dan selalu tahu apa yang mereka lakukan. 7|8|Pada hari itu Kami akan menanyakan dan memberitahukan mereka, perhitungan segala perbuatan untuk diberi balasan yang sangat adil. Orang-orang yang kebaikannya banyak, dan melebihi kejahatannya, adalah orang-orang yang beruntung. Mereka akan Kami jaga dari api neraka dan akan Kami masukkan ke dalam surga. 7|9|Sebaliknya, siapa yang kejahatannya banyak, melebihi kebaikannya, adalah orang-orang yang merugi. Sebab mereka telah menjual diri kepada setan, sehingga tidak merenungi tanda-tanda kekuasaan Kami karena ingkar dan keras kepala. 7|10|Sesungguhnya Kami telah menempatkan kalian di muka bumi. Lalu Kami berikan kalian kekuatan untuk dapat mengeksploitasi dan mendaya-gunakannya. Kami juga menyediakan sarana-sarana kehidupan. Akan tetapi sangat sedikit yang bersyukur di antara kalian, dan kalian akan mendapatkan balasan dari itu. 7|11|Di dalam kisah-kisah umat terdahulu terdapat banyak pelajaran dan nasihat dan di situ jelas bahwa setan selalu berusaha menghilangkan nikmat-nikmat dari kalian dengan membuat kalian lupa perintah Allah. Kami telah menciptakan bapak kalian, Adam, dan membentuknya dengan sempurna. Setelah itu Kami berfirman kepada malaikat, "Hormatilah ia!" Lalu mereka menghormatinya sebagai bukti ketaatan mereka kepada Tuhan. Semua menghormatinya kecuali Iblîs yang tidak taat. 7|12|Allah berfirman sebagai penolakan atas keingkarannya, "Apakah yang membuatmu tidak hormat kepadanya, padahal Kami telah memerintahmu untuk itu?" Dengan angkuhnya Iblîs menjawab, "Aku lebih baik daripada Adam. Sebab Engkau telah menciptakanku dari api sedangkan dia dari tanah. Dan api lebih mulia daripada tanah." 7|13|Allah membalas sikap menentang dan kesombongan setan dengan mengusirnya dari surga-Nya. Dia berfirman kepadanya, "Turunlah kamu dari surga setelah sebelumnya kamu terhormat di dalamnya. Tidak pantas bagi kamu untuk sombong dan menentang perntah-Ku di situ. Keluarlah dalam keadaan terhina! 7|14|Iblîs berkata kepada Allah, "Berilah aku tenggang waktu. Dan jangan matikan aku sampai datang hari kiamat." 7|15|Lalu Allah menjawab dengan firman-Nya, "Kamu termasuk orang-orang yang ditangguhkan dan diakhirkan." 7|16|Karena dengki dan iri terhadap Adam, Iblîs berkata, "Karena Engkau telah menetapkan aku dalam kesesatan, aku bersumpah akan menyesatkan keturunan Adam. Akan aku palingkan mereka dari jalan kebenaran dengan menggunakan segala cara. 7|17|Dan aku bersumpah akan mendatangi mereka dari segala arah: depan, belakang, kanan, kiri, dan segala penjuru yang memungkinkan. Akan aku cari kesempatan lengah dan titik lemah mereka untuk mencapai tujuan menyesatkan. Sehingga kebanyakan mereka tidak beriman kepada-Mu, karena tidak mensyukuri nikmat-Mu." 7|18|Allah menambahkan kemurkaan-Nya dengan berfirman kepada setan, "Keluarlah kamu dari surga dengan keadaan terhina karena kesombongan dan pelanggaranmu, dan hidupmu akan berakhir dengan kebinasaan. Dan Aku bersumpah, siapa saja dari anak cucu Adam yang mengikutimu, akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu dan mereka semua." 7|19|"Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu di tempat kemuliaan-Ku, surga. Bersenang-senanglah kalian berdua di dalamnya. Makanlah apa saja yang kalian sukai, kecuali pohon ini. Jangan kalian dekati. Sebab itu akan membuat kalian termasuk orang-orang yang menzalimi diri sendiri lantaran siksaan yang timbul akibat pelanggaran." 7|20|Setan menggoda keduanya agar melanggar perintah Allah. Sehingga pakaian mereka terlepas dan auratnya terlihat. Setan berkata kepadanya, "Tuhan melarang kamu berdua mendekati pohon ini lantaran tidak ingin melihat kalian menjadi malaikat dan kekal, terus menerima nikmat yang tanpa terputus di dalam surga." 7|21|Setan bersumpah kepada keduanya bahwa ia termasuk orang-orang yang memberi nasihat. Sumpahnya pun berulang-ulang. 7|22|Dengan tipu dayanya, setan berhasil menggiring mereka memakan buah dari pohon tersebut. Ketika mereka mencicipi dan aurat mereka terbuka, mereka kumpulkan dedaunan untuk menutupinya. Tuhan mencerca keduanya, dan mengingatkan kesalahannya dengan berfirman, "Bukankah Aku telah melarang kalian dari pohon itu? Dan bukankah Aku telah memberitahukan bahwa setan adalah musuh yang tidak pernah ingin melihat kalian dalam kebaikan?" 7|23|Dengan menyesal dan menunduk, Adam dan istrinya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dengan melanggar perintah-Mu yang membuat segala nikmat hilang. Jika Engkau tidak ampuni kesalahan kami, dan Engkau tidak kasihi kami dengan karunia-Mu, niscaya kami akan termasuk golongan yang merugi." 7|24|Allah berfirman kepada keduanya dan juga kepada setan, "Turunlah kalian, sebagian menjadi musuh bagi yang lain. Di bumi, kalian akan menemukan ketenangan dan kesenangan sampai datangnya waktu yang telah ditentukan untuk kalian. 7|25|Di bumi kalian akan hidup dan beranak pinak. Di sana kalian akan mati dan dikubur. Dan dari sana pula kalian akan dibangkitkan pada hari kiamat." 7|26|Hai anak keturunan Adam, Kami telah berikan nikmat kepada kalian. Kami ciptakan pakaian sebagai penutup aurat dan penghias diri. Tetapi ketakwaan adalah pakaian terbaik yang dapat memelihara diri dari siksaan. Nikmat-nikmat tersebut merupakan bukti atas kekuasaan dan kasih sayang Allah agar manusia ingat akan keagungan-Nya dan keberhakan-Nya sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah. Kisah di atas juga merupakan ketentuan Allah di alam raya yang menjelaskan balasan akibat melanggar perintah Allah, sehingga manusia menjadi terus ingat, berusaha taat kepada Allah dan mensyukuri semua nikmat. 7|27|Hai anak Adam, jangan kalian penuhi ajakan dan kesesatan dari setan. Sebab, itu dapat menghilangkan nikmat-nikmat yang bisa kekal hanya dengan bersyukur dan taat kepada Allah. Jangan seperti kedua orang tuamu, Adam dan istrinya. Mereka dikeluarkan oleh setan dari segala kenikmatan dan kemuliaan. Setan melepas pakaian mereka berdua dan membuka auratnya. Ia dan kawan-kawannya mendatangi kalian tanpa kalian rasakan kedatangannya. Cara-cara dan tipu dayanya pun tidak kalian rasakan. Setan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Kami menjadikan setan-setan itu sebagai pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman dengan keimanan yang benar dan membuatnya taat secara total. 7|28|Orang-orang yang mendustakan rasul, apabila melakukan kemungkaran seperti syirik, tawaf di sekeliling Ka'bah dengan telanjang dan sebagainya, beralasan dengan mengatakan, "Kami mendapati leluhur kami melakukan hal itu. Kami sekadar mengikuti mereka. Allah memerintahkan kami untuk melakukannya dan meridainya dengan menetapkan perbuatan tersebut." Katakanlah, hai Nabi, dengan mengingkari kedustaan mereka, "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh kalian melakukan perbuatan-perbuatan makar semacam itu. Apakah kalian menisbatkan sesuatu yang tidak beralasan kepada Allah padahal kalian juga tidak mengetahui kebenarannya." 7|29|Terangkan kepada mereka apa yang diperintahkan Allah. Katakanlah, "Tuhanku menyuruh berlaku adil dan tidak berlaku keji. Dia menyuruh kalian beribadah hanya kepada-Nya di setiap waktu dan tempat. Dan Dia juga menyuruh kalian ikhlas dalam beribadah kepada-Nya. Masing-masing kalian akan kembali kepada- Nya setelah mati. Seperti halnya Dia menciptakan kalian dengan mudah di saat kalian tidak memiliki apa- apa, kalian akan dikembalikan kepada-Nya dengan mudah pula, meninggalkan semua nikmat yang ada di sekeliling kalian." 7|30|Pada hari kiamat manusia terbagi ke dalam dua golongan. Pertama, golongan yang diberi hidayah oleh Allah karena memilih jalan kebenaran, beriman dan beramal saleh. Kedua, golongan yang ditetapkan sesat karena memilih jalan kebatilan yaitu kufur dan maksiat. Golongan yang sesat itu menjadikan setan sebagai pemimpin mereka selain Allah dan mengikutinya. Mereka mengira diri mereka benar karena terbuai oleh tipu daya setan. 7|31|Hai anak Adam, pakailah hiasan-hiasan yang berupa pakaian materi yang menutupi aurat dan pakaian moril yaitu berupa takwa, di setiap tempat salat, waktu melaksanakan ibadah dan menikmati makanan dan minuman. Semua itu kalian lakukan dengan tanpa berlebih-lebihan. Maka jangan mengambil yang haram. Dan jangan melampaui batas yang rasional dari kesenangan tersebut. Allah tidak merestui orang-orang yang berlebih-lebihan(1). (1) Islam mengharuskan pemeluknya menjaga penampilan dan kebersihan. Apalagi pada setiap pertemuan. Inilah cara-cara yang ditetapkan ilmu kesehatan (hygiene). Adapun sikap tidak berlebih-lebihan, ilmu pengetahuan modern telah menetapkan bahwa tubuh tidak menyerap semua makanan yang masuk, tetapi hanya mengambil secukupnya, kemudian berusaha membuang yang tersisa lebih dari kebutuhan. Di samping itu, lambung dan alat-alat pencernaan lainnya akan terporsir dan mengalami gangguan. Dengan begitu, seseorang akan menderita penyakit tertentu yang berhubungan dengan alat-alat tersebut. Di antara bentuk sikap berlebih-lebihan, mengkonsumsi suatu zat makanan tertentu dalam jumlah besar melebihi zat-zat lain yang juga diperlukan. Seperti mengkonsumsi lemak dengan kadar yang mengalahkan albumen yang dibutuhkan tubuh. Di samping itu, ayat ini menganjurkan kita untuk makan yang baik-baik agar badan sehat sehingga kuat bekerja. Demikian pula, sikap berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Tubuh menjadi terporsir dan mudah terkena tekanan darah tinggi, gula dan kejang jantung (angina pectoris). 7|32|Katakanlah kepada mereka, hai Muhammad, dengan mengingkari dusta mereka kepada Allah dalam hal penghalalan dan pengharaman, "Siapakah yang dapat mengharamkan hiasan dari Allah yang diciptakan untuk hamba-Nya? Dan siapa pulakah yang mengharamkan rezeki yang halal dan baik?" Katakan kepada mereka, "Segala sesuatu yang baik itu adalah nikmat dari Allah. Tidak ada yang pantas menikmatinya kecuali orang-orang yang beriman di dunia, sebab mereka telah melaksanakan kewajiban dengan bersyukur dan taat. Akan tetapi kasih sayang Allah yang luas juga dirasakan orang-orang yang kafir dan melanggar di dunia. Pada hari kiamat nikmat-nikmat tersebut khusus dirasakan hanya oleh orang-orang yang beriman, tanpa yang lainnya. Kami menjelaskan ayat-ayat hukum dengan cara yang jelas seperti ini untuk orang-orang yang mengetahui bahwa Allah itu Esa, Pemilik segala kerajaan. Dalam kewenangan-Nyalah masalah halal dan haram." 7|33|Katakan, wahai Muhammad, "Tuhanku hanya mengharamkan hal-hal yang sangat keji seperti perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan atau terselubung, maksiat, apa pun jenisnya dan penindasan yang tidak dapat dibenarkan. Dia juga mengharamkan membuat sekutu bagi-Nya tanpa alasan yang benar dan bukti yang kuat, dan mendustakan Allah dalam masalah halal haram dan sebagainya." 7|34|Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu akhir yang telah ditentukan. Tidak ada satu kekuatan apa pun mampu memajukan dan mengundurkannya walau sesaat. 7|35|Hai anak Adam, ketika datang kepadamu rasul-rasul dari jenis manusia seperti kalian untuk menyampaikan wahyu yang berisi pesan-pesan-Ku, kalian terbagi dalam dua kelompok. Pertama, orang-orang yang beriman dan beramal saleh dengan ikhlas. Mereka tidak akan pernah dihinggapi rasa khawatir dan sedih di dunia dan di akhirat. 7|36|Kedua, orang-orang yang mendustakan pesan-pesan-Ku, menyombongkan diri dengan enggan mengikutinya dan memetik petunjuk darinya. Mereka itu adalah penghuni neraka, tersiksa di dalamnya dan kekal abadi dalam siksaan tersebut. 7|37|Tidak ada yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat dusta terhadap Allah dengan cara menyatakan Dia memiliki sekutu dan anak, mengaku-aku memiliki kewenangan dalam masalah halal-haram dan lainnya tanpa bukti, atau mendustakan pesan-pesan Allah yang diwahyukan dalam kitab-kitab suci-Nya dan alam semesta. Di dunia mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan oleh Allah berupa rezeki, kehidupan atau siksa. Sampai akhirnya malaikat maut yang mencabut nyawa datang dengan mencela, "Mana tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah yang dapat menghindari kalian dari mati?" Mereka menjawab, "Mereka telah melepaskan tanggung jawab." Dalam diri, mereka mengakui bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. 7|38|Pada hari kiamat Allah berfirman kepada mereka yang kafir, "Masuklah kalian ke dalam neraka besama umat-umat jin dan manusia terdahulu yang kafir. Setiap kali suatu umat masuk ke dalam neraka, dia akan mengutuk umat yang kafir seperti dia dan menjadikannya contoh teladan. Ketika telah terkumpul semua, setelah masuk secara bertahap, orang-orang yang mengikuti berkata dengan mencela kepada yang orang-orang diikuti, "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami karena kami telah mengikuti mereka, sebab mereka lebih dulu dan menguasai kami. Mereka berhasil memalingkan kami dari jalan kebenaran. Maka berilah mereka siksa dua kali lipat sebagai balasan atas apa yang mereka dan kami lakukan." Allah menjawab dengan berfirman, "Masing-masing kalian memperoleh siksa dua kali lipat, tanpa ada yang terbebas." Siksa para pengikut dibuat berlipat ganda karena kekafiran dan kesesatan mereka serta karena mereka mengikuti lainnya tanpa berfikir. Sementara siksa orang-orang yang diikuti dibuat berlipat ganda karena kekafiran dan kesesatan mereka serta pengkafiran dan penyesatan yang mereka lakukan terhadap orang lain. Akan tetapi kalian semua tidak mengetahui sepedih apa siksaan itu. 7|39|Di sini orang-orang yang diikut berkata kepada yang mengikuti, "Ketundukan kalian dalam mengikuti kekafiran dan kemaksiatan kami tidak membuat kalian lebih baik dari kami lantas siksaan kalian menjadi ringan." Allah berfirman kepada mereka semua, "Rasakanlah siksa yang harus kalian terima karena kekafiran dan kemaksiatan yang kalian lakukan." 7|40|Orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan Kami yang ada di kitab-kitab suci dan alam semesta, enggan memetik petunjuk darinya dan tidak bertobat, terputus harapannya untuk diterima amalnya, dan untuk mendapat kasih sayang Allah dan harapan masuk surga. Perumpamaannya seperti seekor unta yang tidak akan mungkin dapat masuk ke lobang jarum. Dengan siksa semacam ini Kami akan menghukum tiap-tiap umat yang mendustakan dan menyombongkan diri. 7|41|Bagi mereka di neraka jahannam alas tidur dan selimut yang terbuat dari api. Dengan cara seperti ini Allah menghukum orang-orang yang menzalimi diri sendiri dengan kekafiran dan kesesatan. 7|42|Orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang Kami beri tugas-tugas yang dapat dilaksanakan, adalah penghuni surga. Mereka bersenang-senang dan kekal abadi di dalamnya. 7|43|Kami keluarkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka. Di surga mereka akan saling mengasihi. Di bawah mereka mengalir sungai-sungai dengan airnya yang tawar. Dengan gembira karena menerima nikmat, mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami jalan kenikmatan ini dan merestui Kami untuk mengikutinya. Dan kalau Allah tidak memberikan petunjuk-Nya dengan mengirim para Rasul dan merestui kami, maka tidak mungkin kami mendapat petunjuk itu. Para utusan Tuhan kami tersebut telah datang dengan membawa wahyu yang benar." Di sini Allah berfirman kepada mereka, "Surga adalah pemberian dari Allah, diberikan kepada kalian sebagai karunia dari-Ku tanpa minta imbalan dari kalian. Dan penghormatan semacam ini adalah karena perbuatan-perbuatan baik kalian di dunia." 7|44|Penghuni surga berseru kepada penghuni neraka dengan mengatakan, "Kami telah mendapatkan dengan sebenarnya pahala yang dijanjikan Tuhan kepada kami. Apakah kalian juga telah memperoleh siksa yang dijanjikan Tuhan dengan sebenarnya?" Mereka menjawab, "Ya." Kemudian seorang penyeru, malaikat, di antara penghuni surga dan neraka berkata, "Keterputusan dan keterusiran dari kasih sayang Allah adalah balasan bagi orang-orang yang menganiaya diri sendiri dengan kekafiran dan kesesatan." 7|45|Orang-orang yang lalim itu adalah mereka yang menghalangi manusia dari jalan Allah yang benar, berupa iman dan amal saleh, membuat hambatan dan keraguan sehingga jalan tersebut kelihatan bengkok dan orang tidak mengikutinya. Mereka itu ingkar terhadap kehidupan akhirat dan tidak takut hukuman Allah. 7|46|Di antara penghuni surga dan penghuni neraka terdapat pembatas. Tempat tertinggi dari pembatas itu, yang disebut a'râf, telah ditempati lebih dulu oleh orang-orang Mukmin yang terpilih dan terhormat. Dari situ mereka bisa melihat keadaan seluruh makhluk. Mereka juga mengetahui orang-orang yang berbahagia dan sengsara melalui tanda-tanda bekas ketaatan dan kemaksiatan. Kemudian mereka menyeru calon-calon penghuni surga yang selalu berharap untuk bisa masuk. Dari a'râf itu mereka memberi kabar gembira berupa keselamatan, ketenangan dan surga yang akan dimasuki oleh mereka. 7|47|Setelah itu, ketika pandangan orang-orang Mukmin beralih ke arah penghuni neraka, mereka berkata karena melihat betapa menakutkannya neraka, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau masukkan kami ke dalamnya bersama orang-orang yang menzalimi diri, kebenaran dan manusia." 7|48|Orang-orang yang mempunyai derajat tinggi di surga--nabi-nabi dan orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul--menyeru penghuni neraka yang mereka kenali lewat ciri-cirinya dengan mencela, "Jumlah kalian yang cukup besar dan kesombongan kalian dengan fanatisme dan kekayaan di depan orang-orang yang mengikuti kebenaran, sama sekali tidak berguna. Sekarang lihat dan bandingkan keadaan kalian dan keadaan mereka." 7|49|Mereka, orang-orang lengah yang kalian rendahkan dan bersumpah tidak akan mendapat kasih sayang Allah--seakan-akan kalianlah yang mengaturnya--mereka itu telah masuk surga. Tuhan berfirman kepada mereka, "Masuklah kalian ke dalam surga dengan rasa aman. Kalian tidak akan merasa khawatir dalam menghadapi segala sesuatu dan juga tidak akan bersedih karena sesuatu yang terlewatkan." 7|50|Penghuni neraka menyeru penghuni surga dengan mengatakan, "Tinggalkan dan limpahkan untuk kami sedikit air. Atau berilah kami sedikit rezeki yang telah Allah berikan kepada kalian berupa makanan dan pakaian yang baik-baik, serta kenikmatan penghuni surga yang lainnya." Penghuni surga menjawab, "Kami tidak bisa memberikannya. Sebab Allah telah melarang itu semua untuk kaum kafir yang mengingkari-Nya dan nikmat-nikmat-Nya di dunia." 7|51|Orang-orang kafir itu adalah mereka yang tidak berusaha mencari agama yang benar--bahkan agama mereka adalah mengikuti hawa nafsu dengan main-main--ditipu oleh kegemerlapan dunia sehingga mengira itulah satu-satunya kehidupan, melupakan saat pertemuan dengan Kami sehingga mereka akan dilupakan pada hari kiamat. Mereka tidak akan merasakan kenikmatan surga. Bahkan akan merasakan api neraka akibat melupakan hari kiamat dan mengingkari bukti-bukti jelas yang mendukung kebenaran. 7|52|Sesungguhnya telah Kami berikan kepada mereka, sebagai penjelasan kebenaran, suatu kitab suci yang telah Kami buat jelas dan rinci, berisikan banyak ilmu pengetahuan. Di dalamnya terdapat bukti-bukti keesaan Tuhan, tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta, syariat-Nya serta penjelasan jalan yang lurus dan petunjuk ke arah itu. Di situ juga terdapat sesuatu yang kalau manusia mau mengikutinya, akan menjadi rahmat bagi mereka. Semua itu tidak ada yang dapat memanfaatkannya kecuali orang-orang yang selalu tunduk kepada kebenaran dan meyakininya. 7|53|Sekali-kali mereka tidak meyakininya. Yang mereka tunggu hanyalah saat kembali yang telah dijelaskan oleh Allah untuk orang yang ingkar kepada-Nya. Ketika saat itu datang, yaitu hari kiamat, orang-orang yang meninggalkan perintah dan bukti nyata dari Allah serta orang yang melalaikan kewajiban mengimaninya, mengakui dosa-dosa mereka dengan mengatakan, "Telah datang rasul-rasul dari Sang Pencipta dan Pemelihara kami dengan menyeru kepada kebenaran yang dibawanya. Tetapi kami mengingkarinya." Mereka bertanya-tanya apakah ada pemberi pertolongan yang dapat menolong mereka. Tidak satu pun mereka dapati. Mereka juga bertanya-tanya, apakah mungkin mereka dikembalikan lagi ke dunia untuk dapat beramal saleh. Tidak ada jawaban untuk mereka. Mereka telah menghilangkan amal perbuatan dengan terpesona pada keindahan duniawi. Tuhan-tuhan yang mereka akui dan sembah selain Allah telah lenyap dari mereka. 7|54|Tuhan yang rasul-rasul-Nya menyeru kalian kepada kebenaran, percaya hari akhir dan pembalasan yang akan terjadi saat itu adalah pencipta alam semesta ini. Dia menciptakan langit dan bumi melalui enam keadaan yang menyerupai enam hari di dunia. Lalu di situ Dia berkuasa secara penuh. Dia jadikan malam, dengan kegelapannya, menutupi siang. Malam selalu diikuti siang secara teratur dan silih berganti. Seakan- akan yang satu mencari yang lain. Matahari, bulan dan bintang juga Dia ciptakan. Semuanya tunduk kepada Allah, berjalan sesuai dengan aturan-Nya. Penciptaan dan perintah yang ditaati hanyalah milik Dia semata. Mahasuci dan Mahatinggi keberkahan Sang Pencipta alam seisinya. 7|55|Jika hanya Allah, Tuhan kalian, yang menjadikan alam, maka memohonlah kepada-Nya dengan beribadah ritual atau ibadah lainnya sambil berdoa, berendah diri dengan suara keras atau tidak. Jangan melampaui batas dengan menyekutukan-Nya atau menganiaya seseorang. Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 7|56|Jangan kalian membuat kerusakan di muka bumi yang telah dibuat baik dengan menebar kemaksiatan, kezaliman dan permusuhan. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan siksa-Nya dan berharap pahala- Nya. Kasih sayang Allah sangat dekat kepada setiap orang yang berbuat baik, dan pasti terlaksana. 7|57|Hanya Allahlah yang mengirim angin sebagai pembawa berita datangnya rahmat melalui hujan yang menumbuhkan tanaman dan menyiraminya. Angin itu membawa awan(1) yang berisikan air. Kami giring awan tersebut ke suatu daerah yang tidak ditumbuhi tanaman seperti orang mati yang tidak berkehidupan. Hujan pun lalu turun. Dengan ayat itu Allah menumbuhkan berbagai macam buah-buahan. Seperti halnya daerah tersebut dihidupkan dengan ditumbuhkannya tanaman, begitulah Kami menjadikan orang-orang yang telah mati, hidup kembali. Semoga dengan kejadian ini kalian ingat kekuasaan Allah dan yakin dengan adanya hari kebangkitan. (1) Ayat ini membenarkan sebuah penemuan ilmiah yang belum diketahui saat al-Qur'ân diturunkan, yaitu angin mengandung uap air. Ketika dihembus, angin akan berkumpul di suatu tempat dan menjadi awan. Awan inilah yang kemudian menurunkan hujan setelah berkumpul dan menebal. 7|58|Tanah yang baik, tanamannya tumbuh subur dan hidup dengan izin Allah. Dan tanah yang tidak subur, tidak menghasilkan kecuali sedikit tanaman yang tidak berguna, bahkan menjadi penyebab kerugian pemiliknya. 7|59|Orang-orang musyrik telah membangkang dan mendustakan kebenaran yang datang kepada mereka dengan disertai bukti-bukti kuat. Itulah sikap orang-orang kafir pada masa lalu terhadap nabi-nabi mereka. Kami telah mengutus Nûh kepada kaumnya. Lalu dia berkata kepada mereka sambil mengingatkan bahwa dia juga berasal dari kalangan mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada tuhan yang patut disembah selain Dia. Akan ada kebangkitan dan pembalasan pada hari kiamat nanti, hari yang sangat agung. Aku takut saat itu kalian akan ditimpa siksa yang pedih." 7|60|Para tokoh dan pemuka masyarakat mereka menjawab seruan kepada keesaan Tuhan dan hari akhir itu dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami memandang kamu telah berada jauh sekali dari kebenaran." 7|61|Nûh menjawab sambil membantah tuduhan mereka, "tidak terjadi pada diriku apa yang kalian kira. Aku adalah utusan Sang Pencipta alam semesta. Maka tidak mungkin berada jauh dari kebenaran. 7|62|Dengan seruan yang benar kepada keesaan Tuhan dan percaya akan adanya hari akhir, aku menyampaikan pesan-pesan Tuhan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi manusia, yang telah dipercayakan kepadaku. Aku ikhlas memberi kalian nasehat. Allah telah mengajarkanku apa-apa yang tidak kalian ketahui. 7|63|Apakah kalian menuduhku telah tersesat dan jauh dari kebenaran? Dan apakah kalian heran bahwa peringatan Allah, pencipta kalian, telah datang melalui seorang lelaki yang datang untuk mengingatkan kalian akan datangnya siksa jika mendustakan, mengajak kepada petunjuk, perbaikan hati dan menjauhi kemurkaan Allah, dengan harapan kasih sayang Allah selalu menyertai kalian di dunia dan akhirat? Tidak benar kalian heran dan mendustakan hal itu padahal telah ada bukti-bukti jelas yang menguatkan risalah." 7|64|Akan tetapi, meskipun telah ada bukti-bukti jelas, kebanyakan mereka tidak beriman, bahkan mendustakannya. Lalu Kami menimpakan mereka azab dengan ditenggelamkan ke dalam air. Kami selamatkan orang-orang yang beriman melalui sebuah kapal yang dibuat atas petunjuk Kami. Tenggelamlah orang-orang yang mendustakannya dan mengingkari Kami, meskipun telah ada bukti-bukti yang jelas dan nyata. 7|65|Seperti halnya Kami mengutus Nûh kepada kaumnya untuk mengajak kepada keesaan Tuhan, Kami juga mengutus Hûd kepada kaum 'Ad. (1) Hûd adalah bagian dari mereka. Hubungannya dengan mereka seperti hubungan persaudaraan. Hûd berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada tuhan yang patut kalian sembah selain Dia. Itulah cara menjaga diri dari kejahatan dan siksaan. Sebuah jalan yang lurus. Mengapa kalian tidak menempuhnya agar terjaga dari kejahatan dan kerusakan?" (1) Di antara bangsa-bangsa Semit yang paling kuat adalah kaum 'Ad. Mereka merupakan generasi pertama dari bangsa Arab (al Bâ'idah). Perkampungan mereka berada di lembah Ahqâf yang disebut di dalam al-Qur'ân, surat al-Ahqâf ayat 21. Para pakar Islam sepakat, meskipun sedikit berbeda dalam hal penentuan tempat, bahwa ahqâf berada di negeri Yaman. Menurut Yâqût al-Hamawy, letak lembah tersebut ada di antara Oman dan Mahre. Ibn Ishâq--dengan mengutip pendapat Ibn 'Abbâs--dan Ibn Khaldûn mengatakan letaknya berada di daerah pasir antara Oman dan Hadramaut. Qatâdah berpendapat, letaknya di daerah pasir pinggir laut yang ditumbuhi tanaman di negeri Yaman. Yang juga perlu diingat, menurut sebagian pakar barat, tempat tinggal 'Ad berada di dataran tinggi Hijâz, tepatnya di daerah Hasma, dekat dengan tempat tinggal Tsamûd. Menurut pendapat manapun, tidak tertutup kemungkinan bahwa kaum 'Ad pada suatu masa pernah bepergian dari Ahqâf ke daerah tersebut. 7|66|Para tokoh dan pemuka mereka berkata, "Kami memandangmu dalam keadaan lemah akal karena menyerukan hal semacam itu. Kami sangat yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang bohong." 7|67|Hûd menjawab, "Wahai kaumku, tidak ada padaku kelemahan akal dalam seruan yang aku bawa. Aku bukan pembohong. Tetapi aku datang dengan membawa petunjuk. Aku adalah utusan Allah, Tuhan semesta alam, yang datang kepada kalian. 7|68|Yang aku sampaikan adalah perintah dan larangan Tuhanku. Itulah pesan-pesan Tuhan untuk kalian. Aku hanyalah pemberi nasihat yang tulus bagi kalian. Aku adalah orang yang terpercaya dalam setiap yang aku sampaikan. Dan aku bukan termasuk orang-orang pembohong." 7|69|Kemudian Hûd berkata kepada mereka, "Apakah kalian heran dan merasa aneh dengan kedatangan peringatan berupa kebenaran melalui salah seorang di antara kalian yang mengingatkan akibat buruk dari perbuatan kalian? Tidak ada yang perlu diherankan!" Lalu Hûd menunjukkan musibah yang diderita orang-orang terdahulu yang mendustakan dan mengingatkan nikmat Allah kepada mereka dengan berkata, "Ingatlah ketika Tuhan menjadikan kalian pewaris negeri setelah kaum Nûh yang dihancurkan oleh Allah karena mendustakan Nûh. Dia telah memberikan kalian kekuatan fisik dan kekuasaan yang tangguh. Itulah nikmat yang semestinya harus membuat kalian beriman. Maka ingatlah nikmat-nikmat tersebut agar kalian beruntung." 7|70|Akan tetapi, dengan seruan baik semacam ini mereka malah berkata dengan heran, "Apakah kamu datang untuk mengajak kami menyembah hanya kepada Allah dan harus meninggalkan patung-patung sesembahan leluhur kami? Kami tidak akan melakukan itu. Datangkanlah ancamanmu berupa azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." 7|71|Hûd berkata, "Dengan pembangkangan kalian, sudah pantas siksa dan kemurkaan Allah kalian terima. Apakah kalian akan mendebat aku tentang patung-patung yang kalian dan leluhur kalian namakan sebagai tuhan-tuhan. Semua itu hakikatnya hanyalah nama-nama yang tidak berarti sama sekali. Allah tidak pernah menunjukkan bukti ketuhanan itu semua. Tidak ada kekuatan daya cipta sedikit pun yang membuat kalian harus menyembahnya." 7|72|Lalu Kami selamatkan Hûd dan pengikut-pengikutnya yang beriman dengan kasih sayang Kami. Dan Kami turunkan kepada orang-orang kafir sesuatu yang memusnahkan mereka sehingga tidak ada yang tersisa sedikit pun. Mereka tidak termasuk kelompok orang-orang yang beriman. 7|73|Kami utus kepada kaum Tsamûd(1) saudara mereka, Shâlih, yang berasal dari keturunan dan negeri mereka sendiri. Ajarannya sama dengan ajaran rasul-rasul yang datang sebelum dan sesudah dia. Ia berkata kepada mereka, "Sembahlah hanya Allah semata. Tidak ada tuhan yang patut disembah selain Dia. Telah datang untuk kalian bukti kebenaran risalah yang aku bawa dari Tuhan. yaitu berupa unta dengan ciri-ciri khusus. Di situ terdapat bukti yang jelas. Unta itu adalah milik Allah, maka biarkanlah dia memakan rumput di bumi Allah. Jangan kalian sakiti, sebab, dengan menyakitinya, kalian akan ditimpa siksa pedih yang memilukan. (1) Kaum Tsamûd merupakan generasi pertama dari Arab Bâ'idah, sama seperti 'Ad. Nama mereka tertera dalam ukiran-ukiran peninggalan raja Sarjoun II, salah seorang raja Asiria Baru pada tahun 715 SM. Mereka disebut sebagai termasuk bangsa-bangsa yang pernah ditaklukkan raja tersebut di sebelah utara semenanjung Arab. Tempat tinggal mereka, yang masyhur dalam buku-buku pakar Arab adalah di Hijr yang dikenal dengan kota-kota Shâlih di Wâdî al-Qurâ. Al-Ashtakhriy pernah mengunjungi tempat tersebut. Dia menyebutkan bahwa di situ terdapat sebuah sumur yang disebut dengan sumur Tsamûd. al-Mas'ûdiy dalam bukunya Murûj al-Dzahab, jilid I, halaman 259, menyebutkan bahwa tempat tinggal mereka berada di antara Syâm dan Hijâz sampai ke pantai laut Habasyah (Etiopia). Rumah-rumah mereka terpahat di gunung-gunung. Pada zaman al-Mas'ûdiy, peninggalan-peninggalan mereka masih tampak jelas bagi orang yang melakukan perjalanan haji dari Syâm di dekat Wâdî al-Qurâ. 7|74|Ingatlah ketika Allah menjadikan kalian pewaris-pewaris negeri 'Ad. Dia menurunkan kalian di sebuah negeri sebagai tempat tinggal yang indah. Tanah-tanahnya yang datar kalian jadikan istana-istana yang megah. Gunung-gunungnya kalian pahat untuk dijadikan rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah ketika Dia menempatkan kalian di negeri seperti itu. Janganlah kalian berlaku semena-mena di muka bumi ini dengan menjadi perusak. 7|75|Para tokoh dan pemuka yang sombong berkata kepada orang-orang yang beriman dan dianggap lemah, sambil mencela dan mencibir, "Apakah kalian yakin bahwa Shâlih itu diutus oleh Tuhannya?" Orang-orang yang meyakini kebenaran menjawab, "Kami yakin dan tunduk kepada apa yang dibawanya." 7|76|Orang-orang yang sombong itu berkata, "Kami mengingkari dan menolak apa yang kalian yakini, yaitu seruan kepada keesaan Tuhan yang dibawa Nabi Shâlih." 7|77|Mereka yang sombong itu terus membangkang. Mereka menentang Allah dan rasul-Nya. Unta itu mereka sembelih. Kesombongan mereka pun memuncak. Dengan menantang, mereka berkata, "Hai Shâlih, datangkanlah azab yang kamu janjikan jika kamu benar-benar telah diutus oleh Allah." 7|78|Lalu mereka ditimpa gempa bumi yang sangat dahsyat. Semuanya mati berserakan di tempat tinggal mereka. 7|79|Sebelum malapetaka itu menimpa, Shâlih sempat mengingatkan mereka dengan mengatakan, "Hai kaumku, aku telah sampaikan semua perintah dan larangan Tuhanku. Dan aka pun telah memberi kalian nasihat. Akan tetapi kelakuan kalian yang terus seperti itu membuat kalian tidak menyukai orang-orang yang menasihati kalian." 7|80|Kami telah mengutus Lûth kepada kaumnya. Ia mengajak mereka kepada tauhid. Ia juga mengingatkan mereka agar meninggalkan perbuatan yang paling jelek dengan berkata, "Apakah kalian melakukan sesuatu yang sangat keji dan keluar dari fitrah, yang kalian ciptakan berkat kelainan seksual yang kalian derita dan tidak ada seorang pun yang mendahului kalian melakukan hal seperti itu? 7|81|Yaitu, kalian mendatangi laki-laki untuk melampiaskan nafsu seksual dengan mereka, sementara wanita- wanita itu kalian tinggalkan. Sungguh kalian telah berlebihan. Karena itulah kalian telah keluar dari fitrah dan melakukan sesuatu yang binatang saja belum pernah melakukannya." 7|82|Penolakan atas perbuatan yang sangat keji itu dijawab oleh kaumnya dengan hanya mengatakan, "Usirlah Lûth beserta keluarga dan para pengikutnya dari kota kalian ini. Sebab mereka menyucikan diri dan menjauhi perbuatan yang jelek menurut akal dan fitrah tetapi dipandang baik oleh mereka." 7|83|Siksa Allah harus mereka terima. Lalu kami selamatkakan Lûth dan keluarganya, kecuali istrinya, sebab dia termasuk orang-orang yang tersesat. 7|84|Kami hujani mereka dengan bebatuan yang menghancurkan. Dari bawah mereka bumi digoncang dengan gempa. Perhatikanlah, wahai Nabi, bagaimana akhirnya kesudahan orang-orang yang berdosa itu. 7|85|Kami juga telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu'ayb. Ia berkata, "Menyembahlah kalian hanya kepada Allah. Tidak ada tuhan selain Dia. Telah datang untuk kalian bukti- bukti yang menjelaskan kebenaran dari Tuhan sebagai penguat risalah yang aku bawa. Pesan-pesan Tuhan kalian agar selalu mengadakan perbaikan antar sesama dan selalu berlaku adil juga telah datang. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dalam jual beli kalian. Jangan membuat kerusakan di muka bumi yang baik ini dengan merusak tanaman atau lainnya, serta memutuskan tali persudaraan. Yang demikian itu lebih baik jika kalian betul-betul beriman kepada Allah dan kebenaran yang nyata. 7|86|Janganlah kalian duduk di setiap jalan kebenaran, petunjuk dan amal saleh dengan menakut-nakuti orang yang akan menempuh jalan itu. Dengan begitu kalian berarti telah menghalangi para pencari kebenaran untuk mencapai tujuannya. Mereka itu adalah ahl al-îmân (orang-orang yang memiliki keimanan yang benar) yang percaya kepada Allah. Sementara kalian menginginkan jalan yang bengkok. Ingatlah ketika jumlah kalian sedikit, lalu Allah jadikan jumlah kalian banyak berkat konsistensi kalian dalam mencari keturunan dan harta. Petiklah pelajaran dari kesudahan orang-orang yang sebelum kalian yang merusak. 7|87|Jika ada sekelompok orang di antara kalian yang beriman kepada kebenaran yang aku bawa dan ada sekelompok lain yang tidak beriman, maka tunggulah sampai Allah menetapkan hukum-Nya di antara dua kelompok tersebut. Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya. 7|88|Begitulah dakwah Syu'ayb kepada kaumnya. Akan tetapi kaumnya telah merajalela dalam kebatilan. Para pembesar mereka yang sombong dan tidak menerima kebenaran menghadapi Syu'ayb dengan mengatakan, "Kami pasti akan mengeluarkanmu beserta orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, dan akan kami usir kalian. Tidak akan kami selamatkan kalian dari siksa ini, kecuali kalau kalian mengikuti agama kami yang telah kalian tinggalkan." Lalu Syu'ayb menjawab, "Apakah kami akan kembali kepada agamamu, padahal kami tidak menyukainya karena rusak? Tidak mungkin itu akan terjadi." 7|89|Syu'ayb menolak keras keinginan mereka agar kembali kepada agama mereka semula. Ia berkata, "kalau kami kembali kepada agama kalian setelah Allah menunjuki kami jalan yang benar, maka berarti kami berdusta kepada Allah. Tidak pantas bagi kami menjatuhkan pilihan untuk kembali kepada agama kalian, kecuali kalau Allah menghendaki itu. Tetapi tidak mungkin itu terjadi. Sebab Dia adalah Tuhan kami yang Maha Mengetahui keadaan kami. Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan segala urusan dengan melaksanakan semua kewajiban. Ya Tuhan kami, pisahkanlah antara kami dan kaum kami dengan kebenaran yang pernah Engkau lakukan dahulu untuk memisahkan antara orang-orang yang membenarkan dan mengadakan perbaikan dan orang-orang yang melakukan kebatilan dan kerusakan." 7|90|Sampai di sini, kaum Syu'aib merasa putus asa menundukkan Syu'ayb dan pengikutnya. Mereka tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas pengikut Syu'ayb akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya dalam berdakwah. Karena itulah para pembesar mereka yang kafir beralih kepada pengikut mereka, mengancam mereka dengan mengatakan, "Demi Tuhan, jika kalian tunduk kepada Syu'ayb dengan menerima ajakannya, maka sesungguhnya kalian telah merugikan kehormatan dan kekayaan kalian dengan mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh leluhur kalian." 7|91|Siksa Allah pantas mereka terima. Maka Allah menimpakan mereka gempa bumi yang membuat hati mereka kacau. Lalu matilah mereka, bergelimpangan di rumah-rumah dengan muka terjerumus. 7|92|Inilah siksa Allah terhadap orang-orang yang mendustakan Syu'ayb, mengancam akan mengusirnya dari kota mereka serta menolak ajakannya. Mereka semua binasa. Kotanya pun hancur seperti belum pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan Syu'ayb dan mengira bahwa orang yang mengikutinya akan merugi. Mereka itulah sebenarnya yang merugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia dan akhirat. 7|93|Ketika Syu'ayb melihat kehancuran yang menimpa mereka, ia berpaling dari mereka dan berkata sambil melepaskan tanggung jawab, "Aku telah sampaikan kepada kalian pesan-pesan Tuhan yang dapat membawa kepada kebaikan jika kalian lakukan. Dan aku telah berusaha keras memberikan nasihat yang dapat menyelamatkan kalian dari hukuman Allah. Bagaimana aku akan bersedih hati melihat penderitaan orang-orang yang kafir? Itu tidak akan terjadi. Sebab aku sudah berusaha keras memberikan petunjuk dan berupaya menyelamatkan mereka, tetapi mereka malah memilih kehancuran. 7|94|Setiap kami mengutus seorang nabi ke suatu negeri untuk mengajak penduduknya kepada agama Allah yang benar tetapi mereka menolak ajakan tersebut, mereka pasti akan ditimpa kemiskinan dan penyakit. Hal itu Kami lakukan agar mereka tunduk dan memohon kepada Allah dengan tulus hati agar dibebaskan dari siksa itu. Begitu juga agar mereka memenuhi ajakan rasul. 7|95|Ketika mereka tidak melakukan itu dan terus kafir dan ingkar, Kami coba mereka dengan membiarkan mereka dalam kesenangan sebagai pengganti kesulitan. Kami berikan mereka keluasan rezeki, kesehatan dan keselamatan. Harta dan keturunan mereka menjadi bertambah banyak dan berkembang. Dengan bodohnya, mereka berkata, "Kesenangan dan kesulitan yang dialami oleh leluhur kami hanyalah masalah waktu. Keduanya berputar di antara manusia." Mereka sama sekali tidak berfikir bahwa ini adalah balasan atas kekafiran mereka yang seharusnya membuat mereka sadar. Dengan begitu, mereka tidak mengetahui ketentuan Allah yang tersimpan dalam faktor-faktor kebaikan dan kehancuran di masyarakat yang akan membawa kepada kebahagiaan dan penderitaan. Akibat dari itu adalah bahwa Allah menimpakan mereka, secara tiba-tiba, siksa yang menghancurkan. Mereka kehilangan kesadaran atas apa yang akan menimpa. 7|96|Kalau saja penduduk negeri itu beriman kepada apa yang dibawa oleh para rasul, melakukan pesan- pesan mereka dan menjauhi larangan Allah, maka niscaya mereka akan Kami berikan sejumlah keberkahan dari langit dan bumi berupa hujan, tanaman, buah-buahan, binatang ternak, rezeki, rasa aman dan keselamatan dari segala macam bencana. Tetapi mereka ingkar dan mendustakan para rasul. Maka Kami timpakan kepada mereka hukuman ketika mereka sedang tidur, akibat kemusyrikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan. Hukuman yang mereka terima itu adalah akibat perbuatan mereka yang jelek. Dan itu juga merupakan pelajaran bagi orang lain, jika mereka selalu menggunakan akal. 7|97|Apakah penduduk negeri-negeri yang tidak beriman kepada ajakan para nabi yang telah sampai kepada mereka, merasa aman dari datangnya siksa Kami pada malam hari di saat mereka terlelap dalam tidur? 7|98|Apakah mereka lalai dan merasa aman dari datangnya siksa Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik pada saat mereka hanyut dalam permainan yang sama sekali tidak berguna? 7|99|Apakah mereka juga tidak mengetahui ketentuan Allah yang berlaku bagi orang-orang yang mendustakan, lalu merasa aman dari datangnya siksa Allah pada waktu siang atau malam, yang diatur tanpa diketahui oleh manusia? Sesungguhnya yang tidak mengetahui aturan dan ketentuan Allah berupa hukuman bagi orang-orang yang mendustakan, hanyalah orang-orang yang merugikan diri sendiri dengan menutup mata terhadap sesuatu yang membawa kepada kebahagiaan. 7|100|Apakah orang-orang yang meneruskan bangsa-bangsa terdahulu lupa akan ketentuan Allah yang berlaku untuk mereka, bahwa sikap Kami terhadap mereka sama seperti terhadap para pendahulu mereka? Yaitu, mereka semua tunduk kepada kehendak Kami. Jika Kami berkehendak menyiksa mereka karena dosa, maka niscaya kami siksa mereka seperti yang lainnya. Kami kunci hati mereka karena kelewat rusak sehingga tidak bisa lagi menerima petunjuk. Dengan kunci dan penutup tersebut mereka tidak bisa mendengarkan nasihat untuk dipahami dan dipetik pelajarannya. 7|101|Negeri-negeri yang masa dan sejarahnya telah lampau jauh itu Kami ceritakan kembali saat ini sebagian beritanya yang mengandung pelajaran. Telah datang kepada penduduk negeri-negeri itu rasul- rasul dengan membawa bukti-bukti jelas yang menunjukkan kebenaran misi mereka. Mereka tidak beriman setelah datangnya bukti-bukti yang jelas itu, karena selalu mendustakan orang-orang yang benar. Mereka juga mendustakan para rasul dan tidak mendapat petunjuk. Demikianlah Allah membuat penghalang atas hati dan akal orang-orang kafir. Dengan begitu, jalan kebenaran menjadi tak tampak dan mereka jauh dari kebenaran. 7|102|Kami tidak mendapati kebanyakan mereka itu memenuhi janji berupa keimanan yang Kami pesankan kepada mereka melalui para rasul dan nalar yang sehat. Tetapi keadaan kebanyakan mereka selalu dalam kefasikan dan melanggar perjanjian. 7|103|Setelah rasul-rasul itu, Kami mengutus Mûsâ a. s. kepada Fir'aun dan kaumnya, dengan membawa bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya dalam menyampaikan wahyu Kami. Kepada mereka, Mûsâ pun menyampaikan seruan Tuhannya. Diperlihatkannyalah kepada mereka ayat-ayat Allah. Tetapi, dengan sikap takabur, mereka menganiaya diri dengan mengingkari hal itu. Karena itulah mereka, akhirnya, berhak mendapat azab Allah. Maka cermatilah, wahai Nabi, akhir perjalanan orang-orang yang membuat kerusakan. 7|104|Mûsâ berkata, "Wahai Fir'aun, sesungguhnya aku diutus oleh Allah, Tuhan semesta alam yang berkuasa mutlak atasmu, untuk menyampaikan seruan dan syariat-Nya. 7|105|Sungguh aku telah menyampaikan apa yang kudapatkan dari Allah secara benar. Untuk memperkuat kebenaran yang kubawa ini, aku datangkan kepadamu bukti-bukti yang jelas dan kuat. Maka lepaskanlah Banû Isrâ'îl pergi bersamaku. Bebaskanlah mereka dari perbudakanmu dan biarkanlah mereka keluar ke wilayah yang bukan wilayahmu, agar mereka dapat menyembah Tuhan mereka dan Tuhanmu." 7|106|Fir'aun menjawab, "Kalau kamu memang datang dengan membawa bukti pendukung dari Pengutusmu, maka perlihatkanlah itu kepadaku, jika kamu memang termasuk orang yang dapat dipercaya karena selalu mengatakan kebenaran." 7|107|Maka Mûsâ pun segera melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya ke hadapan Fir'aun dan kaumnya. Tiba-tiba tongkat itu menjadi ular yang merayap dengan cepat ke sana ke mari, yang menunjukkan bahwa ular itu memang benar-benar hidup. 7|108|Dan ia pun mengeluarkan tangan dari kantongnya. Saat itu tangannya menjadi putih gemerlapan, membuat silau orang-orang yang melihatnya. 7|109|Maka ketika Mûsâ telah memperlihatkan bukti-bukti dari Allah itu, tercenganglah para kroni dan pembesar Fir'aun. Mereka pun, dengan menjilat dan bersikap munafik, berkata kepada Fir'aun, "Ini sebenarnya hanya kemahiran sihir saja, bukan bukti dari Allah. 7|110|Dengan sihirnya itu, ia sebenarnya ingin merampas kekuasaanmu dan mengusirmu dari negeri ini. Dengan sihir itu pula ia dapat meluluhkan hati warga negeri ini agar mengikutinya. Fir'aun berkata, "Cobalah pikirkan apa saran kalian untuk keluar dari kesulitan yang dilakukannya ini!" 7|111|Para pembesar itu pun menjawab, "Berilah tempo kepadanya dan saudaranya yang menjadi tangan kanannya. Kerahkanlah beberapa bala tentara ke kota-kota yang berada di bawah kekuasaanmu untuk mengumpulkan ahli-ahli sihir. 7|112|Dengan berkumpulnya para ahli sihir itu di hadapanmu, mereka akan membeberkan hakikat yang sebenarnya dibawa Mûsâ. Dengan demikian, tak seorang pun yang dapat diperdaya." 7|113|Ahli-ahli sihir yang dikumpulkan oleh bala tentara itu pun datang ke hadapan Fir'aun. Kemudian mereka berkata kepada Fir'aun, "Tentulah kami akan mendapatkan upah yang besar--sesuai dengan tugas yang kami emban--jika kami dapat mengalahkan Mûsâ." 7|114|Fir'aun menanggapi tuntutan mereka, "Tentu, bagi kalian upah yang besar. Lebih dari itu, kalian akan termasuk orang-orang terdekatku." 7|115|Para ahli sihir itu pun--setelah mendapatkan janji Fir'aun--dengan penuh percaya diri mendatangi Mûsâ dan berkata, "Silakan lempar lebih dulu apa yang kamu miliki, atau biar kami yang lebih dulu melempar." 7|116|Dengan penuh keyakinan dan tanpa rasa takut sedikit pun, Mûsâ menjawab, "Lemparlah lebih dulu apa yang ada pada kalian." Ketika mereka semua telah melempar apa yang dibawa berupa tali dan tongkat, mata orang-orang pun terkelabui, seolah-olah apa yang mereka lakukan itu benar-benar terjadi. Padahal sebenarnya hal itu merupakan kamuflase belaka. Orang-orang pun tercengang dan ketakutan. Para ahli sihir itu memang telah melakukan suatu bentuk sihir yang hebat dan mengagumkan. 7|117|Allah pun memerintahkan agar Mûsâ melempar tongkatnya. Tibalah saat yang ditunggu, dan Mûsâ pun segera melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga tongkat itu menelan dengan cepat pengelabuan dan kebohongan sihir mereka. 7|118|Maka nyatalah kebenaran yang berada di pihak Mûsâ dan batillah pengelabuan yang dilakukan para ahli sihir itu. 7|119|Dalam pertemuan itu, Fir'aun beserta para pembantunya berada di pihak yang kalah. Mereka merasa sangat terhina dengan kekalahan ini. 7|120|Demikianlah halnya Fir'aun dan pembesar-pembesarnya. Adapun para ahli sihir itu, mereka tercengang kagum mendapati kebenaran yang terjadi itu, sehingga terdorong untuk sujud kepada Allah dan tunduk kepada kebenaran. 7|121|Mereka berkata, "Kami beriman kepada Pencipta alam semesta yang menguasai serta mengaturnya. 7|122|Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang diyakini dan diimani oleh Mûsâ dan Hârûn." 7|123|Melihat itu, Fir'aun pun terkejut dan naik pitam, lalu berkata, "Apakah kalian beriman dan percaya kepada Tuhan Mûsâ dan Hârûn sedangkan aku belum mengizinkan kalian? Sungguh ini merupakan kesepakatan antar kalian dengan Mûsâ dan Hârûn. Ini tidak lain persekongkolan yang kalian lakukan di kota ini (Mesir), agar penduduknya keluar dari kota ini. Maka kalian lihat azab yang akan menimpa kalian, sebagai balasan ketundukan kalian kepada Mûsâ dan Hârûn, serta sebagai siksaan dari persekongkolan dan tipu muslihat yang kalian lakukan. 7|124|Aku bersumpah akan menjadikan kalian sebagai bahan pelajaran. Akan aku potong tangan dan kaki kalian secara bersilang, tangan kanan dengan kaki kiri atau sebaliknya. Lalu, dengan keadaan yang menyeramkan ini, akan kami salib kalian semua. Itu semua dilakukan agar menjadi peringatan bagi siapa yang hendak menipu dan melawan kekuasaan kami." 7|125|Tetapi ancaman itu tidak membuat mereka bergeming sedikit pun. Keimanan sudah sangat merasuk ke dalam kalbu mereka. Mereka pun berkata kepada Fir'aun, "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami akan kembali dalam naungan rahmat dan kenikmatan ganjaran-Nya. 7|126|Sebenarnya kamu tidak berbuat ingkar dan menyiksa kami kecuali karena kami telah percaya kepada Mûsâ dan tunduk kepada ayat-ayat Tuhan kami yang jelas dan benar." Kemudian mereka tunduk kepada Allah dan berdoa, "Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami agar kami dapat menanggung cobaan ini. Wafatkanlah kami dalam Islam tanpa tergoda oleh ancaman Fir'aun. 7|127|Setelah Fir'aun dan kaumnya menyaksikan kemenangan dan kehebatan Mûsâ serta keimanan para ahli sihir kepadanya, para pembesar Fir'aun pun berkata, "Apakah Mûsâ dan kaumnya kita biarkan bebas begitu saja? Di suatu saat nanti--dengan masuknya kaummu ke dalam agama mereka--mereka akan membuat kekacauan di tanah Mesir ini. Tuhan-tuhanmu akan mereka tinggalkan tanpa perasaan bersalah, hingga orang-orang Mesir akan mengetahui kelemahanmu." Fir'aun menjawab, "Akan kita bunuh anak-anak lelaki yang mereka lahirkan dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Dengan begitu, mereka tidak dapat menggalang kekuatan, seperti yang pernah kita lakukan sebelumnya. Sesungguhnya kita akan selalu dapat menguasai dan menekan mereka." 7|128|Mûsâ pun melihat rasa takut pada kaumnya dan segera memompa optimisme mereka sambil berkata, "Mohonlah pertolongan dan bantuan Allah, janganlah kalian merasa gentar. Sesungguhnya bumi ini milik Allah yang akan dipusakakan kepada orang yang dikehendaki-Nya, bukan untuk Fir'aun. Dan ganjaran kebaikan itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan berpegang teguh kepada ajaran-ajaran-Nya." 7|129|Lalu kaumnya berkata dengan nada lemah dan sedih, "Dulu, sebelum kedatanganmu, kami telah dianiaya oleh Fir'aun. Kini, setelah kamu datang, kami pun dianiaya juga." Mûsâ memberi harapan kepada mereka dan berkata, "Mudah-mudahan, dengan karunia-Nya, Allah akan menghancurkan musuh-musuh yang telah menghina dan menyiksa kalian dengan zalim. Mudah-mudahan pula, dia menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah-Nya di muka bumi sebagaimana yang telah dijanjikan. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan setelah penobatan kalian sebagai khalifah-khalifah-Nya: adakah kalian mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, atau malah mengingkari-Nya? Adakah kalian akan memakmurkan bumi atau merusaknya? Dengan ukuran itulah Allah akan membalas segala perbuatan kalian, di dunia dan di akhirat." 7|130|Sungguh kami telah memberi hukuman kepada Fir'aun dan kaumnya dengan mendatangkan kemarau panjang, musim paceklik dan sulitnya penghidupan karena kurangnya bahan-bahan pangan dan buah- buahan, dengan harapan agar mereka mengakui betapa lemahnya kekuasaan tiran mereka jika dibandingkan dengan kekuatan Allah. Semoga mereka dapat mengambil pelajaran dan tidak kembali menganiaya Banû Isrâ'îl serta mengikuti ajakan Mûsâ a. s. Karena, sesungguhnya, kesulitan dan bencana itu biasanya dapat mencegah orang berlaku sombong, membersihkan diri untuk menerima kebenaran, dan mendorong untuk mengharap perkenan Tuhan semesta alam dan tunduk kepada-Nya. 7|131|Akan tetapi Fir'aun dan kaumnya, yang tidak terbiasa memegang kebenaran, kembali ingkar dan berbuat maksiat. Mereka memang orang-orang yang tidak konsisten. Jika mereka memperoleh kesuburan dan kemakmuran--dan begitulah yang acapkali terjadi--mereka akan berkata, "Kami memang berhak mendapatkan hal ini, karena keistimewaan kami yang tidak dimiliki orang lain." Tetapi jika mereka ditimpa malapetaka seperti kemarau panjang, terserang wabah dan krisis ekonomi, mereka menganggap hal itu disebabkan oleh adanya "kutukan" Mûsâ dan pengikutnya. Mereka lupa bahwa kezaliman dan kejahatan yang mereka lakukan itulah yang sebenarnya membuat mereka ditimpa malapetaka seperti itu. Allahlah yang menimpakan bencana itu disebabkan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan; bukan karena Mûsâ dan pengikutnya sebagaimana yang mereka kambinghitamkan. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak menyadari hakikat yang tidak diragukan ini. 7|132|Karena adanya asumsi yang salah seperti inilah, mereka senantiasa tetap mempertahankan kemungkaran. Dan mereka--saat menyaksikan bukti-bukti kebenaran Mûsâ a. s.--berkata, "Meskipun kamu ketengahkan seluruh bukti dengan berbagai macam coraknya agar kami meninggalkan keyakinan kami dan tidak memperbudak kalian, kami tetap tidak akan percaya dan patuh kepadamu." 7|133|Maka Allah menimpakan kepada mereka lebih banyak lagi bencana dan malapetaka. Dimulai dalam bentuk angin topan yang meluluhlantakan tempat-tempat tinggal mereka, datangnya belalang dalam jumlah besar yang menggerogoti tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, serangan hama dan kuman yang membinasakan ternak dan tanaman, tersebarnya katak yang dapat memperkeruh kehidupan mereka dan melalui "bencana darah" yang mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti pendarahan pada beberapa organ tubuh, terkontaminasinya darah, naiknya tekanan darah yang mengakibatkan kelumpuhan (stroke), kencing darah akibat menderita dan sejenisnya, atau berupa berubahnya air yang dibutuhkan dalam keseharian menjadi lautan darah, dan sebagainya. Allah telah mendatangkan pelbagai malapetaka seperti yang disebutkan tadi, tetapi itu semua tidak membuat mereka sadar. Watak mereka memang keras dan hati mereka pun membatu. Mereka enggan beriman dan kembali kepada kebenaran. Mereka, seperti biasanya, merupakan sekelompok manusia yang terlalu sering melakukan kejahatan. 7|134|Manakala ditimpa suatu azab, mereka--karena begitu mudah berubah sikap sesuai situasi--akan merengek kesakitan, "Wahai Mûsâ, mohonkanlah untuk kami perkenan Tuhanmu, yang telah berjanji memberimu ayat-ayat dan mengabulkan doamu, agar menghilangkan azab-azab yang menimpa kami ini. Jika Dia menghilangkan azab itu dari kami, kami berjanji akan tunduk dan patuh kepadamu dan kami pun akan melepaskan Banû Isrâ'îl pergi bersamamu, seperti yang kamu inginkan." 7|135|Tetapi setiap kali azab-azab yang menimpa mereka itu satu demi satu kami hilangkan, mereka selalu menyalahi janji dan mengkhianati sumpah mereka. Dan mereka pun kembali seperti sediakala. Cobaan- cobaan yang pedih itu tidak ada gunanya bagi mereka. 7|136|Maka Kami turunkan hukuman kepada mereka: Kami tenggelamkan mereka di laut karena pengingkaran yang selalu mereka lakukan terhadap ayat-ayat Kami dan karena keengganan mereka untuk mengimani dan mematuhi ayat-ayat Kami itu. 7|137|Sekelompok orang tertindas di Mesir, yakni Banû Isrâ'îl, kami anugerahkan mereka seluruh negeri--baik di belahan timur maupun barat--yang Kami berkahi dengan kesuburan dan kebaikan melimpah. Kalimat(1) Allah terwujud secara sempurna, janji pertolongan-Nya pun terjadi pada Banû Isrâ'îl yang telah bersabar menanggung kesulitan. Kami hancurkan semua yang dibuat Fir'aun dan kaumnya berupa gedung-gedung pencakar langit dan istana-istana megah serta atap-atap untuk tanaman dan pepohonan yang menjalar layaknya rambatan pohon anggur. Itulah bukti kemahakuasaan Allah, dan terbukti benarlah segala yang dijanjikan-Nya kepada Banû Isrâ'îl. (1) Kata "kalimat" dalam ayat ini ditafsirkan oleh ayat 5 surat al-Qashash, yaitu berupa jaminan Allah untuk menjadikan orang-orang yang tertindas di muka bumi sebagai pemimpin dan pewaris bumi. 7|138|Banû Isrâ'îl, dengan lindungan dan bantuan Kami, dapat selamat menyeberangi lautan. Setelah selamat menyeberang, mereka melewati satu kaum yang sedang menyembah berhala. Ketika itulah muncul keinginan untuk melakukan kebiasaan lama mereka, kebiasaan menyembah berhala yang dilakukan di Mesir. Mereka lalu meminta Mûsâ untuk membuatkan patung berhala untuk disembah, seperti yang dilakukan oleh kaum yang mereka lihat itu. Mûsâ berusaha mencegah keinginan mereka dan berkata dengan nada mencela, "Sesungguhnya kalian ini orang-orang dungu yang tidak berakal. Kalian tidak mengerti ibadah yang benar dan kalian pun tidak tahu Tuhan yang bagaimana yang patut disembah. 7|139|Sesungguhnya para penyembah berhala yang kalian lihat keyakinan mereka yang batil itu akan binasa. Perbuatan-perbuatan mereka akan musnah dan sia-sia belaka. 7|140|Apakah pantas aku mencarikan kalian sembahan selain Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberi kalian keutamaan dan nikmat yang tidak diberikan kepada orang-orang semasa kalian? 7|141|Ingatlah ketika Allah, dengan pertolongan-Nya, menyelamatkan kalian dari Fir'aun dan kaumnya. Sebelumnya, mereka selalu menyiksa kalian dengan siksaan yang sangat menyakitkan. Kalian dipaksa melayani mereka untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan sulit. Bahkan, di mata mereka, kalian seperti binatang, tidak mempunyai kehormatan sedikit pun. Anak-anak lelaki kalian mereka bunuh, sedangkan anak-anak perempuan kalian mereka biarkan hidup, agar kalian semakin lemah karena banyaknya wanita-wanita! Maka azab Fir'aun yang menimpa kalian dan kemudian Kami selamatkan kalian dari azab itu merupakan ujian besar dari Tuhan kalian, yang tidak ada ujian dan cobaan seberat itu." 7|142|Kami telah menjanjikan Mûsâ untuk bermunajat dan kemudian akan memperoleh Tawrât setelah melakukan ibadah selama tiga puluh hari. Kemudian, untuk melengkapi ibadahnya, Kami sempurnakan waktu pelaksanaannya sepuluh malam lagi. Dengan demikian, waktu yang ditentukan itu menjadi empat puluh malam. Di saat akan berangkat bermunajat, Mûsâ berpesan kepada saudaranya, Hârûn, "Jadilah wakilku yang memimpin kaum ini, perbaikilah hal ihwal mereka, dan waspadalah agar kamu tidak terjebak mengikuti jalan orang-orang yang merusak." 7|143|Tatkala ia datang untuk bermunajat, Tuhan berbicara langsung kepadanya dalam suatu dialog yang tidak sama dengan pembicaraan yang dilakukan manusia. Mûsâ berkata, "Tuhanku, perlihatkanlah zat-Mu kepadaku. Tampakkanlah diri-Mu agar aku dapat melihat-Mu, sehingga kehormatanku semakin bertambah." Allah berfirman, "Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku." Kemudian Allah ingin Mûsâ dapat menerima ketidaksanggupannya itu, dan berkata, "Tapi lihatlah bukit yang lebih kokoh bila dibandingkan dengan kondisimu. Jika--saat kemunculan-Ku--bukit itu tetap tegar, maka kamu pun bakal mampu melihat-Ku saat Aku muncul di hadapanmu." Tatkala Tuhan menampakkan diri-Nya ke bukit, tiba-tiba bukit itu hancur lebur hingga sama rata dengan tanah. Mûsâ sendiri jatuh pingsan tak sadarkan diri menyaksikan peristiwa dahsyat itu. Setelah siuman, Mûsâ pun berkata, "Ya Allah, Mahasuci Engkau dari keterlihatan di dunia ini. Sungguh aku bertobat kepada-Mu karena telah lancang meminta sesuatu yang tak Engkau izinkan. Dan aku adalah orang pertama di zamanku yang mengimani keagungan dan kebesaran-Mu." 7|144|Tatkala Allah menolak permintaan Mûsâ untuk melihat-Nya, Dia telah menyiapkan untuk Mûsâ nikmat- nikmat yang lain sebagai penghibur penolakan itu, seraya berfirman, "Wahai Mûsâ, sesungguhnya Aku telah memberikan keutamaan kepadamu, dan dari sekian banyak orang sezamanmu, Aku memilih kamu untuk menyampaikan sifr-sifr Tawrât dan berbicara langsung dengan-Ku. Maka terimalah keutamaan yang Kuberikan kepadamu ini, bersyukurlah kepada-Ku sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat-Ku." 7|145|Di kepingan-kepingan Tawrât itu, Kami jelaskan kepada Mûsâ segala sesuatu yang berkaitan dengan ajaran-ajaran dan aturan-aturan terperinci yang dibutuhkan umat manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat. Kami serukan kepadanya, "Ambillah kepingan-kepingan ini dengan teguh dan kuat. Perintahkanlah kaummu untuk mengamalkan hal-hal yang utama yang dikandungnya, seperti mendahulukan sikap memaafkan ketimbang kisas, membebaskan utang ketimbang menangguhkannya, dan mengutamakan yang mudah dari yang sulit. Dalam Tawrât itu juga Aku tunjukkan negeri orang-orang yang melanggar perintah- perintah Allah dan kehancuran yang akan diderita, agar menjadi pelajaran bagi kalian. Maka janganlah kalian langgar aturan-aturan Allah, hingga kalian terhindar dari bencana yang menimpa mereka." 7|146|Orang-orang yang bersikap congkak di muka bumi dan enggan menerima kebenaran, mereka tak akan dapat mencermati bukti-bukti kekuasaan-Ku yang terdapat dalam diri manusia maupun di alam raya. Meskipun mereka menyaksikan seluruh bukti yang membenarkan rasul-rasul-Ku, mereka tetap tidak akan percaya. Jika mereka mendapatkan jalan yang benar, mereka tak mau menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka segera mengikutinya. Hal itu disebabkan karena mereka telah mendustakan ayat- ayat yang Kami turunkan dan tidak mau menjadikannya sebagai petunjuk. 7|147|Dan orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat yang Kami turunkan melalui rasul-rasul, serta mendustakan pertemuan di hari kiamat dan mengingkari hari kebangkitan dan pembalasan, amal perbuatan mereka akan sia-sia belaka. Mereka tidak mendapatkan apa-apa selain balasan kekufuran dan kemaksiatan yang selalu mereka lakukan. 7|148|Setelah kepergian Mûsâ ke bukit untuk bermunajat kepada Tuhan, kaumnya membuat sebuah patung anak lembu yang tidak dapat berpikir dan merasa dari perhiasan-perhiasan mereka. Patung anak lembu itu--yang dirancang dengan teknik yang dapat mengeluarkan suara karena bantuan angin yang masuk ke dalamnya--mengeluarkan suara seperti lembu. Inilah teknik yang dibuat oleh al-Sâmiriy, pembuat patung yang menyuruh orang menyembahnya. Alangkah dungunya mereka! Bagaimana mungkin mereka menjadikan patung itu sebagai tuhan dan menyembahnya, sementara ia tidak dapat diajak bicara dan tak mampu menunjukkan mereka jalan yang benar. Sesungguhnya mereka, dengan melakukan perbuatan tercela itu, telah menzalimi diri mereka sendiri. 7|149|Ketika mereka menyadari ketergelinciran dan kesalahan, mereka bingung dan menyesal telah menuhankan anak lembu. Mereka sadar atas kesesatan yang mereka lakukan, dan berkata, "Demi Allah, jika Tuhan kami tidak menerima pertobatan dan tidak memaafkan kami, sungguh kami termasuk orang-orang yang sangat merugi." Hal itu disebabkan karena mereka telah meletakkan ibadah bukan pada tempatnya. 7|150|Setelah kembali dari bermunajat kepada Tuhan, Mûsâ--yang telah diberitahu oleh Allah apa yang terjadi pada kaumnya--merasa marah bercampur sedih melihat mereka menjadikan patung anak lembu sebagai sembahan. Mûsâ pun berkata kepada mereka, "Alangkah buruknya perbuatan kalian sepeninggalku. Kalian lebih mementingkan menyembah patung anak lembu ketimbang mematuhi perintah Tuhan untuk menunggu kedatanganku dan menepati janjiku untuk membawa Tawrât kepada kalian!" Mûsâ pun melempar kepingan-kepingan Tawrât dan segera menghampiri Hârûn, saudaranya. Saking sedih dan jengkel melihat perbuatan kaumnya, Mûsâ--dengan sangat marah--menjenggut rambut saudaranya ke arahnya. Dia menganggap saudaranya itu telah teledor karena tidak mencegah apa yang dilakukan kaumnya. Hârûn pun berkata kepada Mûsâ, "Wahai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini melakukan semua itu setelah mendesak dan menekanku, bahkan mengancam akan membunuhku jika aku melarang mereka menyembah patung anak lembu itu. Janganlah membuat musuh-musuhmu semakin senang karena kamu lebih menyalahkan dan menyakiti aku. Dan janganlah kamu menganggap aku termasuk orang-orang yang zalim, padahal aku bebas dari kezaliman mereka." 7|151|Mûsâ berkata, "Ya Tuhanku, ampunilah aku karena telah menuduh saudaraku sebelum jelas duduk persoalannya. Ampunilah saudaraku jika ia memang melakukan kekurangan dalam mengemban tugas sebagai wakilku. Dan masukkanlah kami dalam limpahan rahmat-Mu, karena Engkaulah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." 7|152|Sesungguhnya mereka yang terus menyembah patung anak lembu, seperti al-Sâmiriy dan konco- konconya, di samping menjadi sangat terhina di dunia, juga akan mendapat murka Tuhan di akhirat. Begitulah Kami akan membalas perbuatan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah dan menyembah selain Dia. 7|153|Dan orang-orang yang melakukan berbagai keburukan, seperti kekufuran, menuhankan patung anak lembu dan melakukan kemaksiatan, tetapi kemudian benar-benar bertobat kepada Allah, sesungguhnya Tuhanmu--dengan sebab pertobatan itu--akan menjadi Pelindung mereka dan mengampuni apa yang mereka lakukan sebelumnya. 7|154|Setelah amarah Mûsâ reda, yang ditandai dengan pemaafannya atas Hârûn, ia pun mengambil kembali kepingan-kepingan Tawrât yang dilemparkannya tadi. Dan bagi orang yang takut akan murka Tuhan, apa yang tertera dalam Tawrat itu menjadi petunjuk, pedoman hidup, dan mengandung aturan-aturan untuk memperoleh rahmat Tuhan. 7|155|Kemudian Allah menyuruh Mûsâ untuk mengumpulkan sejumlah orang di antara kaumnya untuk memintakan ampunan atas penyembahan mereka kepada patung anak lembu. Lalu ditentukanlah waktu pelaksanaannya. Maka Mûsâ pun memilih--sebagai perwakilan kaumnya--tujuh puluh orang yang tak ikut menyembah patung anak lembu. Setelah itu berangkatlah Mûsâ bersama mereka ke bukit Thûr. Di sana mereka memohon kepada Allah agar menghilangkan bencana yang menimpa mereka dan memberikan ampunan kepada mereka yang telah menyembah patung anak lembu. Tetapi tiba-tiba tempat itu bergoncang oleh gempa yang sangat kuat, hingga membuat mereka terkapar tak sadarkan diri. Hal ini terjadi karena mereka--pada saat penyembahan patung anak lembu-tidak memisahkan diri dari kelompok yang menyembah patung. Dengan kata lain, mereka tak melakukan amar makruf nahi munkar. Akan halnya Mûsâ, yang menyaksikan peristiwa itu, berkata, "Wahai Tuhanku, kalau Engkau memang hendak membinasakan mereka, mengapa Engkau tidak melakukannya sebelum kami berangkat ke pertemuan ini? Mengapa Engkau tidak membinasakan aku bersama mereka? Dengan begitu, orang-orang Banû Isrâ'îl dapat melihat langsung peristiwa itu sehingga mereka tidak menuduh aku sebagai pembunuh mereka. Janganlah Engkau binasakan kami hanya karena perbuatan orang-orang yang bodoh di antara kami. Terjadinya penyembahan anak lembu ini tidak lain merupakan cobaan dari-Mu untuk menyesatkan orang yang Engkau kehendaki dengan memilih jalan yang buruk, dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Engkau kehendaki. Bukankah Engkau yang berkata, "Aku memutuskan untuk menghapus keburukan siapa saja dari kaummu yang tidak melakukan kekufuran, kemaksiatan dan menunaikan kewajiban zakat?"(1). (1) Dalam edisi bahasa Arab, pada ayat ini terdapat kesalahan cetak. Kalimat "Engkau yang berkata, 'Aku memutuskan untuk menghapus keburukan siapa saja dari kaummu yang tidak melakukan kekufuran, kemaksiatan dan menunaikan kewajiban zakat?'" semestinya tidak ada. Kalimat itu semestinya merupakan tafsiran bagian akhir ayat berikutnya, karena dalam ayat ini tidak terdapat bagian ayat yang dapat ditafsirkan dengan pengertian kalimat tadi. Wa Allâh a'lam bi al-shawâb. 7|156|Dan Allah menetapkan kami di dunia ini dengan kehidupan yang baik, dan kami pun akan selalu diberi petunjuk untuk menaati-Nya. Sementara di akhirat nanti, kami akan mendapatkan rahmat dan ganjaran kebaikan. Kini kami telah kembali dan memohon ampunan-Mu." Tuhan pun berfirman kepada Mûsâ, "Azab- Ku akan Aku timpakan--sesuai dengan kehendak-Ku--kepada siapa saja yang tidak bertobat. Rahmat dan kasih-sayang-Ku meliputi segala sesuatu, yang telah Aku tetapkan bagi mereka yang meninggalkan kekufuran dan kemaksiatan, menunaikan kewajiban zakat, dan mengimani seluruh kitab suci yang diturunkan. 7|157|Rahmat-Ku akan Aku utamakan bagi mereka yang mengikuti Muhammad saw., seorang rasul yang tak dapat membaca dan menulis, yang ciri-cirinya telah kalian temukan dalam Tawrât dan Injîl. Dia (Muhammad) selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ia pun telah menghalalkan untuk mereka setiap sesuatu yang dapat diterima oleh naluri manusia, dan mengharamkan setiap yang ditolak oleh naluri manusia, seperti darah dan bangkai. Dia juga akan menghilangkan segala beban dan kesulitan yang mereka tanggung sebelumnya. Maka barangsiapa yang membenarkan pesan-pesan suci Tuhan yang dibawanya, mendukung dan membelanya, dan menjadikan al-Qur'ân sebagai cahaya petunjuk, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Sebaliknya, mereka yang ingkar, adalah orang-orang yang merugi." 7|158|Wahai Nabi (Muhammad), katakan kepada umat manusia, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua, baik bangsa Arab maupun non-Arab, berkulit hitam atau berkulit putih. Dan Allah, Pengutusku, adalah Penguasa satu-satunya kerajaan langit dan bumi. Dialah yang mengatur keduanya dengan kebijakan-Nya; Dia berwenang melakukan apa saja sesuai dengan kehendak-Nya; dan Dialah yang menentukan sesuatu itu hidup atau mati, bukan yang lain-Nya. Tidak ada yang patut disembah kecuali Dia." Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-Nya yang tak dapat menulis dan membaca itu. Rasul sendiri pun telah beriman kepada Allah, dan ia ingin kalian mengikuti jejaknya. Maka ikutilah segala apa yang dilakukan dan dikatakan rasul-Nya, agar kalian mendapat petunjuk ke jalan yang benar. 7|159|Di antara kaum Mûsâ terdapat sekelompok orang yang tetap berpegang teguh pada agama yang benar, serta mengajak manusia untuk mengikuti kebenaran yang telah disampaikan Mûsâ dari Tuhannya. Mereka itu, jika menentukan suatu hukum, selalu menegakkan keadilan dengan landasan kebenaran yang telah mereka dapatkan. 7|160|Allah telah memberikan berbagai nikmat-Nya kepada kaum Mûsâ. Dibagilah mereka menjadi dua belas kelompok. Kelompok-kelompok itu kemudian menjadi paguyuban-paguyuban yang memiliki aturan-aturan tersendiri, sehingga perselisihan dan saling dengki antarkelompok dapat dihindari. Ketika Mûsâ, di padang Tîh, diminta untuk mendatangkan air, Allah mewahyukan kepadanya untuk memukul sebongkah batu dengan tongkatnya. Setelah dipukul, tiba-tiba batu itu memancarkan dua belas mata air, sesuai dengan jumlah paguyuban yang ada. Setiap paguyuban mendapatkan tempat mengambil air minum khusus yang satu sama lain tidak boleh bercampur. Mereka juga dinaungi oleh gumpalan awan untuk menjaga mereka dari sengatan terik matahari. Diturunkan pula kepada mereka al-mann (sejenis makanan yang, jika dipandang, menyejukkan dan terasa seperti madu) dan al-salwâ (sebangsa burung puyuh). Lalu, Allah pun berkata kepada mereka, "Nikmatilah makanan-makanan lezat yang telah kami karuniakan kepada kalian." Tetapi mereka malah menzalimi diri mereka sendiri dan tak mensyukuri nikmat-nikmat itu. Bahkan mereka meminta utnuk mengganti makanan yang Kami karuniakan dengan jenis lain. Kezaliman mereka itu tidaklah menyulitkan Kami, tetapi justru mempersulit diri mereka sendiri. 7|161|Wahai Muhammad, ingatkanlah orang-orang Banû Isrâ'îl di zamanmu akan firman Kami yang disampaikan Mûsâ kepada nenek-moyang mereka, "Tinggallah kalian di kota Bayt al-Maqdis setelah keluar dari padang Tîh. Makanlah dari hasil bumi yang baik-baik, di mana saja kalian mau. Ucapkanlah, 'Ya Tuhan kami, ampunilah kami dari segala dosa. ' Masukilah pintu gerbang perkampungan dengan menundukkan kepala--seperti ruku--sambil merendahkan diri kepada Allah. Jika kalian lakukan itu semua, Kami akan menghapus dosa-dosa kalian, dan Kami akan melipatgandakan pahala mereka yang melakukan kebajikan secara optimal." 7|162|Tetapi mereka ternyata melanggar perintah-perintah itu. Untuk memperolok Mûsâ, mereka--dengan zalim--malah mengatakan ucapan yang tidak dperintahkan. Maka Kami turunkan kepada mereka azab dari langit karena terlalu seringnya mereka mlampaui batas dan berbuat zalim. 7|163|Tanyakanlah, wahai Muhammad, kepada orang-orang Yahudi--guna mencela perbuatan nenek-moyang mereka--tentang ihwal penduduk negri Eilah yang terletak di tepi laut, ketika mereka melanggar aturan Allah dengan menangkap ikan pada hari Sabtu, dan ketika pada hari Sabtu itu ikan-ikan besar justru berdatangan dan terapung-apung di atas air--sebagai salah satu bentuk cobaan dari Allah--sementara di hari lain ikan-ikan itu tidak ada. Melalui cobaan-cobaan di atas, Kami akan terus menguji mereka dengan bentuk lain, karena mereka selalu berbuat fasik. Melalui cobaan-cobaan seperti itulah akan dapat dipilah mana yang baik dan mana yang jahat." 7|164|Dan ingatkanlah pula orang-orang Yahudi itu, tatkala sekelompok orang-orang saleh dari leluhur mereka--yang tidak berbuat jahat seperti yang lainnya--bertanya kepada mereka yang menasihati orang-orang yang berbuat jahat, "Mengapa kalian bersusah payah memberi nasihat kepada kaum yang akan dibinasakan karena dosa yang mereka lakukan dan disiksa oleh Allah di akhirat nanti dengan azab yang pedih?" Mereka menjawab, "Kami melakukan hal itu agar kami tidak dianggap masabodoh oleh Tuhan kalian. Sebenarnya, kami berharap agar mereka menjadi orang yang bertakwa." 7|165|Tatkala mereka tidak juga mendengarkan nasihat itu, mereka yang tidak melakukan kejahatan Kami selamatkan dari azab. Sementara mereka yang berbuat zalim, melanggar dan melampaui batas, Kami timpakan mereka azab yang pedih dalam bentuk kesengsaraan dan kemelaratan. Hal itu karena mereka selalu saja tidak mau taat kepada Allah, Tuhan mereka. 7|166|Ketika hati mereka semakin keras membatu, mereka terus melakukan berbagai pelanggaran, sementara azab yang pedih tidak membuat mereka jera, maka Kami jadikan mereka seperti layaknya kera. Hati mereka berubah seperti kera yang tak dapat memahami kebenaran, dan--seperti halnya kera--mereka pun dijauhkan dari berbagai bentuk kebaikan. 7|167|Dan ingatkanlah pula orang-orang Yahudi itu, tatkala Allah memberitahukan--melalui para nabi-Nya--kepada nenek-moyang mereka, bahwa Allah akan mengerahkan sekelompok orang untuk menyiksa orang-orang Yahudi hingga hari kiamat, karena mereka telah berbuat zalim dan fasik. Dan Tuhanmu--karena siksa-Nya pasti terlaksana--sangat cepat menyiksa orang-orang kafir. Sebab, setiap sesuatu yang bakal terjadi itu sebenarnya telah dekat. Kendati demikian, Dia Maha Pengampun dan Maha Pengasih bagi mereka yang bertobat dan kembali menaati-Nya. 7|168|Di muka bumi ini, Kami telah mengelompokkan mereka menjadi beberapa golongan: ada yang saleh, yaitu mereka yang beriman dan konsisten dengan keimanannya itu; ada pula yang berada di luar kategori saleh. Mereka semua Kami uji dengan pelbagai bentuk kebaikan dan keburukan agar mereka bertobat dan menyesali pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan. 7|169|Setelah dua golongan yang telah Kami kelompokkan tadi, akan datang satu generasi yang jahat. Mereka memang telah mewarisi Tawrât dari leluhur mereka, tetapi mereka tidak mengamalkannya. Kesenangan dunia lebih mereka utamakan ketimbang kebenaran. Mereka akan selalu berkata, "Allah pasti mengampuni apa yang kami lakukan." Seakan-akan mereka mengharapkan ampunan, padahal jika mereka diberikan lagi kesenangan dunia seperti sebelumnya, mereka tidak ragu untuk mengambilnya. Begitulah, mereka adalah sekelompok orang yang, di samping memohon ampunan, tetapi dalam waktu yang sama melulu melakukan dosa. Allah mencela mereka yang memohon ampun tapi tetap berbuat dosa, seraya berfirman, "Sesungguhnya kami telah mengambil janji mereka di Tawrât. Mereka telah mempelajari isinya, dan seharusnya mereka mengatakan kebenaran. Tetapi mereka malah mengatakan kebatilan! Sesungguhnya kenikmatan akhirat yang diperuntukkan bagi mereka yang bertakwa, lebih baik dari segala kesenangan dunia. Apakah kalian tetap memungkiri hal ini? Jika demikian halnya, berarti kalian tidak bisa membedakan bahwa kenikmatan akhirat itu sungguh lebih baik ketimbang kesenangan dunia yang kalian lebih utamakan!" 7|170|Dan orang-orang yang berpegang teguh mengamalkan Tawrât serta melaksanakan kewajiban salat, sesungguhnya Kami tidak membiarkan mereka tanpa ganjaran atas kesalehan dan kebajikan yang mereka lakukan. 7|171|Allah membantah orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Banû Isrâ'îl itu tidak pernah melanggar kebenaran. Maka Allah berfirman, "Ingatkanlah mereka, wahai Nabi, ketika Kami mengangkat gunung di atas kepala Banû Isrâ'îl bagaikan awan. Mereka ketakutan karena mengira gunung itu akan dijatuhkan kepada mereka. Lalu Kami katakan kepada mereka yang sangat ketakutan itu, "Peganglah, dengan kuat dan dengan keinginan untuk taat, apa yang Kami beri kepada kalian berupa petunjuk-petunjuk Tawrât. Camkanlah selalu apa yang dikandungnya, agar kalian dapat memetik pelajaran dan membersihkan diri dengan ketakwaan!" 7|172|Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada umat manusia mengenai keesaan-Nya melalui bukti-bukti yang terdapat di alam raya, setelah sebelumnya dijelaskan melalui perantaraan para rasul dan kitab-kitab suci- Nya. Allah berfirman, "Ingatkanlah manusia, wahai Nabi, saat Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi-sulbi(1) anak-anak Adam, keturunannya yang melahirkan generasi-generasi selanjutnya. Kemudian Dia memberi mereka bukti-bukti ketuhanan melalui alam raya ciptaan-Nya, sehingga--dengan adanya bukti-bukti itu--secara fitrah akal dan hati nurani mereka mengetahui dan mengakui kemahaesaan Tuhan. Karena begitu banyak dan jelasnya bukti-bukti keesaan Tuhan di alam raya ini, seakan-akan mereka dihadapi oleh satu pertanyaan yang tak dapat dibantah, 'Bukankah Aku Tuhan kalian?' Mereka menjawab, 'Betul, Engkau adalah Tuhan yang diri kami sendiri mempersaksikan-Mu. ' Dengan demikian, pengetahuan mereka akan bukti-bukti tersebut menjadi suatu bentuk penegasan dan, dalam waktu yang sama, pengakuan akan kemahaesaan Tuhan. Hal itu kami lakukan agar di hari kiamat nanti mereka tak lagi beralasan dengan mengatakan, 'Sesungguhnya kami tidak tahu apa-apa mengenai keesaan Tuhan ini. ' (1) Penjelasan makna sulbi, lihat catatan kaki tafsir surat al-Thâriq: 7. 7|173|Atau agar mereka tidak beralasan, 'Hanyasanya para nenek-moyang kamilah yang telah menyekutukan Engkau. Sementara kami ini hanyalah anak-cucu yang mengikuti jejak leluhur. Mengapa Engkau menyalahkan dan mencelakakan kami karena perbuatan syirik mereka yang diwariskan kepada kami?' Alasan seperti ini, tentu tak dapat diterima lagi." 7|174|Dengan penjelasan penuh hikmah seperti itulah Kami paparkan bukti-bukti adanya Allah kepada anak- anak Adam, agar mereka menyadari kesalahan mereka dan tidak menuruti begitu saja orang-orang yang berbuat kebatilan. 7|175|Allah telah mengumpamakan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat yang diturunkan kepada rasul- Nya, dan berkata, "Wahai Nabi, bacakanlah kepada kaummu kisah tentang seorang lelaki dari Banû Isrâ'îl yang mengetahui ayat-ayat yang Kami turunkan kepada rasul-rasul, tetapi kemudian ia tidak mempedulikannya. Setan pun lalu mengikuti jalannya hingga mampu menggodanya. Maka ia pun termasuk kelompok orang-orang yang sesat. 7|176|Jika Kami menghendaki untuk mengangkat derajatnya ke golongan orang baik, niscaya Kami lakukan dengan memberinya petunjuk untuk mengamalkan ayat-ayat yang Kami turunkan. Akan tetapi dia lebih memilih tersungkur di bumi dan tidak mengangkat derajatnya ke langit. Dia selalu mengikuti hawa nafsunya yang rendah. Keadaannya yang selalu berada dalam gundah gulana dan sibuk mengejar hawa nafsu duniawi, persis seperti anjing yang selalu menjulurkan lidah, baik saat dihalau maupun tidak, karena begitu kuatnya bernafas. (1) Begitu jugalah seorang budak dunia, selalu tergila-gila dengan kesenangan dan hawa nafsu duniawi. Sesungguhnya ini merupakan perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat yang Kami turunkan. Maka, ceritakanlah, wahai Nabi, kisah ini kepada kaummu, agar mereka berfikir dan beriman." (1) Ayat ini mengutarakan suatu fenomena bahwa anjing akan selalu menjulurkan lidah, saat dihalau maupun dibiarkan. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat di kaki yang cukup, yang berguna untuk mengatur suhu badan. Karena itulah, untuk membantu mengatur suhu badan, anjing selalu menjulurkan lidah. Sebab, dengan cara membuka mulut yang bisa dilakukan dengan menjulurkan lidah, anjing dapat bernafas lebih banyak dari biasanya. 7|177|Sangat buruklah keadaan orang-orang yang menentang ayat-ayat Kami. Dengan mengingkari kebenaran, mereka sebenarnya tidak lain telah menganiaya diri mereka sendiri. 7|178|Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah untuk mengikuti kebenaran, maka dia benar-benar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang dijauhkan dari petunjuk karena selalu mengikuti hawa nafsunya, maka dia termasuk kelompok yang merugi. 7|179|Dan sungguh Kami telah menciptakan banyak di antara jin dan manusia yang, di hari kiamat nanti, akan berada di api neraka. Hal itu karena hati mereka tidak digunakan untuk menembus kebenaran, mata mereka tidak merenungi kekuasaan Tuhan, dan telinga mereka tidak mendengarkan ayat-ayat dan nasihat- nasihat untuk direnungi dan diambil pelajaran. Mereka layaknya seperti binatang yang tidak menggunakan akal yang diberikan Allah untuk bertadabbur. Bahkan mereka sebenarnya lebih sesat dari binatang. Sebab, binatang itu--dengan instinknya--akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara mereka itu malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka itu memang orang-orang yang sangat bodoh! 7|180|Dan Allah, tidak yang lain-Nya, memiliki nama-nama yang menunjuki kemahasempurnaan-Nya. Maka lakukanlah doa, serulah dan gelarilah Allah dengan nama-nama itu. Dan waspadalah terhadap orang-orang yang cenderung menyematkan sesuatu yang tidak layak bagi zat Allah yang Mahaagung. Sesungguhnya perlakuan orang-orang seperti itu akan diberi balasan. 7|181|Di antara orang-orang yang Kami siapkan surga untuk mereka, adalah meraka yang selalu mengajak kepada kebenaran, lalu berdasarkan kebenaran itu, mereka menegakkan keadilan dalam memutuskan hukum-hukum mereka. 7|182|Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat yang Kami turunkan, setahap demi setahap Kami biarkan mereka hingga mencapai tahap maksimal. Di saat tingkat kekayaan dan kesenangan dunia telah membuat mereka lupa daratan, maka mereka akan sangat terkejut jika kebinasaan itu datang. 7|183|Dan Aku beri mereka kesempatan hidup yang cukup, tanpa melupakan kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan. Rencana-Ku ini akan menyakitkan mereka, sesuai dengan kadar kejahatan yang mereka langgar. 7|184|Mereka terlalu cepat mendustakan dan tidak merenungi apa yang dibawa Rasulullah beserta bukti- buktinya. Lebih dari itu, mereka bahkan menuduh Rasulullah saw. telah mengalami gangguan jiwa. Rasulullah saw. sama sekali tidak gila! Ia tak lain hanyalah seorang pemberi peringatan akan akibat perbuatan syirik mereka. Penjelasan yang disampaikannya itu benar-benar jelas dan lugas. 7|185|Mereka sungguh telah mendustakan Muhammad yang mengajak mereka untuk mengesakan Allah. Mereka pun tidak merenungi ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi, yang semuanya menunjuki keesaan dan kekuasaan-Nya. Bahkan mereka tidak berfikir bahwa ajal mereka sebenarnya sudah dekat atau, paling tidak, sudah semakin dekat, sehingga mereka cepat-cepat merenungi dan mencari kebenaran sebelum ajal mereka tiba. Jika al-Qur'ân tidak juga membuat mereka percaya, lalu perkataan macam apa lagi yang bisa membuat mereka beriman? 7|186|Barangsiapa yang telah Allah tentukan tersesat karena pilihan dan usahanya sendiri, tak satu pun yang dapat memberinya petunjuk. Dalam kesesatan itu, Allah membiarkan mereka terombang-ambing dan tak mendapatkan jalan kebenaran. 7|187|Wahai Muhammad, orang-orang Yahudi bertanya kepadamu tentang hari kiamat yang mengakhiri kehidupan dunia ini, "Bilakah terjadinya dan bagaimana mengetahuinya?" Katakan kepada mereka, "Pengetahuan waktu kejadiannya hanya ada di sisi Allah semata. Tak seorang pun yang mengetahuinya selain Dia. Kejadian itu mahadahsyat dan membuat takut penghuni langit dan bumi." Mereka mengulangi menanyakan hal ini, seakan-akan mereka yakin kamu mengetahuinya. Maka, ulangi lagi jawabannya dan katakan dengan tegas kepada mereka, "Sesungguhnya ilmu tentang itu hanya ada pada Allah. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hal-hal yang gaib dan yang kasat mata." 7|188|Katakanlah, wahai Muhammad, kepada mereka, "Aku tidak memiliki kekuasaan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak kemudaratan kecuali jika Allah menghendakinya sehingga aku dapat melakukannya. Kalaulah, misalnya, aku dapat mengetahui hal yang gaib, seperti yang kalian sangka, tentu aku--dengan pengetahuan itu--akan memperoleh banyak kebaikan dan terhindar dari semua keburukan. Tetapi aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan mengenai azab, dan pembawa kabar gembira akan pahala bagi orang-orang yang beriman dan tunduk kepada kebenaran. 7|189|Dialah, Allah, yang menciptakan kalian dari satu nafs (jiwa). Lalu dijadikanlah istri dari jenis nafs tadi sehingga lahirlah kemudian keturunan-keturunannya. Kalian pun kemudian menjadi suami istri. Dengan bercampurnya kalian, sang istri mengandung kandungan yang ringan saat janin masih berbentuk 'alaqah(1) dan mudlghah(2). Di saat kandungan semakin besar, suami istri itu memohon kepada Tuhan, "Ya Allah, jika Engkau memberi kami anak yang sehat dan tidak cacat, kami akan menjadi orang yang mensyukuri nikmat- nikmat-Mu." (1) 'alaqah: (2) mudlghah 7|190|Tetapi ketika permohonan mereka dikabulkan, keduanya itu--lewat anaknya--menjadikan berhala sebagai sekutu Allah Swt. Mereka berdua bersyukur kepada berhala-berhala itu. Allahlah yang berhak mendapatkan puji syukur dan Dia Mahasuci dari sekutu-sekutu yang mereka sembah itu. 7|191|Apakah patut mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat melakukan apa- apa, lebih-lebih lagi mereka sendiri diciptakan oleh Allah? 7|192|Berhala-berhala itu pun tak dapat menolong penyembah-penyembahnya, bahkan mereka pun tidak dapat menolong diri mereka sendiri, jika ada yang merusak mereka? 7|193|Jika kalian, wahai penyembah berhala, meminta kepada berhala-berhala itu untuk memberi apa yang kalian sukai, mereka tidak akan dapat mengabulkan permintaan kalian! Maka, apakah kalian memohon kepada mereka atau pun tidak, sama saja akhirnya: mereka tidak ada gunanya sama sekali! 7|194|Tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah yang kalian berharap mendatangkan manfaat dari mereka adalah makhkuk yang tunduk kepada Allah sesuai tabiat ciptaan mereka, seperti halnya kalian. Kalau benar mereka itu berkuasa, seperti yang kalian sangka, mintalah kepada tuhan-tuhan itu agar mereka mewujudkan keinginan kalian. 7|195|Bahkan berhala-berhala itu lebih rendah derajatnya dari kalian dalam segi ciptaan dan aspek bentuk. Apakah mereka itu mempunyai kaki untuk berjalan dan tangan untuk menampik mudarat dari diri kalian dan dari diri merka sendiri? Adakah mereka itu memiliki mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar permintaan kalian lalu mewujudkannya? Tidak, mereka tidak memiliki semua itu. Oleh karena itu mengapa kalian mempersekutukan mereka dengan Allah? Andaikata dalam dugaan kalian tuhan-tuhan itu bisa mendatangkan mudarat atas diriku atau orang lain, maka panggillah mereka untuk merencanakan suatu makar atau apa saja yang dapat mencelakakan diriku sekarang juga dan jangan kalian menundanya. Sungguh mereka itu tidak dapat berbuat sesuatu. Maka, jangan kalian beri aku penundaan waktu karena aku tidak menghiraukannya. 7|196|Sesungguhnya penolongku atas kalian hanyalah Allah. Kepada-Nya aku ikrarkan perwalian. Dia yang menurunklan al-Qur'ân kepadaku. Dan hanya Allah sajalah penolong hamba-hamba-Nya yang saleh. 7|197|Adapun berhala-berhala yang kalian minta pertolongan kepada mereka selain Allah tidak akan dapat memberikan pertolongan itu pada kalian, juga pada diri mereka sendiri. 7|198|Apabila kalian meminta petunjuk kebaikan pada tuhan-tuhan kalian, mereka tidak akan mendengar apalagi mengabulkan permintaan itu. Di hadapan kalian, mereka seolah-olah dapat itu melihat kalian, padahal sesungguhnya mereka tidak melihat apa-apa. 7|199|Wahai Nabi, berpalinglah kamu dari orang-orang bodoh, teruskan langkah dakwahmu. Berikanlah kemudahan-kemudahan pada manusia dan perintahkan mereka berbuat kebajikan yang dipandang baik oleh akal pikiran. 7|200|Apabila kamu mendengar bisikan setan untuk meninggalkan apa yang diperintahkan Allah kepadamu--seperti saat dirimu murka karena hujatan-hujatan jahat mereka--mohonlah perlindungan Allah, niscaya Dia akan mengusir bisikan-bisikan itu. Karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Melihat apa pun yang terjadi. 7|201|Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah yang memberi batas antara diri mereka dengan perbuatan-perbuatan maksiat berupa dinding yang menghalang-halangi masuknya rayuan dan godaan setan yang dapat memalingkan mereka dari perintah-perintah wajib, seketika mereka akan ingat permusuhan dan kelicikan setan. Dan di saat menyadari kebenaran, mereka akan kembali kepada-Nya. 7|202|Sementara pengikut-pengikut setan dari kalangan orang-orang kafir semakin lama semakin terjerumus dalam kesesatan oleh bisikan dan rayuannya. Selamanya mereka tidak akan meninggalkan kesesatan karena kesadaran. 7|203|Selama kamu belum membawa bukti-bukti yang diminta oleh orang-orang kafir yang ingkar dan membangkang, mereka akan berkata, "Bukankah kami telah memintanya kepadamu?" Katakan pada mereka, "Aku tidak akan mengikuti kecuali petunjuk al-Qur'ân yang diwahyukan kepadaku, berisi argumentasi-argumentasi yang menjelaskan kepada kalian sisi-sisi kebenaran. Dia yang memberi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang mengamalkan ajaran-Nya. 7|204|Wahai orang-orang yang beriman, apabila al-Qur'ân dibacakan kepada kalian, maka simaklah agar kalian dapat merenungi pesan-pesan kebaikan (maw'izhah). Simaklah sepenuh hati agar kalian mendapat rahmat. 7|205|Ingatlah Tuhan dalam hatimu, kamu akan merasakan kehadiran, kedekatan dan rasa takut pada-Nya. Tidak perlu kamu bersuara keras, ataupun terlalu lemah. Tempatkanlah zikir itu di waktu pagi dan sore, agar kamu memulai dan mengakhiri harimu dengan mengingat Allah. Jangan sampai kamu lupa berzikir pada Allah. 7|206|Sesungguhnya orang yang dekat dengan Tuhanmu karena penghormatan dan perkenan-Nya, tidak menyombongkan diri dan lalai beribadah. Mereka menyucikan Allah dari sifat-siafat yang serba tidak layak untuk-Nya. 8|1|[[8 ~ AL-ANFAL (HARTA RAMPASAN PERANG) Pendahuluan: Madaniyyah, 75 ayat ~ Surat al-Anfâl diturunkan di Madinah dan terdiri atas 75 ayat. Dalam surat ini Allah memaparkan penjelasan sebagian hukum dan latar belakang perang. Diketengahkan pula faktor-faktor pembawa kemenangan dan peran strategis kekuatan spiritual, juga diterangkan. Allah juga menjelaskan pula hukum harta rampasan perang dan tawanan. Dalam surat ini tampak dengan jelas perpaduan hukum dan hikmah Allah saat menuturkan secara rinci peristiwa perang Badar, latar belakang dan persoalan- persoalan pascaperang, dan pemicu perang, sebagaimana disimpulkan dalam surat, ini disebabkan tindakan pengusiran terhadap nabi oleh orang-orang musyrik dari Mekah. Allah menjelaskan pula dalam surat itu persiapan-persiapan yang mesti dilakukan sebelum perang dan kewajiban menerima perjanjian damai jika pihak musuh menghendaki. Surat al-Anfâl ditutup dengan uraian masalah yang berkaitan dengan perwalian antar sesama orang Mukmin, dan penjelasan hukum yang mewajibkan orang-orang Mukmin untuk berhijrah dari bumi penindasan untuk berjuang bersama saudara-saudara seiman demi kejayaan Islam dan umatnya.]] Bermula dari makar dan rencana jahat orang-orang musyrik untuk membunuh Rasulullah saw., Allah memerintahkan Rasul-Nya itu berhijrah meninggalkan kota suci Mekah menuju Madinah sebagai bumi tempat tinggal selamanya. Di bumi kemenangan itulah nantinya orang-orang Muslim membangun suatu negara yang berdaulat. Bertolak dari realitas seperti itu, tidak ada alasan lain kecuali berjihad menentang tirani, penindasan dan fitnah. Maka pecahlah perang Badar Besar (Badar Pertama). Pada peperangan itu, kemenangan yang gemilang ada di pihak orang-orang Mukmin. Harta rampasan pun cukup banyak. Melimpahnya harta rampasan perang itu sempat mengundang perbedaan pendapat menyangkut persoalan pembagiannya. Lalu mereka bertanya kepadamu, Muhammad, tentang harta rampasan perang: akan dikemanakan, untuk siapa dan bagaimana cara membaginya. Katakan kepada mereka, "Mula-mula harta yang kalian dapatkan dari berperang itu adalah hak milik Allah dan Rasul-Nya, yang selanjutnya mendapat perintah dari Allah untuk membagikannya. Tidah usah kalian berbeda pendapat menyangkut persoalan harta itu, cukuplah kalian menjadikan rasa takut dan taat pada Allah sebagai simbol kebanggaan kalian. Berusahalah untuk selalu mengadakan perbaikan di antara kamu sekalian dan jadikanlah jiwa cinta kasih dan keadilan sebagai asas tali persaudaraan, karena hal yang demikian itu merupakan sifat orang-orang beriman." 8|2|Sesungguhnya hati orang-orang yang benar-benar beriman selalu dipenuhi rasa takut dan tunduk kepada Allah. Apabila disebut asma Allah hati mereka bergetar dan diliputi rasa takut (haybah). Semakin mereka mendengar ayat-ayat al-Qur'ân dibacakan, semakin kokoh keimanan mereka dan semakin mendalam rasa tunduk serta semakin bertambah pengetahuan mereka pada Allah. Sehingga, pada akhirnya, mereka tidak menyandarkan diri selain kepada Allah yang menciptakan, melindungi, dan memelihara mereka. 8|3|Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar beriman adalah mereka yang mengerjakan salat berikut rukun-rukunnya secara sempurna dengan penuh rasa khusyuk dan ketertundukan diri agar mereka selalu dalam keterkaitan dengan Tuhan, menginfakkan sejumlah harta yang diberikan Allah Swt. kepada mereka untuk kepentingan jihad, kebaikan-kebaikan sosial dan bagi kepentingan kaum lemah. 8|4|Mereka yang memiliki sifat-sifat seperti tersebut di atas itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah. Dia memberikan perkenan-Nya kepada mereka, mengampuni kesalahan, memberi rezeki yang baik kepada mereka di dunia dan kehidupan yang membahagiakan di akhirat. 8|5|Sesungguhnya kemenangan itu ada pada Allah, tempat bergantungnya segala urusan. Dan sesungguhnya persengketaan orang-orang beriman menyangkut soal pembagian harta rampasan perang itu mirip keadaan mereka ketika Allah memberi perintah kepada mereka untuk memerangi orang-orang musyrik di Badar. Padahal itu adalah kebenaran yang nyata, akan tetapi sebagian kalangan dari orang-orang Mukmin itu enggan berperang. 8|6|Golongan yang enggan berperang itu membantahmu dan berusaha mempertahankan pendapat sendiri dengan maksud menentang perintah yang benar untuk berjihad. Karena pada saat yang bersamaan kelompok itu bersama kolega-kolega mereka tengah berangkat mencegat iring-iringan kafilah Quraisy yang berangkat ke Syam untuk merampas harta mereka. Akan tetapi usaha mereka menemui kegagalan. Mereka kemudian kembali ke Madinah dan bergabung dengan pasukan Nabi, setelah Nabi sendiri memberitahukan melalui wahyu, bahwa Tuhan telah menjanjikan kemenangan dan orang-orang musyrik akan menjadi gentar. Karena rasa enggan dan takut pada akibat-akibat perang itu, seolah-olah ketika berangkat menuju medan laga, mereka bagaikan orang yang digiring menuju kematian, dengan menyaksikan sebab-sebab kematian itu. 8|7|Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah janji Allah. Dia akan memenangkan kalian atas salah satu di antara dua golongan musuh, yaitu pasukan yang bersenjata dan berkekuatan. Sementara kalian bermaksud menyerang pasukan yang tengah membawa komoditi dagang dan orang-orang yang tidak memiliki kekuatan. Kalian lebih berkeinginan untuk memerangi mereka yang membawa komoditi dagang dan tidak memiliki kekuatan. Akan tetapi Allah berkeinginan untuk menyatakan kebenaran dengan kehendak, kekuasaan dan kalimat-kalimat-Nya(1)--yang menyatakan kehendak dan kekuasaan itu--serta membasmi kekufuran dari dunia Arab dengan memenangkan orang-orang Mukmin. (2). (1) "Kalimat" yang dimaksud dalam ayat ini adalah ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan perintah memerangi pasukan yang bersenjata dan berkekuatan serta janji-janji kemenangan dari Allah. (2) Ayat di atas menyinggung apa yang biasa terdetik dalam hati mereka yang hendak terjun ke medan perang, yaitu berupa angan-angan untuk berhadapan dengan musuh yang sedikit jumlahnya, tidak mau bertemu musuh yang lebih kuat dan ingin mendapatkan harta rampasan yang banyak. Tapi ditegaskan di sini bahwa Allah berkehendak lain. Dia ingin mengangkat syiar agama, memproklamirkan kebenaran dan membasmi kekufuran. 8|8|Juga, demi menegakkan kebenaran dan menghapuskan kebatilan, meskipun orang-orang kafir yang telah melanggar hak Tuhan, hak orang-orang beriman dan hak mereka sendiri merasa benci. 8|9|Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah--sementara kalian berebut dan mempersengketakan harta rampasan perang--saat kalian berbondong-bondong menghadap Allah memohon pertolongan karena kalian tidak mempunyai pilihan selain berperang. Lalu Allah memperkenankan doa itu dan mengirimkan bala bantuan berupa seribu malaikat yang datang secara berturut-turut. (1). (1) Pada saat pejuang-pejuang Mukmin tidak mempunyai pilihan lain selain berperang, mereka segera memohon kemenangan kepada Allah, lalu Allah memperkenankan doa mereka dan mengirimkan seribu malaikat secara berturut-turut. Artinya, saat itu mulai turun perintah mengirim satu pasukan yang diikuti dengan pengiriman pasukan-pasukan berikutnya, mirip dengan strategi pengiriman pasukan penguat pada taktik perang modern. Prinsip dasar peperangan modern menyatakan perlunya pengiriman pasukan secara berturut-turut untuk memudahkan proses penempatan setiap pasukan pada posnya masing-masing, tanpa harus terjadi kekosongan dan tanpa terjadi kepadatan. Di samping itu, tibanya pasukan penguat itu kepada pasukan inti akan dapat membangkitkan semangat juang dan jiwa patriotisme. Itulah yang diinginkan Allah. Pengiriman pasukan tentara itu hanya dimaksudkan untuk memberi kabar gembira, agar hati kalian menjadi tenang. Kemenangan hanya dan selalu datang dari Allah. 8|10|Bantuan yang didatangkan oleh Allah berupa malaikat itu untuk membawa berita kemenangan agar kalian berbesar hati dan terus maju. Sungguh pertolongan itu tidak datang selain dari Allah yang Mahakuat dan Mahamenang, yang menetapkan segala urusan sebagaimana mestinya sesuai dengan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu. 8|11|Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah di saat kalian kekurangan perbekalan air dan di saat kalian dicekam rasa takut pada musuh, lalu Allah mendatangkan pada kalian rasa aman. Kalian merasakan kantuk dan tertidur dengan tenang. Allah menurunkan air hujan dari langit agar kalian dapat bersuci dengan air itu dan mengusir bisikan setan. Allah telah mengukuhkan hati kalian dengan pertolongan-Nya. Dengan air hujan itu pula tanah menjadi padat dan mengokohkan kaki yang berdiri di atasnya (1). (1) Ayat ini menjelaskan karunia Allah yang diberikan kepada pejuang-pejuang Mukmin saat mereka mendapatkan ketenangan jiwa berupa rasa kantuk yang menyebabkan mereka dapat beristirahat dengan baik, dan diturunkannya hujan sehingga mereka dapat bersuci dan mandi. Tanah berpasir pun menjadi padat dan kesat oleh siraman air hujan sehingga dapat mengokohkan pasukan yang menginjakkan kaki mereka di atasnya. Karena, seperti diketahui, pasir-pasir halus dan kering akan cepat mendatangkan lelah pasukan di samping menjadi kendala yang menghalangi kecepatan gerak. Ayat berikutnya menjelaskan perintah Allah kepada para malaikat untuk ikut serta mengukuhkan hati orang-orang beriman dan meniupkan perasaan gentar ke dalam hati orang-orang kafir. Sebab rasa gentar menghadapi musuh berarti kekalahan. Diterangkan pula dalam ayat itu bagaimana teori melemahkan musuh dari tempat yang mematikan, yaitu dengan menebas batang leher atau tangan sehingga meruntuhkan senjata lawan. 8|12|Wahai orang-orang yang beriman, ketahuilah bahwa Allah telah mewahyukan kepada para malaikat itu untuk membisikkan ke dalam hati kalian. Allah berfirman kepada malaikat, "Aku akan menyertai kalian untuk membantu dan memenangkan kalian. Kuatkanlah hati orang-orang yang beriman, tunduklah kepada kebenaran dan berjihadlah di jalan Allah. Kami akan menjadikan hati orang-orang musyrik itu dicekam rasa takut dan gentar menghadapi kalian. Tebaslah batang leher mereka dan potonglah jari tangan mereka yang membawa pedang." 8|13|Dukungan dan kemenangan itu adalah bagi kalian, sedangkan orang-orang musyrik itu hanya akan merasa takut dan gentar. Hal itu disebabkan karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Mereka berada di satu pihak, sementara Allah dan Rasul-Nya ada di pihak lain. Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka Dia akan benar-benar menurunkan siksa yang amat menyakitkan. Dan siksa Allah itu amat keras. 8|14|Begitulah peperangan, wahai orang-orang yang beriman. Maka, rasakanlah pahit-manisnya perang dengan jiwa penuh keyakinan bahwa kalian akan mendapat pertolongan dan kemenangan. Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah akan mendapatkan hukuman yang lain di hari kiamat berupa siksa neraka. 8|15|Wahai orang-orang yang memihak dan tunduk pada kebenaran, apabila kalian berhadapan dengan orang-orang kafir di medan perang yang menuju ke arah kalian dengan jumlah yang besar, janganlah kalian melarikan diri dan membelakangi senjata mereka. 8|16|Barangsiapa yang tidak mempunyai keberanian menghadapi musuh lalu melarikan diri dan meninggalkan medan laga, maka Allah akan murka kepadanya. Kelak ia akan dijadikan penghuni neraka, seburuk-buruk tempat kembali. Namun, jika hal itu dilakukan demi mengatur siasat dan taktik perang, atau meninggalkan medan peperangan untuk bergabung dengan pasukan Mukmin lainnya sebagai tambahan kekuatan, maka hal itu tidak berdosa. 8|17|Apabila kalian telah memenangkan peperangan itu atas mereka dan kalian telah berhasil membunuh musuh, maka sesungguhnya hal itu bukan semata-mata karena kekuatan kalian. Allahlah yang memenangkan kalian dan Dialah yang membunuh mereka dengan jalan memberikan kekuatan pada kalian dan meniupkan ke dalam jiwa orang-orang kafir itu rasa takut dan gentar. Demikian juga halnya dengan engkau, wahai Rasul, bukan dirimu yang melakukan pada saat engkau melemparkan debu dan kerikil ke arah muka mereka sehingga membuat orang-orang kafir itu gentar, tapi Allah yang melakukannya dan mereka gemetar dengan lemparan itu. Itulah di antara karunia baik yang diberikan Allah pada orang-orang beriman, meskipun ada di antaranya dalam bentuk ujian yang menyulitkan, sebagai cara Allah untuk menampakkan jiwa keikhlasan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui urusan dan Maha Mendengar ucapan orang-orang beriman dan musuh-musuh mereka. 8|18|Itulah kemenangan yang besar dan Allah Maha Melemahkan tipu muslihat orang-orang kafir. 8|19|Wahai orang-orang yang menyekutukan Allah, jika kalian memohon kepada Allah dengan cara bergelantungan pada kain penutup Ka'bah, agar Dia memutuskan perkara antara kalian dengan orang-orang beriman, maka telah datang kepada kalian hukum yang tegas, bahwa kemenangan akan berpihak pada orang-orang Mukmin, bukan pada kalian. Apabila kalian mengulang lagi penyerangan itu maka Kami akan menjanjikan kekalahan yang lain pada kalian. Pasukan kalian yang bergelimang dosa, meskipun berjumlah banyak, tidak akan dapat melindungi kalian dari bahaya. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang percaya dan tunduk pada kebenaran. 8|20|Wahai orang-orang yang berpihak dan tunduk pada kebenaran, sesungguhnya kalian telah benar-benar mengetahui bahwa kemenangan itu datang atas bantuan Allah dan oleh sikap patuh pada Allah dan Rasul- Nya. Maka tetaplah kalian bersikap patuh kepada Allah dan Rasul-Nya. Janganlah kalian menghalang- halangi seruan Rasul kepada kebenaran, padahal kalian mendengar dan memahami apa yang dikatakannya. 8|21|Janganlah kalian berperangai seperti orang-orang munafik yang berkata, "Kami telah mengetahui dan mengerti kebenaran," akan tetapi sebenarnya mereka tidak mempercayai dan tidak tunduk kepada kebenaran, seakan-akan mereka tidak mengetahui kebenaran itu. 8|22|Sesungguhnya orang-orang musyrik, termasuk di dalamnya orang-orang munafik, bagaikan binatang yang paling buruk. Pendengaran mereka tuli dan tidak dapat mendengar, mulut mereka bisu dan tidak mampu bicara. Mereka memang tidak mau mendengar, mengatakan dan memikirkan yang benar. 8|23|Kalau saja Allah berkehendak mengetahui, dengan ilmu-Nya yang azali, bahwa ihwal mereka nantinya tidak akan mendatangkan kebaikan bagi diri mereka sendiri, bagi orang lain dan bagi kebenaran, niscaya Allah akan membuat mereka dapat mendengarkan petunjuk yang mengantarkan kebenaran pada akal mereka. Tapi sebenarnya meskipun mereka dapat mendengar dan memahami kebenaran itu, pasti mereka tetap akan berpaling dari usaha mendapatkan petunjuk, karena mereka telah dikuasai hawa nafsu. 8|24|Wahai orang-orang yang berpihak dan tunduk pada kebenaran, sambutlah Allah dengan sepenuh hati jika Dia memerintahkan kalian untuk mengerjakan sesuatu. Sambutlah Rasul-Nya--sebagai penyampai pesan-pesan Allah--apabila dia menyeru kalian untuk mengerjakan perintah dan menegakkan hukum Allah yang menjamin kehidupkan jiwa, raga, pikiran dan kalbu kalian. Ketahuilah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah menguasai dan mengarahkan hati kalian pada apa yang Dia kehendaki. Allah akan membuat dinding pemisah antara diri dan hati kalian jika mendapat bisikan hawa nafsu. Dan jika kalian meniti jalan yang lurus, niscaya Allah akan menyelamatkan kalian, dan kelak kalian akan dikumpulkan Allah di hari kiamat, hari pembalasan. 8|25|Lindungilah diri kalian dari dosa-dosa besar yang merusak tatanan masyarakat. Jauhilah sikap enggan berjihad di jalan Allah, perpecahan, dan rasa malas melaksanakan kewajiban melakukan amar makruf nahi munkar. Karena, akibat buruk dosa itu akan menimpa semua orang, tidak khusus hanya orang yang berbuat kejahatan saja. Yakinlah bahwa siksa Allah di dunia dan akhirat itu amat keras. 8|26|Ingatlah kembali wahai orang-orang yang beriman--meskpiun saat ini kalian telah menjadi bangsa yang kuat--masa-masa ketika masih menjadi kaum minoritas, kaum tertindas, di mana semua musuh mengeksploitasi kelemahan kalian dan kalian dicekam rasa takut oleh tindakan-tindakan penculikan yang dilakukan oleh musuh-musuh itu. Kemudian kalian berhijrah atas perintah Allah ke kota Yatsrib, yang selanjutnya menjadi tempat tinggal kalian. Kalian menang dengan bantuan dan dukungan-Nya. Allah memberikan pada kalian harta rampasan perang yang baik-baik agar kalian bersyukur atas pemberian itu dan terus berjuang demi menjunjung tinggi kalimat yang benar. 8|27|Wahai orang-orang yang beriman, percaya dan tunduklah kepada kebenaran. Allah tidak membenarkan ada orang dari kalangan kalian yang berkhianat kepada-Nya dan rasul-Nya dengan berpihak kepada penentang-penentang kebenaran itu. Atau mengkhianati orang lain dalam soal pengambilan harta rampasan perang dan berpangku tangan enggan berjihad. Dan jangan pula kalian mengkhianati amanat orang lain sedangkan kalian memahami perintah dan larangan-Nya. 8|28|Ketahuilah pula wahai orang-orang yang benar-benar beriman, bahwa cobaan hidup itu di antaranya disebabkan oleh cinta yang berlebihan pada anak-anak kalian. Maka, janganlah cinta pada anak dan harta benda itu melebihi cinta kalian pada Allah, karena hal yang demikian itu akan merusak urusan kalian. Dan ketahuilah bahwa pahala Allah jauh lebih besar daripada harta dunia dan anak keturunan. 8|29|Wahai orang-orang yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, apabila kalian patuh pada perintah Allah dalam kesendirian atau di tengah keramaian, maka Allah akan memberikan karunia pada kalian berupa kekuatan yang dapat membedakan antara yang benar dan yang tidak benar. Allah akan memberi kemenangan atas musuh-musuh kalian. Allah akan menutupi, menghilangkan dan mengampuni kesalahan- kesalahan kalian. Dialah Allah yang senantiasa memiliki karunia yang besar. 8|30|Wahai Nabi, ingatlah apa yang diberikan Allah padamu, manakala orang-orang musyrik merencanakan makar untuk mencelakakan dirimu, dengan menahan, membunuh atau mengusirmu. Mereka mengatur rencana jahat, tapi Allah juga punya rencana menyelamatkan dirimu dari kejahatan mereka. Dan rencana Allah itu lebih baik, lebih kuat dan lebih unggul. 8|31|Wahai Muhammad, perhatikanlah sikap permusuhan yang diperlihatkan oleh orang-orang kafir pada saat dirimu memperdengarkan ayat-ayat suci al-Qur'ân, ayat-ayat Kami. Kebodohan dan keangkuhan mereka yang sangat, mendorong mereka untuk berkata, "Seandainya kami mau mengatakan seperti apa yang dikatakan al-Qur'ân itu, pasti kami akan melakukannya. Ia tidak lebih dari mitos-mitos yang dikarang oleh orang-orang terdahulu." 8|32|Ingatlah, wahai Nabi, bagaimana mereka menentangmu dan menentang Allah seraya mengatakan dengan nada menantang, "Kalau apa yang engkau bawa itu adalah benar, turunkanlah hujan batu dari langit, atau turunkan siksa yang amat keras dan pedih." 8|33|Dengan hikmah-Nya, Allah tidak akan menurunkan siksa duniawi yang berat pada mereka, sementara engkau berada di tengah-tengah mereka, dengan harapan mereka menyambut seruanmu itu. Dan bukan kehendak Allah untuk menghukum orang-orang yang durhaka selama mereka meminta ampunan, menyadari dan meninggalkan kekeliruan mereka. 8|34|Dan sungguh keadaan mereka seperti sekarang ini layak ditimpakan azab, sebab mereka telah berani merintangi manusia yang hendak mendatangi Masjid al-Harâm, sebagai tempat yang tidak boleh dijadikan ajang peperangan. Namun Allah masih tetap menangguhkan siksa itu, sebab dalam ilmu-Nya yang terahasiakan, akan banyak dari kalangan mereka orang-orang yang kelak beriman. Hanya saja dengan perbuatan itu mereka bukan lagi sebagai pembela masjid yang dimuliakan Allah, karena mereka telah mengotori kesuciannya dengan paham-paham syirik yang ada sebelum Islam. Sementara di sana masih ada kalangan yang dengan sungguh-sungguh mempertahankan kesucian masjid itu, yaitu orang-orang Mukmin yang taat kepada Allah. Akan tetapi, kebanyakan orang yang menyekutukan Allah tidak mau memahami agama dan mengerti kedudukan masjid itu di sisi Allah. 8|35|Doa dan permohonan mereka di depan masjid yang agung itu tidak lebih dari sekadar siulan dan tepukan tangan. Maka jika demikian halnya, terimalah kematian kamu sekalian di medan perang, agar kesyirikan itu menjauh dari masjidil haram. Dan kematian itu tidak lain akibat kekufuran kalian. 8|36|Sesungguhya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat dan menyekutukan Allah itu membelanjakan harta dan kekayaan mereka untuk merintangi manusia agar tidak percaya pada kebenaran dan mereka bersikeras melakukan hal itu. Harta itu akan musnah dan sia-sia serta hanya akan melahirkan penyesalan dan rasa sakit. Kemudian mereka akan dihancurkan dalam perang dan kelak akan dikumpulkan di neraka jahanam, selama mereka masih mempertahankan kekufuran. 8|37|Kekalahan di dunia dan siksa yang telah menunggu mereka di akhirat, oleh Allah akan dijadikan sebagai batas pemisah antara manusia yang jiwa, tingkah laku dan ucapannya kotor, dari mereka yang hati dan budinya luhur dan ucapan serta tingkah lakunya terpuji. Juga, agar Allah menjadikan keburukan itu bertumpuk-tumpuk lalu mengumpulkan, merangkai bagian-bagiannya kemudian mencampakkannya ke dalam neraka di hari kiamat. Akhirnya orang-orang musyrik dan para pelaku kerusakan itu akan merugi dunia dan akhirat. 8|38|Meskipun ucapan Tuhan itu bernada keras dan berisi ancaman, akan tetapi pintu tobat masih tetap terbuka lebar. Maka katakanlah, wahai Nabi pembawa kasih sayang dan rahmat, kepada para penentang itu bahwa apabila mereka tidak lagi menentang dan syirik, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka di masa lalu. Tapi jika mereka tetap memilih kesesatan dan kembali memerangi kamu, maka telah ditetapkan bagi mereka hukuman seperti yang diberikan kepada orang-orang terdahulu. Allah akan memenangkan kebenaran atas kepalsuan, selama orang-orang yang berpihak pada kebenaran itu tetap tunduk kepada-Nya dan mengikuti ketentuan-ketentuan untuk menang. 8|39|Teruskanlah memerangi orang-orang musyrik sampai mereka menghentikan tindakan yang merusak kepercayaan orang-orang beriman melalui penindasan dan penyiksaan. Apabila mereka benar-benar meninggalkan kekufuran dan tidak lagi mnenyakiti orang-orang beriman dan mengikhlaskan agama demi Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Memberi balasan atas perbuatan mereka (1). (1) Lihat catatan kaki tafsir surat al-Baqarah ayat 190-194, yang berkenaan dengan perang. 8|40|Jika mereka terus berpaling dan menyakiti orang-orang Mukmin, maka ketahuilah, hai orang-orang yang beriman, bahwa kalian berada dalam perlindungan Allah, suatu perlindungan yang paling disukai dan paling kuat. Dia adalah penolong kalian. Pertolongannya adalah yang paling kuat dan paling agung. 8|41|Wahai orang-orang yang beriman, ketahuilah bahwa perolehan kalian dari harta orang-orang kafir dalam peperangan, itu aturan hukumnya dibagi menjadi lima bagian. Seperlimanya adalah hak milik Allah, rasul-Nya, kerabat rasul; lalu anak-anak yatim, yaitu anak-anak orang Muslim yang papa dan telah ditinggal mati orangtua mereka, fakir miskin, yaitu mereka yang membutuhkan dari kalangan orang-orang Muslim, dan ibn al-sabîl, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam suatu perjalanan yang tidak terlarang. Bagian Allah dan rasul-Nya yang diambil dari seperlima bagian itu, dimanfaatkan untuk kepentingan bersama sebagaimana diterangkan Rasulullah sewaktu masih hidup. Sementara empat perlima bagian yang tidak disinggung dalam ayat adalah hak milik orang-orang Muslim yang berperang. Ketahui dan pahamilah aturan itu jika kalian benar-benar beriman kepada Kami dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami, Muhammad, berupa bukti-bukti dukungan dan bantuan Kami pada hari pembedaan. Suatu hari ketika Kami memisahkan antara orang yang kufur dan orang yang beriman, yaitu pada saat pasukan orang-orang Mukmin dan orang-orang kafir saling berhadapan di Badar. Allah Mahabesar kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Allah telah menolong orang-orang beriman yang berjumlah sedikit dan memenangkan mereka atas orang-orang kafir yang jauh lebih besar jumlahnya. 8|42|Ingatlah ketika kalian berada di suatu lembah yang lebih dekat dengan perkampungan Madinah, sedangkan pasukan musuh berada jauh dari kawasan itu. Sementara itu, kafilah-kafilah dagang yang kalian tunggu kedatangannya berada dalam jarak yang lebih dekat dengan kalian daripada kawasan lepas pantai. Seandainya kalian bersepakat dengan musuh-musuh kalian untuk saling berhadapan pada waktu yang kalian tentukan sendiri, niscaya kalian tidak akan pernah bisa melakukannya. Akan tetapi Allah telah merencanakan pertemuan itu, tanpa sepengetahuan dan kemauan musuh-musuh kalian, dalam rangka mewujudkan ketetapan yang ada dalam ilmu-Nya yang pasti terjadi, yaitu perang yang membawakan kemenangan bagi kalian, dan agar pupus segala keraguan. Agar hancur mereka yang semestinya hancur, dengan alasan yang teramat jelas: yaitu kemenangan minoritas Mukmin melawan mayoritas orang-orang kafir. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan tidak ada satu ucapan atau kata hati kedua belah pihak yang luput dari pengetahuan Allah. 8|43|Dan ingatlah, wahai Rasul, ketika Allah berkenan memberikan karunia kepadamu. Allah melukiskan dalam mimpimu pasukan-pasukan musuh itu dalam jumlah sedikit, guna membesarkan hatimu dan menjanjikan kepadamu kemenangan dan mengokohkan dirimu di hadapan musuh. Seandainya Allah memperlihatkan mereka kepadamu dalam jumlah yang besar, niscaya engkau akan gentar, ragu-ragu dan lemah menghadapi mereka. Akan tetapi Allah telah menyelamatkan dirimu dari perang itu dan akibat-akibat buruknya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati yang ada di dalam dada. 8|44|Perhatikanlah, wahai Rasul, ketika Allah memperlihatkan musuh-musuhmu kepadamu dalam jumlah yang kecil, sebagaimana Allah menampakkan kalian dalam pandangan mereka, juga dalam pasukan yang kecil. Mereka bangga dengan jumlah yang besar. Hal itu dijadikan sedemikian rupa oleh Allah agar jiwa keberanian kalian bertambah besar dalam menghadapi lawan. Sehingga kalian dapat mewujudkan ketetapan ilmu Allah yang pasti terwujud. Kepada Allah akan dikembalikan segala urusan alam semesta. Tidak akan terjadi kecuali apa yang telah ditakdirkan Allah dengan menciptakan sebab musababnya. 8|45|Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian bertemu dengan musuh yang bersenjata, maka hadapilah mereka. Janganlah kalian merasa gentar, apalagi mundur. Berzikirlah kepada Allah. Ingatlah kebesaran dan janji Allah untuk memenangkan orang-orang beriman. Perbanyaklah zikir kalian dengan tegar dan sabar. Apabila kalian melaksanakan semua ketentuan itu, niscaya harapan kalian akan terwujud(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan pentingnya ketegaran jiwa dalam menghadapi musuh. Petunjuk yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa seseorang yang berada dalam suatu peperangan, tidak dibenarkan lalai sedetik pun dalam mengingat Allah (zikir), lebih-lebih pada saat-saat kritis. Disinggung pula dalam ayat ini pentingnya jiwa keberagamaan dan keimanan dalam rangka memompa kekuatan batin (inner force) dan ketegaran jiwa. Ayat ini juga menerangkan pentingnya arti taat kepada Allah dan rasul-Nya sebagai upaya menghindari kegagalan. 8|46|Taatilah Allah dengan menepati segala perintah dan larangan-Nya. Tinggalkanlah perselisihan dan pertikaian yang membuat kalian tercerai berai dan lemah. Bersabarlah dalam menghadapi segala kesulitan dan rintangan dalam peperangan. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar dengan memberi dukungan, peneguhan dan belaan yang baik. 8|47|Janganlah kalian bersikap seperti orang yang meninggalkan tempat tinggalnya dengan membangga- banggakan kekayaan, kekuatan dan kesenangan hidup, lalu memamerkannya pada khalayak ramai, agar mendapatkan sanjungan mereka. Dengan berbuat demikian, sesungguhnya dia telah merintangi manusia dari jalan Allah dan agama Islam. Akan tetapi Allah Maha Meliputi mereka dengan ilmu dan kekuasaan-Nya. Dia akan memberikan balasan kepada mereka di dunia dan akhirat. 8|48|Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah ketika setan menjadikan perbuatan orang-orang musyrik itu indah dalam pendangan mereka, melalui bisikan dan rayuannya. Setan berkata kepada mereka, "Tidak ada yang akan mengalahkan kalian." Setan juga menegaskan kepada mereka bahwa dia adalah pelindung mereka, tapi ternyata, saat kedua pasukan saling berhadapan di medan perang, tampaklah kepalsuan janji, tipu daya dan bisikan setan itu. Mereka pun melarikan diri dari pertempuran. Setan takut Allah menghancurkannya. Sesungguhnya, siksan Allah amat keras. 8|49|Wahai Rasul, dengarkanlah kata-kata orang munafik dan lemah iman saat mereka menyaksikan keberanian dan kegigihan orang-orang beriman, "Orang-orang Muslim itu tertipu oleh agama mereka sendiri." Akan tetapi, sesungguhnya orang-orang yang menyerahkan segala urusan mereka kepada Allah dengan penuh keimanan dan harapan, serta menyandarkan diri hanya kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan segala kebutuhan dan memenangkan atas musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Allah Mahakuat kekuasaan-Nya dan Mahabijaksana dalam pemeliharaan-Nya. 8|50|Andaikata dirimu, wahai Muhammad, menyaksikan pemandangan mengerikan pada saat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, kalian akan mendapatkan malaikat itu memukuli tubuh orang-orang kafir itu dari depan dan belakang, seraya berkata, "Rasakan siksa api neraka, akibat perbuatan kalian." 8|51|Sesungguhnya Allah tidak menganiaya hamba-hamba-Nya disebabkan siksaan-Nya atas perbuatan jahat yang mereka lakukan. Itulah keadilan, karena selamanya tidak akan sama antara yang berbuat baik dan berbuat jahat. Maka siksa Allah itu sebagai balasan atas kejahatan mereka. 8|52|Tradisi dan ihwal orang-orang yang menyekutukan Allah itu tidak ada bedanya dengan Fir'aun dan orang-orang sombong pada zaman dahulu. Sebagian dari mereka mengingkari ayat-ayat Allah. Lalu Allah akan menyiksa mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Tetapi Allah tidak zalim terhadap mereka. Allah Mahakuat dalam melaksanakan hukum-Nya dan Mahakeras balasan-Nya bagi mereka yang berhak menerima hukuman. 8|53|Inilah keputusan yang adil dalam memberi hukuman. Sebab Allah tidak akan mengubah nikmat yang telah dikaruniakan pada suatu kaum berupa perdamaian, kesejahteraan hidup dan kesehatan selama mereka tidak mengubah nikmat itu sendiri dengan melakukan perbuatan yang menyebabkan hilangnya nikmat itu. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui perbuatan mereka. 8|54|Tradisi orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan nikmat-Nya sama seperti kebiasaan pengikut-pengikut Fir'aun dan orang-orang sebelum mereka. Demikian pula kelakuan mereka dalam mendustakan para rasul dan tanda-tanda kerasulan mereka. Itulah kemiripan antara kedua kaum itu: masing-masing bersikeras mempertahankan sikap seperti itu, dan masing-masing juga akan mendapat hukuman tersendiri. Jika kaum pendahulu itu disambar petir dan dihempas angin, maka pengikut Fir'aun ditenggelamkan di laut. Dan mereka pantas menerima hukuman itu karena telah menganiaya diri sendiri. 8|55|Seburuk-buruk makhluk yang berjalan di muka bumi ini, dalam pandangan Allah dan sesuai dengan hukum dan keadilan-Nya, adalah orang-orang kafir yang bersikukuh mempertahankan kekafiran mereka. 8|56|Yaitu golongan yang telah mengadakan perjanjian dan senantiasa melanggarnya. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang tidak mau melihat keagungan Tuhan dan tidak takut pada bencana dan siksa-Nya. 8|57|Wahai Rasul, jika engkau bertemu orang-orang yang melanggar perjanjian itu di medan perang, hukumlah mereka dengan hukuman yang membuat mereka dan orang-orang yang di belakang mereka menjadi jera dan bercerai-berai. Karena hukuman itu akan lebih dapat mengingatkan pelanggaran mereka terhadap perjanjian itu, dan mencegah golongan lain agar mengalami seperti yang mereka alami(1). (1) Ayat-ayat di atas antara lain berisi peringatan bagi orang-orang yang berada sebagai pihak yang mengadakan perjanjian dengan orang-orang beriman lalu melanggar perjanjian itu. Mereka itulah orang-orang yang patut dihukum. Demikian pula halnya pengikut- pengikut mereka. Disinggung pula dalam ayat itu penjelasan taktik perang dengan cara menghancurkan barisan belakang musuh yang belakangan ini dianggap cukup jitu oleh taktik perang modern. Sebab kekacauan barisan belakang, sebagai gudang penyimpangan ransum dan berbagai perlengkapan perang, cukup untuk menghancurkan seluruh barisan. 8|58|Apabila engkau merasakan tanda-tanda pengkhianatan suatu kaum terhadap perjanjian yang engkau buat antara engkau dengan mereka, maka putuskanlah usaha-usaha pengkhianatan itu dengan memberikan ultimatum baru bahwa engkau telah membatalkan perjanjian itu, sehingga mereka mengetahui sikapmu dan tidak dapat mengkhianatimu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berkhianat dan tidak menginginkan ada pengkhianat di antara kalian. 8|59|Janganlah orang-orang kafir itu menyangka bahwa diri mereka akan dapat lolos, selamat dan tidak akan menanggung risiko pengkhianatan itu. Mereka tidak akan mungkin melemahkan kemahatelitian Allah. Hanya Dialah yang Mahakuasa dan akan memberikan balasan dengan kekuatan dan keadilan-Nya. 8|60|Wahai orang-orang Muslim, persiapkanlah segala kemampuan perang yang kalian miliki, yang meliputi segala perlengkapan perang, untuk menghadapi musuh-musuh kalian. Lengkapilah penjaga-penjaga perbatasan dan kawasan-kawasan rawan negeri kalian dengan pasukan berkuda untuk membuat musuh- musuh Allah dan musuh-musuh kalian gentar, yaitu orang-orang kafir yang setiap waktu mengintai dan menunggu kelengahan kalian. Juga untuk membuat takut musuh-musuh lain yang tidak kalian ketahui, tapi Allah mengetahui mereka. Karena, dengan ilmu-Nya, Allah mengetahui segala sesuatu. Dan sesungguhnya apa saja yang kalian belanjakan untuk persiapan perang demi mengharap Allah, maka Dia akan memberi balasan setimpal dari karunia-Nya, dan tidak akan sedikit pun balasan itu dikurangi, meski sekecil atom(1). (1) Dalam ayat tersebut kita dapat menangkap perintah yang jelas sekali mengenai keharusan menyiapkan segala perlengkapan dalam menghadapi musuh, sebagai suatu hal yang teramat penting karena menyangkut hidup matinya suatu bangsa. Persiapan itu meliputi segala aspek, baik kualitas dan kuantitas perlengkapan. Berperang tanpa kesiapan berarti suatu kekalahan dan kehancuran. Pada masa-masa damai seperti sekarang ini saja hampir semua negara seolah-olah bersiap-siap untuk perang, sehingga kebijakan-kebijakan politik strategis masing-masing negara diarahkan, meskipun secara tidak langsung, untuk memenangkan pertempuran. 8|61|Apabila musuh-musuh kalian itu cenderung untuk berdamai dan ingin mengakhiri perang, maka sambutlah kemauan mereka itu, wahai Rasul. Karena perang bukan semata-mata sebagai tujuan bagimu, tapi engkau berperang sebagai alasan membela diri dari serangan musuh dan mereka yang merintangi dakwah. Maka terimalah usul perdamaian dari mereka dan bertawakallah kepada Allah, dan jangan engkau mengkhawatirkan rencana jahat, tipu daya dan makar mereka. Allah Maha Mendengar apa yang mereka rundingkan, Mahatahu apa yang mereka rencanakan dan tidak ada sesuatu pun samar dalam pandangan Tuhan(1). (1) Ini konsep teori yang amat penting dalam Islam. Islam agama perdamaian. Beberapa dekade akhir-akhir ini, banyak sekali yang meneriakkan jargon-jargon perdamaian, meskipun sebagian ada yang berupa perdamaian yang semu. Prinsip perdamaian inilah yang barangkali mengilhami berdirinya organisasi-organisasi dunia semacam PBB. 8|62|Apabila usulan damai mereka itu ternyata hanya siasat, tipu daya dan makar, niscaya Allah akan melindungi dirimu dari perbuatan mereka dengan berbagai bentuk. Sebelum itu Allah telah menguatkan dirimu dengan pertolongan-Nya, dengan mempersiapkan faktor-faktor yang tersurat dan tersirat, demi meneguhkan hati orang-orang yang beriman dari kalangan Muhâjirîn dan Anshâr. 8|63|Allah telah menyatukan kedua kelompok itu dalam satu ikatan saling mencinta dan menyayangi, setelah sebelumnya mereka saling bermusuhan dan terpecah belah. Mereka semua kini berada di belakangmu, membela dirimu dengan taruhan harta dan jiwa demi misi dakwahmu. Dan andaikata engkau belanjakan segala yang ada di bumi berupa kekayaan dan sumber daya yang terkandung di dalamnya, dengan maksud menyatukan mereka, sungguh engkau tidak akan dapat melakukannya. Karena yang menguasai hati mereka itu hanyalah Allah. Dialah yang menunjuki mereka ke jalan keimanan, cinta kasih dan persaudaraan. Allah Mahaperkasa, Maha Penyayang dan Mahaagung. Dialah yang memelihara segala urusan manusia untuk kemaslahatan mereka. 8|64|Wahai Nabi, cukuplah Allah sebagai Penolong dan Pelindung bagi dirimumu, dan bagi pengikut- pengikutmu yang beriman. 8|65|Wahai Muhammad, perintahkanlah orang-orang yang beriman untuk berperang demi menjunjung tinggi kalimat Allah. Gembirakanlah hati mereka dengan kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat di balik peperangan itu. Jika demikian, Kami akan menguatkan jiwa mereka. Apabila ada dua puluh orang prajurit dari kalian yang teguh iman mereka, memiliki jiwa kesabaran dan ketaatan, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus pasukan musuh dari orang-orang kafir. Yang demikian itu karena mereka tidak memahami hakikat-hakikat persoalan. Mereka tidak memiliki keimanan, kesabaran jiwa dan keinginan untuk mendapatkan pahala. 8|66|Wahai orang-orang yang beriman, merupakan suatu kewajiban bagi kalian untuk menghadapi musuh yang kekuatannya seimbang dengan kalian. Tetapi pada saat kalian lemah seperti ini, Allah memberikan keringanan bagi kalian untuk bersabar di depan musuh yang kekuatannya dua kali lebih besar dari kekuatan kalian. Allah mengetahui kelemahan yang ada pada diri kalian yang menginginkan kemudahan, keringanan setelah kebesaran Islam menjadi nyata bagi orang-orang kafir. Apabila kalian berjumlah seratus orang pejuang yang sabar, maka jumlah itu akan dapat mengalahkan dua ratus pasukan kafir, dan seribu pasukan kalian akan dapat mengalahkan dua ribu orang kafir dengan perkenaan Allah. Allah bersama orang-orang yang sabar dengan dukungan dan pertolongan-Nya(1). (1) Ayat di atas menjelaskan peran strategis keimanan dan kekuatan akidah dalam perang. Bagi orang-orang yang memiliki kekuatan spiritual dan keyakinan yang tinggi, berapa jumlah musuh tidak menjadi soal. Hal ini sudah dimaklumi dalam berbagai peperangan sepanjang sejarah. Tidak terhitung lagi berapa banyak pasukan kecil yang berkeyakinan kuat mampu meluluhlantakkan kekuatan yang jauh lebih besar tapi tidak memiliki kekuatan batin. Di bagian lain, ayat tersebut menjelaskan pentingnya peranan pemimpin pasukan di tengah-tengah medan laga, antara lain mengatur pasukan, membagi kekuatan dan memberi sugesti, termasuk di dalamnya memberi teladan yang baik bagi pasukan, menjelaskan taktik perang dan lain sebagainya. 8|67|Tidak seorang pun dari para nabi diperbolehkan untuk memiliki dan menahan para tawanan atau mengambil harta tebusan dari mereka. Tidak pula mereka diperbolehkan mengampuni para tawanan itu sehingga kalian menang dan melumpuhkan musuh-musuh agar mereka tak mampu melanjutkan peperangan lagi. Tapi kalian, wahai orang-orang Muslim, begitu tergesa-gesa mengambil tawanan sebelum kalian benar-benar menang pada pertempuran di Badar. Kalian lebih mendahulukan kepentingan- kepentingan duniawi, sedangkan Allah menginginkan kalian mendapatkan kebahagiaan akhirat, melalui usaha menjunjung tinggi kebenaran dan memalingkan diri dari kesenangan-kesenangan dunia. Allah Mahakuat, Mahakuasa, Maha Memelihara segala urusan dengan mempertimbangkan kebaikan. 8|68|Kalau bukan karena ketetapan azali Allah untuk memaafkan mujtahid yang salah, niscaya kalian akan mendapatkan azab oleh tindakan kalian yang ceroboh. 8|69|Makanlah dari apa yang kalian dapatkan dari harta rampasan berupa bahan-bahan makanan. Itu semua halal hukumnya, bukan pekerjaan yang kotor. Bertakwalah kepada Allah dalam segala urusanmu, ampunan dan rahmat Allah sungguh amat besar bagi hamba-hamba yang kembali memohon ampunan kepada-Nya, sebagaimana Dia kehendaki. 8|70|Wahai Nabi, katakanlah kepada para tawanan yang berada di tanganmu, "Apabila ada niat baik di hati kalian yang Allah pasti mengetahuinya, kalian akan diberi kebaikan yang lebih utama dari yang telah diambil orang-orang Mukmin dari kalian. Allah juga akan mengampuni dosa-dosa syirik dan keburukan-keburukan masa lalu. Ampunan dan rahmat Allah amat luas bagi orang-orang yang tobat dari kekafiran dan dosanya." 8|71|Apabila mereka bermaksud mengkhianatimu seperti yang pernah dilakukan sebagian dari mereka-- dengan memperlihatkan kecondongan mereka pada Islam, tetapi merahasiakan maksud tersembunyi dalam hati mereka untuk mengelabuhi kamu--maka janganlah kamu berputus asa. Allah berjanji akan memenangkanmu. Sebelumnya mereka telah bermaksud mengelabuhi Allah dengan jalan menyekutukan Dia dan mengingkari nikmat-Nya. Allah telah memenangkanmu dalam pertempuan di Badar meskipun jauhnya perbedaan jumlah pasukanmu dengan pasukan mereka. Tapi Allah Mahakuat, Mahaunggul, berbuat sesuai dengan hikmah-Nya, dan telah memenangkan hamba-hamba-Nya yang beriman. 8|72|Orang-orang yang percaya pada kebenaran dan tunduk kepada hukum Tuhan lalu berhijrah dari Makkah, berjihad dengan taruhan jiwa dan harta yang berlindung dalam keterasingan, membantu Rasulullah memerangi musuh-musuhnya dan memusuhi orang-orang yang menentangnya, adalah penolong bagi saudara-saudara mereka demi tujuan menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi kalimat Allah. Sementara yang enggan berhijrah, mereka tidak memiliki hubungan perwalian dengan orang-orang beriman, kecuali jika mereka merubah niat dan pendirian mereka, lalu berhijrah. Meskipun begitu, apabila mereka meminta bantuan untuk mengalahkan kaum yang menindas mereka karena alasan-alasan keagamaan, maka berikanlah pertolongan. Tetapi, jika mereka meminta bantuan untuk memerangi orang-orang yang terikat perjanjian dengan kalian, maka jangan ikuti permintaan mereka. Allah Maha Melihat, Mahateliti segala yang kalian lakukan dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan Allah. Berhentilah pada batasan-batasan hukum Allah, agar kalian tidak terjerumus dalam jurang siksa-Nya. 8|73|Orang-orang yang kafir, masing-masing menjadi pelindung bagi yang lain. Mereka saling menolong dalam kebatilan dan dalam memusuhi kalian. Maka janganlah kalian tunduk kepada mereka. Apabila kalian melanggarnya dan tunduk kepada mereka, maka akan terjadi fitnah bencana dalam barisan kalian dan kerusakan yang besar di dunia. 8|74|Orang-orang yang beriman dan berhijrah di jalan Allah serta memberi tempat kepada mereka dan menolong kebenaran dan kalimat Allah, adalah orang-orang yang benar-benar beriman. Allah mengampuni mereka dan memberikan bagi mereka rezeki yang besar di dunia dan akhirat. 8|75|Orang-orang yang beriman belakangan, dan akhirnya berhijrah serta berjihad bersama dengan orang-orang yang sebelumnya, adalah golongan kalian, wahai orang-orang Muhâjirîn dan Anshâr. Mereka memiliki kewenangan dan hak-hak yang sama dengan yang kalian miliki. Dan kerabat karib dari golongan Mukmin, di samping memiliki hubungan seiman dan seagama, juga memiliki hubungan kerabat. Sebagian dari mereka lebih utama daripada sebagian yang lain dalam kasih sayang, harta, pertolongan dan dukungan. Allah telah menjelaskan itu semua dalam Kitab-Nya, dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu. 9|1|[[9 ~ AT-TAWBAH (PENGAMPUNAN) Pendahuluan: Madaniyyah, 129 ayat ~ Surat yang termasuk kelompok Madaniyyah ini berisikan 129 ayat dan diturunkan di Madinah pada tahun 9 Hijriyah. Surat ini dibacakan oleh 'Aliy ibn Abî Thâlib kepada orang-orang Muslim pada musim haji. Saat itu, yang menjadi Amirulhaj (Amîr-u-'l-Hajj, Amîr al-Hajj) adalah Abû Bakr al-Shiddîq r. a. . Surat ini diawali dengan pernyataan bahwa Allah tidak bertanggung jawab atas orang-orang musyrik. Oleh karena itu, surat ini juga dinamakan surat Barâ'ah (Berlepas Tangan). Setelah itu disebutkan tentang keutamaan bulan-bulan suci, perjanjian dengan orang musyrik, dan kewajiban memenuhi perjanjian itu selama mereka tidak melanggarnya. Tetapi, jika mereka melanggar perjanjian, mereka harus diperangi. Disebutkan pula bahwa inti kedekatan kepada Allah adalah beriman kepada-Nya. Maka, keimanan seseorang tidak akan sempurna kecuali apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari segalanya. Dalam surat ini, Allah memperingatkan bahwa kebanggaan kepada kekuatan fisik akan menjauhkan kemenangan seraya menunjukkan bukti keadaan orang-orang Muslim pada perang Hunain. Juga terdapat larangan terhadap orang-orang musyrik untuk memasuki al-Masjid al-Haram dengan alasan bahwa mereka adalah najis. Selain itu, dalam surat ini terdapat pula keterangan mengenai kewajiban memerangi orang-orang Yahudi dan Nasrani sampai mereka memberikan jizyah secara sukarela, keterangan tentang jumlah bulan- bulan suci, kewajiban berperang setiap kali ada seruan untuk itu tanpa menunda-nunda. Juga terdapat isyarat tentang orang-orang yang tidak mau berperang dan orang-orang cacat dalam kaitannya dengan masalah perang ini, di samping keterangan mengenai keadaan orang-orang munafik yang menyebarkan fitnah pada saat turunnya perintah untuk berperang. Perlakuan orang-orang munafik terhadap orang-orang Mukmin dalam keadaan damai dan perang, juga disebut dalam surat ini. Di samping itu, juga disebutkan hukuman yang pasti diberikan kepada orang-orang munafik, yaitu bahwa Rasulullah saw. tidak boleh melakukan salat atas jenazah seseorang pun dari kalangan orang-orang munafik. Disebutkan pula pernyataaan tentang alasan yang membolehkan untuk tidak berjihad, keterangan tentang keadaan orang-orang A'râb (Arab Badui) yang berpura-pura masuk atau tunduk kepada agama Islam setelah tampak bahwa kekuatan berada pada pihak Islam, di samping keterangan bahwa mereka tinggal di sekitar Madinah atau di dekatnya. Setelah itu disebutkan pula tingkat keimanan manusia, informasi tentang Masjid Dlirâr yang didirikan oleh orang-orang munafik untuk menyaingi masjid yang didirikan oleh Rasulullah saw., tentang ciri-ciri orang-orang Mukmin yang benar-benar beriman, tentang pertobatan orang-orang yang pernah meninggalkan Rasulullah saw. dan pengabulan pertobatan mereka. Diterangkan pula, dalam surat ini, keadaan manusia dalam menerima ayat-ayat al-Qur'ân pada saat diturunkan. Surat ini ditutup dengan pernyataan bahwa Allah telah memilih Muhammad saw. untuk membawa pesan-pesan suci-Nya dan tidak menghendaki adanya pembangkangan orang terhadap rasul yang diutus kepada mereka. Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang terhadap mereka, dan cukuplah Allah sebagai penolong bagi Rasul apabila mereka menolak ajakannya.]] Allah dan Rasul-Nya tidak bertanggung jawab kepada orang-orang musyrik yang mengadakan perjanjian dengan kalian kemudian melanggar perjanjian itu. 9|2|Kalian, orang-orang musyrik, akan mendapat perlindungan selama empat bulan dari saat pelepasan tanggung jawab itu. Kalian dapat berpindah-pindah sekehendak kalian. Ketahuilah bahwa kalian berada di bawah kekuasaan Allah di mana pun kalian berada. Kalian tidak dapat melemahkan-Nya. Dan Allah menentukan kehinaan bagi orang-orang yang membangkang. 9|3|Allah dan Rasul-Nya memberitahukan kepada seluruh manusia di saat mereka berkumpul pada haji akbar, bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas tanggung jawab dari perjanjian orang-orang musyrik yang selalu berkhianat. Oleh karena itu, wahai orang-orang musyrik yang selalu melanggar perjanjian, apabila kalian kembali kepada Allah dari kesyirikan kalian, hal ini adalah lebih baik bagi kalian di dunia dan akhirat. Tetapi, apabila kalian membangkang dan tetap pada kesyirikan, maka ketahuilah bahwa kalian berada dalam kekuasaan Allah. Wahai Rasul, peringatkanlah semua orang kafir akan siksa yang sangat pedih. 9|4|Sedangkan orang-orang musyrik yang kalian berikan perjanjian, kemudian mereka memelihara perjanjian kalian dan tidak melanggar satu pun dari perjanjian-perjanjian itu serta tidak membantu pihak mana pun untuk memerangi kalian, maka penuhilah dan hormatilah perjanjian mereka sampai akhir masa perjanjian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa dan memelihara perjanjian-perjanjian mereka. 9|5|Apabila masa perlindungan selama empat bulan itu telah habis, maka perangilah orang-orang musyrik yang melanggar perjanjian di mana pun berada. Tangkaplah mereka dengan kekerasan. Kepunglah mereka dari segala penjuru. Intailah mereka di semua tempat. Apabila mereka telah bertobat dari kekufuran dan berpegang teguh kepada hukum-hukum Islam dengan mengerjakan salat dan menunaikan zakat, berikanlah kebebasan kepada mereka, karena mereka telah masuk dalam agama Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun atas orang yang bertobat, dan Maha Penyayang pada hamba-hamba-Nya. 9|6|Wahai Rasulullah, apabila salah seorang dari orang-orang musyrik--di mana kamu diperintahkan untuk memerangi mereka agar mendengar seruanmu--meminta perlindungan kepadamu, maka berilah perlindungan kepadanya sampai ia mendengar firman Allah. Apabila ia masuk agama Islam, berarti ia telah masuk ke dalam golonganmu. Dan apabila ia tidak masuk dalam agama Islam, maka beritahukan kepadanya suatu tempat di mana ia akan merasa aman. Perintah untuk memberikan jaminan keamanan kepadanya sampai ia mendengar firman Allah itu adalah disebabkan oleh ketidaktahuannya tentang agama Islam dan keinginannya untuk mengetahui Islam. 9|7|Bagaimana mungkin orang-orang musyrik yang selalu melanggar perjanjian itu bisa mengadakan perjanjian yang terhormat dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya? Oleh karena itu, janganlah kalian mengambil perjanjian-perjanjian mereka, kecuali dari kabilah Arab yang kalian berikan perjanjian di al-Masjid al-Harâm, kemudian mereka berpegang teguh pada janji mereka. Pegang teguhlah perjanjian kalian selama mereka berpegang teguh pada perjanjian mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taat kepada-Nya dan memenuhi janji. 9|8|Bagaimana mungkin kalian memelihara perjanjian-perjanjian mereka, sedangkan mereka adalah kaum yang, bila memperoleh kemenangan atas kalian, tidak segan-segan memusuhi kalian dan tidak mengindahkan hubungan kekerabatan dan perjanjian. Mereka menipu kalian dengan kata-kata manis, sedangkan hati mereka penuh dengan kebencian. Kebanyakan mereka keluar dari kebenaran dan melanggar perjanjian. 9|9|Mereka menentang ayat-ayat Allah dan menukarnya dengan sedikit kesenangan dunia serta menghalangi manusia untuk masuk ke dalam agama Allah. Sesungguhnya apa yang mereka lakukan itu sangat buruk. 9|10|Itulah keadaan pembangkangan mereka, tidak menghormati hubungan kekerabatan dan tidak menjunjung tinggi perjanjian dengan orang Mukmin. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai tabiat bermusuhan. Dan itu memang sudah menjadi penyakit dalam diri mereka. 9|11|Apabila mereka bertobat dari kekufuran dan berpegang teguh kepada hukum-hukum Islam dengan mengerjakan salat dan menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara-saudara kalian seagama. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan hak dan kewajiban kalian. Allah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada orang-orang yang dapat mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan. 9|12|Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terus-menerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin orang-orang yang sesat itu beserta pengikut-pengikutnya, karena mereka sebenarnya tidak memiliki perjanjian dan bukan orang yang berhak mendapat perlindungan, agar mereka berhenti dari kekufuran. 9|13|Wahai orang-orang Mukmin, mengapa kalian tidak bergegas memerangi kelompok orang-orang musyrik yang selalu melanggar perjanjian kalian, dan dahulu mereka juga berusaha keras untuk mengusir Rasulullah dari Mekah dan membunuhnya. Merekalah yang mula-mula menyakiti dan memusuhi sejak pertama kali. Apakah kalian takut? Janganlah kalian takut kepada mereka. Hanya Allahlah yang berhak kalian takuti apabila kalian benar-benar ikhlas dalam keimanan kalian. 9|14|Perangilah mereka, wahai orang-orang Mukmin, niscaya Allah akan menurunkan siksa kepada mereka dengan perantaraan kalian dan menghinakan mereka serta memenangkan kalian atas mereka. Dengan kekalahan mereka dan kejayaan Islam, rasa sakit lahir dan batin yang diderita oleh orang-orang Mukmin setiap kali disakiti orang-orang kafir menjadi lenyap. 9|15|Berkat kemenangan dalam peperangan itu, Allah memenuhi hati orang-orang Mukmin dengan kegembiraan yang menggantikan rasa takut dan kecemasan. Allah melenyapkan rasa amarah dari hati mereka, mengabulkan pertobatan orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk diberikan ampunan. Allah Maha Mengetahui persoalan hamba-hamba-Nya dan Mahabijaksana dalam syariat yang diperuntukkan bagi mereka. 9|16|Wahai orang-orang Mukmin, jangan mengira bahwa Allah akan membiarkan kalian tanpa menguji dengan jihad atau semacamnya. Merupakan sunnatullah, pemberian ujian kepada hamba-Nya untuk menunjukkan pengetahuan-Nya atas orang-orang yang berjihad dengan ikhlas di antara kalian, dan tidak menjadikan selain Allah dan Rasul-Nya sebagai penolong. Allah Maha Mengetahui semua perbuatan kalian dan memberikan balasan atasnya. 9|17|Orang-orang musyrik tidak pantas memakmurkan masjid-masjid Allah. Mereka terus-menerus dalam kekufuran dan menyatakannya terang-terangan. Semua perbuatan orang-orang musyrik itu tidak akan dihiraukan oleh Allah dan tidak akan diberikan pahala bagi mereka. Mereka kekal di dalam neraka pada hari kiamat. 9|18|Tetapi, orang-orang yang dapat memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah, percaya kepada hari kebangkitan dan hari balasan, melakukan salat sebagaimana yang diperintahkan, menunaikan zakat harta mereka dan tidak takut selain kepada Allah. Merekalah yang diharapkan menjadi orang-orang yang mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar di sisi Allah. 9|19|Tidak sepantasnya kalian menyamakan kedudukan orang-orang musyrik yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan memakmurkan al-Masjid al-Haram itu dengan orang-orang yang beriman kepada Allah, mempercayai hari kebangkitan dan hari pembalasan serta berjihad di jalan Allah. Hal itu disebabkan karena mereka tidak sama kedudukannya di sisi Allah. Allah tidak akan menunjukkan jalan kebenaran kepada orang-orang yang selalu berbuat zalim terhadap orang lain dengan terus menerus menyakiti mereka. 9|20|Orang-orang yang percaya kepada keesaan Allah dan berhijrah dari negeri kafir menuju negeri Islam serta menahan derita jihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah daripada orang-orang yang tidak memiliki sifat seperti itu. Merekalah orang-orang yang mendapat kemenangan berupa pahala dan kemuliaan dari Allah. 9|21|Mereka adalah orang-orang yang akan diberi kabar gembira dengan rahmat Allah yang luas dan menyeluruh, yang hanya diperintahkan oleh Allah bagi mereka dengan keridaan-Nya. Itu adalah balasan yang paling besar. Allah akan memasukkan mereka pada hari kiamat ke dalam surga-surga yang di dalamnya mereka mendapatkan kenikmatan yang sempurna dan abadi. 9|22|Mereka kekal di dalam surga itu dan tidak akan berpindah. Sesungguhnya di sisi Allah terdapat balasan yang besar dan pahala yang banyak. 9|23|Wahai orang-orang Mukmin, janganlah kalian menjadikan bapak, anak, saudara, kerabat dan istri kalian sebagai penolong, jika mereka lebih mencintai kekufuran daripada keimanan serta selalu meminta pertolongan kepada orang-orang kafir. Mereka itulah orang-orang yang melanggar jalan yang lurus. 9|24|Wahai Rasul, katakan kepada orang-orang Mukmin, "Apabila kalian lebih mencintai bapak, anak, saudara, istri, kerabat serta harta yang telah kalian dapatkan, juga perdagangan yang kalian takuti kerugiannya serta rumah yang kalian pakai untuk beristirahat dan bertempat tinggal daripada Allah, Rasul- Nya dan berjihad di jalan-Nya, sampai-sampai itu semua lebih menyibukkan kalian daripada menolong Rasul, maka tunggulah sampai Allah menjatuhkan keputusan dan hukuman-Nya atas kalian. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang keluar dari batas-batas agama-Nya. 9|25|Allah telah menolong kalian, wahai orang-orang Mukmin, atas musuh-musuh kalian di berbagai medan pertempuran dengan kekuatan iman kalian. Ketika pada perang Hunain kalian tertipu oleh jumlah kalian yang banyak, Allah membiarkan kalian dulu, sehingga jumlah kalian yang banyak itu sama sekali tidak bermanfaat bagi kalian sehingga musuh kalian pun menang. Karena ketakutan yang sangat, maka bumi terasa sempit bagi kalian sehingga kalian tidak menemukan jalan untuk berperang atau menyelamatkan diri secara terhormat. Kebanyakan kalian tidak menemukan cara untuk selamat kecuali dengan melarikan diri. Kemudian, kalian pun melarikan diri dalam keadaan kalah. Dan kalian tinggalkan Rasulullah bersama sedikit orang-orang Mukmin(1). (1) Pertempuran Hunain terjadi antara orang-orang Islam dengan kabilah Tsaqif dan Hawazin. Tentara Islam pada saat itu berjumlah dua belas ribu orang, dan tentara kafir berjumlah empat ribu orang. Tentara kafir itu sangat gigih dalam pertempuran, karena kehancuran mereka berarti kehancuran bagi kekuasaan penyembah berhala di Arab. Sebagaimana diketahui bahwa Mekah telah ditaklukkan beberapa waktu sebelumnya. Dalam pertempuran Hunain, orang-orang Mukmin yang memiliki kekuatan yang lebih besar dari pasukan kaum musyrik, merasa sombong. Kesombongan itulah yang menyebabkan pertempuran itu, pada giliran pertama dimenangkan oleh pihak musuh. Tetapi pada akhirnya dapat dimenangkan oleh orang-orang Mukmin. Dari pertempuran ini dapat dipetik suatu pelajaran bahwa jumlah yang banyak bukan merupakan faktor utama bagi sebuah kemenangan. Hal itu lebih ditentukan oleh jiwa patriotisme. 9|26|Kemudian kalian mendapatkan pertolongan Allah, Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan mengisi hati orang Mukmin dengan ketenangan itu, memberikan bantuan dengan bala tentara-Nya berupa malaikat yang menguatkan kalian, sedangkan kalian tidak melihatnya. Kalian pun akhirnya menang. Dan Allah pun menimpakan kepada musuh-musuh kalian pahitnya kekalahan. Itulah balasan di dunia bagi orang-orang kafir. 9|27|Kemudian, Allah menerima pertobatan dan mengampuni dosa hamba yang dikehendaki-Nya, apabila ia kembali dari perbuatan dosanya itu dengan ikhlas. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. 9|28|Wahai orang-orang Mukmin, sesungguhnya jiwa orang-orang musyrik itu, akibat kesyirikan mereka, adalah najis, dan akidah mereka pun sesat. Oleh karena itu, janganlah kalian perbolehkan mereka untuk memasuki al-Masjid al-Haram setelah tahun 9 Hijriyah ini. Apabila kalian takut miskin karena terputusnya hubungan dagang mereka dengan kalian, maka sesungguhnya Allah akan menggantinya untuk kalian dan akan memberikan kekayaan dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala urusan kalian dan Mahabijaksana dalam mengaturnya. 9|29|Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir dari kalangan Ahl al-Kitâb yang tidak beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar, serta tidak mempercayai hari kebangkitan dan hari pembalasan dengan benar, tidak meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, tidak memeluk agama yang benar, yaitu Islam. Perangilah mereka sampai mereka beriman atau menyerahkan jizyah(1) dengan tunduk dan taat serta tidak membangkang, agar mereka menyumbang untuk menguatkan anggaran belanja negara Islam. (1) Jizyah adalah salah satu sumber utama dalam anggaran negara Islam. Pajak ini berkisar antara 48 dan 12 dirham untuk satu orang, yang diambil dari orang-orang Yahudi dan Nasrani dan orang-orang yang memiliki status hukum yang sama dengan mereka. Jizyah ini diwajibkan atas laki-laki, baligh, sehat badan dan akal dengan syarat dia mempunyai harta yang dipakai untuk membayar apa yang diwajibkan atasnya. Dan yang dibebaskan darinya adalah wanita, anak-anak dan orang-orang tua, karena perang tidak diumumkan bagi mereka. Orang buta, lemah (untuk berperang) juga tidak diwajibkan untuk membayar, kecuali apabila mereka kaya. Dan juga orang-orang fakir, miskin dan hamba-hamba sahaya dan para rahib yang menjauhkan diri dari manusia. 9|30|Orang-orang Yahudi memang telah meninggalkan ajaran tauhid dalam akidah ketika mereka mengatakan bahwa 'Uzayr(1) adalah anak Allah. Begitu juga orang-orang Nasrani, mereka telah meninggalkan ajaran tauhid dengan mengatakan bahwa Al-Masîh ('Isâ putra Maryam) adalah anak Allah. Perkataan mereka ini adalah buatan mereka sendiri. Mereka mengulang-ulang perkataan itu melalui mulut mereka, sedangkan tidak ada kitab suci atau seoraang rasul pun yang mengatakan hal itu dan tidak ada hujjah dan bukti yang membenarkan ucapan itu. Mereka menirukan perkataan orang-orang musyrik sebelum mereka. Allah mengutuk dan menghancurkan orang-orang kafir itu. Sungguh mengherankan, bagaimana mereka sampai tersesat dari kebenaran dan condong kepada kebatilan,padahal kebenaran itu sudah sangat jelas. (1) 'Uzayr adalah 'Azrâ sang pendeta (kâhin) dari keturunan Hârûn. Dia keluar dari Babilonia pada saat orang-orang Yahudi kembali untuk yang kedua kalinya, seribu tahun setelah Rasulullah Mûsâ, wafat. 'Azrâ juga dijuluki sebagai penulis, karena dia menulis syariat Mûsâ. Catatan: 'Azrâ keluar bersama orang-orang Yahudi ke Yerusalem pada tahun 456 S. M., yaitu satu tahun sebelum pemerintahan Arichista, Raja Persia, jauh setelah hancurnya Yerusalem dan pembakaran Bayt al-Maqdis dan penghancurannya. 9|31|Mereka menjadikan para pemuka agama sebagai tuhan-tuhan yang menentukan syariat bagi mereka. Perkataan merekapun-meski menyalahi sabda Rasul-dijadikan sebagai agama. Lalu mereka mengikuti kebatilan para pemuka agama itu dan menyembah al Masih putera Maryam. Allah telah menyuruh mereka di dalam Kitab-kitab-nya dengan perantaraan Rasul-rasul-Nya agar mereka tidak menyembah kecuali hanya satu Tuhan, karena sesungguhnya tidak ada yang patut disembah dalam pandangan agama dan akal kecuali Tuhan Yang Mahaesa. Mahasuci Allah untuk disekutukan dalam ibadah dan penciptaan serta sifat- sifat-Nya. 9|32|Orang-orang kafir itu ingin memadamkan cahaya Allah, yaitu agama Islam, dengan tuduhan-tuduhan palsu mereka. Tetapi Allah hanya ingin menyempurnakan cahaya-Nya dengan memenangkan agama dan menolong Rasul-Nya, meskipun mereka tidak menyukai hal itu. 9|33|Dialah Allah yang menjamin penyempurnaan cahaya-Nya dengan mengutus rasul-Nya (Muhammad) dengan membawa bukti-bukti yang jelas dan agama kebenaran (Islam) agar agama ini terangkat tinggi melebihi semua agama sebelumnya. Sungguh Allah pasti akan memenangkan agama-Nya walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai hal itu. 9|34|Wahai orang-orang Mukmin, ketahuilah bahwa banyak di antara orang alim dari kalangan Yahudi dan rahib-rahib Nasrani yang menghalalkan harta orang secara tidak benar, menyalahgunakan kepercayaan dan ketundukan orang lain kepada mereka dalam setiap perkataan mereka, dan menghalang-halangi orang untuk masuk Islam. Wahai Nabi, orang-orang yang mengusai dan menyimpan harta benda berupa emas maupun perak, dan tidak menunaikan zakatnya, ingatkanlah mereka akan siksa yang sangat pedih. 9|35|Pada hari kiamat, semua harta benda itu akan dijadikan bahan bakar di neraka jahanam yang menghanguskan hati, lambung dan punggung pemiliknya. Lalu dikatakan kepada mereka, sebagai suatu penghinaan, "Inilah apa yang kalian simpan untuk diri kalian, sementara kalian tidak memenuhi hak Allah. Rasakanlah sekarang siksa yang amat pedih." 9|36|Sesungguhnya jumlah bulan pada tahun kamariah menurut hukum dan ketentuan Allah, serta menurut apa yang telah diterangkan dalam kitab--kitab suci-Nya sejak awal kejadian alam, adalah dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu terdapat empat bulan ketika berperang pada saat itu diharamkan, yaitu Rajab, Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam. Pengharaman empat bulan tersebut di atas adalah termasuk ajaran agama Allah yang benar, yang bersifat konstan, tidak mengalami perubahan atau pergantian. Maka janganlah berbuat lalim kepada diri kalian pada bulan-bulan ini dengan menghalalkan perang. Tapi jangan pula kalian berpangku tangan jika musuh menyerang. Perangilah, hai orang-orang Mukmin, kelompok orang-orang musyrik tanpa terkecuali, seperti mereka memerangi kalian semuanya. Yakinlah bahwa Allah adalah penolong bagi orang-orang yang takut pada Allah. Berpegang teguhlah kepada perintah Allah dan jauhilah semua larangan-Nya. 9|37|Mengakhirkan bulan-bulan haram atau sebagian bulan-bulan itu dari apa yang telah ditetapkan Allah--sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah--tidak lain hanyalah sebagai pertanda semakin larutnya mereka dalam kekufuran yang akan membuat mereka semakin tersesat. Orang-orang Arab pada jaman jahiliyah menghalalkan bulan-bulan ini untuk membenarkan dilakukannya perperangan. Kemudian mereka menjadikan bulan yang halal menjadi haram. Mereka mengatakan, "Bulan diganti dengan bulan" agar mereka dapat menyesuaikan dengan jumlah bulan-bulan yang diharamkan Allah. Hawa nafsu mereka memperbagus pekerjaan-pekerjaan yang buruk. Allah tidak akan memberi petunjuk menuju jalan kebaikan kepada orang-orang yang bersikeras dalam kekufuran. 9|38|Hai orang-orang Mukmin, ketika rasul berkata kepada kalian, "Keluarlah untuk berjihad di jalan Allah," mengapa sebagian dari kalian enggan untuk berjihad? Hal itu tidak seharusnya terjadi. Kalian sungguh mengherankan! Apakah kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia yang fana daripada kehidupan akhirat dan kenikmatannya yang abadi? Ketahuilah bahwa kesenangan dunia sangat sedikit dan remeh jika dibandingkan dengan kenikmatan akhirat. 9|39|Apabila kalian tidak melaksanakan perintah Rasulullah untuk berjihad di jalan Allah, maka Allah akan menyiksa kalian dengan siksa yang sangat pedih. Tuhan akan mengganti kalian dengan kaum lain yang mau menerima seruan Rasulullah dan tidak meninggalkan kewajiban berjihad. Kalian sama sekali tidak akan merugikan Allah dengan keengganan itu. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. 9|40|Hai orang-orang Mukmin, sekalipun kalian tidak membela Rasulullah, sesungguhnya Allah telah menjamin untuk membelanya, sebagaimana Dia telah menguatkan dan membelanya ketika orang-orang kafir mengusirnya dari kota Makkah. Saat itu, tidak ada seorang kecuali sahabatnya, Abû Bakr, yang menemani Rasulullah ketika mereka berada di dalam gua untuk bersembunyi dari kejaran orang-orang musyrik. Abû Bakr mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah. Lalu Rasul berkata kepadanya dengan tenang, "Janganlah bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita dengan kemenangan dan pertolongan-Nya." Pada saat itu Allah menurunkan ketenangan pada hati sahabatnya dan Dia menguatkan Rasul dengan bala tentara dari sisi-Nya yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan akhirnya,(1) lemahlah kekuatan orang-orang kafir dan menanglah agama Allah. Allah memiliki sifat Mahaperkasa, sehingga tidak akan terkalahkan, dan Mahabijaksana, sehingga tidak akan timpang dalam memelihara. (1) Gua tempat Nabi Muhammad saw. dan sahabatnya bersembunyi terleatak di bukit Tsûr, sebuah bukit yang tidak jauh dari kota Makkah. Mereka berdua berdiam di dalamnya selama tiga hari, dan keluar pada malam hari setelah mereka berdua mengetahui bahwa pengejaran telah kembali mereda. Keduanya tiba di Madinah tanggal 8 Rabiulawal tahun pertama Hijriyah. 9|41|Hai orang-orang Mukmin, apabila datang seruan untuk berjihad, sambutlah seruan itu, baik secara pribadi maupun kelompok--sesuai dengan keadaan masing-masing--dengan semangat tempur dan kekuatan senjata. Berjihadlah dengan harta dan jiwa untuk meninggikan agama Allah, karena dalam berjihad terdapat kekuatan dan kebaikan bagi kalian, apabila kalian mengetahuinya dengan baik dan benar(1). (1) Di antara makna yang dimaksudkan di sini adalah "Pergilah untuk berperang dengan berkendaraan atau berjalan kaki, dengan peralatan perang yang ringan maupun berat." Hal ini termasuk dalam taktik perang yang telah dikenal pada saat ini, di mana senjata- senjata ringan seperti pedang, digunakan untuk berperang dengan tentara, sedang senjata-senjata berat digunakan untuk menghancurkan benteng-benteng pertahanan musuh. 9|42|Al-Qur'ân mengecam orang-orang munafik karena keengganan mereka untuk mengikuti Rasulullah dalam berjihad. Allah berfirman, "Seandainya apa yang diserukan kepada orang-orang munafik itu adalah salah satu kesenangan dunia yang mudah dicapai, atau perjalanan yang mudah ditempuh, mereka pasti akan mengikutimu, wahai Rasul. Tetapi ternyata perjalanan itu sangat sulit bagi mereka. Dan mereka akan bersumpah, andaikata mampu, mereka pasti akan keluar berperang bersamamu." Mereka membinasakan diri sendiri dengan kemunafikan dan kebohongan ini. Keadaan mereka tidak samar dalam pandangan Allah. Dia Mengetahui kebohongan mereka dan memberikan balasan kepada mereka atas apa yang mereka perbuat. 9|43|Allah telah memaafkanmu, wahai Rasul, pada saat engkau mengizinkan orang-orang munafik untuk tidak ikut serta berjihad, sebelum engkau mengetahui persoalan mereka dengan jelas. Sementara, engkau pun tidak tahu mana alasan mereka yang benar, dan siapa di antara mereka yang benar-benar beriman dan siapa yang membuat alasan-alasan palsu. 9|44|Bukan sifat orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari perhitungan-Nya di akhirat, meminta izin kepadamu agar tidak pergi berjihad mempertaruhkan harta dan jiwa atau berpamit untuk meninggalkanmu. Karena orang yang benar-benar beriman, akan terdorong oleh kesungguhan iman mereka untuk cinta kepada jihad di jalan Allah. Allah Maha Mengetahui kesungguhan niat orang-orang Mukmin. 9|45|Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu untuk tidak berjihad hanyalah orang yang tidak beriman kepada Allah secara benar dan tidak meyakini hari perhitungan-Nya di akhirat. Sungguh hati mereka selalu berada dalam keraguan dan hidup dalam kebingungan. Mereka niscaya akan menerima balasan dari perbuatan itu. 9|46|Dan andaikata niat orang-orang munafik untuk keluar berjihad bersama Rasulullah saw. itu benar, mereka pasti bersiap-siap untuk itu. Tetapi Allah tidak menyukai kepergian mereka. Allah mengetahui bahwa kalau mereka keluar bersama kalian, maka mereka akan berperang melawan kalian, bukan membela kalian. Allah mencegah mereka agar tidak keluar karena hati mereka telah dipenuhi oleh kemunafikan. Salah seorang dari mereka berkata, "Menetaplah bersama kelompok yang berhalangan ikut serta berperang." 9|47|Kalau orang-orang munafik itu pergi bersama kalian untuk berjihad, mereka tidak akan menambah kekuatan kalian. Mereka justru akan menimbulkan kekacauan atau menyebarkan fitnah di antara kalian. Di antara kalian ada yang tidak mengetahui kebusukan niat mereka dan tertipu oleh perkataan mereka. Atau disebabkan jiwa yang lemah, mereka mau mendengar seruan orang-orang munafik yang menimbulkan fitnah. Allah Maha Mengetahui orang-orang munafik yang menzalimi diri sendiri dengan kerusakan yang mereka rencanakan. 9|48|Wahai Nabi, orang-orang munafik itu pernah berusaha untuk menebarkan fitnah di antara kalian dan merencanakan tipu daya untukmu. Allah menggagalkan rencana mereka dan mewujudkan kemenangan untukmu serta memenangkan agama-Nya sekalipun mereka membencinya. 9|49|Sebagian orang-orang munafik berkata kepada Rasulullah, "Izinkanlah aku untuk tidak ikut serta berjihad, dan janganlah engkau menyeretku ke dalam kesulitan." Sesungguhnya, dengan sikap seperti ini, mereka telah menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam perbuatan maksiat pada Allah. Dan sesungguhnya neraka jahanam benar-benar akan mengelilingi mereka pada hari kiamat. 9|50|Wahai Rasul, orang-orang munafik itu hanya menginginkan kesulitan bagimu dan sahabat-sahabatmu. Mereka akan merasa sakit hati apabila kalian mendapatkan keuntungan berupa kemenangan atau harta rampasan perang. Dan mereka akan merasa gembira apabila kalian tertimpa musibah berupa luka-luka atau kematian. Ketika itu, mereka berkata dengan mencela, "Keputusan kami untuk tidak ikut serta berjihad adalah suatu tindakan penyelamatan bagi diri kami." Kemudian mereka pun berlalu dengan perasaan senang. 9|51|Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, "Tidak akan ada satu keberuntungan atau satu musibah pun yang kami peroleh di dunia ini kecuali memang telah ditetapkan dan ditakdirkan Allah. Maka, kami pun akan menerima apa yang ditakdirkan-Nya. Kami tidak akan tertipu oleh kebaikan yang kami terima, dan tidak akan merasa takut oleh musibah yang bakal ditimpakan kepada kami. Sungguh, hanya Allah sendirilah yang mengatur segala urusan kami. Demikianlah, orang-orang yang benar-benar beriman hanya akan bersandar kepada-Nya." 9|52|Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, "Kalian tidak akan bisa memperkirakan apa yang akan menimpa kami selain salah satu dari dua balasan yang baik: kemenangan dan harta rampasan di dunia atau mati syahid di jalan Allah dan surga di akhirat nanti. Kami akan menunggu siksa dari Allah yang akan menimpa dan membinasakan kalian, atau menyiksa kalian dengan kekalahan di tangan kami. Maka tunggulah apa yang akan diputuskan oleh Allah, kami pun akan menunggu pula bersama kalian." 9|53|Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang munafik yang hendak menyembunyikan kemunafikan mereka dengan menyedekahkan harta mereka untuk berjihad dan untuk kepentingan lain, "Infakkanlah apa yang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerima perbuatan kalian yang dicemarkan rusak oleh sikap munafik. Sesungguhnya kalian selalu membangkang terhadap agama Allah dan melanggar perintah-perintah-Nya." 9|54|Yang membuat Allah tidak menerima infak orang-orang munafik adalah sikap kufur mereka kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Kekufuran, memang, merusak segala perbuatan. Juga karena mereka tidak mengerjakan salat dengan benar sesuai dengan apa yang diperintahkan. Mereka mengerjakannya tidak dengan sungguh-sungguh, tapi sekadar untuk menutupi kemunafikan mereka. Selain itu, tidak diterimanya infak mereka itu juga disebabkan karena mereka melakukannya dengan perasaan terpaksa. 9|55|Wahai orang yang mendengar, janganlah harta dan anak yang dimiliki oleh orang-orang munafik yang kalian lihat, membuat kalian tertarik dan terpesona. Sesungguhnya melalui apa yang diberikan kepada mereka itu, Allah hendak menimpakan kesulitan bagi mereka, karena mereka menyimpannya demi kepentingan duniawi tanpa mau menginfakkannya. Maut menjemput mereka ketika mereka berada dalam kekufuran. Allah akan menyiksa mereka di akhirat karena kekufuran itu. 9|56|Wahai kaum yang beriman, orang-orang munafik itu bersumpah dengan tujuan membohongi kalian bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman seperti kalian. Padahal sebenarnya mereka bukan termasuk golongan yang beriman kepada Allah. Mereka adalah kaum yang lemah dan takut. Kelemahan dan rasa takut itu kemudian mendorong mereka untuk bersikap munafik dan takut terus-menerus. Mereka menguatkan hal ini dengan sumpah palsu. 9|57|Mereka merasa tersudutkan oleh kalian dan membenci bergaul dengan kalian. Seandainya mereka menemukan benteng atau gua di gunung-gunung atau lorong-lorong di dalam tanah untuk mereka masuki, maka pasti mereka akan mendatanginya dengan secepat-cepatnya. 9|58|Wahai Rasul, sebagian orang-orang munafik itu mencelamu, dalam masalah pembagian zakat dan harta rampasan. Padahal, sebenarnya mereka tidak memiliki tujuan apa pun selain keinginan untuk mendapatkan harta itu saja. Maka, apabila kalian memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, mereka akan senang dengan perbuatan kalian. Tetapi, apabila kalian tidak memberikan apa yang mereka inginkan, mereka segera marah pada kalian. 9|59|Seandainya orang-orang munafik--yang mengecammu dalam masalah pembagian zakat dan harta rampasan--itu rela dengan bagian yang ditentukan Allah untuk mereka melalui Rasul-Nya, meskipun jumlahnya sedikit, lalu mengatakan, "Cukuplah apa yang telah ditentukan Allah untuk kami. Allah pasti akan memberi rezeki kepada kami dari karunia-Nya, dan Rasul-Nya akan memberikan kepada kami lebih dari apa yang telah diberikan kali ini. Dan sesungguhnya kami sangat berharap kepada ketaatan dan karunia Allah," hal itu tentu lebih baik bagi mereka. 9|60|Zakat yang diwajibkan itu hanya akan diberikan kepada orang yang tidak mendapatkan sesuatu yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, orang sakit yang tidak dapat bekerja dan tidak memiliki harta, orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, mualaf--karena diharapkan keislamannya dan manfaatnya untuk membantu dan membela agama Allah--orang yang berdakwah kepada Islam. Selain itu, zakat juga digunakan untuk membebaskan budak dan tawanan, melunasi utang orang-orang yang berutang dan tidak mampu membayar--kalau utang itu bukan karena perbuatan dosa, aniaya atau kebodohan. Zakat juga digunakan untuk memasok perbekalan para mujahidin yang berjihad di jalan Allah serta berbagai jalan kebaikan dan ketaatan yang berhubungan dengan jihad. Membantu para musafir yang terputus dari kemungkinan melanjutkan perjalanan dan terasingkan dari keluarganya. Allah menyariatkan itu semua sebagai kewajiban dari-Nya demi kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Allah Maha Mengetahui maslahat makhluk-Nya dan Mahabijaksana atas apa yang disyariatkan(1). (1) Zakat adalah sebuat ketentuan untuk mengumpulkan harta dari orang kaya untuk didistribusikan kepada fakir miskin. Harta yang didistribusikan itu sebenarnya adalah hak fakir miskin yang terdapat dalam harta orang kaya. Pengumpulan dan distribusi zakat dilakukan oleh pemerintah untuk orang-orang yang berhak menerima (mustahik), terutama dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Zakat dapat didistribusikan kepada fakir, miskin, orang yang sedang berada dalam perjalanan. Selain itu, zakat dapat juga dimanfaatkan untuk pinjaman, atau untuk kepentingan sosial seperti membayarkan utang orang yang tidak mampu membayar. Pada masa awal sejarahnya, dalam masyarakat Islam sangat jarang ditemukan orang yang kelaparan dan mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidupnnya. Karena begitu banyaknya zakat yang terkumpul, sampai-sampai amil zakat mengeluh tidak menemukan orang yang akan diberi zakat. Diriwayatkan, bahwa seorang amil zakat di wilayah Afrika mengeluh kepada Khalîfah 'Umar ibn 'Abd al-'Azîz karena dia tidak menemukan seorang fakir yang akan diberi zakat. 'Umar lalu berkata kepadanya, "Bayarkan utang orang-orang yang berutang." Amil zakat itu pun kemudian melaksanakan perintah itu, tetapi kemudian mengeluh lagi. 'Umar pun berkata, "Beli dan tebuslah budak, karena hal ini termasuk salah satu cara pembagian zakat." Sebenarnya, apabila zakat itu dikumpulkan kemudian dikeluarkan pada jalannya, maka akan terlihat dari penerapannya itu bahwa zakat adalah bentuk sistim takâful ijtimâ'iy yang paling agung. 9|61|Di antara manusia terdapat orang-orang munafik yang dengan sengaja menyakiti Nabi dan menimpakan keburukan kepadanya. Mereka menuduh bahwa ia senang mendengar segala yang dikatakan kepadanya, baik berupa kebenaran maupun kebohongan. Mereka menuduh pula bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang didengarnya. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, bahwa orang yang kalian perbincangkan dengan tuduhan semacam itu, tidak sebagaimana yang kalian duga. Dia adalah pendengar kebaikan yang tidak akan mendengar kecuali perkataan yang benar, tidak tertipu oleh kebatilan dan percaya kepada Allah dan wahyu-Nya. Rasulpun mempercayai orang-orang Mukmin karena keimanan mereka mencegah untuk berbuat dusta. Rasul adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kalian, dan Allah telah menyediakan siksa yang pedih dan abadi bagi orang-orang yang menyakiti Nabi. 9|62|Tanpa rasa ragu, mereka tidak ikut serta memerangi musuh bersama kalian. Kemudian, dengan berbohong, mereka meminta maaf atas ketidak-ikutsertaan mereka. Mereka bersumpah kepada kalian agar kalian berkenan menerima permohonan maaf mereka. Allah dan Rasul-Nya lebih berhak untuk diharapkan perkenannya, kalau mereka benar-benar beriman. 9|63|Apakah orang-orang munafik itu tidak mengetahui bahwa barangsiapa yang kufur atau menentang Allah dan rasul-Nya, maka balasannya adalah siksa yang abadi di dalam neraka jahannam. Sungguh, jahannam adalah suatu kehinaan yang amat sangat. 9|64|Di antara orang-orang munafik saling mengejek Rasulullah saw. Mereka takut apabila rahasia mereka terbongkar. Kemudian, turunlah ayat-ayat al-Qur'ân kepada Rasulullah mengenai orang-orang munafik itu yang menunjukkan rahasia yang mereka simpan di antara sesama mereka. Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Ejeklah sesuka kalian, sebab Allah pasti akan memperlihatkan apa yang kalian takuti untuk terbongkar." 9|65|Yakinlah, wahai Rasul, bahwa apabila engkau tanya orang-orang munafik itu--setelah rahasia mereka terbongkar--tentang alasan hujatan mereka terhadap agama dan ejekan mereka kepada Allah dan ayat- ayat-Nya, mereka akan beralasan meminta maaf dengan berkata, "Kami hanya bercanda dan bersenda gurau." Katakan kepada mereka, "Apakah kalian bercanda dan bersenda gurau dengan mengolok-olok Allah, ayat-Nya dan Rasul-Nya?" 9|66|Janganlah kalian meminta maaf dengan mengemukakan alasan-alasan palsu. Kekufuran kalian telah tampak jelas, setelah sebelumnya kalian mengaku beriman. Maka, apabila Kami memberi maaf kepada sekelompok dari kalian yang bertobat dan beriman yang disebabkan oleh keimanan dan kebenaran tobat mereka, Kami pun menyiksa sekelompok lain dari kalangan kalian disebabkan oleh sikap keras kepala mereka dalam mempertahankan kekufuran dan kemunafikan serta karena kejahatan mereka terhadap hak Rasulullah dan orang-orang yang beriman. 9|67|Orang munafik, laki-laki dan perempuan, adalah sama: melakukan dan menyerukan berbuat buruk, meninggalkan dan melarang berbuat kebenaran, dan kikir dalam mengeluarkan harta di jalan kebenaran. Masing-masing sepeti bagian-bagian dari satu benda yang saling melengkapi. Karena mereka berpaling dari Allah, Allah pun berpaling dan tidak akan memberi petunjuk kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak patuh kepada Allah. 9|68|Allah telah menentukan neraka jahannam bagi orang-orang yang munafik dan kafir. Mereka akan disiksa di dalamnya dan tidak akan dapat lari darinya. Cukuplah neraka itu sebagai hukuman bagi mereka. Dan bersama dengan hukuman ini, mereka ditimpakan pula kemurkaan Allah dan siksa yang abadi pada hari kiamat. 9|69|Keadaan kalian, wahai orang-orang munafik, sama seperti keadaan orang-orang kafir dan munafik sebelum kalian. Mereka, yang lebih kuat dan lebih banyak memiliki harta dan anak daripada kalian, telah menikmati kesenangan dunia yang diberikan, berpaling dari berzikir dan bertakwa kepada Allah. Mereka menyambut nabi-nabi yang diutus kepada mereka dengan sikap meremehkan dan mengolok-olok di antara sesama mereka. Kalian pun menikmati kesenangan dunia seperti yang mereka nikmati dulu. Kalian juga melakukan seperti apa yang mereka lakukan, yaitu kemungkaran dan kebatilan. Perbuatan mereka akan sia- sia dan tidak akan berguna di dunia atau di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang merugi. Nasib dan tempat kembali kalian sama buruknya dengan mereka. 9|70|Apakah orang-orang munafik dan kafir tidak mengambil pelajaran dari keadaan orang-orang sebelum mereka, yaitu kaum Nûh, 'Ad, Tsamûd, Ibrâhîm, Syu'aib dan kaum Lûth. Kepada mereka diutus rasul-rasul Allah dengan membawa bukti-bukti yang jelas dari Allah, kemudian mereka mendustakan dan mengingkarinya. Maka, masing-masing disiksa oleh Allah karena dosa yang diperbuat, dan semuanya dihancurkan. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya mereka dengan siksaan itu semua, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekufuran dan pembangkangan mereka kepada Allah serta kelayakan mereka atas segala siksaan. Merekalah, sebenarnya yang menganiaya diri sendiri. 9|71|Orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, saling mencintai dan menolong satu sama lain. Dengan dasar keimanan, mereka menyuruh untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh agama mereka yang benar, melarang apa yang dilarang oleh agama, mengerjakan salat pada waktunya, membayar zakat untuk orang yang berhak menerima pada waktunya, mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya, dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya. Merekalah yang akan selalu berada dalam rahmat Allah. Allah sungguh Mahakuasa untuk mengayomi mereka dengan kasih sayang-Nya, dan Mahabijaksana dalam pemberian-Nya. 9|72|Allah menjanjikan surga kepada mereka, dan mereka akan kekal di dalam kenikmatannya. Dia menyediakan untuk mereka tempat tinggal yang menyenangkan hati di dalam surga yang abadi. Di samping itu semua, mereka akan dapat mendapatkan rida Allah, suatu kenikmatan yang paling besar. Itulah keberuntungan yang besar. 9|73|Wahai nabi, pertahankanlah kegigihanmu untuk berjihad menghentikan kekufuran orang-orang kafir dan kemunafikan orang-orang munafik. Bersikap keraslah dalam memerangi mereka. Tempat kembali yang disediakan Allah untuk mereka di akhirat kelak adalah neraka jahanam. Alangkah buruknya tempat kembali ini! 9|74|Wahai Rasul, sesungguhnya orang-orang munafik bersumpah di hadapanmu dengan mengatasnamakan Allah bahwa mereka tidak mengatakan kemungkaran, sebagaimana yang kamu dengar. Mereka bohong dalam sumpah mereka ini dan melanggarnya. Mereka telah mengucapkan kata kufur. Dan kekufuran mereka menjadi jelas setelah sebelumnya tersembunyi. Tidak ada yang menyebabkan mereka mencela kecuali sikap kufur nikmat mereka setelah Allah dan Rasul-Nya memberikan karunia kepada mereka berupa rampasan perang yang mereka dapatkan bersama orang-orang Muslim. Apabila mereka bertobat kepada Allah dengan meninggalkan kemunafikan dan menyesali apa yang telah mereka perbuat, maka Allah akan menerima tobat mereka dan hal ini menjadi lebih baik bagi mereka. Dan apabila mereka berpaling dari keimanan, maka Allah akan menyiksa mereka di dunia dengan bermacam cobaan, dan di akhirat dengan neraka jahanam. Mereka tidak mempunyai seorang pun di dunia yang dapat melindungi atau menolong mereka. 9|75|Di antara orang-orang munafik itu ada yang bersumpah dengan nama Allah dan berikrar kepada-Nya, "Apabila Allah memberikan harta dan karunia-Nya kepada mereka, niscaya mereka akan bersedekah dan menjadi golongan orang-orang yang saleh dalam perbuatan mereka." 9|76|Maka ketika Allah mengabulkan keinginan mereka dengan memberi karunia-Nya, mereka malah bersikap kikir atas pemberian itu dan tidak mau bersedekah. Di samping itu, mereka juga tidak menepati janji, bahkan menjauh dari kebaikan dan berpaling dari Allah. 9|77|Sebagai akibat dari sikap kikir mereka, dalam hati mereka tumbuh kemunafikan sampai mereka mati menghadap Allah. Hal itu disebabkan karena mereka mengingkari janji dan mendustai sumpah mereka sendiri. 9|78|Bagaimana mungkin mereka dapat berpura-pura tidak tahu bahwa Allah Maha Mengetahui dengan teliti keadaan mereka? Bagi Allah, semua yang mereka rahasiakan saat mereka mengingkari janji, mencela agama dan rencana makar terhadap kaum Muslimin, tetap akan diketahui Allah. Dialah Yang Maha Mengetahui dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. 9|79|Di antara kekurangan orang-orang munafik, selain kikir, adalah bahwa mereka suka menganggap rendah sedekah yang dikeluarkan orang-orang kaya Muslim untuk fakir miskin. Mereka juga mengejek orang-orang Muslim yang tidak kaya tetapi tetap bersedekah. Allah membalas ejekan dan hinaan mereka dengan menyingkap keburukan-keburukan mereka, dan menjadikan mereka sebagai bahan ejekan orang banyak. Dan akhirat, mereka mereka akan menerima siksa yang pedih. 9|80|Sekalipun engkau, wahai Nabi, mengabulkan permintaan ampunan atas dosa-dosa mereka, hal itu tetap tidak akan berguna sama sekali. Sebab, baik engkau memintakan ampunan untuk mereka maupun tidak, bagi mereka sama saja. Bahkan, meskipun engkau memperbanyak permohonan ampunan untuk mereka, Allah tidak akan memaafkan mereka. Sebab, tidak ada yang dapat diharapkan dari pemberian maaf terhadap sikap kufur yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Dan mereka itu adalah benar-benar telah mengingkari Allah dan rasul-Nya. Oleh karenanya, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak patuh kepada Allah dan rasul-Nya, karena mereka membangkang dan menentang syariat dan perintah-Nya. 9|81|Orang-orang munafik itu menolak ikut serta berperang bersama Rasulullah dan umat Islam. Mereka merasa lebih enak tinggal di Madinah setalah Rasulullah meninggalkan kota itu, dan merasa senang tidak menaati perintah untuk berjihad bersamanya. Selain itu, mereka tidak suka berjuang dengan harta dan berkorban jiwa demi membela dan menegakkan agama Allah. Mereka lantas mempengaruhi orang lain untuk tinggal bersama mereka dan menakut-nakuti betapa sengsaranya berperang di musim panas. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, "Jika kalian mau berfikir, kalian tentu ingat bahwa api neraka jauh lebih panas dan lebih kejam dari apa yang kalian takuti sekarang." 9|82|Biarkan mereka tertawa karena gembira dengan tidak ikut berperang dan bangga dengan mengejek orang-orang Mukmin. Sebab, tawa mereka itu tidak akan berlangsung lama, karena akan berhenti bersama habisnya masa hidup mereka di dunia. Setelah itu mereka akan menangis tiada hentinya di akhirat, sebagai balasan perbuatan buruk yang dahulu mereka lalukan. 9|83|Kalau engkau kembali dari berperang dan berkesempatan berjumpa lagi dengan kelompok orang-orang munafik yang tidak mau ikut serta berperang itu, kemudian mereka meminta restumu untuk ikut serta berperang bersamamu pada peperangan lain, engkau tidak perlu merestui mereka. Katakan kepada mereka, "Kalian tidak akan aku restui berperang bersamaku dalam peperangan apa pun dan dalam menghadapi musuh mana pun. Sebab, ketidak-ikutsertaan kalian dalam peperangan yang pertama dahulu itu tanpa didasari pada alasan yang kuat dan tidak diikuti dengan pertobatan yang dapat menghapus dosanya. Tinggallah dan tidak usah ikut serta berperang sesuka kalian bersama orang-orang lemah, orang tua, wanita dan anak-anak yang tidak ikut berperang." 9|84|Jika salah seorang dari mereka meninggal dunia, jangan salatkan jenazahnya dan jangan berdiri di kuburnya saat penguburannya, sebab mereka sepanjang hidupnya mengingkari Allah dan Rasul-Nya dan mati dalam keadaan tidak mematuhi agama Allah. 9|85|Jangan pula engkau heran dengan banyaknya harta dan anak yang Kami berikan kepada mereka yang Kami sertai dengan kemurkaan Kami. Hal itu bukan berarti bahwa mereka lebih baik, tetapi justru untuk melaksanakan kehendak Allah untuk menyengsarakan mereka di dunia dengan diperbudak oleh ketamakan mengumpulan harta dan kekhawatiran yang timbul kemudian. Selain itu, hal itu juga dimaksudkan untuk melaksanakan kehendak Allah untuk mematikan mereka dalam keadaan kafir. Mereka benar-benar rugi dunia dan akhirat. 9|86|Orang-orang munafik itu, jika mendengar suatu ayat al-Qur'ân yang diturunkan kepadamu--yang mengajak beriman kepada Allah secara ikhlas dan mengajak berjihad bersama Rasulullah--orang-orang kaya dan orang-orang kuat di antara mereka pun meminta izin kepadamu untuk tetap tinggal dan tidak ikut berjihad bersamamu. Mereka akan mengatakan kepadamu, "Biarkan kami tinggal bersama orang-orang yang uzur dan tinggal di Madinah." 9|87|Mereka lebih memilih masuk ke dalam kelompok orang-orang lemah--orang tua, wanita dan anak-anak--yang tidak ikut berperang. Hati mereka ditutup oleh Allah dengan rasa takut dan dengan sikap munafik. Mereka selamanya tidak akan mengerti dengan baik makna yang terkandung dalam jihad dan mengikuti Rasulullah saw., berupa kejayaan di dunia dan keridaan Allah di akhirat. 9|88|Itulah perangai orang-orang munafik. Adapun Rasulullah saw. dan orang-orang yang bersamanya beriman kepada Allah, telah berjuang dengan mengorbankan harta dan jiwa demi mendapat keridaan Allah dan demi menegakkan agama-Nya. Hanya merekalah yang akan memperoleh kebaikan dunia berupa kejayaan, kemenangan dan amal saleh. Dan hanya mereka pulalah yang memperoleh keberuntungan. 9|89|Disediakan bagi mereka kenikmatan abadi di dalam surga-surga yang dialiri bermacam-macam sungai. Itu semua merupakan keberuntungan dan keberhasilan yang amat besar. 9|90|Sebagaimana halnya orang-orang munafik Madinah yang enggan ikut serta berperang, ada pula sekelompok Arab Badui yang mencari-cari alasan untuk meminta izin tidak ikut berperang. Dengan demikian, orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya-yang seolah-olah beriman kepada Allah- tidak akan ikut berperang tanpa alasan yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal itu adalah bukti kekafiran mereka. Kepada orang-orang yang kafir di antara mereka akan diturunkan siksa yang amat pedih. 9|91|Sesungguhnya orang-orang yang alasannya diterima untuk tidak ikut berperang adalah mereka yang lemah, sakit, miskin dan orang yang tidak mempunyai harta untuk dibelanjakan. Jika mereka bersikap tulus ikhlas kepada Allah dan rasul-Nya dalam beragama, mereka berarti termasuk orang yang berbuat baik. Dan orang yang berbuat baik seperti mereka itu tidak berdosa. Ampunan dan kasih sayang Allah sungguh amat banyak dan luas. 9|92|Juga tidak ada dosa bagi bagi orang-orang Mukmin yang datang kepadamu dengan memohon agar kamu mau mengajak mereka berperang. Kamu kemudian berkata, "Aku tidak memiliki alasan untuk mengikutsertakan kalian berperang." Dengan berlinang air mata dan sedih karena tidak dapat ikut serta berperang di jalan Allah--karena tidak mempunyai harta untuk dibelanjakan--mereka pun kemudian meninggalkanmu. 9|93|Sesungguhnya kehinaan dan hukuman diperuntukkan bagi orang-orang yang meminta izin kepadamu, Muhammad, karena keengganan mereka untuk berjihad, padahal mereka adalah orang-orang yang memiliki kekayaan dan mampu berjihad bersamamu. Kehinaan dan hukuman itu diberikan kepada mereka karena mereka puas dengan duduk bersama wanita, sedangkan mereka sebenarnya memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berjihad. Selain itu, pemberian kehinaan dan hukuman itu juga disebabkan karena hati mereka telah tertutup dari kebenaran. Mereka tidak mengetahui akibat buruk di dunia dan akhirat yang diakibatkan oleh keengganan berjihad. 9|94|Orang-orang yang enggan dan meremehkan jihad itu akan mengajukan alasan kepada kalian, wahai orang-orang Mukmin yang berjihad, apabila kalian telah kembali dari medan jihad dan berjumpa dengan mereka. Maka katakanlah kepada mereka, hai Rasulullah, "Janganlah kalian membuat alasan. Kami sungguh tidak akan mempercayai kalian, karena Allah telah menyingkap hakikat diri kalian dan mewahyukan kepada Nabi-Nya mengenai kebohongan-kebohongan kalian itu. Allah dan Rasul-Nya akan mengetahui apa yang akan kalian lakukan setelah itu. Kalian akan dikembalikan, setelah kehidupan dunia ini, kepada Allah yang mengetahui alam gaib dan alam nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang telah kalian lakukan dan memberi ganjaran sesuai dengan yang berhak kalian terima." 9|95|Mereka akan bersumpah dengan nama Allah kepada kalian saat menemui mereka bahwa alasan-alasan mereka itu benar. Dengan demikian, mereka berharap dapat membuat kalian puas dan melupakan perbuatan mereka. Oleh karenanya, jangan turuti kemauan mereka itu, tetapi hindari dan murkai mereka, karena mereka berada pada tingkat keburukan jiwa dan tingkat kekufuran yang paling rendah. Tempat kembali mereka adalah jahanam sebagai hukuman atas dosa-dosa dan kesalahan yang mereka perbuat. 9|96|Mereka melakukan sumpah itu karena sangat menginginkan keridaan kalian terhadap mereka. Apabila kalian tertipu dengan sumpah mereka lalu merelakannya, maka sesungguhnya keridaan kalian yang sepihak itu tidak akan berguna bagi mereka, karena Allah tetap murka kepada mereka disebabkan oleh kefasikan dan keluarnya mereka dari aturan-aturan agama. 9|97|Orang-orang Arab Badui (A'râb) adalah jauh lebih ingkar dan munafik. Mereka telah sampai pada puncak keingkaran dan kemunafikan karena jauhnya mereka dari orang-orang alim dan bijak. Mereka memang pantas untuk tidak mengetahui batasan-batasan Allah dan syariat-syariat serta hukum-hukum yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Akan tetapi Allah Maha Mengetahui keadaan dua kelompok ini-- kelompok yang benar-benar tidak tahu dan kelompok yang munafik--dan Mahabijaksana dalam ukuran ganjaran-Nya. 9|98|Sebagian orang munafik kaum Badui itu menganggap mendermakan harta kekayaan di jalan Allah sebagai suatu denda dan kerugian, karena mereka tidak mempercayai pahala Allah. Mereka berharap dan menanti-nanti agar terjadi peperangan pada kalian, wahai orang-orang Mukmin. Ketahuilah bahwa Allah mengembalikan bencana itu kepada mereka dan menjadikan keburukan yang mereka nanti-nantikan itu menimpa mereka sendiri. Allah Maha Mendengar perkataan-perkataan mereka dan Maha Mengetahui perbuatan, niat dan dosa yang mereka perbuat. 9|99|Tidak semua orang Arab Badui seperti itu. Di antara mereka terdapat orang-orang yang beriman kepada Allah dan percaya kepada hari kiamat. Mereka menjadikan berderma di jalan Allah sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan sebagai sarana untuk didoakan oleh Rasulullah. Rasulullah memang selalu berdoa untuk kebaikan dan keberkahan orang-orang yang bersedekah. Tidak diragukan bahwa sedekah ini adalah amal saleh yang dapat mengantarkan mereka kepada apa yang mereka inginkan. Sesungguhnya Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka karena Dia Maha Pengampun dosa- dosa dan Maha Penyayang kepada makhluk-makhluk-Nya. 9|100|Orang-orang yang mengikuti jalan kelompok mukminin Muhâjirîn dan Anshâr yang telah lebih dahulu masuk Islam kemudian melakukannya dengan baik dan dengan tidak segan-segan, maka Allah akan meridai mereka sehingga menerima perbuatan mereka dan mengganjar dengan kebaikan. Mereka juga rida dan diberi kabar gembira dengan apa yang disediakan Allah bagi mereka yaitu berupa surga-surga yang dialiri sungai-sungai di bawah pepohonannya. Maka mereka pun merasakan kenikmatan yang abadi. Itulah kemenangan yang amat besar. 9|101|Di antara orang-orang Arab Badui yang berada di sekitar Madinah, terdapat orang-orang yang bersifat munafik dan menyembunyikan kekufuran. Dan di antara penduduk Madinah terdapat suatu kaum yang terbiasa bersikap munafik. Begitu terbiasanya, mereka pun sangat lihai melakukan hal itu hingga tidak diketahui oleh orang lain. Sampai-sampai engkau pun, Muhammad, tidak dapat melihat dan mengetahui hal itu. Tetapi Allah mengetahui hakikat diri mereka. Dia akan menyiksa mereka di dunia dua kali. Pertama, dengan memberi kemenangan kepada kalian melawan mereka, sesuatu yang membangkitkan amarah mereka dan, kedua, dengan menampakkan keburukan dan membongkar kemunafikan mereka. Kemudian, di akhirat kelak, mereka akan dikembalikan kepada azab neraka dan siksanya yang sangat keras. 9|102|Selain itu, terdapat pula kelompok lain yang menyakiti kalian tetapi kemudian mengakui dosa-dosa yang mereka perbuat dan berjalan pada jalan kebenaran. Dengan demikian, mereka telah melakukan perbuatan baik dan buruk, sehingga diharapkan pertobatan mereka akan diterima. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya. Dia akan menerima pertobatan dan mengampuni mereka. 9|103|Wahai Rasulullah, ambillah sedekah dari harta orang-orang yang bertobat itu, yang dapat membersihkan mereka dari dosa dan kekikiran dan dapat mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Doakanlah mereka dengan kebaikan dan hidayah, karena sesungguhnya doamu dapat menenangkan jiwa dan menenteramkan kalbu mereka. Allah Maha Mendengar doa dan Maha Mengetahui orang-orang yang ikhlas dalam bertobat. 9|104|Camkan, hendaknya orang-orang yang bertobat itu mengetahui bahwa hanya Allah satu-satunya yang menerima pertobatan yang ikhlas dan sedekah yang baik. Karunia-Nya dalam menerima tobat sungguh amat luas dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya sangat besar. 9|105|Katakan kepada manusia, wahai Rasulullah, "Bekerjalah kalian dan jangan segan-segan melakukan perbuatan baik dan melaksanakan kewajiban. Sesungguhnya Allah mengetahui segala pekerjaan kalian, dan Rasulullah serta orang-orang Mukmin akan melihatnya. Mereka akan menimbangnya dengan timbangan keimanan dan bersaksi dengan perbuatan-perbuatan itu. Kemudian setelah mati, kalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui lahir dan batin kalian, lalu mengganjar dengan perbuatan-perbuatan kalian setelah Dia memberitahu kalian segala hal yang kecil dan besar dari perbuatan kalian itu. 9|106|Dan terdapat juga kelompok manusia yang lain. Mereka memang terjerumus dalam dosa, seperti keengganan berjihad, tetapi dalam diri mereka tidak terdapat kemunafikan. Mereka adalah orang-orang yang menunggu keputusan Allah: apakah akan dihukum atau diampuni dan diterima tobatnya. Allah Maha Mengetahui keadaan mereka dan apa yang tersimpan dalam hati mereka. Dia juga Mahabijaksana dalam memberikan pahala atau hukuman kepada hamba-hamba-Nya. 9|107|Di antara orang-orang munafik terdapat kelompok yang membangun masjid bukan untuk mencari keridaan Allah, tetapi untuk menimbulkan kemudaratan, kekufuran dan perpecahan di antara orang-orang Mukmin serta untuk memfasilitasi orang-orang yang hendak memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan bersumpah bahwa mereka, dalam membangun masjid ini, tidak bertujuan apa-apa selain untuk kebaikan dan dalam rangka berbuat sesuatu yang lebih baik. Allah menjadi saksi atas mereka bahwa mereka berdusta dengan sumpah-sumpah itu(1). (1) Masjid yang disebut dalam ayat ini didirikan oleh sekelompok orang munafik di Madinah yang selalu menginginkan keburukan. Pendirian masjid Qubâ', yang dipuji oleh Banû 'Amr ibn 'Awf dan diberkahi oleh Rasulullah saw. dengan mengerjakan salat di dalamnya, telah mengusik mereka. Lalu Ibn 'Amr, sang pendeta, menyuruh orang-orang munafik itu untuk membangun masjid yang dapat mereka banggakan di hadapan orang-orang yang membangun masjid Qubâ'. Dengan demikian, obyek fanatisme jahiliah adalah berbangga-bangga dengan masjid dan menjadikannya sebagai wadah untuk perkumpulan dan rencana melakukan kejahatan kepada orang-orang Mukmin. Setelah selesai mendirikan masjid itu, mereka memanggil Rasulullah saw. untuk melakukan salat di dalamnya, untuk dijadikan sebagai alat untuk menimbulkan perpecahan. Tetapi Allah memberitahukan maksud mereka itu kepada Rasulullah saw. ketika sekembalinya dari perang Tabuk, saat ia hendak memenuhi panggilan mereka. Kemudian Allah melarang Rasul-Nya untuk berdiri di masjid itu, lebih-lebih lagi salat di dalamnya. 9|108|Janganlah engkau, Muhammad, melakukan salat di masjid itu selamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan untuk mencari keridaan Allah sejak pertama kalinya, seperti masjid Qubâ', adalah masjid yang layak dijadikan tempat untuk melakukan syiar-syiar keagamaan. Di dalam masjid itu terdapat orang-orang yang suka menyucikan jiwa dan raga mereka dengan melaksanakan ibadah yang benar. Allah mencintai dan memberi pahala kepada orang-orang yang mendekatkan diri dengan menyucikan jiwa dan raga. 9|109|Akidah dan perbuatan orang-orang yang berdiri di atas landasan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah demi mencari keridaan-Nya, tidaklah sama dengan orang yang mendirikannya atas dasar kemunafikan dan kekufuran. Karena, sesungguhnya, pekerjaan orang yang bertakwa adalah lurus dan kuat di atas dasar yang kokoh, sedangkan pekerjaan orang-orang munafik bagaikan bangunan di tepi jurang yang hampir runtuh. Ia lemah dan akan roboh bersama pemiliknya ke dalam neraka jahanam. Allah tidak akan memberi petunjuk ke jalan yang benar kepada orang-orang yang bersikeras menzalimi dirinya sendiri dengan kekufuran. 9|110|Bangunan yang didirikan oleh orang-orang munafik ini akan selalu menjadi sumber kegoncangan dan ketakutan dalam hati mereka. Hal ini tidak akan selesai sampai hati mereka tercabik-cabik dengan penyesalan dan tobat atau dengan kematian. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dan Mahabijaksana dalam melakukan sesuatu dan dalam memberikan ganjaran. 9|111|Allah menegaskan janji-Nya kepada orang-orang Mukmin yang mengorbankan jiwa dan harta mereka di jalan-Nya, dengan cara menukar jiwa dan harta mereka itu dengan surga sebagai harga dari apa yang mereka korbankan itu. Mereka berjihad di jalan Allah, sehingga dapat membunuh musuh-musuh Allah atau mati syahid di jalan-Nya. Allah telah menegaskan kebenaran janji ini dalam Tawrât dan Injil, sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur'ân. Tidak ada seorang pun yang ketulusan dan ketepatan janjinya melebihi Allah. Maka bergembiralah, wahai orang-orang Mukmin yang berjihad, dengan janji ini, karena kalian telah mengorbankan jiwa dan harta kalian yang fana dan menggantinya dengan surga yang kekal untuk itu. Jual beli seperti ini adalah suatu keuntungan yang besar bagi kalian. 9|112|Di antar ciri orang-orang yang mengorbankan diri mereka di jalan Allah untuk mendapatkan surga adalah bahwa mereka memperbanyak tobat kepada Allah atas kesalahan-kesalahan mereka, memuji Allah dalam keadaan apa pun, berusaha melakukan kebaikan untuk diri mereka dan orang lain, memelihara salat dan menjalankannya dengan sempurna dan penuh khusuk, menyuruh melakukan segala kebaikan yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh syariat, mencegah segala keburukan yang tidak diperbolehkan agama, dan teguh menjalankan syariat Islam. Oleh karena itu, Muhammad, berilah kabar gembira kepada orang-orang Mukmin. 9|113|Nabi dan orang-orang Mukmin tidak boleh memohonkan ampunan bagi orang-orang musyrik-- meskipun mereka adalah orang-orang terdekat mereka--saat mereka mengetahui bahwa orang-orang musyrik yang mati dalam kekafiran berhak menjadi penghuni neraka untuk selamanya. 9|114|Permohonan ampunan yang dilakukan Ibrâhîm untuk ayahnya tidak lain adalah untuk memenuhi janji Ibrâhîm kepadanya untuk beriman. Tetapi setelah ia mengetahui bahwa ayahnya adalah musuh Allah, yang tetap bersikeras mempertahankan kesyirikan sampai mati, maka ia lepas tangan dan tidak memohonkan ampunan lagi. Ibrâhîm adalah orang yang banyak berdoa dan tunduk kepada Allah serta sangat penyabar menghadapi segala keburukan. 9|115|Bukan merupakan sunatullah dan tanda kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya, untuk menyandangkan sifat sesat kepada suatu kaum dan menimpakan hukuman-Nya atas mereka berupa kehinaan dan malapetaka, sedangkan mereka telah mendapatkan petunjuk untuk memeluk agama Islam, sehingga mereka--melalui wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah--dapat mengetahui apa yang seharusnya mereka tinggalkan. Sesungguhnya ilmu Allah meliputi segala sesuatu. 9|116|Allahlah satu-satunya pemilik langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya. Dialah yang berkuasa di dalamnya untuk menghidupkan dan mematikan. Tidak ada penguasa yang dapat menjelaskan seluruh urusan dan juga tidak ada penolong yang dapat menolong dan membela kalian, selain Allah. 9|117|Allah telah memberikan karunia kepada Nabi-Nya dan para sahabat di kalangan Muhâjirîn dan Anshâr yang benar-benar beriman, yang berjihad bersamanya di masa sulit (pada perang Tabûk)(1). Maka Allah menguatkan dan menolong mereka dari keengganan berjihad, setelah perasaaan sulit yang semakin menjadi-jadi menimpa sebagian mereka, yang membuat hati mereka hampir condong kepada keengganan untuk berjihad. Kemudian Allah mengampuni mereka atas perasaan yang timbul dalam diri mereka ini. Sesungguhnya Dia sangat besar rasa kasih dan sayang-Nya kepada mereka. (1) Perang Tabûk terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriyah, antara orang-orang Muslim dan Romawi. Tentara Islam yang berjihad pada perang ini dinamakan dengan "tentara sulit", karena persiapan untuk itu dilakukan pada masa yang sulit dan pasukan tentara yang sangat sedikit. Ketika Rasulullah saw. tiba di Tabûk, Johannes datang dan mengajukan perdamaian bersamanya dengan syarat wajib membayar jizyah. Rasulullah tinggal di Tabûk selama beberapa malam, kemudian keluar dan kembali ke Madinah. Inilah perang terakhir yang diikuti langsung oleh Rasulullah 9|118|Dan Allah juga berkenan memaafkan tiga orang yang tidak turut berjihad dalam perang Tabuk yang bukan disebabkan oleh sifat munafik mereka. Perkara mereka ini ditangguhkan sampai Allah menerangkan keputusan-Nya tentang mereka. Maka pada saat pertobatan mereka benar-benar ikhlas dan penyesalan mereka sangat mendalam--sampai-sampai mereka merasakan bahwa bumi menjadi sempit bagi mereka, walaupun sebenarnya sangat luas, dan merasakan juga kesempitan jiwa akibat kesedihan yang sangat, serta mengetahui bahwa tidak ada tempat berlindung dari kemurkaan Allah kecuali dengan beristighfar kepada-Nya--pada saat itulah Allah memberi mereka petunjuk untuk bertobat. Allah pun kemudian memaafkan mereka dan memerintahkan mereka agar tetap bertobat. Sesungguhnya Allah sangat banyak menerima pertobatan orang-orang yang meminta ampunan, dan sangat besar rahmat-Nya kepada hamba- hamba-Nya. 9|119|Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kalian dalam ketakwaan dan keimanan, dan jadilah kalian bersama orang-orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan mereka. 9|120|Tidak patut bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang tinggal di sekeliling mereka untuk tidak turut berjihad bersama Rasulullah. Juga tidak layak bagi mereka untuk mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan Rasulullah yang telah mempertaruhkan jiwanya. Karena sebenarnya mereka tidak akan merasa kehausan, kelelahan dan kelaparan, dan juga tidak menginjakkan kaki di tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, serta tidak menerima kekalahan atau menjadi harta rampasan, melainkan telah dianggap sebagai perbuatan baik yang akan diganjar dengan sebaik-baik pahala. Sesungguhnya Allah tidak akan menghilangkan pahala orang-orang yang telah menyempurnakan perbuatannya. 9|121|Dan juga, mujahidin itu tidak mengeluarkan harta, baik kecil maupun besar, dan juga tidak bepergian di jalan Allah, melainkan telah dicatat oleh Allah dalam lembaran amal saleh mereka. Dengan demikian, mereka menerima pahala terbaik yang berhak diterima oleh orang-orang yang mengerjakannya. 9|122|Tidak seharusnya semua orang-orang Mukmin itu mendatangi Rasulullah apabila keadaan tidak menuntut untuk itu. Tetapi hendaknya ada satu golongan yang memenuhi seruan Rasul untuk memperdalam pengetahuan agama dan berdakwah dengan memberi peringatan dan kabar gembira kepada kaum mereka saat mereka kembali, agar kaum mereka itu tetap dalam kebenaran dan menjaga diri dari kebatilan dan kesesatan(1). (1) Pada ayat suci ini terdapat keterangan tentang satu kaidah penting dalam al-Qur'ân, yaitu bahwa orang-orang Mukmin tidak patut pergi semuanya ke medan perang atau pergi semua untuk menuntut ilmu, sebagaimana tidak dibenarkan pula untuk berfrustasi. Maka dari itu, sebaiknya ada dari setiap golongan satu kelompok yang menuntut ilmu dan memperdalam pengetahuan agama, dan kemudian kembali untuk memberi petunjuk kepada kaumnya. 9|123|Wahai orang-orang Mukmin, perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitar kalian, agar mereka tidak menjadi sumber malapetaka bagi kalian. Dan jadilah kalian orang-orang yang tegas kepada mereka dalam pertempuran, dan jangan merasa iba kepada mereka. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa kepada-Nya, dengan pertolongan-Nya. 9|124|Dan apabila suatu surat al-Qur'ân diturunkan dan didengar oleh orang-orang munafik, mereka mengolok-olok dan mengejek, dan sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya karena oleh surat ini?" Allah menjawab mereka bahwa di situlah letak perbedaan antara orang-orang munafik dan orang-orang Mukmin. Orang-orang Mukmin yang melihat cahaya dan mengetahui kebenaran akan bertambah keimanan mereka dengan ayat-ayat Allah, dan mereka akan bergembira dengan turunnya ayat-ayat itu. 9|125|Sedangkan orang-orang munafik yang hatinya sakit dan penglihatannya buta terhadap kebenaran, setelah mendengar ayat-ayat ini kekufuran mereka akan semakin bertumpuk dengan kekufuran yang telah ada dalam diri mereka sebelumnya, dan mereka akan mati dalam keadaan kafir. 9|126|Apakah orang-orang munafik itu tidak mengambil pelajaran dengan berbagai ujian yang ditimpakan oleh Allah kepada mereka sekali atau berkali-kali dalam setahun. Yaitu berupa terbongkarnya kedok dan tersingkapnya keburukan mereka, dan juga dengan pertolongan terhadap orang-orang Mukmin dan terbongkarnya kebatilan orang-orang munafik itu. Kemudian mereka juga tidak bertobat dari keadaan mereka dan tidak mengingat apa yang telah terjadi atas mereka. 9|127|Dan juga apabila suatu surat diturunkan, dan mereka sedang berada di majlis Rasulullah, mereka saling mengedipkan mata dan saling berkata, "Apakah ada orang yang melihat kalian saat kalian mengedipkan mata?" Kemudian hati mereka menolak untuk taat dan beriman kepada Rasulullah. Allah menambah kesesatan mereka karena mereka terus-menerus berada dalam kebatilan dan berpaling dari kebenaran. Keadaan mereka ini adalah disebabkan karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. 9|128|Wahai manusia, telah datang kepada kalian seorang rasul dari jenis manusia yang bentuknya sama seperti kalian. Ia merasa sedih melihat penderitaan yang kalian rasakan. Ia berusaha keras untuk memberi petunjuk kepada kalian, dan sangat mengasihi dan menyayangi orang-orang Mukmin. 9|129|Apabila mereka menolak untuk beriman kepadamu, Muhammad, maka janganlah kamu bersedih dengan keadaan mereka itu. Berbanggalah dengan Tuhanmu dan katakan, "Cukuplah Allah bagiku, yang tidak ada Tuhan melainkan Dia. Kepada-Nyalah aku bertawakkal. Dan Dialah Pemilik kerajaan dan Tuhan alam semesta serta Pemilik kekuasaan yang agung." 10|1|[[10 ~ YUNUS (NABI YUNUS) Pendahuluan: Makkiyyah, 109 ayat ~ Surat ini termasuk dalam Surat Makkiyyah yang diturunkan di Mekah. Dengan berisikan 109 ayat, surat ini dimulai dengan menerangkan tentang kedudukan Kitab Suci al-Qur'ân dan apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik tentang Nabi Muhammad saw. Kemudian disebutkan tentang alam semesta dan bukti-bukti kebesaran Allah yang ada di dalamnya, tentang ganjaran pada hari kiamat dan ketentuan Allah yang berlaku atas orang-orang kafir serta keterangan tentang kejelekan akidah mereka. Dijelaskan juga tentang keadaan manusia dalam kesusahan dan kegembiraan, tentang kekuasaan Allah dan ketidakmampuan berhala-berhala atas segala sesuatu, tentang tantangan untuk mendatangkan satu surat, meskipun hanya berbentuk tipu daya. Selain itu, terdapat pula ancaman keras dengan azab Allah, keterangan mengenai keadaan jiwa manusia dan bahwa Allah Mahateliti terhadap perbuatan-perbuatan mereka. Kemudian pembicaran beralih untuk menghibur Rasulullah saw. yang merasa sakit oleh kekufuran mereka, dengan memberikan alasan yang pasti kepada mereka. Muhammad dihibur dengan kisah para nabi dengan kaumnya: kisah Nabi Nûh, Nabi Mûsâ dan Nabi Hârûn beserta Fir'aun dan Banû Isrâ'îl, kemudian kisah Nabi Yûnus, yang namanya dijadikan tajuk surat ini. Kemudian setelah itu keterangan yang ada pada surat ini diarahkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk menyempurnakan pelajaran.]] Alif, Lâm, Mîm merupakan huruf-huruf yang digunakan Allah untuk membuka sebagian surat. Dialah yang Maha Mengetahui makna sebenarnya dari huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân terdiri atas huruf-huruf seperti itu. Kendati demikian, orang-orang musyrik tetap tidak dapat mendatangkan sesuatu yang semisal dengan al-Qur'ân! Sekalipun mereka telah bersepakat untuk tidak mendengarkan ayat-ayat suci ini atau ayat-ayat al-Qur'ân lain yang memiliki gaya bahasa dan makna sangat sempurna, dan juga mengandung hikmah serta segala yang bermanfaat bagi manusia dalam urusan dunia maupun akhirat, huruf-huruf fonetis ini merangsang perhatian orang-orang musyrik, sehingga mereka mendengarkannya. 10|2|Tidak patut bagi manusia untuk merasa heran dan mengingkari wahyu Kami yang Kami turunkan kepada salah seorang laki-laki di antara mereka (Muhammad), untuk memberi peringatan kepada mereka tentang azab Allah dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka bahwa mereka disediakan kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan. Janji Allah tidak akan dipungkiri. Dan tidak pantas bagi orang-orang yang ingkar itu untuk mengatakan bahwa Muhammad, Rasul Kami, adalah seorang tukang sihir yang benar-benar jelas keadaannya. 10|3|Sesungguhnya Tuhan kalian, wahai manusia, adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di dalamnya dalam waktu enam hari(1). Tidak ada yang mengetahui panjangnya enam hari itu kecuali Allah. Kemudian hanya Dialah--dengan keagungan kekuasaan-Nya--yang menguasai dan mengurus hal ihwal makhluk-makhluk-Nya. Tidak ada seorang pun yang memiliki kekuasaan atas sesuatu bersama Allah dan tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang dapat memberi syafaat kepada orang lain, kecuali dengan izin-Nya. Itulah Allah, Sang Pencipta. Dialah Tuhan yang mengendalikan nikmat untuk kalian, maka sembahlah Dia semata, benarkanlah Rasul-Nya, dan berimanlah kepada kitab suci-Nya. Hendaklah kalian mengingat nikmat Allah dan merenungi ayat-ayat yang menunjukkan keesaan-Nya. (1) Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya dalam enam tahapan. Setiap tahapan itu terdiri atas rentang waktu yang cukup panjang. Tahapan-tahapan yang disebutkan sebagai enam hari itu merupakan tahap penundukan matahari, bulan dan bintang- bintang untuk keperluan manusia. Termasuk dalam tahapan itu juga adalah pergantian siang dan malam dan timbulnya siang menggantikan kegelapan cakrawala. Disebutnya kata "malam" sebelum kata "siang" disebabkan karena kegelapan merupakan asal dan pangkal. Sedangkan siang timbul akibat tersebarnya sinar matahari pada lapisan udara bumi yang berotasi dan juga karena radiasi matahari. 10|4|Dan sebagaimana Allah yang memulai penciptaan-Nya, hanya kepada-Nya pula tempat kembali kalian dan seluruh makhluk. Allah telah menjanjikannya dengan janji yang benar dan tidak dapat dipungkiri. Dia memulai penciptaan dengan kekuasaan-Nya, kemudian dengan kekuasaan-Nya pula, Dia mengulangi penciptaan itu setelah binasa, untuk memberi pahala kepada orang-orang Mukmin yang taat dengan keadilan-Nya yang sempurna. Sedangkan orang-orang kafir, disediakan minuman yang sangat mendidih di neraka. Dan mereka juga mendapatkan azab yang sangat pedih, sebagai ganjaran atas kekufuran mereka. 10|5|Tuhan kalianlah yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan matahari memancarkan sinar dan bulan mengirimkan cahaya. Dialah yang menjadikan tempat-tempat beredarnya bulan, sehingga cahayanya berbeda-beda sesuai dengan tempat edarnya ini, dengan maksud agar kalian dapat mempergunakannya untuk memperkirakan waktu kalian dan dapat mengetahui bilangan tahun dan hisab(1). Allah tidak akan menciptakan itu semua kecuali dengan hikmah. Dialah yang menjelaskan bukti-bukti yang menunjukkan ketuhanan dan kesempurnaan kekuasaan-Nya di dalam kitab suci-Nya, agar kalian merenunginya dengan akal kalian dan memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan. (1) Matahari adalah benda langit yang menyala dan memancarkan sinar dari dirinya sendiri serta sebagai sumber kekuatan bagi bumi, seperti sinar dan panasnya. Sedangkan bulan tidak memancarkan sinar dari dirinya sendiri, tetapi memantulkan atau mengembalikan sinar matahari yang jatuh di permukaannya, sehingga terlihat seolah tampak bercahaya. Tempat-tempat beredarnya bulan tidak sama jika dilihat dari bumi dan matahari. Hal inilah yang menghasilkan bentuk-bentuk bulan. Dari sini dimungkinkan untuk menentukan bulan-bulan kamariah, yaitu tanda-tanda angkasa yang jelas untuk menentukan bulan. Dalam mengelilingi bumi, bulan memakan waktu selama 29 hari, 12 jam, 44 menit, 2,8 persepuluh detik. 10|6|Sesungguhnya dalam pergantian malam dan siang, perbedaan panjang pendeknya, juga dalam penciptaan langit dan bumi dan seluruh makhluk yang ada di dalamnya, terdapat bukti-bukti yang jelas dan alasan-alasan yang nyata atas ketuhanan Sang Pencipta dan kekuasaan-Nya terhadap orang-orang yang menghindari kemurkaan-Nya dan takut kepada azab-Nya(1). (1) Kata ikhtilâf di sini bisa diartikan dengan 'perbedaan' atau 'pergantian'. Ikhtilâf yang berarti perbedaan mengandung makna bahwa malam dan siang adalah dua cahaya yang masing-masing memiliki keistimewaan. Perbedaan antara siang dan malam merupakan sebuah gejala alam di mana seluruh makhluk hidup di planet ini tunduk kepadanya, seperti disebut pada tempat-tempat lain dalam al-Qur'ân. Perbedaan di sini juga dapat berarti pertautan antara panjangnya siang dan malam selama satu tahun di setiap tempat di bumi. Maka hal ini terkait dengan gejala musim. Ikhtilâf dengan arti ini disebabkan oleh revolusi bumi yang mengelilingi matahari sekali dalam setahun. Sedangkan ikhtilâf yang berarti 'pergantian', disebabkan oleh rotasi bumi pada porosnya. (Tentang hal ini, lihat juga catatan kaki tafsir ayat 80 surat al-Mu'minûn). 10|7|Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari kebangkitan dan hari pertemuan dengan Allah pada hari akhir, berkeyakinan--atas dasar praduga saja--bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan akhir bagi mereka, yang tidak ada kehidupan setelahnya. Dengan keyakinan seperti ini, mereka merasa tenang dan tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Mereka lalai dengan ayat-ayat Allah yang menunjukkan hakikat kebangkitan dan perhitungan. 10|8|Tempat tinggal mereka adalah neraka, sebagai ganjaran atas kekufuran dan perbuatan-perbuatan buruk. yang mereka lakukan. 10|9|Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan keimanan yang benar dan mengerjakan amal saleh di dunia akan memperoleh petunjuk dari Allah disebabkan keimanan mereka itu, dan pada hari kiamat akan masuk ke dalam surga-surga yang dialiri bermacam-macam sungai. Di dalamnya, mereka diberi kenikmatan yang abadi. 10|10|Doa orang-orang Mukmin di dalam surga-surga ini adalah berupa penyucian (tasbih) dan pengagungan terhadap Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir di dunia. Ucapan penghormatan Allah kepada mereka dan juga penghormatan di antara mereka adalah pernyataan akan rasa aman dan tenteram. Dan mereka senantiasa menutup doa dengan memuji Allah atas pertolongan-Nya kepada mereka dengan keimanan dan kemenangan sesuai dengan keridaan-Nya. 10|11|Dan kalau sekiranya Allah mengabulkan untuk menyegerakan permohonan keburukan yang mereka pinta--sebagaimana kebaikan--pasti Allah akan membinasakan mereka semua. Namun Dia berlemah lembut dengan mereka, sehingga menangguhkan kebinasaan mereka, untuk menunggu apa yang tampak dari diri mereka, sesuai dengan apa yang diketahui-Nya tentang mereka. Maka dari sini tampak keadilan-Nya dalam memberikan ganjaran kepada mereka karena mereka memang telah meninggalkan (kebenaran) sedangkan dalil-dalil telah jelas mereka dapati. Mereka telah dengan sengaja melenceng dan berjalan dalam kesesatan dan kegelapan. 10|12|Apabila manusia mendapat musibah yang menimpa diri, harta, atau apa saja yang berkaitan dengan dirinya, seketika dirinya merasa lemah. Dia lalu berdoa kepada Tuhannya dalam segala keadaan, dengan berbaring, duduk atau berdiri, agar Allah menghilangkan cobaan itu. Tetapi, ketika Allah mengabulkannya dengan menghilangkan cobaan yang menimpa darinya, ia segera meninggalkan Allah dan meneruskan kedurhakaannya serta lupa akan karunia Allah pada dirinya. Seakan-akan ia tidak pernah tertimpa musibah dan tidak pernah berdoa meminta kepada Allah untuk menghilangkannya. Dengan cara seperti inilah setan menghias perbuatan jelek dan kebatilan yang orang-orang kafir lakukan. 10|13|Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kalian karena kekufuran mereka, ketika rasul-rasul mereka datang kepada mereka dan membawa bukti-bukti nyata yang menunjukkan kebenaran dakwah mereka kepada keimanan. Sesuai dengan ilmu Allah--yang mengetahui bahwa mereka tetap bersikeras dalam kekufuran dan kedurhakaan--mereka tidak akan beriman. Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang kafir Quraisy, bahwa sebagaimana Kami telah membinasakan orang-orang sebelum kalian Kami juga akan memberikan balasan bagi orang-orang jahat dengan membinasakan mereka. 10|14|Kemudian Kami menjadikan kalian, wahai umat Muhammad, sebagai khalifah di bumi yang membangunnya setelah orang-orang terdahulu itu, untuk menguji kalian dan menampakkan pada kalian apa yang akan kalian pilih untuk diri kalian--ketaatan ataukah kedurhakaan--setelah kalian mengetahui apa yang terjadi atas orang-orang sebelum kalian. 10|15|Dan ketika ayat-ayat al-Qur'ân dari Rasul Kami, Muhammad, telah jelas bagi orang-orang musyrik, orang-orang kafir yang tidak takut kepada azab Allah dan tidak mengharapkan pahala dari-Nya berkata kepada Nabi Muhammad, "Datangkanlah kitab selain al-Qur'ân kepada kami, atau gantilah apa yang tidak kami sukai di dalamnya." Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Aku tidak mungkin mendatangkannya dan tidak boleh mengganti apa yang ada di dalamnya dari diriku sendiri. Aku hanya mengikuti dan menyampaikan apa yang diwahyukan kepadaku dari Tuhanku. Sesungguhnya aku takut bahaya dan besarnya azab pada hari yang sangat mengerikan, apabila aku melanggar wahyu Tuhanku. 10|16|Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Kalau Allah menghendaki untuk tidak menurunkan al-Qur'ân kepadaku dari sisi-Nya dan tidak menghendaki diriku untuk menyampaikannya kepada kalian, niscaya Dia tidak akan menurunkannya. Aku pun tidak akan membacakannya kepada kalian, dan Dia tidak akan memberitahukannya kepada kalian. Tetapi ternyata al-Qur'ân itu turun. Berarti Allah telah mengutusku dengannya, dan aku membacakannya kepada kalian sebagaimana yang Dia perintahkan. Aku telah tinggal di tengah-tengah kalian dalam waktu yang panjang sebelum aku diutus. Pada saat itu aku belum mendakwahkan ajaran dan belum membacakan sesuatu pun kepada kalian. Pada saat itu, kalian juga telah bersaksi atas sifat kebenaran dan kejujuran yang ada pada diriku. Tetapi kemudian wahyu datang, dan aku diperintahkan untuk membacanya. Maka pikirkanlah semua itu dan ketahuilah serta kaitkanlah antara masa lalu dan masa kini. 10|17|Tidak ada yang lebih zalim kepada dirinya daripada orang-orang yang kafir dan membuat-buat kebohongan tentang Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya yang dibawa oleh Rasul-Nya. Sesungguhnya orang kafir tidak akan berhasil dalam perbuatannya. Dia benar-benar rugi besar lantaran kekufuran dan perbuatannya yang membangkitkan kemurkaan Allah itu. 10|18|Orang-orang musyrik yang membuat-buat kebohongan tentang Allah dengan kesyirikan itu menyembah berhala-berhala yang batil, yang tidak memberikan mudarat atau manfaat kepada mereka. Mereka berkata, "Berhala-berhala itu akan memberi syafaat kepada kami di sisi Allah di akhirat nanti." Katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Apakah kalian memberitahukan kepada Allah tentang adanya sekutu bagi-Nya, yang tidak Dia ketahui keberadaannya di langit dan bumi. Allah Mahasuci dari sekutu dan dari prasangka serta peribadatan kalian kepada sekutu-sekutu itu." 10|19|Pada awal penciptaannya, fitrah manusia itu satu. Kemudian Kami mengutus rasul-rasul kepada mereka untuk memberikan arahan dan petunjuk sesuai dengan wahyu Allah. Tabiat manusia yang berpotensi untuk menerima kebaikan dan keburukan adalah penyebab berkuasanya keburukan, hawa nafsu dan godaan setan kepada sebagian mereka. Oleh sebab itu, mereka berselisih satu sama lain. Kalau bukan karena ketetapan terdahulu dari Tuhanmu dengan menangguhkan perkara orang kafir itu denganmu, Muhammad, serta menangguhkan kebinasaan mereka sampai saat yang telah Dia tentukan, niscaya Dia akan mempercepat kebinasaan dan azab bagi mereka, oleh sebab perselisihan yang terjadi di antara mereka, sebagaimana yang terjadi pada umat-umat sebelum mereka. 10|20|Dan orang-orang musyrik itu berkata, "Mengapa tidak diturunkan mukjizat dari sisi Allah kepada Muhammad selain al-Qur'ân, yang dapat memuaskan kami akan kebenaran ajaran yang dibawanya?" Maka katakanlah kepada mereka, wahai Rasulullah, "Sesungguhnya turunnya ayat adalah sesuatu yang bersifat gaib. Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib itu kecuali Allah. Apabila al-Qur'ân tidak dapat memuaskan kalian, maka tunggulah keputusan Allah antara aku dan kalian tentang apa yang kalian durhakai. Sesungguhnya bersama kalian, aku termasuk orang-orang yang menunggu." 10|21|Di antara tabiat manusia adalah bahwa apabila Kami memberikan nikmat kepada mereka--setelah diri, keluarga dan harta mereka tertimpa kesusahan--mereka tidak mensyukuri Allah atas nikmat yang diberikan kepada mereka setelah kesusahan itu dihilangkan. Bahkan sebaliknya, mereka membalasnya dengan terus mendustakan dan menentang bukti-bukti kekuasaan Allah. Katakanlah, wahai Rasulullah, "Kalau bukan karena ketetapan Allah yang terdahulu untuk menangguhkan kalian sampai waktu yang Dia ketahui, sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk membinasakan dan mempercepat siksa kalian. Sesungguhnya Rasul- rasul Kami dari jenis malaikat yang Kami sertakan bersama kalaian mencatat tipu daya kalian dan Dia akan menghisab dan mengganjar kalian." 10|22|Allah, yang kalian ingkari nikmat-Nya dan kalian dustakan ayat-ayat-Nya, adalah yang menjadikan kalian mampu berjalan di daratan--baik dengan berjalan kaki maupun berkendaraan--dan di lautan dengan bahtera yang berlayar di atas air, dengan kekuatan angin yang disediakan bagi mereka dan mendorongnya dengan selamat sampai ke tujuan. Hingga apabila kalian merasa tenang dan gembira dengannya, datanglah badai yang membawa gelombang dari segenap penjuru. Kalian merasa yakin bahwa kebinasaan akan segera datang dengan pasti. Dalam kesulitan ini, kalian tidak mendapatkan pelindung kecuali Allah, sehingga kalian berdoa kepada-Nya dengan ikhlas dan penuh keyakinan bahwa tidak ada seorang penolong pun selain Allah. Kalian berjanji akan beriman kepada Allah dan menjadi golongan orang yang bersyukur apabila Dia menolong kalian dari bencana ini. 10|23|Lalu, ketika Dia menolong mereka dari kebinasaan yang hampir menimpa, mereka mengingkari janji dan kembali dengan cepat kepada kejahatan sebagaimana keadaan mereka semula. Wahai manusia yang mengingkari janji, sesungguhnya dampak buruk dari kejahatan dan kezaliman kalian akan kembali kepada kalian sendiri. Dan sesungguhnya kenikmatan yang kalian rasakan di dunia adalah kenikmatan duniawi yang fana. Kemudian kepada Allahlah, pada akhirnya, tempat kembali kalian. Dia akan memberikan balasan dari segala perbuatan yang telah kalian lakukan di dunia. 10|24|Kehidupan dunia dengan kesenangan dan keelokannya yang berakhir dengan kefanaan, bagaikan air yang turun dari langit, bercampur dengan tumbuhan bumi yang menjadi makanan manusia dan hewan. Tumbuh-tumbuhan itu lalu berbunga dan berbuah sehingga menambah keelokan bumi. Kemudian, ketika hiasan ini telah sampai pada kesempurnaannya dan penduduknya telah menguasai serta mengambil manfaat dari buah dan kebaikannya, tiba-tiba datang keputusan Kami untuk mematikannya. Sehingga Kami jadikan itu semua laksana sesuatu yang telah dipanen, seakan-akan tidak pernah berpenghuni dan tidak pernah menjadi bagus sebelumnya. Maka pada kedua keadaan itu--yaitu keelokan yang menggembirakan manusia kemudian disusul dengan kehilangan dan kemusnahan sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dengan tamsil yang jelas ini--Allah menjelaskan ayat-ayat dan merinci segala hukum dan bukti-bukti yang ada di dalamnya kepada kaum yang berpikir dan berakal(1). (1) Ayat ini menunjuk pada suatu hakikat yang mulai memperlihatkan tanda-tandanya, yaitu bahwa manusia mampu menggunakan ilmu pengetahuan untuk kepentingannya dan dengannya manusia mampu mewujudkan tujuannya. Sehingga apabila hakikat ini telah mendekati kesempurnaannya, dan manusia mengira bahwa dia merasa telah sampai pada puncak pengetahuan, maka ketentuan Allah akan datang. 10|25|Allah memanggil hamba-hamba-Nya dengan keimanan dan amal saleh ke surga, tempat yang aman dan damai. Dialah yang memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang benar, yaitu keselamatan, disebabkan kesiapan dan kecondongannya kepada kebaikan. 10|26|Orang-orang yang berbuat baik dengan memenuhi seruan Allah, sehingga beriman dan berbuat baik untuk agama dan dunia mereka, akan mendapatkan kedudukan yang mulia di akhirat, yaitu surga. Dan mereka juga mendapatkan tambahan karunia dan kemurahan dari Allah. Wajah-wajah mereka tidak tertutup oleh kesedihan berupa kesusahan dan kehinaan. Mereka itulah penghuni surga yang diberi kenikmatan di dalamnya untuk selama-lamanya. 10|27|Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Allah, lalu mereka kufur dan melakukan kemaksiatan, maka mereka akan dibalas sesuai dengan kejahatan yang telah mereka lakukan. Mereka akan tertutupi oleh kehinaan. Tidak ada pelindung yang dapat menghindarkan diri mereka dari siksa Allah. Wajah mereka menjadi hitam karena kesusahan dan kesedihan, seakan-akan tertimpa oleh kegelapan malam. Mereka itulah penghuni neraka yang akan sengsara di dalamnya untuk selama-lamanya. 10|28|Ingatlah, wahai Rasul, betapa dahsyatnya keadaan pada hari di saat Kami mengumpulkan semua makhluk. Kami berkata kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sembahan selain Dia, "Berdirilah kalian beserta orang-orang yang kalian jadikan sekutu-sekutu selain Allah, sampai kalian melihat apa yang akan mereka lakukan pada kalian." Lalu terjadilah perpecahan antara orang-orang musyrik dan sekutu mereka. Sekutu-sekutu itu berlepas tangan dari penyembah-penyembah mereka, sambil berkata, "Kami tidak menyeru kalian untuk menyembah kami. Dan kalian juga tidak menyembah kami, tetapi kalian menyembah hawa nafsu kalian sendiri. 10|29|Dan cukuplah Allah sebagai saksi dan pemisah di antara kita dengan ilmu dan keputusan-Nya. Sesungguhnya kami jauh dari kalian dan tidak merasakan peribadatan kalian kepada kami." 10|30|Di tempat itu, setiap orang mengetahui kebaikan dan keburukan yang telah diperbuatnya, dan menerima balasannya. Dan di tempat itu pula, orang-orang musyrik meyakini keesaan Allah Yang Mahabenar, dan menyalahkan segala yang mereka ada-adakan tentang Allah. 10|31|Berserulah, wahai Muhammad, kepada tauhid yang murni, dan katakan, "Siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dengan menurunkan hujan, dan dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh- tumbuhan dan buah-buahan? Dan siapakah yang memberi kalian pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang melahirkan kehidupan dari kematian, seperti tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas tanah yang mati? Siapakah yang mengeluarkan kematian dari kehidupan, seperti manusia yang kehidupannya ditiadakan? Siapakah yang mengurus dan mengatur segala urusan alam semesta dengan kekuasaan dan kebijaksanaan- Nya?" Mereka pasti akan mengakui--dan mereka tidak mungkin mengingkari--bahwa Allahlah satu-satunya yang melakukan semua itu. Maka katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, ketika mereka mengakuinya, "Bukankah suatu kewajiban yang pasti bagi kalian untuk tunduk kepada kebenaran dan takut kepada Allah, Sang Pemilik kerajaan? 10|32|Itulah Allah yang kalian akui. Dialah satu-satunya Tuhan kalian yang terbukti ketuhanan-Nya dan wajib untuk disembah, bukan selain-Nya. Tidak ada apa-apa setelah kebenaran dari ketauhidan kepada Allah dan penyembahan kepada-Nya, selain keterjerumusan dalam kesesatan, yaitu berupa penyekutuan Allah dan penyembahan kepada selain Dia. Maka, mengapa kalian berpaling dari kebenaran kepada kebatilan? 10|33|Sebagaimana terbukti ketuhanan Allah dan kewajiban untuk menyembah-Nya, terbukti pula ketentuan- Nya atas orang-orang yang keluar dari perintah-Nya dengan membangkang. Ketentuan itu, bahwa mereka tidak akan tunduk kepada kebenaran. Hal ini disebabkan Allah tidak akan memberi petunjuk kebenaran kecuali kepada orang-orang yang berjalan pada jalan-Nya, bukan orang-orang yang membangkang kepada- Nya." 10|34|Katakanlah, wahai Rasulullah, kepada orang-orang musyrik itu, "Apakah di antara sembahan-sembahan yang kalian jadikan sekutu-sekutu Allah itu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengembalikannya setelah mati?" Mereka pasti tidak akan mampu menjawabnya! Maka, pada saat itu, katakan kepada mereka, "Allahlah satu-satunya yang memulai penciptaan dari ketiadaan, kemudian menghidupkannya kembali setelah mati. Lalu, mengapa kalian menolak beriman kepada-Nya?" 10|35|Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang musyrik itu, "Apakah di antara sembahan-sembahan kalian yang telah kalian jadikan sekutu-sekutu bagi Allah itu ada yang dapat membedakan antara kebenaran dan kesesatan, sehingga sekutu selain Allah itu dapat mengarahkan kalian ke jalan yang benar?" Mereka, pasti, tidak akan mampu! Dan bukankah Yang Mahakuasa untuk memberi petunjuk kepada kebenaran lebih utama untuk diikuti dan disembah ketimbang yang tidah mampu memberi petunjuk kepada dirinya--dan tentunya tidak dapat memberi petunjuk kepada selain dirinya--kecuali apabila selain dirinya memberi petunjuk kepadanya? Sekutu-sekutu itu, misalnya, seperti para pemimpin orang-orang kafir, pendeta dan rahib yang telah kalian jadikan sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Apakah yang membuat kalian berpaling, sehingga kalian menyekutukan mereka dengan Allah? Apakah keadaan yang mengherankan ini yang membawa kalian untuk mengambil keputusan-keputusan kalian yang aneh itu? 10|36|Kebanyakan orang musyrik, dalam akidah mereka, tidak mengikuti apa-apa selain prasangka-prasangka batil yang tidak beralasan. Dan prasangka-prasangka itu--secara umum--tidak berguna sama sekali dan tidak dapat menggantikan keyakinan. Lebih-lebih jika prasangka itu lemah, sebagaimana prasangka orang-orang musyrik itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu dan pengikut-pengikut mereka yang bertaklid kepada mereka. Allah akan membalas mereka atas hal itu. 10|37|Tidak akan ada satu hal pun dalam al-Qur'ân ini yang memungkinkan untuk dibuat-buat oleh seseorang, karena al-Qur'ân--dengan kemukjizatan, petunjuk dan kecermatannya--tidak mungkin dihasilkan oleh selain Allah. Al-Qur'ân ini tidak lain adalah penegas atas kebenaran yang terkandung di dalam kitab-kitab samawi yang telah diturunkan sebelumnya. Al-Qur'ân juga merupakan penjelas bagi fakta-fakta dan syariat-syariat yang telah ditulis dan ditetapkan. Tidak ada keraguan bahwa al-Qur'ân diturunkan dari sisi Allah. Dan al-Qur'ân adalah mukjizat yang tidak ada seorang pun yang mampu membuat sesuatu yang semisal dengannya. 10|38|Akan tetapi, orang-orang musyrik itu berkata, "Muhammad telah membuat-buat al-Qur'ân dari dirinya sendiri!" Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, "Jika al-Qur'ân ini adalah hasil karya manusia, maka datangkanlah satu surat yang semisal dengannya. Mintalah pertolongan kepada orang-orang selain Allah yang kalian kehendaki, jika kalian memang benar menganggap al-Qur'ân adalah hasil karyaku." 10|39|Namun, orang-orang musyrik itu segera mendustakan al-Qur'ân tanpa merenungi dan mengetahui apa yang ada di dalamnya. Padahal mereka belum mengkajinya secara langsung dan belum meminta penjelasan dan keterangan hukum-hukumnya kepada selain diri mereka. Dengan cara seperti inilah--mendustakan al-Qur'ân tanpa mengkaji terlebih dahulu--orang-orang kafir terdahulu mendustakan rasul-rasul dan kitab-kitab suci mereka. Maka lihatlah, wahai manusia, akibat dari keadaan orang-orang terdahulu yang mendustakan, yaitu berupa kehinaan dan kebinasaan dengan azab. Inilah ketentuan Allah atas orang-orang yang seperti mereka. 10|40|Di antara orang-orang yang mendustakan itu terdapat orang yang akan percaya kepada al-Qur'ân setelah mengetahui apa yang ada di dalamnya dan memperhatikan makna-maknanya. Selain itu, di antara mereka juga terdapat kelompok yang tidak percaya kepadanya dan tidak berubah dari kesesatannya. Allah swt lebih mengetahui orang-orang yang berdusta dan berbuat kerusakan. Dia akan membalas mereka atas apa yang mereka lakukan. 10|41|Apabila mereka masih bersikeras mendustakanmu, Muhammad, setelah jelas bagi mereka tanda-tanda kenabianmu, maka katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya aku mendapatkan balasan dari perbuatanku, dan kalian juga mendapatkan balasan dari perbuatan kalian--bagaimana pun bentuknya. Aku akan meneruskan dakwahku. Dari itu, kalian tidak perlu mencela perbuatanku, sebagaimana aku tidak akan mencela perbuatan kalian. Maka lakukanlah apa yang kalian kehendaki, dan Allah akan membalas seluruh perbuatan kita sesuai dengan apa yang kita kerjakan." 10|42|Di antara orang-orang kafir itu ada yang mendengarmu, wahai Rasul, ketika kamu menyeru mereka kepada agama Allah. Namun demikian, kalbu mereka telah tertutup untuk mendengar seruanmu. Maka kamu tidak akan dapat memperdengarkan mereka yang tuli itu dan tidak pula dapat memberi mereka petunjuk. Apalagi jika ditambahkan dalam ketulian mereka itu, ketidakpahaman mereka terhadap apa yang kamu katakan. 10|43|Di antara mereka ada yang melihatmu dan peduli dengan keadaanmu, sehingga ia dapat melihat bukti- bukti kenabianmu yang jelas. Tetapi, sayang, mereka tidak mau menerima petunjuk kenabian itu. Perumpamaan bagi mereka adalah bagaikan orang buta, dan kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang buta itu. Kebutaan penglihatan adalah seperti kebutaan mata hati, kedua-duanya tidak dapat menerima petunjuk. Orang yang buta tidak dapat menerima petunjuk yang berbentuk materi, dan orang yang sesat tidak dapat menerima petunjuk yang bersifat maknawi. 10|44|Sesungguhnya Allah Swt. akan memberikan balasan bagi manusia sesuai dengan perbuatan mereka dengan adil. Dia tidak menzalimi seorang pun dari mereka, tetapi manusialah yang menzalimi diri mereka sendiri dengan memilih kekufuran daripada keimanan. 10|45|Berilah peringatan kepada mereka, wahai Rasul, akan hari di mana Kami kumpulkan mereka untuk dihitung, sehingga terbukti kedatangan hari akhir setelah mereka mendustakannya. Mereka sadar kehidupan mereka di dunia terasa seakan-akan hanya sesaat dari siang saja, tidak cukup untuk mengerjakan perbuatan baik sebagaimana mestinya. Mereka saling mengetahui satu sama lain dan saling mencela atas kekufuran dan kesesatan mereka. Orang-orang yang mendustakan hari akhir itu sangat merugi, karena mereka tidak sempat mengerjakan amal saleh di dunia, dan mereka tidak akan beruntung untuk mendapatkan kenikmatan akhirat, disebabkan kekufuran mereka. 10|46|Dan apabila Kami perlihatkan kepadamu, wahai Rasul, sebagian dari apa yang Kami janjikan kepada mereka, yaitu berupa kemenanganmu atas mereka dan penimpaan azab atas mereka, atau Kami wafatkan kamu sebelum kamu melihat itu semua, maka sesungguhnya kepada Kami jualah mereka akan kembali untuk dihitung dan diberi balasan. Allah Swt. Mahateliti dan Mahatahu apa yang mereka kerjakan, dan akan memberikan balasan kepada mereka. 10|47|Telah datang seorang rasul untuk setiap umat guna menyampaikan seruan Allah. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian lainnya ada yang mendustakan. Maka apabila telah datang hari pengumpulan, dan Rasul mereka datang dan memberikan kesaksian kekufuran atas orang-orang yang mendustakannya, dan kesaksian keimanan kepada orang-orang yang beriman, maka Allah akan memutuskan di antara mereka dengan keadilan yang sempurna. Maka Dia tidak akan menzalimi seorang pun dalam memberikan balasan bagi orang yang berhak menerimanya. 10|48|Orang-orang kafir terus-menerus mendustakan hari akhir, dan meminta untuk disegerakan. Dengan mengejek, mereka berkata, "Kapankah datangnya azab yang kamu janjikan kepadaku, apabila kamu, wahai Rasul, dan orang-orang yang bersamamu memang benar dengan apa yang kalian imani dan kalian serukan itu." 10|49|Katakan kepada mereka, Muhammad, "Sesungguhnya aku tidak mampu mendatangkan kebaikan atau keburukan kepada diriku, kecuali dengan kemampuan yang diberikan oleh Allah kepadaku. Maka bagaimana aku mampu mempercepat datangnya siksa? Sesungguhnya setiap umat memiliki ajal yang telah ditetapkan oleh Allah sejak dahulu. Apabila saat itu datang, maka mereka tidak akan dapat menangguhkannya ke saat lain atau menyegerakannya." 10|50|Katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan dan ingin menyegerakan turunnya azab itu, "Katakanlah kepadaku, apabila azab Allah menimpa kalian siang malam, maka manfaat apakah yang didapatkan oleh orang-orang yang jahat yang penuh dengan dosa itu dengan disegerakannya azab itu. 10|51|Apakah sekarang kalian tetap mengingkari azab Allah? Lalu, apabila azab itu telah menimpa kalian, dikatakan kepada kalian dengan ejekan, 'Apakah kalian mempercayainya saat kalian telah mengalaminya, sedangkan sebelumnya, di dunia, kalian--dengan sikap meremehkan dan membangkang-telah meminta untuk disegerakan?'" 10|52|Kelak di hari kiamat, orang-orang yang telah menganiaya diri dengan melakukan pengingkaran dan kebohongan, akan dikatakan kepada mereka, "Rasakan oleh kalian azab yang kekal. Yang kalian rasakan ini tidak lain kecuali balasan dari perbuatan-perbuatan yang kalian lakukan di dunia." 10|53|Dengan nada mengejek dan mengingkari, orang-orang kafir bertanya kepadamu, Muhammad, apakah al-Qur'ân yang kamu sampaikan, hari kebangkitan dan siksaan yang kamu janjikan itu banar. Katakan kepada mereka, "Ya. Demi kemahabenaran Tuhanku yang menciptakanku, itu semua adalah benar. Kalian tidak akan menang dalam menolak dan mencegah siksaan yang dikehendaki oleh Allah untuk kalian." 10|54|Seandainya semua yang ada di bumi ini dimiliki oleh orang-orang yang berbuat syirik dan kufur, mereka tentu akan menjadikannya sebagai tebusan untuk menghadapi siksaan yang mereka saksikan pada hari kiamat. Ketika itu, mereka akan merasakan penyesalan dalam hati karena sudah tak sanggup lagi berbicara dan karena begitu ngerinya menyaksikan siksaan itu. Ketentuan Allah pun dilaksanakanlah, sementara mereka tidak akan dizalimi dalam pembalasan itu, sebab pembalasan itu merupakan akibat dari apa yang mereka telah mereka lakukan. 10|55|Hendaknya manusa mengetahui bahwa Allah adalah Pemilik dan Pengendali semua yang ada di langit dan di bumi, dan bahwa janji-Nya adalah benar hingga tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya dan menghindar dari balasan-Nya. Tetapi mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia, dan mereka tidak mengetahuinya dengan sbenarnya. 10|56|Allah Swt. memberi kehidupan kepada sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ada dan mencabutnya kembali. Kepada-Nyalah tempat kembali di akhirat. Tidak ada yang besar bagi-Nya. 10|57|Wahai umat manusia, telah datang kepada kalian kitab Allah yang disampaikan melalui rasul-Nya, Muhammad. Di dalamnya terdapat peringatan untuk taat dan beriman serta nasihat untuk melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan. Di dalamnya juga terdapat kisah-kisah orang sebelum kalian agar dapat dijadikan bahan renungan dan juga terdapat anjuran untuk melakukan pengamatan terhadap rahasia- rahasia alam raya, sehingga kalian dapat menyadari keagungan ciptaan-Nya. Selain itu, kitab ini pun mengandung terapi penyakit hati, semisal kemusyrikan dan kemunafikan. Kitab yang diturunkan ini (al-Qur'ân) merupakan pedoman untuk mendapatkan jalan kebenaran. Semua itu adalah rahmat bagi orang-orang Mukmin yang menerimanya dengan baik. 10|58|Wahai Rasulullah, katakanlah kepada mereka, "Bergembiralah atas rahmat dan karunia Allah kepada kalian dengan diturunkannya al-Qur'ân dan dijelaskannya syariat Islam. Sungguh hal ini adalah lebih baik dari seluruh kesenangan dunia yang dapat dikumpulkan manusia. Karena ia merupakan santapan rohani dan penyembuh segala penyakit hati." 10|59|Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang kafir yang diberi sebagian kesenangan dunia, "Cobalah jelaskan kepadaku mengenai rizki yang halal dan baik yang telah Allah berikan kepada kalian. Mengapa kalian menganggap diri kalian pembuat hukum, lalu menghalalkan sebagiannya dan mengharamkan sebagian lainnya tanpa mengacu pada syariat yang Allah tentukan? Sesungguhnya Allah tidak memperkenankan kalian melakukan hal itu, kalian hanya membuat-buat kebohongan kepada Allah ketika melakukan hal itu!" 10|60|Apa yang diduga akan terjadi oleh orang-orang yang membuat-buat kebohongan kepada Allah dengan menghalalkan dan mengharamkan sesuatu tanpa dalil di hari kiamat nanti? Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada mereka nikmat yang banyak. Dengan karunia-Nya, dihalalkanlah semua itu kepada mereka, lalu diturunkan pula syari'at untuk kebaikan mereka. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah, bahkan mereka membuat-buat kebohongan kepada-Nya. 10|61|Dan sesungguhnya kamu, Muhammad, telah menyampaikan semua itu. Dan Allah mengetahui hal itu. Tak ada satu urusan pun yang sedang kamu hadapi, bacaan al-Qur'ânmu dan segala perbuatanmu, juga umatmu, kecuali Kami menjadi Saksi dan Pengawasnya pada saat kalian mengerjakannya dengan sungguh- sungguh. Dan tak sesuatu pun yang terlepas dari pengetahuan Allah, seringan dzarrah (atom) sekalipun, baik di langit maupun di bumi, lebih ringan atau lebih berat. Semuanya tercatat dengan terang dan jelas dalam kitab yang ada di sisi Allah. 10|62|Camkanlah wahai manusia bahwa sesungguhnya para wali Allah yang beriman dan menaati-Nya, dicintai oleh Allah sebagaimana mereka mencintai-Nya. Bagi mereka tidak ada rasa takut dari keterhinaan di dunia dan siksaan di akhirat. Mereka pun tak merasa sedih karena tidak mendapatkan kesenangan dunia, karena di sisi Allah, mereka akan memperoleh sesuatu yang lebih besar dan lebih banyak dari itu semua. 10|63|Dan mereka adalah orang-orang yang membenarkan seluruh apa yang datang dari Allah. Mereka tunduk kepada kebenaran, menjauhi kemaksiatan dan takut kepada Allah dalam segala tindakan. 10|64|Di dunia ini, para wali Allah akan mendapatkan kabar gembira berupa janji kemenangan dan kemuliaan dari Allah di dunia, dan terlaksananya janji itu di akhirat. Allah tidak akan mengkhianati janji-Nya. Sesuatu yang dijanjikan di dunia, kemudian mereka peroleh di akhirat ini adalah suatu keberuntungan yang besar. 10|65|Janganlah kamu bersedih, wahai Rasulullah, karena mendapatkan orang-orang musyrik telah mengejek, menghujat dan mendustakanmu. Janganlah mengira keadaan mereka akan berlanjut seperti itu. Sungguh, pada gilirannya, kemenangan akan berada di pihakmu dan Islam akan menjadi jaya. Sesungguhnya kejayaan itu seluruhnya milik Allah. Kemenangan ada dalam genggaman-Nya dan Dia akan memenangkanmu menghadapi mereka. Allah Maha Mendengar akan kebohongan-kebohongan yang mereka buat terhadapmu dan Maha Mengetahui apa yang mereka sembunyikan. Dan Dia akan membalas segala perbuatan mereka itu. 10|66|Agar kalian tahu, wahai manusia, bahwa Allahlah Pencipta, Pemilik dan Pemelihara tunggal segala yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya orang-orang yang menyekutukan Allah, mereka sebenarnya tidak meyakini sekutu-sekutu itu, melainkan hanya sekadar mengikuti praduga yang tidak benar. Mereka hanya menduga dan menyangka akan adanya suatu kekuatan pada sesuatu yang sebenarnya tidak dapat memberikan kebaikan dan keburukan. 10|67|Sesungguhnya Allahlah pemilik segala yang ada di langit dan di bumi, Dialah yang menciptakan malam agar kalian dapat beristirahat setelah letih berusaha di siang hari. Dia jualah yang menciptakan siang terang benderang agar kalian dapat berusaha dan memperoleh kemaslahatan. Sesungguhnya pada penciptaan siang dan malam itu terdapat bukti yang jelas bagi mereka yang mau mendengar dan berpikir. 10|68|Dan jika para penyembah berhala itu telah mempersekutukan Allah dengan menjadikan bebatuan sebagai sembahan, serta tidak mensucikan-Nya secara layak dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, maka Allah Mahasuci dari yang demikian itu. Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan keberadaan anak, sebab keberadaan anak merupakan pertanda butuhnya seseorang untuk mengabadikan kehidupannya. Sementara Allah adalah zat yang kekal dan abadi, serta Pemilik seluruh yang ada di langit dan di bumi. Maka kalian, wahai para pendusta, tidak memiliki argumen dan bukti yang membenarkan dugaaan kalian itu. Oleh karenanya, janganlah kalian membuat-buat sesuatu yang tidak ada dasarnya mengenai Allah. 10|69|Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul, "Sesungguhnya orang-orang yang membuat-buat kebohongan kepada Allah dan menganggap bahwa Allah mempunyai anak, mereka tidak akan beruntung selama- lamanya." 10|70|Mereka diberikan kesenangan dunia yang memperdaya. Kesenangan seperti itu--baik berlangsung lama atau sebentar--sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan apa yang akan mereka peroleh di kemudian hari. Kepada Kamilah mereka akan kembali. Kami akan membuat perhitungan dan menimpakan azab yang pedih atas kekufuran yang mereka lakukan. 10|71|Dan sesungguhnya perlakuan kaummu ini juga telah dialami oleh para nabi sebelum kamu. Maka bacakanlah, wahai Rasul, kepada manusia apa yang Kami turunkan dalam al-Qur'ân tentang kisah Rasulullah Nûh, saat ia mendapati kebencian dan sikap memusuhi pada kaumnya. Maka berkatalah Nûh kepada mereka, "Wahai kaumku, kendatipun keberadaanku di tengah-tengah kalian untuk menyampaikan misi kerasulan ini telah membuat susah kalian, aku akan terus berjalan dan tidak merasa bosan menyerukannya seraya berserah diri kepada-Nya. Kerahkanlah segala kekuatan kalian bersama sekutu- sekutu kalian untuk melakukan persekongkolan. Tak usah kalian sembunyikan lagi rasa permusuhan kalian kepadaku. Janganlah kalian menunda niat jahat yang kalian rencanakan untukku, jika kalian memang benar-benar sanggup menyakitiku. Sesungguhnya Tuhanku akan senantiasa memelihara dan menjagaku." 10|72|Dan kalau pun kalian tetap menolak ajakanku, maka hal itu tidak merugikan diriku. Aku tidak melakukan hal itu untuk mendapatkan imbalan yang khawatir tidak aku dapatkan jika kalian ternyata menolak seruanku. Sesungguhnya aku hanya mengharapkan ganjaran dari Allah semata. Dialah yang menyuruhku untuk selalu berserah diri kepada-Nya dalam segala urusan." 10|73|Meskipun Nûh telah mncurahkan segala daya dan upaya untuk memberi petunjuk, mereka tetap bersikeras mendustakan dan memusuhinya. Maka Allah menyelamatkannya bersama orang-orang beriman yang menyertainya dalam sebuah bahtera. Kami jadikan mereka sebagai pembangun bumi setelah kemusnahan orang-orang kafir yang dihancurkan topan. Maka renungkanlah, wahai Muhammad, betapa buruknya akhir perjalanan orang-orang yang meremehkan peringatan. 10|74|Kemudian setelah Nûh, Kami pun mengutus rasul-rasul lainnya. Mereka mengajak untuk mengesakan Allah (tauhid) dan menyampaikan janji dan ancaman dengan dukungan mukjizat-mukjizat yang membuktikan kebenaran risalah yang mereka sampaikan. Tetapi kaum-kaum mereka mendustakan ajakan para rasul, sebagaimana perlakuan kaum Nûh kepada Nabinya. Begitulah keadaan orang-orang yang ingkar, mereka tidak mau tunduk dan patuh. Sebab, pengingkaran dan pendustaan telah mereka lakukan sebelum terlebih dulu mempertimbangkan dan mengambil pelajaran dari apa yang mereka dapatkan melalui para rasul. Karena itulah, orang-orang yang selalu menolak dan memusuhi kebenaran, Allah kunci hati mereka dalam kebatilan. 10|75|Setelah para rasul itu, kami juga mengutus Mûsâ dan saudaranya, Hârûn, untuk menyampaikan dakwah kepada Fir'aun, raja Mesir, dan orang-orang dekatnya. Kedua rasul itu mengajak mereka untuk menyembah Allah yang kami dukung dengan bukti-bukti yang kuat. Tetapi Fir'aun dan kaumnya bersikap angkuh dan tak mau mengikuti seruan Mûsâ dan Harun. Dengan penolakan ini, mereka sebenarnya telah melakukan tindak kejahatan dan dosa yang besar. 10|76|Tatkala mereka melihat kebenaran Kami melalui mukjizat yang Kami berikan malah berkata, "Sungguh, tak diragukan lagi, hal ini merupakan sihir yang jelas." 10|77|Mûsâ membantah anggapan mereka, dan berkata, "Patutkah kalian menganggap kebenaran yang kusampaikan dari Allah ini sebagai suatu bentuk sihir? Apakah mungkin kebenaran yang kalian saksikan ini dapat disebut sebagai sihir? Inilah aku, Mûsâ, yang menantang kalian untuk membuktikan anggapan itu. Kerahkanlah para ahli sihir untuk membuktikannya, pasti mereka tidak dapat mengalahkannya untuk selamanya." 10|78|Berkatalah Fir'aun dan kaumnya kepada Mûsâ, "Sesungguhnya apa yang kalian sampaikan ini hanya sekadar untuk mengalihkan kami dari agama nenek moyang dan adat istiadat kaum kami. Dengan demikian, kamu bisa menjadikan kami sebagai pengikut-pengikutmu sehingga kalian berdua akan mendapatkan kekuasaan, kehormatan dan kepemimpinan. Karena itu, kami tidak akan mempercayai kalian berdua, juga risalah yang kalian bawa." 10|79|Fir'aun dan kaumnya telah menganggap Mûsâ dan Hârûn sebagai dua orang ahli sihir, bukan sebagai rasul. Maka, Fir'aun pun kemudian mengerahkan orang-orangnya untuk mendatangkan siapa saja di antara rakyatnya yang mempunyai keahlian dalam ilmu sihir. 10|80|Para ahli sihir pun berdatangan dan berdiri di hadapan Mûsâ untuk menaklukkannya. Disaksikan khalayak ramai, Mûsâ angkat bicara, "Silakan tunjukkan sihir yang kalian miliki!" 10|81|Ketika mereka telah melemparkan seluruh tali dan tongkat mereka, Mûsâ pun berkata, "Sungguh yang kalian lakukan ini benar-benar sihir. Allah akan membinasakannya dengan perantaraan diriku. Sesungguhnya Allah tidak menyiapkan perbuatan orang-orang yang merusak itu untuk menjadi baik dan berguna." 10|82|Sedangkan kebenaran, maka Allahlah--dengan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya--akan menjadi penolong dan penyokongnya, kendati tampak kebencian dan permusuhan orang-orang kafir kepada kebenaran itu. 10|83|Meskipun bukti-bukti yang membenarkan risalah telah diperlihatkan, tetapi yang mempercayai Mûsâ hanyalah segelintir dari kaum Fir'aun. Itu pun dengan perasaan cemas bila Fir'aun dan pengikutnya akan memaksa mereka untuk melepaskan keimanan yang ada. Betapa kejamnya tindakan Fir'aun di tanah Mesir. Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang melampaui batas dan merasa sangat hebat dan adidaya. 10|84|Untuk memberi dorongan dan harapan kepada orang-orang yang telah beriman, Mûsâ pun berkata, "Wahai kaumku, bila keimanan dan keikhlasan kepada Allah telah merasuk ke lubuk hati, maka janganlah kalian merasa takut kecuali kepada-Nya. Serahkanlah diri kalian, dalam segala hal, kepada Allah. Dan yakinlah, jika kalian benar-benar tetap dalam kepasrahan (Islam)." 10|85|Orang-orang yang beriman itu berkata, "Hanya kepada Allah kami berserah diri." Kemudian mereka memohon kepada Allah untuk berkenan menghindarkan mereka dari sasaran fitnah dan siksaan orang-orang kafir. 10|86|Mereka berdoa kepada Allah, seraya berkata, "Dengan karunia dan rahmat yang Engkau berikan kepada kami, dan dengan curahan kasih sayang yang menjadi sifat-Mu, selamatkanlah kami dari orang-orang yang ingkar dan zalim." 10|87|Dan Kami wahyukan kepada Mûsâ dan Hârûn, saudaranya, agar menjadikan beberapa rumah di tanah Mesir sebagai tempat tinggal dan kiblat bagi orang-orang Mukmin yang mengikuti seruan Allah. Dan agar mereka melaksanakan salat secara sempurna. Berita gembira yang baik ini hanyalah untuk orang-orang yang beriman. 10|88|Tatkala Mûsâ mendapati orang-orang kafir itu semakin keras kepala dalam menghadapi seruannya, ia memanjatkan doa kepada Allah, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memberi Fir'aun dan orang-orang dekatnya perhiasan dan kemewahan dunia berupa harta, keturunan dan kekuasaan. Tetapi dengan adanya nikmat-nikmat itu, mereka semakin terpuruk dalam kesesatan dan menyesatkan orang lain. Maka musnahkanlah harta kekayaan mereka dan biarkanlah mereka dalam kegelapan hati sehingga tidak dapat menerima petunjuk untuk beriman sampai suatu saat nanti mereka akan lihat sendiri azab menyakitkan yang menyambut mereka. Semua ini agar orang-orang dapat menjadikannya sebagai bahan renungan dan pelajaran." 10|89|Allah berfirman, "Doa kalian berdua Aku kabulkan. Teruskan perjalanan kalian di jalan yang lurus. Tinggalkan jalan orang-orang yang tidak mengetahui persoalan dengan baik dan tidak pula tunduk kepada kebenaran yang telah dijelaskan." 10|90|Tatkala Banû Isrâ'îl melintasi lautan, Fir'aun dan bala tentaranya membuntuti mereka untuk menyerang. Tetapi Kami buat mereka tenggelam ditelan laut. Dan di saat Fir'aun hampir mati tenggelam, ia berkata, "Aku percaya kepada Allah yang diyakini Banû Isrâ'îl, dan aku tunduk kepada-Nya. Sungguh aku termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh." 10|91|Tetapi Allah tidak berkenan dan menerima keimanan Fir'aun yang dinyatakan-Nya dalam keadaan terdesak ini. Tobatnya yang dilakukan pada saat sekarat ini pun tidak diterima Allah, setelah sebelumnya ia hidup bergelimang kemaksiatan dan selalu membuat kerusakan di bumi. Fir'aun pun mati dalam kekufuran dan keterhinaan. 10|92|Pada hari kebinasaanmu itu (wahai Fir'aun), Kami mengangkat dan mengeluarkan mayatmu dari laut, agar menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi mereka yang telah menuhankanmu. Mereka tidak akan menyangka bahwa nasibmu akan berakhir dengan kondisi yang sangat memilukan dan menyedihkan seperti ini. Akan tetapi banyak manusia yang tidak mau mengamati bukti-bukti kekuasaan Kami di alam raya yang begitu banyak ini(1). (1) Ayat ini, tampaknya, mengisyaratkan bahwa jasad Fir'aun akan terus terpelihara sehingga manusia dapat menjadikannya sebagai bahan pelajaran, betapa mengenaskan nasib seseorang yang pernah mengaku Tuhan dan memaksa kaumnya yang bersahaja untuk mengatakan bahwa tiada tuhan selain dia. Diperkirakan, peristiwa eksodus Banû Isrâ'îl itu terjadi di akhir abad ke-13 S. M., pada masa salah seorang raja dari dinasti XIX bernama Minfatah putra Ramsis II, yang pernah memberlakukan kerja paksa terhadap Banû Isrâ'îl untuk membangun ibukota kerajaannya. Dalam temuan sejarah modern, ibukota yang tertimbun di bawah tanah ini bernama Buramsis. Adapun mengenai sebab terjadinya eksodus adalah dalam upaya menyebarkan agama tauhid sekaligus membebaskan diri dari cengkeraman Fir'aun yang telah memperbudak dan menyiksa Banû Isrâ'îl. Sampai di sini, tampaknya, kita patut bertanya, "Bukankah ayat ini menjadi salah satu bukti bahwa al-Qur'ân itu benar-benar diturunkan oleh Allah?" 10|93|Dan sungguh, setelah peristiwa itu, Kami beri kekuatan kepada Banû Isrâ'îl. Mereka pun kemudian hidup tenteram di tanah yang subur dan dapat melaksanakan ajaran agama serta terhindar dari penindasan yang mereka alami sebelumnya. Mereka telah mendapatkan pelbagai rezeki dan karunia yang melimpah ruah. Tetapi baru saja mereka merasakan kenikmatan hidup mulia setelah sebelumnya hidup dalam keterhinaan, mereka sudah dihinggapi perpecahan. Maka terjadilah perselisihan antara mereka, meski sebenarnya sudah jelas bagi mereka mana yang benar dan mana yang salah. Di hari kiamat nanti, Allah akan memutuskan apa yang telah mereka perselisihkan, dan Dia akan memberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka. 10|94|Jika dirimu, atau orang lain, dihantui oleh rasa ragu mengenai kebenaran wahyu yang Kami turunkan ini, maka tanyakanlah kepada mereka yang telah mendapatkan kitab-kitab suci melalui para Nabi terdahulu. Kamu akan mendapatkan jawaban pasti dari mereka, yang membenarkan apa yang telah Kami turunkan kepadamu (al-Qur'ân). Hal itu adalah untuk menegaskan kebenaran dengan memaparkan dalil pada hal-hal yang dimungkinkan dapat menimbulkan keragu-raguan. Dan sungguh Kami telah menurunkan kepadamu kebenaran yang tidak disangsikan ini. Maka jangan biarkan orang lain membuat kamu bimbang dan ragu. 10|95|Dan jangan biarkan dirimu dan para pengikutmu masuk ke dalam kelompok orang-orang yang mendustakan bukti-bukti dan penjelasan-penjelasan. Dengan demikian, kamu tidak mendapatkan kerugian dan murka Tuhan, sebagaimana dialami oleh orang-orang kafir. (Ayat ini, meskipun ditujukan kepada Nabi Muhammad, tetapi mencakup juga para pengikutnya). 10|96|Sesungguhnya orang-orang yang telah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang kafir, mereka itu--karena Allah Mahatahu pembangkangan dan fanatisme buta yang ada pada mereka--tidak akan beriman, meskipun kamu telah mencurahkan segala daya dan upaya untuk meyakinkan mereka. 10|97|Kalau pun kamu berikan kepada mereka seluruh bukti yang jelas sekali pun mereka tidak akan menerimanya dan terus dalam kesesatan, hingga akhirnya mereka mendapatkan azab yang pedih. 10|98|Andaikan saja seluruh penduduk negeri itu beriman, niscaya mereka akan mendapatkan manfaat- manfaat yang baik dari keimanan itu. Akan tetapi pada kenyataannya, kebaikan itu hanya didapat oleh kaum Yûnus saja, karena tidak semua penduduk negeri itu turut beriman. 10|99|Kalaulah Allah menghendaki seluruh penduduk bumi ini beriman, niscaya semuanya akan beriman. Maka janganlah kamu merasa sedih melihat kekufuran orang-orang musyrik. Sebab, tidak ada keimanan kecuali atas dasar kesukarelaan hati. Karenanya, kamu tak bakal mampu memaksa mereka untuk patuh dan menerima kebenaran. Dari itu janganlah memaksa mereka untuk beriman, karena--sekuat apa pun usahamu--kamu tidak akan dapat melakukannya. 10|100|Manusia tak mungkin beriman kecuali jika ia sendiri menginginkannya. Lalu Allah akan menyediakan faktor dan sarana yang dapat mengantarkannya untuk mewujudkan keinginannya itu. Adapun orang yang tidak menginginkan keimanan, ia berhak mendapat murka dan azab Allah. Sebab, sudah merupakan hukum Allah untuk menimpakan murka dan siksa-Nya kepada orang-orang yang membangkang dan tak mau mencermati bukti-bukti yang jelas itu. 10|101|Katakanlah, wahai Nabi, kepada orang-orang yang tetap membangkang itu, "Cermati dan renungilah apa yang ada di langit dan di bumi berupa bukti-bukti yang menunjukkan keagungan dan keesaan Tuhan. Di situ akan kalian dapati bukti-bukti yang dapat membawa kalian untuk menerima ajakan beriman. Akan tetapi, betapa pun banyaknya bukti dan dahsyatnya ancaman, semua itu tidak berguna bagi kaum yang ingkar dan tak mau berpikir. Sebab, ketika orang-orang kafir itu memutuskan untuk tidak beriman, mereka pun tak bakal bersedia melakukan perenungan dan pengamatan terlebih dahulu(1). (1) Ayat ini, dan banyak lagi yang lainnya, mendorong umat manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kontemplasi, eksperimentasi dan pengamatan. Ayat ini juga mengajak untuk menggali pengetahuan yang berhubungan dengan alam raya beserta isinya. Sebab, alam raya yang diciptakan untuk kepentingan manusia ini, hanya dapat dieksplorasi melalui pengamatan indrawi. 10|102|Tidakkah orang-orang yang ingkar itu hanya menanti turunnya siksa di hari-hari yang penuh penderitaan yang dulu pernah dialami orang-orang sebelum mereka, seperti kaum Nûh, kaum Mûsâ, dan lain sebagainya? Bila demikian, katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, "Jika kalian masih mau menunggu, maka lakukanlah. Aku akan menunggu bersama kalian. Tidak lama lagi kalian akan mendapatkan kehancuran dan azab di hari kiamat." 10|103|Lalu Kami selamatkan para rasul Kami beserta orang-orang Mukmin dari siksaan itu. Keselamatan bagi mereka telah dijanjikan Allah. Dan janji-Nya pasti terjadi dan tidak akan dipungkiri. 10|104|Katakan kepada mereka, wahai Rasul, "Jika kalian meragukan kebenaran agama yang kusampaikan ini, maka ketahuilah bahwa aku tidak akan pernah menyembah berhala-berhala sembahan kalian. Aku hanya menyembah Allah yang akhir perjalanan kalian berada di tangan-Nya. Dialah yang akan mematikan kalian dan Dia memerintahkan kepadaku agar aku termasuk orang-orang yang beriman kepada-Nya." 10|105|Wahai Muhammad, hadapkanlah dirimu sepenuhnya kepada Allah. Janganlah kamu hanyut dalam golongan orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Hendaknya kamu dan pengikutmu menjauhi dan menghindari mereka itu. 10|106|Janganlah kamu berlindung, dengan berdoa dan menyembah kepada sesuatu selain Allah, suatu sembahan yang tidak memberikan kebaikan dan juga tidak mendatangkan keburukan. Sesungguhnya jika kamu melakukan hal itu, berarti kamu termasuk dalam golongan orang-orang yang musyrik dan zalim. (Larangan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad ini juga berlaku untuk para pengikutnya. Larangan yang mustahil terjadi pada Nabi ini merupakan gaya atau ungkapan hiperbolis [mubâlaghah] dari larangan dimaksud). 10|107|Dan jika Allah menimpakan suatu keburukan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Demikian pula, jika Dia telah menentukan suatu kebaikan kepadamu, maka tak seorang pun yang dapat menghalanginya. Dialah Allah yang, dengan karunia-Nya, memberikan kebaikan kepada para hamba yang dikehendaki-Nya. Allah Yang Mahasuci, ampunan-Nya amat luas dan rahmat-Nya berlimpah. 10|108|Sampaikanlah seruan Allah, wahai Rasul, kepada seluruh umat manusia. Katakan kepada mereka, "Wahai umat manusia, sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada kalian syariat yang benar dari sisi- Nya. Maka barangsiapa yang ingin mendapat petunjuk dari syariat itu, bergegaslah! Karena faedah dari petunjuk itu sebenarnya terpulang untuk diri kalian sendiri. Dan barangsiapa yang tetap mempertahankan kesesatannya, maka kesesatan itu akan mereka rasakan sendiri. Dan aku tidak ditugaskan untuk memaksa kalian beriman, karena aku tidak memiliki wewenang untuk melakukan hal itu kepada kalian." 10|109|Dan tetaplah, wahai Rasul, berada pada agama yang benar. Ikutilah wahyu yang diturunkan kepadamu. Dan bersabarlah dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam menyampaikan dakwahmu, sampai suatu saat nanti Allah memutuskan apa yang akan terjadi di antara kamu dan mereka, berupa janji kemenangan bagi orang-orang Mukmin dan keterhinaan bagi orang-orang kafir. Dan Allah adalah hakim yang Mahabijaksana. 11|1|[[11 ~ HUD (NABI HUD) Pendahuluan: Makkiyyah, 123 ayat ~ Surat Hûd merupakan salah satu dari kelompok surat Makkiyyah. Surat yang terdiri atas 123 ayat ini dibuka dengan menyebutkan kemuliaan al-Qur'ân, tentang penyembahan kepada Allah semata, tentang janji-janji dan ancaman-ancaman-Nya, serta penjelasan mengenai kekuasaan Allah dan hal ihwal manusia yang mendapatkan karunia atau bencana dari Allah. Kemudian kembali dibicarakan mengenai kedudukan al-Qur'ân sebagai mukjizat yang menantang, tentang orang-orang kafir yang tidak memiliki dasar untuk mempertahankan kekufuran mereka dan tentang ganjaran pahala bagi orang-orang yang beriman. Selanjutnya, dalam surat ini Allah memaparkan beberapa kisah para nabi, termasuk di dalamnya perdebatan yang terjadi antara para nabi dengan kaum-kaum mereka dan bagaimana kemudian orang-orang kafir itu ditimpakan azab, sementara orang-orang Mukmin diselamatkan dari azab itu. Kisah Nabi Nûh a. s., dalam surat ini, dijelaskan dengan lebih rinci dibanding paparan sebelumnya dalam surat Yûnus. Dalam kisah itu dijelaskan tentang watak orang-orang kafir yang selalu mengingkari kebenaran sehingga mereka mendapatkan murka Tuhan. Setelah kisah Nûh a. s., dipaparkan pula kisah Nabi Hûd a. s. dan kaumnya, 'Ad, disertai penjelasan mengenai watak orang-orang kafir dan bagaimana akhirnya mereka tidak dapat menampik bencana yang diturunkan Allah, meskipun dengan kekuatan dan kehebatan yang mereka miliki saat itu. Setelah itu, dengan alur yang hampir sama, dipaparkan juga kisah para Nabi lainnya: Shâlih a. s. dengan kaum Tsamûd, Ibrâhîm a. s, Lûth a. s., dan Syu'ayb a. s. Kemudian, setelah memaparkan kisah-kisah tersebut, Allah menjelaskan hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari kisah-kisah itu. Surat ini kemudian ditutup dengan mengajak orang-orang Mukmin untuk selalu berusaha sambil mengharapkan perkenan Allah. Kemudian Allah menyebutkan mengenai kemahasempurnaan ilmu yang dimiliki-Nya dan kewajiban berserah diri kepada-Nya.]] Alif, Lâm, Râ'. Dengan huruf-huruf fonemis ini surat ini diawali untuk, pertama, mengisyaratkan bahwa al-Qur'ân--meskipun terdiri atas huruf-huruf yang mereka gunakan dalam percakapan mereka--merupakan suatu mukjizat. Kedua, untuk menarik perhatian agar, saat dibacakan, al-Qur'ân harus disimak, sebagai pertanda bahwa al-Qur'ân adalah kitab suci yang memiliki kedudukan yang sangat luhur: ayat-ayatnya diturunkan dengan jelas, tidak ada kesalahan dan ketersamaran; langgamnya tersusun rapi tanpa cacat, terang dan jelas; dan hukum-hukumnya tertuang secara terperinci. Al-Qur'ân, di samping mulia karena kandungannya, juga menjadi mulia karena ia merupakan kitab suci yang diturunkan dari sisi Allah yang Mahatahu atas segala sesuatu dan kemudian menempatkannya pada posisi yang tepat. 11|2|Ajari dan arahkanlah manusia, wahai Nabi, dengan al-Qur'ân. Katakan pada mereka, "Janganlah kalian menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk memberi peringatan kepada kalian akan azab yang ditimpakan jika kalian mengingkari-Nya. Sebagaimana aku pun diutus untuk menyampaikan kabar gembira akan pahala yang kalian dapatkan bila kalian mengimani dan menaati-Nya. 11|3|Tunduklah kalian kepada Allah untuk memohon ampun dari segala dosa yang kalian lakukan. Lalu kembalilah kepada-Nya dengan melakukan ibadah dan amal saleh secara tulus dan ikhlas. Jika kalian melakukan hal itu, niscaya kalian akan mendapatkan curahan nikmat-nikmat yang baik di dunia ini, hingga tiba ajal kalian yang telah ditentukan. Sementara di akhirat kelak, Allah akan membalas setiap pelaku kebaikan dan keutamaan dengan pahala kebajikan dan keutamaannya. Tetapi, jika kalian tidak menghiraukan seruanku ini, berarti kalian telah siap untuk menerima azab. Sesungguhnya aku khawatir kalian akan mendapatkan azab di hari besar nanti, pada saat seluruh umat manusia dikumpulkan di hari yang sangat mengerikan itu. 11|4|Hanya kepada Allahlah tempat kembali kalian di dunia dan di akhirat. Karena Dia akan membangkitkan kalian dari kubur untuk membalas amal perbuatan kalian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, karena kekuasaan-Nya yang sangat sempurna dan selalu mampu melakukan apa saja." 11|5|Sesungguhnya manusia mencoba menutupi dada untuk menyembunyikan apa yang terdetik di hati mereka. Mereka berusaha keras menyembunyikannya dan menyangka bahwa Allah tidak mengetahui apa yang terlintas dalam benak mereka. Maka ketahuilah, kalaupun mereka beranjak ke tempat tidur dengan berselimut di gelap malam sambil menutup-nutupi apa yang ada di dalam hati, Allah Maha Mengetahui semua yang mereka lakukan, baik yang dirahasiakan maupun yang terang-terangan. Allah Mahatahu apa yang terdetik di dalam hati dan apa yang sengaja disembunyikan. 11|6|Dan hendaklah mereka tahu bahwa kekuasaan, nikmat-nikmat dan ilmu Allah itu mencakup segala sesuatu. Tak satu binatang pun yang melata di bumi ini kecuali Allah--dengan karunia-Nya--telah menjamin rezeki yang layak dan sesuai dengan habitat atau miliunya. Allah juga mengetahui di mana binatang itu menetap dan ke mana ia akan ditempatkan setelah kematiannya. Semua itu tercatat di sisi Allah dalam sebuah kitab yang menjelaskan hal ihwal makhluk-makhluk-Nya. 11|7|Dan Allah telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya selama enam hari. Sebelumnya, yang ada hanyalah dunia air yang di atasnya terletak singgasana ('arsy) Allah. Alam raya ini diciptakan sedemikain rupa untuk menguji kalian, wahai umat manusia, agar tampak siapa yang taat kepada Allah dan melakukan amal saleh dan siapa yang menentang-Nya. Akan tetapi, meskipun dengan adanya kekuasaan penciptaan seperti ini, bila kamu, Muhammad, menegaskan bahwa mereka akan dibangkitkan dari kubur, diciptakan untuk kemudian dimatikan dan lalu dibangkitkan kembali, mereka serta merta membantahmu. Bahkan mereka menganggap apa yang kamu sampaikan ini sebagai suatu ilusi yang tidak ada hakikatnya, sebagaimana sihir yang dapat mempermainkan dan menipu akal. 11|8|Dan sungguh jika kebijakan Kami menetapkan untuk menunda penyiksaan mereka di dunia ini sampai tiba waktu yang telah Kami tentukan, yaitu hari kiamat, mereka malah mengejek, "Apa yang menyebabkan Dia tidak mampu menyiksa kami sekarang? Coba datangkan azab itu sekarang juga, jika ancaman-Nya itu benar!" Sungguh, mereka seharusnya sadar bahwa azab itu pasti datang, dan mereka tak dapat menghindar dari azab yang akan kami timpakan kepada mereka. Azab itu pun akan meliputi mereka di dunia disebabkan hinaan dan kecerobohan yang mereka lakukan. 11|9|Sesungguhnya di antara watak manusia adalah bahwa ia selalu dikuasai oleh keadaan yang sedang terjadi pada dirinya. Bilamana mereka Kami berikan sebagian nikmat--karena rahmat Kami--seperti nikmat kesehatan dan keluasan rezeki, kemudian Kami cabut nikmat-nikmat itu sesuai kebijakan Kami, serta merta mereka merasa sangat putus asa untuk mendapatkan nikmat-nikmat itu kembali dan, dalam waktu yang sama, mereka tidak bersyukur atas nikmat-nikmat lain yang masih mereka rasakan. 11|10|Tetapi kalau Kami menganugerahkan kepadanya suatu nikmat setelah sebelumnya mengalami suatu kesusahan, ia malah berkata, "Lenyaplah sudah apa yang menyusahkanku, dan pasti tak akan kembali lagi." Hal itu, kemudian, membuatnya bergembira dengan meluap-luap dan terlalu membanggakan diri di hadapan orang lain. Akhirnya, ia pun lupa untuk bersyukur kepada Allah. Demikianlah halnya kebanyakan manusia: selalu terombang-ambing antara keputusasaan dan sifat membanggakan diri. 11|11|Dan tak ada yang dapat terbebas dari watak yang tercela ini kecuali orang-orang yang selalu sabar dalam menghadapi pelbagai kesulitan dan tetap melakukan amal saleh di kala senang maupun susah. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan ampunan dari segala dosa dan memperoleh ganjaran yang berlipat ganda atas amal saleh yang mereka kerjakan. 11|12|Wahai Nabi, janganlah kamu berusaha untuk mengikuti kemauan dan menyenangkan hati orang-orang musyrik yang tak mau beriman. Sebab, mungkin saja karena didorong oleh keinginan untuk menyenangkan hati mereka dan khawatir mendapatkan bantahan dan ejekan mereka, kamu tidak menyampaikan wahyu yang sulit mereka terima, seperti pencelaan terhadap tuhan-tuhan mereka. Atau, mungkin juga--karena mempertimbangkan kemauan mereka--saat menyampaikan wahyu dadamu menjadi sesak, karena mereka meminta agar Allah menurunkan kepadamu harta kekayaan yang berlimpah sehingga kamu dapat hidup senang bak raja-raja, atau Allah mendatangkan malaikat kepadamu untuk memberitahu secara langsung kebenaran seruanmu. Jangan hiraukan semua itu, wahai Nabi. Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi ancaman dan peringatan bahwa Allah akan menyiksa mereka yang melanggar perintah-Nya. Dan kamu telah melakukan hal itu, maka bebaskanlah dirimu dari tekanan mereka. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah mengawasi dan mengontrol setiap sesuatu. Dia akan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan. 11|13|Sesungguhnya dalam al-Qur'ân terdapat bukti yang menegaskan kebenaranmu. Jika mereka berkata, "Sesungguhnya kamulah yang menyusunnya, atau kamu telah mengada-adakan kebohongan kepada Allah," maka katakanlah kepada mereka, "Jika al-Qur'ân merupakan hasil karya manusia, tentu manusia mampu membuat yang serupa dengan al-Qur'ân. Dan karena kalian adalah para pujangga dan ahli sastera, cobalah membuat sepuluh surat yang sebanding dengan al-Qur'ân. Mintalah bantuan jin dan manusia yang dapat menolong kalian, jika anggapan bahwa al-Qur'ân adalah ucapan manusia itu benar. 11|14|Jika kalian dan mereka yang membantu kalian tidak mampu membuat tandingan yang sebanding dengan al-Qur'ân, meskipun sekadar dibuat-buat, maka ketahuilah bahwa al-Qur'ân itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan tak seorang pun yang mengetahui ilmu-Nya itu. Dan ketahui pula bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah. Tak satu pun, selain Allah, yang dapat melakukan pekerjaan-Nya. Dari itu, menyerahlah kalian setelah mendapati bukti yang memuaskan kalian ini, jika kalian memang benar-benar mau mencari kebenaran." 11|15|Barangsiapa yang mencari kehidupan dunia, kesenangan dan perhiasannya, Kami akan memberikan hasil usaha mereka sepenuhnya, tanpa dikurangi sedikit pun. 11|16|Mereka itulah orang-orang yang membatasi diri dengan hanya memikirkan kepentingan dunia. Karenanya, di akhirat kelak mereka tidak akan mendapatkan apa-apa selain siksa api neraka. Sungguh, apa yang mereka lakukan di dunia tidak akan mendatangkan manfaat karena, di samping di akhirat nanti mereka tidak mendapatkan bagian apa-apa, juga karena perbuatan mereka itu sendiri pada hakikatnya tidak berguna. Sebab, perbuatan yang tidak memberikan kebahagiaan abadi sebenarnya sama saja dengan tidak pernah ada. 11|17|Apakah orang yang menjalani kehidupan dengan petunjuk Tuhan, dan mencari kebenaran secara ikhlas dengan didukung saksi kebenaran dari Allah yang ada pada zamannya, berupa al-Qur'ân, dan yang ada sebelumnya berupa, kitab suci Mûsâ, yang Allah turunkan sebagai pedoman dan wujud kasih sayang, sederajat dengan orang yang berjalan dalam kesesatan dan kebutaan, yang tidak memikirkan selain kesenangan dan perhiasan dunia? Mereka yang disebut pertama adalah orang-orang yang hatinya dicerahkan oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang mengimani Nabi dan kitab yang diturunkan kepadanya. Adapun yang disebut kedua, mereka adalah orang-orang yang menolak dan menentang kebenaran, dan neraka adalah tempatnya di hari kiamat. Maka janganlah kamu, wahai Nabi, menyangsikan kebenaran al-Qur'ân yang Allah turunkan ini, satu kitab suci yang tidak mengandung kesalahan sedikit pun. Kendati pun demikian, kebanyakan manusia lebih mengikuti hawa nafsu mereka yang menyesatkan sehingga mereka tidak mengimani apa yang mesti mereka imani. 11|18|Tak ada yang lebih lalim terhadap dirinya dan jauh dari kebenaran daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan lalu menyandangkan kebohongan itu kepada Allah. Sesungguhnya mereka ini akan dihadapkan kepada Tuhan untuk diperhitungkan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan. Pada saat itu saksi-saksi dari para malaikat, para Nabi dan lainnya akan berkata, "Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan kejahatan dan kezaliman yang paling keji terhadap Pencipta mereka! Sesungguhnya laknat Allah akan menimpa mereka disebabkan perbuatan mereka yang zalim." 11|19|Mereka adalah orang-orang yang memalingkan dan menghalang-halangi manusia dari agama Allah, jalan Dia yang lurus. Mereka juga menuntut agar jalan yang lurus itu disesuaikan dengan keinginan dan hawa nafsu mereka sehingga menjadi bengkok. Mereka mengingkari akhirat beserta pemberian pahala kepada orang Mukmin dan siksa kepada orang kafir yang ada di dalamnya. 11|20|Orang-orang kafir itu tidak memiliki daya yang dapat membuat Allah tidak mampu untuk mengazab mereka di dunia. Mereka pun tidak mendapatkan penolong yang dapat menghindarkan mereka dari azab- Nya, jika Dia hendak mempercepat azab-Nya itu. Dan sungguh azab di akhirat akan mereka rasakan berkali lipat dibanding azab yang mereka rasakan di dunia. Hal itu karena mereka tidak bersedia mendengarkan al-Qur'ân dan tidak mau mengamati tanda-tanda kebesaran Allah di alam raya. Seolah-olah mereka memang tidak bisa mendengar dan melihat. 11|21|Orang-orang kafir itu tidak akan mendapatkan keuntungan sedikit pun dengan melakukan ibadah kepada selain Allah, bahkan mereka merugikan diri sendiri. Di akhirat nanti lenyaplah apa yang mereka ada- adakan itu berupa kebohongan-kebohongan, anggapan-anggapan yang tidak benar, dan tuhan-tuhan buatan mereka yang dianggap dapat memberikan kebaikan dan pertolongan kepada mereka. Sesungguhnya hari kiamat merupakan saat diperlihatkannya segala kebenaran, tak ada lagi kepalsuan dan kebohongan. 11|22|Sungguh, di akhirat kelak mereka adalah sekelompok manusia yang paling merugi! 11|23|Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yang melakukan amal saleh, rendah hati dan menerima ketentuan (qadlâ', takdir) Tuhannya, mereka berhak memasuki surga dan kekal di dalamnya. 11|24|Golongan Mukmin dan golongan kafir dapat diibaratkan sebagai dua orang: yang satu buta--berjalan tanpa petunjuk--dan tuli--tidak dapat mendengar ajakan keselamatan--dan yang lain memiliki mata yang tajam, mampu melihat kebaikan dan keselamatan, dan mempunyai pendengaran yang kuat sehingga dapat mendengarkan segala kebaikan. Dua golongan di atas tidaklah sama, baik untuk saat ini (dunia) maupun dikemudian hari (akhirat). Apakah kalian tidak juga mau mempertimbangkan, wahai manusia, perbedaan yang ada di antara kalian--antara golongan Mukmin dan golongan kafir, antara yang hak dan yang batil--sehingga, dengan pertimbangan itu, kalian akan menjauhi kesesatan dan mengikuti jalan yang lurus? 11|25|Sebagaimana Kami mengutusmu, Muhammad, kepada kaummu untuk menyampaikan peringatan dan kabar gembira, tetapi sekelompok orang dari kaummu mengingkari dan menentangmu, demikian pula halnya Nûh sebelum kamu. Kami telah mengutus Nûh kepada kaumnya dan berkata, "Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan siksa Allah dan menjelaskan kepada kalian jalan keselamatan." 11|26|Nûh kemudian melanjutkan, "Aku mengharap kalian tidak menyembah selain kepada Allah, karena aku khawatir jika kalian menyembah selain Dia atau mempersekutukan-Nya dengan sesembahan lain, suatu saat nanti kalian akan mendapatkan azab yang menyakitkan." 11|27|Para pembesar kaumnya berkata, "Kami tidak melihatmu kecuali sebagai manusia biasa seperti halnya kami. Tidak ada keistimewaan dan keutamaan pada dirimu sehingga kamu pantas mengajak kami untuk mempercayai bahwa kamu adalah utusan Allah. Kami pun tidak melihat pengikut-pengikutmu melainkan berasal dari tingkatan sosial yang lebih rendah dari kami. Kalian semua tidak lebih terhormat dibanding kami. Bahkan kami yakin bahwa semua yang kalian katakan itu adalah dusta belaka." 11|28|Berkata Nûh, "Wahai kaumku, beritahu aku bagaimana jika aku benar-benar didukung oleh bukti yang kuat dari Tuhanku dan aku diberi--dengan rahmat-Nya--kenabian dan kerasulan, tapi kalian tidak dapat melihat cahaya kebenaran itu. Kalian telah dibutakan dan ditipu oleh kedudukan dan kekayaan; apakah dapat dibenarkan jika aku memaksa kalian untuk mempercayai bukti itu, sementara kalian merasa terpaksa dan dan tidak suka? 11|29|Wahai kaumku, dalam penyampaian risalah Tuhanku ini, aku tidak mengharapkan harta kalian. Aku hanya memohon ganjaran Tuhanku. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang beriman dari majlis dan pergaulanku hanya karena kalian menganggap mereka hina. Jika aku mengusir hanya karena kepapaan mereka, di hari kiamat nanti mereka akan menghadap Tuhan dan mengadukan hal itu. Aku menganggap kalian adalah orang-orang bodoh yang tidak dapat mengukur keutamaan makhluk Allah; apakah ukuran keutamaan seseorang itu dilihat dari kedudukan dan hartanya sebagaimana yang kalian kira, atau dilihat dari kebajikan dan ketundukannya pada kebenaran. 11|30|Wahai kaumku, tidak ada yang dapat mencegah azab yang akan menimpaku jika aku mengusir mereka yang telah beriman kepada-Nya. Adakah kalian masih tetap mempertahankan kebodohan kalian dan tidak menyadari bahwa mereka itu mempunyai Tuhan yang dapat membalaskan dendam mereka? 11|31|Aku tidak mengatakan kepada kalian--karena aku hanyalah seorang Rasul--bahwa aku memiliki rezeki yang dapat aku keluarkan sekehendak hatiku sehingga aku dapat menjadikan pengikut-pengikutku sebagai hartawan. Aku juga tidak mengatakan bahwa aku mengetahui hal-hal yang gaib sehingga aku dapat memberi tahu kalian sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah. Sebagaimana aku juga tidak pernah menganggap diriku sebagai malaikat untuk menjawab keberatan kalian yang menyatakan bahwa aku hanyalah manusia biasa seperti kalian. Demikian pula aku tidak pernah mengatakan bahwa orang-orang yang kalian pandang hina itu tidak diberikan kebaikan oleh Allah untuk sekadar mengamini keinginan kalian. Karena hanya Allahlah yang mengetahui keikhlasan hati mereka. Sesunguhnya jika aku mengatakan kepada mereka, sesuatu yang kalian inginkan, perkataanku hanya sekadar mengikuti kemauan mereka, niscaya aku termasuk golongan orang-orang yang zalim, baik kepada diri mereka sendiri, maupun orang lain." 11|32|Mereka berkata, "Wahai Nûh, sungguh kamu telah mendebat kami agar beriman kepadamu dan debatmu itu sudah terlampau banyak dan membosankan sehingga kami tak bersedia lagi mendengar ucapanmu. Datangkan saja azab yang telah engkau ancamkan kepada kami ini, kalau kamu memang benar." 11|33|Nûh pun berkata, "Perkara ini hanya ada di tangan Allah semata. Dialah yang akan menimpakan pada kalian sesuatu yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan kebijakan-Nya (hikmah). Kalian tidak akan lolos jika azab-Nya datang. Karena Dia tidak dapat ditundukkan oleh sesuatu pun, baik di langit maupun di bumi. 11|34|Nasihatku tidak akan berguna bagi kalian jika semata-mata karena keinginan baikku kepada kalian, sementara Allah--karena ilmu dan takdir-Nya mengetahui kebobrokan hati kalian sehingga tidak dapat menerima kebenaran--menghendaki kalian sesat. Dialah Tuhanmu Yang Mahasuci, tempat kembali kalian di hari kiamat. Dan Dia akan membalas apa yang telah kalian lakukan." 11|35|Semua ini merupakan kisah yang benar-benar terjadi. Lalu bagaimana orang-orang musyrik menyikapi kisah ini? Apakah mereka berkata, "Itu hanya omong kosong belaka," Jika mereka menganggap demikian, maka katakanlah wahai Rasul, "Jika aku hanya mengarang-ngarang sesuatu yang tidak benar mengenai Allah seperti dugaan kalian, sungguh hal itu merupakan tindak kejahatan yang besar, dan biar aku sendiri dan yang menanggung dosanya. Tapi jika ternyata aku benar, maka kalianlah yang melakukan kejahatan, dan aku tidak bertanggung jawab atas akibat-akibat kejahatan kalian itu." 11|36|Dan Allah mewahyukan kepada Nûh, "Bahwasanya setelah ini tak seorang pun dari kaummu yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, kecuali mereka yang sebelumnya telah beriman. Maka janganlah bersedih, wahai Nûh, akibat pendustaan dan sikap menyakiti yang mereka lakukan terhadap dirimu. Sebab, Kami akan membalas mereka dalam waktu yang tidak lama lagi." 11|37|Lalu Kami perintahkan kepadanya, "Buatlah sebuah bahtera untuk menyelamatkan kalian dengan pertolongan dan perlindungan Kami. Tidak perlu lagi kamu utarakan kepada-Ku perihal orang-orang yang zalim itu. Aku telah mengabulkan permintaanmu, dan telah Kuperintahkan agar mereka dibinasakan dengan cara ditenggelamkan."(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 27, surat al-Mu'minûn. 11|38|Maka mulailah Nûh membuat bahtera. Setiap kali pemimpin-pemimpin kafir kaumnya lewat--karena ketidaktahuan tujuan dibuatnya bahtera itu--mereka mengejek apa yang sedang dikerjakan Nûh. Nûh hanya berkata, "Jika kalian kini mengejek kami disebabkan ketidaktahuan kalian akan kebenaran janji Allah, kelak kami yang akan ganti mengejek kalian sebagaimana ejekan kalian. 11|39|Kelak kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab yang hina di dunia, dan di akhirat mendapatkan azab yang kekal dan abadi." 11|40|Hingga ketika telah tiba waktu pelaksanaan perintah Kami untuk membinasakan mereka, datanglah air bah yang menggelegak dan berbuih, seperti air yang mendidih dipanggang api. Kami katakan kepada Nûh, "Angkutlah bersamamu di dalam bahtera pelbagai ragam binatang, masing-masing pejantan dan betinanya. Muatilah dengan seluruh keluargamu, kecuali yang telah Kami putuskan untuk dibinasakan. Muatilah pula bahtera itu dengan kaummu yang beriman, yang hanya segelintir itu." 11|41|Setelah menyiapkan bahtera, Nûh pun berkata kepada kaumnya yang beriman, "Naiklah kalian semua ke dalam bahtera sambil berharap dengan menyebut nama Allah, saat layar dipancangkan maupun saat berlabuh; saat naik maupun turun. Aku berharap agar Allah mengampuni keteledoran kalian, sebagaimana aku berdoa agar kalian mendapatkan rahmat-Nya. Sesungguhnya ampunan dan rahmat itu adalah wewenang Allah semata." 11|42|Setelah semuanya naik, bahtera itu pun berlayar di atas gelombang yang menggunung tinggi. Di saat bahtera mulai bergerak, Nûh, dengan sikap kebapakan, mengingatkan putranya yang tidak mau menerima ajakannya, seraya berkata, "Wahai anakku, naiklah bersamaku. Janganlah kamu termasuk mereka yang menentang agama Allah!" 11|43|Tetapi putranya tidak mau mendengarkan kata-kata bapaknya yang penuh kasih ini, dan berkata, "Aku akan mencari tempat untuk berlindung dari air bah ini!" Maka Nûh, yang mengetahui keputusan Allah terhadap orang-orang yang berbuat maksiat, berkata, "Wahai putraku, tak ada yang dapat menghalangi ketentuan Allah tentang penenggelaman orang-orang yang zalim itu!" Akhirnya, putranya yang tidak mendengarkan nasihat bapaknya ini tenggelam ditelan gelombang yang tinggi. Dan dia termasuk orang-orang yang tenggelam, binasa dan menentang Allah. 11|44|Setelah orang-orang yang ingkar itu musnah ditelan air, Allah memerintahkan bumi dan langit dengan mengatakan "Telanlah airmu, wahai bumi; dan hentikan hujanmu, wahai langit!" Seketika itu air pun menghilang dari permukaan bumi dan langit pun berhenti menurunkan hujan. Dengan demikian, perintah Allah untuk membinasakan mereka pun berakhir. Adapun bahtera Nûh, akhirnya berlabuh di sebuah gunung bernama Jûdî. Allah telah memutuskan untuk menjauhkan orang-orang zalim dari rahmat-Nya. Dikatakanlah, "Kebinasaan akan terjadi pada kaum yang zalim disebabkan kezaliman yang mereka lakukan." 11|45|Hati Nûh merasa terharu dan sedih sekali melihat keadaan putranya. Maka dengan merendah diri dan memelas, ia memohon kepada Allah, "Wahai Tuhan yang telah menciptakan dan memelihara aku, sesungguhnya putraku adalah darah dagingku, dan dia termasuk salah seorang keluargaku. Bukankah Engkau berjanji untuk menyelamatkan keluargaku? Sesungguhnya janji-Mu itu benar dan pasti akan terjadi. Engkaulah hakim yang Mahaadil, karena Engkau Mahatahu dan Mahabijaksana." 11|46|Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya putramu tidak termasuk keluargamu. Sebab, dengan kekufuran dan keikutsertaannya bersama orang-orang kafir, hubungan perwalian antara kamu dan putramu menjadi terputus. Dan sungguh putramu itu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Maka jangan paksakan kehendakmu dan meminta sesuatu yang tidak kamu ketahui benar salahnya. Janganlah pula menuruti rasa belas kasihmu. Sesungguhnya Aku akan menunjukkan kebenaran agar kamu tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang bodoh, yang rasa belas kasihnya sering mengesampingkan kebenaran yang ada." 11|47|Nûh berkata, "Wahai Tuhan yang memelihara aku, aku berlindung kepada-Mu. Aku tidak akan lagi meminta sesuatu yang tidak aku ketahui kebenarannya. Ampunilah segala ucapanku karena didorong rasa belas kasihku. Jika Engkau tak berkenan memberi ampunan dan rahmat-Mu, tentu aku termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi." 11|48|Difirmankan melalui wahyu, "Wahai Nûh, turunlah ke bumi dari bahtera keselamatan dengan selamat sejahtera dan keberkahan Allah tercurahkan kepadamu dan orang-orang yang menyertaimu. Mereka yang menyertaimu kelak akan menjadi umat-umat yang berbeda satu sama lainnya. Sebagian dari mereka akan diberkahi dengan keimanan dan kepatuhan, sementara sebagian lainnya akan menjadi umat-umat yang terbuai dengan kesenangan dunia dan tidak tunduk kepada kebenaran. Mereka yang disebut terakhir ini akan mendapatkan azab yang pedih dan menyakitkan di hari kiamat." 11|49|Kisah Nûh dan kaumnya yang Kami paparkan kepadamu, wahai Muhammad, termasuk berita gaib yang hanya diketahui oleh Allah. Sebelum diturunkan wahyu, kamu dan kaummu tidak mengetahuinya secara teliti dan terperinci. Maka bersabarlah dalam menghadapi penindasan kaummu sebagaimana kesabaran para nabi sebelum kamu. Sesungguhnya kamu, pada gilirannya, akan mendapatkan kemenangan seperti para nabi terdahulu. Akhir yang baik akan selalu berada di pihak mereka yang menghindari azab Allah, dengan beriman dan mengerjakan amal saleh. 11|50|Kepada kaum 'Ad pertama, Kami telah mengutus Hûd, saudara dari kabilah mereka. Hûd berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah yang Mahaesa, karena tidak ada yang patut kalian sembah selain Dia. Sesungguhnya anggapan kalian bahwa Allah mempunyai sekutu yang patut disembah dan dijadikan perantara adalah kebohongan belaka."(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 65 surat al-A'râf. 11|51|Wahai kaumku, aku tidak bermaksud menyampaikan nasihat ini untuk mendapatkan imbalan dari kalian, baik berupa kedudukan, kekuasaan maupun harta. Aku hanya mengharapkan imbalan dari Allah yang telah menciptakan aku. Hendaknya kalian tidak dikuasai oleh kelalaian yang membuat kalian tidak dapat berpikir dan tidak mampu membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang membawa mudarat. 11|52|Wahai kaumku, mohonlah kepada Pencipta kalian agar mengampuni segala dosa. Lalu, kembalilah kalian kepada-Nya. Sesungguhnya jika kalian melakukan hal itu, Dia akan mengaruniakan hujan deras berturut-turut sehingga kalian akan memperoleh kebaikan yang semakin banyak. Dan Dia pun akan menambah kekuatan yang ada pada kalian, yang kalian bangga-banggakan itu! Janganlah kalian berpaling dari seruannya dengan terus melakukan kejahatan yang mengantarkan kalian pada kehancuran." 11|53|Mereka berkata, "Wahai Hûd, kamu tidak menunjukkan kepada kami bukti yang menguatkan kebenaran seruanmu. Kami juga tidak akan meninggalkan sembahan kami hanya karena ucapanmu. Apakah patut kami meninggalkan tuhan-tuhan kami, sementara kami tidak mempercayaimu?" 11|54|Tentang posisimu di hadapan kami, kami tidak mengatakan selain bahwa sebagian tuhan kami telah menimpakan kamu penyakit gila sehingga omonganmu itu melantur. Dengan keimanan yang mantap, Hûd menantang dengan mengatakan, "Aku bersaksi kepada Allah atas segala ucapanku dan saksikanlah bahwa sesungguhnya aku tidak mengidap penyakit syirik yang ada pada kalian. Kalianlah sebenarnya yang menderita penyakit. 11|55|Aku tidak mau tahu kalian, juga tuhan-tuhan yang kalian katakan telah menimpakan penyakit kepada diriku. Tolong menolonglah kalian dan tuhan-tuhan kalian untuk melakukan tipu daya terhadapku kalau kalian mampu, sehingga kalian tidak menangguhkan hukuman untukku walau sesaat. 11|56|Sesungguhnya aku hanya bertawakkal kepada Allah, pemilik segala urusanku dan urusan kalian. Tidak ada sesuatu pun yang mampu menghalangi-Nya untuk mengembalikan tipu daya kalian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka, tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memiliki dan mengatur segala urusannya. Dari itu, tidak ada yang dapat menghalangi-Nya untuk menjagaku dari siksa dan kejahatan kalian. Di dalam kerajaan-Nya, segala perbuatan Tuhanku berjalan secara benar dan adil. Maka Dia selalu menolong orang-orang Mukmin yang melakukan perbaikan dan merendahkan orang-orang kafir yang berbuat kerusakan. 11|57|Kalau kalian menolak seruanku, maka sesungguhnya sikap kalian itu tidak akan merugikan aku. Akibat buruknya justru akan menimpa kalian. Aku sungguh telah menyampaikan pesan-pesan suci Tuhan kepada kalian. Tugasku hanyalah sekadar menyampaikan. Allah akan menghancurkan kalian dan mendatangkan kaum yang lain untuk mewarisi negeri dan harta kalian. Dengan sikap seperti itu kalian juga tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Tuhan. Sesungguhnya Tuhanku Mahakuasa dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tak tampak oleh-Nya. Dan Dia tidak akan pernah lalai untuk menghukum kalian." 11|58|Ketika datang perintah Kami untuk menghancurkan kaum 'Ad, Kami selamatkan Hûd dan para pengikutnya yang beriman dari siksa yang membinasakan mereka, berupa angin yang sangat dingin dan amat kencang. Mereka juga Kami selamatkan dari siksa yang pedih dan berat di dunia dan akhirat. Semua itu adalah karena kasih sayang Kami yang membuat mereka beriman. 11|59|Itulah kaum 'Ad yang mengingkari bukti-bukti ketuhanan yang jelas, mendurhakai rasul-rasul Allah dengan cara mendurhakai rasul yang diutus kepada mereka (Hûd) dan taat kepada tirani pemimpin dan pembesar mereka yang sangat menentang kebenaran. 11|60|Oleh karena itu mereka berhak menerima laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia di dunia yang diikuti dengan laknat di hari kiamat. Orang yang mengetahui kisah kaum 'Ad ini hendaknya berhati-hati. Kaum 'Ad mengingkari nikmat yang diberikan oleh Pencipta mereka dan tidak mensyukurinya dengan beriman hanya kepada-Nya. Dengan demikian mereka pantas untuk tidak mendapat kasih sayang Allah dan pantas untuk dibinasakan. Ingat, kebinasaanlah bagi kaum 'Ad karena mendustai Hûd. 11|61|Kami telah mengutus kepada kaum Tsamûd seseorang yang memiliki hubungan kerabat dan persaudaraan dengan mereka, yaitu Shâlih. Dia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut kalian sembah kecuali Dia. Allah telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian mampu memakmurkan, mengembangkan dan mengeksploitasi kekayaan alamnya. Maka memohonlah kepada-Nya agar Dia mengampuni dosa-dosa kalian yang telah lalu. Bertobatlah kepada- Nya setiap kali kalian berbuat dosa dengan menyesali perbuatan maksiat yang telah kalian lakukan dan selalu taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya dan memperkenankan doa hamba- Nya yang memohon ampunan."(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 73 surat Al-A'râf. 11|62|Mereka berkata, "Hai Shâlih, dulu sebelum kamu menyerukan hal seperti ini, kamu sangat kami harapkan, kami cintai dan kami hormati. Sekarang, apakah kamu akan meminta kami untuk meninggalkan peribadatan yang selalu dilakukan oleh leluhur kami? Sesungguhnya kami meragukan seruanmu untuk menyembah hanya kepada Allah. Ini sangat mengundang keraguan dan prasangka buruk kami terhadap kamu dan seruan yang kamu bawa." 11|63|Shâlih berkata, "Apa pendapat kalian jika aku jelas-jelas benar dalam seruanku dengan didukung bukti- bukti penguat dari Tuhanku, dan Dia telah memberikan kasih sayang kepadaku dan kalian berupa kenabian dan kerasulan, lalu bagaimana mungkin aku menyalahi dan melanggar perintah-Nya dengan tidak menyampaikan pesan-pesan-Nya karena memenuhi permintaan kalian? Siapa yang akan menolongku untuk menolak siksa Allah jika aku mendurhakai-Nya? Kalian tidak akan mampu menolongku dan menghindarkan siksa-Nya untukku. Kalian hanya akan menghilangkan rahmat-Nya dariku dan menambahkan kerugian untukku jika aku mengikuti kalian dan mendurhakai Tuhanku dan Tuhan kalian. 11|64|Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah yang dijadikan untuk kalian sebagai bukti kebenaranku dalam seruan yang aku sampaikan kepada kalian. Karena unta betina itu lain daripada yang lain, maka biarkanlah ia makan di bumi Allah, sebab ia milik Allah dan bumi juga milik-Nya. Jangan sekali-kali kalian ganggu unta betina itu. Kalau kalian lakukan, maka siksa dari Allah yang amat dekat akan menimpa kalian." 11|65|Mereka tidak mengindahkan nasihatnya dan tidak memenuhi seruannya. Bahkan mereka semakin sombong dan meremehkannya dengan mengancam akan menyembelih unta betina itu. Lalu Shâlih berkata kepada mereka, "Nikmatilah hidup di negeri kalian selama tiga hari, setelah itu akan datang siksa Allah. Itulah janji Allah yang benar, tidak pernah terlambat dan tidak bohong. 11|66|Ketika datang siksaan itu, Kami selamatkan Shâlih dan para pengikutnya yang beriman dari kehancuran dengan rahmat khusus dari Kami. Kami selamatkan mereka dari kenistaan saat kaum Tsamûd Kami hancurkan. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Muhammad, Mahakuat lagi Mahaperkasa. Maka yakinlah akan kekuatan, kejayaan, bantuan dan pertolongan-Nya. 11|67|Satu suara keras yang disertai goncangan dan petir menimpa mereka karena mereka menzalimi diri dengan kekafiran dan permusuhan. Kemudian mereka binasa, mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan wajah tertelungkup, tanpa gerak sedikit pun. 11|68|Selesailah ihwal mereka dan hilanglah jejak mereka dari negeri itu, seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di situ. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran, bahwa kaum Tsamûd telah mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, Sang Pencipta mereka. Oleh karena itu, mereka dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah. 11|69|Sesungguhnya Kami telah mengutus malaikat kepada Ibrâhîm untuk memberikan kabar gembira kepadanya dan istrinya tentang kelahiran seorang anak. Mereka memberikan hormat kepadanya dengan ucapan salam. Ibrâhîm menjawab penghormatan mereka dengan salam pula. Ia lalu cepat menyajikan jamuan berupa daging anak sapi yang dipanggang untuk dimakan. 11|70|Ketika melihat tangan mereka tidak menyentuh jamuan itu sedikit pun, seperti tamu-tamu pada umumnya, Ibrâhîm merasa bahwa mereka bukan tamu, tetapi malaikat. Ia menyembunyikan rasa takut kalau-kalau kedatangan mereka itu karena sesuatu yang dianggap salah oleh Allah atau untuk menyiksa kaumnya. Para malaikat itu berkata, setelah mengetahui rasa takut dalam diri Ibrâhîm, "Sesungguhnya kami diutus untuk membinasakan kaum Lûth." 11|71|Saat itu istrinya berdiri ikut mendengarkan pembicaraan mereka di sebuah tempat tak jauh dari mereka. Ia kemudian tersenyum karena gembira mendengar Lûth, kemenakan suaminya, akan selamat. Melalui malaikat, Kami sampaikan kabar gembira bahwa ia, dari suaminya, akan melahirkan seorang putra yang bernama Ishâq. Anak itu nantinya akan hidup. Setelah itu, dari Ishâq, dia akan memperoleh seorang cucu yang bernama Ya'qûb. 11|72|Istri Ibrâhîm berteriak heran, "Aneh! Mungkinkah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah perempuan tua dan suamiku kalian lihat juga sudah tua, sehingga tidak akan mungkin punya anak? Demi Allah, sungguh luar biasa apa yang aku dengar ini! Sebab bagaimana mungkin dua orang yang sudah tua seperti aku dan suamiku dapat menghasilkan anak?" 11|73|Malaikat berkata kepadanya, "Apakah kamu merasa heran akan mendapatkan anak meskipun kalian berdua telah berusia tua, padahal itu semua terjadi atas perintah Allah yang tidak dapat dihalangai oleh sesuatu apapun? Itulah rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian, sanak keluarga Nabi. Bukanlah suatu hal yang aneh jika Allah memberikan kepada kalian sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada orang lain. Dialah yang melakukan segala sesuatu yang patut dipuji. Dia Mahaagung, serta banyak memberikan kebaikan, kemuliaan dan karunia. 11|74|Ketika rasa takut telah hilang dari dalam diri Ibrâhîm dan ia mendengar berita gembira akan kedatangan seorang putra, rasa ibanya pun muncul. Kemudian ia mendebat para melaikat tentang rencana pemusnahan kaum Lûth. 11|75|Ibrâhîm adalah seorang yang sangat penyabar. Ia tidak menyukai suatu azab disegerakan, sering merasa iba melihat orang lain tertimpa musibah dan selalu bertobat dengan melakukan sesuatu yang disukai dan diridai oleh Allah. Kelembutan dan kasih sayangnya itulah yang mendorongnya untuk mengajukan keberatan kepada para malaikat dengan harapan kaum Nabi Lûth tidak ditimpa azab Allah dan mereka dapat bertobat kepada-Nya. 11|76|Malaikat berkata, "Hai Ibrâhîm, janganlah kamu mengajukan keberatan dan memohon belas kasih untuk mereka. Perintah untuk menghancurkan mereka telah datang dari Tuhan. Diprotes atau tidak, mereka akan tetap didatangi azab yang tidak dapat ditolak." 11|77|Ketika para malaikat utusan Kami datang kepada Nabi Lûth dalam bentuk pemuda-pemuda tampan, Lûth merasa susah dan menderita. Ia merasa tidak dapat melindungi mereka dan merasa susah dengan keberadaan mereka karena takut perilaku jelek kaumnya akan tertuju kepada mereka. Ia berkata, "Ini adalah hari yang teramat sulit." 11|78|Setelah mengetahui tetamu Nabi Lûth itu, dengan bergegas, kaumnya datang kepada Lûth. Sebelum itu mereka terkenal sering melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lûth berkata kepada mereka, "Hai kaumku, inilah putri-putriku, kawinilah mereka. Ini lebih suci bagi kalian daripada berbuat keji dengan laki-laki. Bertakwalah kepada Allah. Peliharalah diri kalian dari siksaan-Nya. Jangan kalian permalukan aku dengan mengganggu tamu-tamuku. Tidak adakah di antara kalian seseorang yang berakal sehat yang dapat menyelamatkan kalian dari jurang kesesatan dan mencegah kejahatan kalian? 11|79|Mereka berkata, "Hai Lûth, kamu tahu bahwa kami tidak pantas menikahi putri-putrimu dan sama sekali kami tidak menyukai mereka. Tentunya kamu sangat tahu apa maksud kedatangan kami kepadamu." 11|80|Lûth berkata, "Kalaulah aku memiliki kekuatan untuk menolak kalian atau keluarga yang kuat untuk berlindung, maka sikapku terhadap kalian tentu akan berbeda. Aku pasti akan menghalangi kalian mendekati tamu-tamuku akan dan aku cegah kalian dari perbuatan dosa itu." 11|81|Setelah berubah menjadi bentuk aslinya, malaikat berkata, "Hai Lûth, jangan takut dan cemas! Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, bukan manusia seperti yang tampak menurut penglihatanmu dan kaummu. Mereka tidak akan dapat menyakitimu dan mengganggumu. Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikutmu di akhir malam. Keluarlah bersama mereka dari negeri ini, dan jangan sampai ada seorang pun yang tertinggal supaya tidak terkena pedihnya azab. Akan tetapi jangan kamu ikut sertakan istrimu keluar bersamamu, sebab dia harus ditimpa azab seperti yang lainnya. Sesungguhnya waktu kehancuran mereka ialah waktu subuh yang sudah dekat. Maka, kau tak perlu takut." 11|82|Tatkala waktu terjadinya azab yang telah Kami tentukan datang, Kami jadikan negeri yang ditinggali kaum Lûth terbalik, yang di atas menjadi ke bawah. Pada saat itu, Kami hujani mereka dengan bebatuan yang berasal dari tanah terbakar. 11|83|Bebatuan itu menimpa mereka secara bertubi-tubi sebagai tanda siksaan dari Tuhanmu, wahai Muhammad. Siksaan berupa bebatuan itu tidak akan jauh dari orang-orang zalim dari kalangan kaummu. 11|84|Sesungguhnya Kami mengutus kepada penduduk Madyan(1) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah semata. Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia. Janganlah kalian mengurangi takaran dan timbangan saat kalian menjual sesuatu yang harus ditimbang kepada orang lain. Sesungguhnya aku melihat ada kebaikan yang diharapkan dari kalian untuk bersyukur dan taat kepada Allah serta memberikan hak-hak orang lain dengan sempurna. Aku khawatir jika kalian tidak mensyukuri karunia Allah dan tidak menaati perintah-Nya, siksaan hari yang kalian tidak akan mampu menghindarinya akan menimpa kalian. Sebab, siksaan hari itu meliputi semua orang yang tersiksa, dan tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. (1) Ayat ini dan ayat berikutnya menerangkan bahwa mengurangi takaran dan timbangan adalah suatu tindakan kejahatan yang pelakunya harus ditindak secara hukum. Menurut Islam hukumannya adalah ta'zîr (sanksi yang penentuannya ditetapkan oleh pihak penguasa). Dalam hukum konvensional, tindakan tersebut dikenal dengan kejahatan pemalsuan timbangan atau takaran yang juga ada sanksi hukumnya. Oleh al-Qur'ân hal tersebut dilarang sebagai upaya melindungi harta. Negeri Madyan terletak antara utara Hijâz dan selatan Syâm. Di situ, terdapat pepohonan rindang yang dinamakan Aykah. Allah telah mengirim siksa yang kejam lantaran penduduk negeri itu mendurhakai-Nya. 11|85|Wahai kaumku, laksanakanlah timbangan dan takaran barang yang kalian jual secara adil dan seimbang dengan tidak mengurangi atau melebihkannya. Jangan kalian kurangi hak-hak orang lain yang ada pada barang itu. Dan jangan kalian membuat kejahatan dan kerusakan di muka bumi dengan merampas harta, menyerang dan membegal mereka, serta menjadikan kejahatan sebagai cara memperoleh harta secara tidak benar. 11|86|Keuntungan yang tersisa untuk kalian berupa harta halal yang diberikan Allah kepada kalian jauh lebih baik dari sekadar harta haram yang kalian kumpulkan, jika kalian beriman kepada Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Maka, lakukanlah introspeksi terhadap diri kalian. Jadikanlah Allah sebagai Pengawas kalian. Aku bukanlah pengawas yang menghitung dan memvonis amal perbuatan kalian." 11|87|Dengan nada mencemooh dan meremehkan mereka berkata, "Wahai Syu'aib, agamamukah yang menyuruhmu agar kami meninggalkan patung-patung yang disembah oleh nenek moyang kami atau agar kami tidak menggunakan harta sesuka kami menurut kemaslahatan dari sudut pandang kami? Sesungguhnya itu adalah tindakan yang sangat bodoh dan salah, serta tidak sesuai dengan kepribadianmu yang kami kenal pintar dan bijaksana dalam berpendapat. Kamu telah dikenal sebagai orang yang sangat penyantun lagi berakal." 11|88|Syu'aib berkata, "Wahai kaumku, bagaimana menurut kalian jika aku memiliki bukti nyata dan keyakinan dari Tuhanku dan aku diberi rezeki yang baik sebagai karunia dari-Nya, apakan patut aku menyembunyikan sesuatu yang harus kusampaikan kepada kalian, seperti perintah meninggalkan penyembahan berhala, menepati timbangan dan takaran, perintah meninggalkan berbuat kerusakan di muka bumi? Aku tidak ingin melakukan apa yang aku larang. Dengan nasihat, perintah dan larangan, aku hanya menginginkan perbaikan sesuai dengan kekuatan, usaha dan kesanggupanku. Dan aku tidak akan mendapatkan kebenaran kecuali dengan pertolongan dan dukungan-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku bertawakal. Dan juga hanya kepada-Nyalah aku kembali. 11|89|Wahai kaumku, jangan sampai perselisihan yang terjadi antara aku dan kalian membuat kalian keras kepala dan terus dalam kekufuran yang menyebabkan kalian tertimpa azab seperti yang ditimpakan atas kaum Nûh, atau kaum Hûd, atau kaum Shâlih. Masa, tempat dan kehancuran kaum Lûth, juga tidak jauh dari kalian. Maka petiklah pelajaran dari itu semua agar kalian tidak ditimpa azab seperti mereka. 11|90|Mohonlah kepada Allah agar Dia mengampuni segala dosa kalian. Kemudian bertobatlah kepada Allah dengan rasa menyesal dan memohon ampunan setiap kali berbuat dosa. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pencinta, dan selalu mengampuni dan menyukai hamba-hamba-Nya yang bertobat. 11|91|Mereka berkata, "Wahai Syu'aib, kami tidak mengerti kebanyakan dari apa yang kamu katakan. Kami tegaskan kepadamu bahwa dalam pandangan kami, keberadaanmu di tengah-tengah kami sangat lemah, tidak memiliki kesanggupan untuk membela diri dan meyakinkan, jika kami berkehendak menyakitimu. Kalau bukan karena kami ingin mengambil hati keluargamu yang seagama dengan kami, tentu kami sudah membunuhmu dengan cara rajam. Kamu bukanlah seseorang yang berwibawa sehingga kami harus memuliakan serta melindungimu dari perajaman. Sikap kami terhadap keluargamu itulah yang membuat kami tidak membunuhmu." 11|92|Syu'aib menjawab, "Wahai kaumku, apakah keluargaku lebih pantas kalian pergauli dengan baik daripada Allah, sehingga mereka selalu kalian ingat dan Allah kalian lupakan. Kalian pergauli aku dengan baik sementara Allah kalian perlakukan seperti sesuatu yang dicampakkan? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui segala apa yang kalian lakukan. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya. Dia akan memperhitungkan itu semua meskipun kalian melupakannya. 11|93|Wahai kaumku, kerjakanlah apa yang kalian mampu dan sanggup lakukan. Meskipun kalian tidak mendengar nasihatku, aku akan tetap melakukan apa yang berlawanan dengan yang kalian lakukan. Kalian akan tahu, siapa di antara kita yang akan mendapat siksaan hina, dan siapa di antara kita yang berbohong; akukah yang mengingatkan kalian dari siksa, ataukah kalian yang mengancam akan mengusirku dari negeri ini? Tunggulah apa yang akan terjadi. Aku pun juga menunggu bersama kalian." 11|94|Ketika perintah Kami untuk menyiksa dan menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syu'aib dan pengikutnya yang beriman dari siksaan dan kehancuran. Keselamatan mereka itu disebabkan oleh kasih sayang Kami kepada mereka. Penduduk Madyan yang kafir itu dibinasakan oleh suara keras yang menggoncang dan menghancurkan. Mereka lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun(1). (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini. 11|95|Selesailah ihwal mereka dan lenyaplah jejak mereka. Seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di negeri itu. Ihwal mereka menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan diambil pelajarannya oleh setiap orang yang berakal. Ingat, penduduk Madyan dihancurkan dan dijauhkan dari rahmat Allah seperti pendahulu mereka, kaum Tsamûd. 11|96|Sesungguhnya Kami mengutus Mûsâ dengan didukung oleh mukjizat dari Kami yang menunjukkan kebenarannya, juga dengan bukti nyata yang dapat meluluhkan hati. 11|97|Kami mengutusnya kepada Fir'aun dan para pembesar kerajaannya. Fir'aun mengingkari Mûsâ dan menyuruh kaumnya untuk ingkar mengikuti jejak langkahnya. Mereka pun mengikuti perintah Fir'aun dan melanggar perintah Mûsâ, padahal perintah Fir'aun tidaklah benar dan berakhir baik, yang patut diikuti. 11|98|Pada hari kiamat, Fir'aun berada di muka kaumnya, memimpin mereka seperti halnya di dunia, kemudian dengan pasti memasukkan mereka ke dalam neraka. Di sana mereka terbakar dan merasakan kepedihan siksaannya. Sungguh merupakan tempat masuk yang amat jelek, tempat mereka meminum air yang amat panas untuk melepas dahaga. Tetapi yang terjadi malah perut mereka robek. 11|99|Di dunia, mereka selalu diikuti oleh laknat Allah, malaikat dan manusia. Demikian pula pada hari kiamat. Sebab kutukan itu adalah ganjaran yang berhak mereka terima. Itulah pemberian yang amat jelek yang dapat membangkitkan rasa berdosa. Pada saat itu dikatakan, "Seburuk-buruk pemberian adalah yang diberikan kepada mereka." 11|100|Kisah-kisah itu, wahai Rasulullah, adalah sebagian dari kisah negeri yang telah Kami hancurkan. Semua itu Kami ceritakan kepadamu agar kamu dapat menasihati kaummu dan kamu yakin akan pertolongan Allah kepadamu. Sebagian negeri itu seperti tanaman yang berdiri tegak di atas lanjaran sehingga nampak terlihat apa yang telah terjadi. Sebagian lainnya hilang tanpa jejak seperti tanaman yang telah dituai. 11|101|Dengan kehancuran itu, Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri dengan kekufuran, peribadatan kepada selain Allah dan membuat kejahatan di muka bumi. Pada saat perintah Tuhanmu datang, wahai Nabi, tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah itu tidak mampu menolak kebinasaan yang menimpa mereka. Juga tidak dapat mendatangkan manfaat sedikit pun untuk mereka. Sikap mereka yang selalu menyembah berhala hanya akan menambahkan kebinasaan dan kerugian kepada mereka. 11|102|Seperti azab keras yang ditimpakan kepada kaum Nûh, kaum 'Ad, kaum Tsamûd dan lainnya, Allah pun akan mengazab penduduk negeri yang menganiaya diri dengan kekufuran dan kejahatan. Sesungguhnya siksa Allah kepada orang-orang yang zalim amatlah keras, pedih dan menyakitkan. 11|103|Sesungguhnya di dalam kisah-kisah tersebut, terdapat pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh orang yang meyakini hari kebangkitan dan takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk diperhitungkan segala amal perbuatannya. Dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan oleh malaikat dan manusia. 11|104|Kami tidak akan mengundurkannya kecuali hanya beberapa saat yang Kami tentukan. Meskipun lama menurut pandangan manusia, tetapi sebenarnya itu sangatlah sebentar menurut Allah. 11|105|Di kala datang azab hari itu, tidak seorang manusia pun dapat berbicara kecuali dengan izin Allah. Di antara mereka ada yang celaka, yaitu mereka yang kafir, karena menerima berbagai macam siksaan. Ada pula yang berbahagia, yaitu mereka yang beriman, karena kenikmatan akhirat yang diperoleh. 11|106|Orang-orang yang celaka, tempat mereka adalah neraka. Di situ mereka bernafas dengan disertai rintihan sakit ketika menghirup dan mengeluarkan nafas dari dada. 11|107|Mereka kekal selama-lamanya di neraka, selama ada langit dan bumi. Mereka tidak akan keluar kecuali pada waktu yang dikehendaki Allah untuk diberi siksa yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Nabi, Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi-Nya. 11|108|Sedangkan orang-orang yang diberikan kebahagiaan oleh Allah, mereka akan masuk surga dan kekal di dalamnya, dari sejak awal selesainya perhitungan sampai waktu yang tidak terbatas. Kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allah untuk ditunda waktunya masuk surga, yaitu orang-orang Mukmin yang banyak berbuat maksiat. Mereka itu akan berada di neraka sesuai azab yang pantas mereka terima, kemudian keluar dari situ dan masuk ke dalam surga. Mereka yang berbahagia itu, akan diberi oleh Tuhanmu karunia yang besar dan kekal di surga, tidak berkurang dan tidak putus-putus. 11|109|Jika nasib bangsa-bangsa yang musyrik di dunia dan akhirat seperti yang telah Kami ceritakan kepadamu, wahai Muhammad, maka janganlah kamu ragu akan kesudahan nasib kaummu yang menyembah berhala, seandainya mereka terus berada dalam kesesatan. Sebab, mereka sama dengan nenek moyang mereka terdahulu yang telah Kami ceritakan kisah-kisahnya, sama-sama musyrik. Sesungguhnya Kami akan memenuhi azab yang berhak diterima oleh orang-orang kafir itu secara sempurna, tanpa dikurangi sedikit pun, sesuai dengan dosa yang mereka lakukan. 11|110|Kami tegaskan sekali lagi kepadamu, hai Muhammad, bahwa Kami telah memberikan Tawrât kepada Mûsâ. Sepeninggal Mûsâ, kaumnya beselisih paham dalam penafsiran dan maksud maknanya sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka. Masing-masing mencoba memahaminya menurut hawa nafsu. Mereka pun lantas terpecah menjadi beberapa golongan. Banyak dari mereka yang melenceng jauh dari kebenaran yang dikandungnya. Kalau bukan karena janji Allah untuk menunda siksa mereka sampai datangnya hari kiamat, niscaya ketetapan Allah berupa kebinasaan untuk orang-orang yang menyalahi dan keselamatan bagi orang-orang yang membenarkan pasti akan mereka terima di dunia, seperti halnya umat-umat terdahulu yang menyelewengkan pemahaman kitab suci sehingga sulit ditemukan kebenarannya. Sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Tawrât itu berada dalam kebimbangan dan jauh dari hakikat kebenaran. 11|111|Masing-masing kelompok di antara mereka pasti akan dipenuhi balasan amal perbuatan mereka oleh Tuhanmu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sekecil apa pun kebaikan dan kejahatan yang mereka lakukan. Dan Dia akan membalas mereka sesuai dengan perbuatannya. 11|112|Jika keadaan umat-umat yang memperselisihkan pemahaman kitab suci begitu adanya, maka bersikaplah kamu dan para pengikutmu yang beriman dengan konsisten mengikuti jalan kebenaran seperti yang diperintahkan Allah. Janganlah kalian melampaui batas kewajaran dengan melalaikan atau meremehkan atau berlebih-lebihan dengan melakukan sesuatu yang di luar kemampuan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua apa yang kalian kerjakan dan pasti Dia akan membalasnya. 11|113|Janganlah sedikit pun kalian condong kepada musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian yang menzalimi diri mereka dan melanggar batasan-batasan Allah. Jangan kalian bergantung kepada mereka atau menganggap baik jalan yang mereka tempuh. Sebab, dengan condong kepada mereka, kalian pantas menerima siksa neraka, dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindarkannya dari kalian. Sebagai kesudahan kalian, kalian tidak akan dibela oleh Allah dalam melawan musuh dengan cara tidak ditolong, oleh sebab kecenderungan kalian kepada musuh-Nya. 11|114|Laksanakanlah salat, hai Muhammad, dengan sempurna pada kedua tepi siang (pagi dan sore) dan pada bagian-bagian waktu malam. Sesungguhnya yang demikian itu dapat menyucikan jiwa, sehingga mampu mengalahkan kecenderungan berbuat jahat dan dapat menghapuskan dampak dosa-dosa kecil yang tidak pernah luput dari manusia. Petunjuk kebaikan yang diperintahkan kepadamu itu adalah suatu nasihat yang bermanfaat bagi orang-orang yang siap menerimanya, yang selalu ingat dan tidak melupakan Tuhan- Nya. 11|115|Bersabarlah dalam menghadapi kesulitan dalam mengerjakan apa yang Kami perintahkan kepadamu. Laksanakanlah dengan baik. Allah pasti akan memberimu pahala yang besar. Sebab pahala orang-orang yang baik amalnya tidak akan sia-sia di sisi Allah. 11|116|Seharusnya, di antara umat-umat terdahulu yang telah Kami binasakan karena kezaliman mereka, ada sekelompok orang yang didengar dan diberi kelebihan dalam beragama dan menggunakan akal, selalu mencegah orang lain berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga mampu melindungi mereka dari azab yang menimpa. Sama sekali itu tidak akan terjadi. Yang terjadi justru di antara mereka hanya ada sedikit dari orang-orang yang beriman, yang tidak didengar pendapat dan arahannya. 11|117|Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. 11|118|Kalau Tuhanmu berkehendak, niscaya Dia akan menjadikan seluruh manusia menganut satu agama, tunduk dengan sendirinya kepada Allah, seperti malaikat. Dan alam pun tidak seperti yang ada ini. Tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian itu. Allah membiarkan mereka bebas memilih, sehingga terus berselisih paham dalam memahami segala sesuatu, meskipun hal itu adalah masalah yang berkaitan dengan pokok-pokok kepercayaan seperti iman kepada Allah, malaikat, rasul dan hari kiamat yang sebenarnya tidak boleh diperselisihkan. Mereka berselisih menurut kecenderungan, hawa nafsu dan cara berpikir masing- masing. Tiap-tiap kelompok dari mereka bersikeras dengan pendapatnya dan ajaran nenek moyangnya. 11|119|Akan tetapi orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah karena fitrah mereka yang suci, sepakat tentang ketentuan Allah untuk mereka, sehingga mereka percaya kepada para rasul, kitab-kitab suci dan hari kiamat. Atas dasar kehendak-Nya yang telah ditetapkan dalam sistem alam raya ini, Allah menciptakan manusia siap untuk menerima pahala dan siksa. Dengan begitu, janji Allah pun terlaksana, yaitu neraka jahanam akan diisi dengan pengikut-pengikut iblis yang terdiri atas manusia dan jin. 11|120|Dari setiap kisah rasul-rasul dan umat-umatnya yang telah lalu, Kami kisahkan kepadamu, Muhammad, sesuatu yang dapat menguatkan hatimu dalam melaksanakan tugas berat: menyampaikan pesan-pesan Allah. Di dalam kisah-kisah tersebut terdapat penjelasan kebenaran yang kamu serukan seperti para rasul terdahulu, seperti seruan mengesakan Tuhan dan menjauhi sesuatu yang dimurkai-Nya. Di dalamnya juga terkandung nasihat dan pelajaran yang dapat diambil oleh orang-orang Mukmin sehingga iman mereka bertambah dan orang-orang yang siap menerima keimanan sehingga bergegas menggapainya. 11|121|Katakanlah, hai Muhammad, kepada mereka yang terus membangkang dan ingkar, kerahkanlah segala kemampuan kalian untuk memerangi Islam dan mengganggu orang-orang Mukmin. Kami akan tetap tegar melangkah di jalan kami. 11|122|Tunggulah apa yang kalian nantikan dari kami, kami pun juga menunggu janji Allah kepada kami berupa kesuksesan misi dakwah dan kemenangan atas musuh. 11|123|Pengetahuan tentang sesuatu yang gaib di langit dan bumi hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, Dia Maha Mengetahui apa yang akan menimpa kalian dan apa yang akan kami terima. Dan hanya kepada- Nyalah pengaturan segala sesuatu dikembalikan. Jika demikian, maka sembahlah Allah semata. Bertawakallah kepada-Nya, dan jangan takut kepada selain-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah dari apa yang kalian kerjakan, hai orang-orang Mukmin dan kafir. Masing-masing akan diberi balasan yang setimpal di dunia dan akhirat. 12|1|[[12 ~ YUSUF (NABI YUSUF A. S.) Pendahuluan: Makkiyyah, 111 ayat ~ Surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah. Kisah Yûsuf dalam surat ini diceritakan pada 78 ayat. Surat ini dimulai dengan tiga ayat yang menyebutkan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad. Di ayat yang pertama disebut sebagai kitab suci yang jelas dan menjelaskan (al-kitâb al-mubîn). Sementara di ayat kedua disebut sebagai bacaan yang berbahasa Arab (al-Qur'ân al-'Arabiyy). Hal ini berarti, al-Qur'ân harus dipelihara dalam bentuk tulisan dan hafalan sekaligus. Kemudian pada ayat ketiga disebutkan bahwa al-Qur'ân mengandung kisah-kisah terbaik yang belum diketahui oleh Nabi Muhammad saw. sebelum turunnya wahyu. Hal ini membuktikan bahwa al-Qur'ân adalah wahyu Allah. Surat dan kisah di dalam surat ini ditutup dengan menegaskan kembali apa yang telah ditetapkan di awal-awal surat. Pada sepuluh ayat terakhir, Allah mengarahkan Nabi-Nya bahwa kisah ini termasuk berita-berita gaib yang belum pernah Nabi ketahui hakikat dan rinciannya sebelum wahyu turun. Dan juga ketika saudara- saudara Yûsuf sepakat berencana mencelakakannya, Nabi tidak berada ditengah-tengah mereka. Kemudian Allah memberitahukan rasul-Nya bahwa kepongahan dan kedengkianlah yang membuat kebanyakan manusia tetap mempertahankan kekufurannya, dan bahwa usaha keras yang dilakukan Nabi agar kebanyakan mereka beriman tidak berguna sama sekali. Di sini dijelaskan bahwa dalam menjalankan tugas Nabi tidak mengharap upah sedikit pun. Al-Qur'ân yang dibawanya itu hanyalah petunjuk dan peringatan bagi semua manusia. Sebagai penutup surat, Allah menyinggung hal ihwal para rasul yang kisahnya telah diceritakan, bagaimana sikap kaumnya dan kemenangan yang pada akhirnya mereka peroleh dari orang-orang kafir yang jahat. Allah menegaskan bahwa kisah-kisah para nabi itu merupakan pelajaran berharga bagi orang-orang berakal. Dan al-Qur'ân yang berbicara tentang kisah-kisah tersebut, juga yang lainnya, bukanlah dongeng palsu dari Allah. Akan tetapi al-Qur'ân itu adalah suatu kebenaran dan kitab yang membenarkan kitab-kitab suci samawi lainnya. Dia juga merupakan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang mau berfikir, menjadikan pelajaran dan beriman. Ciri yang paling menonjol dari surat ini, adalah kisah Yûsuf diceritakan secara lengkap. Tersebarnya dengki di keluarga itu karena kasih sayang yang diberikan kepada sebagian anak saja juga tampak di surat ini. Kedengkian putra-putra Ya'qûb terhadap saudara mereka, Yûsuf, membuat Yûsuf diceburkan ke dalam sumur. Akan tetapi Allah melindunginya dari rencana jahat mereka seperti halnya Dia menjaga Yûsuf dari godaan istri pembesar Mesir (al-'Azîz) ketika telah menginjak dewasa, sampai akhirnya Yûsuf mempunyai posisi penting di Mesir, negeri yang menjadi tumpuan saudara-saudaranya yang telah bersekongkol mencelakakannya. Demikian pula sikap Allah terhadap para nabi yang akan memenangkan mereka atas musuh dan membuat mereka eksis di muka bumi selama mereka berpegang teguh pada kebenaran, mempercayainya dan bersikukuh pada tali kebenaran.]] Alif, Lâm, Râ'. Huruf-huruf tersebut, dan huruf-huruf serupa lainnya yang merupakan bagian dari bahasa kalian, bangsa Arab, adalah juga bagian dari ayat-ayat al-Qur'ân yang mengandung mukjizat. Al-Qur'ân itu juga jelas dan menjelaskan kepada orang yang mencari kebenaran dan petunjuk. Huruf-huruf fonetis ini juga untuk menggugah perhatian mereka sehingga memperhatikan apa yang akan dibacakan walaupun mereka telah sepakat untuk tidak mendengarkannya. 12|2|Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu, Muhammad, sebuah firman berbahasa Arab yang dapat dibaca dan dihafal oleh bangsa Arab, agar mereka dapat memahaminya dan menyampaikannya kepada orang lain. 12|3|Kami menyampaikan kepadamu, Muhammad, kisah yang paling baik dengan cara mewahyukan kitab suci al-Qur'ân ini kepadamu. Sebelum menerima wahyu itu kamu termasuk orang-orang yang belum mengetahui isinya dan yang mengandung nasihat-nasihat dan ayat-ayat yang jelas. 12|4|Di antara kisah-kisah itu adalah kisah Yûsuf(1) ketika ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini. 12|5|Ayahnya berkata, "Hai anakku, jangan kamu ceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaramu, sebab akan menimbulkan kedengkian di hati mereka sehingga mereka tergoda oleh setan untuk mengatur siasat mencelakakanmu. Mereka akan membuat tipu daya dan berbuat makar terhadapmu. Sesungguhnya setan adalah musuh manusia yang sangat nyata. 12|6|Seperti halnya kamu lihat dirimu dalam mimpi sebagai tuan yang ditaati, memiliki kehormatan dan kedudukan, Tuhanmu memilih kamu dan mengajarkanmu takwil mimpi yang membuat kamu dihormati. Allah juga menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dan keluarga Ya`qub dengan kenabian dan kerasulan, sama halnya ketika Dia menyempurnakan rahmat-Nya kepada dua orang tua sebelum bapakmu yaitu Ibrâhîm dan Ishâq. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksna sehingga tidak pernah salah, Maha Mengetahui sehingga Dia memilih hamba-Nya yang diketahui pantas untuk dipilih. 12|7|Di dalam kisah Yûsuf dan saudara-saudaranya terdapat pelajaran dan bukti-bukti kekuasaan Allah bagi orang-orang yang menanyakan dan ingin mengetahuinya. 12|8|Yaitu, ketika saudara-saudara Yûsuf berkata kepada sesama mereka, "Sesungguhnya Yûsuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita adalah satu kelompok yang kuat dan lebih bermanfaat bagi ayah daripada mereka berdua. Dengan lebih menganakemaskan Yûsuf dan saudara kandungnya daripada kita, sesungguhnya ayah kita telah keliru dan jauh dari kebenaran. Padahal kebenaran itu amat jelas." 12|9|Bunuh saja Yûsuf atau buang ia ke suatu daerah yang jauh dari ayahnya dan tidak bisa dijamah oleh ayah supaya kecintaan dan perhatian ayah hanya tertuju pada kalian. Sesudah kalian menjauhkan Yûsuf darinya dengan membunuh atau membuangnya kalian, akan menjadi orang-orang yang baik, sebab Allah menerima tobat kalian dan ayah pun akan memaafkan perbuatan kalian. 12|10|Salah seorang pembicara di antara mereka berkata, "Jangan kalian bunuh Yûsuf, sebab, itu perbuatan yang amat jahat. Tetapi masukkanlah ia ke dalam lobang sumur yang tidak seorang pun melihatnya. Nantinya ia akan ditemukan oleh beberapa orang musafir, jika embernya diulurkan ke dalam sumur, dan membawanya pergi jauh dari kalian dan ayah kalian. Lakukanlah itu jika kalian ingin menjauhkannya dan mewujudkan maksud kalian. 12|11|Setelah sepakat untuk menjauhkan Yûsuf, mereka berkata, "Wahai ayah, apa yang membuatmu ragu untuk melepas Yûsuf dan merasa tidak aman kalau ia bersama kami? Kami tegaskan kepadamu bahwa kami sangat mencintai dan menyayanginya serta selalu menginginkan kebaikan baginya. Tidak akan engkau dapatkan dari kami selain cinta dan nasihat yang tulus." 12|12|Izinkan ia pergi bersama kami besok ke tempat bermain, agar ia bisa bermain-main dan bersenang- senang dengan makanan yang enak. Kami akan berusaha keras untuk menjaga dan melindunginya dari segala bentuk gangguan." 12|13|Ayah mereka berkata, "Aku sungguh merasa sedih melepas kalian pergi jauh dariku. Aku khawatir, jika aku percayakan ia kepada kalian, ia akan dimakan serigala, sementara kalian lengah." 12|14|Mereka berkata, "Kami bersumpah kepadamu, kalau ia sampai dimakan serigala, sementara kami orang-orang yang kuat, maka itu merupakan suatu keaiban dan kerugian. Kalau kekhawatiranmu itu terjadi, sungguh kami telah kehilangan sesuatu yang harus dijaga dan tidak boleh dilalaikan. Percayalah, kami tidak akan lengah menjaganya. Sebab, kalau kami lalai, berarti kami telah merugikan dan menghinakan diri kami sendiri." 12|15|Ketika mereka telah pergi jauh dari ayahnya dan sepakat untuk menceburkan Yûsuf ke dalam sumur, mereka segera melaksanakan keinginannya. Yûsuf Kami berikan wahyu berupa ketenangan dan keyakinan pada Allah. Juga Kami wahyukan bahwa Allah akan membuka mereka siasat yang mereka rencanakan dan mereka laksanakan. Mereka tidak ingat lagi ketika ia beritahukan mereka bahwa dirinya adalah Yûsuf, orang yang menjadi sasaran persengkokolan mereka. Mereka mengira telah menghilangkan jejaknya dan merasa terlepas dari Yûsuf. 12|16|Mereka kembali kepada ayahnya di sore hari sambil menampakkan kesedihan dan menangis dengan suara keras. 12|17|Mereka berkata, "Wahai ayah, ketika kami pergi berlomba memanah dan lari kami tinggalkan Yûsuf di dekat barang-barang kami untuk menjaganya. Lalu ia dimakan serigala saat kami berada di kejauhan dan sibuk dengan perlombaan. Ayah tentu tidak akan percaya omongan kami walaupun apa yang kami katakan itu benar." 12|18|Mereka mendatangkan baju gamisnya yang berlumuran darah, untuk menjadi bukti pengakuan mereka, yang mereka katakan itu sebagai darah Yûsuf, agar ayah mereka percaya. Akan tetapi sang ayah berkata, "Serigala tidak memakan Yûsuf seperti yang kalian katakan. Tetapi diri kalian telah memandang baik perbuatan jahat itu, sehingga kalian pun melakukannya. Aku hanya bisa bersabar yang tidak disertai rasa cemas terhadap apa yang aku derita dari kalian. Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan atas kebohongan yang kalian katakan. 12|19|Kemudian datanglah sekelompok orang musafir, yang akan menuju Mesir, ke sumur itu. Mereka mengutus orang yang akan mengambil air untuk memberi minum mereka. Orang itu menurunkan timba, kemudian mengangkatnya. Tiba-tiba Yûsuf terangkat dan bergantungan di timba tersebut. Pengambil air itu berteriak gembira, "Ada berita gembira. . . ! Aku menemukan seorang anak muda. . . !" Mereka lalu menyembunyikan Yûsuf di antara barang-barang dagangan yang diperjualbelikan. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan. 12|20|Mereka menjual Yûsuf dengan harga sangat rendah, hanya beberapa dirham saja. Mereka merasa tidak tertarik oleh Yûsuf karena khawatir keluarganya akan mengetahuinya dan merampasnya dari mereka. 12|21|Orang Mesir yang membeli Yûsuf berkata kepada istrinya, "Perlakukan dan layani anak ini dengan baik, agar ia betah tinggal bersama kita, siapa tahu ia akan bermanfaat bagi kita. Atau, kita angkat ia sebagai anak. Seperti halnya posisi terhormat dan tempat tinggal mulia ini, Kami berikan kepada Yûsuf di Mesir kedudukan besar lainnya, agar ia dapat bertindak secara adil dan terencana, dan agar Kami dapat mengajarkannya takwil mimpi sehingga ia bersiap-siap setelah mengetahui apa yang akan terjadi. Allah Mahakuat lagi Mahakuasa untuk melaksanakan segala apa yang dikehendaki-Nya. Tidak ada yang dapat menghalangi-Nya untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hikmah- Nya yang tersembunyi dan siasat-Nya yang halus. 12|22|Tatkala Yûsuf telah cukup dewasa, Kami berikan kepada-Nya pemahaman yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Seperti halnya Kami memberikan balasan kepadanya lantaran kebaikan yang ia lakukan, Kami juga memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik karena perbuatan baik mereka. 12|23|Wanita yang rumahnya ditempati Yûsuf di bawah kekuasaannya ingin merayu Yûsuf agar ia mau menggaulinya. Wanita itu mendekat ke hadapan Yûsuf dan menampakkan keindahan tubuhnya. Ia menutup semua pintu rapat-rapat dan berkata, "Kemarilah mendekat kepadaku, telah kusediakan diriku untukmu." Yûsuf berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari segala bentuk kejahatan. Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu besamamu sementara suamimu yang mulia itu adalah tuanku yang telah memposisikan aku dengan baik? Sesungguhnya tidak akan beruntung orang-orang yang menzalimi manusia dengan berkhianat melakukan zina." 12|24|Wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu dengan Yûsuf. Yûsuf pun demikian juga, andaikata ia tidak melihat sinar cahaya Allah yang benar. Akhirnya Yûsuf tidak mengikuti kecenderungan dan hawa nafsunya dan terhindar dari maksiat, perbuatan khianat serta tetap dalam kesuciannya. Demikianlah kami buat Yûsuf tegar dalam kesuciannya agar ia Kami palingkan dari kejahatan khianat dan zina. Sesungguhnya Yûsuf termasuk dalam hamba-hamba Allah yang ikhlas dalam sikap beragama mereka kepada-Nya. 12|25|Dengan cepat Yûsuf berlari menuju pintu keluar. Wanita itu pun segera mendahuluinya untuk menghalanginya keluar, dan menarik baju gamisnya dari belakang hingga koyak. Di depan pintu, keduanya mendapatkan suami wanita itu. Ia pun mencoba untuk membangkitkan amarah suaminya dengan mengatakan, "Tidak ada balasan bagi orang yang hendak berbuat serong dengan istrimu kecuali penjara atau siksa yang menyakitkan." 12|26|Untuk membela dirinya, Yûsuf berkata, "Istrimulah yang memintaku dan berusaha memperdayaku." Keduanya saling melempar tuduhan. Kemudian salah seorang dari keluarga bertindak sebagai penengah dan mengatakan, "Jika baju gamisnya koyak di muka, maka pengakuan wanita itu benar, dan Yûsuf termasuk orang-orang yang dusta. 12|27|Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yûsuf termasuk orang-orang yang benar omongannya." 12|28|Tatkala sang suami melihat baju gamis Yûsuf koyak di belakang, ia berkata kepada istrinya, "Sesungguhnya tuduhan berbuat serong yang kamu lemparkan kepada Yûsuf, padahal kamu sendiri yang melakukannya, itu memang tipu daya wanita belaka. Sesungguhnya tipu daya kalian, wanita, amatlah kejam. 12|29|Kamu, Yûsuf, lupakanlah peristiwa ini. Rahasiakan dan jangan kau sebut-sebut lagi. Dan kamu, istriku, mintalah ampunan atas dosamu. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang berdosa yang sengaja melakukan kesalahan dan dosa, kemudian melemparkan tuduhan dosa itu kepada orang lain." 12|30|Kemudian berita tentang peristiwa itu pun sampai kepada sekelompok wanita di kota itu. Mereka ramai memperbincangkannya dan mengatakan, "Istri al-'Azîz (pembesar kerajaan) telah menggoda dan memperdaya Yûsuf untuk mengikuti keinginannya. Cintanya kepada pemuda itu sangat mendalam. Kami yakin, jalan yang ditempuh oleh wanita itu bersama bujangnya adalah kesesatan dan kesalahan yang nyata." 12|31|Tatkala istri al-'Azîz mendengar gosip dan cercaan mereka tentang dirinya, ia pun mengundang mereka ke rumahnya. Mereka disediakan bantal untuk bersandar. Setelah mereka datang dan duduk bersandar, masing-masing diberi sebuah pisau, lalu disediakan makanan untuk dimakan dengan pisau yang telah mereka terima. Wanita itu berkata kepada Yûsuf, "Tampakkan dirimu kepada mereka." Ketika Yûsuf muncul dan dilihat oleh wanita-wanita itu, mereka terpesona oleh ketampanannya. Begitu kagum dan takjubnya, mereka tidak sadar melukai tangan ketika memotong makanan. Dengan terkagum-kagum, mereka berkata, "Allah Mahasuci! Yang kami lihat ini bukanlah manusia, sebab manusia tidak mungkin setampan dan seelok ini. Ia tidak lain hanyalah malaikat yang sangat sempurna dan mulia sifat-sifatnya." 12|32|Istri al-'Azîz mengomentari omongan mereka dengan berkata, "Pemuda tampan yang telah memesona dan membuat kalian terkagum-kagum itulah yang membuat kalian mencerca aku. Aku telah memintanya dan mencoba memperdayanya untuk memenuhi ajakanku, tetapi ia enggan, seakan-akan dirinya terjaga dan ia ingin selalu terus menjaganya. Sungguh, jika ia tidak menuruti perintahku, maka ia akan dijebloskan ke dalam penjara dan akan menjadi terhina." 12|33|Yûsuf berkata, setelah mendengar ancaman istri al-'Azîz dan juga mendengar nasihat wanita-wanita itu agar menuruti saja keinginannya, "Ya Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada permintaan mereka kepadaku. Sebab, itu berarti melanggar perintah-Mu. Kalau saja Engkau tidak melindungi aku dari makar dan tipu daya mereka, niscaya aku cenderung mengikuti mereka, sehingga aku termasuk orang-orang bodoh dan bersalah." 12|34|Lalu Allah memperkenankan doa Yûsuf dan menghindarkannya dari tipu daya jahat mereka. Sesungguhnya hanya Dialah yang Maha Mendengar segala permohonan hamba-hamba-Nya yang memohon, Maha Mengetahui keadaan mereka dan yang maslahat untuk mereka. 12|35|Setelah melihat bukti-bukti nyata yang menyatakan Yûsuf tidak bersalah, al-'Azîz dan keluarganya menyepakati suatu rencana dan berjanji akan melaksanakannya. Yaitu, mereka akan memasukkan Yûsuf ke dalam penjara dalam waktu singkat atau lama. Dengan demikian, istrinya terhindar dari omongan orang yang tidak baik dan selamat dari kesesatan. 12|36|Bersama Yûsuf, masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda dari pelayan raja. Salah seorang di antara mereka berkata kepada Yûsuf, "Aku bermimpi memeras anggur untuk kujadikan khamar." Yang lainnya berkata, "Aku bermimpi membawa roti di atas kepala, kemudian sebagian roti itu dimakan burung. Beritahulah kami, hai Yûsuf, takwil mimpi kami dan kesudahan nasib kami berdasarkan petunjuk mimpi itu. Sesungguhnya Kami sangat yakin bahwa kamu termasuk orang-orang yang mempunyai sifat baik dan kemampuan menakwil mimpi dengan baik." 12|37|Sambil menegaskan apa yang telah mereka berdua ketahui tentang dirinya, Yûsuf berkata, "Tidak didatangkan untuk kalian berdua makanan sebagai rezeki yang telah ditetapkan untuk kalian, melainkan aku dapat memberitahukan bahwa itu untuk kalian sebelum makanan itu datang, dan aku dapat menceritakan seluk beluknya, serta cara membuatnya. Itulah takwil mimpi dan berita-berita gaib yang telah diajarkan dan diwahyukan Tuhanku kepadaku oleh sebab aku hanya beribadah kepada-Nya dan menolak untuk menyekutukan-Nya. Aku juga meninggalkan agama orang-orang yang tidak percaya kepada Allah dan tidak beriman secara benar. Mereka ingkar kepada hari akhirat dan pembalasannya. 12|38|Aku tinggalkan agama orang-orang kafir itu dan aku ikuti agama leluhurku, Ibrâhîm, Ishâq, dan Ya'qûb. Aku hanya menyembah kepada Allah semata. Tidak patut bagi kami mempersekutukan sesuatu apa pun bentuknya--malaikat, jin atau manusia--dengan Allah, apalagi berhala-berhala yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat, tidak dapat mendengar dan melihat. Ajaran tauhid semacam itu adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepada kami dan semua manusia, sebab kami deperintahkan untuk menyampaikannya kepada mereka. Kebanyakan manusia tidak mensyukuri karunia tersebut, tetapi malah mengingkarinya. 12|39|Wahai kedua teman sepenjaraku, apakah tuhan-tuhan yang banyak, yang masing-masing dipatuhi oleh manusia, lebih baik daripada Allah Yang Esa dan tidak terkalahkan? 12|40|Apa yang kalian sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian katakan sebagai dongeng belaka, yang sama sekali tidak ada bukti kebenarannya dari Allah sebagai tuhan. Aturan peribadatan dan apa yang patut dan tidak patut disembah hanyalah milik Allah. Dia menyuruh agar kalian tidak tunduk kepada selain-Nya dan agar kalian hanya menyembah kepada-Nya. Itulah agama yang lurus dan benar yang ditunjukkan oleh bukti-bukti nyata. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengambil petunjuk dari bukti-bukti itu dan tidak mengetahui kebodohan dan kesesatan mereka. 12|41|Wahai kedua teman sepenjaraku, inilah takwil mimpi kalian. Kamu, yang bermimpi memeras anggur, akan keluar dari penjara dan menjadi penyuguh minuman khamar raja. Sedangkan kamu, akan disalib dan dibiarkan tersalib sehingga datang burung dan memakan sebagian kepalamu. Selesailah sudah perkara yang kalian tanyakan kepadaku berupa takwil mimpi seperti yang aku jelaskan tadi. 12|42|Kepada salah seorang dari dua temanya yang diperkirakan akan dibebaskan dari penjara, Yûsuf berkata, "Ceritalah tentang aku kepada raja. Semoga ia akan menyelamatkan aku dari penderitaan ini." Akan tetapi, orang itu disibukkan oleh setan hingga lupa menceritakan kisah Yûsuf kepada raja. Akhirnya Yûsuf tetap mendekam dalam penjara tidak kurang dari tiga tahun. 12|43|Raja berkata: Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus dan lemah. Aku juga melihat tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir lainnya kering. Wahai para pakar dan cerdik pandai, terangkanlah mimpiku ini jika kalian tahu ta'bir mimpi. 12|44|Mereka berkata; Itu adalah kumpulan mimpi-mimpi kosong dan halusinasi dalam jiwa. Kami sungguh tidak mengerti ta'bir mimpi-mimpi kosong itu. 12|45|Salah seorang teman Yûsuf dipenjara yang selamat setelah beberapa lama ingat pesan Yûsuf. Iapun berkata; Aku akan beritahukan kalian ta'bir mimpi yang diceritakan oleh raja. Utuslah aku kepada orang yang pandai menta'bir mimpi, maka akan aku beritahukan kalian ta'birnya. 12|46|Penyuguh minuman raja itu pun pergi memanggil Yûsuf, "Wahai Yûsuf yang selalu menjaga kejujuran, beritahulah kami takwil mimpi tentang tujuh sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus. Terangkan pula takwil mimpi tentang tujuh bulir gandung yang hijau dan tujuh bulir lain yang kering. Aku berharap dapat kembali kepada kaumku dengan membawa penjelasan darimu, agar mereka mengerti makna mimpi- mimpi itu dan tahu akan ilmu dan kemuliaanmu. 12|47|Yûsuf berkata, "Takwil mimpi itu adalah bahwa kalian akan bertani gandum selama tujuh tahun berturut-turut dan sungguh-sungguh. Kemudian, ketika kalian menuai hasilnya, simpanlah buah itu bersama tangkainya. Ambillah sedikit saja sekadar cukup untuk kalian makan pada tahun-tahun itu dengan tetap menjaga asas hemat."(1) (1) Ayat ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern bahwa membiarkan biji atau buah dengan tangkainya saat disimpan akan mempu mengawetkan dan mencegah kebusukan akibat faktor udara. Lebih dari itu, buah itu akan tetap mengandung zat-zat makanannya secara utuh. 12|48|"Setelah tujuh tahun masa subur itu," kata Yûsuf melanjutkan, "akan datang tujuh tahun masa kering. Pada saat itu kalian dapat memakan apa yang selama ini kalian simpan, dengan tetap menyisakan sedikit untuk disimpan, guna dijadikan benih pada musim tanam berikutnya. 12|49|Setelah tujuh tahun masa kering dan gersang itu berlalu, akan datang suatu masa di mana orang-orang mendapat curahan air hujan. Saat itu mereka dapat membuat minuman dari anggur, zaitun dan segala jenis minuman buah." 12|50|Sang raja tergugah oleh kemampuan Yûsuf dalam menakwilkan mimpinya lalu berkenan mengundangnya. Ia memerintahkan pembantu-pembantunya untuk mendatangkan Yûsuf. Ketika seorang utusan yang ditugaskan memanggil Yûsuf datang menemuinya, hal itu tidak mengurangi penderitaannya meskipun mengandung berita tentang pembebasannya. Kepedihan seorang narapidana tidak mampu mendorongnya untuk segera membebaskan diri dari sempit dan kejamnya penjara. Sebaliknya, ia lebih memilih untuk menangguhkannya sebelum terbukti bahwa ia tidak bersalah daripada mempercepat keluar, sementara tuduhan terhadapnya masih tetap menyangkut pada dirinya. Yûsuf lalu berkata kepada sang utusan, "Kembalilah kepada tuanmu dan mintalah kepadanya agar meninjau kembali tuduhannya terhadap diriku dengan bertanya kepada wanita-wanita yang dikumpulkan oleh istri raja sebagai upaya memperdaya aku yang, karena dikuasai rasa kagum, sampai memotong tangan mereka. Apakah dengan kejadian itu lantas muncul keyakinan bahwa aku tidak bersalah dan aku tetap suci? Atau sebaliknya, bahwa aku ini kotor? Semua itu aku minta untuk membeberkan kebenaran di mata orang banyak. Tuhanku sungguh Maha Mengetahui tipu muslihat mereka. 12|51|Raja lalu mendatangkan wanita-wanita itu dan bertanya kepada mereka, "Apa yang terjadi pada diri kalian ketika kalian berusaha membujuk Yûsuf agar ia terlena dan lengah akan kemurnian dan kesucian dirinya? Apakah kalian melihat bahwa Yûsuf tertarik kepada kalian?" Mereka menjawab, "Allah Mahasuci dari sifat lupa terhadap hamba-Nya sehingga kesucian sang hamba tercemari. Kami tidak menemukan pada dirinya suatu aib." Ketika itu naluri baik pada istri al-'Azýîz itu muncul dan mendominasi, sehingga ia terdorong untuk mengatakan, "Sekarang sudah jelas mana yang benar. Akulah yang memperdaya dirinya. Aku telah berusaha untuk memperdayanya dengan cara merayu, tapi ia tetap berpegang teguh pada kesuciannya. Aku tegaskan di sini bahwa ia adalah orang yang jujur. Ia adalah benar ketika menolak tuduhan dan melemparkan tuduhan itu kepadaku." 12|52|Istri al-'Azîz melanjutkan, "Ini adalah pernyataanku yang benar, dan aku kemukakan pernyataan ini agar Yûsuf tahu bahwa aku tidak memanfaatkan kesempatan ketika dia dipenjara untuk terus memperkuat bukti tuduhan yang dilemparkan kepadanya, dan terus menerus dalam mengkhianati dirinya ketika ia tidak ada. Sesungguhnya Allah tidak akan meluluskan siasat buruk para pengkhianat. 12|53|Aku tidak mengklaim bahwa diriku suci dan terhindar dari kesalahan. Sebab, secara naluri, jiwa manusia selalu condong kepada kesenangan dan menganggap indah keburukan dan kejahatan, kecuali jiwa yang dijaga oleh Allah dan dihindarkan dari kejelekan. Sesungguhnya aku adalah orang yang sangat mengharapkan rahmat dan pengampunan Allah. Dia sangat luas ampunan-Nya atas dosa-dosa orang yang bertobat. 12|54|Ketika sang raja mengetahui bahwa Yûsuf tidak bersalah, ia ingin memanggilnya. Ia memerintahkan para pengawal agar memanggil Yûsuf untuk dijadikan sebagai orang yang dekat dan terhormat di lingkungan kerajaan. Di saat Yûsuf sudah datang dan terjadi pembicaraan antara keduanya, raja paham benar bahwa dalam diri Yûsuf terpancar kesucian jiwa dan pandangan yang cemerlang. Ia berkata kepada Yûsuf, "Sungguh, kamu memiliki kedudukan yang sangat terhormat dalam pandanganku dan kamu adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya." 12|55|Dari sikap dan perilaku Yûsuf, raja tahu bahwa Yûsuf seorang yang cakap dalam mengatur dan terampil dalam setiap apa yang dikerjakannya. Yûsuf pun merasakan hal itu. Yûsuf meminta kepada Raja agar diangkat sebagai salah satu pejabatnya seraya berkata, "Jadikanlah aku sebagai penjaga gudang tempat kau menyimpan kekayaan dan hasil bumi milikmu. Karena, seperti telah paduka buktikan sendiri, aku dapat memegang dan memelihara urusan kerajaan dengan baik, dapat menjaga dan memberdayakan harta- hartamu untuk sasaran yang tepat. 12|56|Tawaran Yûsuf itu diterima oleh raja. Yûsuf diangkat dan diberi kedudukan. Dengan begitu Allah telah menurunkan nikmat yang sangat besar kepada Yûsuf. Diberikan kepadanya kekuasaan atas tanah Mesir. Di sana ia bebas singgah di tempat yang ia sukai. Ini adalah kekuasaan Allah atas hamba-hamba-Nya, Dia memberikan nikmat-Nya kepada siapa yang Dia pilih dari mereka, dan Allah tidak pernah menyia-nyiakan pahala kebaikan, tapi pasti membalasnya dengan kebaikan pula di dunia. 12|57|Sesungguhnya balasan di akhirat nanti lebih mulia dan memuaskan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Mereka selalu menjadikan Allah sebagai pengawasnya, dan takut akan hari pembalasan. 12|58|Kemudian terjadi paceklik di daerah-daerah sekitar Mesir. Sebagaimana yang lain, keluarga Ya'qûb juga tertimpa musibah itu. Orang-orang lantas berbondong-bondong menuju Mesir karena mereka tahu cara yang dilakukan Yûsuf dalam mengelola logistik dan upaya persiapannya untuk masa bertahun-tahun ke depan. Ya'qûb mengutus anak-anaknya ke sana untuk meminta makanan, kecuali Benyamin karena khawatir akan keselamatannya. Ketika tiba di Mesir, mereka langsung menghadap Yûsuf. Yûsuf mengetahui siapa mereka, tapi mereka tidak tahu siapa Yûsuf. 12|59|Yûsuf memerintahkan kepada para pembantunya untuk menjamu mereka dengan jamuan istimewa, dan menyiapkan bungkusan untuk dibawa kepada keluarga mereka. Setelah selesai makan, Yûsuf duduk bersama mereka dan berbincang-bincang menanyakan keadaan mereka seperti orang yang sama sekali tidak tahu. Padahal Yûsuf mengerti benar keadaan mereka. Mereka bercerita bahwa salah seorang adiknya tidak diajak karena ayah mereka tidak mau berpisah dengannya. Ia adalah Benyamin, saudara kandung Yûsuf. Lalu Yûsuf berkata, "Ajaklah saudara kalian itu datang bersama. Kalian tidak perlu khawatir. Kalian telah melihat sendiri bagaimana aku memenuhi jatah kalian, dan kalian juga tahu bagaimana aku menghormati kalian sebagai tamu." 12|60|"Jika nanti kalian tidak mengajak saudara kalian itu," kata Yûsuf melanjutkan, "aku tidak akan menyediakan makanan lagi untuk kalian. Dan jangan datang lagi kepadaku." 12|61|Mereka menjawab, "Kami akan benar-benar berusaha meminta ayah untuk melepaskan Benyamin pergi bersama kami dan untuk tidak mengkhawatirkan keselamatannya. Sungguh kami tidak akan melanggar janji ini." 12|62|Ketika mereka hendak berangkat pulang, Yûsuf berkata kepada para pembantunya, "Letakkan kembali barang-barang yang mereka serahkan tadi di tempat barang-barang bawaan mereka, supaya mereka melihatnya ketika kembali kepada keluarganya nanti. Dengan demikian, kedatangan kembali mereka lebih bisa diharapkan, karena ingin mendapatkan makanan. Di samping itu, mereka juga yakin bahwa janji itu akan ditepati dan bahwa saudaranya akan teramankan. Dengan itu pula, ayahnya dapat dengan tenang melepas keberangkatan saudaranya. 12|63|Ketika mereka kembali kepada ayahnya, mereka menceritakan kepadanya pengalaman mereka bersama penguasa Mesir, keramahannya kepada mereka dan ancamannya untuk tidak memberi mereka jatah makanan jika pada waktu yang akan datang mereka tidak mengajak Benyamin. Mereka juga bercerita tentang janji penguasa Mesir yang akan memberi mereka jatah dan menjamu secara istimewa jika mereka datang bersama Benyamin. Kemudian mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah, izinkanlah Benyamin pergi bersama kami. Jika ayah mengabulkan permohonan ini, kami akan mendapat jatah makanan yang cukup. Kami berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa kami akan berjuang sekuat tenaga untuk menjaga Benyamin." 12|64|Mendengar cerita dan permohonan anak-anaknya, hati Ya'qûb tergugah oleh ingatan-ingatan masa lalu, kemudian berusaha mengaitkannya dengan apa yang sedang ia dengar. Ya'qûb berkata kepada mereka, "Jika aku terima permohonan kalian, sungguh ini merupakan sesuatu yang aneh. Sebab, jika aku percayakan Benyamin kepada kalian, maka yang akan terjadi tidak akan berbeda dengan apa yang pernah terjadi ketika aku percayakan Yûsuf kepada kalian. Saat itu kalian kembali sambil berkata bahwa Yûsuf dimangsa serigala. Sesungguhnya hanya Allahlah tempat aku bergantung untuk melindungi anakku. Dialah penjaga yang Mahakuat. Allahlah tempat aku bergantung untuk melindungi anakku. Dia Mahakuat. Rahmat- Nya lebih luas dari rasa takutku akan kehilangan Benyamin setelah kehilangan Yûsuf." 12|65|Saudara-saudara Yûsuf tidak tahu bahwa Yûsuf meletakkan harta mereka dalam tas-tas mereka. Maka, ketika mereka membukanya, mereka mendapatkan harta tersebut, lantas mereka tahu betapa mulia yang diperbuat oleh Yûsuf terhadap mereka. Hal itu oleh mereka dijadikan alasan untuk lebih menenangkan hati ayahnya serta meyakinkannya untuk mengabulkan permintaan raja Mesir. Mereka memaksa ayahnya untuk mengabulkan permintaan itu. Mereka juga mengatakan bahwa antara saudara mereka dengan mereka sendiri diikat dengan hubungan yang kuat yaitu saudara satu ayah. Mereka berkata, "Wahai ayah kami, adakah yang ayah inginkan itu lebih baik dari apa yang sudah dan akan terjadi? Lihatlah, ini harta kami dikembalikan tanpa ada sedikit pun yang diambil. Oleh karena itu, izinkanlah kami pergi bersama Benyamin untuk mendapatkan bingkisan bagi keluarga kita. Kami akan menjaganya. Dan bingkisan itu akan bertambah jika dibawa oleh unta milik saudara kami, karena sesungguhnya sang raja telah menetapkan untuk memberi setiap orang bahan makanan seberat beban unta. 12|66|Usaha anak-anak Ya'qûb berhasil dalam meyakinkannya. Ya'qûb menjadi lunak dari sikap semula yang melarang anaknya untuk pergi bersama saudara-saudaranya ke Mesir. Meskipun demikian hatinya masih belum tenang sepenuhnya, maka ia pun berkata kepada anak-anaknya, "Ia tidak akan aku kirim bersama kalian sebelum kalian memberikan jaminan yang cukup kuat. Bersumpahlah kalian atas nama Allah, bahwa kalian akan membawanya kembali kepadaku. Jangan ada yang menghalangi kalian untuk mengembalikannya kepadaku kecuali jika kalian meninggal atau terkepung oleh musuh yang lebih kuat dari kalian untuk mempertahankan saudara kalian itu." Mereka menerima syarat yang diajukan sang ayah. Mereka lalu berjanji, dan pada saat itu Ya'qûb memohon kepada Allah atas kesaksian janji mereka dengan berkata, "Sesungguhnya Allah melihat dan mengawasi apa yang sedang berlangsung di antara kita." 12|67|Ya'qûb merasa mantap dengan janji anak-anaknya. Perasaan haru yang ada dalam hatinya mendorongnya untuk memberikan pesan kepada mereka agar mereka, dalam memasuki kota Mesir, melewati pintu yang berbeda-beda supaya tidak menjadi pusat perhatian orang lain ketika mereka masuk dan agar tidak diawasi. Sebab hal itu bisa berakibat tidak baik bagi mereka. "Sedangkan aku," kata Ya'qûb, "tidak mampu melindungi kalian dari bahaya. Yang mampu menahan aniaya hanyalah Allah. Dialah Yang Mahakuasa. Aku bertawakkal kepada-Nya dan aku serahkan kepada-Nya perkaraku dan perkara kalian. Hanya kepada-Nyalah seharusnya orang-orang beriman dan orang-orang yang menyerahkan segala perkaranya itu bertawakkal. 12|68|Mereka menerima pesan ayah mereka, dan mereka pun masuk Mesir melalui pintu yang berbeda-beda. Hal itu bukan untuk menghindari bahaya yang telah digariskan oleh Allah, sebab Ya'qûb tahu persis akan hal itu dengan ilmu yang diajarkan Allah. Tetapi, pesan Ya'qûb tersebut sebenarnya adalah untuk dirinya sendiri, yaitu keharuan seorang ayah kepada anak-anaknya, sebagaimana diungkapkan di dalam pesan ini. Tapi sebagian besar umat manusia tidak memiliki ilmu seperti ilmu Ya'qûb, maka mereka menyerahkan seluruh perkara dirinya kepada Allah dan berlaku hati-hati. 12|69|Ketika mereka sampai kepada Yûsuf, mereka ditempatkan pada kedudukan yang sangat terhormat. Yûsuf memberikan keistimewaan kepada saudara kandungnya dengan memeluknya. Sambil berbisik, ia berkata, "Aku adalah Yûsuf, saudaramu. Jangan bersedih dengan apa yang mereka lakukan terhadap dirimu dan diriku. 12|70|Kemudian, setelah Yûsuf menjamu mereka dengan baik, memberi jatah makanan mereka dan menambahnya dengan bahan makanan seberat beban unta untuk saudaranya, mereka bersiap-siap untuk kembali. Yûsuf memerintahkan kepada pembantu-pembantunya itu untuk menyelipkan bejana (tempat minuman) di tempat perbekalan Benyamin. Setelah itu salah satu dari pembantu Yûsuf berkata, "Wahai rombongan yang sedang membawa perbekalan, berhentilah! Kalian telah mencuri." 12|71|Saudara-saudara Yûsuf gemetar mendengarkan seruan itu. Mereka pun bergerak ke arah orang yang berkata tadi dan bertanya, "Apa yang hilang dari kalian dan apa yang kalian cari." 12|72|Para pembantu raja menjawab, "Kami sedang mencari bejana tempat minum raja. Kami akan memberikan hadiah bagi orang yang menemukannya berupa makanan seberat beban unta." Pemimpin mereka pun menyatakan dan menegaskan hal itu dengan berkata, "Aku menjamin janji ini." 12|73|Saudara-saudara Yûsuf berkata, "Tuduhan mencuri yang kalian arahkan kepada kami itu sungguh aneh! Sungguh, tingkah laku dan keteguhan kami dalam beragama yang kalian lihat selama dua kali kedatangan kami ke negeri kalian ini tidak menunjukkan bahwa kami bermaksud melakukan kejahatan. Bukan kebiasaan kami untuk mencuri." 12|74|Yûsuf membisikkan pembantu-pembantunya untuk meminta ketentuan hukum kepada saudara- saudaranya mengenai sanksi yang pantas diterima oleh orang yang terbukti menyimpan bejana raja di dalam tasnya sebagai "prolog" untuk mengambil Benyamin dengan berdasar pada ketentuan mereka sendiri. Selain itu, juga agar keputusan mereka itu terlaksana tanpa ada pengampunan. Pembantu- pembantu Yûsuf pun berkata, "Menurut kalian, apa balasan untuk pencuri jika terbukti bahwa pencuri itu adalah salah seorang di antara kalian?" 12|75|Karena begitu yakinnya anak-anak Ya'qûb bahwa mereka tidak mencuri bejana raja, mereka menjawab pertanyaan itu tanpa ragu-ragu, "Orang yang mencuri bejana harus dijadikan budak. Dengan hukuman seperti itulah kami membalas orang-orang zalim yang mengambil harta orang lain." 12|76|Mereka pun akhirnya diperiksa. Pemeriksaan itu tentu harus dilakukan dengan seksama agar pelaksanaan taktik itu tidak tampak dibuat-buat. Yûsuf a. s. memimpin sendiri pemeriksaan itu, setelah sebelumnya memberikan "prolog". Mulailah ia memerikasa tas sepuluh orang bersaudara itu. Ketika giliran pemeriksaan itu tiba pada Benyamin, saudaranya, Yûsuf menemukan bejana raja. Dengan begitu, taktiknya berhasil. Yûsuf pun berhak menghukum Benyamin dengan ketentuan yang ditetapkan saudara-saudaranya tadi, yaitu menangkap dan menahannya. Begitulah Allah mengatur strategi untuk Yûsuf. Yûsuf tidak akan menghukum saudaranya itu sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Mesir, kecuali atas kehendak Allah. Saat itu Allah benar-benar berkehendak, maka kemudian mengatur strategi untuk Yûsuf. Allah memberikan kemudahan bagi Yûsuf untuk mengatur segala sarana dan taktiknya dengan seksama dan penuh hati-hati. Itu semua adalah sebagian karunia Allah yang meninggikan derajat ilmu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan di atas orang yang berilmu selalu ada yang Lebih Besar dan Lebih Berilmu. Selalu ada saja yang lebih tahu. 12|77|Ditemukannya bejana dari tas Benyamin, saudaranya, mengagetkan dan membuat malu saudara- saudara Yûsuf yang lain. Mereka pun mencari-cari alasan untuk membebaskan diri dari pencurian yang dilakukan oleh Benyamin. Sebuah alasan yang menohok Benyamin dan Yûsuf dan mengisyaratkan bahwa mencuri adalah watak yang mereka berdua warisi dari ibunya. Mereka mengatakan, "Tidak aneh kalau ia mencuri, sebab saudara kandungnya pun pernah melakukan hal yang sama sebelumnya!" Yûsuf merasakan dalamnya dan pedihnya tuduhan tersembunyi itu, tetapi ia menyimpan perasaan itu dalam dirinya, yang kalau diutarakan akan berbunyi, "Derajat kalian lebih rendah dan hina. Allah lebih tahu dengan benar tentang apa yang kalian katakan mengenai tindakan mencuri yang dilakukan Benyamin itu." 12|78|Mereka harus melakukan pembelaan terhadap saudaranya atau malah bersedia menjadi tebusannya, dengan harapan agar janji mereka kepada ayahnya, Ya'qûb, terbukti. Mereka kemudian mengetuk hati Yûsuf dengan mengingatkan ayah mereka yang telah tua renta. "Wahai pembesar kerajaan, saudara kami ini mempunyai orangtua yang sudah amat lanjut usianya. Jika paduka berkenan dan merasa kasihan kepadanya, terimalah salah seorang kami sebagai tebusannya untuk menerima hukuman, karena Benyamin amat disayang ayah kami. Kami sangat berharap paduka dapat menerima permohonan kami. Kami merasakan dan mengalami sendiri keramahan paduka, sehingga kami yakin dan berkesan bahwa paduka adalah orang yang suka berbuat baik," kata mereka kepada Yûsuf. 12|79|Yûsuf tentu tidak akan menggagalkan strategi yang telah diatur oleh Allah untuk kemudian kehilangan Benyamin. Oleh karena itu, ia tidak menerima permohonan saudara-saudaranya itu lalu menjawab dengan tegas, "Aku berlindung kepada Allah dan tidak mau berbuat zalim, lalu menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab, kalau hukuman itu kami lakukan kepada orang selain dia, tentu kami akan termasuk orang-orang yang melampaui batas yang menghukum orang yang tidak bersalah dengan hukuman yang semestinya dijatuhkan kepada orang yang bersalah." 12|80|Ketika harapan anak-anak Ya'qûb itu pupus, mereka pun berkumpul dan bermusyawarah menentukan sikap dalam menghadapi ayah mereka. Musyawarah itu berakhir dengan pendapat saudara tertua yang mengurus mereka selama ini. Ia berkata, "Kita tidak boleh lupa dengan janji dan sumpah dengan nama Allah yang telah kita ucapkan kepada orangtua kita, bahwa kita akan menjaga Benyamin sampai kita kembali membawanya pulang kepada ayah. Kita juga tidak boleh lupa bahwa kita pernah berjanji kepadanya sebelum itu untuk menjaga Yûsuf, kemudian Yûsuf kita lempar ke sumur. Maka dari itu, aku akan menetap di Mesir. Aku tidak akan pergi dari Mesir kecuali kalau bapak kita memahami kenyataan yang sebenarnya dan mengizinkan aku pulang, atau kalau Allah menentukan aku pulang secara terhormat. Sesungguhnya Allah adalah Penentu ketetapan Yang Mahaadil. 12|81|Kembalilah kalian kepada ayah dan ceritakan kepada beliau kisah ini. Katakan kepada beliau bahwa tangan Benyamin nakal hingga mencuri bejana raja yang kemudian ditemukan di dalam tasnya. Ia dihukum dengan dijadikan sebagai budak. Katakan, 'Kami memberitahukan kepadamu apa yang kami saksikan sendiri. Kami tidak tahu ketentuan Allah yang tersembunyi ketika kami meminta Benyamin dan berjanji akan menjaganya dan mengembalikannya kepadamu. 12|82|Kalau engkau meragukan apa yang kami sampaikan ini, kirimlah utusan untuk mendengar persaksian penduduk Mesir. Mintalah persaksian teman-teman yang kembali bersama kami dalam satu kafilah, agar engkau tahu bahwa kami tidak bersalah dan telah kami katakan kepadamu bahwa kami benar dalam mengatakan itu semua. '" 12|83|Anak-anak Ya'qûb itu kembali menemui ayahnya dan memberitahukannya sesuai apa yang dipesankan kakak mereka. Ya'qûb amat sedih mendengar kabar itu. Lebih sedih lagi, karena kehilangan anak keduanya. Ia tidak merasa lega dengan pengakuan tak bersalah mereka yang menyebabkan hilangnya anak itu. Ya'qûb merasa sangat terpukul dengan apa yang dulu diperbuat anak-anaknya terhadap Yûsuf, lalu menuduh mereka secara terang-terangan dan mengatakan, "Niat kalian untuk menjaga anakku itu tidak benar. Kalian lebih terdorong oleh hawa nafsu yang ingin mengenyahkan ia seperti yang dulu kalian lakukan terhadap Yûsuf. Kalau bukan karena putusan hukum yang kalian ucapkan bahwa sanksi seorang pencuri adalah dijadikan budak, pembesar kerajaan itu tentu tidak akan menahan anakku, dan tentu kakak kalian tidak akan menetap di Mesir. Aku tidak punya jalan lain kecuali berduka dengan cara terpuji, sambil mengharap Allah akan mengembalikan seluruh anakku. Dia Mahatahu keadaanku dan keadaan mereka. Dia memiliki kebijaksanaan yang tinggi, dan dalam kerangka kebijaksanaan itulah Dia berbuat dan mengatur segala sesuatu untukku. 12|84|Ya'qûb tidak puas dengan perkataan anak-anaknya, lalu menyendiri dari mereka dan merasakan sendiri kedukaannya atas musibah kehilangan Yûsuf. Akibat kesedihannya yang sangat, Ya'qûb kehilangan penglihatannya. Ia memang sangat menahan amarah dan kesedihannya(1). (1) Akibat kesedihan yang mendalam akan timbul kondisi kejiwaan yang dapat mengakibatkan tekanan pada mata. Pada gilirannya, mata dapat terkena berbagai penyakit, lemah penglihatan secara lambat laun, yang pada akhirnya dapat pula menimbulkan kebutaan dan mata tampak putih. 12|85|Hari-hari berlalu, sementara Ya'qûb terus larut dalam kesedihannya. Anak-anaknya merasa khawatir hal itu akan berakibat buruk. Mereka kemudian mendatangi ayahnya kembali dan meringankan kesedihannya. Dengan hati antara iba dan tidak suka kepada ayahnya karena selalu menyebut-nyebut Yûsuf, mereka berkata kepada Ya'qûb, "Kalau engkau tidak mau istirahat, engkau akan semakin tersiksa dan bertambah sedih dengan selalu menyebut-nyebut Yûsuf, sampai akhirnya engkau akan larut dalam kesedihan, lalu mendekati mati atau dianggap mati oleh orang." 12|86|Namun, ucapan mereka tidak berpengaruh sama sekali pada diri Ya'qûb. Ia kemudian menjawab, "Aku tidak mengadu kepada kalian. Juga tidak meminta kalian untuk meringankan kesedihanku: yang sulit, yang mudah, yang dapat aku rahasiakan, maupun yang tidak dapat aku rahasiakan. Sebab, aku tahu benar kebaikan tindakan dan keluasan kasih sayang-Nya yang tidak kalian ketahui." 12|87|Yakin dan percaya kepada Allah memang dapat membangkitkan harapan. Maka dari itu, kesedihan yang dialami Ya'qûb tidak mampu membuatnya putus asa bahwa kedua anaknya yang hilang pasti akan kembali ke pangkuannya. Nalurinya mengatakan bahwa kedua anaknya itu masih hidup, dan bahwa pertemuannya dengan mereka sudah semakin dekat. Ya'qûb kemudian meminta anak-anaknya pergi ke Mesir mencari kedua anaknya yang hilang itu dengan mengatakan, "Anak-anakku, pergilah kalian ke Mesir dan bergabunglah dengan kakakmu lalu carilah Yûsuf dan saudaranya, Benyamin. Tanyakan kepada orang-orang tentang mereka secara lemah lembut tanpa harus dirasakan orang. Jangan berputus asa terhadap sifat kasih sayang Allah yang pasti akan mengembalikan mereka kepada kita. Sebab, sesungguhnya yang berputus asa terhadap kasih sayang Allah hanyalah orang-orang yang ingkar dan kafir." 12|88|Saudara-saudara Yûsuf itu kemudian melaksanakan perintah ayahnya dan pergi ke Mesir. Ketika tampak penguasa kerajaan yang dari kejauhan mirip Yûsuf, mereka pun berusaha menyamar agar dapat bertemu dengan penguasa Mesir itu. Ketika menghadap sang penguasa itu mereka berkata, "Paduka, kami sekeluarga tertimpa musibah kelaparan yang menyebabkan jiwa dan raga kami sakit. Kami dahulu pernah datang kepada paduka dengan membawa sedikit barang, tapi kemudian barang itu dikembalikan kepada kami karena berjumlah sedikit dan tak berharga, serta tidak seimbang dengan apa yang kami harapkan dari paduka. Karena kami mengharap paduka untuk tidak mengurangi dan tidak melebihkan timbangan, maka penuhilah timbangan kami. Jadikanlah yang lebih dari hak yang kami terima sebagai sedekah. Sesungguhnya Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah dengan pahala yang lebih baik." 12|89|Naluri kesaudaraan Yûsuf yang sayang dan memaafkan kesalahan pun muncul. Yûsuf mulai membuka tabir yang selama ini tertutup, dengan mencela dan mengatakan kepada mereka, "Apakah kalian menyadari keburukan perbuatan yang kalian lakukan terhadap Yûsuf ketika kalian melemparnya ke dalam sumur, dan Benyamin yang kalian sakiti? Ketika itu kalian terdorong oleh kebodohan yang membuat kalian lupa sikap kasih dan persaudaraan!" 12|90|Kejutan yang dilakukan Yûsuf itu menggugah mereka bahwa penguasa yang mereka hadapi itu adalah Yûsuf. Mereka pun kemudian berkata, "Tentu padukalah Yûsuf itu. Benar, engkaulah Yûsuf." Yûsuf pun membenarkan dugaan mereka dan berkata, "Benar, akulah Yûsuf dan ini Benyamin, saudaraku. Allah telah menyelamatkan kami dari kematian, dan memberikan karunia serta kekuasaan kepada kami. Hal itu adalah balasan Allah atas keikhlasan dan kebaikanku. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik." 12|91|Mereka berkata, "Engkau benar, Yûsuf. Kami berani bersumpah bahwa engkau sungguh telah dikaruniai ketakwaan, kesabaran, kelakuan baik dan kerajaan serta kedudukan yang tinggi oleh Allah. Kamilah yang berdosa atas apa yang kami perbuat terhadapmu dan saudaramu. Maka Allah pun merendahkan kami dan memberikan balasan orang-orang yang berdosa kepada kami." 12|92|Yûsuf, sang nabi, menjawab, "Tidak apa-apa. Hari ini kalian tidak terhina. Kalian aku maafkan karena alasan menghormati keturunan dan hak saudara. Aku akan memohon kepada Allah agar memaafkan dan mengampuni kalian. Sesungguhnya Dia adalah pemilik kasih sayang yang amat luas." 12|93|Yûsuf kemudian menanyakan ayahnya kepada mereka. Ketika mereka menceritakan kondisi buruknya dan keadaan matanya akibat terlalu sedih dan banyak menangis, Yûsuf memberikan bajunya kepada mereka lalu berkata, "Bawalah baju ini pulang dan lemparkanlah ke wajah ayah. Ia pasti akan gembira dan yakin bahwa aku masih hidup. Baju itu juga akan mengembalikan penglihatannya kembali. Saat ayah dapat melihat kembali, ajaklah ia dan semua keluarga kalian ke sini." 12|94|Mereka pun lalu pergi membawa baju Yûsuf. Saat itu hati Ya'qûb berdebar menanti berita yang akan dibawa anak-anaknya. Saat menanti itu Allah selalu bersama Ya'qûb dan menghubungkan antara jiwanya dan jiwa anak-anaknya. Maka, tatkala kafilah anak-anaknya telah melewati perbatasan Mesir menuju kepadanya, Allah melapangkan harapannya dan memberikan ketenangan tentang dekatnya kabar gembira mengenai keselamatan Yûsuf. Ya'qûb memberitahukan hal itu kepada keluarganya seraya berkata, "Aku mencium bau Yûsuf yang sangat aku sukai. Kalau bukan karena takut kalian tuduh aku berbuat sesuatu yang tidak baik, tentu aku akan ceritakan kepada kalian lebih dari sekadar perasaan dan naluri." 12|95|Keluarganya malah membalas dengan keras dan tetap yakin bahwa Ya'qûb belum sadar dan terbuai dalam khayalan. Akibatnya terjadilah apa yang terjadi, karena begitu cintanya kepada Yûsuf, begitu seringnya ia menyebut namanya karena ingin berjumpa. 12|96|Ia masih terus berharap menanti kasih sayang Allah sementara keluarganya masih terus berburuk sangka kepadanya, hingga datang orang-orang dengan membawa baju Yûsuf dan memberitahukan bahwa Yûsuf selamat dan masih hidup. Ketika baju itu dilempar ke arah Ya'qûb, ia mencium bau Yûsuf. Hatinya pun sangat gembira, hingga matanya dapat melihat kembali. Ketika mereka menceritakan kepadanya kondisi Yûsuf yang meminta ayah dan keluarganya untuk menjenguknya, Ya'qûb menoleh kepada orang-orang di sekelilingnya seraya mengingatkan mereka akan kenabian Yûsuf. Ya'qûb mencela mereka yang mendustakan Yûsuf. Ya'qûb mengarahkan pikiran mereka kepada apa yang ia tekankan tadi bahwa ia mendapat kasih sayang Allah yang tidak mereka dapat. 12|97|Mereka kemudian menghadap kepadanya seraya meminta maaf atas apa yang telah mereka perbuat dahulu. Mereka mengharap ayahnya sudi memaafkan kesalahan-kesalahan mereka dan sudi meminta ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka. Sebab mereka, seperti terungkap dalam pernyataan permohonan maaf itu, adalah orang-orang yang berdosa. 12|98|Ya'qûb pun berkata, "Aku akan selalu meminta maaf kepada Allah atas dosa-dosa kalian. Hanya Dialah Pemilik ampunan tetap dan kasih sayang abadi. 12|99|Ya'qûb pun pergi ke Mesir bersama keluarganya. Ketika mereka tiba di Mesir dan Yûsuf pun menyambut mereka di pintu gerbang, Yûsuf sangat merasakan rindu kepada ayah dan ibunya. Yûsuf segera mendekati orangtuanya itu dan meminta mereka dan keluarganya untuk tinggal di Mesir dengan aman dan selamat, insya Allah. 12|100|Mereka pun berjalan, di dalam Mesir, hingga akhirnya tiba dan masuk ke dalam rumah Yûsuf. Yûsuf berjalan di muka, mengawali ayah dan ibunya, lalu mendudukkan mereka di atas singgasananya. Ya'qûb dan keluarganya merasakan betapa besar karunia Allah kepada mereka yang diberikan melalui Yûsuf. Betapa Allah menyatukan kembali keluarga yang telah terpisah dan menempatkan mereka di tempat yang penuh penghormatan dan kemuliaan. Mereka, Ya'qûb dan keluarganya, pun memberi salam hormat kepada Yûsuf dengan ucapan yang oleh masyarakat dahulu dikenal sebagai ucapan salam hormat untuk pemimpin dan penguasa. Mereka memperlihatkan sikap tunduk dan hormat kepada Yûsuf. Hal itu mengingatkan kepada Yûsuf apa yang dahulu dilihatnya dalam mimpi ketika ia masih kecil. Yûsuf pun berkata kepada ayahnya, "Ini adalah takbir mimpi yang dulu pernah aku ceritakan kepadamu, Ayah. Saat itu, aku mimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan sujud kepadaku. Kini Tuhan mewujudkan mimpi itu dalam kenyataan. Allah sungguh telah memberikan kehormatan dan kebaikan kepadaku dengan membuktikan bahwa aku tidak bersalah dan mengeluarkanku dari dalam penjara. Selain itu, Dia juga mengantarkan kalian, Ibu, Bapak, dan Saudara-saudaraku, dari tempat yang jauh ke tempat ini, sehingga kita pun akhirnya bertemu kembali setelah sebelumnya setan merusak hubungan di antara aku dan saudara- saudaraku dengan merayu mereka. Itu semua, tidak mungkin dapat terjadi tanpa kehendak Allah. Allah adalah pemilik siasat, mengatur dan menundukkan segalanya untuk melaksanakan kehendak-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan ketentuan-Nya mencakup segala tindakan dan takdir." 12|101|Yûsuf menghadapkan diri kepada Allah, bersyukur atas karunia yang dilimpahkan kepadanya dan mengharap tambahan karunia seraya berkata, "Ya Tuhanku, sungguh banyak dan besar nikmat-Mu kepadaku. Engkau berikan aku kekuasaan yang membuatku bersyukur memuji-Mu. Engkau berikan pula aku ilmu tentang takbir mimpi. Wahai Pencipta langit dan bumi, Engkau adalah pemilik urusanku dan pengatur karuniaku semasa hidupku dan sesudah aku mati. Matikanlah aku dalam keadaan memeluk agama yang Engkau perkenankan untuk nabi-nabi-Mu, yaitu agama kepasrahan (Islam). Masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang Engkau tunjukkan kepada kebaikan, yaitu leluhur-leluhurku dan hamba-hamba-Mu yang saleh dan ikhlas." 12|102|Itulah cerita masa lalu yang Kami ceritakan kepadamu, Muhammad. Cerita-cerita itu tidak akan sampai kepadamu tanpa melalui wahyu dari Kami. Engkau belum ada saat saudara-saudara Yûsuf mengatur siasat makar terhadap Yûsuf. Engkau tidak akan dapat mengetahui makar mereka tanpa melalui wahyu Kami. 12|103|Kebanyakan watak manusia mempunyai penyakit yang membuatnya tidak siap mempercayai wahyu yang Kami sampaikan kepadamu, meskipun hatimu sangat mengharap mereka mau beriman, atau kamu telah berusaha keras agar mereka mendapat petunjuk. 12|104|Kami tidak bermaksud, dari apa yang Kami wahyukan kepadamu itu, untuk menerima balasan atau keuntungan. Maka, kalau mereka tidak mau menerima petunjuk, engkau tidak perlu merasa sedih. Allah akan memberi petunjuk kepada kaum lain selain mereka. Kami tidak menurunkan petunjuk itu khusus untuk mereka. Petunjuk itu tidak lain hanyalah sebagai pelajaran dan nasihat bagi semua makhluk yang diciptakan Allah di langit dan di bumi. 12|105|Betapa banyak bukti tentang wujud, kemahaesaan dan kemahasempurnaan Tuhan yang terdapat di langit dan di bumi dan dapat disaksikan oleh kaummu. Tetapi mereka tidak mau menerimanya karena sombong dan tidak mau mengambil pelajaran. 12|106|Di antara mereka ada yang mempercayai wujud Allah, mengakui-Nya sebagai Pemelihara dan sebagai Pencipta segala sesuatu. Akan tetapi, keimanan sebagian besar mereka tidak berdasar pada landasan tauhid yang benar. Mereka tidak mengakui kemahaesaan Allah dengan penuh tulus dan ikhlas. Keimanan mereka telah tercampuri oleh noda yang menggiring mereka ke jalan orang-orang musyrik. 12|107|Apakah mereka mempunyai perjanjian untuk tidak disiksa, sehingga merasa terjamin selamat dan aman dari siksa dan hukuman Allah seperti yang Allah lakukan kepada pendahulu-pendahulu mereka sebelumnya? Atau, apakah mereka merasa aman dari kiamat yang akan datang secara tiba-tiba, sedangkan mereka dalam keadaan kufur dan syirik, kemudian berakhir dengan masuk neraka? 12|108|Ingatkanlah mereka, wahai Muhammad, tentang betapa tinggi dan mulianya tujuan dan tugasmu. Katakan kepada mereka, "Ini adalah jalanku. Aku mengajak manusia menuju jalan Allah dengan penuh keyakinan. Demikian pula orang-orang yang mengikuti jalanku dan mempercayai syariat yang aku bawa. Mereka pun mengajak kepada jalan Allah. Aku menyucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak pantas disandang-Nya, dan aku bukan orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun." 12|109|Ketika Kami memilihmu, Muhammad, Kami tidak meninggalkan ketentuan yang telah Kami tetapkan dalam memilih rasul-rasul. Keadaan umatmu juga tidak keluar dari ketentuan yang berlaku pada umat- umat yang lalu. Sebelummu, Kami tidak pernah mengutus malaikat sebagai rasul. Kami hanya mengutus orang-orang dari penduduk setempat yang Kami beri wahyu. Mereka Kami utus sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Mereka disambut baik dan diterima oleh orang-orang yang mendapat petunjuk, dan ditolak oleh orang-orang yang sesat. Apakah umatmu tidak menyadari kenyataan ini? Atau, apakah mereka merasa lemah dan tidak mampu berusaha, lalu Kami binasakan di dunia, sehingga akhir perjalanan mereka adalah neraka? Tetapi, ada juga yang beriman kepada ajakan itu. Mereka Kami selamatkan dan Kami tolong di dunia. Pahala akhirat tentu lebih baik bagi orang-orang yang takut kepada Allah lalu tidak menyekutukan-Nya dan tidak mendurhakai-Nya. Apakah akal kalian dicabut, wahai orang-orang yang menolak, hingga kalian tidak dapat berfikir dan merenungkan? 12|110|Wahai Muhammad, jangan mengira bahwa pertolongan Kami akan datang terlambat! Sebaliknya, pertolongan Kami dekat sekali dan pasti. Sebelummu, Kami telah mengutus sejumlah rasul. Saat itu, kebijaksanaan Kami menentukan bahwa pertolongan Kami tidak segera datang kepada mereka. Pendustaan pengikut-pengikut mereka pun menjadi lebih panjang. Kemudian, ketika jiwa mereka mulai goncang dan mulai merasakan putus asa, datanglah pertolongan Kami. Kemudian Kami berikan nikmat keselamatan kepada orang-orang yang pantas dikehendaki untuk selamat. Mereka adalah orang-orang yang beriman. Sedangkan orang-orang yang menunjukkan sikap membangkang dan tetap bersikap syirik, mereka Kami timpakan bencana. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegah siksa dan murka Kami terhadap orang-orang yang melakukan kejahatan. 12|111|Sungguh Kami telah mewahyukan kepadamu, Muhammad, kisah-kisah para Nabi, guna memantapkan hatimu dan sebagai petunjuk bagi pengikut-pengikutmu. Kisah-kisah itu berisikan pelajaran dan nasihat yang dapat menerangi orang-orang yang berakal dan menyadari bahwa al-Qur'ân itu benar. Cerita-cerita itu bukan dibuat-buat dan bukan merupakan dongeng. Kisah-kisah itu benar adanya dan merupakan wahyu yang menguatkan kebenaran kitab-kitab suci dan kebenaran nabi-nabi yang membawanya. Selain itu, kisah- kisah itu juga menerangkan persoalan-persoalan agama yang memerlukan penjelasan, menunjukkan kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus, dan membuka pintu rahmat bagi orang-orang yang beriman dengan tulus ikhlas, yang mau mengambil petunjuk dari al-Qur'ân itu. 13|1|[[13 ~ AR-RA'D (GURUH) Pendahuluan: Madaniyyah, 43 ayat ~ Surat al-Ra'd termasuk kelompok surat Madaniyyah dan berisikan 43 ayat. Dinamakan al-ra'd (guruh) karena mengandung pemujaan yang dilakukan petir kepada Allah. Surat ini diawali dengan keterangan mengenai posisi al-Qur'ân yang merupakan wahyu Allah swt., keterangan mengenai kekuasaan Allah di alam raya, dan keindahan serta manfaat yang dapat diambil dari alam raya itu. Selain itu, terdapat pula keterangan mengenai kekuasaan Allah Swt. dalam menciptakan sesuatu dan dalam mengembalikan dan membangkitkan manusia kembali, keterangan mengenai ilmu pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu. Keterangan mengenai kekuasaan Allah menurunkan siksa di dunia dan di akhirat juga dibahas dalam surat ini. Setelah itu, surat ini mengajak kita untuk mengamati keajaiban-keajaiban yang terdapat di alam raya. Di samping itu, Allah kemudian menerangkan bermacam-macam sikap manusia dalam menerima al-Qur'ân, sifat-sifat orang Mukmin dalam hubungannya dengan umat manusia, perilaku orang-orang kafir dan sikap keras kepala mereka dalam meminta mukjizat selain al-Qur'ân, walaupun posisi al-Qur'ân sedemikian tinggi, dan beberapa ejekan mereka kepada Rasulullah saw. Allah kemudian, dalam surat ini, menerangkan bahwa rasul-rasul sebelum Muhammad pun telah diejek pula. Keterangan bahwa Allah menguasai segala sesuatu, jiwa dan raga, juga dibahas di sini. Kemudian, Allah menjelaskan bahwa Dia akan membalas masing-masing jiwa itu sesuai apa yang pantas diterimanya, bahwa al-Qur'ân adalah mukjizat terbesar yang bersifat abadi sampai hari kiamat, bahwa Allahlah yang menguatkan rasul-rasul-Nya dengan berbagai mukjizat yang menurut Allah perlu. Terakhir, terdapat keterangan bahwa kalaupun orang-orang musyrik mengingkari pesan-pesan suci Tuhan yang dibawa Muhammad saw., Allah tetap menjadi saksi atas kebenaran pesan-pesan itu. Cukuplah Allah sebagai saksi.]] Alif, Lâm, Râ', adalah huruf-huruf fonemis yang mengawali beberapa surat al-Qur'ân. Huruf-huruf itu menunjukkan bahwa al-Qur'ân adalah mukjizat meskipun "hanya" tersusun dari huruf-huruf yang biasa digunakan dalam bahasa Arab. Pada saat diturunkannya al-Qur'ân, huruf-huruf itu menarik orang-orang Arab untuk mau mendengarkannya. Saat itu, orang-orang musyrik Arab saling berpesan kepada sesama mereka untuk tidak mendengarkan al-Qur'ân. Nah, orang-orang Mukmin, ketika memulai membaca huruf- huruf itu, menarik pendengaran orang-orang musyrik hingga mau mendengar. Ayat-ayat yang dibacakan ini adalah al-Qur'ân, sebuah kitab suci yang diturunkan kepadamu, Muhammad, dengan benar dari Allah Swt. yang menciptakanmu dan memilihmu sebagai rasul. Akan tetapi, kebanyakan orang musyrik yang mengingkari kebenaran yang dikandung al-Qur'ân tidak mau tunduk kepada kebenaran. Mereka bahkan bersikap keras kepala. 13|2|Yang menurunkan kitab suci ini adalah Allah Swt. yang meninggikan langit, dengan bintang-bintangnya yang beredar, tanpa tiang yang dapat dilihat dan tanpa seorang pun tahu kecuali Dia. Namun begitu, Allah menghubungkan langit dan bumi dengan berbagai ikatan yang tak akan putus kecuali jika Dia menghendaki. Allah juga menundukkan matahari dan bulan dengan kekuasaan-Nya untuk kepentingan kalian. Matahari dan bulan itu berputar secara teratur sampai masa waktu yang telah ditentukan. Hanya Dialah yang mengatur segala sesuatu di langit dan di bumi, dan menerangkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam raya, agar kalian meyakini konsep keesaan Tuhan. 13|3|Allahlah yang membentangkan bumi dan menjadikannya takluk, hingga kalian dapat berjalan di atasnya ke timur dan ke barat. Allah menciptakan pula gunung yang menancap dan sungai yang mengalirkan air tawar. Dari air itu, Dia menumbuhkan bermacam-macam jenis buah yang beranak pinak. Berbagai jenis buah itu diciptakan berpasangan. Ada yang manis, ada pula yang masam; ada yang putih, ada pula yang hitam. Selain itu, Allah Swt. menutup siang dengan malam. Di dalam keajaiban alam raya ini sungguh terdapat bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan kemahakuasaan dan kemahaesaan Allah Swt. bagi orang-orang yang mau berfikir dan merenungkan ciptaan-Nya(1). (1) Segala macam jenis bunga yang menghasilkan buah hanya dapat berproduksi bila ada perkawinan antara unsur jantan dan unsur betina, baik yang berasal dari bunga itu sendiri maupun dari dua jenis bunga yang berbeda. 13|4|Bumi juga mengandung berbagai keajaiban. Ada kepingan-kepingan tanah yang saling berdekatan. Meskipun demikian, jenis tanahnya dapat berbeda-beda. Ada yang kering tandus, ada pula yang basah subur. Ada pula tanah yang, kalaupun jenisnya sama, menjadi lahan perkebunan anggur, lahan persawahan, dan lahan perkebunan korma. Kebun-kebun itu ada yang berkumpul di atas satu area, ada pula yang tumbuh berpisah-pisah. Selain itu, meskipun kebun-kebun itu disiram dan tumbuh dari sumber air yang sama, rasa yang dihasilkan oleh buah-buahannya beraneka ragam. Sungguh, di dalam keajaiban alam itu, benar-benar terdapat bukti yang jelas atas kemahakuasaan Allah bagi orang yang memiliki akal dan mau berfikir(1). (1) Ayat ini mengisyaratkan adanya ilmu tentang tanah (geologi dan geofisika) dan ilmu lingkungan hidup (ekologi) serta pengaruhnya terhadap sifat tumbuh-tumbuhan. Sudah diketahui secara ilmiah, bahwa tanah persawahan terdiri atas butir-butir mineral yang beraneka ragam sumber, ukuran dan susunannya; air yang bersumber dari hujan; udara; zat organik yang berasal dari limbah tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang ada di atas maupun di dalam lapisan tanah. Lebih dari itu, terdapat pula berjuta-juta makhluk hidup yang amat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, karena ukurannya yang sangat kecil. Jumlahnya pun sangat bervariasi, berkisar antara puluhan juta sampai ratusan juta pada setiap satu gram tanah pertanian. Sifat-sifat tanah yang bermacam-macam itu, baik secara kimia, fisika maupun secara biologi, menunjukkan kemahakuasaan Allah Sang Pencipta dan kesempurnaan penciptaan-Nya. Tanah, seperti dikatakan sendiri oleh para petani, benar-benar berbeda dari satu jengkal ke satu jengkal lainnya. Para ahli menyatakan bahwa kekurangan salah satu zat utama yang diperlukan sebagai bahan makanan, akan mengakibatkan perubahan yang berpengaruh pada tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, para petani umumnya menggunakan pupuk yang sesuai dengan jenis tanah. Hal itu ternyata cukup berpengaruh pada buah yang dihasilkan, baik buah yang dihasilkan oleh pohon yang berasal dari satu jenis, maupun yang berbeda jenisnya. Allah Mahasuci, yang memiliki kerajaan segala sesuatu, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 13|5|Keadaan orang-orang musyrik dalam menghadapi bukti-bukti yang nyata dan jelas itu sungguh aneh! Kalau kamu merasa heran, wahai Muhammad, maka yang sebenarnya mengherankan adalah ucapan mereka yang mengatakan, "Apakah, setelah kami mati dan menjadi tanah, kami akan hidup kembali?" Itu adalah sikap orang yang kafir terhadap Sang Pencipta. Akal mereka telah sesat dan tempat kembali mereka adalah neraka yang akan hidup kekal di dalamnya. Padahal, Tuhan yang mampu menciptakan tentu mampu pula mengembalikan penciptaan-Nya. 13|6|Kesesatan mereka yang terlalu itu menggiring mereka untuk meminta agar siksa itu didatangkan segera, bukan malah meminta petunjuk yang dapat menyelamatkan mereka. Mereka menduga bahwa Allah tidak akan menurunkan siksa di dunia jika Dia berkehendak. Padahal, sebelum mereka dahulu telah pernah didatangkan siksa yang memusnahkan orang-orang seperti mereka. Namun demikian, Allah akan mengampuni kezaliman dari orang yang mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Juga, Allah akan mendatangkan siksa yang pedih kepada orang yang tetap berada dalam kesesatan. 13|7|Orang-orang yang mengingkari kebenaran mukjizat besar, yaitu al-Qur'ân, berkata "Mengapa Allah tidak menurunkan kepadanya bukti yang tampak jelas, seperti menggerakkan gunung, tentang kebenaran kenabian, hingga Allah menunjukkan kebenaran itu kepada nabi-Nya?" Kepada mereka, Allah mengatakan, "Engkau, Muhammad, hanyalah seorang pemberi peringatan tentang akibat buruk yang akan mereka rasakan kalau mereka terus menerus berada dalam kesesatannya. Masing-masing umat memiliki rasul yang menunjukkan mereka ke jalan yang benar. Masing-masing rasul itu memiliki mukjizat yang membuktikan kebenaran misi kenabian-Nya. Dalam hal ini mereka tidak memiliki kebebasan memilih. Mereka harus melawan tantangan mukjizat itu dan mendatangkan sesuatu yang serupa. 13|8|Yang memberikan mukjizat yang besar itu kepada Rasulullah saw. adalah Allah yang mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui keadaan manusia sejak masih berupa sperma yang tersimpan di dalam rahim sampai matinya. Oleh karena itu, Dia mengetahui keadaan janin--laki-laki atau perempuan--yang dikandung dalam rahim setiap wanita, pengurangan dan penambahan yang terjadi di dalam rahim dari waktu ke waktu, sampai selesai masa kehamilan dan sempurnalah pertumbuhan janin dan lahirlah ia ke alam dunia. Bagi Allah, segala sesuatu telah dibatasi kadar dan waktunya(1). (1) Allah mengetahui janin yang dikandung oleh rahim setiap wanita, dan mengetahui berbagai fase yang terjadi. Sejak rahim itu masih kecil, ketika sperma mulai menghilang [menjelma dalam bentuk lain], kemudian membesar dari hari ke hari, sampai akhirnya sperma itu menjadi janin yang siap dilahirkan. Sungguh, segala sesautu, besar maupun kecil, bagi Allah ditetapkan dengan perhitungan yang tepat. 13|9|Dialah yang mengetahui sesuatu yang gaib, yang luput dari jangkauan indera kita dan sesuatu yang nyata, yang dapat kita saksikan dengan indera, dengan ilmu-Nya yang jauh lebih luas dari sekadar apa yang kita lihat. Dia Mahabesar yang lebih besar dari segala yang ada di alam raya. 13|10|Dia mengetahui segala keadaan kalian, perkataan dan perbuatan, semasa hidup. Dengan begitu, Dia mengetahui perkataan yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian tampakkan. Dia juga mengetahui persembunyian kalian di malam hari dan keluarnya kalian di siang hari. Semua itu sama dalam ilmu Allah. 13|11|Sesungguhnya Allahlah yang memelihara kalian. Setiap manusia memiliki sejumlah malaikat yang bertugas--atas perintah Allah--menjaga dan memeliharanya. Mereka ada yang menjaga dari arah depan dan ada juga yang menjaga dari arah belakang. Demikian pula, Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa dari susah menjadi bahagia, atau dari kuat menjadi lemah, sebelum mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka sesuai dengan keadaan yang akan mereka jalani. Apabila Allah berkehendak memberikan bencana kepada suatu bangsa, tidak akan ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari bencana itu. Tidak ada seorang pun yang mengendalikan urusan kalian hingga dapat menolak bencana itu. 13|12|Kekuasaan Allah di dalam alam raya ini sungguh jelas dan nyata. Dialah, misalnya, yang memperlihatkan kilat kepada kalian yang membuat kalian takut melihatnya atau khawatir akan turun hujan yang tidak kalian butuhkan lalu memusnahkan tanaman kalian. Atau sebaliknya, kilat yang membuat kalian justru sangat berharap akan turunnya hujan lebat yang kalian perlukan untuk memperbaiki tanaman kalian. Dialah pula yang membentuk gumpalan awan yang penuh dengan air hujan. 13|13|Selain itu, tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa guruh pun tunduk dan patuh kepada Allah dengan sepenuhnya. Suara petir yang kalian dengar itu tak ubahnya sebagai tasbih yang telah menciptakannya, sebagai bukti kepatuhannya kepada Sang Pencipta. Demikian pula malaikat yang tidak dapat kalian lihat, mereka bertasbih pula memuji Allah Swt. Dialah yang menurunkan angin badai yang panas dan membakar, lalu menimpakannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Namun, meskipun bukti-bukti tentang kemahakuasaan Allah begitu nyata dan jelas, mereka masih saja mendebat tentang hakikat Allah. Padahal, Allah Mahakuat dan siasat-Nya dalam membalas makar kepada musuh-musuh-Nya pun sungguh sangat tajam. 13|14|Patung-patung yang mereka mohonkan sesuatu, baik dalam keadaan takut maupun dalam keadaan aman, tidak akan dapat mengabulkan permohonan mereka. Hubungan para penyembah patung dengan patung-patung yang disembahnya itu bagaikan orang yang membuka telapak tangannya untuk menyiduk air kemudian mendekatkannya ke mulut untuk meminumnya, sampai akhirnya hilang rasa dahaganya. Padahal, telapak tangan yang terbuka itu mustahil dapat membawa air sampai ke mulut. Kalau memang demikian keadaan mereka, maka doa dan permohonan mereka kepada patung-patung itu hanya kesia-siaan dan kerugian belaka! 13|15|Semua makhluk yang ada di langit dan di bumi seperti manusia, jin, malaikat dan makhluk-makhluk lainnya tunduk kepada kehendak dan kebesaran Allah, baik secara sadar dan patuh maupun secara tidak sadar dengan apa yang terjadi pada diri mereka. Bahkan, lebih dari itu, panjang pendeknya bayangan kalian di waktu siang dan petang, juga tunduk dan patuh kepada perintah dan larangan Allah. 13|16|Allah memerintah rasul-Nya untuk mendebat orang-orang musyrik sambil mengarahkan dan menjelaskan yang benar. Maka, Dia pun berfirman kepada Rasulullah saw., "Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, 'Siapakah yang menciptakan, memelihara dan mengatur segala yang ada di langit dan di bumi?' Kemudian jelaskan kepada mereka jawaban yang benar yang tidak membingungkan mereka. Katakan kepada mereka, 'Dialah Allah yang patut disembah, bukan selain Dia. Kalian semestinya memang hanya menyembah kepada-Nya, bukan kepada yang lain. ' Katakan pula kepada mereka, wahai Muhammad, 'Apakah kalian mengada-ada, setelah bukti tentang kemahaesaan Allah itu tampak jelas, lalu kalian tetap menyembah patung-patung yang kalian anggap sebagai tuhan tanpa kalian sendiri mengakui keesaannya? Padahal, patung-patung itu pun tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menguntungkan atau merugikan diri sendiri! Mengapa kalian menyamakan patung-patung itu dengan Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta ini? Sungguh, kalian benar-benar menyamakan Zat yang menciptakan segala sesuatu dengan sesuatu yang tidak memiliki apa-apa! Kalian, kalau demikian, bagikan orang yang menyamakan antara dua hal yang saling berlawanan. Apakah sama antara orang yang dapat melihat dengan orang yang tidak dapat melihat? Juga, apakah sama antara kegelapan yang kelam dengan cahaya yang terang?' Apakah mereka sengaja membuat persamaan itu, atau mereka terbawa oleh kesesatan mereka sehingga beranggapan bahwa patung-patung mereka adalah sekutu-sekutu Allah dalam penciptaan dan pengaturan makhluk, lalu persoalan penciptaan menjadi kacau bagi mereka seperti mereka sesat dalam beribadah? Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, 'Hanya Allah sendirilah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam raya ini. Dialah, hanya Dia sendiri, yang mencipta dan berhak disembah, dan yang Mahaunggul atas segala sesuatu. '" 13|17|Nikmat dan karunia Allah kepada kalian pun sungguh sangat jelas dan nyata, dan patung-patung kalian tidak mempunyai peran apa-apa tentang karunia-karunia itu. Hanya Dialah yang menurunkan hujan dari awan hingga mengakibatkan sungai dan lembah dapat mengalirkan air. Semua itu sesuai dengan ketentuan takdir yang telah ditetapkan Allah untuk dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan membuahkan pohon. Sungai-sungai itu, ketika mengalirkan air, membawa benda-benda yang tak berguna yang mengapung di atas permukaannya, mengalir mengikuti arah air, sedangkan di dalamnya terdapat benda-benda yang dapat dimanfaatkan dan tidak lenyap. Sementara benda yang tak berguna itu akan lenyap. Demikian pula halnya dengan kebenaran dan kebatilan. Yang pertama itu akan tetap, kekal dan tidak lenyap, sedangkan yang kedua akan lenyap. Selain itu, di antara tambang yang kalian olah dengan menggunakan api, ada yang dapat kalian ambil sebagai perhiasan seperti emas dan perak, ada pula yang dapat kalian pergunakan sebagaimana peralatan seperti besi dan tembaga. Ada juga yang tidak dapat dimanfaatkan, yang muncul di permukaan. Nah, yang tidak dapat dimanfaatkan itu hanya akan terbuang, sedangkan yang dapat digunakan akan bertahan. Demikian pula halnya dengan akidah dan kepercayaan. Akidah yang sesat akan lenyap tak berarti, dan akidah yang benar akan tetap, tidak akan lenyap. Dengan cara seperti ini Allah Swt. menerangkan yang sebenarnya. Allah mengumpamakan suatu dengan yang lainnya agar semuanya menjadi jelas(1). (1) Allah menjelaskan dua hal yang mirip dengan kebenaran, yaitu air jernih dan tambang murni, yang dapat diambil kegunaannya, juga dua hal yang mirip dengan kebaikan, yaitu buih air dan buih tambang yang larut, yang tidak dapat diambil kegunaannya. Dia menurunkan air hujan dari awan, lalu mengalirlah air lembah dan sungai dengan berbagai ukurannya, besar dan kecil. Air yang mengalir itu menghanyutkan buih yang muncul di atas permukaan air yang disebut busa air. Dari berbagai barang tambang yang dihasilkan orang melalui proses pembakaran seperti emas, perak, tembaga dan timah ada yang dapat dijadikan perhiasan atau peralatan seperti bejana. Ada juga yang berupa sampah seperti sampah air yang mengapung di atas permukaan air. Bagian barang tambang yang mengalir itu disebut khabîts (limbah). Dengan tamsil air dan limbahnya serta tambang dan limbahnya itu, Allah menerangkan kebenaran dan kebatilan. Kebenaran diibaratkan sebagai air dan tambang yang jernih, sedangkan kebatilan diibaratkan sebagai limbah air dan limbah tambang yang tidak mungkin dapat dimanfaatkan dan akan lenyap dan terbuang. Sedangkan air jernih dan tambang jernih yang dapat berguna untuk kepentingan manusia akan bertahan di dalam tanah agar dapat dimanfaatkan. Dengan tamsil yang sangat jelas seperti itulah Allah selalu memperlihatkan kebaikan dan kejahatan kepada manusia. Setelah menerangkan kebenaran dan kebatilan, Allah kemudian menerangkan orang yang mengikuti jalan yang benar dan jalan yang batil. Orang-orang yang mengikuti jalan yang benar dengan selalu bersikap patuh akan memperoleh pahala dan kenikmatan surga di akhirat. Sebaliknya, orang-orang yang lebih memilih jalan yang batil, meskipun mereka memiliki seluruh kekayaan dunia bahkan dua kali lebih banyak untuk menghindari siksaan Allah, tidak akan diterima. 13|18|Dalam menyikapi petunjuk, manusia terbagi menjadi dua golongan. Pertama, golongan yang menerima dan menyambut baik ajakan Allah, Sang Pencipta dan Pengatur. Mereka ini akan memperoleh akibat baik di dunia dan di akhirat. Kedua, golongan yang tidak mau menerima ajakan Tuhan yang telah menciptakan mereka. Mereka ini akan merasakan akibat buruk di akhirat. Kalau saja mereka memiliki semua kekayaan di bumi, bahkan dua kali lebih banyak, mereka tidak akan mampu menghindar--dengan harta itu--dari akibat buruk yang mereka rasakan itu. Tetapi, dari mana mereka dapat memiliki harta sebanyak itu? Oleh karena itu, mereka memiliki perhitungan jelek yang berakhir dengan neraka jahanam. Sungguh, jahanam adalah tempat tinggal yang sangat buruk! 13|19|Orang-orang yang mendapat petunjuk dan orang-orang yang sesat tentu tidak sama. Apakah orang yang mengerti kebenaran ajaran yang diturunkan Allah--Tuhan yang memelihara dan memilihmu, Muhammad, untuk menyampaikan pesan-pesan suci-Nya--sama dengan orang yang tersesat dari kebanaran, hingga menjadi seperti orang buta yang tidak dapat melihat? Tidak ada yang dapat mengerti kebenaran dan merenungkan kebesaran Allah selain orang yang berakal dan berfikir. 13|20|Mereka yang mengetahui kebenaran itu adalah orang-orang yang menepati janji Allah pada mereka sesuai dengan fitrah, penciptaan dan kuatnya perjanjian itu. Mereka tidak akan memutuskan ikatan perjanjian yang kuat yang mereka lakukan atas nama Allah antara sesama mereka, apalagi dengan perjanjian yang lebih besar yang Allah lakukan dengan mereka melalui fitrah dan penciptaan serta dijadikannya mereka dapat mengetahui kebenaran lalu beriman, kecuali jika mereka sesat dalam keyakinan. 13|21|Orang-orang yang beriman itu memiliki sifat cinta dan patuh. Mereka saling mencintai sesama manusia, terutama orang-orang yang memiliki hubungan kerabat dengan mereka. Mereka juga mendukung penguasa-penguasa mereka dalam memerintahkan kebenaran. Mereka mengetahui hak Allah, oleh karenanya mereka takut kepada-Nya, dan takut kepada hari perhitungan yang akan berakibat baik bagi mereka di hari kiamat. Oleh karena itu, mereka selalu tidak berbuat dosa sedapat mungkin. 13|22|Mereka pun sabar akan cobaan yang diberikan dengan penuh mengharap perkenan dan rida Allah dalam menegakkan kebenaran. Mereka juga melaksanakan salat pada waktu dan dalam bentuk yang tepat, demi menyucikan jiwa mereka dan demi mengingat Allah. Selain itu, mereka juga menginfakkan sebagian kekayaan yang diberikan Allah, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan, tanpa riyâ'. Dengan sifat-sifat seperti ini, mereka akan memperoleh akibat yang baik dengan tinggal di tempat yang paling baik di hari kiamat, yaitu surga. 13|23|Akibat baik itu adalah tempat tinggal yang tak akan pernah berakhir di surga yang penuh kenikmatan. Di sana mereka tinggal bersama leluhur-leluhur mereka yang akidah dan perbuatannya benar. Di samping itu, mereka juga tinggal bersama istri dan anak cucu mereka. Dari segala penjuru, malaikat akan mendatangi dan memberi ucapan selamat kepada mereka. 13|24|Para malaikat itu berkata, "Selamat dan damai abadilah untuk kalian, karena kesabaran kalian menahan derita dan cobaan, serta kesabaran kalian dalam memerangi keinginan nafsu." Betapa baiknya akibat yang kalian peroleh ini! Surga yang merupakan negeri kenikmatan. 13|25|Sifat-sifat baik orang-orang Mukmin itu berlawanan dengan sifat-sifat buruk orang-orang musyrik. Orang-orang musyrik tidak menepati janji Allah yang secara fitrah telah mereka ucapkan dahulu. Mereka melawan fitrah dan akal mereka sendiri dengan menyembah batu-batu yang tidak dapat memberikan keuntungan dan kerugian apa-apa. Mereka juga melanggar perjanjian mereka kepada sesama manusia, kemudian memutus tali kasih sayang dengan mereka, dan tali perhubungan mereka dengan Allah. Mereka tidak mematuhi perintah-perintah Allah dan tidak mengesakan-Nya dalam beribadah. Mereka juga melakukan tindak perusakan di muka bumi dengan melancarkan sikap permusuhan dan tidak memperbaiki serta memanfaatkan sumber daya alam. Allah Swt. sungguh tidak menyukai kesia-siaan dan perusakan. 13|26|Kalau orang-orang Mukmin merasa bahwa orang-orang musyrik itu diberi banyak kekayaan, sedangkan mereka tidak demikian, maka hendaknya mereka menyadari bahwa Allah Swt. memang memberikan rezeki yang banyak kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya jika ia menempuh cara-cara mendapatkannya. Allah juga akan mempersempit rezeki seseorang yang dikehendaki-Nya. Dia akan memberi rezeki kepada orang yang beriman dan orang yang tidak beriman. Jangan kalian kira bahwa banyaknya harta pada orang-orang musyrik itu adalah bukti bahwa mereka berada dalam kebenaran. Akan tetapi, mereka kemudian terlena oleh harta mereka, padahal Allah memberikan kenikmatan dunia kepada orang yang menyukainya dan tidak menyukainya. Kehidupan dunia ini hanyalah kenikmatan sementara yang sedikit dan fana. 13|27|Sikap keras kepala orang-orang musyrik itu mendorong mereka untuk mengatakan, "Mengapa tidak diturunkan mukjizat lain kepada Muhammad?" Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Penyebab tidak berimannya kalian itu bukanlah kurangnya mukjizat, melainkan kesesatan kalian sendiri. Allah Swt. menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya, selama orang itu berjalan pada jalan kesesatan. Demikian pula, Allah akan memberi petunjuk kebenaran kepada siapa saja yang selalu kembali kepada Allah. 13|28|Orang-orang yang selalu kembali kepada Allah dan menyambut kebenaran itu adalah orang-orang yang beriman. Mereka adalah orang-orang yang ketika berzikir mengingat Allah dengan membaca al-Qur'ân dan sebagainya, hati mereka menjadi tenang. Hati memang tidak akan dapat tenang tanpa mengingat dan merenungkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah, dengan selalu mengharap keridaan-Nya. 13|29|Orang-orang yang tunduk kepada kebenaran dan melakukan amal saleh, akan memperoleh akibat dan tempat kembali yang baik. 13|30|Seperti halnya Kami mengutus sejumlah rasul kepada umat-umat terdahulu, yang menerangkan kebenaran kepada mereka--lalu ada yang sesat dan ada pula yang mendapat petunjuk--dan kepada mereka Kami berikan mukjizat yang membuktikan kebenaran pesan suci yang dibawanya, Kami pun mengutusmu kepada bangsa Arab dan bangsa-bangsa lainnya. Sebelum itu, telah ada bangsa-bangsa lain yang telah berlalu. Mukjizatmu adalah al-Qur'ân, agar dapat kau bacakan dan kau terangkan arti dan kedudukannya kepada mereka. Mereka itu mengingkari kasih sayang Allah berupa penurunan al-Qur'ân. Katakan kepada mereka, "Allahlah yang menciptakan, memelihara dan mengasihiku. Tidak ada tuhan yang pantas disembah selain Dia. Aku hanya bertawakkal kepada-Nya. Kepada-Nyalah aku dan kalian akan kembali. 13|31|Mereka menuntut adanya mukjizat selain al-Qur'ân, padahal al-Qur'ân amat tinggi kedudukan dan pengaruhnya kalau mereka mau mencari dan tunduk kepada kebenaran. Kalau terbukti ada kitab suci yang dibacakan, lalu menggetarkan gunung hingga dapat bergerak dari tempatnya, atau membelah bumi, atau dapat membuat orang mati berbicara, itulah al-Qur'ân. Akan tetapi mereka keras kepala. Hanya pada Allah sajalah persoalan mukjizat dan pembalasan orang-orang yang ingkar. Dalam hal itu, Dia memiliki kekuasaan yang mutlak dan sempurna. Jika begitu keadaan orang-orang yang keras kepala, apakah orang-orang yang takut kepada kebenaran tidak putus asa dengan berimannya mereka, sementara keingkaran itu adalah atas kehendak Allah? Kalau Allah menghendaki memberi petunjuk kepada semua orang, tentu mereka semua akan berpetunjuk. Kekuasaan Allah sungguh amat jelas di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka masih terus tertimpa musibah yang amat besar, akibat perbuatan yang membinasakan itu, atau bencana yang turun di dekat mereka, sampai datang waktu yang telah ditentukan Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengkhianati janji-Nya. 13|32|Kalau orang-orang yang ingkar itu mengejek dan mengolok-olok ajaran yang kau bawa dan mengolok- olok al-Qur'ân, maka sesungguhnya rasul-rasul yang diutus sebelum kamu pun dahulu telah diejek pula. Oleh sebab itu, janganlah bersedih. Aku sengaja menunda siksa orang-orang yang ingkar itu, untuk kemudian Aku siksa dengan siksaan yang kejam, yang tidak dapat digambarkan kekejamannya. 13|33|Orang-orang musyrik itu benar-benar bodoh dalam sikap ingkar mereka. Mereka menjadikan sekutu- sekutu bagi Allah dalam beribadah. Apakah ada yang memelihara, mengawasi dan menghitung kebaikan dan keburukan yang dilakukan setiap orang yang menyembah patung ini? Katakan kepada mereka, wahai Muhammad, "Berilah nama dan sifat-sifat mereka yang sebenarnya itu! Apakah mereka itu hidup? Apakah mereka dapat melindungi diri sendiri dari bahaya? Kalau mereka merupakan batu-batu yang tak dapat mendatangkan keuntungan dan kerugian, lalu apakah kalian menipu diri sendiri dengan memberitahukan Allah tentang sesuatu di bumi yang menurut dugaan kalian tidak diketahui oleh Allah? Atau, apakah mereka kalian tempatkan pada posisi yang disembah dengan ucapan-ucapan yang selalu kalian sebut. Yang benar adalah bahwa tipu daya mereka yang palsu itu telah menguasai diri mereka. Oleh sebab itu, mereka terpalingkan dari jalan yang benar sehingga tersesat. Orang yang kesesatannya seperti kesesatan mereka, tidak akan dapat ditunjuki oleh siapa pun, karena dirinya sendiri telah memalingkan diri dari petunjuk. 13|34|Di dunia, mereka disiksa dengan kekalahan, tertawan dan terbunuh, kalau orang-orang Mukmin tetap berjalan pada jalan yang benar. Selain itu, siksa akhirat yang pasti akan menimpa mereka, tentulah lebih kejam dan lebih kekal. Tidak ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari siksaan Allah yang amat kejam di atas segalanya. 13|35|Jika mereka mendapat siksaan semacam itu, maka orang-orang Mukmin mendapatkan surga dengan kenikmatannya. Mereka memang telah dijanjikan untuk itu. Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang berpegang teguh pada kebenaran, dan memiliki iman sebagai benteng yang melindungi mereka dari kebatilan, adalah surga yang di bawah pepohonannya dialiri sungai-sungai dengan airnya yang tawar. Buah- buahannya abadi, tak akan pernah habis. Naungannya pun kekal. Itu adalah akibat baik bagi orang-orang yang tidak berbuat jahat. Sedangkan orang-orang yang ingkar, akibat yang akan dirasakan adalah neraka. 13|36|Orang-orang diberi pengetahuan tentang kitab suci, semestinya bergembira dengan diturunkannya al-Qur'ân kepadamu. Sebab, kitab sucimu itu adalah kelanjutan dari pesan-pesan suci Allah terdahulu. Katakan kepada orang-orang yang beragama secara parsial, mengingkari sebagian dari apa yang diturunkan kepadamu karena sikap permusuhan dan fanatisme, "Aku hanya diperintahkan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Juga, selain itu, untuk mengajak orang lain agar beribadah hanya kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah aku akan kembali." 13|37|Seperti Kami menurunkan kitab-kitab suci sebelumnya, Kami pun menurunkan kitab suci al-Qur'ân kepadamu yang menjadi penentu hukum di antara manusia dan pembenar kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur'ân Kami turunkan dengan bahasa Arab. Maka, jangan lagi kamu ikuti orang-orang musyrik dan Ahl al-Kitâb setelah kamu mendapat wahyu dan ilmu. Jika kamu masih mengikuti mereka, kamu tidak akan mempunyai penolong yang dapat membelamu dari siksa Allah. Kata-kata itu ditujukan kepada Rasulullah saw. dan juga, lebih-lebih, orang-orang Mukmin. Peringatan kepada orang-orang Mukmin itu bersifat sebenarnya, sedangkan untuk nabi bersifat menerangkan bahwa meskipun Rasulullah saw. adalah orang pilihan dan mempunyai derajat yang tinggi, beliau masih dapat diperingatkan. 13|38|Apabila orang-orang musyrik heran bahwa kamu mempunyai istri dan keturunan, serta meminta mukjizat selain al-Qur'ân, maka sebetulnya Kami telah mengutus sebelummu rasu-rasul yang juga mempunyai istri dan anak. Rasul adalah manusia biasa, lengkap dengan sifat-sifatnya. Hanya saja, dia adalah orang yang terbaik di antara mereka. Seorang nabi tidak mungkin mendatangkan suatu mukjizat menurut kehendaknya atau kehendak kaumnya. Tetapi, yang mendatangkannya adalah Allah, dan Dialah yang mengizinkan nabi untuk mendatangkan mukjizat itu. Atas dasar itu setiap generasi mempunyai ketentuan dan mukjizat dari Allah yang sesuai dengan keadaan mereka. 13|39|Allah bebas menghapus dan menetapkan syariat dan mukjizat yang Dia kehendaki. Inti ajaran semua syariat yang tetap dan tidak mungkin berubah, yaitu kemahaesaan-Nya, inti-inti kebaikan, dan lain-lain, ada pada-Nya. 13|40|Apabila Kami tunjukkan kepadamu pahala atau siksa yang Kami janjikan kepada mereka, atau Kami matikan kamu sebelum itu, niscaya kamu akan menyaksikan kedahsyatan siksa yang menimpa orang-orang musyrik dan nikmat yang diberikan kepada orang-orang Mukmin. Tetapi itu semua bukan urusanmu. Tugasmu hanyalah menyampaikan pesan-pesan Kami, sedang yang akan mengadakan perhitungan nanti adalah Kami sendiri. 13|41|Sesungguhnya tanda-tanda siksa dan kekalahan telah ada. Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi tanah yang telah mereka kuasai, pada saat orang-orang Mukmin mengambilnya dari orang-orang musyrik sebagian demi sebagian. Dengan demikian, Kami telah mengikis daerah kekuasaan di sekitar mereka. Allah sendirilah yang menentukan kemenangan, kekalahan, pahala, dan siksa. Tidak ada yang dapat menolak keputusan-Nya. Perhitungan-Nya cepat dan tepat, tidak memerlukan waktu yang panjang, karena bagi-Nya pengetahuan segala sesuatu, sedang bukti-bukti nyata telah ada(1). (1) Ayat ini mengandung penemuan penemuan baru tentang bumi. Yaitu, pertama, bahwa kecepatan rotasi bumi dan resultannya menyebabkan dua kutubnya bertambah datar, maka terjadi pengurangan pada dua tepian bumi. Kedua, molekul-molekul atmosfer yang meluncur sangat cepat apabila telah melampaui ruang gravitasi bumi akan terlempar jauh ke luar kawasannya. Karena hal itu terjadi secara terus menerus, maka terjadi pengurangan pada tepian-tepian bumi secara terus-menerus pula. Penemuan ini bisa kita pakai sebagai tafsiran lain dari kata al-ardl yang di sini dan mayoritas buku tafsir diartikan dengan tanah kekuasaan musuh Islam. 13|42|Orang-orang sebelum mereka telah membuat rencana jahat terhadap rasul-rasulnya. Akan tetapi Allah Swt. telah mempunyai ketetapan untuk mengatur segala urusan orang-orang kafir di saat ini dan di masa akan datang. Pembalasan mereka nantinya akan sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Dialah yang mengetahui semua yang dilakukan oleh tiap orang. Jika mereka, dulu, tidak mengetahui bahwa akibat baik adalah untuk orang-orang Mukmin, maka kelak, pada hari kiamat mereka akan melihat dengan mata kepala sendiri, untuk siapa akibat baik berupa tinggal di surga. 13|43|Tujuan yang dilakukan oleh orang-orang yang ingkar dan tidak tunduk kepada kebenaran adalah agar mereka mengatakan kepadamu, wahai Nabi, "Kamu bukan seorang utusan Allah." Katakan kepada mereka, "Cukuplah bagiku, bahwa Allah dan orang yang mengetahui hakikat al-Qur'ân dengan bukti-bukti kebenaran yang dapat dipahami oleh akal sehat, menjadi hakim antara aku dan kalian." 14|1|[[14 ~ IBRAHIM (NABI IBRAHIM A. S.) Pendahuluan: Makkiyyah, 52 ayat ~]] Alif, Lâm, Râ'. Digunakannya beberapa huruf dengan cara seperti ini pada permulaan surat adalah untuk menggugah pendengaran dan untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur'ân walaupun "hanya" tersusun dari huruf-huruf yang biasa mereka gunakan dalam berbicara. Yang disebutkan dalam surat ini, wahai Muhammad, adalah sebagian kitab suci yang diturunkan kepadamu dari sisi Kami untuk mengeluarkan semua manusia dari gelapnya kekafiran menuju terangnya cahaya iman dan ilmu pengetahuan dengan kemudahan dari Tuhan mereka. Cahaya itu adalah jalan Allah Yang Mahaperkasa, karena pembalasan-Nya, dan Maha Terpuji, karena pemberian nikmat-Nya. 14|2|Yaitu jalan Allah, Pencipta dan Pemilik segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi. Jika yang demikiaan itu adalah sifat-sifat Tuhan yang benar, maka kebinasaanlah bagi orang-orang kafir dengan siksa yang pedih. 14|3|Orang-orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, menghalangi orang lain agar tidak mengikuti syariat Allah, dan menginginkan syariat menjadi bengkok di dalam pandangan manusia supaya mereka meninggalkannya, adalah orang-orang yang telah tersesat jauh dari kebenaran. 14|4|Tidak seorang rasul pun yang Kami utus sebelummu, wahai Muhammad, kecuali berbicara dengan bahasa yang digunakan oleh kaumnya, agar mereka dapat memahami dan mengetahui dengan mudah hal-hal yang ia sampaikan. Ia tidak berkewajiban membuat mereka benar-benar mau menerima hidayah, karena Allah menyesatkan siapa saja yang dikehendaki--karena tidak mempunyai kesiapan untuk mencari kebenaran--dan memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki--karena baiknya kesiapan untuk mencari kebenaran. Dia Mahakuat yang tidak seorang pun dapat mempengaruhi kehendak-Nya. Dia meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dan tidak memberi hidayah atau menyesatkan seseorang kecuali atas dasar hikmah. 14|5|Sungguh, Kami telah mengutus Mûsâ dengan diperkuat oleh sejumlah mukjizat. Kami katakan kepadanya, "Keluarkan kaummu (Banû Isrâ'îl), dari gelapnya kekafiran dan kebodohan menuju terangnya cahaya keimanan dan ilmu pengetahuan! Ingatkan mereka akan kejadian dan bencana yang ditimpakan oleh Allah kepada bangsa-bangsa sebelum mereka! Dalam peringatan itu terdapat bukti-bukti kuat tentang keesaan Allah yang bisa mengajak kepada keimanan orang-orang yang selalu tabah menghadapi cobaan dan selalu bersyukur atas segala nikmat. Itulah sifat orang Mukmin. 14|6|Wahai Muhammad, ingatkan kaummu--barangkali mereka mau berpikir--saat Mûsâ berkata kepada kaumnya sebagai pelaksanaan perintah Tuhanmu, "Ingatlah kalian akan nikmat Allah pada saat Dia menyelamatkanmu dari kaum Fir'aun, yang menyiksa kalian dengan membebani pekerjaan berat, menyembelih anak-anak lelaki kalian, dan membiarkan anak-anak perempuan kalian tetap hidup dalam kehinaan dan ketertindasan." Dalam setiap siksa dan penyelamatan yang telah tersebut di atas terdapat ujian besar dari Allah untuk memperlihatkan kadar ketabahan dan kesyukuran. 14|7|Ingatlah, wahai Banû Isrâ'îl, ketika kalian diberitahu Tuhan dengan mengatakan, "Apabila kalian mensyukuri nikmat penyelamatan dan lain-lain yang pernah Aku berikan kepada kalian berupa keteguhan iman dan ketaatan, niscaya Aku akan menambah nikmat-nikmat yang telah Aku berikan itu. Tetapi apabila kalian mengingkarinya dengan kekafiran dan perbuatan maksiat niscaya Aku akan menyiksa kalian dengan siksaan yang menyakitkan. Siksaan-Ku memang sangat pedih bagi orang-orang yang ingkar." 14|8|Mûsâ berkata kepada kaumnya pada saat mereka ingkar dan membangkang, "Apabila kalian dan semua penduduk bumi mengingkari nikmat-nikmat Allah dan tidak mau bersyukur dengan keimanan dan ketaatan, maka hal itu tidak akan merugikan Allah sama sekali, karena Allah tidak membutuhkan kesyukuran manusia. Dia terpuji karena zat-Nya, dan tetap terpuji walau tidak ada seorang pun yang memuji-Nya. 14|9|Belum sampaikah kepada kalian berita tentang orang-orang yang telah berlalu sebelum kalian, yaitu kaum Nûh, kaum Hûd ('Ad), kaum Shâlih (Tsamûd), dan banyak bangsa setelahnya, yang hanya diketahui oleh Allah. Yaitu, pada saat mereka didatangi oleh para rasul dengan bukti-bukti yang jelas atas kebenaran mereka. Sambil meletakkan tangan di depan mulut sebagai pertanda keheranan dan ketidakpercayaan, mereka berkata kepada para rasul itu, "Kami sungguh tidak mempercayai mukjizat-mukjizat dan bukti-bukti yang kalian bawa, dan ragu-ragu terhadap keimanan dan tauhid yang kalian serukan. Kami tidak mendapatkan kemantapan terhadap sesuatu dan bingung tentang hal itu." 14|10|Dengan rasa tidak percaya dan heran menghadapi keragu-raguan mereka akan adanya Allah dan keesaan-Nya, para rasul itu, kemudian, mengatakan kepada kaum mereka masing-masing, "Apakah ada keraguan mengenai adanya Allah dan keesaan-Nya sebagai Tuhan, padahal Dia adalah pencipta langit dan bumi tanpa contoh sebelumnya. Dia menyeru kalian agar Dia mengampuni dosa-dosa yang kalian lakukan sebelum beriman, dan membiarkan kalian tetap hidup sampai datang ajal?" Dengan keras kepala, mereka mengatakan kepada rasul masing-masing, "Kalian hanyalah manusia seperti kami. Tidak ada kelebihan yang membuat kalian berhak menjadi rasul. Dengan seruan itu, kalian hanya ingin menghalangi kami untuk melakukan ibadah yang telah ada sejak zaman nenek moyang kami. Berilah kami bukti yang jelas seperti yang kami usulkan!" 14|11|Para rasul itu menjawab, "Kami memang hanya manusia biasa sebagaimana kalian katakan, tetapi Allah memilih hamba-Nya yang Dia kehendaki untuk dijadikan nabi dan rasul. Kami tidak mampu memberikan bukti seperti yang kalian usulkan kecuali dengan kemudahan dari Allah. Hanya kepada-Nyalah orang-orang Mukmin boleh bertawakal, dan kami akan bertawakal dengan penuh kesabaran atas sikap keras kepala kalian." 14|12|Atas alasan apa kami tidak bertawakal kepada Allah, sedang Dia telah membimbing tiap orang di antara kami semua kepada jalan yang telah ditentukan dan harus dilalui dalam agama? Sungguh kami akan menegaskan sikap berserah diri kami kepada Allah dan betul-betul akan tabah menghadapi penganiayaan yang kalian lakukan kepada kami, berupa sikap keras kepala dan usul untuk mendatangkan mukjizat. Hanya kepada Allahlah orang-orang boleh berserah diri. 14|13|Orang-orang kafir pemegang keputusan yang sombong beralih kepada kekuatan fisik setelah mereka tidak bisa melawan para rasul dengan dalil, dan mengatakan kepada mereka, "Pilih salah satu: kalian kami usir dari tanah kami, atau kalian masuk agama kami!" Kemudian Allah berfirman kepada para rasul itu dengan mengatakan, "Kami benar-benar akan menghancurkan orang-orang kafir karena kezaliman mereka. 14|14|Sungguh Kami akan menempatkan kalian di tanah mereka setelah mereka hancur." Pemilihan kawasan itu menjadi tempat tinggal orang-orang Mukmin adalah suatu hak bagi orang yang takut kepada tempat perhitungan-Ku dan takut kepada ancaman azab-Ku. Karena, barangsiapa yang dipenuhi oleh rasa takut, akan selalu taat. 14|15|Setelah tidak ada lagi harapan agar kaum mereka beriman, para rasul itu kemudian meminta kemenangan kepada Allah atas kaum mereka dan atas orang-orang kafir. Allah pun memberikannya, dan mereka menjadi beruntung. Sedang orang yang sombong dan sangat keras kepala terhadap ketatan kepada Allah akan merugi. 14|16|Di dunia ia mendapatkan kekalahan, dan di akhirat kelak akan mendapatkan siksa di neraka Jahanam. Di sana ia akan diberi minum dengan air yang menjijikkan: air mirip nanah yang mengalir dari tubuh penghuni neraka. 14|17|Ia meminumnya dengan susah payah. Seolah-olah ia meneguknya seteguk demi seteguk, tapi tidak juga bisa menelannya, karena wujudnya yang sangat kotor dan menjijikkan. Penghuni neraka itu disiksa dengan siksaan teramat berat yang semestinya membuat ia mati dan bebas dari penderitaan. Tetapi kenyataannya ia tetap hidup untuk menerima siksa yang lebih dahsyat. 14|18|Pekerjaan dan usaha duniawi para dermawan kafir, karena tidak dibangun atas dasar keimanan, bagaikan abu yang bercerai berai ditiup angin pada hari yang berangin kencang. Pada hari kiamat, mereka tidak mampu mengambil manfaat sedikit pun dari usaha yang pernah mereka lakukan di dunia, karena tidak melihat adanya pengaruh dalam pendapatan pahala, sebagaimana tidak mampunya pemilik abu untuk memegangnya pada saat beterbangan ditiup angin kencang. Mereka yang tersesat itu mengira diri mereka dermawan, padahal perbuatan-perbuatan mereka sangat jauh dari jalan kebenaran. 14|19|Apakah engkau tidak mengetahui, wahai orang yang diajak bicara oleh ayat ini, bahwa Allah sungguh telah menciptakan langit dan bumi atas dasar aturan yang benar menurut kebijaksanaan-Nya. Wahai orang-orang kafir, Zat yang mampu melakukan hal itu juga mampu membinasakan kalian dan mendatangkan makhluk baru selain kalian yang mau mengakui wujud dan keesan-Nya, jika Dia berkehendak. 14|20|Membinasakan dan mendatangkan itu tidaklah sulit bagi Allah. 14|21|Benar-benar tidak ada keraguan, bahwa orang-orang kafir akan bangkit semuanya dari kubur mereka untuk perhitungan Allah, hingga seolah-olah telah terjadi sekarang. Pada saat itu para pengikut yang lemah mengatakan kepada pemimpin-pemimpin mereka yang sombong, "Kami dulu adalah pengikut kalian dalam mendustakan para rasul, memerangi dan menolak pesan-pesan mereka. Apakah, pada hari ini, kalian mampu menghindarkan kami dari sebagian azab Allah?" Para pemimpin yang sombong itu menjawab, "Seandainya kami ditunjukkan dan dibimbing Allah menuju jalan keselamatan, tentu kami akan membimbing dan menyeru kalian ke situ. Tetapi kami telah tersesat, maka kami juga telah menyesatkan kalian. Dengan kata lain, kami telah memilihkan buat kalian sesuatu yang telah kami pilih buat kami. Dan sekarang ini, sama saja bagi kita, mengeluh ataupun bersabar, kita tidak mempunyai tempat pelarian dari azab Allah." 14|22|Ketika Allah memutuskan hukum dengan memberikan nikmat kepada orang-orang Mukmin dan menyiksa orang-orang yang berbuat maksiat, Iblis mengatakan kepada pengikutnya, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan datangnya hari kebangkitan dan hari pembalasan dengan janji yang benar kemudian menepatinya. Sedang aku telah menjanjikan kepadamu bahwa hari kebangkitan dan hari pembalasan tidak akan datang, kemudian tidak kutepati. Sebetulnya dulu aku tidak mempunyai kekuatan untuk memaksamu agar mengikutiku, tetapi aku hanya menyerumu dengan godaan yang menyesatkan, kemudian kalian dengan cepat mengikutiku. Maka janganlah kalian menyalahkan diriku, tetapi salahkanlah diri kalian sendiri yang telah memenuhi seruanku. Hari ini aku tidak dapat menolong kalian dari azab, sebagaimana kalian juga tidak dapat menolongku. Saat ini aku tidak dapat membenarkan perbuatan kalian di dunia, yang telah mempertuhan diriku di samping Allah. Kalian menaatiku layaknya seorang hamba menaati Tuhannya. 14|23|Di akhirat kelak, orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan dimasukkan ke dalam surga-surga yang dialiri banyak sungai di bawah istana-istananya. Mereka hidup kekal di dalamnya dengan izin dan perintah Allah. Mereka mendapatkan ucapan selamat dari para malaikat dengan ucapan yang dapat mendatangkan rasa aman dan tenteram. 14|24|Tidak tahukah engkau, wahai manusia, bagaimana Allah membuat permisalan kalimat(1) yang baik dan kalimat yang buruk. Dia memisalkan kalimat yang baik bagaikan pohon yang banyak manfaatnya. Pangkalnya tertanam kokoh dengan akar-akarnya di dalam tanah, sedang pucuk-pucuknya menjulang tinggi ke angkasa. (1) Kalimat yang baik ini termasuk di dalamnya kalimat tauhid: pengesaan Allah dengan kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh. 14|25|Dengan kehendak penciptanya, pohon itu selalu berbuah pada waktu-waktu tertentu. Demikian juga kalimat tauhid: tertanam kokoh dalam hati orang Mukmin, dan amalannya naik menuju Allah. Dia selalu mendapatkan berkah dan balasannya pada setiap waktu. Demikianlah, Allah telah menerangkan permisalan kepada manusia dengan mendekatkan makna-makna abstrak melalui benda-benda inderawi, agar mereka dapat mengambil pelajaran lalu beriman. 14|26|Sedangkan kalimat yang buruk, adalah bagaikan pohon yang buruk pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan kokoh. Dan begitulah kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak didukung oleh alasan yang kuat. 14|27|Allah mengokohkan orang-orang Mukmin di atas kata kebenaran di dunia dan akhirat, dan menjauhkan orang-orang kafir dari situ karena jeleknya persiapan mereka. Allah mengokohkan sebagian orang dan menyesatkan yang lain menurut kehendak-Nya. Tak ada yang dapat menyanggah dan menghalangi keputusan-Nya. 14|28|Wahai orang-orang yang mendengar firman Allah, tidakkah engkau memperhatikan orang-orang musyrik yang seharusnya mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada Muhammad dan agamanya malah mengingkari-Nya, kemudian menjerumuskan para pengikutnya ke dalam jurang kehancuran. 14|29|Yaitu neraka Jahanam, tempat tinggal paling buruk, yang mereka rasakan panasnya. 14|30|Orang-orang musyrik itu juga membuat patung-patung sebagai sekutu Allah, satu-satunya Tuhan yang pantas disembah, sehingga perbuatan mereka itu mengakibatkan sesatnya manusia dari jalan Allah. Katakan, hai Muhammad, kepada orang-orang yang sesat itu, "Bersenang-senanglah dengan keinginan hawa nafsu kalian! Tetapi tempat kembali kalian nanti adalah neraka." 14|31|Wahai Muhammad, katakan kepada hamba-hamba-Ku yang jujur, beriman, dan berbuat baik, "Kerjakanlah salat, dan sedekahkanlah sebagian harta kalian dalam macam-macam bentuk kebajikan, baik secara terang-terangan maupun secara rahasia, sebelum datangnya suatu hari, di mana perdagangan dan persaudaraan tidak akan berguna lagi. 14|32|Hanya Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya masing-masing, dan menurunkan air yang deras dari awan, untuk mengeluarkan rezeki kalian berupa buah-buahan dari tanaman di kebun dan pepohonan. Hanya Dia juga yang, dengan kehendak-Nya, menundukkan perahu untuk kalian, hingga melaju di lautan, mengangkut harta dan barang dagangan kalian. Hanya Dia yang menundukkan sungai- sungai berair tawar, agar kalian memanfaatkannya untuk minum dan mengairi tanaman. 14|33|Hanya Dia pula yang menundukkan matahari dan bulan untuk kalian, hingga terus berputar menerangi bumi dan membawa kelangsungan hidup bagi tetumbuhan dan hewan, dan menundukkan malam bagi kalian untuk beristirahat, dan siang untuk berusaha. 14|34|Dialah satu-satunya yang menyediakan kebutuhan hidup kalian, baik yang kalian minta maupun yang kalian tidak minta. Maka dari itu, apabila kalian menghitung nikmat Allah yang pernah diberikan kepada kalian, kalian tentu tidak akan dapat mengetahui semua jenisnya, apalagi satu per satunya. Maka orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah benar-benar telah berbuat zalim dan ingkar. 14|35|Sebutkan kepada kaummu doa bapak mereka, Ibrâhîm, setelah ia membangun Kakbah, agar mereka dapat mengambil pelajaran dan meninggalkan kesyirikan, "Tuhanku, jadikanlah negeri tempat Ka'bah ini terbebas dari orang-orang zalim, dan jauhkan diriku dan anak cucuku dari penyembahan berhala. 14|36|Penyembahan berhala-berhala itu telah menyebabkan kesesatan bagi banyak orang. Maka siapa saja di antara keturunanku yang mengikuti jejakku dan ikhlas beribadah kepada-Mu, adalah benar-benar pengikut agamaku. Tetapi, siapa saja yang tidak menaatiku dan berbuat syirik, maka Engkau Mahakuasa untuk memberinya petunjuk, karena ampunan dan kasih sayang-Mu amat banyak." 14|37|"Ya Tuhan kami," kata Ibrâhîm melanjutkan doanya, "aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah Mekah yang tidak ditumbuhi pepohonan, di rumah-Mu yang Engkau lindungi dari tangan-tangan jahat dan Engkau jadikan daerah sekitarnya aman. Ya Tuhan kami, berilah mereka kehormatan mengerjakan salat di rumah ini. Jadikanlah orang-orang yang berhati mulia mencintai keturunanku itu dengan mengunjungi rumah-Mu. Berilah rezeki berupa buah-buahan yang Engkau kirimkan melalui para pendatang, agar mereka mensyukuri nikmat-Mu dengan mengerjakan salat dan berdoa. 14|38|Ya Tuhan kami, rahasia dan keterusterangan kami adalah sama dalam ilmu-Mu. Engkau Maha Mengetahui kepentingan-kepentingan kami, dan lebih menyayangi diri kami daripada kami sendiri. Tidak ada sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi--sekecil apa pun--yang tersembunyi dari pengetahuan-Mu. Oleh karena itu, sebetulnya kami tidak perlu berdoa. Doa yang kami panjatkan kepada-Mu ini adalah untuk menunjukkan sikap penghambaan, sikap tunduk, dan sikap selalu membutuhkan kami kepada diri-Mu. 14|39|Segala puji bagi Allah yang, dengan umurku yang tua renta dan tidak ada harapan mempunyai anak lagi ini, telah mengaruniakanku Ismâ'îl dan Ishâq. Tuhanku benar-benar Maha Mendengarkan dan mengabulkan doaku." 14|40|Ibrâhîm kemudian melanjutkan, "Ya Tuhanku, bimbinglah aku untuk mengerjakan salat dengan cara yang benar, juga anak keturunanku yang baik-baik. Ya Tuhanku, kabulkanlah doaku! 14|41|Ya Tuhan kami, ampunilah aku atas dosa-dosa yang telah aku lakukan. Ampuni juga kedua orangtuaku dan orang-orang Mukmin pada hari dilaksanakannya perhitungan, yang diikuti dengan pembalasan." 14|42|Janganlah engkau sekali-kali mengira, wahai Muhammad, bahwa Tuhan-Mu lupa akan penyerangan yang dilakukan oleh orang-orang zalim terhadap umat Islam. Dia mengetahui kesalahan mereka itu. Hanya saja Dia menunda hukuman-Nya kepada mereka sampai pada suatu hari yang penuh kesusahan. Yaitu hari di mana mereka kehilangan kendali terhadap mata mereka, hingga terus membelalak dan tidak bisa terpejam karena apa yang mereka lihat sangat menakutkan. 14|43|Mereka lalu cepat-cepat menghampiri penyeru dengan kepala mendongak ke langit, mata membelalak tak terkendali, dan hati kosong tanpa pikiran apa-apa, karena rasa takut yang sangat. 14|44|Hai Muhammad, terangkan kepada manusia hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat ketika mereka disiksa, saat orang-orang yang menganiaya diri mereka dengan kekafiran dan perbuatan maksiat berkata, "Ya Tuhan kami, tundalah penyiksaan kami, kembalikanlah kami ke dunia, berilah kami waktu lagi barang sedikit, agar kami memperbaiki kelalaian kami dalam memenuhi seruan-Mu tentang tauhid dan mengikuti utusan-utusan-Mu." Allah berkata kepada mereka, "Apakah hari ini kalian berkata begitu dan lupa bahwa di dunia dulu kalian pernah bersumpah bahwa apabila kalian mati, kemudian datang hari pembangkitan, kenikmatan yang kalian rasakan itu tidak akan hilang? 14|45|Kalian di dunia tinggal di tempat bangsa-bangsa yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kekafiran dan perbuatan maksiat. Kemudian, dari peninggalan-peninggalan mereka kalian mengetahui bagaimana Kami menyiksa mereka, tetapi kalian tidak merasa gentar. Di samping itu, Kami telah menerangkan kepada kalian ciri-ciri pekerjaan yang mereka lakukan dan hal-hal yang menimpa mereka, tetapi kalian tidak mengambilnya sebagai pelajaran." 14|46|Orang-orang musyrik itu telah berbuat makar untuk menggagalkan dakwah. Allah mengetahui makar mereka. Makar itu tidak akan melenyapkan syariat yang kokoh, sekokoh gunung. 14|47|Janganlah engkau mengira, wahai Rasulullah, bahwa Allah Swt. tidak menepati janji kemenangan yang pernah diberikan kepada rasul-rasul-Nya. Dia Mahaperkasa, tidak ada yang mampu menghalangi kehendak- Nya, dan sangat keras pembalasan-Nya terhadap orang yang kafir dan mendurhakai rasul-rasul-Nya. 14|48|Dari itu, Dia akan membalas mereka pada hari kiamat, saat bumi dan langit yang ada sekarang ini digantikan dengan bumi dan langit yang lain, dan semua makhluk keluar dari dalam kubur untuk pengadilan Allah yang tidak bersekutu dan tidak terkalahkan. 14|49|Pada hari kiamat itu, engkau akan melihat orang-orang kafir dibelenggu dengan tali bersama setan- setan mereka. 14|50|Sekujur tubuh mereka dibalur dengan cairan sejenis tir, hingga seolah-olah seperti pakaian yang melekat di badan mereka, sementara wajah mereka tertutupi api. 14|51|Allah berbuat begitu untuk membalas tiap orang sesuai dengan perbuatan yang pernah ia lakukan di dunia. Perhitungan Allah pada hari kiamat sangat cepat, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat mengganggu-Nya dalam melakukan hal itu. 14|52|Al-Qur'ân ini adalah penyampai pesan dan ancaman bagi manusia dari siksa Allah agar mereka tahu bahwa apabila mereka takut dan berpikir, niscaya mereka akan mengetahui bahwa Dia adalah satu-satunya Tuhan. Selain itu, juga agar orang-orang yang menggunakan pikirannya mengingat-ingat kebesaran Tuhan mereka, hingga mengetahui hal-hal yang bisa membawa mereka kepada kehancuran. 15|1|[[15 ~ AL-HIJR (LEMBAH HIJR, ANTARA MADINAH DAN SYAM) Pendahuluan: Makkiyyah, 99 ayat ~ Surat al-Hijr termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah. Secara garis besar, surat ini berisi berita dan pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian yang menimpa bangsa-bangsa terdahulu, termasuk penduduk Hijr; isyarat tentang kebesaran Allah di alam raya, seperti langit yang ditinggikan, gugusan bintang-bintang dan lain sebagainya; isyarat tentang pertikaian pertama dalam penciptaan antara Iblîs dan Adam beserta istrinya, dan bagaimana pertikaian itu dilanjutkan dengan berlangsungnya pertikaian antara baik dan buruk sampai hari kiamat. Selain itu, surat ini juga mengandung keterangan mengenai balasan baik dan buruk, posisi al-Qur'ân, dan sikap orang-orang musyrik terhadap al-Qur'ân, dan bagaimana Nabi harus bersikap dalam menghadapi pengingkaran mereka itu, yaitu dengan menyampaikan pesan sucinya secara terang-terangan dan tetap menyembah Allah sampai datangnya sesuatu yang pasti.]] Alif, Lâm, Râ'. Digunakannya beberapa huruf dengan cara seperti ini pada permulaan sebagian surat adalah untuk menggugah pendengaran dan untuk menunjukkan kemukjizatan al-Qur'ân yang, meskipun "hanya" tersusun dari huruf-huruf yang biasa mereka gunakan dalam komunikasi mereka sehari-hari, ternyata tidak bisa ditandingi. Itu adalah ayat-ayat kitab suci yang diturunkan, dibaca, dan diterangkan dengan jelas. 15|2|Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, saat melihat siksaan di hari kiamat, banyak berangan- angan: alangkah senangnya bila dulu, di dunia, mereka memeluk Islam dan ikhlas beragama kepada Allah. 15|3|Tetapi, saat ini mereka lalai akan siksaan akhirat yang akan menyambut mereka. Dari itu, biarkanlah mereka, setelah disampaikan pesan dan peringatan, melakukan apa saja. Mereka tidak memikirkan selain masalah makan dan kesenangan dunia saja. Mereka terlena oleh angan-angan kosong itu. Tetapi nanti, mereka pasti mengetahui azab yang akan menyambut mereka apabila telah melihatnya dengan mata kepala sendiri, pada hari kiamat. 15|4|Apabila mereka meminta untuk disiksa di dunia seperti yang telah Allah lakukan kepada bangsa-bangsa terdahulu, hendaknya mereka mengetahui bahwa Allah tidak menghancurkan suatu kota atau bangsa dengan menurunkan azab, kecuali menurut ketentuan dan ilmu-Nya. 15|5|Mereka tidak dapat mempercepat dan menunda ajal yang telah ditentukan itu. 15|6|Salah satu bentuk keburukan dan kedunguan mereka adalah apa yang mereka katakan kepada Nabi dengan nada mengejek, "Wahai orang yang diberi kitab suci yang berisikan peringatan, sesungguhnya kamu menderita penyakit gila yang berkepanjangan." Seruan itu tidak lebih dari sekadar ejekan. 15|7|Kukuhnya pembangkangan yang ada pada mereka--setelah cercaan dan pelecehan tadi--membuat mereka berkata, "Mengapa tidak kamu datangkan saja malaikat kepada kami sebagai ganti al-Qur'ân yang diturunkan itu untuk membuktikan bahwa kamu memang termasuk orang yang benar?" 15|8|Allah telah menjawab tuntutan mereka itu melalui firman-Nya yang suci, "Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan membawa kebenaran yang kuat dan jelas, yang tak mungkin dapat dipungkiri. Maka jika mereka tetap mengingkarinya, mereka tidak akan diberi kesempatan lagi. Bahkan mereka akan segera mendapatkan azab di dunia ini. 15|9|Dan sesungguhnya, agar dakwah Nabi tetap berlaku hingga hari kiamat, Kami tidak menurunkan malaikat. Tetapi Kami menurunkan al-Qur'ân yang akan terus disebut dan diingat. Kami akan memelihara al-Qur'ân itu dari berbagai perubahan dan penggantian sampai hari kiamat nanti. 15|10|Maka janganlah kamu bersedih, wahai Rasul yang terpercaya, sebab sebelum kamu Kami telah mengutus para rasul kepada beberapa kelompok manusia yang bersikukuh mempertahankan kebatilan sebagaimana halnya mereka itu. Mereka, dengan demikian, telah mengikuti jejak umat-umat terdahulu yang binasa disebabkan pembangkangan mereka. 15|11|Dan sebagaimana orang-orang terdahulu yang bersikeras mempertahankan kebatilan selalu mencemooh para rasul mereka satu persatu, kamu pun akan diperolok oleh mereka. Demikianlah, memang, kebiasaan orang-orang yang berbuat kebatilan. 15|12|Sebagaimana Kami telah memasukkan dan mencerahkan hati orang-orang yang beriman dengan al-Qur'ân, Kami pun memasukkan kebatilan ke dalam hati orang-orang yang berbangga dengan dosa-dosa. Dengan demikian, kondisi kejiwaan pada diri mereka telah berubah, karena kebatilan itu telah sangat kuat mengakar dalam jiwa mereka. 15|13|Orang-orang jahat itu tidak akan mau beriman. Allah, dengan cara-Nya, telah menetapkan untuk memberi mereka kesempatan sampai saatnya nanti mereka saksikan sendiri azab hari kiamat yang menyakitkan. 15|14|Mereka telah benar-benar meminta agar diturunkan malaikat. Tetapi janganlah kamu mengira, wahai Muhammad, mereka bersedia beriman jika malaikat itu diturunkan. Bahkan, kalaupun Kami membukakan mereka suatu pintu di langit sehingga mereka dapat terus naik dan menyaksikan berbagai keajaiban serta melihat yang ada di sana, 15|15|mereka tetap tidak akan beriman. Mereka akan berkata, "Penglihatan kami telah ditutup dan dikelabui. Apa yang kami lihat itu tidak lebih dari sihir yang mempengaruhi kami." Demikianlah, pengingkaran yang merasuk kuat dalam hati mereka telah menepiskan berbagai bukti yang ada. 15|16|Sesungguhnya Kami telah menciptakan bintang-bintang di langit membentuk beraneka ragam gugusan. Kami telah menghiasi langit dengan rasi bintang agar mereka dapat mengamati, merenungi dan mengambil pelajaran serta menjadikannya sebagai bukti kemahakuasaan Sang Pencipta. 15|17|Akan tetapi, Kami menjaga langit itu dari seluruh setan yang memang berhak dikutuk dan dijauhkan dari rahmat Allah. 15|18|Siapa saja di antara kelompok setan yang mencoba mencuri-curi untuk mendengarkan percakapan yang terjadi di antara para penghuni bintang-gemintang, Kami akan mengejarnya dengan suatu benda langit yang jelas dan terang. 15|19|Kami telah menciptakan dan menghamparkan bumi ini untuk kalian sehingga menjadi luas terbentang dengan gunung-gunung yang kokoh. Kami pun menumbuhkembangkan, di bumi ini, aneka ragam tanaman untuk kelangsungan hidup kalian. Dan Kami telah menetapkan tiap-tiap tanaman itu memiliki masa pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan kalian. Demikian juga, Kami tetap menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitatnya(1). (1) Ayat ini menegaskan satu fakta ilmiah yang baru ditemukan setelah dilakukannya penelitian terhadap berbagai tanaman. Dalam temuan itu didapatkan, sebagaimana ditengarai ayat ini, bahwa setiap kelompok tanaman masing-masing memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya. Demikian pula dari sisi dalamnya, bagian-bagian tanaman dan sel-sel yang digunakan untuk pertumbuhan, memiliki kesamaan yang praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan lainnya dapat dibedakan, tetapi semuanya tetap dapat diklasifikasikan dalam satu kelompok yang sama. 15|20|Dan Kami menjadikan di bumi ini berbagai kebutuhan hidup yang baik bagi kalian. Ada bebatuan untuk membangun tempat tinggal, hewan-hewan yang daging, kulit dan bulunya dapat dimanfaatkan, barang- barang tambang yang terdapat di dalam perut bumi, dan sebagainya. Di samping kebutuhan-kebutuhan hidup itu, di bumi ini juga Kami jadikan penghidupan bagi keluarga dan pengikut yang berada di bawah tanggung jawab kalian. Hanya Allahlah yang memberi rezeki kepada mereka, juga kepada kalian. 15|21|Segala kebaikan yang ada pada Kami bagaikan khazanah yang penuh, dari segi penyiapan dan pemberian pada waktunya. Tidak ada musibah yang menimpa manusia kecuali sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sejalan dengan hikmah dan kebijaksanaan Kami di alam raya. 15|22|Kami meniupkan angin untuk membawa hujan dan bibit-bibit tanaman. Dari air hujan itu Kami menyirami kalian. Itu semua tunduk di bawah kehendak Kami. Tak seorang pun dapat mengendalikannya hingga menjadi bagai khazanah miliknya(1). (1) Ayat ini menunjukkan apa yang dibuktikan oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern bahwa angin merupakan faktor penting dalam penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan. Selain itu, sebelum awal abad dua puluh belum pernah diketahui bahwa angin membuahi awan dengan sesuatu yang menghasilkan hujan. Sebab, proton-proton yang terkonsentrasi di bawah molekul-molekul uap air untuk menjadi rintik-rintik hujan yang ada di dalam awan, merupakan komponen utama air hujan yang dibawa angin ke tempat berkumpulnya awan. Proton-proton itu mengandung unsur garam laut, oksida dan unsur debu yang dibawa angin. Itu semua merupakan zat penting yang menciptakan hujan. Selain itu, ditemukan pula bahwa hujan terjadi dari siklus perputaran air. Mulai dari penguapan air di permukaan bumi dan permukaan laut dan berakhir dengan turunnya kembali uap itu ke atas permukaan bumi dan laut dalam bentuk air hujan. Air hujan yang turun itu menjadi bahan penyiram bagi semua makhluk hidup, termasuk bumi itu sendiri. Air hujan yang turun itu tidak dapat dikendalikan atau ditahan, karena akan meresap ke dalam tubuh berbagai makhluk hidup dan ke dalam tanah untuk kemudian menguap lagi. Dan begitu seterusnya. Dari sini jelaslah makna bagian akhir ayat ini yang berbunyi wa mâ antum bi khâzinîn yang berarti 'kalian tidak akan dapat mencegah turunnya atau terserapnya hujan dari dan di dalam langit, dalam bentuk uap'. 15|23|Hanya Kamilah yang menghidupkan segala sesuatu untuk kemudian mematikannya, karena semua makhluk adalah milik Kami. 15|24|Masing-masing kalian mempunyai ajal yang telah ditentukan. Hanya Kami yang mengetahui ajal itu. Kami mengetahui siapa yang hidup dan mati lebih dahulu, dan siapa pula yang hidup dan mati kemudian. 15|25|Orang-orang yang terdahulu dan yang akan datang semuanya akan dikumpulkan pada satu waktu, dan akan diperhitungkan dan diberi balasan oleh Allah Swt. Hal itu sejalan dengan hikmah dan ilmu-Nya. Dialah yang mempunyai sebutan al-Hakîm (Yang Mahabijaksana) dan al-'Alîm (Yang Maha Mengetahui). 15|26|Dalam sistem penciptaan, Kami menciptakan dua jenis makhluk di bumi. Manusia Kami ciptakan dari tanah kering yang dapat bersuara ketika diketuk(1). (1) Shalshâl (tanah liat) dan hama' (tanah lumpur) adalah jenis tanah yang memiliki komponen yang sama dengan manusia. Secara kimiawi, jenis tanah itu terdiri atas unsur-unsur debu dan air, dua unsur yang membentuk manusia. Banyak ayat lain dalam al-Qur'ân yang berbicara mengenai hal ini. 15|27|Sedangkan jin, sebelum itu, ketika Kami menciptakan Iblîs yang merupakan asalnya, Kami ciptakan dari api yang panas dan dapat membakar tubuh manusia. 15|28|Renungkanlah, wahai Muhammad, asal penciptaan itu ketika Sang Pencipta, Tuhan alam semesta, berkata kepada malaikat, "Aku akan menciptakan manusia dari tanah kering yang dapat mengeluarkan bunyi ketika diketuk. Tanah itu dapat berubah-ubah warnanya. 15|29|Setelah Aku sempurnakan penciptaannya, ketika Aku tiupkan roh yang merupakan milik-Ku, bersujudlah kalian kepadanya sebagai penghormatan." 15|30|Mereka semua pun sujud tunduk kepada perintah Allah Swt. 15|31|Tetapi Iblîs tidak mau bersujud dan merasa sombong. Ia tidak mau bersama-sama malaikat yang tunduk kepada perintah Allah. 15|32|Saat itu Allah berfirman, "Wahai Iblîs, apa yang mendorongmu melanggar perintah-Ku dan tidak mau bersama mereka yang patuh dan sujud?" 15|33|Iblîs menjawab, "Tak pantas aku bersujud kepada manusia yang Engkau ciptakan dari tanah kering yang dapat bersuara ketika diketuk dan dapat berubah-ubah warnanya." 15|34|Allah berkata, "Kalau kamu membangkang dan tidak mau mematuhi-Ku, keluarlah dari surga ini. Kamu terusir dari naungan kasih sayang-Ku dan dari tempat yang terhormat. 15|35|Aku telah memutuskan untuk mengusirmu dari kasih sayang dan kemuliaan-Ku sampai hari kiamat, hari perhitungan dan pembalasan. Pada hari itu, kamu dan siapa saja yang mengikutimu akan memperoleh siksa." 15|36|Iblîs yang membangkang berkata, "Wahai Sang Pencipta, berikan aku tenggang waktu dan jangan matikan aku sebelum hari kiamat, saat manusia akan dibangkitkan hidup kembali dari kematiannya." 15|37|Allah berkata, "Kamu termasuk mereka yang matinya ditangguhkan, 15|38|sampai batas waktu yang telah Aku tentukan dan Aku ketahui. Sepanjang apa pun waktu itu, ia tetap terbatas." 15|39|Iblîs yang membangkang dan durhaka itu berkata, "Wahai Penciptaku Yang menghidupkan aku. Karena Engkau telah menghendaki aku sesat, maka aku akan menyesatkan anak cucu Adam dengan membuat kejahatan tampak indah bagi mereka. Aku akan selalu berbuat apa saja demi menyesatkan mereka semua. 15|40|Tidak akan ada yang dapat selamat dari penyesatan yang aku lakukan kecuali hamba-hamba-Mu yang beribadah dengan ikhlas. Aku tidak mampu menguasai mereka, karena jiwa mereka penuh dengan zikir menyebut asma-Mu. 15|41|Keikhlasan hamba-hamba-Mu dalam sikap beragama mereka itu adalah jalan yang lurus yang tidak dapat aku lawan. Aku tak mampu menyesatkan mereka." 15|42|Allah berfirman, "Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang tulus murni dan ikhlas dalam sikap beragama itu memang tidak dapat kau sesatkan. Tetapi, orang-orang tersesat yang mengikutimu, jiwa mereka dapat kau kuasai dan kau sesatkan. 15|43|Neraka yang kejam dan amat dalam itu adalah siksaan pedih yang disediakan untuk mereka semua. 15|44|Neraka yang kejam itu tidak hanya mempunyai satu pintu, tetapi tujuh pintu, karena begitu banyaknya orang yang pantas masuk neraka. Masing-masing pintu itu dikhususkan untuk golongan tertentu. Dan masing-masing golongan mempunyai derajat sendiri-sendiri sesuai kejahatan yang dilakukan." 15|45|Itulah balasan orang-orang yang mengikuti setan. Sedangkan orang-orang yang tak dapat digoda setan, karena membuat dinding pemisah antara dirinya dan hawa nafsunya, akan memperoleh berbagai taman dan air yang mengalir. 15|46|Kepada mereka, Allah berkata, "Masuklah kalian ke dalam taman-taman surga itu dengan tenang dan aman. Kalian tidak akan takut dan tidak akan pernah merasa sedih selamanya." 15|47|Orang-orang yang beriman hidup di dalam kenikmatan itu dengan hati penuh gembira. Sifat dengki telah Kami cabut dari hati mereka. Mereka semua adalah bersaudara bagai satu keluarga yang saling berjumpa dengan wajah penuh ceria dan rasa cinta. Mereka tidak saling membelakangi, sebaliknya, justru saling ingin berjumpa. 15|48|Di sana mereka tidak merasa lelah. Itu adalah kenikmatan abadi, dan mereka tidak akan keluar dari dalamnya. 15|49|Kabarkanlah, wahai Muhammad, kepada semua hamba-Ku bahwa pengampunan-Ku amat banyak bagi orang yang bertobat lalu melakukan amal saleh. Sampaikan pula bahwa kasih sayang-Ku amat luas. 15|50|Sampaikan pula bahwa siksa yang Aku berikan kepada orang-orang yang durhaka dan ingkar benar- benar pedih. Jenis siksaan lain tidak akan terasa pedih jika dibandingkan dengan siksaan itu. 15|51|Dalam menerangkan kasih sayang-Ku dan siksa-Ku di dunia, ceritakanlah kepada mereka kisah beberapa malaikat yang bertamu menemui Ibrâhîm. 15|52|Katakan kepada mereka, "Ketika tamu-tamu itu menemui Ibrâhîm, ia merasa takut. Para tamu itu berkata, 'Tenanglah dan tidak usah takut. ' Ibrâhîm pun berkata kepada mereka, 'Kami takut karena kalian datang secara tiba-tiba dan bukan pada waktu bertamu yang biasa. Kami tidak tahu apa maksud kalian. ' 15|53|Malaikat-malaikat itu berkata, 'Jangan takut dan tenangkan dirimu. Kami membawa kabar gembira tentang anak yang Allah anugerahkan kepadamu. Pada masa hidupnya kelak, anak itu akan diberi banyak pengetahuan oleh Allah. '(1). (1) Anak yang dimaksud di sini bukanlah Ismâ'îl a. s., sebab Ismâ'îl sudah dilahirkan sebelum itu kemudian berhijrah bersama ibundanya, Hâjar, ke kota Mekah. Yang dimaksud di sini adalah Ishâq, yaitu putra Ibrâhîm dari istrinya yang lain, Sârah. 15|54|Ibrâhîm berkata, 'Bagaimana kalian membawa kabar gembira tentang anak itu, padahal aku sudah tua renta dan tidak kuat lagi! Atas dasar apa kalian memberi kabar yang aneh ini?' 15|55|Mereka menjawab, 'Kami memberi kabar gembira ini atas dasar ketetapan yang tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu, janganlah kamu berputus asa dari kasih sayang Allah. ' 15|56|Ibrâhîm menjawab, 'Aku tidak akan pernah putus asa dari kasih sayang Allah. Sebab, hanya orang-orang sesat yang tidak mengerti keagungan kekuasaan-Nyalah yang berputus asa dari rahmat-Nya. ' 15|57|'Kalau kalian memang membawa kabar gembira ini untuk kami,' kata Ibrâhîm melanjutkan, 'apa gerangan yang akan kalian kerjakan selanjutnya, wahai malaikat-malaikat utusan Allah?' 15|58|Mereka berkata, 'Kami diutus oleh Allah kepada kaum yang melanggar terhadap hak Allah, nabi-Nya dan hak mereka sendiri. Mereka memang pelaku-pelaku kejahatan. Mereka adalah kaum Lûth. Kami akan menghancurkan mereka. 15|59|Tidak akan ada yang dapat menyelamatkan diri dari kejahatan selain keluarga Lûth. Sebab, Allah Swt. telah memerintahkan kami untuk menyelamatkan mereka semua. ' 15|60|Semua keluarga Lûth diselamatkan kecuali istrinya. Ia tidak mengikuti suaminya, tetapi malah bersama orang-orang kafir yang pantas disiksa." 15|61|Ketika para malaikat yang diutus oleh Allah untuk menurunkan azab di negeri Lûth dan pengikut- pengikutnya itu tiba, 15|62|Lûth berkata kepada mereka, "Sesungguhnya kalian adalah kaum yang aku ingkari dan hindari karena khawatir kalian membawa malapetaka untuk kami." 15|63|Para malaikat berkata, "Jangan takut kepada kami. Kami tidak datang membawa apa yang kamu khawatirkan. Kami datang dengan berita gembira, yaitu turunnya azab kepada kaummu yang telah mendustakanmu dengan meragukan atau mengingkari kebenaran datangnya azab itu. 15|64|Kami datang kepadamu dengan membawa sesuatu yang tidak mengandung keraguan, yaitu penurunan azab. Sesungguhnya menepati janji adalah sifat yang kami miliki atas kehendak Allah. 15|65|Jika azab turun menimpa mereka, maka berjalanlah kamu dengan membawa keluargamu yang telah ditetapkan selamat, pada akhir malam. Iringilah mereka dari belakang dan jangan ada seorang pun di antara kalian yang menoleh. Teruslah berjalan ke tempat yang diperintahkan."(1). (1) Pada edisi bahasa Arab, tafsir ayat ini hanya berhenti sampai ". . . di akhir malam." 15|66|Allah mewahyukan kepada Lûth, "Sesungguhnya Kami telah memutuskan dan menakdirkan bahwa para pelaku kejahatan itu adalah orang-orang yang binasa. Mereka akan diluluhlantakkan di waktu subuh, dan tak seorang pun dari mereka yang tersisa." 15|67|Ketika waktu subuh datang, mereka melihat para malaikat dalam bentuk manusia yang elok rupawan. Mereka gembira melihat itu dengan harapan mereka dapat melakukan kejahatan mereka yang keji, yaitu melampiaskan nafsu seksual kepada laki-laki. 15|68|Lûth khawatir mereka akan melakukan perbuatan keji mereka. Lalu ia pun berkata, "Mereka itu adalah tetamuku, maka jangan kalian permalukan aku dengan perbuatan keji kalian itu. 15|69|Bertakwalah kalian kepada Allah. Janganlah kalian lakukan kekejian itu, dan janganlah kalian mempermalukan aku di hadapan mereka." 15|70|Para pelaku kejahatan itu berkata, "Bukankah kami telah melarangmu untuk menjamu seseorang kemudian sekarang kamu mencegah kami melampiaskan keinginan kami kepada mereka?" 15|71|Nabi Lûth, sambil mengingatkan mereka cara wajar yang diperbolehkan, berkata, "Ini gadis-gadis desa. Mereka adalah anak-anakku. Kawinilah mereka jika kalian ingin menyalurkan nafsu kalian." 15|72|Demi hidupmu, wahai Nabi yang terpercaya, sesungguhnya mereka lengah, seperti orang mabuk, terhadap azab yang akan menimpa mereka. Mereka adalah orang-orang tersesat dan bimbang, tidak mengerti jalan yang akan dilalui. 15|73|Sementara mereka dalam keadaan mabuk yang membuat lengah, hati mereka terguncang oleh suara keras yang sangat mengejutkan ketika matahari terbit. 15|74|Allah telah melaksanakan ketetapan-Nya dan berkata, "Kami menjadikan bagian atas kota-kota mereka terbalik ke bawah, hancur porak poranda. Mereka Kami hujani dengan tanah yang membatu sehingga rumah-rumah mereka hancur. Meskipun mereka keluar ke tanah lapang, hujan batu itu menghadang mereka. Dengan demikian, mereka dikelilingi oleh azab." 15|75|Di dalam azab yang menimpa kaum Lûth itu terdapat bukti nyata yang menunjukkan pertanda yang jelas bahwa Allah telah membuktikan ancaman-Nya. Hal itu hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang mengenali peristiwa dan akibat-akibatnya dari tanda-tandanya. 15|76|Bahkan reruntuhan kota ini masih ada, yaitu terletak di jalan yang masih dilalui manusia. Dan orang yang hendak mengambil pelajaran dapat memetiknya. 15|77|Keberadaannya di jalan yang jelas dan dilalui manusia merupakan bukti dilaksanakannya janji Allah yang diketahui oleh orang-orang Mukmin yang tunduk kepada kebenaran. 15|78|Seperti pendustaan kaum Lûth, penduduk kota yang ditumbuhi pepohonan lebat dan berbuah juga mendustakan rasul mereka. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar zalim dalam akidah dan hidup bermasyarakat. 15|79|Maka Kami menurunkan murka Kami kepada mereka. Dan bekas-bekas peninggalan mereka terlihat jelas di jalan, hingga memungkinkan orang yang beriman untuk mengambil pelajaran apabila lewat di depan rumah-rumah mereka. 15|80|Sebagaimana bangsa-bangsa terdahulu, penduduk Hijr(1) juga mendustakan rasul yang diutus kepada mereka. Dengan perkataan mereka itu, berarti mereka telah mendustakan semua rasul, karena misi mereka adalah satu. (1) Penduduk Hijr adalah bangsa Tsamûd. Hijr itu sendiri adalah sebuah lembah yang terletak di antara Madinah dan Syam. Lihat catatan kaki tafsir surat al-A'râf, ayat 73). 15|81|Kami telah menjelaskan bukti-bukti yang menunjukkan kemahakuasaan Kami dan kerasulan Rasul utusan Kami, tetapi mereka memalingkan diri dan tidak mau merenungkannya. 15|82|Dulu mereka adalah bangsa yang mempunyai kekuatan dan kebudayaan. Mereka membuat rumah dengan cara memahat gunung-gunung hingga mendapat rasa aman terhadap diri dan harta mereka. 15|83|Ketika ingkar, mereka didatangi oleh suara-suara gaduh yang membawa kebinasaan, hingga mereka semua binasa di pagi hari. 15|84|Mereka tidak bisa ditolong oleh harta yang telah mereka usahakan dan benteng, dari kebinasaan yang telah menimpa mereka itu. 15|85|Kami tidak menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di antara keduanya dari kehampaan. Manusia, binatang, tumbuhan, dan benda mati yang ada di antara keduanya telah Kami ciptakan menurut dasar keadilan, kebijaksanaan dan keselarasan yang tidak menghendaki kerusakan yang tidak ada habisnya. Dari itu, hari berakhirnya kejahatan itu pasti akan datang. Tapi maafkanlah orang-orang musyrik, wahai Muhammad, bila hal itu menyangkut masalah keduniaan. Bersabarlah dalam menghadapi kejahatan mereka, karena dakwah yang bijaksana mengharuskan sikap lemah lembut dan senang memaafkan. 15|86|Sesungguhnya Allah yang telah menciptakan dan mendidikmu, wahai Rasulullah, adalah banyak ciptaan- Nya dan Dia Maha Mengetahui keadaanmu dan keadaan mereka. Dia pantas untuk kamu serahi urusanmu dan urusan mereka, dan hal-hal yang lebih baik buat kamu dan mereka. 15|87|Sungguh Kami telah memberimu, wahai Nabi yang jujur, tujuh ayat dari al-Qur'ân, surat al-Fâtihah, yang selalu kamu baca dalam setiap salat. Di dalamnya terdapat permohonan kepada Kami dan permintaan petunjuk yang sempurna. Juga telah Kami berikan kepadamu seluruh al-Qur'ân yang mengandung mukjizat dan bukti kebenarannya sendiri. Dengan keadaan seperti ini, kamu adalah pihak yang kuat yang pantas untuk memberi maaf. 15|88|Wahai Muhammad, janganlah kamu memandang kesenangan dunia yang telah Kami berikan kepada sebagian orang kafir, musyrik, Yahudi, Nasrani dan Majusi itu dengan pandangan iri dan ingin memiliki. Yang Kami berikan kepada mereka itu adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kesempurnaan hubunganmu dengan Kami dan dengan al-Qur'ân yang telah kami berikan. Kamu tidak perlu bersedih karena mereka tetap dalam kesalahan. Bersikaplah rendah hati dan penyayang kepada orang-orang Mukmin yang menyertaimu, karena mereka adalah pembela kebenaran dan kaum yang dekat kepada Allah. 15|89|Katakan, wahai Rasulullah, kepada semua orang yang ingkar, "Aku adalah pemberi peringatan tentang azab yang keras dengan bukti-bukti yang akurat dan tidak bisa disaingi. 15|90|Seperti peringatan yang telah Kami berikan kepada mereka yang membagi al-Qur'ân menjadi syair, mantra kedukunan, dongeng dan lain sebagainya, kemudian tidak mempercayainya meskipun telah ada bukti yang nyata. 15|91|Yang telah menjadikan al-Qur'ân terpecah menjadi bagian-bagian yang terpisah, padahal ia adalah satu kesatuan yang kemukjizatan dan kebenarannya tidak bisa dipecah-pecah." 15|92|Jika seperti itu keadaan mereka, maka demi Tuhan yang menciptakan, memelihara dan mendidikmu, Kami sungguh akan memperhitungkan amalan mereka semua pada hari kiamat. 15|93|Menghisab mereka atas perbuatan jahat, ingkar dan olok-olok yang telah mereka lakukan. 15|94|Maka berdakwahlah dengan terang-terangan dan jangan hiraukan perkataan dan perbuatan orang-orang musyrik. 15|95|Orang-orang musyrik yang mengejek seruanmu itu tidak akan bisa mengalahkanmu dan tidak akan bisa menghalangi-halangi dakwahmu. 15|96|Penglihatan mereka telah melemah, hingga membuat mereka menjadikan berhala-berhala sebagai sekutu Allah. Tapi mereka akan mengetahui sendiri akibat-akibat kesyirikan mereka itu, pada saat ditimpakan azab yang menyakitkan. 15|97|Kami benar-benar mengetahui betapa sakit dan sesaknya hatimu akibat kata-kata syirik, ejekan dan hinaan yang mereka katakan. 15|98|Maka apabila kamu merasakan penderitaan itu, bersegeralah menghadap Allah. Masuklah ke dalam golongan orang-orang yang tunduk dan selalu memohon kepada-Nya. Dan jadikanlah salat sebagai penolongmu, karena salat mengandung kesembuhan. 15|99|Beristikamahlah dalam beribadah kepada Allah yang telah mencipta dan menjagamu hingga datang sesuatu yang pasti, hari kiamat dan hari yang dijanjikan. 16|1|[[16 ~ AN-NAHL (LEBAH) Pendahuluan: Makkiyyah, 128 ayat ~ Surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah, kecuali tiga ayat terakhir yang termasuk dalam surat Madaniyyah. Surat yang terdiri atas 128 ayat ini dimulai dengan penegasan Allah akan ancaman-Nya terhadap orang-orang musyrik dan penjelasan tentang kekuasaan-Nya dalam melaksanakan ancaman itu. Hal ini dibuktikan dengan penciptaan langit dan bumi. Beberapa karunia yang diberikan kepada manusia seperti penciptaan unta, menumbuhkan tanaman dan segala makhluk laut, seperti segala jenis ikan yang bisa dimakan dan mutiara-mutiara yang dapat dijadikan perhiasan juga dijelaskan. Selanjutnya Allah mengisyaratkan konsekuensi dari nikmat yang telah diberikan, yaitu keharusan bersyukur kepada-Nya dan kewajiban menyembah hanya kepada-Nya. Di samping itu, diisyaratkan juga sikap orang-orang musyrik dalam menyambut seruan kepada ajaran tauhid dan pendustaan yang mereka lakukan terhadap al-Qur'ân. Mereka menuduh bahwa al-Qur'ân adalah termasuk dongeng-dongeng dan legenda orang-orang terdahulu. Kemudian, di bagian lain, Allah menunjukkan siksa bagi orang-orang musyrik dan nikmat bagi orang-orang Mukmin pada hari kiamat. Lalu dijelaskan pula mengenai keingkaran orang-orang musyrik terhadap hari kebangkitan. Allah menolak keingkaran mereka dengan menjelaskan kekuasaan-Nya dan menegaskan janji-Nya kepada orang-orang Mukmin dan ancaman-Nya terhadap orang-orang musyrik. Setelah itu Allah mendekatkan gambaran kebenaran hari kiamat melalui kekuasan-Nya kepada mereka dan ketundukan seluruh alam hanya kepada-Nya. Di surat ini, dijelaskan pula bahwa Allahlah yang akan membuka tabir kepalsuan dari keyakinan orang-orang musyrik mengenai kekuasaan tuhan-tuhan yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat sama sekali dan kekeliruan mereka dalam memandang wanita, baik kecil maupun dewasa. Kemudian, dalam surat ini Allah juga menyebutkan kisah beberapa rasul sebelum Muhammad, pelajaran yang harus dipetik dari penciptaan-Nya terhadap segala sesuatu termasuk pelbagai nikmat-Nya kepada manusia, keterpautan rezeki yang membuat orang kaya memiliki kelebihan dari orang fakir, nikmat-nikmat-Nya yang diberikan kepada manusia dalam penciptaan laki-laki maupun perempuan dan keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antara keduanya. Lalu Allah memberikan perumpamaan untuk menjelaskan kekuasaan-Nya dan mengajak untuk memperhatikan kehebatan berbagai ciptaan-Nya yang menunjukkan kebesaran Pencipta dan kemurahan nikmat-Nya, serta sikap orang-orang musyrik dalam menerima nikmat-nikmat yang besar itu. Setelah menjelaskan pandangan-pandangan Islam tentang keadilan, tentang pentingnya menjalin hubungan dengan menepati janji, tentang mukjizat al-Qur'ân serta keingkaran dan tuduhan orang-orang musyrik terhadap mukjizat itu, Allah menunjukkan keadaan orang-orang musyrik pada hari kiamat dan bagaimana dahulu mereka menghalalkan dan mengharamkan sesuatu tanpa alasan. Di bagian akhir surat ini disinggung tentang orang-orang Yahudi yang selalu mendekati orang-orang musyrik. Dijelaskan juga bahwa hukuman balasan itu hendaknya sesuatu yang sepadan, dan orang-orang Mukmin hendaknya selalu bersabar, bertakwa dan berbuat baik.]] Yakinilah, hai orang-orang musyrik, bahwa ancaman Allah kepada kalian pada hari kiamat tidak diragukan lagi pasti akan tiba saatnya. Maka janganlah kalian mengolok-olok dengan meminta agar kedatangan itu dipercepat. Mahasuci Allah dari sekutu yang berhak disembah dan dari segala sesuatu yang kalian sekutukan, yaitu tuhan-tuhan yang tidak memiliki kemampuan apa-apa. 16|2|Dia menurunkan malaikat dengan membawa wahyu yang menghidupkan kalbu kepada para hamba-Nya yang dipilih untuk menjadi rasul. Para rasul itu diutus untuk memberi peringatan kepada manusia bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Aku. Maka jauhilah segala apa yang menyebabkan murka-Ku dan yang menjerumuskan kalian kepada siksaan. Hendaknya kalian selalu taat agar terlindung dari siksaan. 16|3|Dia menciptakan langit dan bumi sesuai dengan hikmah-Nya. Allah Mahasuci dari sekutu yang bertindak di dalam kerajaan-Nya atau yang pantas disembah seperti Dia. 16|4|Setiap manusia diciptakan dari bahan cair, yaitu sperma. Tetapi kemudian manusia itu berubah menjadi seorang yang sangat membantah hakikat dirinya sendiri, tangguh menghadapi lawan dan kuat argumentasinya. 16|5|Allah telah memberikan keutamaan kepada kalian, wahai para hamba. Telah diciptakan untuk kalian unta, sapi, kambing, dan anak kambing yang bulu dan rambutnya bisa dipakai untuk menghangatkan badan, dan dagingnya bisa dimakan untuk kelangsungan hidup kalian. 16|6|Kalian mendapatkan kesenangan ketika melihat hewan-hewan ternak itu kembali dari tempat penggembalaan dalam keadaan kenyang dan penuh dengan susu, dan ketika kalian pergi ke kebun dan tempat penggembalaan, dengan cepat hewan-hewan itu memakan makanannya. 16|7|Binatang-binatang tersebut membawa barang-barang kalian yang berat ke suatu negeri yang tidak bisa kalian capai kecuali dengan susah payah. Sesungguhnya Tuhan yang telah menyediakan semua itu, untuk kenyamanan kalian, Maha Pengasih lagi Mahaluas rahmat-Nya. 16|8|Dia telah menciptakan kuda, baghal (peranakan kuda dan keledai) dan keledai untuk menjadi kendaraan kalian dan hiasan yang menyenangkan hati kalian. Allah akan menciptakan sarana transportasi yang tidak kalian ketahui dari segala apa yang ditundukkan Allah untuk manusia jika kalian mau berpikir dan mengerahkan segala potensi yang ada. 16|9|Sesuai dengan karunia dan rahmat-Nya, Allah telah menetapkan atas diri-Nya untuk menjelaskan jalan lurus yang mengantarkan kalian menuju kebaikan. Di antara jalan itu ada yang bengkok menyeleweng, tidak menuju kepada kebenaran. Jika Allah berkehendak memberikan petunjuk kepada kalian, tentulah Dia akan menunjuki dan membawa kalian kepada jalan yang lurus. Akan tetapi Dia telah menciptakan akal yang mampu menalar dan kehendak yang dapat mengarahkan. Selanjutnya Dia memberikan kebebasan kepada kalian untuk memilih. 16|10|Dialah yang menurunkan air dari langit untuk kalian. Sebagian untuk diminum dan sebagian yang lain untuk menyuburkan tumbuh-tumbuhan. Di tempat tumbuh-tumbuhan itulah kalian menggembalakan hewan ternak kalian agar dapat menjadikannya makanan dan memberi kalian susu, daging dan bulu. 16|11|Air yang diturunkan dari langit itu dapat menumbuhkan tanaman-tanaman yang menghasilkan biji- bijian, zaitun, kurma, anggur, dan jenis buah-buahan lainnya. Sesungguhnya di dalam penciptakan hal-hal di atas terdapat tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya dan selalu memikirkan kekuasaan pencipta-Nya. 16|12|Allah menundukkan malam dengan menjadikannya sebagai waktu istirahat kalian, dan siang sebagai waktu yang tepat untuk berusaha dan bekerja. Dia juga menundukkan matahari yang membantu kalian dengan kehangatan dan sinarnya, serta menundukkan bulan agar kalian mengetahui jumlah tahun dan hitungan. Bintang-bintang juga ditundukkan dengan perintah Allah, sehingga kalian mendapat petunjuk dalam kegelapan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda dan bukti-bukti bagi kaum yang memanfaatkan akal yang dikaruniakan kepada mereka. 16|13|Selain yang telah diciptakan oleh Allah di langit dan disediakan untuk manfaat kalian, Dia juga menciptakan berbagai macam binatang, tumbuhan dan benda di muka bumi untuk kalian. Dalam perut bumi, Dia juga menciptakan bahan-bahan tambang yang beraneka warna, bentuk dan cirinya. Semua itu diciptakan untuk kalian manfaatkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda yang jelas dan banyak bagi kaum yang selalu merenungkan hingga mengetahui kekuasaan Sang Pencipta dan kasih sayang-Nya kepada mereka. 16|14|Dialah yang menundukkan lautan untuk melayani kepentingan kalian. Kalian dapat menangkap ikan-ikan dan menyantap dagingnya yang segar. Dari situ kalian juga dapat mengeluarkan permata dan merjan sebagai perhiasan yang kalian pakai. Kamu lihat, hai orang yang menalar dan merenung, bahtera berlayar mengarungi lautan dengan membawa barang-barang dan bahan makanan. Allah menundukkan itu agar kalian memanfaatkannya untuk mencari rezeki yang dikaruniakan-Nya dengan cara berniaga dan cara-cara lainnya. Dan juga agar kalian bersyukur atas apa yang Allah sediakan dan tundukkan untuk melayani kepentingan kalian. 16|15|Allah menjadikan di muka bumi gunung-gunung yang kokoh yang menjaga bumi agar tidak goncang. Dijadikan pula sungai-sungai yang dialiri air yang dapat digunakan untuk minum dan menyirami tanaman. Di bumi itu pula Allah menjadikan jalan-jalan terhampar agar kalian dapat melaluinya untuk mencapai tujuan. 16|16|Dia menciptakan tanda-tanda penunjuk jalan bagi manusia di bumi. Dalam perjalanan, mereka dapat menjadikan bintang-bintang di langit sebagai petunjuk, bila tidak mengetahui jalan yang harus ditempuh dan tersesat(1). (1) Lihat catatan kaki pada tafsir surat ayat 97, al-An'âm. 16|17|Apakah sama--dalam pandangan akal sehat--antara yang mampu dan yang lemah, sehingga Zat yang menciptakan semua itu sama seperti yang tidak mampu menciptakan apa-apa? Apakah kalian buta, hai orang-orang musyrik, akan tanda-tanda kekuasaan Allah, sehingga kalian tidak mengambil pelajaran dan bersyukur kepada-Nya? 16|18|Jika kalian berusaha menghitung nikmat yang dikaruniakan Allah, niscaya kalian tidak akan dapat melakukannya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka bertobatlah kepada-Nya dan sembahlah Dia, niscaya Allah akan mengampuni dan mengasihi kalian. 16|19|Dengan pengetahuan-Nya yang sempurna, Allah mengetahui semua yang kalian sembunyikan dan segala yang kalian tampakkan. Semua itu tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. 16|20|Sang Pencipta yang Maha Pemurah lagi Maha Mengetahui segala sesuatu, Dialah satu-satunya yang pantas untuk disembah. Adapun berhala-berhala yang kalian sembah itu sangatlah lemah, tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu, walaupun hanya berupa seekor lalat. Bahkan tidak jarang berhala- berhala itu sendiri sebenarnya adalah hasil ciptaan tangan-tangan kalian. 16|21|Berhala-berhala itu adalah benda-benda mati yang tidak memiliki indera perasa, tidak dapat bergerak dan tidak mengetahui kapan hari kiamat dan kebangkitan para pemujanya terjadi. Maka tidaklah pantas bagi kalian setelah ini, hai orang-orang yang berakal, kalau kalian mengira bahwa patung-patung itu akan membawa manfaat bagi kalian, lalu kalian menyekutukan Allah. 16|22|Berdasarkan bukti-bukti ini sebenarnya telah jelas bagi kalian, bahwa tiada Tuhan selain Allah, tanpa ada sekutu bagi-Nya. Meskipun demikian, orang-orang yang tidak beriman kepada hari pembalasan, hati mereka tetap mengingkari keesaan-Nya. Sikap takabur dan sombong telah menghalangi mereka untuk mengikuti dan tunduk pada kebenaran. 16|23|Tidak diragukan bahwa Allah mengetahui keyakinan, ucapan dan perbuatan yang mereka rahasiakan dan yang mereka tampakkan. Allah akan memperhitungkan itu semua dan memberi hukuman atas kesombongan mereka. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang sombong yang tidak mau mendengar dan tunduk pada kebenaran. 16|24|Apabila ditanyakan kepada orang-orang kafir yang sombong, "Apakah yang diturunkan Tuhan kalian kepada Muhammad," dengan sikap membangkang mereka menjawab, "Apa yang disangka orang telah diturunkan Allah kepada Muhammad, tiada lain hanyalah kepalsuan dan khurafat yang dikarang oleh orang-orang dahulu, lalu mereka warisi dan menjadi ungkapan yang diulang-ulang." 16|25|Mereka mengatakan hal itu dengan maksud untuk merintangi orang lain supaya tidak mengikuti Rasulullah. Sebagai akibatnya, mereka disiksa pada hari kiamat karena kezaliman mereka sepenuhnya. Mereka juga menerima siksa sebagian manusia yang telah tertipu dan terpedaya oleh mereka sehingga tersesat tanpa sadar. Perhatikanlah, hai orang yang mendengar, keburukan dosa-dosa yang mereka perbuat. Alangkah pedihnya hukuman mereka itu! 16|26|Telah ada sebelumnya orang-orang kafir yang sombong seperti mereka yang membuat makar terhadap para nabi dan melakukan tipu daya untuk menyesatkan manusia. Akan tetapi Allah menggagalkan makar tersebut dan memusnahkan negeri mereka. Lalu diturunkan kepada mereka siksaan api di dunia tanpa mereka sadari. 16|27|Di akhirat mereka juga akan menerima siksaan, yaitu saat mereka dibangkitkan kembali untuk diperhitungkan segala perbuatannya dan dihina dengan dipermalukan dan dibuka semua rahasia mereka. Saat itu Allah berfirman kepada mereka, "Di manakah sesembahan yang kalian jadikan sekutu bagi-Ku dan kalian perangi Aku dan rasul-Ku demi itu? Di manakah mereka itu sehingga dapat mengulurkan tangan untuk menolong kalian sebagaimana yang kalian kira?" Mereka tidak bisa menjawab! Pada saat itu, para nabi, orang-orang Mukmin dan malaikat yang mengetahui kebenaran, berkata bahwa kenistaan hari ini dan hukuman yang buruk akan ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar. 16|28|Kenistaan itu diperuntukkan bagi orang-orang kafir yang mempertahankan kekafiran hingga datangnya malaikat pencabut nyawa, sementara mereka dalam keadaan menzalimi diri sendiri dengan melakukan kemusyirikan dan kejahatan. Setelah lama membangkang, mereka menyerah karena mengetahui hakikat kejahatan mereka. Karena terkejut, dengan berbohong mereka mengatakan, "Kami tidak pernah berbuat maksiat sedikit pun di dunia!" Lalu malaikat dan para nabi menjawab, "Tidak! Kalian bohong! Kalian telah melakukan kemaksiatan yang terburuk. Allah mengetahui apa yang kalian perbuat di dunia, baik yang kecil maupun yang besar. Keingkaran kalian tidaklah mendatangkan manfaat!" 16|29|Selanjutnya dikatakan kepada mereka, "Tempat kalian adalah neraka dengan siksaan yang kekal, tak ada putus-putusnya. Neraka jahanam merupakan tempat yang buruk bagi setiap orang yang takabur dan enggan untuk tunduk pada kebenaran serta menolak untuk beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya." 16|30|Dikatakan kepada orang-orang yang beriman dan menjaga diri dari perkataan, perbuatan dan keyakinan yang mendatangkan murka Allah, "Apa yang telah diturunkan Tuhan kalian kepada rasul-Nya?" Mereka menjawab, "Tuhan telah menurunkan al-Qur'ân kepadanya. Di dalamnya terdapat kebaikan di dunia dan di akhirat bagi seluruh manusia." Dengan begitu mereka termasuk orang-orang yang berbuat baik. Allah akan mengaruniai orang-orang yang berbuat baik kehidupan yang baik di dunia dan ganjaran yang lebih baik di akhirat jika dibandingkan dengan yang telah mereka terima di dunia. Sungguh, sebaik-baik tempat di akhirat adalah tempat orang-orang yang bertakwa. 16|31|Yaitu surga-surga sebagai tempat tinggal dengan istana-istana dan pepohonan yang dialiri sungai- sungai. Di dalamnya terdapat kenikmatan apa saja yang mereka kehendaki. Dengan ganjaran yang baik seperti ini, Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang bertakwa yang beriman kepada-Nya, meninggalkan hal-hal yang menyebabkan murka-Nya dan berbuat kebajikan. 16|32|Mereka itulah orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan suci dari perbuatan syirik dan maksiat. Untuk menenangkan mereka, malaikat berkata, "Rasa aman disediakan untuk kalian dari sisi Allah. Setelah ini kalian tidak akan ditimpa bencana. Bergembiralah dengan surga yang akan kalian masuki sebagai balasan dari perbuatan baik kalian semasa hidup di dunia." 16|33|Mereka itu adalah orang-orang bertakwa yang telah mempersiapkan diri untuk menghadapi akhirat. Itulah balasan mereka. Adapun orang-orang musyrik, karena sikap membangkang dan mempertahankan kemusyrikan, mereka tiada lain hanya menunggu kedatangan malaikat yang akan mencabut nyawa mereka dalam keadaan menzalimi diri sendiri dengan perbuatan syirik dan jahat. Setelah itu datang kepada mereka siksaan Tuhanmu yang menghancurkan mereka semua. Perbuatan para pembangkang itu sama dengan yang pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka terhadap para nabinya. Maka Allah memberikan hukuman kepada mereka karena perbuatan itu. Allah tidak bersikap zalim saat memberikan hukuman kepada mereka. Akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena mereka sendiri yang menjerumuskan diri ke dalam siksa Allah dengan berbuat ingkar. 16|34|Mereka ditimpa balasan atas kejahatan yang mereka perbuat. Mereka diliputi oleh azab yang dahulu selalu mereka ingkari dan cemoohkan. 16|35|Dengan keras kepala, orang-orang musyrik itu berkata, "Jika Allah berkehendak agar kami menyembah dan menaati segala perintah-Nya, niscaya kami tidak akan menyembah selain Dia. Dan kami tidak akan mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan Allah seperti bahîrah dan sâ'ibah." Jelas, ini adalah alasan keliru yang mereka jadikan sandaran untuk membenarkan kekufuran. Alasan ini pula yang dijadikan sandaran oleh orang-orang kafir terdahulu sebelum mereka setelah Kami mengutus beberapa rasul yang mengajak kepada ajaran tauhid, menaati perintah-Nya dan melarang berbuat syirik serta melarang mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkan-Nya. Dengan demikian, bukti-bukti telah cukup bagi mereka. Para utusan Kami telah menyampaikan apa yang telah Kami perintahkan. Kamilah yang akan memperhitungkan mereka. Setelah penyampaian itu, tidak ada lagi tugas bagi para rasul. 16|36|Telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang mengatakan kepada umatnya, "Sembahlah Allah semata dan jauhilah seluruh tiran yang merusak." Rasul tersebut telah menyampaikan risalah dan membimbing mereka. Lalu segolongan dari mereka ada yang sudi mendengar bimbingan itu dan menerimanya. Maka Allah memberinya petunjuk berupa kesiapan yang baik untuk mengikuti jalan yang lurus. Sementara segolongan lain dari mereka berpaling dari kebenaran sehingga berjalan pada jalan yang tidak benar. Maka Allah pun menurunkan siksa-Nya kepada golongan tersebut. Jika kalian meragukan hal ini, hai orang-orang musyrik Mekah, maka berjalanlah di muka bumi yang dekat dari kalian. Lihat dan perhatikanlah bagaimana azab Allah menimpa orang-orang yang mendustakan para rasul seperti kaum 'Ad, Tsamûd dan kaum Nabi Lûth, dan bagaimana kesudahan nasib mereka yang binasa dan merugi. 16|37|Wahai Nabi, jika kamu sangat berharap agar orang-orang musyrik yang berasal dari kaummu itu mendapatkan petunjuk dan kamu telah mengerahkan segala daya untuk tujuan itu, maka jika tidak tercapai apa yang kamu kehendaki, janganlah kamu tenggelam dalam kesedihan. Mereka telah dikuasai oleh hawa nafsu. Allah tidak akan memaksa orang yang memilih dan mempertahankan kesesatan untuk mendapat petunjuk. Sebab, Allah telah memberi mereka kebebasan untuk memilih sendiri. Mereka akan menerima balasan yang pedih dan tidak ada yang dapat menolong mereka dari siksa Allah pada hari kiamat. 16|38|Selain menyekutukan Allah, orang-orang musyrik pun mengingkari hari kiamat. Mereka bersumpah sepenuh hati, dengan mengatasnamakan Allah, bahwa Allah tidak akan membangkitkan seseorang yang telah mati. Sebenarnya mereka telah berbohong dalam sumpah itu. Allah akan membangkitkan mereka semuanya. Sebab Dia telah berjanji pada diri-Nya untuk itu. Dan sekali-kali Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir tidak mengetahui hikmah Allah dalam penciptaan alam ini. Allah tidak menciptakan itu semua dengan sia-sia. Kebanyakan mereka juga tidak mengetahui perhitungan dan pembalasan-Nya di akhirat. 16|39|Di antara bukti keadilan Allah pada makhluk-Nya adalah membangkitkan manusia seluruhnya setelah mati. Lalu Dia memperlihatkan hakikat segala persoalan yang dahulu mereka perselisihkan. Dengan demikian, orang-orang Mukmin akan mengetahui bahwa mereka benar, dan orang-orang kafir menyadari bahwa mereka bersalah karena telah berbuat syirik dan berdusta dalam sumpah mereka bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali orang yang mati. Demikian juga, agar masing-masing dari kedua golongan itu menerima ganjaran dengan mengetahui sebab-sebabnya. 16|40|Tidak sulit bagi Kami untuk membangkitkan manusia pada hari kiamat sehingga orang-orang kafir memungkirinya. Karena jika Kami menghendaki sesuatu, cukuplah Kami mengatakan, "Jadilah!" maka jadilah sesuai yang Kami kehendaki itu. 16|41|Orang-orang Mukmin yang berhijrah dari kampung halaman karena Allah dan tulus dalam mempertahankan keyakinan mereka setelah dizalimi dan menerima siksa dari orang-orang musyrik, mereka akan Kami berikan-sebagai pengganti ketulusan dan kesabaran mereka-kehidupan yang baik di dunia yang hanya bisa dicapai dengan berjihad. Pahala mereka pada hari kiamat jauh lebih besar. Begitu pula kenikmatan yang mereka rasakan di surga. Jika orang-orang yang menentang mereka mengetahui hal ini, niscaya mereka tidak akan menzalimi orang-orang Mukmin dan diri mereka sendiri. 16|42|Kaum muhajirin itulah orang-orang yang sabar dan tabah menghadapi siksaan demi mempertahankan keyakinan. Mereka menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah, tanpa menghiraukan selain-Nya. Oleh karena itu, Kami memberikan kepada mereka balasan yang baik. 16|43|Wahai Muhammad, Kami tidak mengutus para rasul sebelum kamu kepada umat-umat terdahulu kecuali orang-orang lelaki yang telah Kami beri wahyu sesuai dengan kehendak Kami. Kami tidak pernah mengutus malaikat sebagaimana yang dikehendaki oleh kaummu yang kafir. Jika kalian, hai orang-orang kafir, tidak mengetahui itu, maka bertanyalah kepada orang-orang berilmu yang mengetahui kitab-kitab samawi. Kalian akan tahu bahwa semua rasul Allah itu manusia, bukan malaikat. 16|44|Para rasul itu Kami kuatkan dengan beberapa mukjizat dan bukti yang menjelaskan kebenaran mereka. Kami turunkan kepada mereka kitab-kitab yang menjelaskan beberapa ketentuan yang membawa maslahat. Kami turunkan kepadamu, wahai Muhammad, al-Qur'ân untuk menjelaskan kepada manusia pelbagai akidah dan hukum yang terkandung di dalamnya. Juga agar kamu mengajak mereka untuk merenungkan isinya, dengan harapan mereka mau merenungkan dan menjadikannya sebagai pelajaran sehingga mereka mendapatkan kebenaran. 16|45|Setelah itu semua, bagaimana mungkin orang-orang musyrik yang terus membangkang dan bersekongkol membuat makar terhadap Rasul itu dapat dibenarkan? Apakah mereka terbuai oleh keramahan Allah kepada mereka sehingga merasa yakin akan selamat dari siksaan Allah dan tidak ditelan bumi seperti halnya Qârûn? Atau, secara tiba-tiba didatangkan kepada mereka siksaan berupa petir sebagaimana yang dilakukan terhadap kaum Tsamûd yang tidak menyadari datangnya siksa seperti itu? 16|46|Atau Allah membinasakan mereka di tengah perjalanan berniaga, jauh dari kampung halaman, sehingga mereka tidak bisa melepaskan diri dari siksaan Allah, sebab tidak ada yang bisa menghalangi-Nya bila Dia berkehendak? 16|47|Atau Allah menurunkan azab terhadap diri dan harta mereka secara berangsur-angsur. Dengan demikian, mereka setiap saat merasa tersiksa, karena ketakutan akan datangnya azab dan merasa tersiksa karena selalu memantau kapan datangnya azab itu? Maka janganlah kalian, hai orang-orang musyrik, melampaui batas dan terbuai dengan ditangguhkannya hukuman kepada kalian. Sesuai dengan belas kasih Allah yang menyeluruh dan kasih sayang-Nya yang luas, Dia tidak menyegerakan hukuman kalian di dunia agar kalian berpikir dan merenung. Sebab Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 16|48|Orang-orang kafir itu mengabaikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di sekitar mereka. Mereka tidak melihat dan memperhatikan segala sesuatu dari ciptaan-Nya yang berdiri tegak. Bayangan benda- benda tersebut selalu bergerak dan memanjang, terkadang ke kanan dan terkadang ke kiri, mengikuti gerakan matahari pada siang hari dan bulan pada malam hari. Semuanya tunduk pada perintah dan ketentuan Allah. Jika orang-orang musyrik merenungkan itu semua, niscaya mereka akan mengetahui bahwa hanya Sang Pencipta dan Pengaturnya yang pantas untuk disembah dan ditaati serta berkuasa untuk membinasakan mereka bila Dia berkehendak. 16|49|Hanya kepada Allah semata, bukan selain-Nya, seluruh ciptaan Allah di langit dan segala yang melata di bumi serta yang berjalan di muka bumi tunduk dan pasrah. Terutama para malaikat yang selalu tunduk kepada Allah dan tidak menyombongkan diri untuk tidak taat kepada Allah(1). (1) Ayat ini telah mendahului penemuan ilmu pengetahuan modern tentang keberadaan makhluk hidup di beberapa planet yang berada di dalam dan di luar tata surya kita ini. Dan inilah yang sedang dan akan terus diupayakan untuk diketahui oleh ilmu pengetahuan modern. 16|50|Mereka selalu dalam keadaan takut kepada Allah yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka. 16|51|Allah berfirman, "Janganlah kalian menyembah dan menjadikan dua tuhan. Sebab, menyekutukan Allah dalam beribadah itu bertentangan dengan bukti keesaan dalam ciptaan ini. Ses